Patofisiologi
Aliran darah serebral perlu dipahami s/d perkembangan
dan pengaruh hipertensi intrakranial.
Disaat terjadi kompensasi peningkatan ICP hipertensi
intrakranial akan terjadi.
Faktor pembuluh darah mengkonstribusi elemen darah
dan CSF keduanya dapat menyebabkan peningkatan
tekanan intrakranial
Otak secara konstan mendpat suplai oksigen dan
glukosa gunan memenuhi kebut. Kebut.metabolisme
15% - 29% CO diperlukan untuk kebut.met.otak.
Terputusnya aliran darah akan meningkatkan iskemia
dan mengg.met. Serebral.
Mekanisme kompensasi autoregulasi arteriol serebral
emnyesuaikan diameter guna mempertahankan aliran
darah serebral saat peningkatan ICP.
Kehilangan autoregulasi te.intrakranial akan terjadi
dan terjadi gangguan perfusi jar.serebral iskemia yang
ditandap dg hipoksia selular.
Konteks serebral sangat sensitif thd penurunan
oksigen perubahan perilaku ;
1. klien gelisah
2. gangguan memori
3. perubahan pola bicara
4. penurunan tingkat kesadaran koma.
Tekanan pada traktus piramidal kelemahan
tubuh atau hemiparese pada sisi kolateral
peningkatan ICP
Gg penglihatan sebagai manifestasi awal
peningkatan ICP akibat tekanan pada p-ada
jalur penglihatan dan saraf kranial
penglihatan kabur, diplopia, perubahan pupil
dilatasi/tidak ada respon pada sinar/cahaya.
Nyeri kepala sangat sering terjadi yang terjadi
secara bertahap.
Papilla edema pemeriksaan funduskopi
Manifestasi klinik
Bergantung dari penyebab, lokasi, tk.tekanan ICP
yg terjadi.
Perubahan tk. Kesadaran sangat sensitif
sebagai indikator status neurologis. Perubahan
LOC gg pada aliran darah serebral
Perubahan VS (bradikardi, pola nafas tidak
teratur). Perubahan pada VS disebabkan
peningkatan tek. Pada thalamus, hipothalamus,
pons, dan m.oblongata.
Ocular signs kompresi saraf okulomotorius
dilatasi pupil, tidak ada respon ada
sinar,ptosis (CN II, CN IV, CN VI)
Penurunan fungsi motorik hemiparese
kolateral
Nyeri kepala kompresi pada struktur
intrakranial, mis. Dinding arteri dan vena dan
saraf kranial
Vomiting b/d perubahan tekanan dalam
kranium. Muntah yang projektil b/d peningkatan
ICP.
Test diagnostik dan pem.laboratorium
CT Scan dan MRI
Serumosmolality indikasi gg hidrasi
ABGs pH, O2, CO2 respiratory alkalosis
Pharmacology
Osmotic diuresis mannitol
Corticosteroid dexamethasone
Calsium channel blockers--. Blok kalsium kedalam sel
selama depolarisasi, mencegah spasme serebral,
mengurangi iskemia
Anticonvulsan
IV therapy mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit.
Pembedahan sesuai indikasi.
Asuhan keperawatan
Pengkajian :
Data subjektif ketdksadaran klien--.info diperoleh dari
kel./SO
Glasgow Coma Scale
Neurologic assessment status mental, fungsi saraf
kranial, fungsi motorik,satus sensorik, fungsi serebellar,
dan refleks.
NDx.: Bersihan jalan nafas tidak efektif r/t ketdksadaran
dan ketdkmampuan memobilisasi sekresi dari jalan
nafas, ditandai :
- batuk tidak efektif
- ketdkmampuan emngeluarkan sekresi dari jalan nafas
- crackles
- sekresi kental
Tujuan
Klien akan mendemonstrasikan peningkatan
pertukaran udara yang diuukur dg ABGs dalam
batas normal.
Tindakan
Pertahankan klien baring terlentang dg posisi
kepala lebih tinggi (R :mencegah aspirasi dan
lidah menutup jalan nafas dan membantu
menurunkan edema serebral)
Lakukan suction bila diperlukan (mengeluarkan
penumpukan sekresi, mengurangi aspirasi, dan
menjamin jalan nafas tetap bebas)
Lakukan terapi vibrasi dada setiap 4 jam (R :
meningkatkan ventilasi dan mencegah
komplikasi paru)
Monitor tanda2 penurunan oksigenasi, termasuk
perubahan LOC, penurunan PaO2 atau SaO2
dan dan sesak nafas dan sianosis(R :
rendahnya PaO2 dan peningkatan konsentrasi
ion hidrogen(asidosis))
Tujuan
Klien akan mempertahankan tingkat kesadaran
dalam batas normal.
Tindakan
Monitor status neurologis klien setiap jam : Kaji
Loc dan catat ( R : mengevaluasi respon klien
thd pengobatan)
Monitor ICP dan catat CPR (R : mengevaluasi
perfusi serebral, mendeteksi respon
pengobatan)
Batasi aktifitas yang dapat meningkatkan ICP,
mis. Suctioning, hip flexion ( R : mencegah
peningkatan ICP)
Tinggikan kepala 30-45 derajat (R : penurunan
edema serebral)
Pertahankan PaO2 30-35 mmHg pada posisi
ICP >20 mm Hg (R : CO2 vasodilator dan
hiperventilasi akan mengurangi PaCO2)
Monitor reaksi semua pengobatan terutama pemberian
diuretik dan sedative (R : peningkatan LOC
penurunan edema serebral).
Tujuan
Klien akan mempertahankan BB tetap dalam batas normal.
Tindakan :
Kaji status kebutuhan cairan klien dan catat I & O/jam
(R : mengevaluasi perfusi ginjal yg adekuat dan indikator
keseimbangan cairan)
Kaji turgor kulit (R : sebagai indikator
keseimbangan bairan)
Monitor kadar elektrolit (R : mengindetifikasi
keseimbangan cairan dan pengaruh
pengobatan)
Timbang BB setiap hari (R : indikator
keseimbangan cairan dan status nutrisi)
Evaluasi nkemampuan menelan (R : mencegah
terjadinya risiko aspirasi saat intake oral)
Berikan diet dengan tinggi protein dan kalori,
Mis. Mel.parenteral atau oral (R:memberikan
nutrisi yg diperlukan akan mencegah negative
nitrogen balance)
Auskultasi bowel sound sebelum makan (R :
mengevaluasi adamnya peristaltik)
Tujuan
Klien akan mempertahankan permukaan kulit tetap utuh
Tindakan
Kaji permukaan kulit sesering mungkin khususnya area
tonjolan dan sekitar genitalia dan bokong (R :
kemerahan/kerusakan kulit sebagai tanda terjadinya
dekubitus)
Robah posisi baring klien setiap 2 jam (R : tekanan
yang lama akan mengurangi sirkulasi kapiler dan jar.
Hipoksia dan nekrotis)
Anjurkan minum banyak (R : mencegah
dehidrasi)
Bersihkan kototran2 dan luka pada kulit,
lakukan massage kulit (R : mencegah
infeksi dan menstimulasi sirkulasi)