MAKANAN MINUMAN A. Sumber Pencemar makanan B. Aspek Sanitasi makanan C. 6 Prinsip Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman Sumber Pencemaran makanan • Berdasarkan konsep Higiene sanitasi, maka setiap tahapan sanitasi dapat menjadi sumber pencemar. • Sumber bahan pencemar makanan : alami dan aktifitas manusia Sumber bahan pencemar
Alami Aktifitas manusia
Bahan pangan secara alami - Langsung. Contoh : memiliki racun. Pemberian BTM Contoh : Asam sianida pada - Tidak langsung. Contoh : ubi kayu, asam jengkolat pembuangan limbah di pada jengkol. perairan , penggunaan peralatan seperti teflon, pengemas makanan styrofoam ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN MINUMAN Aspek Hygiene Sanitasi Makanan Minuman Merupakan aspek pokok yang dapat mempengaruhi keamanan makanan, terdapat 4 aspek/faktor : 1. Kontaminasi (Pencemaran) 2. Keracunan 3. Pembusukan 4. Pemalsuan Kontaminasi (Pencemaran)
– Masuknya zat asing yg tidak dikehendaki ke dalam
makanan
1. Pencemaran mikroba (bakteri, jamur)
2. Pencemaran fisik (rambut, debu, tanah, dll) 3. Pencemaran kimia (pupuk, pestisida, Cd, Hg, As Cara terjadinya pencemaran • Langsung (direct contamination) – Bhn pencemar masuk ke dalam makanan secara langsung (rambut, penggunaan bahan tambahan pangan yang tidak direkomendasi) • Silang (cross contamination) – Terjadi secara tidak langsung akibat tidak tahu (makanan matang bersentuhan dg makanan mentah, peralatan yang kotor) • Ulang (recontamination) – Terjadi pada makanan yg tlh dimasak sempurna (nasi tercemar debu, dihinggapi lalat krn tidak dilindungi) Keracunan – Timbulnya gejala klinis suatu penyakit/ gangguan kesehatan lainnya akibat mengkonsumsi makanan yg tidak hygienis – Terjadinya keracunan karena : • Bahan makanan alami (jamur, umbi beracun) • Infeksi mikroba (disentri, kolera) • Racun/toksin mikroba (aflatoksin) • Zat kimia (pestisida, Hg, Pb) • Alergi (makanan laut) Gejala Penyakit Bawaan Makanan • mulut kering • buang air kecil berkurang, • pusing, dan sakit kepala • Diare • Perut terasa nyeri atau muntah • Demam dengan suhu > 38.8 ° C • Tinja berwarna hitam, atau berdarah Pembusukan – Proses dekomposisi makanan (sebagian/ seluruhnya) menjadi keadaan yg tidak dikehendaki akibat dari pematangan alam, pencemaran, fermentasi, dll – Pembusukan terjadi dengan cara : • Fisika, akibat kekurangan air/layu, benturan, gigitan serangga • Enzym, terdapat pada makanan secara alami , dapat merusak makanan karena terlalu matang • Mikroba, cendawan, merusak komposisi makanan, sehingga menjadi basi, berubah rasa/ warna Pemalsuan – Upaya merubah tampilan makanan dengan menambah atau mengganti bahan makanan secara sengaja dengan tujuan meningkatkan tampilan makanan utk mendptkan keuntungan besar namun berdampak buruk pada konsumen – Contoh : • Pewarna makanan (rhodamin B, sunset yellow) • Pemanis (siklamat, sakarin) • Pengawet (asam benzoat, asam sitrat) • Pengganti (saus tomat dengan bahan baku pepaya) • Merek /Label (Info pada label tidak sesuai isi) 6 Prinsip Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman Definisi • CODEX Food hygiene - all conditions and measures necessary to ensure the safety and suitability of food at all stages of the food chain. • Permenkes 1096 tahun 2011 ttg Higiene Sanitasi
Jasa Boga Higiene sanitasi adalah upaya untuk
mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi. 6 PRINSIP HIGIENE SANITASI MAKANAN MINUMAN 1. Pemilihan bahan makanan. 2. Penyimpanan bahan makanan. 3. Pengolahan bahan makanan (Tempat pengolahan dan peralatan, Penjamah Makanan, Cara Pengolahan) 4. Penyimpanan makanan masak. 5. Pengangkutan makanan. 6. Penyajian makanan. Pemilihan bahan makanan Penggolongan bahan makanan : • Bahan makanan segar (hewani dan nabati) : harus diolah dahulu sebelum dikonsumsi. Contoh : ikan, beras • Bahan makanan terolah / pabrikan : dihasilkan melalui suatu proses pengolahan Cara memilih bahan makanan • Memperhatikan ciri ciri bahan makanan nabati dan hewani (warna, bau, keutuhan, keberadaan kotoran) • Memperhatikan tanggal kadaluarsa, kemasan, segel, nama produsen, terdaftar POM, Pemilihan bahan makanan Sumber bahan makanan yang direkomendasi : • Rumah potong hewan, dan tempat potong lainnya yang diawasi pemerintah • Tempat pelelangan ikan yang diawasi dinas perikanan • Pusat penjualan makanan dengan sistem pengaturan suhu, seperti supermarket • Pasar yang diawasi pemerintah Penyimpanan bahan makanan Penyimpanan dilakukan untuk menghindari kerusakan bahan makanan yang dapat terjadi karena : 1. Tercemar (fisik, kimia, biologi) baik secara alami atau akibat perlakuan manusia 2. Enzym dalam makanan yang diperlukan untuk proses pematangan, seperti buah buahan 3. Kerusakan mekanis, seperti gesekan dan benturan Cara menyimpan bahan makanan dan makanan 1. Penyimpanan sejuk (cooling), suhu 10-15°C, untuk minuman, buah dan sayur 2. Penyimpanan dingin (chilling), suhu 4-10 °C, untuk bahan makanan berprotein 3. Penyimpanan dingin sekali (freezing), suhu 0- 4 °C, untuk bahan makanan berprotein yang mudah rusak dalam waktu 24 jam 4. Penyimpanan beku (frozen), suhu kurang dari 0 °C, untuk bahan makanan berprotein yang mudah rusak dalam waktu lebih 24 jam Penyimpanan bahan makanan Hubungan waktu dan suhu dalam penyimpanan • Waktu : makin lama makanan/bahan makanan disimpan, risiko kerusakan semakin besar • Suhu : makin rendah suhu penyimpanan, semakin lama bakteri tumbuh • Pengambilan makanan / bahan makanan yang disimpan, mengikuti prinsip FIFO dan FEFO Pengolahan bahan makanan • Pengolahan : proses pengubahan dari bahan mentah menjadi makanan yang siap di konsumsi. • Pengolahan meliputi 3 aspek : a.Tempat pengolahan dan peralatan b. Penjamah Makanan, c. Cara Pengolahan Tempat pengolahan dan peralatan • Prinsip : tempat pengolahan harus dapat mencegah risiko pencemaran dan kontaminasi terhadap makanan. • Hal yang perlu diperhatikan pada tempat pengolahan : • A. Konstruksi : Ventilasi 20%, penerangan, lantai kedap air, warna terang • B. Fasilitas sanitasi (air bersih, jamban dan kamar mandi, tempat sampah dan saluran limbah Penjamah Makanan • tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut sejenisnya; • menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka lainnya); • menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian; • memakai celemek, dan tutup kepala; • mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan. • menjamah makanan harus memakai alat/ perlengkapan, atau dengan alas tangan; • tidak sambil merokok, berbicara, menggaruk anggota badan • tidak batuk atau bersin di hadapan makanan • Memiliki sertifikat penjamah makanan Cara Pengolahan • Prinsip : Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kontaminasi makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikuti kaidah hygiene dan sanitasi yang baik disebut GMP (good manufacturing practice). Penyimpanan makanan masak • Prinsip : melindungi makanan dari kondisi (suhu dan wadah, waktu tunggu) dan kontaminan (bakteri), yang dapat merusak makanan • Makanan masak merupakan campuran bahan yg lunak dan sangat disukai oleh bakteri yang jumlahnya bertambah banyak dlm waktu yg singkat • Suasana yg cocok utk pertumbuhan bakteri – Mengandung protein – Mengandung banyak air (moisture) – pH normal (6,8-7,5) – Suhu optimal (10-60ºC ) Pengangkutan makanan • Prinsip : melindungi makanan dari kontaminasi • Pengangkutan bahan makanan : - Pengangkutan tidak bercampur dengan bahan bahan berbahaya, seperti : pestisida - Kendaraan pengangkut harus bersih, dan khusus mengangkut makanan, jika diperlukan agar dilengkapi alat pendingin Pengangkutan makanan • Pengangkutan makanan siap konsumsi • Tiap makanan mempunyai wadah masing masing, dan tertutup • Pengangkutan untuk waktu lama, harus diatur suhunya tetap panas 60°C atau dingin 4°C Penyajian makanan • Makanan harus layak konsumsi, dilakukan uji organoleptik dan uji biologis, pada kondisi khusus dilakukan uji laboratorium • Uji organoleptik : menguji makanan dengan menggunakan pancaindera. Contoh : mencium makanan, mencicipi • Uji biologi : menguji makanan dengan cara memakannya, jika dalam 2 jam tidak terdapat tanda tanda keracunan, maka makanan dinyatakan aman. Dilakukan jika ada tamu VIP • Uji laboratorium : menguji makanan yang dicurigai mengandung cemaran yang berbahaya. Contoh : saus dicurigai menggunakan pewarna yang tidak diizinkan Prinsip Penyajian 1. Prinsip Wadah : wadah terpisah dan tertutup 2. Prinsip Kadar Air : makanan berkadar air tinggi (kuah, soto, sup) dicampur menjelang dihidangkan 3. Prinsip Edible Part : semua bahan dapat dimakan 4. Prinsip Pemisah : makanan pada satu wadah harus dipisah 5. Prinsip Panas : disajikan panas (suhu > 60°C) 6. Prinsip Bersih : peralatan penyajian bersih 7. Prinsip Handling : alat makan tidak kontak langsung dengan anggota tubuh (tangan dan bibir) 8. Prinsip Tepat Penyajian : tepat menu dan tepat waktu, tepat Tata Hidang , tepat volume (sesuai pesanan) Daging ternak • Mengkilat, cerah, tidak pucat, tdk bau busuk/asam • Elastis, tidak lengket tetapi terasa basah
Sifat-sifat daging berbagai jenis ternak
Sapi Kambing Kerbau Unggas Ayam Ayam buras broiler Warna merah Warna Warna Warna putih Daging Daging segar, serat merah merah tua, kekuningan, agak lunak, agak halus, lemak jambu, serat serat kasar, lembek, kering dan basah dan lunak, kuning halus, lemak lemak tulang jelas, langsing, montok, keras, putih, keras, kekuningan otot jelas lebih jelas bau khas kuning warna pada kepala kekuninga dan jengger n • Ikan segar – Warna kulit cerah, – Sisik masih melekat, mata jernih – Insang merah segar, tidak bau – Tidak terdapat lendir berlebihan, ikan tenggelam dlm air • Telur – Tampak bersih dan kuat, tidak pecah, retak atau bocor, tidak ada noda/kotoran pd kulit – Terdapat lapisan zat tepung pd permukaan kulit – Dikocok tidak kopyor, – Bahaya kontaminasi pd telur • Salmonella pd kulit / telur yg retak/pecah Makanan nabati • Buah-buahan – Keadaan fisik baik, isi penuh, kulit utuh, tidak rusak/kotor – Isi masih terbungkus kulit dengan baik – Warna sesuai dg bawaannya/asli, tidak bau busuk – Tidak ada cairan lain selain getah • Sayuran – Daun, buah, umbi dlm keadaan segar, utuh, dan tidak layu – Tidak ada bekas gigitan hewan, serangga. – Tidak berubah warna – Bebas dari tanah/ kotoran lain • Biji-bijian – Kering, isi penuh (tidak keriput, warna mengkilat) – Permukaan baik, tidak ada noda, tidak berlubang – Tidak tercium bau lain selain bau khas biji tsb – Tidak tumbuh kecambah/tunas kecuali dikehendaki – Tenggelam dalam air
• Bahaya kontaminasi pd sayur, buah, dan biji
– Bacillus cereus pd biji-bijian – Pestisida pd sayuran dan buah – Telur cacing ascaris pd sayuran daun – Serangg/ kutu pd biji kering Makanan Fermentasi • Nabati (Tauco, kecap, tempe, oncom, tape) • Hewani (Terasi ) • Ciri-ciri – Tercium aroma asli fermentasi, tidak ada perubahan warna, aroma, rasa – Bebas dari cemaran serangga – Tidak tdp noda2 pertumbuhan benda asing spt spot2 berwarna atau jamur
Makanan produksi pabrik
• Ciri : – Terdaftar di Badan POM – Kemasan masih baik, utuh, tidak rusak, bocor, kembung – Minuman dlm botol tidak berubah warna/keruh/tidak ada gumpalan – Belum kadaluwarsa – Segel penutup masih terpasang dg baik – Merk/label jelas nama pabrik pembuatnya Definition • Cleaning - the removal of soil, food residue, dirt, grease or other objectionable matter. • Contaminant - any biological or chemical agent, foreign matter, or other substances not intentionally added to food which may compromise food safety or suitability. • Contamination - the introduction or occurrence of a contaminant in food or food environment. • Food hygiene - all conditions and measures necessary to ensure the safety and suitability of food at all stages of the food chain. • Hazard - A biological, chemical or physical agent, in, or condition of, food with the potential to cause an adverse health effect. • HACCP - A system which identifies, evaluates, and controls hazards which are significant for food safety. • Food handler - any person who directly handles packaged or unpackaged food, food equipment and utensils, or food contact surfaces and is therefore expected to comply with food hygiene requirements. • Food safety - assurance that food will not cause harm to the consumer when it is prepared and/or eaten according to its intended use. • Food suitability - assurance that food is acceptable for human consumption according to its intended use. • Codex Alimentarius Commission (CAC), biasanya cukup disebut Codex, merupakan badan antar pemerintah yang bertugas melaksanakan Joint FAO/WHO Food Standards Programme (program standar pangan FAO/WHO). Codex dibentuk dengan tujuan antara lain untuk melindungi kesehatan konsumen, menjamin praktek yang jujur (fair) dalam perdagangan pangan internasional serta mempromosikan koordinasi pekerjaan standardisasi pangan yang dilakukan oleh organisasi internasional lain. • Codex menetapkan teks-teks yang terdiri dari standar, pedoman, code of practice dan rekomendasi lainnya yang mencakup bidang komoditi pangan, ketentuan bahan tambahan dan kontaminan pangan, batas maksimum residu pestisida dan residu obat hewan, prosedur sertifikasi dan inspeksi serta metoda analisa dan sampling.