A. Konsep Penyakit
1. Definisi penyakit
Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal yaitu lebih dari
380C (Fadjari Dalam Nakita 2003). Febris konvulsi adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh(diatas 38C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstra kronium.
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,
penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi(Guyton, 1990).
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38° C atau lebih. Ada
juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,8°C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40°C
disebut demam tinggi (hiperpireksia)
(Julia, 2000).
2. Klasifikasi
Klasifikasi febris/demam menurut Jefferson (2010), adalah :
Fever Keabnormalan elevasi dari suhu tubuh, biasanya karena proses patologis
Hyperthermia Keabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara intensional pada makhluk
hidup sebagian atau secara keseluruhan tubuh, seringnya karena induksi dari
radiasi (gelombang panas, infrared), ultrasound atau obat – obatan
Malignant Peningkatan suhu tubuh yang cepat dan berlebihan yang menyertai
Hyperthermia kekakuan otot karena anestesi total
Menurut Pelayanan kesehaan maternal dan neonatal 2000 bahwa etiologi febris,
diantaranya :
1) Suhu lingkungan.
2) Adanya infeksi.
3) Pneumonia.
4) Malaria.
5) Otitis media.
6) Imunisasi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit
lain (Julia, 2000).
Menurut Guyton (2000) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau
zat toksik yang mem-pengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor
otak atau dehidrasi.
4. Patway
5. Manifestasi klinis
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase demam
meliputi:
Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
Tanda dan gejala :
- Peningkatan denyut jantung
- Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
- Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
- Peningkatan suhu tubuh
- Pengeluaran keringat berlebih
- Rambut pada kulit berdiri
- Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
Fase 2 ( proses demam)
Tanda dan gejala:
- Proses mengigil lenyap
- Kulit terasa hangat / panas
- Merasa tidak panas / dingin
- Peningkatan nadi
- Peningkatan rasa haus
- Dehidrasi
- Kelemahan
- Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
- Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.
Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala :
- Kulit tampak merah dan hangat
- Berkeringat
- Mengigil ringan
- Kemungkinan mengalami dehidrasi
6. Penatalaksanaan
1) Secara Fisik
a. Kenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
b. Memberikan minum yang banyak
c. Kompres dengan air hangat
d. Hindari kompres alkohol atau es
e. Kompres didaerah lipatan
f. Anjurkan banyak istirahat
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi
b. Pemeriksaan persistem
- Sistem persepsi sensori
- Sistem persyarafan : kesadaran
- Sistem pernafasan
- Sistem kardiovaskuler
- Sistem gastrointestinal
- Sistem integument
- Sistem perkemihan
3. Pemeriksaan diagnostik
1. Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk
digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa
uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar
tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai.
Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau
limfangiografi.
4. Analisa data