D. Komplikasi Obesitas
Obesitas yang muncul pada anak dan remaja meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas pada usia
dewasa muda dan dapat berlajut menjadi obesias pada usia dewasa (Juonala et al., 2011; Mistry dan
Puthussery, 2015). Obesitas pada anak menjadi faktor risiko beberapa penyakit seperti kardiovaskular,
diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, hiperlipidemia, non alcoholic fatty liver disease (NAFLD), pubertas
dini, haid yang tidak teratur dan sindrom ovarium polikistik, steatohepatitis, sleep apnea, asma, gangguan
muskuloskeletal, dan masalah psikologi seperti depresi (Kliegman, n.d; Soetjiningsih, 1995; Lakshman,
Elks and Ong, 2012; Mistry dan Puthussery, 2015).
Aktifitas fisik merupakan salah satu pengeluaran energi (Kliegman, n.d). Tingakat aktivitas fisik yang
rendah dapat menurunkan pengeluaran energi sehingga energi akan disimpan dalam jaringan lemak
(Kliegman, n.d.; Hall dan Guyton, n.d.). Rendahnya aktivitas fisik dan tingginya perilaku menetap
berhubungan dengan tingginya persentil indeks masa tubuh. Temuan ini secara umum disepakati dengan
ulasan penelitian obesitas pada anak yang menyimpulkan rendahnya aktivitas fisik dan perilaku menetap
merupakan faktor risiko terjadinya obesitas pada anak (Carlson et al., 2012). Aktivitas fisik secara
independen berhubungan dengan indeks adipositas. Anak yang kurang aktif dalam melakukan aktifitas fisik
lebih cenderung mengalami obesitas (Chaput et al., 2012).
Anak obesitas memiiki risiko tinggi mengalami prediabetes, dislipidemia, steatosis hati, dan
hipertensi. Anak laki-laki cenderung memiliki profil risiko metabolisme dan kardiovaskular yang lebih
buruk dan komorbiditas yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan (Dalla Valle et al., 2015).
Beberapa komplikasi mekanik dari obesitas seperti obstructive sleep apnea dan gangguan orthopedi.
Komplikasi orthopedi termasuk penyakit Blount dan slipped femoral capital epiphysis. Komplikasi
psikologikal pada anak obesitas seperti ansietas, depresi, kurang percaya diri, tanda-tanda depresi,
memburuknya prestasi sekolah, isolasi sosial, masalah dengan intimidasi atau ditindas (Kliegman, n.d;
Chung, Chiou dan Chen, 2015).
Daftar Pustaka
Cintari, L, Padmiari, I.A., and Utami, IGA. (2011). Perbedaan Kejadian Obesitas pada Anak Sekolah
Berdasarkan Jenis Sarapan dan Faktor Keturunan. Skala Husada, 8(2), pp.102-118
Dalla Valle, M., Laatikainen, T., Kalliokoski, T., Nykänen, P. and Jääskeläinen, J. (2015). Childhood
obesity in specialist care – searching for a healthy obese child. Annals of Medicine, 47(8), pp.639-654.
KKRI, (2012). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak
Sekolah. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
sihadi, (2012). Kelebihan Berat Badan pada Balita. CDK-196, 39(8)
Payab, M., Kelishadi, R., Qorbani, M., Motlagh, M., Ranjbar, S., Ardalan, G., Zahedi, H., Chinian,
M., Asayesh, H., Larijani, B. and Heshmat, R. (2015). Association of junk food consumption with high
blood pressure and obesity in Iranian children and adolescents: the CASPIAN-IV Study. Jornal de Pediatria,
91(2), pp.196-205.
Hidayati S, Irawan R, Hidayat B, (2006). Obesitas Pada Anak. Surabaya : Divisi Nutrisi Dan Penyakit
Metabolic Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair
http//wwwRiset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI.go.id
http//www.Bhuiyan, M., Zaman, S. and Ahmed, T. (2013). Risk factors associated with overweight and
obesity among urban school children and adolescents in Bangladesh: a case–control study. BMC Pediatrics,
13(1), p.72.go.id