Anda di halaman 1dari 28

PENDEKATAN

DIAGNOSIS PADA
DEMAM

Oleh:
Bella Kartika – 2017730025

Dokter Pembimbing:
dr. Tety Suratika, Sp. PD
DEFINISI

• Peningkatan suhu tubuh yang merupakan respon fisiologis akibat pengaturan


pada set point di hipothalamus.
• Suhu tubuh normal → 36,5°C-37,2°C
• HIPERPIREKSIA → keadaan suhu tubuh sampai 41,2°C atau lebih
• HIPOTERMIA → suhu tubuh < 35°C
SUHU NORMAL

Tempat Rentang; rerata Demam


Jenis termometer
pengukuran suhu normal (oC) (oC)

Aksila Air raksa, elektronik 34,7 – 37,3; 36,4 >37,4

Sublingual Air raksa, elektronik 35,5 – 37,5; 36,6 >37,6

Rektal Air raksa, elektronik 36,6 – 37,9; 37 >38

Telinga Emisi infra merah 35,7 – 37,5; 36,6 >37,6


LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSIS
DEMAM
KELAINAN TUBUH YANG
MENYEBABKAN DEMAM

INFEKSI
 Bakteri, virus, jamur, parasit
NON INFEKSI
 Keganasan
 Autoimun
 Alergi
 Dehidrasi
 Reaksi pemakaian obat
 Kelainan atau gangguan pusat pengaturan suhu di hipotalamus
TAHAP DEMAM

Suhu
naik
Flush

Predormal defervescene
PATOFISIOLOGI

Pirogen merupakan substansi yang dapat menyebabkan demam.


Dapat berasal dari luar (eksogen) atau dari dalam (endogen).
PATOFISIOLOGI
Pirogen eksogen

Pirogenik sitokin
(IL-1, IL-6, TNF, IFN)

Hipothalamus

PG E2

vasokonstriksi perifer
+ Menggigil

pengeluaran panas <<


+ aktivitas metabolisme >>

demam
TIPE DEMAM

1. Demam septik
2. Demam remiten
3. Demam intermiten
4. Demam kontinyu
5. Demam siklik
TIPE DEMAM

 Demam Septik:
Suhu badan naik ke tingkat yg tinggi sekali pada malam hari & turun kembali ke tingkat di
atas normal pd pagi hari. Bila turun ke tingkat yg normal → demam hektik.
 Demam Remiten:
Suhu badan turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu
dpt mencapai dua derajat & tidak sebesar perbedaan suhu pada demam septik.
TIPE DEMAM

• Demam Intermiten:
Suhu badan turun ke tingkat yg normal selama beberapa jam dalam
satu hari. Bila terjadi setiap 2 hari sekali → tersiana & bila terjadi 2
hari bebas demam diantara 2 serangan demam→ kuartana.

• Demam Kontinyu:
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.

• Demam Siklik:
Kenaikan suhu badan selama beberapa hari yg diikuti oleh periode bebas
demam untuk beberapa hari yg kemudian diikuti oleh kenaikan suhu
seperti semula.
CONTOH PENYAKIT BERSADARKAN POLA
DEMAM

Kontinu Demam tifoid, malaria falciparum


Remitten Sebagian besar penyakit virus atau
bakteri
Intermitten Malaria, limfoma, endokarditis
Hektik atau septik Infeksi pyogenik
Saddle back/pelana kuda DBD
DEMAM BERDASARKAN ONSET

DEMAM AKUT
- demam >37,5°C
- < seminggu

DEMAM KRONIK
- demam ≥38,5°C
- > seminggu
PENYEBAB DEMAM AKUT

UMUM LOKAL
Influenza Respiratorik
DHF 1. Infeksi Saluran Nafas Atas :
Tonsilitis
Malaria 2. Infeksi Saluran Nafas
Bawah : Bronkitis, Pneumoni
Obat Abdominal
Septikemia Gastro-enteritis
Demam Reumatik Hepatitis
Pielonefritis
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA DEMAM

Tahap awal untuk mendiagnosis demam bisa dilakukan dengan Langkah pertama
menggunakan (SMESS) sistem mengelola sembilan soal tahap I :
•Infeksi saluran nafas atas
•Infeksi saluran nafas bawah
•Kaku leher
•Nyeri perut
•Disuria atau sakit pinggang
•Diare
•Abses atau radang tonsil dan otot
•Nyeri dan pembengkakkan sendi
•Tanpa kelainan spesifik
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA DEMAM

SMESS tahap II yang merupakan suatu pendalaman anamnesis dan pengamatan yaitu :
•Perjalanan keluar kota/keluar negeri
•Pekerjaan pasien
•Kontak dengan orang sakit
•Kontak dengan hewan peliharaan
•Trauma fisis atau bedah
•Obat-obatan (termasuk rokok, alcohol)
•Keadaan kulit pasien
•Kelenjar getah bening
•Lubang orifices pasien
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA DEMAM

• SMESS tahap III akan membantu dalam mengambil keputusan penting dalam pengobatan.
Beberapa pemeriksaan penunjang dalam SMESS tahap III :

• Pemeriksaan hematologi
• Pemeriksaan mikrobiologi
• Pemeriksaan imunologi
• Pemeriksaan kimia darah
• Pemeriksaan radiologi
• Pemeriksaan elektrokardiografi
• Pemeriksaan biopsi jaringan tubuh
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA DEMAM

Sekarang ini dengan kemajuan teknologi kedokteran banyak kasus demam yang semula tidak terdeteksi dapat
ditemukan penyebabnya. Kemajuan-kemajuan tadi dikelompokkan dalam SMESS tahap IV yaitu :
•Perluasan cakrawala pemeriksaan tsb dalam SMESS tahap III
•Scanning (sidikan)
•Imaging
•Ultrasonografi
•Angiografi
•Limfografi
•Endoskopi / peritoneoskopi
•Tindakan bedah (laparatomi percobaan)
•Uji pengobatan (therapeutic trial)
PELACAKAN DEMAM

B. PEMERIKSAAN FISIK

Periksa :
1.Tanda-tanda klinis dari demam tifoid,yang penting : demam,
hepatosplenomegali, nyeri perut, diare atau obstipasi,toksemia
dan bradikardi relatif.

2.Tanda-tanda malaria, yaitu febris intermittent,menggigil,


berkeringat, anemia serta splenomegali
PELACAKAN DEMAM

3.Tanda dari tuberkulosa paru, misalnya batuk yang menahun,


batuk darah, sesak nafas, cachexi.

4.Tanda-tanda klinis dari penyakit keganasan misalnya penurunan


berat badan, keadaan umum yang jelek, serta adanya benjolan.
PELACAKAN DEMAM

5. Tanda-tanda penyakit sistemik seperti lupus eritematosus


sistemik, arthritis rematoid, demam rheumatik, dan sebagainya.
6. Tanda-tanda perdarahan seperti hematemesis, melena, hematuri,
epistaksis, petechie dan echymosis.
7. Tanda-tanda dari penyakit endokarditis bakterial subakuta,
misalnya panas badan, anemia, kelainan katub jantung.
8. Apakah ada pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening.
PELACAKAN DEMAM

C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan laboratorium yang utama yaitu:
A. Darah lengkap dan urin lengkap
B. Pemeriksaan hapusan darah untuk malaria
C. Reaksi Widal, biakan darah atas kuman Salmonella
D. IgM dan IgG anti dengue untuk DBD
E. Foto dada untuk melihat keadaan paru
2. Tes serologi:
ASTO untuk demam rheumatik, ANA positip pada SLE, viral marker hepatitis
seperti anti HCV, HbsAg, IgM anti HVA pada hepatitis akut, dan lain-lain.
PELACAKAN DEMAM

3. Kimia Darah, seperti Elektrolit, gula darah, ureum, kreatinin, LFT, dan lain-lain tergantung
kondisi klinis pasien. Pemeriksaan kimia darah ditujukan untuk melihat fungsi organ dan
gangguan metabolik lain akibat penyakit yang mendasari atau akibat komplikasinya, dan juga
untuk menunjang diagnosis penyebab demamnya. Misalnya, gangguan fungsi ginjal terjadi
pada Weil’s diseases, hiponatremia bisa terjadi pada malaria dan DBD, enzim transaminase
selalu meninggi pada DBD, leptospirosis dan malaria.
4. Pemeriksaan biopsi sumsung tulang, aspirasi cairan lambung untuk hapusan langsung dan
biakan atas kuman-kuman tuberkulosa.

5.Tes-tes kulit antara lain tes tuberkulin, tes histoplasmin.

6.Pemeriksaan radiologi seperti IVP, Barium enema, foto cerna bagian atas.
BEBERAPA PEDOMAN DALAM
MENGHADAPI PENDERITA DEMAM

Pemeriksaan dengan demam lebih dari seminggu sebelum memikirkan penyakit


yang begitu banyak, ingatlah terlebih dahulu akan penyakit yang sering
dijumpai, yaitu:
1. Demam tifoid
2. Malaria
3. Tuberkulosis
4. ISK
5. Endokarditis bakterial subakuta
6. Penyakit keganasan sistim retikuloendotelial
7. Penyakit kolagen
PENATALAKSANAAN

Datang dg demam 1 hari & secara klinis kausa belum diketahui, beri terapi
simptomatis, setelah 3 hari penderita diminta kontrol kembali.
Jika saat kontrol hari ke-4 masih demam dan kausa belum diketahui, lakukan
pemeriksaan lab
Pemberian antipiretik
Pengobatan ditujukan pada causa
• Demam < seminggu
1. COMMON COLD
2. DHF

• FUO (FEVER of UNKNOWN ORIGIN)


FUO adalah keadaan demam pada pasien dengan suhu tubuh lebih dari 101oF (38,3oC)
yang berlangsung lebih dari 3 minggu dan belum dapat ditegakkan diagnosanya
meskipun telah dilakukan beberapa pemeriksaan yang berkaitan. Beberapa ahli
menetapkan waktunya 1 minggu dengan pemeriksaan intensif di rumah sakit.
PENATALAKSANAAN

 Non Farmakologik
o Tirah baring
o Kompres hangat
o STOP obat penyebab

 Farmakologik
o Simptomatik (antipiretik)
o Cairan IV
RL,RA,koloid/plasma ekspander sesuai klinis pasien
o Antimikroba
o Pada penyakit autoimun/penyakit granulomatosa steroid
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai