PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian terbesar saat ini, stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh
terhentinya suplai darah kebagian otak (Brunner dan Sudart).Keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak mendapat
pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel otak harus selalu mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup agar tetap hidup dan dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Oksigen dan nutrisi ini dibawa oleh darah yang mengalir di dalam pembuluh-pembuluh darah yang menuju
sel-sel otak. Apabila karena sesuatu hal aliran darah atau aliran pasokan oksigen dan nutrisi ini terhambat selama beberapa menit saja, maka
dapat terjadi stroke. Penghambatan aliran oksigen ke sel-sel otak selama 3 atau 4 menit saja sudah mulai menyebabkan kerusakan sel-sel otak.
Makin lama penghambatan ini terjadi, efeknya akan makin parah dan makin sukar dipulihkan. Sehingga tindakan yang cepat dalam
mengantisipasi dan mengatasi serangan stroke sangat menentukan kesembuhan dan pemulihan kesehatan penderita stroke.
Makanan yang berlemak, kurang olah raga, obesitas (kegemukan), merokok, dan stres merupakan hal-hal yang dapat meningkatkan
risiko stroke. Oleh sebab itu perbanyaklah makan sayur, buah-buahan segar, dan makanan yang berserat. Olah raga yang dilakukan secara
teratur, misalnya lari pagi dan berenang, akan mengurangi risiko terkena stroke. Jaga berat badan Anda agar berkisar di sekitar berat badan ideal.
Jika Anda perokok atau minum alkohol, segera hentikan kebiasaan buruk itu. Merokok atau minum alkohol akan meningkatkan risiko stroke
sampai 200 persen. Bekerja dan menikmati hidup dengan santai juga sangat penting untuk menghindari stroke. Stres akan meningkatkan kadar
radikal bebas di dalam tubuh Anda, yang dapat merusak berbagai jaringan dan organ-organ tubuh yang vita
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
DEFINISI
Stroke non hemoregik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat,
baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat
timbul edema sekundersindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang
berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbul kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non straumatik
menurut Arif Muttaqin,2008 dan Arif Mansjoer, 2000.
B.
ETIOLOGI
Etiologi dari sirosis hepatis dikemukakan oleh Smeltzer C. Suzanne, 2002.
1. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )
2. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )
3. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)
Faktor resiko pada stroke
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
6. Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan kadar estrogen tinggi)
8. Penyalahgunaan obat ( kokain)
9. Konsumsi alkohol
C.
KLASIFIKASI
Klasifikasi SNH menurut Tarwoto,dkk.2007:
Hemorage ekstradural
perdarahan yang terjadi diluar durameter atau epidural, ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri
Hemorage subdural
pada dasarnya sama dengan hemorage ekstradural, kecuali hematoma subdural biasanya terjadi robekan vena
Hemorage subarkhnoid
dapat terjadi karena trauma atau hipertensi, tetapi penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisme pada area sirkulasi willisi dan malformasi
arteri vena
Hemorage intraserrebral
pendarahan pada subtansi otak paling umum terjadi pada pasien hipertensi dan arterosklerosis serebral, karena perubahan degerenatif penyakit ini
biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah yang disebabkan oleh malfarmasi arteri vena, hemangioblastoma dan trauma
2.
Trombosis serebral
arterosklerosis serebral atau perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama trombosis serebral. secara umum trombosis serebral tidak
terjadi dengan tiba tiba biasanya didahuli adanya awitan paralisis berat yang terjadi beberapa jam atau hari
Embolisme serebral
embolus biasanya menyumbat arteri serebral dan merusak sirkulasi serebral
Iskemik serebral
isufiensi suplai darah keotak terutama karena konstriksi arteroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.
D. ANATOMI DAN FISIOLOGI
http://www.aktivasiotak.com/fungsi_otak.htm
I.
a.
Telensefalon (otak bagian akhir) : Serebrum (otak besar),Korteks cerebri,Sistem limbic,Ganglia basalis .
b.
c.
Pendukuli cerebral
3.
4.
Tingkat otak bagian bawah (Medula oblongata, pons, mesensefalon, hipotalamus, serebrum, dan ganglia basalis)
Sebagian aktivitas tubuh di luar kemauan diatur bagian bawah otak. Fungsi integritas antara lain :
a.
Pengaturan tekanan darah oleh pusat vasomotor dan pusat kerja jantung di medulla oblongata dan pons.
b.
c.
Pengaturan keseimbangan tubuh oleh sereblum dan formasioretikularis di dalam medulla oblongata, pons dan mesensefalon (dibantu kortek
serebri).
d.
e.
f.
Pola jawaban oleh berbagai bentuk emosi (marah, gelisah, rasa nyeri, rasa senang, aktivitas, seksual dan lain-lain) oleh hipotalamus dan berbagai
nuclei sub kortikal lain.
2.
Korteks serebri merupakan pusat integritas yang paling luas, fungsinya antara lain :
a.
d. Berada dalam keadaan sadar dan siaga / terjaga oleh rangsangan dari pusat yang lebih rendah (formasioretikularis).
e.
f.
Merupakan pusat dari beberapa fungsi yang luhur, seperti kemampuan mengingat, kemampuan berfikir, kemampuan berkomunikasi.
Otak besar
Bagian terbesar dari otak ialah serebrum, 78 % dari berat otak. Bagian luar disebut korteks sedangkan bagian dalam adalah badan putih.
Serebrum dilapisi oleh selaput (meningen). Serebrum terbagi atas dua bagian falk cerebri menjadi hemisfer kiri dan hemisfer kanan yang
dihubungkan oleh korpus kolusum.
Serebrum terbagi menjadi empat lobus yaitu :
a.
Lobus Frontal
Mempunyai peran dalam kontrol tingkah laku tidak sadar seperti kepribadian, tingkah laku sosial, pendapat dan aktivitas intelektual yang
kompleks. Bagian sentral dan posterior mempunyai fungsi motorik.
b.
Lobus Parietal
Berfungsi menterjemahkan input sensoris, sensoris yang dirasakan pada satu sisi bagian tubuh yang diterjemahkan melalui lobus parietal, bagian
kontra lateral. Sensasi somatik yang diterima adalah nyeri,;sentuhan, temperatur, tekanan dan proproseption (kesadaran dalam menempatkan
posisi dan aktivitas alat)
c. Lobus oksipital
Mengandung visceral primer dan daerah gabungan visual memberi arti input visual yang berperan dalam reflek visual untuk menentukan mata
pada sebuah objek diam dan bergerak, mengenal objek dan mengetahui fungsinya, mengenal rupa dan perbedaan variasi bentuk hidup.
d.
Lobus temporal
Menerima input dari tiga indera perasa, pendengar, pengecap dan penciuman serta mempunyai peran dalam proses memori.
Glukosa Meningkat
Dalam Darah
Viskositas Darah
Penyempitan Lumen
Arteri
Paresis / Paralysis
Gangguan Visual
Aphasia / dysarthria
-
Sakit Kepala
Infrak Serebral
Iskemik Serebral
-aphasia
-disphasia
-sysertia
-Kerusakan mobilitas,
fungsi penapasan,
menelan dan berbicara
-kelemahan/paralysis
inkontinensia
-largenci
-frekuensi
-konstipasi
-menolak
penyakit/bgn tubuh
-penurunan visual
pendengaran
-emosi labil
-frustasi/ depresi
-kehilangan memori
-impulsiv
-kemampuan
belajar menurun
Motorik
komunikasi
Persepsi
eliminasi
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Kehilangan motorik(Hemiplegia, hemiparesis,Paralisis flaksid dan kehilangan atau penurunan refleks tendon pofunda).
2. Kehilangan komunikasi(Disartrial/kesulitan berbicara,Afasia/ kehilangan bicara,Apraksia : ketidakmampuan melakukan tindakan yang
dipelajari sebelumnya).
3. Gangguan perseptual(Homonimus hemia nopia,Gangguan dalam hubungan visual-spasial,Kehilangan sensori).
4. Kerusakan aktivitas mental dan efek psikologis(Kerusakan lobus frontal,Depresi).
5. Disfungsi kandung kemih(Inkontinesia urinarius transier,Inkontinesia urinarius persisten atau retensi urine,Inkontinesia urinarius dan defekasi
berkelanjutan).
Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan Stroke:
1. Stroke Hemisfer kiri(Hemiparesis atau hemiplegia sisi kanan,Perilaku lambat dan sangat hati-hati,Kelainan bidang pandang kanan,Eksprentif,
resepif atau disfagia global,Mudah frustasi).
2. Stroke Hemisfer Kanan(Hemiparesis atau hemiplegia sisi kiri,Defisit spasial perseptual,Penilaian buruk,Memperlihatkan ketidaksadaran defisit
pada bagian yang sakit oleh karenanya mempunyai kerentaan untuk jatuh atau cidera lainnya,Kelainan bidang visual kiri).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Scan Fomografi (CT Scan) : untuk membedakan strokenya terjadi perdarahan atau tidak.
Angrografi serebral : untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pembuluh darah yang terganggu.
Pemeriksaan Loknor Serebrospinalis : membantu membedakan peredaran otak intral serebral (PIS) maupun peredaran subarakhnoidal (PSA).
Pemeriksaan Jantung (EKG) : untuk menemukan gangguan pasokan darah ke otak yang disebabkan oleh jantung.
MRI (Magnetic Resonansi Imagine) : mendeteksi, infark serebri dini dan infark batang otak.
Laboratorium : Hb, eritrosit, leukosit, hitung jenis trombosit,masa pendarahan dan pembekuan, LED,Ureum, kreatinin, punksi hati, urine
lengkap,Natrium, kalium, dan gas darah,Roentgen Thoraks.
Pemeriksaan Fisik:
Adanya deficit neurologi fokal,ditemukan faktor resiko (hipertensi, kelainan jantung),bising usus pada auskultasi, kelainan pembuluh darah
lainnya.
Pemeriksaan Medis
Terapi preventif
Tujuan utama mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru stroke dengan jalan antara lain : mengobati dan menghindari faktorfaktor resiko stroke:
Pengobatan hipertensi
Mengobati DM
Menghindari rokok, obesitas, dan stress
Berolahraga teratur
Untuk pengobatan umum dipakai 5 B yaitu:
a.
Breathing
Harus dijaga agar jalan nafas bebas dan bahwa fungsi paru-paru cukup baik. Pengobatan dengan oksigen hanya perlu bila kadar oksigen
darah berkurang.
b. Brain
Oedem otak dan kejang-kejang harus dicegah dan diatasi. Bila terjadi oedem otak, dapat dilihat dari keadaan penderita yang mengantuk,
adanya bradikardi atau dengan pemeriksaan funduskopi, dapat diberikan manitol. Untuk mengatasi kejang-kejang yang timbul dapat diberikan
Diphenylhydantoin atau Carbamazepin.
c.
Blood
Tekanan Darah dijaga agar tetap agar cukup tinggi untuk mengalirkan darah ke otak. Pengobatan hipertensi pada fase akut dapat mengurangi
tekanan perfusi yang justru akan menambah iskemik lagi. Kadar Hb dan glukosa harus dijaga cukup baik untuk metabolisme otak. Pemberian
infus gluosa harus dicegah karena akan menambah terjadinya asidosis di daerah infark yang ini akan mempermudah terjadinya oedem.
Keseimbangan elektrolit harus dijaga.
d. Bowel
Defekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Hindari terjadinya obstipasi karena akan membuat pasien gelisah. Nutrisi harus cukup. Bila perlu
diberikan nasogastric tube.
e.
Bladder
Miksi dan balance cairan harus diperhatikan . Jangan sampai terjadi retentio urine Pemasangan kateter jika terjadi inkontenensia.
I.
KOMPLIKASI
Komplikasi oleh Smeltzer C. Suzanne, 2002.
ksia Serebral
Diminimalkan dengan memeberi oksigen darah adekuat ke otak. Fungsi otak tergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke
jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan hematohrit pada tingkatdapat di trima akanmembantu dalam
mempertahankan oksigen jaringan.
n darah serebral
Bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan inteagritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat cairan ( intra vena ) harus
menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi dan hipotensi ekstrem perlu dihindari untuk mencegah
perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.
lisme serebral
Dapat terjadi setelah infak miokard atau fibrilasiatrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran
darah serebral. Distrimia dapat mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan penghentikan thrombus lokal. Selain itu, distrimia dapat
menyebabkan embolus serebral dan harus di perbaiki.
J.
a.
Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat :
Gejala :
Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan kehilangan sensori atau paralysis
(hemiplegia).
Merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat (nyeri / kejang Otot)
Tanda :
Gangguan tonus otot (flasid, spatis) : paralitik (hemiplegia) dan terjadinya kelemahan umum.
Gangguan penglihatan
Gangguan tingkat kesadaran
2. Sirkulasi :
Gejala :
Adanya penyakit jantung (MI, reumatik / penyakit jantung vaskuler, Gjk,endokoditis bacterial),
polisetemia, riwayat hipotensi postural.
Hipertensi aterial sehubungan dengan adanya embolisme malformasi vaskuler
Tanda :
3. Integritas EGO:
Gejala :
Tanda :
Emosi yang labil dan ketidak siapan untuk marah , sedih dan gembira.
Kesulitan untuk mengepresikan diri.
4. Eliminasi :
Gejala
-
Distensi abdomen (distensi kandung kemih berlebihan, bising usus negative (ileus paralitik)
Tanda :
Kehilangan sensori (rasa kecap) pada lidah, pipi dan tenggorokan, disfagia.
Kesulitan menelan (gangguan pada reflex) palatum dan faringeal Obesitas (faktor resiko)
6. Neurosensori :
Gejala
: -
Sakit kepala : akan sangat berat dengan adanya perdarahan intra serebral atau sub araknoit.
Kelemahan/kesemutan/kebas (biasanya terjadi selama serangan TIA, yang ditemukan dalam berbagai derajat pada stroke jenis yang lain); sisi
yang terkena terlihat seperti mati/lumpuh.
Penglihatan menurun, seperti batu total, kehilangan daya lihat sebagian, (kebutaan monokuler), penglihatan gandu (diplopia) atau gangguan
yang lain.
Sentuhan : hilangnya rangsang sensorik kontralteral (pada sisi yang berlawanan) pada ekstremitas dan kadang-kadang pada ipsirateral (yang satu
sisi) pada wajah.
Tanda
: -
Status mental/tingkat kesadaran : biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragis, ketidak sadaran biasanya adalah thrombosis, yang bersifat
alami; gangguan tingkat luka (seperti letargi, apatis, menyerang); gangguan fungsi kognitif (seperti : penurunan memori, pemecahan masalah).
Ekstremitas; kelemahan/paralysis (kontra lateral pada semua jenis stroke), genggaman tidak sama, reflex tanda melemah secara kontra lateral.
: -
Sakit kepala dengan insensitas yang berbeda-beda (karena arteri karotis terkanan)
Tanda
: -
8. Pernapasan
Gejala
:-
Tanda
:-
9. Keamanan
Tanda
-
: -
Perubahan persepsi terhadap orientasi tempat tubuh (stroke kanan), kesulitan untuk objek dari sisi kiri (pada stroke kanan). Hilang kewaspadaan
terhadap bagian tubuh yang sakit.
Tidak mampu mengendalikan objek, warna, kata dan wajah yang pernah dikenalnya dengan baik.
Kesulitan dalam menelan, tidak mampu untuk mengetahui kebutuhan nutrisi sendiri (mandiri).
Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan tidak sabar/kurang kesadaran diri (stroke kanan)
: -
11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala
: -
Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan obat / pengamanan terapeutik. Bantu dalam hal transportasi, berbelanja, penyiapan makanan,
perawatan diri dan tugas-tugas rumah/mempertahankan kewajiban. Perubahan dalam susunan rumah secara fisik : tempat transisi
sebelumkembali kelingkungan rumah.
b. Diagnosa dan Intervensi keperawatan
P E R E N C AN AAN
Diagnosa Keperawatan
Tujuan /
Kriteria Evaluasi
1.Gangguan
jaringan
dengan
perfusi
berhubungan
aliran
serebral
darah
Tujuan :
Mandiri :
Perfusi jaringan
1.
serebral adekuat.
haemoragik,
peningkatan tekanan
Kriteria evaluasi:
intrakranial TIK/TIA
-
Perubahan
tingkat-
Menunjukkan TTV
dalam batas normal/
kesadaran
stabil.
-
Kehilangan memori
-
Tanda-tanda
2.
tanda TIK/TIA
-
Defisit
Tidak ada
kesadaran
3.
keadaan/penyebab khusus
selama koma/penurunan
dan pontensial/terjadinya
peningkatan TIK.
Pantau/catat status
2.
Tidak mengalami
de fisit/motorik,
bahasa,
dengan keadaan
normalnya standa.
lengan.
intelelektual dan
emosi.
4.
pencetus.
ukuran, bentuknya,
5.
hipertensi/hipotensi
-
Perubahan TTV
perubahan tingkat
sensorik/motorik, bahasa
Rasional
Tentukan faktor-faktor 1.
neurologis sesering
peningkatan TIK/TIA
-
Intervensi
terhadap cahaya.
jantung, auskultasi
adanya mur-mur.
5.
6.
6.
anatomis (netral)
perfusi serebral.
7.
7.
Pertahankan keadaan
lingkungan tenang.
Kolaborasi
8.
Pantau pemeriksaan
8.
P E R E N C AN AAN
Diagnosa Keperawatan
Tujuan /
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Rasional
laboratorium sesuai
indikasi, seperti masa
prombin kadar
dilatin.
immobilitas,
an
motorik,
penurunan
Tujuan :
Mandiri :
Tingkat kesadaran 1.
Terapkan tindakan
akan dipertahankan
kewaspadaan : terali
atau di tingkatkan.
tempat tidur/terpasang
tingkat
kesadaran.
Tidak terjadi
tubuh.
2.
mengurangi resiko
cedera fisik
berkenaan dengan
penggunaan alat bantu,
kaji terhadap ketepanan
alat.
3.
Kolaborasi:
4.
nutrisi
kritis,
ketidakmampuan untuk
Tujuan :
Mandiri :
Klien akan
1.
mendapatkan kalori
hari.
yang adekuat.
3.
kebutuhyan
metabolisme tubuh.
makan sendiri.
total.
Kriteria evaluasi :
4.
P E R E N C AN AAN
Diagnosa Keperawatan
Tujuan /
Intervensi
Kriteria Evaluasi
Mukosa mulut
lembab.
4. Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan umum
Tujuan :
Rasional
4.
Mandiri :
Intoleransi aktivitas
1. Pantau tanda-tanda vital 1.
dapat teratasi
2. Berikan bantuan sesuai 2.
Kriteria hasil :
kebutuhan
- Kelelahan (-)
3.
3. Kaji kemampuan
- Dispnea (-)
4.
fungsional secara periodik
- Takikardi (-)
5.Komunikasi,
Tujuan :
kerusakan
verbral/tertulis berhubu
ngan dengan kerusakan
sirkulasi
serebral
keruskan
Klien dapat
melakukan
dengan disatria.
tipe kerusakan.
komunikasi yang
2.
baik dengan orang
lain.
kehilangan tonus/kontrol
fasial/oral
3.
Kriteria evaluasi :
Mengidentifikasi
komunikasi.
Membuat metode
4.
2.
tentang masalah
Perhatikan kesalahan
mengikuti peralatan
:kelemahan/kelemahan
umum.
Mandiri :
neuromuskuler,
otot
6.
menguncapkan suara
Menggunakan
sumber-sumber
P E R E N C AN AAN
Diagnosa Keperawatan
Tujuan /
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Rasional
dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Arief,Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Cetakan 1.
Jakarta : Media Aesculapius.
Baughman, Diane C.(2000).Handbook for Brunner and Suddarth Text Book of Medical Surgical Nursing Brunner & Suddarth
(Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku Untuk Brunner & Suddarth). alih bahasa,Yasmin Asih ; editor, Monica Ester. Jakarta : EGC.
Corwin,Elizabeth J. (2000). Handbook of Pathophysiology. Buku Saku Patofisiologi, Alih Bahasa : Brahm, Pendit: Editor Edisi Bahasa Indonesia,
Endah P.Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E.(1999). Nursings Care Plans Guidelines for Planning and Documenting patient care (Rencana Asuhan Keperawatan;
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien). Alih Bahasa, Made Karia Ni Made Sumarwati; Editor Edisi
Bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin Asih. Edisi 3. Jakarta :EGC.
Http://www.aktivasiotak.com/fungsi_otak.htm.
Lumban Tobing, SM, (1998). Stroke Bencana Peredaran Parah di Otak. Jakarta: FKUI.
Poppy, Kumala. (1998). Kamus Saku Kedokteran Dorland. Copy Edition Edisi Bahasa Indonesia : Dyah Nuswantari, edisi 15. Jakarta : EGC
Smeltzer,Suzanne C.dan Brenda G.Bare.(2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Edisi 8.Jakarta:EGC.