Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian terbesar saat ini, stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh
terhentinya suplai darah kebagian otak (Brunner dan Sudart).Keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak mendapat
pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel otak harus selalu mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup agar tetap hidup dan dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Oksigen dan nutrisi ini dibawa oleh darah yang mengalir di dalam pembuluh-pembuluh darah yang menuju
sel-sel otak. Apabila karena sesuatu hal aliran darah atau aliran pasokan oksigen dan nutrisi ini terhambat selama beberapa menit saja, maka
dapat terjadi stroke. Penghambatan aliran oksigen ke sel-sel otak selama 3 atau 4 menit saja sudah mulai menyebabkan kerusakan sel-sel otak.
Makin lama penghambatan ini terjadi, efeknya akan makin parah dan makin sukar dipulihkan. Sehingga tindakan yang cepat dalam
mengantisipasi dan mengatasi serangan stroke sangat menentukan kesembuhan dan pemulihan kesehatan penderita stroke.
Makanan yang berlemak, kurang olah raga, obesitas (kegemukan), merokok, dan stres merupakan hal-hal yang dapat meningkatkan
risiko stroke. Oleh sebab itu perbanyaklah makan sayur, buah-buahan segar, dan makanan yang berserat. Olah raga yang dilakukan secara
teratur, misalnya lari pagi dan berenang, akan mengurangi risiko terkena stroke. Jaga berat badan Anda agar berkisar di sekitar berat badan ideal.
Jika Anda perokok atau minum alkohol, segera hentikan kebiasaan buruk itu. Merokok atau minum alkohol akan meningkatkan risiko stroke
sampai 200 persen. Bekerja dan menikmati hidup dengan santai juga sangat penting untuk menghindari stroke. Stres akan meningkatkan kadar
radikal bebas di dalam tubuh Anda, yang dapat merusak berbagai jaringan dan organ-organ tubuh yang vita
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.

DEFINISI
Stroke non hemoregik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat,
baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat
timbul edema sekundersindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang
berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbul kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non straumatik
menurut Arif Muttaqin,2008 dan Arif Mansjoer, 2000.

B.

ETIOLOGI
Etiologi dari sirosis hepatis dikemukakan oleh Smeltzer C. Suzanne, 2002.
1. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )
2. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )
3. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)
Faktor resiko pada stroke
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
6. Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan kadar estrogen tinggi)
8. Penyalahgunaan obat ( kokain)
9. Konsumsi alkohol
C.

KLASIFIKASI
Klasifikasi SNH menurut Tarwoto,dkk.2007:

Stroke umumnya dibagi dalam dua golongan, yaitu :


1.

Stroke Pendarahan ( stroke hemorage )


Diakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak. dapat terjadi didurameter, subarkhnoid, dan intracerebral.

Hemorage ekstradural

perdarahan yang terjadi diluar durameter atau epidural, ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri
Hemorage subdural
pada dasarnya sama dengan hemorage ekstradural, kecuali hematoma subdural biasanya terjadi robekan vena
Hemorage subarkhnoid
dapat terjadi karena trauma atau hipertensi, tetapi penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisme pada area sirkulasi willisi dan malformasi
arteri vena
Hemorage intraserrebral
pendarahan pada subtansi otak paling umum terjadi pada pasien hipertensi dan arterosklerosis serebral, karena perubahan degerenatif penyakit ini
biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah yang disebabkan oleh malfarmasi arteri vena, hemangioblastoma dan trauma
2.

Stroke Non Hemorage

Trombosis serebral
arterosklerosis serebral atau perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama trombosis serebral. secara umum trombosis serebral tidak
terjadi dengan tiba tiba biasanya didahuli adanya awitan paralisis berat yang terjadi beberapa jam atau hari
Embolisme serebral
embolus biasanya menyumbat arteri serebral dan merusak sirkulasi serebral
Iskemik serebral
isufiensi suplai darah keotak terutama karena konstriksi arteroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.
D. ANATOMI DAN FISIOLOGI

http://www.aktivasiotak.com/fungsi_otak.htm
I.

Susunan saraf pusat terdiri dari :


1.

Prosensefalon (otak depan)

a.

Telensefalon (otak bagian akhir) : Serebrum (otak besar),Korteks cerebri,Sistem limbic,Ganglia basalis .

b.

Diensefalon (otak bagian dalam ):Epitalmus,Talamus Subtalamus,Hipotalamus


2.

Mesefalon (otak bagian tengah)


a. Korpota kuadrigemina
b. Tugmentum

c.

Pendukuli cerebral
3.

Rombensefalon (otak bagian belakang)


a. Melensefalon (otak susulan):Pons ,Cerebrum .
b. Mielen sefalon (otak sumsum):Medula oblongata.

4.

Medula spinalis (sumsum tulang belakang)

Jaringan formasio retikularis terdapat di dalam mesenfalon, metensefalon dan mielensefalon.


II. Fungsi Integrasi
Fungsi sistem syaraf pusat adalah fungsi integritas yaitu mengolah informasi, yang masuk dari rangsangan yang datang dari luar tubuh atau
dari dalam tubuh, sedemikian rupa sehingga terjadi jawaban dari tubuh yang sesuai.
1.

Tingkat otak bagian bawah (Medula oblongata, pons, mesensefalon, hipotalamus, serebrum, dan ganglia basalis)
Sebagian aktivitas tubuh di luar kemauan diatur bagian bawah otak. Fungsi integritas antara lain :

a.

Pengaturan tekanan darah oleh pusat vasomotor dan pusat kerja jantung di medulla oblongata dan pons.

b.

Pengaturan pernapasan oleh medulla oblongata dan pons.

c.

Pengaturan keseimbangan tubuh oleh sereblum dan formasioretikularis di dalam medulla oblongata, pons dan mesensefalon (dibantu kortek
serebri).

d.

Pengaturan nafsu makan dan rasa kenyang oleh hipotalamus.

e.

Pengaturan suhu tubuh oleh hipotalamus.

f.

Pola jawaban oleh berbagai bentuk emosi (marah, gelisah, rasa nyeri, rasa senang, aktivitas, seksual dan lain-lain) oleh hipotalamus dan berbagai
nuclei sub kortikal lain.

2.

Tingkat otak bagian atas (Korteks serebri).

Korteks serebri merupakan pusat integritas yang paling luas, fungsinya antara lain :
a.

Tempat penyimpanan informasi/ingatan yang paling banyak.

b. Pengaturan fungsi-fungsi pusat yang lebih rendah.


c.

Selalu berfungsi bersama dengan pusat-pusat yang lebih rendah.

d. Berada dalam keadaan sadar dan siaga / terjaga oleh rangsangan dari pusat yang lebih rendah (formasioretikularis).
e.

Pusat reflek yang paling kompleks.

f.

Merupakan pusat dari beberapa fungsi yang luhur, seperti kemampuan mengingat, kemampuan berfikir, kemampuan berkomunikasi.

g. Pusat motorik, pusat sensorik dan pusat asosiasi.


3.

Otak besar
Bagian terbesar dari otak ialah serebrum, 78 % dari berat otak. Bagian luar disebut korteks sedangkan bagian dalam adalah badan putih.
Serebrum dilapisi oleh selaput (meningen). Serebrum terbagi atas dua bagian falk cerebri menjadi hemisfer kiri dan hemisfer kanan yang
dihubungkan oleh korpus kolusum.
Serebrum terbagi menjadi empat lobus yaitu :
a.

Lobus Frontal

Mempunyai peran dalam kontrol tingkah laku tidak sadar seperti kepribadian, tingkah laku sosial, pendapat dan aktivitas intelektual yang
kompleks. Bagian sentral dan posterior mempunyai fungsi motorik.
b.

Lobus Parietal

Berfungsi menterjemahkan input sensoris, sensoris yang dirasakan pada satu sisi bagian tubuh yang diterjemahkan melalui lobus parietal, bagian
kontra lateral. Sensasi somatik yang diterima adalah nyeri,;sentuhan, temperatur, tekanan dan proproseption (kesadaran dalam menempatkan
posisi dan aktivitas alat)
c. Lobus oksipital
Mengandung visceral primer dan daerah gabungan visual memberi arti input visual yang berperan dalam reflek visual untuk menentukan mata
pada sebuah objek diam dan bergerak, mengenal objek dan mengetahui fungsinya, mengenal rupa dan perbedaan variasi bentuk hidup.
d.

Lobus temporal

Menerima input dari tiga indera perasa, pendengar, pengecap dan penciuman serta mempunyai peran dalam proses memori.

E. PATOFISIOLOGI (Corwin,Elizabeth J.2000).


DM

Glukosa Meningkat
Dalam Darah

Viskositas Darah

Penyempitan Lumen
Arteri

Aliran Darah Serebral Berkurang

Perfusi Jaringan menurun


-

Paresis / Paralysis

Gangguan Visual

Aphasia / dysarthria
-

Sakit Kepala

Infrak Serebral

Iskemik Serebral

Kerusakan jaringan otak

Kehilangan fungsi otak

-aphasia
-disphasia
-sysertia

-Kerusakan mobilitas,
fungsi penapasan,
menelan dan berbicara
-kelemahan/paralysis

inkontinensia
-largenci
-frekuensi
-konstipasi

-menolak
penyakit/bgn tubuh
-penurunan visual
pendengaran

-emosi labil
-frustasi/ depresi
-kehilangan memori
-impulsiv
-kemampuan
belajar menurun

Motorik

komunikasi

Afeksi & intelektual

Persepsi

eliminasi

F. MANIFESTASI KLINIS
1. Kehilangan motorik(Hemiplegia, hemiparesis,Paralisis flaksid dan kehilangan atau penurunan refleks tendon pofunda).
2. Kehilangan komunikasi(Disartrial/kesulitan berbicara,Afasia/ kehilangan bicara,Apraksia : ketidakmampuan melakukan tindakan yang
dipelajari sebelumnya).
3. Gangguan perseptual(Homonimus hemia nopia,Gangguan dalam hubungan visual-spasial,Kehilangan sensori).
4. Kerusakan aktivitas mental dan efek psikologis(Kerusakan lobus frontal,Depresi).
5. Disfungsi kandung kemih(Inkontinesia urinarius transier,Inkontinesia urinarius persisten atau retensi urine,Inkontinesia urinarius dan defekasi
berkelanjutan).
Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan Stroke:
1. Stroke Hemisfer kiri(Hemiparesis atau hemiplegia sisi kanan,Perilaku lambat dan sangat hati-hati,Kelainan bidang pandang kanan,Eksprentif,
resepif atau disfagia global,Mudah frustasi).
2. Stroke Hemisfer Kanan(Hemiparesis atau hemiplegia sisi kiri,Defisit spasial perseptual,Penilaian buruk,Memperlihatkan ketidaksadaran defisit
pada bagian yang sakit oleh karenanya mempunyai kerentaan untuk jatuh atau cidera lainnya,Kelainan bidang visual kiri).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Scan Fomografi (CT Scan) : untuk membedakan strokenya terjadi perdarahan atau tidak.

Angrografi serebral : untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pembuluh darah yang terganggu.

Pemeriksaan Loknor Serebrospinalis : membantu membedakan peredaran otak intral serebral (PIS) maupun peredaran subarakhnoidal (PSA).

Pemeriksaan Jantung (EKG) : untuk menemukan gangguan pasokan darah ke otak yang disebabkan oleh jantung.

MRI (Magnetic Resonansi Imagine) : mendeteksi, infark serebri dini dan infark batang otak.

Laboratorium : Hb, eritrosit, leukosit, hitung jenis trombosit,masa pendarahan dan pembekuan, LED,Ureum, kreatinin, punksi hati, urine
lengkap,Natrium, kalium, dan gas darah,Roentgen Thoraks.
Pemeriksaan Fisik:
Adanya deficit neurologi fokal,ditemukan faktor resiko (hipertensi, kelainan jantung),bising usus pada auskultasi, kelainan pembuluh darah
lainnya.
Pemeriksaan Medis

Fase Akut (hari ke 0-14 gundah omset penyakit)


Sasaran Pengobatan : menyelamatkan neuron yang menderita jangan sampai mati dan agar proses patologik lainya yang menyertai tidak
menganggu / mengancap fungsi otak.Respirasi : jalan napas harus bersih dan longgar.Jantung : terus berfungsi dengan baik, bila perlu pantau
EKG.Penggunaan Obat untuk memulihkan aliran darah dan metabolisme otak di daerah iskemik masih menimulkan perbedaan pendapat, obatobatan:1.Anti edema otak(Guserol 10% Px infus 1 gr/kg BB selama 6 jam.Kortikosteroid yang banyak digunakan, deksameta 500 dengan bolus
10-20 mg (IV) diikuti 4-5 mg/6 jam dan dihentikan setelahfase akut berlalu).2. Anti agresi Trombosit(Yang umumnya dipakai :asamaseril
salisilat (ASA) seperti: aspirin, aspilakoagulasi : Heparin dan Trombolisin.3. Anti Edema Otak.
Fase Pasca Kulit dan Fase Pasca Akut.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan fase akut pada pasien Stroke:
1. Pertahankan jalan napas dan ventilasi yang adekuat.
2. Baringkan pasien pada posisi lateral atau semi telungkup dengan kepala tempat tidur sedikit ditinggikan.
3. Intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanis.
4. Pantau terhadap komplikasi pulmonal (aspirasi, atelektasis, pemonia).
5. Periksa jantung terhadap abnormalitas ukuran, irama dan tanda-tanda gagal jantung kongestif.
6. Observasi tanda-tanda vital.
7. Observasi tanda-tanda neurologis.
8. Monitor fungsi perkemihan.
9. Evaluasi keseimbangan cairan dan elektrolit.
Penatalaksanaan pasca akut pada pasien Stroke
Setelah fase akut berlalu, sasaran pengobatan di titikberatkan pada tindakan rehabilitasi penderita dan pencegahan terulangnya stroke.
-

Rehabilitasi : fisiotrapi terapi wisata dan psikotrapi.


-

Terapi preventif
Tujuan utama mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru stroke dengan jalan antara lain : mengobati dan menghindari faktorfaktor resiko stroke:

Pengobatan hipertensi
Mengobati DM
Menghindari rokok, obesitas, dan stress
Berolahraga teratur
Untuk pengobatan umum dipakai 5 B yaitu:
a.

Breathing
Harus dijaga agar jalan nafas bebas dan bahwa fungsi paru-paru cukup baik. Pengobatan dengan oksigen hanya perlu bila kadar oksigen
darah berkurang.

b. Brain
Oedem otak dan kejang-kejang harus dicegah dan diatasi. Bila terjadi oedem otak, dapat dilihat dari keadaan penderita yang mengantuk,
adanya bradikardi atau dengan pemeriksaan funduskopi, dapat diberikan manitol. Untuk mengatasi kejang-kejang yang timbul dapat diberikan
Diphenylhydantoin atau Carbamazepin.
c.

Blood
Tekanan Darah dijaga agar tetap agar cukup tinggi untuk mengalirkan darah ke otak. Pengobatan hipertensi pada fase akut dapat mengurangi
tekanan perfusi yang justru akan menambah iskemik lagi. Kadar Hb dan glukosa harus dijaga cukup baik untuk metabolisme otak. Pemberian
infus gluosa harus dicegah karena akan menambah terjadinya asidosis di daerah infark yang ini akan mempermudah terjadinya oedem.
Keseimbangan elektrolit harus dijaga.

d. Bowel
Defekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Hindari terjadinya obstipasi karena akan membuat pasien gelisah. Nutrisi harus cukup. Bila perlu
diberikan nasogastric tube.
e.

Bladder
Miksi dan balance cairan harus diperhatikan . Jangan sampai terjadi retentio urine Pemasangan kateter jika terjadi inkontenensia.

I.

KOMPLIKASI
Komplikasi oleh Smeltzer C. Suzanne, 2002.

ksia Serebral
Diminimalkan dengan memeberi oksigen darah adekuat ke otak. Fungsi otak tergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke
jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan hematohrit pada tingkatdapat di trima akanmembantu dalam
mempertahankan oksigen jaringan.

n darah serebral
Bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan inteagritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat cairan ( intra vena ) harus
menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi dan hipotensi ekstrem perlu dihindari untuk mencegah
perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.

lisme serebral
Dapat terjadi setelah infak miokard atau fibrilasiatrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran
darah serebral. Distrimia dapat mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan penghentikan thrombus lokal. Selain itu, distrimia dapat
menyebabkan embolus serebral dan harus di perbaiki.
J.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


Menurut Doenges (1999), asuhan keperawatan yang muncul pada pasien Stroke Non Hemoragik adalah:

a.

Pengkajian

1. Aktivitas / istirahat :
Gejala :

Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan kehilangan sensori atau paralysis
(hemiplegia).
Merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat (nyeri / kejang Otot)

Tanda :

Gangguan tonus otot (flasid, spatis) : paralitik (hemiplegia) dan terjadinya kelemahan umum.
Gangguan penglihatan
Gangguan tingkat kesadaran

2. Sirkulasi :
Gejala :

Adanya penyakit jantung (MI, reumatik / penyakit jantung vaskuler, Gjk,endokoditis bacterial),
polisetemia, riwayat hipotensi postural.
Hipertensi aterial sehubungan dengan adanya embolisme malformasi vaskuler

Tanda :

Nadi : frekuensi dapat bervariasi (karena ketidak stabilan fugsi


Jantung / kondisi jantung, obat obatan efek stroke pada pusat vasomotor).Distrimia, perubahan
EKG.Desiran pada korotis, femoralis dan arteriiliaka yang abnormal

3. Integritas EGO:
Gejala :

Perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa.

Tanda :

Emosi yang labil dan ketidak siapan untuk marah , sedih dan gembira.
Kesulitan untuk mengepresikan diri.

4. Eliminasi :
Gejala
-

: - Perubahan pola berkemih, seperti inkontinesia urine anuria

Distensi abdomen (distensi kandung kemih berlebihan, bising usus negative (ileus paralitik)

5. Makan dan cairan


Gejala
-

: - Nafsu makan hilang

Mual muntah selama fase akut (peningkatan TIK)

Tanda :

Kehilangan sensori (rasa kecap) pada lidah, pipi dan tenggorokan, disfagia.

Adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah

Kesulitan menelan (gangguan pada reflex) palatum dan faringeal Obesitas (faktor resiko)

6. Neurosensori :
Gejala

: -

Sinkope/pusing (sebelum serangan CSV/selama TIA)

Sakit kepala : akan sangat berat dengan adanya perdarahan intra serebral atau sub araknoit.

Kelemahan/kesemutan/kebas (biasanya terjadi selama serangan TIA, yang ditemukan dalam berbagai derajat pada stroke jenis yang lain); sisi
yang terkena terlihat seperti mati/lumpuh.

Penglihatan menurun, seperti batu total, kehilangan daya lihat sebagian, (kebutaan monokuler), penglihatan gandu (diplopia) atau gangguan
yang lain.

Sentuhan : hilangnya rangsang sensorik kontralteral (pada sisi yang berlawanan) pada ekstremitas dan kadang-kadang pada ipsirateral (yang satu
sisi) pada wajah.

Tanda

: -

Status mental/tingkat kesadaran : biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragis, ketidak sadaran biasanya adalah thrombosis, yang bersifat
alami; gangguan tingkat luka (seperti letargi, apatis, menyerang); gangguan fungsi kognitif (seperti : penurunan memori, pemecahan masalah).
Ekstremitas; kelemahan/paralysis (kontra lateral pada semua jenis stroke), genggaman tidak sama, reflex tanda melemah secara kontra lateral.

-Pada wajah terjadi paralysis atau parese (ipsilateral)


-Afasia : gangguan atau kehilangan fungsi bahasa mungkin afasia motorik (kesulitan untuk mengungkapkan kata) reseptik (apasia sensorik) yaitu
kesulitan untuk memahami kata-kata secara bermakna atau afasia global yaitu gangguan dari kedua hal diatas.
-Kehilangan kemampuan untuk mengenali/menghayati masuknya rangsang visual, pendengaran, taktil (agnosis), seperti gangguan kesadaran
terhadap citra tubuh, kewaspadaan, kelainan terhadap bagian tubuh yang terkena, gangguan persepsi.
-Kehilangan kemampuan menggunakan motorik saat pasien ingin menggerakannya (apraksia).
-Ukuran/reaksi pupil tidak sama, dilatasi atau miosis pupil ipsirateral (perdarahan/herniasi).
-Kekakuan nukul (biasanya karena perdarahan), kejang (biasanya karena adanya pencetus perdarahan).
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala

: -

Sakit kepala dengan insensitas yang berbeda-beda (karena arteri karotis terkanan)

Tanda

: -

Tingkah laku yang tidak stabil, gejala ketegangan otot/ fasia.

8. Pernapasan
Gejala

:-

Merokok (faktor resiko)

Tanda

:-

Ketidakmampuan menelan/batuk/hambatan jalan napas

Timbulnya pernapasan sulit dan/tidak teratur

Suara napas terdengar ronkis (aspirasi sekresi)

9. Keamanan
Tanda
-

: -

Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan

Perubahan persepsi terhadap orientasi tempat tubuh (stroke kanan), kesulitan untuk objek dari sisi kiri (pada stroke kanan). Hilang kewaspadaan
terhadap bagian tubuh yang sakit.

Tidak mampu mengendalikan objek, warna, kata dan wajah yang pernah dikenalnya dengan baik.

Kesulitan dalam menelan, tidak mampu untuk mengetahui kebutuhan nutrisi sendiri (mandiri).

Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan tidak sabar/kurang kesadaran diri (stroke kanan)

10. Interaksi social


Tanda

: -

Masalah bicara, ketidakmampuan untuk komunikasi.

11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala

: -

Adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke (faktor resiko)

Pemakaian kontrasepsi oral, kecanduan alkohol (faktor resiko)


Pertimbangan : DRG menunjukan terata lama di rawat : 7 hari.

Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan obat / pengamanan terapeutik. Bantu dalam hal transportasi, berbelanja, penyiapan makanan,
perawatan diri dan tugas-tugas rumah/mempertahankan kewajiban. Perubahan dalam susunan rumah secara fisik : tempat transisi
sebelumkembali kelingkungan rumah.
b. Diagnosa dan Intervensi keperawatan

P E R E N C AN AAN
Diagnosa Keperawatan

Tujuan /
Kriteria Evaluasi

1.Gangguan
jaringan
dengan

perfusi

berhubungan
aliran

serebral

darah

Tujuan :

Mandiri :

Perfusi jaringan

1.

serebral adekuat.

haemoragik,

peningkatan tekanan
Kriteria evaluasi:

intrakranial TIK/TIA
-

Perubahan

tingkat-

Menunjukkan TTV
dalam batas normal/

kesadaran

stabil.
-

Kehilangan memori
-

Tanda-tanda

2.

tanda TIK/TIA
-

Defisit

Tidak ada

kesadaran

3.

intelektual dan emosi

yang berhubungan dengan

kerusakan/kemunduran tanda/ gejala

keadaan/penyebab khusus

neurologis atau kegagalan, memper

selama koma/penurunan

baikinya stetelah fase awal/ memerlukan

perfusi jaringan serebral

tindakan pendarahan ada/pasien harus

dan pontensial/terjadinya

dipindahkan ke ruangan perawatan kritis

peningkatan TIK.

(ICU) untuk dilakukan pemantauan ter


hadap peningkatan TIK/TIA

Pantau/catat status
2.

Tidak mengalami
de fisit/motorik,
bahasa,

kesadaran dan potensial peningkatan

dengan keadaan

TIK dan TIA, mengetahui lokasi, luas

normalnya standa.

dan kemajuan/resolusi, kerusakan SSP,


dapat menjukkan tanda terjadinya

Pantau TIK : adanya

trombosis CVS baru

bandingkan tekanan darah


3.

Variasi mungkin terjadi oleh karena

yang terbaca pada kedua

tekanan/trauma serebral/pada daerah

lengan.

vasomotor otak, hipertensi atau

intelelektual dan
emosi.

4.

hipotensi postural dapat terjadi faktor

Evaluasi pupil, catat

pencetus.

ukuran, bentuknya,

5.

Mengetahui kecenderungan tingkat

mungkin dan bandingkan

hipertensi/hipotensi
-

Perubahan TTV

Mempengaruhi penetapan intervensi

perubahan tingkat

sensorik/motorik, bahasa

Rasional

Tentukan faktor-faktor 1.

neurologis sesering

Tidak ada tanda-

peningkatan TIK/TIA
-

Intervensi

kesamaan dan reaksinya 4.

Reaksi pupil/diatur oleh saraf

terhadap cahaya.

kranial/okulomotor (III) dan berguna


dalam menentukan apakah batang otak

Frekuensi dan irama

tersebut masih baik.

jantung, auskultasi
adanya mur-mur.

5.

Perubahan terutama adanya bradikardia


dapat terjadi sebagai akibat kerusakan
otak. Distrimia dan mur-mur mungkin

6.

Letakkan kepala dengan

mencerminkan adanya penyakit jantung.

posisi agar ditinggikan


dan dalam posisi

6.

Menurunkan tekanan arteri dengan


drainase dan meningkatkan sirkulasi/

anatomis (netral)

perfusi serebral.
7.
7.

Pertahankan keadaan

meningkatkan TIK. Istirahat dan

tirah baring, ciptakan

ketenangan mungkin diperlukan untuk

lingkungan tenang.

pencegahan terhadap per darahan.

Kolaborasi
8.

Aktivitas stimulasi yang kontinu dapat

Pantau pemeriksaan

8.

Memberikan informasi tentang


keefektifan pengobatan.

P E R E N C AN AAN
Diagnosa Keperawatan

Tujuan /
Kriteria Evaluasi

Intervensi

Rasional

laboratorium sesuai
indikasi, seperti masa
prombin kadar
dilatin.

2.Resiko tinggi terhadap


cedera berhubungan de
ngan
kelemah

immobilitas,
an

motorik,

penurunan

Tujuan :

Mandiri :

Tingkat kesadaran 1.

Terapkan tindakan

akan dipertahankan

kewaspadaan : terali

atau di tingkatkan.

tempat tidur/terpasang

tingkat

Mencegah terjadi cedera.

dan diberi bantalan

kesadaran.

tempat dalam posisi


Kriteria evaluasi :
-

Tidak terjadi

tubuh.
2.

Lakukan tindakan untuk

cedera/ bebas dari

mengurangi resiko

cedera fisik

berkenaan dengan
penggunaan alat bantu,
kaji terhadap ketepanan
alat.

Penggunaan alat/gerak aktif


meningkatkan massa tonus dan kekuatan
otot serta memperbaiki fungsi jantung
dan pernapasan.

3.

Libatkan keluarga dalam


tiap aktivitas klien selama
perawatan.

Kolaborasi:
4.

Sediakan bantuan jalan


nafas, oksigen, nefron di

Dukung keluarga sangat penting bagi


pemulihan baik psikis dan fisik.

samping tempat tidur.

Memudahkan menjangkau apabila


dibutuhkan secara tepat.

3.Resiko tinggi terhadap


perubahan

nutrisi

kurang dari kebutuhan


berhubu ngan dengan
kelemahan otot menelan,
penyakit

kritis,

ketidakmampuan untuk

Tujuan :

Mandiri :

Klien akan

1.

Catat jumlah kalori tiap 1.

Memantau kesembuhan masukan kalori

mendapatkan kalori

hari.

yang adekuat.

yang adekuat untuk


2.
memenuhi

Lakukan konsultasi diit.2.

Memenuhi kebutuhan gizi klien.

3.

Berikan makan melalui 3.

Sebagai bahan pembandingan nutrisi

selang nutrisi parenteral

yang masih diperlukan.

kebutuhyan

metabolisme tubuh.

makan sendiri.

total.
Kriteria evaluasi :
4.

Kaji : albumin serum,

P E R E N C AN AAN
Diagnosa Keperawatan

Tujuan /

Intervensi

Kriteria Evaluasi

Turgor kulit lembab.

protein dan sel darah


putih.

Mukosa mulut
lembab.

4. Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan umum

Tujuan :

Rasional

4.

Menilai tingkat kecukupan gizi.

Mandiri :

Intoleransi aktivitas
1. Pantau tanda-tanda vital 1.
dapat teratasi
2. Berikan bantuan sesuai 2.
Kriteria hasil :

kebutuhan

- Kelelahan (-)

3.

3. Kaji kemampuan

- Dispnea (-)

4.
fungsional secara periodik

- Takikardi (-)

Untuk mengevaluasi keefektifan terapi


Untuk mengubah energi
Mengetahui perkembangan fungsional .
Untuk memudahkan pernapasan dan
mengurangi ketidaknyamanan

-TTV dalam batas


normal (TD:120/80 4. Pertahankan semi fowler
mmHg, HR: 60bila ada asites
100x/m, RR:1620x/m, Sh: 36Kolaborasi:
37c)
-Pergerakan bebas

5. Berikan oksigen melalui


kanula nasal bila dispnea5.

Untuk meningkatkan tegangan oksigen.

menetap dan GDA,


menunjukkan hipoksia
6. Berikan antipiretik dan
antibiotik yang
diresepkan

5.Komunikasi,

Tujuan :

kerusakan
verbral/tertulis berhubu
ngan dengan kerusakan
sirkulasi

serebral

keruskan

Klien dapat

Bedakan antara afasia 1.

Intervensi yang dipilih tergantung pada

melakukan

dengan disatria.

tipe kerusakan.

komunikasi yang

2.
baik dengan orang
lain.

kehilangan tonus/kontrol
fasial/oral

3.
Kriteria evaluasi :

Mengidentifikasi

komunikasi.
Membuat metode

4.

komu nikasi dimana


kebutuhan dapat
diekspresikan.

2.

Umpan balik membantu pasien

dalam ber komunikasi

merealisasikan kenapa pemberian

dan berikan umpan balik.

asuhan tidak mengerti/berespon sesuai

Mintalah pasien untuk

sederhana buka mata

tentang masalah

Perhatikan kesalahan

mengikuti peralatan

:kelemahan/kelemahan
umum.

Untuk mengatasi demam

Mandiri :

neuromuskuler,

otot

6.

dan memberikan kesempatan untuk


mengklarifikasi isi ulang yang
terkandung didalammnya.

tunjuk ke pintu ulangi 3.

Melakukan penilaian terhadap adanya

kalimat yang sederhana.

kerusakan sensorik (afasia sensorik)

Mintalah pasien untuk 4.

Mengidentifikasi adanya distrasia sesuai

menguncapkan suara

komponen motorik dari bicara yang

sederhana shatau pus.

dapat mempengaruhi artikulasi dan


mungkin juga tidak disertai afasia dan
motorik.

Menggunakan
sumber-sumber

P E R E N C AN AAN
Diagnosa Keperawatan

Tujuan /
Kriteria Evaluasi

Intervensi

Rasional

dengan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Arief,Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Cetakan 1.
Jakarta : Media Aesculapius.
Baughman, Diane C.(2000).Handbook for Brunner and Suddarth Text Book of Medical Surgical Nursing Brunner & Suddarth
(Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku Untuk Brunner & Suddarth). alih bahasa,Yasmin Asih ; editor, Monica Ester. Jakarta : EGC.
Corwin,Elizabeth J. (2000). Handbook of Pathophysiology. Buku Saku Patofisiologi, Alih Bahasa : Brahm, Pendit: Editor Edisi Bahasa Indonesia,
Endah P.Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E.(1999). Nursings Care Plans Guidelines for Planning and Documenting patient care (Rencana Asuhan Keperawatan;
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien). Alih Bahasa, Made Karia Ni Made Sumarwati; Editor Edisi
Bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin Asih. Edisi 3. Jakarta :EGC.
Http://www.aktivasiotak.com/fungsi_otak.htm.
Lumban Tobing, SM, (1998). Stroke Bencana Peredaran Parah di Otak. Jakarta: FKUI.
Poppy, Kumala. (1998). Kamus Saku Kedokteran Dorland. Copy Edition Edisi Bahasa Indonesia : Dyah Nuswantari, edisi 15. Jakarta : EGC
Smeltzer,Suzanne C.dan Brenda G.Bare.(2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Edisi 8.Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai