Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN “Peningkatan TIK”

DEFINISI

Peningkatan tekanan intracranial atau hipertensi intracranial adalah suatu keadaan terjadinya
peningkatan tekanan intracranial sebesar > 15 mmHg atau > 250 mmH2O. Peningkatan
tekanan intracranial merupakan komplikasi yang serius yang biasanya terjadi pada trauma
kepala, perdarahan subarahnoid, hidrosefalue, SOL, infeksi intracranial, hipoksia dan iskemi
pada otak yang dapat menyebabkan herniasi sehingga bisa terjadi henti nafas dan jantung (
Hudak & Gallo, 1998 )

ETIOLOGI

Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan TIK dapat dibagi menjadi :


a. Gangguan pada CSF

1. Perubahan absorpsi CSF seperti stenosis aquadatus, meningitis, infeksi otak lain yang
menyebar ke ruang dimana CSF berada, kompresi atau obstruksi CSF, edema interstisial,
fistel dura
2. Perubahan pada produksi CSF seperti: gangguan pleksus koroid, hiper/hipoosmolar,
hidrosefalus kronik.

b. Gangguan serebrovaskuler

1. Kerusakan pada otak sentral seperti trombosis, AVM, emboli, aneurisma, hemoragik dan
formasi hematom, edema vasogenik, hi[pervaskularisasi pada tumor otak.
2. Gangguan perifer yang menimbulkan ketidakseimbangan status serebrovaskuler seperti :
hipo/hiperkapnia, oklusi/kompresi vena jugularis interna, syndrome vena cava superior, CHF,
dan keadaan overload cairan dan syok yang menimbulkan hipoksia otak.

c. Keadaan yang mempengaruhi parenkim otak seperti trauma kepala, termasuk


hemoragik, tumor, edema serebral, abses, toksik ensefalopaty

PATHOFISIOLOGI

Terjadinya peningkatan TIK dikaitkan dengan postulat Kellie-Monroe yang menyatakan


bahwa volume di intracranial akan tetap yang diseimbangkan oleh komponen otak yang
terdiri dari massa otak, CSF dan darah, tetapi bila kompensasi penyeimbangan volume otak
ini terganggu maka yang terjadi adalah meningkatnya TIK.

Volume intracranial = Volume aliran darah + Volume CSF


( 3 – 10 % ) ( 8 – 12 % )

Otak mempunyai kemampuan mengatur Cerebral Blood Flow ( CBF ) bila tekanan perfusi
serebral berkisar antara 60-100 mmHg.
Faktor yang bisa mempengaruhi kemampuan pembuluh darah otak dalam berkonstriksi /
berdilatasi adalah :
• Iskemi
• Hipoksia
• Hiperkapnia
• Trauma otak
Normalnya otak dapat mengkompensasi adanya perubahan volume minimal yang disebabkan
oleh adanya kolaps sisterna, koma ventikel, dan system pembuluh darah dengan cara
menurunkan / meningkatkan reabsorpsi CSF

MANIFESTASI KLINIS

a. Trias TIK ; nyeri kepala hebat, muntah proyektil, papiledema.


Bisa juga terjadi penurunan kesadaran, gelisah, iritabel.
b. Gejala klinis lain: penurunan fungsi neurologist seperti :perubahan bicara, perubahan
reaksi pupil, sensori motorik berubah, mual muntah, pandangan kabur.
c. Triad Cushing → indikasi herniasiotak, yaitu;
• Tekanan darah sistolik meningkat
• Nadi besar
• Nafas ireguler

PENATALAKSANAAN

 Lakukan penatalaksanaan jalan napas yang agresif. Pertimbangkan pra-terapi dengan


pemberian lidokain 1-2 mg/ kg secara intravena jika di intubasi diindikasikan untuk
menjaga adanya peningkatan TIK
 Lakukan hiperventilasi untuk mengurangi PaCo2 sampai 25-30 mmHg
 Pertimbangkan pemberian manitol 1-2mg/kg IV
 Pertimbangkan deksametason 200-100mg IV : mulai timbulnya efek lebih lambat dari
pada tindakan intubasi atau manitol
 Pemantauan tekanan intrakranial secara noninvasif seperti MRI, CT scan, tomografi emisi
positron, single-photon emission computed tomografi, evoked potential, dan oksimetri.
 Dekompresi secara bedah berdasarkan temuan CT scan mungkin diperlukan.
 Atur Posisi head up 30o

KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus peningkatan intracranial diantaranya adalah :
• Herniasi otak
• Penurunan kesadaran
• Kejang umum / fokal
PENGKAJIAN

Pemeriksaan kesadaran
Pemeriksaan GCS
Respon pupi
Gerakan mata
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan saraf kranial

DIAGNOSA

Gangguan Perfusi Jaringan Serebral


Ketidakefektifan Pola Nafas
Resiko kekurangan Volume Cairan

PERENCANAAN

1. DX : Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan volume


serebrospinal
Tujuan : Setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 1x8 jam di harapkan masalah
teratasi dengan KH:
Tidak terjadi peningkatan volume serebrospinal
Tidak trjadi penambahan massa di bagian kepala

Intervensi Rasional
Monitor ttv setiap 15 menit sekali Perubahan pernafasan tanda awal
peningkatan TIK
Observasi tingkat kenyamanan klien Jika ada mual atau muntah tanda awal
peningkatan TIK
Berikan cairan dengan jumlah yang Agar dapat mencegah edema serebral
terbatas
Kolaborasi dalam pemberian obat Agar dapat mengurangi rasa nyeri
analgesik
Kolaborasi dalam pemberian nutrisi Agar nutrisi klien terpenuhi

2. DX : Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan disfungsi neurologist


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x8 jam di harapkan
ketidakefektifan pola nafas dapat teratasi dengan KH:
Pola nafas adekuat
Intervensi Rasional
Monitor irama nafas Agar dapat diketahui klien tidak
hyperventilasi
Monitor paCO2 Sebagai parameter ventilator alveolar

3. DX : Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake dan out put yang
tidak seimbang
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x8jam di harapkan resiko
kekurangan volume cairan dapat teratasi dengan KH :
Mual dan muntah tidak ada
Intervensi Rasional
Monitor keadaan pasien Jika ada mual dan muntah indikasi
kekurangan cairan
Berikan cairan berupa kristaloid Agar tidak terjadi dehidrasi atau
kekurangan cairan

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi : Buku Saku Ed. 3. Jakarta : EGC

Mumenthaler, Mark. 1995. Neurology. Jakarta : Bina Rupa Aksara

Widagdo, Wahyu dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. Jakarta : Trans Info Media

www.pediatrics-undip.com/.../...

Anda mungkin juga menyukai