Anda di halaman 1dari 43

ALUR DIAGNOSIS

DEMAM
dr. Mega Permata, SpPD
Bagian Penyakit Dalam RSMH
PENDAHULUAN
 Demam merupakan gejala penyakit yang sering dijumpai dan
menimbulkan rasa tidak enak atau tidak nyaman bagi
penderita.
 Merupakan tanda mendasar dari banyak penyakit menular
dan tidak menular.
 Galileo → menemukan termometer.
 Traube → memperkenalkan kurva suhu .
 Wunderlich tahun 1868 → Kurva suhu adalah informatif dan
prediktif mengenai kondisi pasien.
REGULASI SUHU TUBUH

 Suhu tubuh ditentukan oleh keseimbangan antara produksi


panas dan kehilangan panas.
 Panas dihasilkan oleh aktivitas otot, metabolisme makanan,
dan semua proses vital yang berkontribusi terhadap
metabolisme basal.
 Panas hilang dari tubuh melalui proses radiasi, konduksi,
dan penguapan air dari saluran pernafasan dan kulit,
sejumlah kecil panas juga dikeluarkan melalui urin dan tinja.
 Kecepatan reaksi kimia bervariasi sesuai suhu karena
sistem enzim tubuh memiliki kisaran suhu yang sempit
untuk dapat berfungsi optimal  fungsi tubuh normal
tergantung pada suhu tubuh yang relatif konstan.
KONTRIBUSI PRODUKSI PANAS
OLEH ORGAN TUBUH
MEKANISME KEHILANGAN
PANAS
REGULASI SUHU TUBUH
MELALUI PRODUKSI DAN
6 KEHILANGAN PANAS
MEMPRODUKSI PANAS MELEPAS PANAS
Respon Tubuh Mekanisme Aksi Respon Tubuh Mekanisme Aksi
Membatasi aliran darah tubuh Menghantarkan darah yang
seperti kulit dan jaringan membawa panas inti tubuh ke
Vasokontriksi subkutan sebagai penyekat, Dilatasi perifer, yang akan dilepaskan
sehingga mencegah pelepasan melalui radiasi, konduksi, dan
panas pada permukaan tubuh. konveksi.

Kontraksi otot Mencegah kehilangan panas Meningkatkan pelepasan


Berkeringat
pilomotor rambut pada permukaan kulit. panas melalui evaporasi.

Posisi tubuh
untuk menutupi Mengurangi area permukaan
tubuh dengan tubuh yang terpapar.
ekstremitas
Meningkatkan produksi panas
Menggigil
oleh aktivitas otot.

Peningkatan Meningkatkan produksi panas


produksi epinefrin melalui metabolisme.

Peningkatan Mekanisme lanjut dalam


produksi hormon meningkatkan metabolisme dan
tiroid produksi panas.
37,2
DEFINISI DEMAM

Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5ºC - 37,2ºC.


Demam : suhu tubuh > 37,2ºC.
Subnormal : suhu tubuh < 36ºC.
Hipotermia : suhu tubuh < 35ºC.
Hiperpireksia : suhu tubuh sampai setinggi > 41,2ºC.
SETIAP KENAIKAN 1ºC
Akan terjadi:
 Peningkatan 13% konsumsi O2
 Peningkatan kebutuhan kalori
 Katabolisme otot lebih cepat
 Induksi temperatur → infertilitas pada laki-laki

Pada suhu tubuh 390C:


 Produksi antibodi meningkat
 Proliferasi Limfosit T meningkat
HIPERTERMIA
 Adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak terkendali yang
melebihi kemampuan tubuh untuk menurunkan panas.
 Akibat pengaturan yang tidak sesuai oleh pusat
termoregulasi.
 Mekanisme terjadinya hipertermia akibat :
 Paparan panas eksogen

 Produksi panas endogen

 Tidak respon dengan antipiretik.


 Hipertermia sering didiagnosis berdasarkan peristiwa segera
sebelum paparan suhu inti misalnya, panas atau perawatan
dengan obat-obatan yang mengganggu termoregulasi.
Demam vs Hipertermia

Demam Hipertermi
 Perubahan pada set  Kegagalan termoregulasi
point hipotalamus  Bisa > 410C
 Melibatkan sitokin  Bisa merugikan
 Variasi diurnal (+)  Variasi diurnal (-)
 Jarang melebihi 410C
 Jarang komplikasi
Hiperpireksia vs Hipertermia

Hiperpireksia Hipertermia
 Suhu > 410C  Suhu > 410C
 Termostat mengatur  Suhu tubuh meningkat
suhu lebih tinggi dari melebihi aturan
suhu normal termostat
 Contoh: Perdarahan,  Contoh: Heat stroke,
sepsis, krisis tiroid neuroleptic malignant
syndrome
Patofisiologi Demam

 Substansi penyebab demam disebut pirogen, terdiri dari:


 Pirogen eksogen (berasal dari luar tubuh) →
bakteri, virus, parasit.
 Pirogen endogen (berasal dari dalam tubuh) →
sitokin: IL-1, IL-6, TNF-α.
 Pemicu demam (infeksi dan produk-produk infeksi) →
merangsang makrofag (monosit), limfosit dan endotel
menghasilkan sitokin IL-1, IL-6, TNF-α.
 Sitokin berikatan dengan reseptornya di hipotalamus →
mengaktivasi fosfolipase A2 → melepaskan asam arakidonat yg
kemudian oleh enzim COX2 diubah menjadi PGE2 → cAMP →
suhu tubuh ↑.
14
PATOFISIOLOGI DEMAM

(prostaglandin E2)
ETIOLOGI DEMAM
 Infeksi: bakteri, virus, jamur, parasit, riketsia
 Penyakit autoimun: SLE, poliartritis nodosa, demam
rematik, polimyalgia rheumatika, giant cell arthritis, adult
still’s disease, wegeners granulamatosis,vaskulitis,
relapsing polychondritis, dermatomyositis, adult rheumatoid
arthritis.
 Penyakit sistem saraf pusat: perdarahan serebral, trauma
kepala, tumor otak dan spinal, penyakit degeneratif SSP
(misal: sklerosis multipel), trauma medulla spinalis.
 Penyakit keganasan: neoplasma primer (misal: kolon dan
rectum, hepar, ginjal, neuroblastoma), metastase.
 Penyakit darah: Limfoma, leukemia, anemia hemolitik.
ETIOLOGI DEMAM
 Penyakit kardiovaskuler: infark miokard, tromboflebitis,
emboli paru.
 Penyakit gastrointestinal: penyakit bowel, abses hepar,
hepatitis alkoholik, hepatitis granulomatosa.
 Penyakit endokrin: Hipertiroid, feokromositoma.
 Penyakit karena agen kimia: reaksi obat (termasuk serum
sickness, reaksi allupurinol), sindroma neuroleptik maligna,
hipertermi maligna pada anestesi, sindroma serotonergik,
 Penyakit miscelaneous: sarkoidosis, demam mediterania,
trauma jaringan lunak, hematoma.
TIPE DEMAM
 Suhu mencapai normal
 Demam hektik → range ≥ 2 ºC
 Demam intermiten → range < 2 ºC
 Demam siklik → siklus demam mingguan

 Suhu tidak mencapai normal


 Demam septik → range ≥ 2 ºC
 Demam remiten → range 1-2 ºC
Demam kontinyu→ range ≤ 1 ºC
TIPE DEMAM
DEMAM SEPTIK DAN DEMAM HEKTIK
Demam septik: suhu badan berangsur naik ke tingkat yang
tinggi sekali pada malam hari dan turun ke tingkat diatas
normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan
berkeringat.
Bila demam turun sampai ke tingkat yang normal dinamakan
demam hektik.
Contoh: Tuberkulosis & abses piogenik.
TIPE DEMAM
DEMAM INTERMITEN
 Demam intermiten: suhu badan turun ke tingkat yang normal
selama beberapa jam dalam satu hari.
 Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut
tersiana, dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.
 Contoh : Malaria.
TIPE DEMAM
DEMAM SIKLIK
 Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang
diikuti periode bebas demam beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu tubuh seperti semula.
 Contoh : Limfoma Hodgkin's.
TIPE DEMAM
DEMAM REMITEN
 Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah
mencapai suhu badan normal.
 Contoh : demam tifoid, infeksi virus & mikoplasma.
 Perbedaan suhu dapat mencapai dua derajat tetapi tidak
sebesar perbedaan suhu pada demam septik.
TIPE DEMAM
DEMAM KONTINYU
 Demam dengan variasi suhu sepanjang hari tidak lebih dari
satu derajat.
 Pada demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
 Contoh : pneumonia.
DEMAM YANG BELUM TERDIAGNOSIS
(FEVER OF UNKNOWN ORIGIN/FUO)
Didefinisikan oleh Petersdorf & Beeson
1. Durasi demam >3 minggu.
2. Suhu demam > 38,3˚C pada beberapa kali pengukuran.
3. Diagnosis definitif belum dapat ditegakkan setelah
dilakukan pemeriksaan (menggunakan sarana laboratorium
dan penunjang medis lainnya) selama 1 minggu di RS.

Penyebab FUO antara lain:


 infeksi (40%)
 neoplasma (20%)
 penyakit kolagen (20%)
 penyakit lain (10%)
 tidak diketahui sebabnya (10%).
DIAGNOSIS DEMAM
1. ANAMNESIS
 Kronologi gejala

 Penggunaan obat-obatan sebelumnya

 Riwayat pekerjaan (kontak dengan hewan, asap beracun,

organisme infeksius, kontak dengan penderita lain yang


mengalami panas, di rumah, di tempat kerja, atau di sekolah)
 Riwayat perjalanan (travelling)

 Riwayat konsumsi makanan

 Riwayat keluarga

 Keadaan lingkungan dan geografis

 Riwayat penyakit sebelumnya


2. PEMERIKSAAN FISIK

 Pemeriksaan → harus teliti, diulang secara reguler.


 Suhu pasien diukur dengan termometer air raksa,
tempat pengukurannya dapat di aksila, oral atau rektal.
 Terdapat perbedaan antara pengukuran suhu di aksila,
oral dan rektal.
 Dalam keadaan biasa, perbedaan ini berkisar antara
0,4C - 0,5C.
 Suhu rektal lebih tinggi daripada suhu oral.
 Suhu oral lebih tinggi daripada suhu aksila.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
VARIABEL PENGUKURAN SUHU
1. Intake
 Proses mengunyah → meningkatkan suhu oral sekitar 0,3˚C.

 Minuman hangat → meningkat pembacaan sekitar 0,9˚C.

 Minuman dingin menyebabkan penurunan 0,3 - 1,2˚C.

 Merokok meningkatkan sekitar 0,2˚C.

2. Takipnea → mengurangi suhu oral sekitar 0,5˚C untuk setiap 10


napas/menit kenaikan dalam frekuensi pernapasan.
3. Hemiparesis → suhu aksila sisi yang parese lebih rendah 0,5˚C
dibandingkan dengan sisi yang sehat.
4. Serumen → menurunkan pembacaan suhu timpani, dikarenakan
menghambat radiasi panas dari membran timpani.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Patologi klinik : Darah rutin lengkap.


 Kimia darah : Elektrolit, gula darah, kreatinin,
SGOT/SGPT
 Biomarker : CRP, prokalsitonin.
 Serologi : Pemeriksaan antigen, antibodi
 PCR : Kualitatif dan kuantitatif
 Biopsi dan histopatologi
 Mikrobiologi : Isolasi kuman penyebab infeksi
merupakan kriteria diagnosis utama pada pasien
demam karena tersangka infeksi.
 Radiologi : Kelainan paru, ginjal, tulang.
DEMAM

Normal Lekosit Abnormal

Infeksi non
bakteri
Infeksi bakteri AB Empirik

Simptomatik Lab. Mikro

Patogen (+) AB Definitif

POLA DATA Base


MIKROBA

Contoh Alur Penanganan Demam


Langkah penanganan pasien infeksi
34

Diagnosis infeksi bakterial

Pemeriksaan mikrobiologi

Terapi Antimikroba Empiris

Hasil pemeriksaan mikrobiologi

Terapi Antimikroba Definitif


PENATALAKSANAAN DEMAM
Non Farmakologis → metode fisik untuk memfasilitasi
pelepasan panas yang lebih besar dari tubuh.
 Kompres air hangat.

 Jangan membungkus tubuh orang yang demam.

 Singkirkan baju atau selimut yang tebal.

 Lingkungan sebaiknya sejuk dan nyaman.

 Minum cairan lebih banyak (rehidrasi).


PENATALAKSANAAN DEMAM
Farmakologis :
 OAINS → Obat penghambat siklooksigenase
(cyclooxygenation [COX] inhibitor) → antipiretik.
 Antipiretik lain → Asetaminofen (Parasetamol) adalah
antipiretik yang paling aman.
 Glukokortikoid

• Menghambat sintesis PGE2 dengan cara menghambat


enzim fosfolipase A2
• Memblok transkripsi mRNA untuk IL-1 dan TNF
• Memblok translasi sitokin → efek imunosupresif dan
antifagositik yang poten,
FARMAKODINAMIK OBAT ANTIPIRETIK
Oleh karena itu sebelum pemberian antipiretik harus
mempertimbangkan beberapa keadaan sebagai berikut:
Apakah demam lebih banyak menimbulkan kerugian atau
keuntungan ?
Apakah pemberian antipiretik tidak mengganggu
perjalanan penyakit ?
Apakah manfaat obat lebih besar dari efek samping yang
mungkin terjadi ?
KOMPLIKASI DEMAM
 Meningkatkan konsumsi oksigen → meningkatkan aliran
darah → menimbulkan iskemia, aritmia, atau gagal jantung
kongestif pada pasien dengan penyakit jantung.
 Peningkatan suhu tubuh paling berbahaya untuk usia sangat
muda dan sangat tua.
 Risiko pada anak-anak usia 6 bulan s/d 6 tahun → kejang
demam.
 Pada orang dewasa demam sering menyebabkan
konsentrasi menurun dan mengantuk, serta mengigau.
 Pada kehamilan tidak menyebabkan kematian janin, tetapi
selama trimester pertama dapat meningkatkan risiko penyakit
jantung bawaan.
 Pasien dengan stroke berisiko untuk cedera otak tambahan
akibat demam → peningkatan morbiditas dan mortalitas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai