Anda di halaman 1dari 50

PATOFISIOLOGI dan

PENDEKATAN PASIEN
DEMAM

Erlina Marfianti
Dept Ilmu Penyakit Dalam
FK UII
Tujuan pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami
Fisiologi pengaturan suhu
Terminologi pada kelainan pengaturan suhu
Patofisiologi demam
Tipe tipe demam dan penyakitnya
Pendekatan klinis pada pasien demam
FISIOLOGI
Pengatur suhu tubuh : Hipotalamus (set point)
Thermal balance
Keseimbangan heat production dengan loss
production
Thermoregulasi
PENGATURAN SUHU
TUBUH
Thermoregulation
The control center for body
temperature and Central
thermosensors are located in the
hypothalamus. Additional
thermosensors are located in the
spinal cord and skin
The control center compares the
actual core temperature with the
set-point value And initiates
measures to counter act any
deviations
Heat production and heat loss
thermoregulasi
Thermoregulation maintains the core temperature
at a constant set point(37 C) despite fluctuations in
heat absorption,production,and loss.
Thecore temperature exhibits circadian variation. It
fluctuates by about 0.6 C and is lowest around 3a.m.,
and highest around 6p.m.
The set point changes are controlled by an intrinsic
biological clock. Extended setpoin fluctuation
shappen during the menstrual cycle and fever.
Pengaturan Suhu
Suhu tubuh diatur oleh
hipotalamus yang terletak
diantara dua hemisfer otak

Fungsi hipotalamus adalah


seperti termostat. Suhu yang
nyaman merupakan set point
untuk operasi system pemanas.
Penurunan suhu lingkungan
akan mengaktifkan pemanas,
sedangkan peningkatan suhu
akan mematikan system
pemanas tersebut.
Pengaturan Suhu
Sesudah ada percabangan
satu atau lebih neuron
dalam medulla spinalis
Sewaktu memasuki maka sinyal akan
medulla spinalis, menjalarkan keserabut
sinyal akan menjalar termal asenden yang
dalam traktus menyilang ke traktus
lissaueri selanjutnya sensorik anterolateral sesi
akan berakhir berlawanan dan akan
terutama pada berakhir di (1) area reticular
lamina I, II, III radiks batang otak dan (2)
dorsalis. kompleks vetro basal
thalamus.
Pengaturan Suhu
Setelah dari thalamus sinyal di hantarkan ke
hipotalamus.
Di hipotalamus di ketahui terdapat 2pusat
pengaturan suhu regio posterior di aktifkan oleh
suhu dingin dan kemudian dan memicu refleks-
refleks yang memperantarai produksi panas dan
konservasi panas .
Ragio anterior di aktifkan oleh rasa hangat
memicu refleks-refleks yang memperantarai
pengurangan panas.
FISIOLOGIS PENGATURAN SUHU

Dalam keadaan sehat dikendalikan


dalam batas sempit oleh pusat
termoregulasi hipotalamus
Batas suhu normal : 35,5-37,5
derajat celcius, dengan variasi
diurnal
Pengukuran suhu: mulut atau rektum
:sekitar 0,5 < dari suhu darah , suhu
ketiak atau lipat paha, 1 < rendah
Suhu tubuh normal bervariasi sesuai
irama suhu circardian (variasi diurnal).
Suhu terendah dicapai pada pagi hari
pukul 04.00 06.00 dan tertinggi pada
awal malam hari pukul 16.00 18.00.

Suhu tubuh juga dipengaruhi oleh faktor


individu dan lingkungan, meliputi usia,
jenis kelamin, aktivitas fisik
Tempat Rentang; rerata Demam
Jenis termometer
pengukuran suhu normal (oC) (oC)

Aksila Air raksa, elektronik 34,7 37,3; 36,4 37,4

Sublingual Air raksa, elektronik 35,5 37,5; 36,6 37,6

Rektal Air raksa, elektronik 36,6 37,9; 37 38

Telinga Emisi infra merah 35,7 37,5; 36,6 37,6


Yang Mempengaruhi
Suhu Tubuh

Usia

Aktivitas

Stres
Hormon

Lingkungan

Sirkadian
DEMAM
Definisi
DEFINISI..

International Union of Physiological Sciences Commission


for Thermal Physiology mendefinisikan demam sebagai
suatu keadaan peningkatan suhu, yang sering (tetapi tidak
seharusnya) merupakan bagian dari respons pertahanan
organisme multiselular (host) terhadap invasi
mikroorganisme atau benda mati yang patogenik atau
dianggap asing oleh host.

Secara patofisiologis demam adalah peningkatan


thermoregulatory set point dari pusat hipotalamus
yang diperantarai oleh interleukin 1 (IL-1).
DEMAM & HIPERTERMIA
Demam (Fever)
Fever is an elevation of body temperature that exceeds
the normal daily variation and occurs in conjunction
with an increase in the hypothalamic set point(e.g.,
from 37C to 39C).
A fever of >41.5C (>106.7F) is called hyperpyrexia.
Hipertermia
Hyperthermia is characterized by an uncontrolled
increase in body temperature that exceeds the bodys
ability to lose heat. The setting of the hypothalamic
thermoregulatory center is unchanged.

Harrison, 2015
HIPERTERMIA

Kenaikan Suhu tubuh melebihi set


point hipotalamus.
Keadaan ini terjadi karena
produksi panas berlebihan,
berkurangnya pelepasan panas,
kerusakan termostat.
Hiperpireksia merupakan istilah
pada demam yang digunakan bila
suhu tubuh melampaui 41,1oC
(106oF)
Patofisiologi Demam
PATHOGENESIS OF FEVER

PYROGENS
The term pyrogenis used to describe any substance that causes fever.
Exogenous pyrogens are derived from outside the patient; most are
microbial products, microbial toxins, or whole microorganisms. The classic
example of an exogenous pyrogen is the lipopolysaccharide (endotoxin)
produced by all gram-negative bacteria.
Pyrogenic products of gram-positive organisms include the enterotoxins
of Staphylococcus aureus and the group A and B streptococcal toxins, also
called superantigens.
Pyrogenic cytokins
The pyrogenic cytokines include IL-1, IL-6, tumor necrosis
factor (TNF), ciliary neurotropic factor (CNTF), and interferon
(IFN) .
(IL-18, a member of the IL-1 family, does not appear to be a
pyrogenic cytokine.)
Other pyrogenic cytokines probably exist. Each cytokine is
encoded by a separate gene, and each pyrogenic cytokine has
been shown to cause fever in laboratory animals and in
humans
Patofisiologi

Hipertermia bisa timbul sebagai akibat


stimulasi pusat termoregulasi di dalam
hipotalamus oleh pirogen endogen dalam
darah
Protein berbobot molekul rendah ini
disintesis oleh leukosit pmn, monosit dan sel
makrofag jaringan
Zat yang menyebabkan pelepasan pirogen: toksin
bakteri, kerusakan jaringan, kompleks imun,
neoplasma, dll
Patofisiologi Demam
Contoh pirogen endogen yang ada dalam tubuh adalah
interleukin-1 (IL-1), -interferon, dan tumor necrosis
factor (TNF).
IL-1 berperan penting dalam mekanisme pertahanan
tubuh yaitu antara lain dapat menstimulasi limfosit T
dan B, mengaktivasi netrofil, merangsang sekresi
reaktan (Creactive protein, haptoglobin, fibrinogen)
dari hepar,
IL-1 bereaksi sebagai pirogen yaitu dengan
merangsang sintesis prostagalndin E2 di hipotalamus,
yang kemudian bekerja pada pusat vasomotor sehingga
meningkatkan produksi panas sekaligus menahan
pelepasan panas, sehingga menyebabkan demam.
Patofisiologi
Demam

TNF bersifat pirogen melalui dua cara, yaitu


efek langsung dengan melepaskan
prostaglandin E2 dari hipotalamus atau
dengan merangsang perlepasan IL-1.

alpha-interferon (IFN-) adalah hasil produksi


sel sebagai respons terhadap infeksi virus.
Patofisiologi Demam
Prostaglandin yang dihasilkan pirogen
mensensitisasi reseptor dan diteruskan oleh
reseptor sampai hypotalamus
menyebabkan peningkatan set point panas
hypotalamus (Hypotalamic Termostat).
Peningkatan set point panas hypotalamus
inilah yang akan memicu sistem pengaturan
suhu tubuh (termoregulation) untuk
meningkatkan suhu, maka terjadilah demam.
Patofisiologi
POLA DEMAM
Pola demam Penyakit

Kontinyu Demam tifoid, malaria falciparum malignan

Remitten Sebagian besar penyakit virus dan bakteri

Intermiten Malaria, limfoma, endokarditis

Hektik atau septik Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik

Quotidian Malaria karena P.vivax

Double quotidian Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile rheumathoid arthritis,


beberapa drug fever (contoh karbamazepin)

Relapsing atau periodik Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis

Demam rekuren Familial Mediterranean fever


Demam kontinyu atau sustained fever ditandai oleh
peningkatan suhu tubuh yang menetap dengan fluktuasi
maksimal 0,4oC selama periode 24 jam. Fluktuasi
diurnal suhu normal biasanya tidak terjadi atau tidak
signifikan.
Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu
tiap hari tetapi tidak mencapai normal dengan
fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam.
demam intermiten suhu kembali normal setiap hari,
umumnya pada pagi hari, dan puncaknya pada siang
hari
Demam septik atau hektik terjadi saat demam
remiten atau intermiten menunjukkan perbedaan
antara puncak dan titik terendah suhu yang sangat
besar. Suhu badan bisa naik tinggi sekali pada
malam hari, tetapi turun di pagi hari.

Demam periodik/siklik
ditandai oleh episode demam berulang dengan
interval regular atau irregular. Tiap episode diikuti
fase suhu normal. Contoh yang dapat dilihat
adalah malaria (istilah tertiana digunakan bila
demam terjadi setiap hari ke-3, kuartana bila
demam terjadi setiap hari ke-4)
Demam lama (prolonged
fever) menggambarkan satu
penyakit dengan lama demam
melebihi yang diharapkan
untuk penyakitnya, contohnya >
10 hari untuk infeksi saluran
nafas atas.
Demam rekuren adalah
demam yang timbul kembali
dengan interval irregular pada
satu penyakit yang melibatkan
organ yang sama (contohnya
traktus urinarius) atau sistem
organ multipel.
Relapsing fever adalah istilah yang biasa
dipakai untuk demam rekuren, yang
Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi
mendadak, yang berulang secara tiba-tiba
berlangsung selama 3 6 hari, diikuti oleh
periode bebas demam dengan durasi yang
hampir sama.
Contoh: Brucellosis
POLA DEMAM BERDARAH DENGUE
PENYEBAB DEMAM

INFEKSI TOKSEMIA Gangguan


Virus Keganasan, Pusat
(demam Obat Regulasi
tinggi Sentral
mendadak) Heat
Bakteri stroke,
Jamur perdarahan
otak, koma
dll
FUO (Fever Unknown Origin, Fever
Undiagnosed Origin, Fever
Undetermined Origin)

Demam >3 minggu, belum ditemukan


penyebabnya
FUO Klasik
FUO Nosokomial
FUO Neutropenik
FUO HIV
KLINIS DEMAM

Denyut jantung meningkat


Laju Pernafasan meningkat
Vasokontriksi : pucat,
Menggigil
Rasanya dingin
Keringat berlebih
Dehidrasi
Pentingnya Sinyal
Menegakkan
diagnosis
Mengetahui kondisi
dalam tubuh
Mengevaluasi terapi
Manajemennya
tergantung penyebab
APPROACH TO THE PATIENT:
Fever or Hyperthermia

Anamnesis
PHYSICAL EXAMINATION
Laboratory testing

Diagnosis
TATA LAKSANA

Sesuai penyebabnya
Untuk pengobatan
kausatif
Simptomatik:
kompres, obat
antipiretik, hidrasi
ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai