Anda di halaman 1dari 52

[Type the document title] 1

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO C BLOK 15

Tutor:
dr. Riani Erna Sp.M

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Nopiah Syari 04011181621042
Nurunnisa Arsyad 04011181621052
Nazlatul Nur Aini 04011181621054
Wahyu Irawan Nasution 04011181621055
Sheren Oktaviani 04011181621065
Diana Melinda 04011181621219
Nyimas Feby Ainun Namiroh 04011281621081
Muhammad Valdi Prasetia 04011281621090
Monica Cendrakasi Putri 04011281621099
Andrew Zefanya Sagala 04011281621102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA ANGKATAN 2016
KATA PENGANTAR
[Type the document title] 2

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya laporan tutorial
C Blok 15 ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Tidak lupa tim mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan tutorial C ini.
Tim menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, tim
mohon maaf apabila terdapat maksud atau penulisan kata yang salah ataupun yang kurang
berkenan dalam laporan ini. Maka dari itu, pendapat, kritik, dan saran akan sangat membantu
dalam penyempurnaan laporan ini.

Tim penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
[Type the document title] 3

KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
KEGIATAN TUTORIAL...................................................................................... 4
HASIL TUTORIAL DAN BELAJAR MANDIRI
Klarifikasi Istilah...................................................................................................... 7
Identifikasi Masalah................................................................................................. 7
Analisis Masalah...................................................................................................... 9
Keterbatasan Pengetahuandan Learning Issues....................................................... 26
Sintesis...................................................................................................................... 26
Kerangka Konsep..................................................................................................... 50
Kesimpulan............................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 51

KEGIATAN TUTORIAL
[Type the document title] 4

Moderator : Diana Melinda


Sekretaris I : Nurunnisa Arsyad
Sekretaris II : Diana Melinda

Peraturan selama tutorial:


1. Jika mau berbicara, angkat tangan terlebih dahulu.
2. Saling mendengarkan pendapat satu sama lain.
3. Izin ke toilet maksimal dua orang dalam satu waktu.
4. Diperbolehkan minum selama tutorial berlangsung.
5. Diperbolehkan membuka gadget selama masih berhubungan dengan tutorial.

Prosedur tutorial:
1. Tutorial tahap 1
a. Semua anggota kelompok masuk ruang tutorial dan duduk di kursi yang telah disediakan.
b. Sekretaris papan menyalakan layar LCD dan mempersiapkan laptop untuk mengetik ide
selama tutorial.
c. Moderator memimpin doa sebelum tutorial.
d. Moderator menyebutkan peraturan selama tutorial.
e. Moderator membacakan skenario.
f. Anggota mengklarifikasi istilah dalam scenario.
g. Anggota menentukan fakta dan masalah dalam skenario, lalu menentukan prioritas
masalahnya disertai dengan alasan yang logis.
h. Anggota saling mengajukan pertanyaan di analisis masalah.
i. Anggota mendiskusikan mengenai kaitan antar masalah.
j. Anggota menentukan Learning issue dan moderator membagi LI ke masing-masing
anggota kelompok.
k. Tutorial ditutup oleh moderator.
2. Belajar mandiri
3. Tutorial tahap 2
[Type the document title] 5

a. Semua anggota kelompok masuk ruang tutorial dan duduk di kursi yang telah disediakan.
b. Sekretaris papan menyalakan layar LCD dan mempersiapkan laptop untuk mengetik ide
selama tutorial.
c. Moderator memimpin doa sebelum tutorial.
d. Moderator mempersilakan kepada masing-masing anggota untuk memaparkan hasil
belajarnya. Moderator mengatur diskusi yang meliputi mempersilakan anggota lain
menambahkan ide dan sesi tanya-jawab.
e. Anggota merancang kerangka konsep bersama-sama dan membuat resume dari kerangka
konsep.
f. Anggota menjawab pertanyaan yang ada di analisis masalah.
g. Anggota menarik kesimpulan dari LI dan skenario yang ada.
h. Tutorial ditutup oleh moderator.
4. Penyusunan laporan pleno

HASIL TUTORIAL DAN BELAJAR MANDIRI

SKENARIO C BLOK 15 TAHUN 2018

Budi , a boy, 13 month, was hospitalized due to diarrhea. Four days before admission, the
patient had non projectile vomiting 8 times a day. He vomited what he ate. Three days before
admission the patient got diarrhea 8 times a day around half glass in every defecation, there was
no blood. and mucous pus in it. The frequency of vomiting decreased. But two days before
admision the patient got blood stool 12 times a day around quarter glass in verry defecation. The
vomiting stopped. Along those 4 days, he drank eagerly and was given ORS (oral rehidration
solution). He also got mild fever. Yesterday, he looked worsening, lethargy, didn't want to drink,
still had diarrhea but no vomiting. The amount of urination in 8 hours ago was less than usual.
Budi's family lives in slum area.

Physical examination

Patient looks severly ill, compos mentis but weak (lethargic), BP 70/50 mmHg, RR 38 x m, HR
114x/menit regular but weak, body temperature 38,9 0C, BW 10 kg, BH 75 cm
[Type the document title] 6

Head : sunken frontanella, sunken eye, no tears drop, and dry mouth

Thorax : similar movement on both side, retraction (-/-), vesicular breath sound, normal heart
sound.

Abdomen : flat, shuffle, bowel sound increases. Liver is palpable 1 cm below arcus costa and
xiphoid processus, spleen unpalpable. Pinch the skin of the abdomen : very slowly (longer that 2
seconds). Redness skin surrounding anal orifice.

Extremities : cold hand and feet

Laboratory examination

Hb 12,8 g/dl, WBC 20,000/mm3, diff count 0/1/2/83/20/4.

Urine routine

Macroscopic : yellowish colour,

Microscopic : WBC (-), RBC(-,) protein(-), keton bodies(+)

Feaces routine

Macroscopic : water more than waste material, blood(+), mucous(+)

WBC : 20 /HPF, RBC full, bacteria(++),Entamoeba coli (+), fat(+)

KLARIFIKASI ISTILAH

No. Istilah Difinisi


1. Diare Pengeluaran tinja berair berkali-kali yang tidak normal
(dorland)
[Type the document title] 7

2. Muntah yang tidak M untah yang tidak ditandai dengan semburan yang kuat
proyektil (dorland)

3. Letargi Penurunan tingkat kesadaran yang ditandai dengan lesu,


mengantuk, dan apatis (dorland)

4. Sunken frontanella Lengkungan yang jelas pada ubun-ubun dikepala bayi


(medlineplus.com)
5. Sunken eye Mata cekung

6. Mulut kering atau Mulut yang kering akibat disfungsi dari kelenjar saliva
xerostemia (dorland)
7. Shuffle Lemas

8. Redness skin suatu kemerahan yang terdapat di kulit sekitar lubang anus
surrounding anal

IDENTIFIKASI MASALAH
No.
1. Budi , a boy, 13 month, was hospitalized due to diarrhea. Keluhan tambahan
2. Four days before admission, the patient had non Riwayat Perjalanan Penyakit
projectile vomiting 8 times a day. He vomited what he
ate. Three days before admission the patient got diarrhea
8 times a day around half glass in every defecation, there
was no blood. and mucous pus in it. The frequency of
vomiting decreased. But two days before admision the
patient got blood stool 12 times a day around quarter
glass in verry defecation. The vomiting stopped. Along
those 4 days, he drank eagerly and was given ORS (oral
rehidration solution).
3. He also got mild fever. Yesterday, he looked worsening, Keluhan tambahan
[Type the document title] 8

lethargy, didn't want to drink, still had diarrhea but no


vomiting. The amount of urination in 8 hours ago was
less than usual
4. Budi's family lives in slum area Riwayat tempat tinggal
5. Patient looks severly ill, compos mentis but weak Physical examination
(lethargic), BP 70/50 mmHg, RR 38 x m, HR
114x/menit regular but weak, body temperature 38,9 0C,
BW 10 kg, BH 75 cm

Head : sunken frontanella, sunken eye, no tears drop,


and dry mouth

Thorax : similar movement on both side, retraction (-/-),


vesicular breath sound, normal heart sound.

Abdomen : flat, shuffle, bowel sound increases. Liver is


palpable 1 cm below arcus costa and xiphoid processus,
spleen unpalpable. Pinch the skin of the abdomen : very
slowly (longer that 2 seconds). Redness skin surrounding
anal orifice.

Extremities : cold hand and feet

6. Hb 12,8 g/dl, WBC 20,000/mm3, diff count Laboratory examination


0/1/2/83/20/4.

Urine routine

Macroscopic : yellowish colour,

Microscopic : WBC (-), RBC(-,) protein(-), keton


bodies(+)

Feaces routine
[Type the document title] 9

Macroscopic : water more than waste material, blood(+),


mucous(+)

WBC : 20 /HPF, RBC full, bacteria(++),Entamoeba


coli (+), fat(+)

ANALISIS MASALAH
1. Budi , a boy, 13 month, was hospitalized due to diarrhea.(keluhan utama)

a. Apa hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus?


Jawab :

Sekitar 15 persen dari seluruh kejadian diare pada anak di bawah usia 5 tahun adalah
disentri, pada kasus anak baru berusia 13 bulan. Laki-laki yang menderita diare lebih banyak
daripada perempuan dengan perbandingan 1,5:1 (laki-laki 60 % dan perempuan 40%).

b. Apa saja jenis-jenis diare?


Jawab :

DIAGNOSIS DIDASARKAN PADA KEADAAN

 Diare lebih dari 3 kali sehari


Diare cair akut berlangsung kurang dari 14 hari

 Tidak mengandung darah


Kolera  Diare air cucian beras yang sering dan
banyak dan cepat menimbulkan
dehidrasi berat, atau

 Diare dengan dehidrasi berat selama


[Type the document title] 10

terjadi KLB kolera, atau

 Diare dengan hasil kultur tinja positif


untuk V. cholerae O1 atau O139
Disenteri  Diare berdarah (terlihat atau
dilaporkan)
Diare persisten  Diare berlangsung selama 14 hari atau
lebih
Diare dengan gizi buruk  Diare jenis apapun yang disertai tanda
gizi buruk (lihat Bab 7)
Diare terkait antibiotik  Mendapat pengobatan antibiotik oral
(antibiotic associated spektrum luas
diarrhea)
Invaginasi  Dominan darah dan lendir dalam tinja

 Massa intra abdominal (abdominal


mass)

 Tangisan keras dan kepucatan pada


bayi.

c. Apa saja penyebab diare pada kasus?


Jawab :
1). Disentribasiler, disebabkan oleh Shigella,sp
Shigella adalah basil non motil, gram negatif, family enterobacteriaceae.Ada 4
spesiesShigella, yaituS.dysentriae, S.flexneri, S.bondiidanS.sonnei.Terdapat 43 serotipe O
darishigella.S.sonnei adalah satu-satunya yang mempunyai serotype tunggal.Karena kekebalan
tubuh yang didapat bersifat serotype spesifik, maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh
tipe yang berbeda.Genus ini memiliki kemampuan menginva siselepitel intestinal dan
menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme.Penyakit ini kadang-kadang bersifat
ringan dan kadang-kadang berat.Suatu keadaan lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudah
nya penularan penyakit. Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare, adanya lender dan
darah dalam tinja, perut terasa sakit dan tenesmus.
[Type the document title] 11

Sebagian besar kasus disebabkan oleh Shigella, khususnyaS. Flexneri dan S.


dysenteriaetipe 1.

Shigella
1) Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica
E.histolytica merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai mikroorganisme komensal
(apatogen) di usus besar manusia.Apabila kondisi mengijinkan dapat berubah menjadi pathogen
dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan menembus dinding usus sehingga
menimbulkan ulserasi. Siklus hidup amoeba ada 2 bentuk, yaitu bentuk trofozoit yang dapat
bergerak dan bentuk kista.
Bentuk trofozoit ada 2 macam, yaitu trofozoit komensal (berukuran 10 mm) dan trofozoit
patogen (berukuran> 10 mm).Trofozoit komensal dapat dijumpai di lumen usus tanpa
menyebabkan gejala penyakit.Bila pasien mengalami diare, maka trofozoit akan keluar bersama
tinja. Sementara trofozoit patogen yang dapat dijumpai di lumen dan dinding usus
(intraintestinal) maupun luarusus (ekstraintestinal) dapat mengakibatkan gejala
disentri.Diameternya lebih besar dari trofozoit komensal (dapatsampai 50 mm) dan mengandung
beberapa eritrosit di dalamnya.Hal ini dikarenakan trofozoit pathogen sering menelan eritrosit
(haematophagoustrophozoite).Bentuk trofozoit ini bertanggung jawab terhadap terjadinya gejala
penyakit namun cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia.
Bentuk kista juga ada 2 macam, yaitu kista muda dan kista dewasa. Bentuk kistahanya
dijumpai di lumen usus.Bentuk kista bertanggungjawab terhadap terjadinya penularan penyakit
dan dapat hidup lama di luar tubuh manusia serta tahan terhadap asam lambung dan kadar klor
[Type the document title] 12

standard di dalam sistem air minum. Diduga kekeringan akibat penyerapan air di sepanjang usus
besar menyebabkan trofozoit berubah menjadi kista.

Entamoebahystolitica
Penyebab non infeksi, antara lain invaginasi (gejala dominan lender dan darah, kesakitan
dan gelisah, massa intra abdominal, dan muntah), alergi susu sapi, gangguan hematologi seperti
defisiensi vitamin K, dan kelainan imunologis (penyakit Crohn, colitis ulseratif).

d. Apa dampak yang dialami Budi bila keluhannya tidak diobati?


jawab :
pada kasus pasien diarhea dikarenakan amoeba. Amoeba akan mengiritasi lumen usus
sehingga lumen usus tukak dan menyebabkan perdarahan. Kadang-kadang, amuba dapat
menyebabkan kondisi yang lebih serius yang disebut kolitis fulminan. Kolitis fulminan jarang
terjadi, tetapi menyebabkan radang usus yang parah dan dapat terjadi mengancam kehidupan

e. Bagaimana mekanisme diare pada kasus?


Jawab :
Pada infeksi bakteri setidaknya ada dua mekanisme, yaitu peningkatan sekresi usus dan
penurunan absorbsi di usus. Infeksi bakteri menyebabkan infl amasi dan mengeluarkan toksin
yang menyebabkan terjadinya diare. Infeksi bakteri yang invasif mengakibatkan perdarahan atau
adanya leukosit dalam feses. Pada dasarnya, mekanisme diare akibat kuman enteropatogen
[Type the document title] 13

meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, invasi
mukosa, dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu jenis bakteri dapat menggunakan satu
atau lebih mekanisme tersebut untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus.
Mucosaladhesion. Bakteri yang berkembang biak dalam usus kecil harus melekat terlebih dahulu
ke mukosa untuk menghindari “hanyut”. Adhesi melalui rambut seperti dangkal antigen, disebut
pili atau fimbriae, yang mengikat reseptor pada permukaan usus; ini terjadi, misalnya, dengan E.
col enterotoksigenik; dan V: cholerae 01. Di beberapa Misalnya, melekat mukosa berhubungan
dengan perubahan epitelium usus itu dapat mengurangi kapasitas serap atau menyebabkan
sekresi cairan (misalnya infeksi dengan entero ~ athogenic atau enteroaggregative E. coli).
Racun yang menyebabkan sekresi. Enterotoxigenic E. coli, V: cholerae01 dan beberapa lainnya
Bakteri menghasilkan racun yang mengubah fungsi sel epitel. Racun ini mengurangi
penyerapan natrium oleh vili dan dapat meningkatkan sekresi klorida dalam crypts,
menyebabkan sekresi air dan elektrolit (lihat Unit 2). Pemulihan terjadi ketika sel yang terkena
diganti dengan yang sehat setelah 2-4 hari.
Invasi mukosa. Shigella, C. jejuni, enteroi nvasive E. coli dan Salmonella bisa
menyebabkan diare berdarah dengan menyerang dan menghancurkan sel-sel epitel mukosa. Ini
terjadi terutama di usus besar dan bagian distal dari ileum. Invasi dapat diikuti oleh pembentukan
microabscesses dan ulkus superfisial; maka kehadiran sel darah merah dan putih, atau darah yang
terlihat, di bangku. Racun yang dihasilkan oleh ini organisme menyebabkan kerusakan jaringan
dan mungkin juga sekresi air mukosa dan elektrolit.

f. Bagaimana indikasi rawat inap pada kasus(diare)?


Jawab :
Anak sudah mengalami dehidrasi berat yang harus ditangani dengan cepat dan harus
rawat inap. Yang mana ditandai dengan :
- Kondisi umum lemah, letargis
- Mata cekung
- Ubun-ubun besar
- Malas minum/tidak dapat minum
- Cubitan perut kembali sangat lambat ( >2 detik)
[Type the document title] 14

g. Bagaimana tatalaksana awal pada kasus?


Jawab :
1. pemberian cairan IVFD:

a) RL 120 cc x BB dalam 4 jam (RSMH)

b) RL 30 cc x BB dalam 30 menit selajutnya 70 cc x BB dalam 2,5 jam (WHO), begitu anak bisa
minum berikan cairan rehidrasi peroral (oralit) 5 cc/kgBB/jam

2. Setelah bisa minum- diberikan oralit 10-20 cc x BB setiap BAB ATAU untuk anak 10 kg 100
cc setiap BAB, 10 kg 200 ccsetiap BAB

3. Medikamentosa: Cefiksim 2 x 50 mg atau siffrofloksasin 2 x 150 mg selama 5 hari, zinc


1x20mg selama 10-14 hari

4.Diet: seperti biasa, pada fase penyembuhan diet 1,5 x lipat

5. Penyuluhan

h. Apa organ yang terganggu pada kasus?


Jawab :
Organ yang terganggu pada kasus ini adalah usus halus dan usus besar karena pada bayi
usus halus lebih panjang maka sekresi cairan dan elektrolit ke dalam lumen intestine akan
meningkat pada anak. Pada bayi, usus besar lebih pendek sehingga lapisan epitel untuk absorbsi
air dari feses sedikit karenanya diare lebih sering terjadi pada anak.

2. Four days before admission, the patient had non projectile vomiting 8 times a day. He
vomited what he ate. Three days before admission the patient got diarrhea 8 times a day around
half glass in every defecation, there was no blood. and mucous pus in it. The frequency of
vomiting decreased. But two days before admision the patient got blood stool 12 times a day
around quarter glass in verry defecation. The vomiting stopped. Along those 4 days, he drank
eagerly and was given ORS (oral rehidration solution). (riwayat perjalanan penyakit)
a. Apa arti dari pasien muntah tidak proyektil?
Jawab :
[Type the document title] 15

Muntah proyektil (menyemprot): muntah yang tidak melalui ketiga fase pada muntah
non proyektil. Contohnya seperti pada stenosis pilorus hipertrofi, biasanya setelah makan, bisa
jadi muntahan keluar melalui hidung.
b. Apa perbedaan mekanisme muntah proyektil dan muntah tidak proyektil?
Jawab:
Muntah proyektil terjadi secara spontan

Muntah tidak proyektil ditandai dengan mual


Pemicu (hamil/bau dan sentuhan uvula, obat, dll)  Rangsang di Chemoreceptor Trigger Zone
(Pusat muntah)  Tekanan intra abdomen meningkat + LES relaksasi  isi lambung keluar
c. Apa hubungan muntah dengan diare?
Jawab :
Muntah pada kasus disentri dikarenakan reflek fisiologis tubuh dalam mengantisipasi
benda asing (bakteri) yang masuk melalui makanan atau minuman.
d. Apa akibat diare 8 kali?
Jawab :
Dapat menyebabkan dehidrasi karena air dan elektrolit keluar bersama tinja, sedangkan
Cairan dapat digantikan hanyadengan minum lebih banyak cairan, atau mereka dapat diterima
secara intravena dalam kasus yang berat. Anak-anak dan orang yang lebih tua lebih rentan
terhadap dehidrasi.
[Type the document title] 16

Larutan rehidrasi oral atau garam (ORS) mengacu pada air yang mengandung garam dan
glukosa. Itu diserap oleh usus kecil untuk menggantikan air dan elektrolit yang hilang dalam
tinja

e. Apa makna diare yang tidak terdapat darah, mucus dan pus?
Jawab :
 Diare berdarah disebabkan bakteri yang menghancurkan sel sel epitel mukosa.
 Darah tidak ditemukan karena bakteri belum sampai menginvasi sel – sel epitel mukosa.
 Adanya mukus dan pus dalam feses berarti infeksi bakteri yang masif sehingga terjadi
iritasi sehingga produksi leukosit meningkat.
 Tidak ditemukan mukus dan pus berarti infeksi bakteri belum masif.

f. Bagaimana klasifikasi dehidrasi?


Jawab:

3 . He also got mild fever. Yesterday, he looked worsening, lethargy, didn't want to drink, still
had diarrhea but no vomiting. The amount of urination in 8 hours ago was less than usual.
(keluhan tambahan)
a. Bagaimana mekanisme demam ringan pada kasus?
Jawab:
[Type the document title] 17

Bakteri yang masuk kedalam tubuh dianggap sebagai antigen oleh tubuh.Bakteri tersebut
mengeluarkan toksin lipopoli sakarida dari membran sel.  Sel yang bertugas menghancurkan zat-
zat toksik atau infeksius tersebut adalah neutrofil dan makrofag dengan cara fagositosis atau non-
fagositosis.  Sekresi fagositik menginduksi timbulnya demam, terutama melalui pelepasan
pirogen endogen ((Interleukin-I).  Respon sini utama muncul ketika bakteri invasive beredar di
dalam sirkulasi lalu difagosit oleh makrofag dan netrofil.  Pirogen endogen selanjutnya
merangsang pengeluaran prostaglandin (prostaglandin E2) dari hipotalamus sehingga terjadi
kenaikan suhu tubuh.  Oleh karena itu, pemberian aspirin dapat menurunkan demam sehingga
disebut sebagai antipiretik.  Suhu yang lebih tinggi ini meningkatkan proses fagositosis dan
kecepatan aktivitas enzim yang diperantarai enzim. Melalui studi eksperimen pada hewan,
mekanisme kerja endogen dapat secara langsung atau tidak langsung (membutuhkan beberapa
jam untuk mempengaruhi hipotalamus).

b. mengapa pada pasien muntah berhenti namun diare tetap ada?


Jawab :
Hal itu terjadi karena infeksi sudah sampai ke ujung distal ileum dan kolon, dimana disana sudah
tidak ada lagi saraf- saraf yang berespon terhadap muntah. Saraf- saraf yang berespon terhadap
muntah terdapat di lambung dan duodenum. Banyak kehilangan elektrolit dari diare yang dialami
serta tidak adekuat suplai cairan pengganti elektrolit yang diberikan (hanya air biasa), membuat
Amir berada dalam keadaan hiponatremia. Keadaan ini menghambat rangsangan terjadinya
muntah. Berangsur-angsur keluhan muntah berkurang. Muntah dan diare pada kasus ini bila
tidak ditangani dengan baik dapat berujung pada syok hipovolemik, multiple organ failure, dan
kematian.

c. Bagaimana mekanisme penurunan BAK pada kasus?


Jawab:
Diare dan muntah  dehidrasi BAK menurun

d. Mengapa keadaan budi bertambah buruk?


jawab:
[Type the document title] 18

kondisinya semakin memburuk disebabkan karena dehidrasi berat. Dehidrasi berat dapat
sangat cepat membuat kondisi bayi semakin memburuk, karena banyaknya cairan tubuh yang
keluar melalui muntah dan diare.

4. Budi's family lives in slum area (riwayat tempat tinggal)


a. Apa pengaruh dari daerah kumuh terhadap penyakit Budi?

Jawab:

Salah satu faktor risiko dari diare adalah higiei dan sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Daerah kumuh mengindikasikan bahwa kondisi lingkungan kurang terjaga dengan baik
higienisitasnya, air yang digunakan pada daerah kumuh juga biasanya air yang kurang bersih.
Dan kebiasaan tidak mencuci tangan juga dapat berpengaruh pada penyebaran bakteri dalam
kasus ini.

5. Physical examination

Patient looks severly ill, compos mentis but weak (lethargic), BP 70/50 mmHg, RR 38 x m, HR
114x/menit regular but weak, body temperature 38,9 0C, BW 10 kg, BH 75 cm

Head : sunken frontanella, sunken eye, no tears drop, and dry mouth

Thorax : similar movement on both side, retraction (-/-), vesicular breath sound, normal heart
sound.

Abdomen : flat, shuffle, bowel sound increases. Liver is palpable 1 cm below arcus costa and
xiphoid processus, spleen unpalpable. Pinch the skin of the abdomen : very slowly (longer that 2
seconds). Redness skin surrounding anal orifice.

Extremities : cold hand and feet

a. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik?


Jawab:
[Type the document title] 19

Hasil Pemeriksaan Fisik Normal Interpretasi


[Type the document title] 20

Keadaan umum
Tampaksakitberat Tidaksakit Tampaksakitberat
Compos mentis lemah (lethargy) Compos mentis Kesadaransedikitmenurun
BP 70/50mmHg 90/60 mmHg Hipotensiberkurangnyacairan
plasma akibatdehidrasi
RR 38x/m 30-50 x/m Normal
HR 144x/m reguler, lemah 75-155 x/m Normal
Temp. 38,7oC 36,5-37,5oC Febris (infeksi virus)
BB 10kg; TB 75 cm BB 8-12 kg TB Normal
70-80 cm
Kepala
Mata cekung Tidakcekung Tandadehidrasi
Tidakada air mata Ada Tandadehidrasi
Mulutkering Lembab Tandadehidrasi
Thorax
Gerakanrongga dada Gerakanrongga Normal
kanandankirisama dada
kanandankirisama
Retraksi (-/-) Tidakadaretraksi Normal

Suaranapasvesikuler Suaravesikuler Normal

Suarajantung normal Suarajantung Normal


normal
Abdomen
Abdomen:
- datar Normal
- shuffle
- bisingususmeningkat Motilitasusus ↑
Hatiteraba 1 cm di bawaharcus 1 – 2 Normal
aorta danprocessus xiphoid jaridibawaharcus
costa untukanak-
anak
Limpatidakteraba Tidakteraba Normal
Turgor (kembalisetelahlebihdari Langsungkembali Tandadehidrasiberat
2 detik)
Kulitkemerahan di Abnormal
[Type the document title] 21

sekitarorificiumanalis
Ekstremitas
Tangandan kaki dingin Tidakdingin Tangandan kaki dingin

b. Bagaimana mekanisme dari hasil pemeriksaan abnormal?


Jawab
 Demam
Bakteri yang masuk kedalam tubuh dianggap sebagai antigen oleh tubuh.Bakteri tersebut
mengeluarkan toksin lipopolisakarida dari membran sel.  Sel yang bertugas menghancurkan
zat-zat toksik atau infeksius tersebut adalah neutrofil dan makrofag dengan cara fagositosis
atau non-fagositosis.  Sekresi fagositik menginduksi timbulnya demam, terutama melalui
pelepasan pirogen endogen ((Interleukin-I).  Respon sini utama muncul ketika bakteri
invasive beredar di dalam sirkulasi lalu difagosit oleh makrofag dan netrofil.  Pirogen
endogen selanjutnya  merangsang pengeluaran prostaglandin (prostaglandin E2) dari
hipotalamus sehingga terjadi kenaikan suhu tubuh.  Oleh karena itu, pemberian aspirin dapat
menurunkan demam sehingga disebut sebagai antipiretik.  Suhu yang lebih tinggi ini
meningkatkan proses fagositosis dan kecepatan aktivitas enzim yang diperantarai enzim.
Melalui studi eksperimen pada hewan, mekanisme kerja endogen dapat secara langsung atau
tidak langsung (membutuhkan beberapa jam untuk mempengaruhi hipotalamus).
 TekananDarahMenurun
Akibat dehidrasi terjadi penurunan volume darah
 Mata Cekung
Mata tampak cekung menunjukkan keadaan kehilangan cairan dan elektrolit
berlebih.Tubuhmanusia 70-85% disusun oleh air yang terbagi menjadi cairan intrasel,
ekstrasel dan interseluler.Ketika cairan ini kurang pada sel atau jaringan tubuh pada keadaan dehidrasi,
maka sel-sel akan menciut, mengkerut, mengecil dan menjadicekung. Karena palpebral
terdiri dari jaringan ikat longgar maka manifestasi yang tampak adalah mata menjadi
cekung.
 KulitKemerahan Di SekitarOrificium Anal
Warna kulit kemerahan di sekitar anus ini terjadi karena adanya iritasi akibat seringnya
defekasi
[Type the document title] 22

 Ekstremitas: AkralDingin
Ekstremitas akral dingin merupakan tanda-tanda sypok hipovolemia.Hipovolemia adalah
keadaan berkurangnya volume darah yang bersirkulasi dalam tubuh.  Keadaan ini tergolong
darurat dimana jumlah darah dan cairan yang hilang membuat jantung tidak mampu
memompa darah dalam jumlah yang cukup.  Kehilangan cairan pada syok hipovolemik bias
disebabkan oleh terbakar, diare, muntah-muntah, dan kekurangan asupan makan.  Untuk
mempertahankan perfusi jantung dan otak, maka terjadi peningkatan kerja simpatis,
hiperventilasi, pembuluh vena yang kolaps, pelepasan hormon stress serta ekspansi besar
untuk pengisian kembali cairan interstitial dan ekstraseluler, serta penurunan volume urin.

c. Bagaimana klasifikasi turgor?


Jawab:
turgor kulit ( kekenyalan, elastisitas kulit) : dengan cara dicubit didaerah perut dengan
cubitan agak lebar, sekitar 3 cm, dipertahankan selama 30 detik, kemudian dilepas. Bila kulit
kembali normal dalam waktu kurang 1 detik; turgor baik, bila 2-5 detik ; turgor agak kurang, bila
5-10 detik; turgor kurang dan bila lebih 10 detik: turgor jelek

6. Laboratory examination

Hb 12,8 g/dl, WBC 20,000/mm3, diff count 0/1/2/83/20/4.

Urine routine

Macroscopic : yellowish colour,

Microscopic : WBC (-), RBC(-), protein(-), keton bodies(+)

Feaces routine

Macroscopic : water more than waste material, blood(+), mucous(+)

WBC : 20 /HPF, RBC full, bacteria(++),Entamoeba coli (+), fat(+)

a. apa interpretasi dari pemeriksaan laboratorium?


Hb 12,8 9-14g/dl Normal
[Type the document title] 23

g/dl
WBC 6.000 – Tidak Normal
20.000/mm3 17.000/mm3
Differential Usia 7-12 bulan= Netrofil batang
Count 0-1/0-3/5-11/15-35/45- menurun,limfosit menurun dan
0/1/2/83/20/ 76/3-6 segmen meningkat,
4
Macroscopi umumnya agak Lebih kuning dari warna urin
c : bening, atau kuning normal
yellowish bening
colour
Microscopi Kemungkinan diare pada kasus
c : WBC ini tidak disebabkan oleh infeksi
(-), bakteri.
RBC (-),
protein (-)

Keton (-) Tidak Normal


Bodies (+)

Macroscopi diare dgn disentri


c : water
more than
waste
material,
blood (+),
mucous (-)
WBC : 2-6/HPF Tidak normal
20/HPF,
RBC : Full
Bakteri(++)
Entamoeba
Coli(+)
[Type the document title] 24

Fat (+)

b. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan lab?


Jawab:
 WBC meningkat karena terjadi proses infeksi

 Microskopik : yellowish colour disebabkan hipovolemi retensi airurin pekat ,


volume sedikit warna urin lebih kuning dari biasanya.

 Keton bodies + :kurangnya asupan nutrisi yang diserap hipoglikemi

c. Apa indikasi dari pemeriksaan urin?


Jawab:

Secara makroskopik dapat ditentukan kelainan warna, kejernihan, dan kekeruhan yang
dapat mengindikasikan kemungkinan adanya infeksi, dehidrasi, darah di urin, penyakit hati,
kerusakan otot atau eritrosit dalam tubuh.

Secara mikroskopik kita dapat menentukan kandungan-kandungan yang ada pada urin
sehingga dapat mengetahui kelainan yang ada.

d. Apa indikasi dari pemeriksaan feses?


Jawab:
(WHO, 2002)
- Pasien dengan feces cair
- Pasien dengen feces berlendir
- Ada tanda dan gejala infeksi parasit GIT
- Pasien dengan warna feces abnormal (merah/hitam yang menandakan ada darah, hijau
hiperbilirubin)
(tambahan)
- Adanya ikterus
- Curiga ada penyakit gastrointestinal
[Type the document title] 25

I. KETERBATASAN PENGETAHUAN DAN LEARNING ISSUES


No Learning Issue What I Know What I Don’t What I Have How Will I
Know to Prove Learn
1. Anatomi,histol - Definisi - buku
ogi dan umum
- internet
fisiologi
saluran
pencernaan
bawah
2. Diare - Definisi - Jenis jenis - - buku
diare - internet

3. Dehidrasi Difinisi - jenis-jenis - -internet


dehidrasi
4. Pemeriksaan - - - -
fisik
5. Pemeriksaan - - - -
Lab
-
- - -

Sintesis

1. ANATOMI,HISTOLOGI,FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN BAWAH

IntestinumTenue
[Type the document title] 26

Terdiri dari: duodenum, jejunum, dan ileum.

DUODENUM

Duodenum adalah bagian pertama intestinum tenue dan juga yang terpendek. Duodenum
mempunyai lintasan seperti huruf C yang berada di sekitar caput pankreatis.

Duodenum sendiri dibagi menjadi 4 bagian, yaitu;


 Pars superior
 Pars descenden
 Pars horizontalis
 Pars ascenden

JEJUNUM & ILEUM


[Type the document title] 27

Jejunum dan ileum merupakan organ intraperitoneal, dua perlima bagiannya adalah
jejunum, sedangkan sisanya adalah ileum. Sebagian besar jejunum terletak di kuadran kiri atas,
sedangkan sebagian besar ileum terletak di kuadrang kanan bawah. Ileum pars terminalis
terdapat di bagian pelvis, dari sini ileum akan naik kemudian bermuara di medialis caecum.

IntestinumCrassum

Dibagi menjadi 6 bagian:


1. Caecum (hijau) merupakan suatu kantung usus yang buntu, terletak pada kuadran kanan
bawah dalam fossa iliaca.
2. Appendix (hijau; berbentuk seperti umbai cacing) adalah diverticulum usus yang buntu,
berisi massa jaringan limfoid. Appendix muncul dari posteromedialis caecum. Posisi appendix
bervariasi, tapi biasanya retro caecalis.
3. Colon ascenden (kuning): berjalan pada sisi kanan cavitas abdominis, mulai dari caecum
hingga lobus hepatis dexter, kemudian turun ke kiri pada flexura coli dextra. Colon ascenden
lebih sempit dari pada caecum dan retroperitoneal sekunder.
[Type the document title] 28

4. Colon transversum (jingga): colon yang paling mudah bergerak. Bergerak melintasi abdomen
dari flexura coli dextra hingga flexura coli sinistra, di mana dia membelok ke inferior untuk
menjadi colon descenden. Fleksura coli sinistra lebih superor, tajam dan kurang bergerak
dibandingkan yang dextra.
5. Colon descenden (jingga tua): letaknya retroperitoneal dari flexura coli sinistra dan fossa
iliaca kiri. Pada saat turun, colon akan berjalan anterior terhadap margo lateralis ren kiri.
6. Colon sigmoideum (merah muda): ditandai gelung bentuk ’S’. Berjalan dari fossa iliaca
hingga vertebra SIII, kemudian menjadi rectum akhir dari teaniae coli.
Rectum (merah)
Rectum adalah saluran cerna bagian pelvis. Rectum mengikuti lengkungan os sacrum dan
coccyx membentuk flexura sacralis. Dari tampak anterior, tampak tiga flexura lateralis (flexura
superior lateralis, flexura intermedian lateralis, flexura inferior lateralis). Dalam rectum jjuga
terdapat ampulla recti, ampulla menerima dan memungkinkan akumulasi faeces, hal ini penting
untuk menjaga fecal continence. Rectum berhubunnngan dengan tiga vertebra sacrales terbawah
dan coccyx, ligamentm anoccygeum, vasa sacralis mediana, serta baian inferior truncus
sympaticus dan plexus sacralis. Pada laki-laki, anterior rectum berhubungan dengan fundus
vesicae, bagian terminal ureter, ductus defferens, vesicula seminalis, dan prostata. Pada
perempuan, di anterior rectum berhubungan dengan vagina dan dipisahkan dari bagian posterior
fornix vaginae dan cervix uteri.
Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzimpencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak pada bagian posteriorperut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas
jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
 Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
 Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke


dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan
lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh
[Type the document title] 29

dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai
fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi
dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia
juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan
hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan
vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta
terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-
zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

Kandung empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada
manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan
karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ
ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
 Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
[Type the document title] 30

ENZIM PENCERNAAN PADA BAYI


Proses pencernaan kemudian disempurnakan oleh sejumlah enzim dalangeta husus
(sukus enterikus) sehingga zat makanan menjadi bentuk yang siap diserap.
Enzim-enzim ini banyak terdapat diantara vili brush border. Beberapa organ dan enzim
yang berperan dalam proses pencernaan zat makanan (karbohidrat, lemak, dan protein) pada
bayi, belum berfungsi secara optimal. Aktivitas enzim ini akan bertambah sesuai dengan
bertambahnya usia. Aktivitas amilase yang optimal akan tercapai pada usia 12 bulan, lipase
mencapai kadar seperti orang dewasa pada usia 24 bulan, sedangkan aktivitas tripsin pada
bayi baru lahir sudah sama dengan orang dewasa.
Karbohidrat terpenting dalam diet bayi adalah laktosa, sedang pada anak besar dan
dewasa 60% karbohidrat dalam diet adalahp ati, sedikit sukrosa dan sedikit sekali laktosa.
Kurang lebih 4,8 % ASI terdiri dari laktosa, yang menyediakan hampir 40% dari total
kalori yang disediakan oleh ASI . Kolustrum mengandung laktosa yang rendah yaitu sekitar
5,3 gram/100 ml sedangkan pada ASI matur lebih tinggi secara bermakna yaitu 6,8 gram
/100ml.
Laktosa dan disakarida yang lain dicerna oleh enzim yang berada di membran brush
border pada enterosit yang telah matur. Laktase menghidrolisis laktosa menjadi glukosa danga
laktosa. Aktivitas laktase meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, dari 30 %
pd kehamilan 26-34 minggu menjadi 70% pada kehamilan 35-38 minggu dan mencapai 100 %
pada usia 2-4 minggu setelah lahir. Setelah itu aktivitas enzim laktase secara genetika kan
menurun dan mencapai kadar terendah pada usia dewasa.
Lima puluh persen kebutuhan kalori pada bayi dicukupi dari lemak dalam ASI dan susu
formula. Lebih dari 98% lemak susu ini dalam bentuk triagliseride, yang mengandung asam
lemak jenuh dan tidak jenuh yag diesterasi menjadi gliserol. Asam lemak jenuh utamadalam
ASI adalah asam palmitat yang merupakan 20 – 25 % dari seluruh asam lemak.dalam ASI,
lebih dari 60% asam palmitat diesterasi pada posisi Sn-2 dari rantai trigliserid.
Histologi Lower Gasrtointestinal Tract

Duodenum
[Type the document title] 31

Tunika mukosa : epitel selapis silindris yang memiliki mikrovili dan di atara vili terdapat kelenjar
intestinal atau kel. Lieberkuhn. Pada dasar kelenjar terdapat sel paneth.Di dalam sitoplasma
terdapat granula kasar berwarna merah.

Tunika submukosa : dipenuhi kel.Brunner. Tunia mukosa+submukosa membentuk plika sirkular


krenkingi.Banyak terdapat vilus intestinalis dan plexus meissner dapat ditemukan disini.

Tunika muskularis lapis : sirkular dan longitudinal, terdapat plexus saraf auerbach.

Tunika Adventisia : berupa jaringan ikat jarang.

Ileum

Tunika mukosa : di lamina propria terdapat kelompokan nodulus limfatikus yang membntuk
bangunan khusus disebut bercak peyer. Kelompok nodulus limfatikus ini sering terlihat meluas
ke dalam submukosa sehingga sering menjadikan tunika muskularis mukosa terpenggal-penggal.

Tunika submukosa : terdiri atas jar.ikat jarang dengan plexus meissner di dalamnya. Disini tidak
terdapat kelenjar.Plika sirkular kerekringi tampak lebih pendek dibandingkan yang terdapat pada
duodenum maupun yeyenum.

Tunika muskularis : struktur sama dengan duodenum dan yeyenum

Tunika serosa : terdiri dari jar.ikat jarang.


[Type the document title] 32

Appendix Vermiforfis

Tunika Mukosa : epitel selapis silindris,tidak mempunyai vilus yang ada hanya kel.lieberkuhn
saja. Di lamina propria banyak nodulus limfatikus, memenuhi sekeliling dindingnya.Tunika
muskularis mukosa dapat ditemukan juga.

Tunika submukosa : jar. Ikat jarang tanpa kel.Dan banyak terdapat serbukan limfosit yang
berasal dari lamina propria.
[Type the document title] 33

Colon

Tunika Mukosa : epitel selapi silindris, tidak memiliki vilus. Dan terdapat banyak nodululs
limfatik di dalam lamina propria. Membenruk sederetan lip.memanjang (kolumna rektalis
morgagni)

Tunika submukosa : terdiri atas jar.ikat jarang ditemukan juga plexus meissner.

Tunika muscularis : melingkar susunan seperti biasa, longitudinal tidak mempunyai ketebalan
yang sama seputar lingkar dindingnya.

Rektum-Anus
[Type the document title] 34

Tunika mukosa : perubahan jenis epitel dari epitel selapis silindris dengan sel goblet menjadi
epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Kelompokkan nodulus limfatikus didapatkan pada
lapisan ini.Kriptus tidak terlihat lagi di anus.

Tunika muskularis Mukosa : tidak ditemukan pada daerah anus, lamina propria digantikan oleh
dermis dan ditemukan kelenjar apokrin yang disebut kelenjar sirkumanal.

Tunika submukosa : berupa jaringan ikat jarang lamina propria pada tempat pertemuannya
dengan anus dan akhirnya digantikan oleh dermis dan hipodermis.

Tunika Muskularis : melingkar pada daerah rektum menebal membentuk otot lingkar yaitu
M.Sfingter ani internum.

Tunika Adventisia : jaringan ikat jarang

2. DIARE

Disentri merupakan kumpulan gejala penyakit seperti diare berdarah, lendir dalam tinja,
dan nyeri saat mengeluarkan tinja. Praktisnya, diare berdarah dapat digunakan sebagai petanda
kecurigaan terhadap disentri.

Penyebab disentri adalah infeksi bakteri atau amuba. Infeksi yang disebabkan oleh
bakteri dikenal sebagai disentri basiler dan merupakan penyebab tersering disentri pada anak.
Shigella dilaporkan sebagai penyebab tersering disentri basiler pada anak. Sedangkan infeksi
yang disebabkan oleh amuba dikenal sebagai disentri amuba. Selain diare berdarah, anak juga
mengalami demam, nyeri perut terutama menjelang buang air besar, pada pemeriksaan tinja rutin
didapatkan jumlah leukosit dan eritrosit yang meningkat, dan pada pemeriksaan biakan tinja
dapat dijumpai kuman penyebab. Nyeri perut saat buang air besar (tenesmus) seringkali tidak
terlihat pada anak yang usianya lebih muda karena mereka umumnya belum dapat
menggambarkan keluhan tersebut.

Infeksi menyebar melalui tangan, makanan maupun air yang terkontaminasi, dan
biasanya terjadi pada daerah dengan kebersihan perorangan yang buruk. jumlah Shigella yang
[Type the document title] 35

diperlukan untuk menyebabkan penyakit sangat kecil. Sekitar 15 persen dari seluruh kejadian
diare pada anak di bawah usia 5 tahun adalah disentri.

Disentri umumnya respon terhadap antibiotika yang sensitif terhadap shigella. Anak
dipantau setelah 2 hari, untuk melihat tanda penyembuhan, antara lain tidak ada demam,
frekuensi buang air besar dan volume tinja berkurang dengan jumlah darah minimal atau
menghilang, dan meningkatnya selera makan. Apabila tidak ada perbaikan dalam 3 hari, harus
dipikirkan keadaan lain, pertimbangan penggantian antibiotika. Bila kondisi mengkhawatirkan
anak harus dirawat. Bila ada fasilitas penunjang laboratorium dapat dilakukan pemeriksaan
terhadap amuba pada tinja. Disentri yang lebih berat dilaporkan pada bayi yang tidak mendapat
ASI dan pada anak dengan gizi kurang.

Pencegahan disentri dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, melalui
kebersihan diri dan lingkungan. Kebersihan diri dimulai dengan mencuci tangan. Tak hanya
tangan anak tetapi juga orangtua serta pengasuh. Kuman yang terdapat pada tangan yang sudah
menjamah keberbagai tempat dapat dicegah melalui cuci tangan dengan sabun.

Anak dengan disentri bisa mengalami dehidrasi, terlebih bila tidak diimbangi dengan
asupan cairan yang cukup. Dehidrasi terjadi karena banyaknya cairan yang keluar melalui diare.
Anak dengan disentri sebaiknya diberi minum yang cukup, terutama bila mereka mengalami
demam. Infus diberikan bila anak mengalami dehidrasi berat atau sulit mendapat asupan makan
karena hilang nafsu makan. Selama anak masih mau minum dan makan dalam jumlah cukup,
infus tidak perlu diberikan.

Memang, memberi makan cukup sulit karena hilangnya nafsu makan. Makanan yang
diberikan hendaknya dalam porsi sedikit namun sering. Upayakan anak agar mau makan. Pilih
makanan kaya energi dan zat gizi yang disukai anak. Berikan pula satu kali makanan tambahan
setiap hari dengan menu yang sama setidaknya selama 1 minggu setelah diare berhenti.
Pemberian ASI sangat dianjurkan pada bayi yang mengalami disentri.

Hasil Anamnesis (Subjective)


[Type the document title] 36

Keluhan

1. Sakit perut terutama sebelah kiri dan buang air besar encer secara terus menerus
bercampur lendir dan darah
2. Muntah-muntah

3. Sakit kepala

4. Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh S. dysentriae dengan
gejalanya timbul mendadak dan berat, dan dapat meninggal bila tidak cepat ditolong.

Faktor Risiko

Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan:

1. Febris
2. Nyeri perut pada penekanan di bagian sebelah kiri

3. Terdapat tanda-tanda dehidrasi

4. Tenesmus

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja secara langsung terhadap kuman penyebab.

Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Diagnosis Banding
[Type the document title] 37

1. Infeksi Eschericiae coli


2. Infeksi Escherichia coli Enteroinvasive (EIEC)

3. Infeksi Escherichia coli Enterohemoragik (EHEC)

Komplikasi

1. Haemolytic uremic syndrome (HUS)


2. Hiponatremia berat

3. Hipoglikemia berat

4. Komplikasi intestinal seperti toksik megakolon, prolaps rektal, peritonitis dan perforasi

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

1. Mencegah terjadinya dehidrasi


2. Tirah baring

3. Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan rehidrasi oral

4. Bila rehidrasi oral tidak mencukupi dapat diberikan cairan melalui infus

5. Diet, diberikan makanan lunak sampai frekuensi BAB kurang dari 5kali/hari, kemudian
diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan.

6. Farmakologis:

o Menurut pedoman WHO, bila telah terdiagnosis shigelosis pasien diobati dengan
antibiotik. Jika setelah 2 hari pengobatan menunjukkan perbaikan, terapi
diteruskan selama 5 hari. Bila tidak ada perbaikan, antibiotik diganti dengan jenis
yang lain.

o Pemakaian jangka pendek dengan dosis tunggal Fluorokuinolon seperti


Siprofloksasin atau makrolid Azithromisin ternyata berhasil baik untuk
[Type the document title] 38

pengobatan disentri basiler. Dosis Siprofloksasin yang dipakai adalah 2 x 500


mg/hari selama 3 hari sedangkan Azithromisin diberikan 1 gram dosis tunggal
dan Sefiksim 400 mg/hari selama 5 hari. Pemberian Siprofloksasin merupakan
kontraindikasi terhadap anak-anak dan wanita hamil.

o Di negara-negara berkembang di mana terdapat kuman S.dysentriae tipe 1 yang


multiresisten terhadap obat-obat, diberikan asam nalidiksik dengan dosis 3 x 1
gram/hari selama 5 hari. Tidak ada antibiotik yang dianjurkan dalam pengobatan
stadium karier disentri basiler.

o Untuk disentri amuba diberikan antibiotik Metronidazol 500 mg 3x sehari selama


3-5 hari

Rencana Tindak Lanjut


Pasien perlu dilihat perkembangan penyakitnya karena memerlukan waktu penyembuhan yang
lama berdasarkan berat ringannya penyakit.

Konseling dan Edukasi

1. Penularan disentri amuba dan basiler dapat dicegah dan dikurangi dengan kondisi
lingkungan dan diri yang bersih seperti membersihkan tangan dengan sabun, suplai air
yang tidak terkontaminasi serta penggunaan jamban yang bersih.
2. Keluarga ikut berperan dalam mencegah penularan dengan kondisi lingkungan dan diri
yang bersih seperti membersihkan tangan dengan sabun, suplai air yang tidak
terkontaminasi, penggunaan jamban yang bersih.

3. Keluarga ikut menjaga diet pasien diberikan makanan lunak sampai frekuensi BAB
kurang dari 5 kali/hari, kemudian diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan.

3. DEHIDRASI
Secara definisi, dehidrasi adalah suatukeadaan penurunan total air di dalam tubuhkarena
hilangnya cairan secara patologis,asupan air tidak adekuat, atau kombinasikeduanya.1 Dehidrasi
[Type the document title] 39

terjadi karena pengeluaranair lebih banyak daripada jumlahyang masuk, dan kehilangan cairan
ini jugadisertai dengan hilangnya elektrolit.2
Pada dehidrasi terjadi keseimbangan negatifcairan tubuh akibat penurunan asupancairan dan
meningkatnya jumlah air yangkeluar (lewat ginjal, saluran cerna atauinsensible water loss/IWL),
atau karenaadanya perpindahan cairan dalam tubuh.Berkurangnya volume total cairan
tubuhmenyebabkan penurunan volume cairanintrasel dan ekstrasel. Manifestasi klinisdehidrasi
erat kaitannya dengan deplesivolume cairan intravaskuler. Proses dehidrasiyang berkelanjutan
dapat menimbulkansyok hipovolemia yang akan menyebabkangagal organ dan kematian.

Penyebab
Mencari penyebab dehidrasi merupakanhal penting. Asupan cairan yang buruk,cairan
keluar berlebihan, peningkataninsensible water loss (IWL), atau kombinasi haltersebut dapat
menjadi penyebab deplesivolume intravaskuler. Keberhasilan terapimembutuhkan identifi kasi
penyakit yangmendasari kondisi dehidrasi.Beberapa faktor patologis penyebab dehidrasiyang
sering:4
• Gastroenteritis
Diare adalah etiologi paling sering. Padadiare yang disertai muntah, dehidrasi
akansemakin progresif. Dehidrasi karena diaremenjadi penyebab utama kematian bayi dananak
di dunia.
• Stomatitis dan faringitis
Rasa nyeri mulut dan tenggorokan dapatmembatasi asupan makanan dan minumanlewat
mulut.
• Ketoasidosis diabetes (KAD)
KAD disebabkan karena adanya diuresisosmotik. Berat badan turun akibat
kehilangancairan dan katabolisme jaringan.
• Demam
Demam dapat meningkatkan IWL dan menurunkannafsu makan.
Selain hal di atas, dehidrasi juga dapatdicetuskan oleh kondisi heat stroke,tirotoksikosis,
obstruksi saluran cerna, fibrosissistik, diabetes insipidus, dan luka bakar.
[Type the document title] 40

Tipe Dehidrasi
Kehilangan cairan tubuh biasanya disertaigangguan keseimbangan elektrolit.
Dehidrasidapat dikategorikan berdasarkan osmolaritasdan derajat keparahannya. Kadar
natriumserum merupakan penanda osmolaritasyang baik selama kadar gula darah
normal.Berdasarkan perbandingan jumlah natriumdengan jumlah air yang hilang,
dehidrasidibedakan menjadi tiga tipe yaitu dehidrasiisotonik, dehidrasi hipertonik, dan
dehidrasihipotonik.5 Variasi kadar natrium mencerminkanjumlah cairan yang hilang dan
memiliki efek patofi siologi berbeda.
1. Dehidrasi isotonik (isonatremik).
Tipe ini merupakan yang paling sering (80%).Pada dehidrasi isotonik kehilangan
airsebanding dengan jumlah natrium yanghilang, dan biasanya tidak mengakibatkancairan
ekstrasel berpindah ke dalam ruangintraseluler. Kadar. natrium dalam darahpada dehidrasi tipe
ini 135-145 mmol/L danosmolaritas efektif serum 275-295 mOsm/L.
2. Dehidrasi hipotonik (hiponatremik).
Natrium hilang yang lebih banyak daripadaair. Penderita dehidrasi hipotonikditandai
dengan rendahnya kadar natriumserum (kurang dari 135 mmol/L) danosmolalitas efektif serum
(kurang dari 270mOsml/L). Karena kadar natrium rendah,cairan intravaskuler berpindah ke
ruangekstravaskuler, sehingga terjadi deplesi cairanintravaskuler. Hiponatremia berat
dapatmemicu kejang hebat; sedangkan koreksicepat hiponatremia kronik (2 mEq/L/jam)terkait
dengan kejadian mielinolisis pontinsentral.
3. Dehidrasi hipertonik (hipernatremik).
Hilangnya air lebih banyak daripada natrium.Dehidrasi hipertonik ditandai
dengantingginya kadar natrium serum (lebih dari145 mmol/L) dan peningkatan
osmolalitasefektif serum (lebih dari 295 mOsm/L).Karena kadar natrium serum tinggi,
terjadipergeseran air dari ruang ekstravaskuler keruang intravaskuler. Untuk
mengkompensasi,sel akan merangsang partikel aktif (idiogenikosmol) yang akan menarik air
kembali kesel dan mempertahankan volume cairandalam sel. Saat terjadi rehidrasi cepatuntuk
mengoreksi kondisi hipernatremia,peningkatan aktivitas osmotik sel tersebutakan menyebabkan
infl uks cairan berlebihanyang dapat menyebabkan pembengkakandan ruptur sel; edema serebral
[Type the document title] 41

adalahkonsekuensi yang paling fatal. Rehidrasisecara perlahan dalam lebih dari 48 jamdapat
meminimalkan risiko ini.
Derajat dan Tanda Klinis
Berdasarkan persentase kehilangan air daritotal berat badan, derajat/skala dehidrasidapat
ringan, sedang, hingga derajat berat(tabel 1).7
Derajat dehidrasi berbeda antara usia bayidan anak jika dibandingkan usia dewasa.Bayi dan anak
(terutama balita) lebih rentanmengalami dehidrasi karena komposisi airtubuh lebih banyak,
fungsi ginjal belumsempurna dan masih bergantung padaorang lain untuk memenuhi
kebutuhancairan tubuhnya, selain itu penurunan beratbadan juga relatif lebih besar. Pada
anakyang lebih tua, tanda dehidrasi lebih cepatterlihat dibandingkan bayi karena kadarcairan
ekstrasel lebih rendah.Menentukan derajat dehidrasi pada anakjuga dapat menggunakan skor
WHO, denganpenilaian keadaan umum, kondisi mata,mulut dan turgor (tabel 2).8
Derajat dehidrasi berdampak pada tandaklinis. Makin berat dehidrasi, gangguanhemodinamik
makin nyata. Produksi urindan kesadaran dapat menjadi tolok ukurpenilaian klinis dehidrasi
(tabel 3).9
PENATALAKSANAAN

Secara sederhana prinsip penatalaksanaandehidrasi adalah mengganti cairan yanghilang


dan mengembalikan keseimbanganelektrolit, sehingga keseimbanganhemodinamik kembali
tercapai. Selain pertimbanganderajat dehidrasi, penangananjuga ditujukan untuk mengoreksi
statusosmolaritas pasien.Terapi farmakologis dengan loperamide,antikolinergik, bismuth
subsalicylate, danadsorben, tidak direkomendasikan terutamapada anak, karena selain
dipertanyakanefektivitasnya, juga berpotensi menimbulkanberbagai efek samping. Pada
dehidrasikarena muntah hebat, ondansetron efektifmembantu asupan cairan melalui oral
danmengatasi kedaruratan.

Gambar 2 Distribusi cairan pada 3 tipe dehidrasi6.


[Type the document title] 42

72
Pemberian makan segera saat asupan oralmemungkinkan pada anak-anak yangdehidrasi
karena diare, dapat mempersingkatdurasi diare. Susu tidak perludiencerkan, pemberian ASI
jangan dihentikan.Disarankan memberikanmakanan tergolong karbohidrat kompleks,buah, sayur
dan daging rendah lemak.Makanan berlemak dan jenis karbohidratsimpel sebaiknya dihindari.
WHO sejak tahun2004 juga telah menambahkan zinc dalampanduan terapi diare pada anak.11

Dehidrasi Derajat Ringan-Sedang


Dehidrasi derajat ringan-sedang dapatdiatasi dengan efektif melalui pemberiancairan
ORS (oral rehydration solution) untukmengembalikan volume intravaskulerdan mengoreksi
asidosis.12 Selama terjadigastroenteritis, mukosa usus tetap mempertahankankemampuan
absorbsinya.
Kandungan natrium dan sodium dalamproporsi tepat dapat secara pasif dihantarkan
melalui cairan dari lumen usus ke dalamsirkulasi.
Jenis ORS yang diterima sebagai cairanrehidrasi adalah dengan kandungan glukosa2-3 g/dL,
natrium 45-90 mEq/L, basa 30mEq/L, kalium 20-25 mEq/L, dan osmolalitas200-310 mOsm/L.
Banyak cairan tidak cocok digunakansebagai cairan pengganti, misalnya jus apel,susu, air jahe,
dan air kaldu ayam karenamengandung glukosa terlalu tinggi danatau rendah natrium. Cairan
pengganti yangtidak tepat akan menciptakan diare osmotik,sehingga akan makin memperburuk
kondisidehidrasinya.
[Type the document title] 43

Adanya muntah bukan merupakan kontraindikasipemberian ORS, kecuali jika


adaobstruksi usus, ileus, atau kondisi abdomenakut, maka rehidrasi secara intravena
menjadialternatif pilihan. Defi sit cairan harus segeradikoreksi dalam 4 jam dan ORS harus
diberikandalam jumlah sedikit tetapi sering,untuk meminimalkan distensi lambung danrefl eks
muntah. Secara umum, pemberianORS sejumlah 5 mL setiap menit dapatditoleransi dengan baik.
Jika muntah tetapterjadi, ORS dengan NGT (nasogastric tube)atau NaCl 0,9% 20-30 mL/kgBB
selama 1-2jam dapat diberikan untuk mencapai kondisirehidrasi. Saat pasien telah dapat minum
ataumakan, asupan oral dapat segera diberikan.
Dehidrasi Derajat Berat
Pada dehidrasi berat dibutuhkan evaluasilaboratorium dan terapi rehidrasi
intravena,Penyebab dehidrasi harus digali dan ditanganidengan baik.
[Type the document title] 44

Gambar 3 Mekanisme absorbsi air di mukosa usus9

73
Penanganan kondisi ini dibagi menjadi 2 tahap:
Tahap Pertama berfokus untukmengatasi kedaruratan dehidrasi, yaitusyok hipovolemia
yang membutuhkanpenanganan cepat. Pada tahap ini dapatdiberikan cairan kristaloid isotonik,
sepertiringer lactate (RL) atau NaCl 0,9% sebesar20 mL/kgBB. Perbaikan cairan
intravaskulerdapat dilihat dari perbaikan takikardi, denyutnadi, produksi urin, dan status mental
pasien.Apabila perbaikan belum terjadi setelahcairan diberikan dengan kecepatan hingga60
mL/kgBB, maka etiologi lain syok harusdipikirkan (misalnya anafi laksis, sepsis,
syokkardiogenik). Pengawasan hemodinamikdan golongan inotropik dapat diindikasikan.
[Type the document title] 45

Tahap Kedua berfokus pada mengatasidefisit, pemberian cairan pemeliharaan


danpenggantian kehilangan yang masih berlangsung.Kebutuhan cairan pemeliharaandiukur dari
jumlah kehilangan cairan (urin,tinja) ditambah IWL. Jumlah IWL adalahantara 400-500 mL/m2
luas permukaantubuh dan dapat meningkat pada kondisidemam dan takipnea. Secara kasar
kebutuhancairan berdasarkan berat badan adalah:
• Berat badan < 10 kg = 100 mL/kgBB
• Berat badan 10-20 kg = 1000 + 50 mL/kgBB untuk setiap kilogram berat badan diatas 10 kg
• Berat badan > 20 kg = 1500 + 20 mL/kgBB untuk setiap kilogram berat badan diatas 20 kg

Dehidrasi Isotonik
Pada kondisi isonatremia, defi sit natriumsecara umum dapat dikoreksi denganmengganti
defi sit cairan ditambah dengancairan pemeliharaan dextrose 5% dalamNaCl 0,45-0,9%. Kalium
(20 mEq/L kaliumklorida) dapat ditambahkan ke dalam cairanpemeliharaan saat produksi urin
membaikdan kadar kalium serum berada dalamrentang aman.
Dehidrasi Hipotonik
Pada tahap awal diberikan cairan penggantiintravaskuler NaCl 0,9% atau RL 20
mL/kgBB sampai perfusi jaringan tercapai. Padahiponatremia derajat berat (<130 mEq/L)harus
dipertimbangkan penambahannatrium dalam cairan rehidrasi.Koreksi defi sit natrium melalui
perhitungan= (Target natrium - jumlah natrium saattersebut) x volume distribusi x berat
badan(kg).
Cara yang cukup mudah adalah memberikandextrose 5% dalam NaCl 0,9% sebagaicairan
pengganti. Kadar natrium harusdipantau dan jumlahnya dalam cairan disesuaikanuntuk
mempertahankan proseskoreksi perlahan (<0,5 mEq/L/jam). Koreksikondisi hiponatremia secara
cepat sebaiknyadihindari untuk mencegah mielinolisispontin (kerusakan selubung mielin),
sebaliknyakoreksi cepat secara parsial menggunakanlarutan NaCl hipertonik (3%; 0,5
mEq/L)direkomendasikan untuk menghindari risikoini.
Dehidrasi Hipertonik
Pada tahap awal diberikan cairan penggantiintravaskuler NaCl 0,9% 20 mL/kgBB atau
RL sampai perfusi jaringantercapai. Pada tahap kedua, tujuan utamaadalah memulihkan volume
[Type the document title] 46

intravaskulerdan mengembalikan kadar natrium serumsesuai rekomendasi, akan tetapi


janganmelebihi 10 mEg/L/24 jam. Koreksi dehidrasihipernatremia terlalu cepat dapat
memilikikonsekuensi neurologis, termasuk edemaserebral dan kematian. Pemberian cairanharus
secara perlahan dalam lebih dari 48jam menggunakan dextrose 5% dalam NaCl0,9%. Apabila
pemberian telah diturunkanhingga kurang dari 0,5 mEq/L/jam, jumlahnatrium dalam cairan
rehidrasi juga dikurangi,sehingga koreksi hipernatremia dapat berlangsungsecara perlahan.

4. PEMERIKSAAN FISIK

HasilPemeriksaanFisik Normal Interpretasi


Keadaanumum
Tampaksakitberat Tidaksakit Tampaksakitberat
Compos mentis lemah (lethargy) Compos mentis Kesadaransedikitmenurun
BP 70/50mmHg 90/60 mmHg Hipotensiberkurangnyacairan
plasma akibatdehidrasi
RR 38x/m 30-50 x/m Normal
HR 144x/m reguler, lemah 75-155 x/m Normal
Temp. 38,7oC o
36,5-37,5 C Febris (infeksi virus)
BB 10kg; TB 75 cm BB 8-12 kg TB Normal
70-80 cm
Kepala
Mata cekung Tidakcekung Tandadehidrasi
Tidakada air mata Ada Tandadehidrasi
Mulutkering Lembab Tandadehidrasi
Thorax
Gerakanrongga dada Gerakanrongga Normal
kanandankirisama dada
kanandankirisama
Retraksi (-/-) Tidakadaretraksi Normal

Suaranapasvesikuler Suaravesikuler Normal

Suarajantung normal Suarajantung Normal


normal
Abdomen
Abdomen:
[Type the document title] 47

- datar Normal
- shuffle
- bisingususmeningkat Motilitasusus ↑
Hatiteraba 1 cm di bawaharcus 1 – 2 Normal
aorta danprocessus xiphoid jaridibawaharcus
costa untukanak-
anak
Limpatidakteraba Tidakteraba Normal
Turgor (kembalisetelahlebihdari Langsungkembali Tandadehidrasiberat
2 detik)
Kulitkemerahan di Abnormal
sekitarorificiumanalis
Ekstremitas
Tangandan kaki dingin Tidakdingin Tangandan kaki dingin

 Demam
Bakteri yang masuk kedalam tubuh dianggap sebagai antigen oleh tubuh.Bakteri tersebut
mengeluarkan toksin lipopolisakarida dari membran sel.  Sel yang bertugas menghancurkan
zat-zat toksik atau infeksius tersebut adalah neutrofil dan makrofag dengan cara fagositosis
atau non-fagositosis.  Sekresi fagositik menginduksi timbulnya demam, terutama melalui
pelepasan pirogen endogen ((Interleukin-I).  Respon sini utama muncul ketika bakteri
invasive beredar di dalam sirkulasi lalu difagosit oleh makrofag dan netrofil.  Pirogen
endogen selanjutnya  merangsang pengeluaran prostaglandin (prostaglandin E2) dari
hipotalamus sehingga terjadi kenaikan suhu tubuh.  Oleh karena itu, pemberian aspirin dapat
menurunkan demam sehingga disebut sebagai antipiretik.  Suhu yang lebih tinggi ini
meningkatkan proses fagositosis dan kecepatan aktivitas enzim yang diperantarai enzim.
Melalui studi eksperimen pada hewan, mekanisme kerja endogen dapat secara langsung atau
tidak langsung (membutuhkan beberapa jam untuk mempengaruhi hipotalamus).
 TekananDarahMenurun
Akibat dehidrasi terjadi penurunan volume darah
 Mata Cekung
[Type the document title] 48

Mata tampak cekung menunjukkan keadaan kehilangan cairan dan elektrolit berlebih.Tubuhmanusia
70-85% disusun oleh air yang terbagi menjadi cairan intrasel, ekstrasel dan interseluler.Ketika
cairan ini kurang pada sel atau jaringan tubuh pada keadaan dehidrasi, maka sel-sel akan menciut,
mengkerut, mengecil dan menjadicekung. Karena palpebral terdiri dari jaringan ikat longgar
maka manifestasi yang tampak adalah mata menjadi cekung.
 KulitKemerahan Di SekitarOrificium Anal
Warna kulit kemerahan di sekitar anus ini terjadi karena adanya iritasi akibat seringnya
defekasi
 Ekstremitas: AkralDingin
Ekstremitas akral dingin merupakan tanda-tanda sypok hipovolemia.Hipovolemia adalah
keadaan berkurangnya volume darah yang bersirkulasi dalam tubuh.  Keadaan ini tergolong
darurat dimana jumlah darah dan cairan yang hilang membuat jantung tidak mampu memompa
darah dalam jumlah yang cukup.  Kehilangan cairan pada syok hipovolemik bias disebabkan
oleh terbakar, diare, muntah-muntah, dan kekurangan asupan makan.  Untuk mempertahankan
perfusi jantung dan otak, maka terjadi peningkatan kerja simpatis, hiperventilasi, pembuluh vena
yang kolaps, pelepasan hormon stress serta ekspansi besar untuk pengisian kembali cairan
interstitial dan ekstraseluler, serta penurunan volume urin.
5. PEMERIKSAAN LAB
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses
adanya leukosit. Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit, jika ada itu dianggap sebagai
penanda inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi. Karena neutrofil akan berubah, sampel
harus diperiksa sesegera mungkin. Sensitifitas leukosit feses terhadap inflamasi patogen
(Salmonella, Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasidari 45%
- 95% tergantung dari jenis patogennya.

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin. Laktoferin adalah
glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil, keberadaannya dalam feses menunjukkan
inflamasi kolon. Positif palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI. Pada suatu studi,
laktoferin feses, dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasila teks yang tersedia secara
komersial, sensitifitas 83 – 93 % dan spesifisitas 61–100% terhadap pasien dengan
Salmonella,Campilobakter, atau Shigella spp, yang dideteksi dengan biakan kotoran.
[Type the document title] 49

Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien tersangka atau menderita diare inflammasi
berdasarkan klinis dan epidemiologis, test leukosit feses atau latoferin positif, atau keduanya.
Pasien dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 : H7.

Pasien dengan diare berat, demam, nyeri abdomen, atau kehilangan cairan harus diperiksa
kimia darah, natrium, kalium, klorida, ureum, kreatinin, analisa gas darah dan pemeriksaan
darah lengkap.

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak


membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.

KERANGKA KONSEP

Budi, 13 bulan terinfeksi


Faktor risiko bakteri (shigella
sp,Entamoeba coli)
-usia
-jenis kelamin Agregasi makrofag
- tempat tinggal Infeksi Infeksi Efek toxin Reaksi dan pengeluran
saluran saluran inflamasi
mediator kimia
cerna atas cerna Perubaha
Efek toxin bakteri Mukosa
bawah n
bawah transport usus Mempengaruhi
Aktivasi protein Mengiritasi Destruksi aktif edema termuregulator
intraseluler mukosa eritrosit hipotalamus
gaster pada vilus
Iritasi mukosa Lumen
Stimulasi sekresi elektrolit
menye Suhu tubuh
dan air Merangsan
Vilus atrofi mpit
g saraf -
saraf
muntah
[Type the document title] 50

Sekresi cairan
Diare berair ( 3 hari SRMS)
dan elektrolit Demam ringan
Penurunan Peristalti
Absorpsi k
Dehidrasi Isi
intraluminal
Muntah meningkat
Menurun Edema
Tidak ada air mata, tidak non
kan Merangsang pecah
mau minum, mulut proyektil
absorpsi peristaltik
kering,turgor kulit
KH
menurun, mata
cekung,fontanella cekung Pendarahan kolon
Menurunkan Diare disertai
absorpsi lemak darah

Fat (+) Katabolisme


lemak

Keton
bodies (+)

KESIMPULAN
Budi, usia 13 bulan mengalami disentri disertai dehidrasi berat et causa infeksi bakteri.
[Type the document title] 51

Daftar pustaka

 Adams. 2005. Diagnosis Fisik. Edisi 17.EGC. Jakarta.

 World Health Organization.BukuSakuPelayananKesehatanAnak di


RumahSakit.Switzerland : Geneva; 2009.

 Hospital care forchildren.http://www.ichrc.org/522-diare-dengan-dehidrasi-


sedangringan.diakses pada 15 mei 2018

 http://www.cfpc.ca/ProjectAssets/Templates/Resource.aspx?id=3596

 https://medicine.uiowa.edu/iowaprotocols/pediatric-vital-signs-normal-ranges

 http://www.pedscases.com/pediatric-vital-signs-reference-chart

 https://www.emedicinehealth.com/pediatric_vital_signs/article_em.htm
[Type the document title] 52

 Sya’roni Akmal. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi ke 4. Jakarta: FK
UI.2006. Hal 1839-41.

 Oesman, Nizam. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi III. Jakarta: FKUI.2006.

 Kroser, A. J. Shigellosis. 2007. Diakses dari www.emedicine.com/med/topic2112.htm3.

 http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/disentri (diakses pada 15 Mei 2018)

 Mentes JC, Kang S. Hydration management. J Gerontol Nurs. 2013;39(2):11-9.


 Thomas DR, Cote TR, Lawhorne L, Levenson S, Rubenstein LZ, Smith DA.
Understanding clinical dehydration and its treatment. J Am Med Dir Assoc. 2008;9:292-
301.
 Water and hydration: Physiological basis in adults [Internet]. Available from:
http://www.h4hinitiative.com/h4h-academy/hydration-lab/water-and-hydration-
physiological-basis-adults/
 body-water-balance.
 Huang LH, Anchala KR, Ellsbury DL, George CS. Dehydration [Internet]. 2014 Sept 25.
Available from: http://emedicine.medscape.com/article/906999.

Anda mungkin juga menyukai