Anda di halaman 1dari 9

Penyaikit Ensefalitis

Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat


disebabkan oleh bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia
atau virus. Encephalitis adalah suatu peradangan dari otak.

Penyebab lain dari ensefalitis adalah keracunan arsenik dan


reaksi toksin dari thypoid fever, campak dan chicken
pox/cacar air. Penyebab encephalitis yang terpenting dan
tersering ialah virus. Infeksi dapat terjadi karena virus
langsung menyerang otak, atau reaksi radang akut infeksi
sistemik atau vaksinasi terdahulu.
Adapun tanda dan gejala ensefalitis sebagai berikut :  
1. Suhu yang mendadak naik,seringkali ditemukan hiperpireksia  
2. Kesadaran dengan cepat menurun  
3. Muntah  
4. Kejang- kejang yang dapat bersifat umum, fokal atau twiching saja
(kejang-kejang di muka)  
5. Gejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau
bersama-sama, misal paresis atau paralisis, afasia, dan sebagainya
Penyaikit Ensefalitis

Manifestasi Klinis
Adapun gejala-gejala yang mungkin timbul pada masalah
ensefalitis adalah :
1. Panas badan meningkat.
2. Sakit kepala.
3. Muntah-muntah lethargi.
4. Kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen.
5. Gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku.
6. Gangguan
Komplikasipenglihatan, pendengaran, bicara dan kejang
Angka kematian untuk ensefalitis ini masih tinggi, berkisar antara
35-50 %, dari pada penderita yang hidup 20-40 % mempunyai
komplikasi atau gejala sisa berupa paralitis. Gangguan penglihatan
atau gejala neurologik yang lain.
Pengkajian
Data diri:
Nama : Sumianto
Tgl : 13 Januari 1987
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki laki Pekerjaan:
wiraswasta Alamat : Jln. Lumba lumba
Keluhan utama : nomor 15 RT 11
- panas badan meningkat,
- kejang,
- kesadaran menurun Riwayat penyakit sekarang:
- Mula-mula gelisah, muntah-muntah,
panas badan meningkat kurang lebih
1-4 hari, sakit kepala
Riwayat penyakit keluarga :
Riwayat penyakit dahulu
: Keluarga ada yang menderita penyakit
- Klien sebelumnya menderita batuk,
yang disebabkan
pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah
oleh virus contoh : Herpes dan lain-lain.
menderita penyakit Herpes, penyakit
Bakteri contoh : Staphylococcus
infeksi pada hidung, telinga dan
Aureus,Streptococcus, E, Coli, dan lain-
tenggorokan.
Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum Pada pemeriksaan keadaan umum,


kesadaran klien meningitis biasanya bersekitar pada
tingkat letargi, stupor, dan semikomatosa
2) Tanda- Tanda Vital
a. TD : Biasanya tekanan darah orang penyakit meningitis
normal atau meningkat dan berhubungan dengan tanda-
tanda peningkatan TIK ( N = 90- 140 mmHg).
b. Nadi : Biasanya nadi menurun dari biasanya (N = 60-
100x/i).
c. Respirasi : Biasanya pernafasan orang dengan
meningitis ini akan lebih meningkat dari pernafasan
normal (N = 16-20x/i).
d. Suhu : Biasanya pasien meningitis didapatkan
peningkatan suhu tubuh lebih dari normal antara 38-41°C
(N = 36,5°C – 37,4°C).
Pemeriksaan Diagnostik

a). Biakan :
• Dari darah : viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar untuk mendapatkan hasil
yang positif.
• Dari likuor serebrospinalis atau jaringan otak (hasil nekropsi), akan didapat gambaran jenis
kuman dan sensitivitas terhadap antibiotika.
• Dari feses, untuk jenis enterovirus sering didapat hasil yang positif .
• Dari swap hidung dan tenggorokan, akan didapat hasil kultur positif.
b). Pemeriksaan serologis : uji fiksasi komplemen, uji inhibisi hemaglutinasi dan uji
neutralisasi. Pada pemeriksaan serologis dapat diketahui reaksi antibodi tubuh, IgM dapat
dijumpai pada awal gejala penyakit timbul.
c). Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan angka leukosit.
d). Punksi lumbal Likuor serebospinalis sering dalam batas normal, kadang-kadang ditemukan
sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa.
e). EEG/ Electroencephalography EEG sering menunjukkan aktifitas listrik yang merendah
sesuai dengan kesadaran yang menurun. Adanya kejang, koma, tumor, infeksi sistem saraf,
bekuan darah, abses, jaringan parut otak, dapat menyebabkan aktivitas listrik berbeda dari pola
normal irama dan kecepatan. (Smeltzer, 2002).
f). CT scan Pemeriksaan CT scan otak seringkali didapat hasil normal, tetapi bisa pula didapat
hasil edema diffuse, dan pada kasus khusus seperti Ensefalitis herpes simplex, ada kerusakan
Diagnosa
Keperawatan

1. Hipertermia b.d reaksi inflamasi d.d suhu tubuh


diatas nilai normal, kejang, dan kulit teraaa hangat.
2. Nyeri akut b.d cedera traumatis d.d tekanan darah
meningkat, sulit tidur, diaforesis
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan & Intervensi
keperawatan kriteria Hasil
1. Hipertermia b.d Setelah Manajemen Hipertermia (1.15506)
Observasi:
reaksi inflamasi dilakukan 1. Identifikasi penyebab Hipertermia (mis. Dehidrasi,
d.d suhu tubuh tindakan terpapar lingkungan panas,..)
diatas nilai normal, keperawatan 2. Monitor suhu tubuh
kejang, dan kulit 3x 24 jam 3. Monitor komplikasi akibat Hipertermia.
terasa hangat. diharapkan 4. Memeriksa TTD
Teraupetik:
suhu tubuh 1. Sediakan lingkungan yang dingin.
membaik. 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian.
Dengan 3. Berikan cairan oral
kriteria hasil: 4. Ganti linen segiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebih).
1. Suhu tubuh 5. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut
membaik dari hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada,
40°c menjadi abdomen, aksila).
37°c. 6. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
2. Kejang 1. Anjurkan tirah baring
mulai Kolaborasi:
menurun. 1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,
3. Tekanan jika perlu.
darah
membaik.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan & Intervensi
keperawatan kriteria Hasil
2. Nyeri akut b.d Setelah Manajemen nyeri (1.08238)
cedera traumatis d.d dilakukan
tekanan darah tindakan Observasi
meningkat, sulit tidur, keperawatan 1. Identifikasi lokasi, karaktersitik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
diaforesis. 3x 24 jam 2. Identifikasi yang memperberat dan memperingan
diharapkan nyeri.
rasa nyeri 3. Monitor efek samping penggunaan analgetik.
pada pasien Teraupetik
menurun. 1.Berikan terapi nonfarmakologis untuk
Dengan mengurangi rasa nyeri (mis. Hypnosis, terapi
kriteria hasil: music, terapi pijat,..)
1.Keluhan 2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
nyeri
3.Fasilitasi istirahat dan tidur
menurun. Edukasi
2.Pola tidur 1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
membaik. 2.Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
3. Tekanan 3. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
darah 4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
membaik. mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Implementasi : 1. Hipertermia b.d reaksi inflamasi d.d suhu
tubuh di atas nilai normal,kejang, dan kulit terasa hangat.
a. Memantau suhu pasien, perhatian menggigil/diaforesis.
b. Memberikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
c. Berkolaborasi untuk pemberian antipiretik sesuai indikasi.

2. Nyeri akut b.d cedera traumatis d.d tekanan darah meningkat, sulit
tidur, diaforesis
a. Memberikan tindakan nyaman.
b. Memberikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai
indikasi.
c. Berkolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.

Evaluasi
1. Suhu tubuh membaik dari 40°c menjadi 37°c, masalah
teratasi.
2. klien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang, dari skala
5 menjadi 2, masalah teratasi.

Anda mungkin juga menyukai