Anda di halaman 1dari 36

NAMA : WAHYUNI LESTARI

NIM : 12070120763
MATKUL : AKUNTANSI MANAJEMEN

PERTANYAAN ESAI BAB I

1. Jenis informasi apa saja yang membutuhkan sistem informasi akuntansi manajemen?

2. Lingkup yang dicakup oleh informasi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen dan
akuntansi keuangan berbeda. Jelaskan perbedaan tersebut.

3. Jelaskan peran akuntansi manajemen dalam organisasi

4. Jelaskan mengapa pekerja professional memerlukan informasi manajemen?

5. Deskripsikan masukan, proses dan keluaran pada sistem informasi manajemen.

6. Jelaskan tiga karakteristik yang harus dimiliki oleh akuntansi manajemen agar dapat
menjadi pencatat skor yang baik.

7. Jelaskan pengertian informasi akuntansi penuh dan jelaskan juga manfaatnya

8. Jelaskan mengapa informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan diatur oleh
prinsip akuntansi yang lazim (baku)?

9. Jelaskan pentingnya kode etik dalam akuntansi manajemen.

10. Apakah perbedaan antara posisi staff dan posisi lini? Jelaskan.

JAWABAN ESAI BAB I

1. Jenis Informasinya adalah sebagai berikut :


• Informasi Akuntansi Penuh (full accounting information) Informasi
akuntansi penuh dapat mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa
yang akan datang. Informasi ini mencakup informasi aktiva, pendapatan, dan
atau biaya.
• Informasi Akuntansi Diferensial (differential accounting information)
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva,
pendapatan, dan atau biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan
dengan alternatif tindakan lain.
• Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (responsibility accounting
information) Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi
aktiva, pendapatan, dan atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang
bertanggungjawan atas pusat pertanggung jawaban tertentu.
2. Informasi Akuntansi Keuangan
• Dibutuhkan oleh manajemen puncak maupun pihak luar perusahaan untuk
pengambilan keputusan.
• Informasi ini biasanya disajikan kepada pihak luar perusahaan di dalam
laporan keuangan berbentuk neraca, laporan rugi/laba, laporan laba ditahan
dan sebainya.
Informasi Akuntansi Manajemen
• Diperlukan oleh Manajemen untuk melaksanakan dua fungsi pokok
manajemen yakni : perencanaan dan pengendalian aktivitas.
• Dihasilkan oleh Sistem pengolah informasi yang disebut akuntansi manajemen
• Bentuk laporan yang dihasilkan : anggaran, laporan penjualan, laporan biaya
produksi, laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban, laporan menurut
aktivitas, laporan biaya mutu, laporan biaya daur hidup produk (product life
cycle cost)
3. Peran akuntansi manajemen dalam organisasi merupakan peran pendukung dalam
suatu organisasi. Mereka membantu orang-orang yang bertanggungjawab dalam
pelaksanaan tujuan dasar organisasi (Hansen, 2009:20). Posisi yang
bertanggungjawab langsung pada tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi lini
(line position) dan posisi yang sifatnya mendukung dan tidak bertanggungjawab
secara langsung terhadap tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi staf (staff
position). Akuntan manajemen bertanggung jawab mengidentifikasi, mengumpulkan,
mengukur, menganalisis, menyiapkan, menginterpretasikan, dan mengkomunikasikan
informasi yang digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan dasar organisasi.
Akuntan manajemen berfungsi sebagai anggota staf dari organisasi dan bertanggung
jawab menyediakan informasi.
4. Pekerja operasional adalah orang-orang yang berhubungan dengan kegiatan produksi
barang/jasa sehingga mereka membutuhkan informasi akuntansi manajemen agar
mereka mengetahui apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan keputusan yang
telah ditetapkan oleh manajer agar mereka bisa bekerja secara optimal.
5. Pengertian dari masukkan, Proses dan keluaran
• Masukan adalah data-data yang akan di proses dalam sistem akuntansi
manajemen.
• Proses (pengolahan) adalah inti dari suatu sistem informasi akuntansi
manajemen dandigunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
memenuhi tujuan darisuatu sistem. Suatu proses dapat dijelaskan dengan
aktifitasseperti pengumpulan (collecting), pengukuran (measuring),
penyimpanan (storaging),analisis (analysis), pelaporan (reporting),
pengelolaan (managing). Keluarannya dapat berupa laporan khusus, biaya
produk, biaya pelanggan, anggaran, laporankinerja, dan komunikasi personal.
• Keluaran adalah hasil dari data yang sudah di proses oleh sistem akuntansi
manajemen.
6. Tiga karakteristik yang harus dimiliki oleh akuntansi manajemen
• Pencatat skor (score keeping) Akuntansi manajemen mencatat skor dan
mengkomunikasikan skor kepada manajer yang bersangkutan untuk
memungkinkan manajemen mengevaluasi pelaksanaan rencana yang telah
disusun.
• Penarik perhatian manajemen (attention directing) Sebagai penarik perhatian
manajemen, akuntansi menyajikan informasi penyimpangan pelaksanaan
rencana yang memerlukan perhatian manajemen agar manajemen dapat
merumuskan tindakan untuk mencegah berlanjutnya penyimpangan yang
terjadi. Tahap perkembangan ini hanya dapat dicapai jika akuntansi
manajemen telah dapat menjadi pencatat skor yang baik.
• informasi untuk pemecahan masalah (problem solving) Jika manajemen telah
mengandalkan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen maka
mereka akan selalu mengundangnya dalam setiap pengambilan keputusan
pemecahan masalah yang akan mereka lakukan.
7. Informasi akuntansi penuh adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang
diperoleh dan seluruh sumber yang dikorbankan suatu objek informasi. Unsur yang
membentuk informasi akuntansi penuh adalah total aktiva, total pendapatan dan total
biaya. Jika informasi akuntansi penuh berupa aktiva disebut dengan aktiva penuh (full
assets). Informasi akuntansi penuh yang berupa sumber yang dikorbankan untuk
suatu objek informasi disebut dengan biaya penuh (full costs). Objek informasi dapat
berupa produk, keluarga produk, departemen, divisi, aktivitas atau perusahhan sebagai
keseluruhan. Sedangkan informasi akuntansi penuh berupa pendapatan disebut
dengan pendapatan penuh (full revenues)
Informasi akuntansi penuh bermanfaat bagi manajemen untuk :
• Pelaporan keuangan Pelaporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu pelaporan
keuangan kepada phak luar dan pelaporan keuangan pada manajemen puncak.
Pelaporan keuangan memerlukan informasi akuntansi penuh yang berupa
informasi masa lalu. Informasi akuntansi penuh masa lalu yang bermanfaat
adalah aktiva penuh, pendapatan penuh dan biaya penuh.
• Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis) Analisis
kemampuan menghasilkan laba dapat diterapkan dalam berbagai objek
informasi, diantaranya produk, keluarga produk (product line), aktivitas
(activities), atau unit organisasi.
• Mengetahui biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu Untuk mengetahui
berapa biaya sesuatu, informasi akuntansi penuh yang bermanfaat adalah
biaya penuh masa lalu yang berkaitan dengan objek biaya.
8. Karena Akuntansi Manajemen merupakan akuntansi yang mengolah informasi
keuangan yang terutama untuk memenuhi keperluan manajemen dalam melaksanakan
fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Agar setiap pihak yang membuat
informasi Akuntansi Keuangan selalu mengacu pada ketentuan atau aturan yang telah
ditetapkan untuk mencegah terjadinya penipuan/manipulasi data keungan disetiap
pembuat informasi keuangan dan juga pihak/badan yang berwenang akan lebih muda
melakukan kotroling.
9. Untuk Memberikan laporan dan menyajikan data yang benar tentang perusahaan,
Membantu penegakkan hukum dan Mencegah adanya kecurangan akuntansi.
10. Perbedaan posis garis dan posisi staf yaitu :
• Posisi garis adalah posisi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab
untukmencapai tujuan utama organisasi. Otoritas line adalah otoritas yang
mengikuti rantaikomando yang dibentuk oleh hirarki formal. Misalnya,
departemen lini menerimaotoritas mereka melalui rantai komando terhubung
ke presiden.
• Posisi staf adalah posisi yang tujuan utamanya adalah menyediakan keahlian
khususdan bantuan untuk posisi lini. Staf juga dapat didefinisikan oleh jenis
orang teknis atau dukungan :
 Staf teknis spesialis, seperti: Insinyur dan ekonom
 Staf dukungan, seperti: mereka yang memberikan bantuan dalam
membantuanajer, dan termasuk sekretaris, prosesor data, dan panitera.

PERTANYAAN ESAI BAB II


1. Sebutkan dan jelaskan alat yang dipergunakan dalam memahami Akuntansi
Manajemen
2. Apakah perbedaan antara biaya tetap dan biaya variable?
3. Sebutkan dan jelaskan dua biaya yang berlaku umum dalam bentuk variable!
4. Sebutkan dan jelaskan dua biaya yang berlaku umum dalam bentuk tetap!
5. Jelaskan dan berikan contoh biaya overhead pabrik
6. Jelaskan yang dimaksud biaya produksi dan rumusnya
7. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara perusahaan dagang dan perusahaan jasa

JAWABAN ESAI BAB I

1. Alat dalam memahami akuntansi manajemen yaitu :


• Costumer Relationship Management (CRM), Sistem CRM pertama kali
dikembangkan untuk bisnis besar dengan tim penjualan besar, namun sekarang
sistem ini berada dalam jangkauan usaha kecil. CRM dapat membantu Anda
mengelola kontak dan catatan yang ada pada bisnis. CRM juga membolehkan
Anda untuk memasukkan informasi kontak pada sekelompok prospek yang
luas dan kemudian mengelola proses kualifikasi mereka.
• Menggunakan Cloud System, Dengan menggunakan cloud ini Anda tidak
perlu khawatir kehilangan data penting meskipun berganti laptop atau
komputer, selama Anda masih memiliki akses untuk masuk kedalamnya.
Cloud yang selalu terhubung dengan Internet. Memungkinkan Anda untuk
mengakses data penting dari mana saja secara realtime dari beberapa alat
elektronik yang berbeda tanpa harus repot memindahkan data.
• Faktur Elektronik (e-Factur), Dengan menggunakan faktur elektronik, Anda
dapat menghemat waktu dalam mengirimkan tagihan dan menerima
pembayaran. Karena dengan e-Faktur, Anda dapat mengirimkannya secara
langsung dari mana saja, bahkan ketika Anda ada di rumah.
• Manajemen Media Sosial, Media sosial telah menjadi tempat berbagi segala
hal, dari informasi terkini hingga sarana promosi. Banyak pengusaha yang
menyadari hal ini dan menjadikannya sebagai alat manajemen bisnis yang
sangat potensial. Biasanya, semakin banyak bisnis yang dimiliki, semakin
banyak juga media sosial yang digunakan.
2. Biaya tetap adalah adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh tingkat
aktivitas dalam kisaran tertentu. Walaupun tingkat produksi meningkat atau menurun
jumlah biaya tetap tidak berubah. Walaupun begitu biaya tetap perunit akan berubah
seiring dengan perubahan aktifitas. Apabila tingkat aktivitas meningkat maka biaya
perunit akan turun tetapi jika aktivitas menurun maka biaya perunit meningkat.
Sedangkan Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan tingkat perubahan aktivitas. Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Semakin tinggi tingkat produksi semakin tinggi juga biaya
bahan baku dan tenaga kerja langsung yang dibutuhkan. Jika produksin mengalami
penurunan maka biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja juga akan menglami
penurunan.
3. Biaya yang berlaku umum dalam bentuk variable adalah sebagai berikut :
• Biaya bahan baku (Raw material cost), Biaya bahan baku adalah nilai bahan
baku yang digunakan dalam proses produksi untuk diubah menjadi produk
jadi. Biaya bahan baku dapat dikategorikan dalam biaya bahan baku dan biaya
bahan penolong. Biaya Bahan baku adalah biaya yang dapat ditelusur langsung
dan signifikan ke produk contohnya biaya kulit untuk bahan baku pembuatan
sepatu kulit. Sedangkan biaya bahan penolong adalah biaya yang tidak
signifikan seperti biaya benang dan lem dalam produk sepatu.
• Biaya tenaga kerja langsung (Direct Labor Cost), Biaya tenaga kerja
langsung adalah besarnya nilai gaji dan upah tenaga kerja yang terlibat
langsung dalam pembuatan produk. Pada dasarnya ada dua jenis biaya tenaga
kerja yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Karyawan
produksi yang terlibat dalam produksi adalah karyawan langsung seperti
buruh. Suvervisor dan kepala pabrik adalah tenaga kerja tidak langsung karena
tidak terlibat langsung dalam pembuatan produk yang dihasilkan oleh pabrik.
4. Biaya yang berlaku umum dalam bentuk tetap adalah sebagai berikut :
• Biaya sewa gedung biaya adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyewa
properti, seperti tanah, gedung, dan lainnya. Biaya ini harus rutin dibayarkan
sesuatu dengan kesepakatan, walaupun pendapatan perusahaan sedang
menurun. Disamping itu, mungkin perusahaan membutuhkan biaya untuk
menyewa atau membeli properti. Hal ini juga termasuk biaya tetap.
• Biaya air dan listrik juga dapat dimasukkan ke dalam biaya variabel,
tergantung kebutuhan dari masing-masing perusahaan. Umumnya, semakin
tinggi produksi suatu perusahaan, biaya air dan listrik niscaya juga akan
semakin meningkat. Akan tetapi, biaya air dan listrik suatu perusahaan tidak
akan pernah nol rupiah meskipun aktivitas produksi berhenti. Biaya air dan
listrik minimum tetap wajib dibayarkan suatu perusahaan setiap bulannya
sehingga biaya ini juga termasuk biaya tetap.
5. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dapat digolongkan menurut sifatnya,
perubahan volume dan kaitan dengan departemen. Contohnya : pembayaran sewa
dan hipotek, depresiasi aset tetap, biaya tenaga kerja, asuransi, iuran keanggotaan,
biaya jasa hukum dan konsultan akuntansi.
6. Biaya produksi atau cost production merupakan biaya yang dikeluarkan suatu
perusahaan atau badan usaha, mulai dari proses pengelolaan bahan mentah hingga
menghasilkan barang jadi. Rumus :
Total Biaya Produksi = Bahan Baku yang digunakan + Biaya Tenaga
Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik.
7. Perusahaan Dagang (Produk).
• Produk (barang) memiliki wujud fisik (bentuk)
• Dapat disimpan dalam waktu yang lama
• Bisa dibawah-bawah dan terpisah dengan produsen
• Jika kita ingin memperoleh barang maka kita bisa membelinya pada
penjualnya jadi tidak perlu mendatangi produsen yang menghasilkan barang
tersebut
Perusahaan Jasa
• Jasa tidak memiliki wujud (intangibility) artinya pembeli tidak dapat melihat,
mencicipi, mendengar suatu jasa sebelum jasa tersebut dibeli.
• Jasa sifatnya tidak tahan lama (perishability) artinya jasa tidak dapat disimpan
untuk kegunaan masa yang akan dating oleh pelanggan.
• Tidak dapat dipisah (inseparability) jasa tidak dapat dipisahkan dari
produsennya, artinya produsen dan pelanggan harus bertemu atau melakukan
kontak langsung untuk melakukan pertukaran. Contoh melakukan pemeriksaan
mata berarti harus ada kehadiran pelanggan dan dokter mata.
• Heterogenits artinya terdapat peluang variasi yang besar pada penyelenggaran
jasa daripada produksi produk.

SOAL LATIHAN BAB II:


1. Suatu perusahaan diharapkan mampu memproduksi 1200 unit produk pertahun. Total
biaya variable dari kegiatan produksi tersebut diperkirakan Rp. 525.000.000 dan total
biaya tetap Rp. 255.000.000. Dari keterangan tersebut hitunglah:
a. Total biaya jika 1500 unit diproduksi selama tahun tersebut
b. Total biaya jika 1000 unit diproduksi selama tahun tersebut
c. Total biaya variable jika perusahaan menghasilkan 2400 unit produk selama tahun
tersebut!
2. Suatu perusahaan bermaksud memproduksi 50.000 unit produk. Total biaya yang
dikeluarkan diperkirakan sebesar Rp. 400.000, dimana Rp. 100.000 merupakan biaya
tetap. Dari keterangan tersebut hitunglah:
a. Total biaya jika 60.000 unit diproduksi selama tahun tersebut
b. Total biaya jika 40.000 unit diproduksi selama tahun tersebut
c. Total biaya variable jika perusahaan menghasilkan 42.500 unit produk selama
tahun tersebut!
3. Dari soal no. 2, buatlah sebuah grafik yang memuat garis unit biaya tetap, biaya
variable dan total biaya!
4. Diketahui biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung total sebesar Rp. 750.000, biaya
overhead pabrik sebesar Rp. 550.000 dimana 90% adalah biaya tetap, maka hitunglah
biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan
5. Suatu perusahaan menjual produk X sebanyak 200.000 unit dalam tahun anggaran
yang akan datang dengan harga jual Rp. 1.000 perunit. Biaya tetap pertahun Rp.
40.000.000 dan biaya variable adalah 60% dari total pendapatan penjualan. Hitunglah
total biaya yang dikeluarkan perusahaan dan biaya variable perunit.
JAWABAN LATIHAN BAB II

SOAL 1
Biaya Variabel = Total Biaya Variabel

Unit Produksi
= Rp525.000.000

1.200 unit
= Rp437.500 per unit

a. Unit Produksi = 1.500 unit

Apabila perusahaan memproduksi 1.500 unit, maka total biaya produksinya adalah:
Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel x Unit
Produksi
= Rp 255.000.000 + Rp 437.500 x 1.500 unit
= Rp 255.000.000 + Rp 656.250.000
= Rp911.250.000
b. Unit Produksi = 1.000 unit

Apabila perusahaan memproduksi 1.000 unit, maka total biaya produksinya adalah:
Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel x Unit
Produksi
= Rp 255.000.000 + Rp 437.500 x 1.000 unit
= Rp 255.000.000 + Rp 437.500.000
= Rp692.500.000

c. Unit Produksi = 2.400 unit

Apabila perusahaan memproduksi 2.400 unit, maka total biaya variabelnya adalah:
Total Biaya Variabel = Biaya Variabel x Unit Produksi
= Rp 437.500 x 2.400 unit
= Rp1.050.000.000

SOAL 2
Total Biaya Variabel = Total Biaya Produksi - Biaya Tetap
= Rp 400.000 - Rp 100.000
= Rp300.000

maka:

Biaya Variabel = Total Biaya Variabel

Unit Produksi
= Rp. 300.000

50.000 unit
= Rp. 6,00 per unit

a. Unit Produksi = 60.000 unit

Apabila perusahaan memproduksi 60.000 unit, maka total biaya produksinya adalah:

Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel x Unit Produksi


= Rp 100.000 + Rp 6 x 60.000 unit
= Rp 100.000 + Rp
360.000 = Rp460.000

b. Unit Produksi = 40.000 unit

Apabila perusahaan memproduksi 40.000 unit, maka total biaya produksinya adalah:

Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel x Unit Produksi


= Rp 100.000 + Rp 6 x 40.000 unit
= Rp 100.000 + Rp
240.000 = Rp340.000

c. Unit Produksi = 42.500 unit

Apabila perusahaan memproduksi 42.500 unit, maka total biaya variabelnya adalah:

Total Biaya Variabel = Biaya Variabel x Unit Produksi


= Rp 6 x 42.500 unit
= Rp255.000

SOAL 3

BIAYA PRODUKSI
Rp500.000
Rp450.000
Rp400.000
Rp350.000
Rp300.000
Rp250.000
Rp200.000
Rp150.000
Rp100.000
Rp50.000
Rp-
40.000 unit 50.000 unit 60.000 unit
Biaya Tetap Rp100.000 Rp100.000 Rp100.000
Biaya Variabel Rp240.000 Rp300.000 Rp360.000
Total Biaya Rp340.000 Rp400.000 Rp460.000

SOAL 4
Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 750.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel (Rp 550.000 x (1 - 90%)) Rp 55.000
Total Biaya Variabel Rp 805.000

SOAL 5
Biaya Variabel per unit = Harga Jual per unit x Rasio Biaya Variabel
= Rp 1.000 x 60%
= Rp600

Apabila perusahaan memproduksi 200.000 unit, maka total biaya produksinya adalah:

Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel x Unit Produksi


= Rp 40.000.000 + Rp 600 x 200.000 unit
= Rp 40.000.000 + Rp 120.000.000
= Rp160.000.000
PERTANYAAN ESSAI BAB III

1. Sebutkan manfaat informasi biaya penuh bagi perusahaan


2. Sebutkan dan jelaskan pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung biaya
penuh yang bersangkutan dengan produk
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan informasi aktiva penuh dan berikan contohnya
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan informasi pendapatan penuh dan berikan
contohnya
5. Jelaskan mengapa informasi akuntansi penuh bermanfaat dalam penentuan harga jual
normal dan harga jual yang ditentukan oleh pemerintah.
6. Full costing adalah :

a. Sama dengan full cost

b. Sama dengan full accounting information

c. Metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan seluruh


biaya produksi kepada produk

d. Metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan seluruh


biaya variabel kepada produk

7. Full Cost adalah :


a. Biaya langsung yang terjadi dalam suatu obyek biaya ditambah bagian yang
adil biaya tidak langsung yang menjadi beban obyek biaya tersebut
b. Biaya langsung yang terjadi dalam suatu obyek biaya
c. Biaya yang terkendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban
d. Total biaya produksi yang bersangkutan dengan suatu produk
8. Tiga pendekatan untuk menghitung biaya penuh adalah :
a. Full costing, variabel costing, standard costing
b. Full costing, activity based costing, standard costing
c. Activity based costing, variable costing, full costing
d. Standard costing, activity based costing, variable costing
JAWABAN ESSAI BAB III

1. Manfaat Full Acounting Information bagi manajemen untuk:


a. Pelaporan keuangan
b. Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis)\
c. Mengetahui biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu
d. Penentuan harga jual dalam cost type contact
e. Penentuan harga jual normal
f. Penentuan harga transfer
g. Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah
h. Penyusunan program
2. Pendekatan yang digunakan yaitu :
 Full Costing, metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan
seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada
produk.
 Variabel Costing, suatu metode penentuan harga produk produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi variabel saja.
3. Aktiva penuh adalah adalah aktiva langsung yang bersangkutan dengan objek
informasi ditambah dengan bagian yang adil aktiva tidak langsung yang menjadi
tanggung jawab obyek informasi tersebut.
4. Full Acounting Information adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang
diperoleh dan seluruh sumber yang dikorbankan suatu objek informasi.
5. Dengan informasi biaya penuh yang berada di tangannya, manager penentu harga jual
akan mampu memahami atau paling tidak mendug tindakan yang dilakukan
perusahaan pesaingnya, manakala perusahaan pesaing melakukan perubahan harga
jual. Dalam penentuan harga jual normal yang diatur oleh pemerintah biaya penuh
masa yang akan datang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual dihitung dengan
menggunakan salah satu pendekatan yaitu pendekatan full costing dan variable
costing.
6. d. Metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan seluruh biaya
produksi kepada produk.
7. d. Total biaya produksi yang bersangkutan dengan suatu produk.
8. d. Standard costing, activity based costing, variable costing.
SOAL LATIHAN BAB III :

1. Anggaran biaya PT. TRESNO SEJATI (PT.TS) untuk tahun anggaran 2010 yang disusun
berdasarkan kapasitas produksi dan pemasaran sebanyak 1.100.000 unit produk adalah
sbb.:
Biaya bahan baku Rp.
85.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp.
165.000.000
Biaya overhead pabrik variable Rp.
195.000.000
Biaya overhead pabrik tetap Rp.
140.000.000
Biaya Adm & umum variable Rp.
110.000.000
Biaya pemasaran variable Rp.
220.000.000
Biaya Adm & umum tetap Rp.
88.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp.
150.000.000
a. Hitunglah Full Cost secara pendekatan Full Costing
b. Hitunglah Full Cost secara pendekatan Variabel Costing
c. Hitunglah laba perusahaan jika harga jual perunit sebesar Rp. 2.500,-
d. Hitunglah Contribution Margin Ratio
e. Hitunglah profitabilitas perusahaan

2. Anggaran sementara yang disusun oleh perusahaan untuk produk X dalam tahun 2010
adalah sbb. :
Pendapatan penjualan Rp.
900.000.000
Biaya produksi variable Rp.
Biaya tetap : 540.000.000

Biaya produksi tetap Rp.


135.000.000
Biaya komersial tetap Rp.
165.000.000
Manajer pemasaran merencanakan akan kampanye promosi yang diperkirakan menelan
biaya Rp. 75.000.000 dan akan menghasilkan kenaikan volume penjualan sebesar 30%.
Jika rencana manajer pemasaran tsb dimasukkan ke dalam anggaran sementara tersebut di
atas, berapakah laba usaha yang dianggarkan untuk tahun 2010, jelaskan dengan
perhitungan.
3. Sebuah mesin seharga Rp. 40.000.000 didepresiasi dengan menggunakan metode garis
lurus selama 8 tahun tanpa nilai residu. Diperkirakan mesin tersebut akan menghasilkan
aliran kas bersih pertahun sebelum dikurangi pajak penghasilan sebesar Rp. 12.000.000.
Tarif pajak adalah 50%. Maka hitunglah tarif kembalian investasinya.
4. Jika suatu perusahaan merencanakan investasi sebesar Rp. 84.000.000 dalam suatu mesin
yang akan didepresiasi selama 10 tahun dengan metode garis lurus tanpa nilai residu,
dimana aliran kas bersih setelah pajak sebesar Rp. 10.000.000 pertahun dalam jangka
waktu 6 tahun pertama dan sebesar Rp. 12.000.000 setiap tahun untuk 4 tahun
berikutnya, maka berapakah pay back period investasi tersebut?

5. Sebuah perusahaan memiliki aktiva penuh sebesar Rp. 4.000.000.000, Pendapatan penuh
Rp 3.600.000.000, biaya penuh Rp. 2.400.000.000 dan beban modal 20% dari aktiva.
Berapakah residual income yang diterima perusahaan?
JAWABAN LATIHAN BAB III
SOAL 1
a. Full Cost dengan Full Costing

Harga Pokok Produk


Biaya bahan baku Rp 85.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 165.000.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp 195.000.000
Biaya overhead pabrik tetap Rp 140.000.000
Harga Pokok Produk Full Costing Rp
Biaya Operasional 585.000.000
Biaya administrasi & umum variabel Rp 110.000.000
Biaya pemasaran variable Rp 220.000.000
Biaya administrasi & umum tetap Rp 88.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 150.000.000
Total Biaya Operasional Full Costing Rp
568.000.000
Total Biaya Penuh Full Costing Rp
1.153.000.000

b. Full Cost dengan Variable Costing

Harga Pokok Produk


Biaya bahan baku Rp 85.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 165.000.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp 195.000.000
Harga Pokok Produk Variable Costing Rp
Biaya Operasional 445.000.000
Biaya administrasi & umum variabel Rp 110.000.000
Biaya pemasaran variable Rp 220.000.000
Total Biaya Operasional Variable
Costing Rp 330.000.000
Total Biaya Penuh Variable Costing Rp 775.000.000

c. Laba Jika Harga Jual = Rp 2.500


Penjualan (1.100.000 unit x Rp 2.500) Rp
2.750.000.000
Dikurangi: Biaya Variabel Rp
(775.000.000)
Marjin Kontribusi Rp
Dikurangi: Biaya Tetap 1.975.000.000
Biaya overhead pabrik tetap Rp 140.000.000
Biaya administrasi & umum tetap Rp 88.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 150.000.000
Total Biaya Tetap Rp
(378.000.000)
Laba Operasional Rp
1.597.000.000

d. Contribution Margin Ratio

CMR = Marjin Kontribusi

Penjualan
= Rp1.975.000.000

Rp2.750.000.000
= 71,82%

e. Profitabilitas

Penjualan (1.100.000 unit x Rp 2.500) Rp 2.750.000.000


Harga Pokok Produk Full Costing Rp (585.000.000)
Laba Kotor Rp 2.165.000.000
Biaya Operasional Full Costing Rp (568.000.000)
Laba Operasional Rp 1.597.000.000

Rasio Laba Kotor = Laba Kotor

Penjualan
= Rp2.165.000.0
00

Rp2.750.000.00
0
= 78,73%
Laba
Rasio Laba Operasional = Operasional
Penjualan
= Rp1.597.000.000

Rp2.750.000.000
= 58,07%

SOAL 2
Jika rencana manajer pemasaran dimasukkan ke dalam anggaran sementara, maka laba
usaha yang dianggarkan untuk tahun 2010 adalah :
Penjualan (Rp 900.000.000 x Rp1.170.000.000
(1 + 30%))
Biaya Produksi Variabel (Rp Rp (702.000.000)
540.000.000x(1+ 30%)
Marjin Kontribusi Rp 468.000.000
Biaya Tetap
Biaya Produksi Tetap Rp 135.000.000
Biaya Komersial Tetap Rp 165.000.000
Biaya Promosi Baru Rp 75.000.000
Total Biaya Tetap Rp
(375.000.000)
Laba Operasional Rp
93.000.000
SOAL 3
Beban Depresiasi = Harga Perolehan - Nilai Residu

Umur Ekonomis
= Rp 40.000.000 - Rp 0
8 tahun
= Rp5.000.000

Maka, aliran kas bersih mesin dapat dihitung sebagai berikut:


Aliran Kas Bersih sebelum Pajak Rp 12.000.000
Dikurangi: Beban Depresiasi Rp (5.000.000)
Laba Bersih sebelum Pajak Rp 7.000.000
Dikurangi: Pajak (50%) Rp (3.500.000)
Laba Bersih setelah Pajak Rp 3.500.000
Ditambah: Beban Depresiasi Rp 5.000.000
Aliran Kas Bersih setelah Pajak Rp 8.500.000

Apabila tingkat pengembalian investasinya = 13%, maka:


Faktor
Aliran Kas Bersih PV Aliran Kas
Tahun PV
setelah Pajak Bersih
(i = 13%)
0 Rp (40.000.000) 1,00000 Rp (40.000.000)
1 Rp 8.500.000 0,88496 Rp 7.522.124
2 Rp 8.500.000 0,78315 Rp 6.656.747
3 Rp 8.500.000 0,69305 Rp 5.890.926
4 Rp 8.500.000 0,61332 Rp 5.213.209
5 Rp 8.500.000 0,54276 Rp 4.613.459
6 Rp 8.500.000 0,48032 Rp 4.082.707
7 Rp 8.500.000 0,42506 Rp 3.613.015
8 Rp 8.500.000 0,37616 Rp 3.197.359
NPV Rp 789.548

Apabila tingkat pengembalian investasinya = 15%, maka:


Faktor
Aliran Kas Bersih PV Aliran Kas
Tahun PV
setelah Pajak Bersih
(i = 15%)
0 Rp (40.000.000) 1,00000 Rp (40.000.000)
1 Rp 8.500.000 0,86957 Rp 7.391.304
2 Rp 8.500.000 0,75614 Rp 6.427.221
3 Rp 8.500.000 0,65752 Rp 5.588.888
4 Rp 8.500.000 0,57175 Rp 4.859.903
5 Rp 8.500.000 0,49718 Rp 4.226.002
6 Rp 8.500.000 0,43233 Rp 3.674.785
7 Rp 8.500.000 0,37594 Rp 3.195.465
8 Rp 8.500.000 0,32690 Rp 2.778.665
NPV Rp (1.857.767)
Maka, tarif pengembalian investasi (IRR) nya adalah:
IRR = Rp789.548 x (15% - 13%) + 13%

Rp 789.548 + Rp 1.857.767

= x 2% + 13%
= 13,60%

SOAL 4
Akumulasi Aliran
Aliran Kas Bersih Kas Bersih setelah
Tahun
setelah Pajak Pajak
0 Rp (84.000.000) Rp (84.000.000)
1 Rp 10.000.000 Rp (74.000.000)
2 Rp 10.000.000 Rp (64.000.000)
3 Rp 10.000.000 Rp (54.000.000)
4 Rp 10.000.000 Rp (44.000.000)
5 Rp 10.000.000 Rp (34.000.000)
6 Rp 10.000.000 Rp (24.000.000)
7 Rp 12.000.000 Rp (12.000.000)
8 Rp 12.000.000 Rp -
9 Rp 12.000.000 Rp 12.000.000
10 Rp 12.000.000 Rp 24.000.000
Maka, payback period investasi tersebut adalah 8 tahun.

SOAL 5
Pendapatan Operasional Rp
3.600.000.000
Biaya Operasional Rp
(2.400.000.000)
Laba Operasional Rp
1.200.000.000
Maka, residual income yang diterima perusahaan adalah:

Residual Income = Laba Operasional - Aktiva x Biaya Modal


Rp 1.200.000.000 - Rp 4.000.000.000 x
= 20%
= Rp400.000.000
PERTANYAAN ESSAI BAB IV

1. Sebutkan dan jelaskan dua pendekatan penentuan impas


2. Jelaskan manfaat analisis impas
3. Apa yang dimaksud dengan margin kontribusi perunit produk?
4. Bagaimana hubungan antara titiuk impas dengan biaya variable, jelaskan.
5. Bagaimana titik impas dihitung dalam unit dan rupiah, jelaskan.
6. Margin of safety adalah :
a. Jumlah penurunan volume penjualan yang dianggarkan maksimum yang tidak
mengakibatkan kerugian
b. Jumlah volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak mengalami
kerugian
c. Jumlah volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak dihentikan
d. Jumlah kerugian maksimum jika suatu usaha dihentikan
7. Manakah diantara pernyataan berikut yang benar :
a. Analisis impas dan analisis biaya-volume-laba adalah sama
b. Tujuan analisis impas adalah untuk menetapkan target penjualan minimum
yang hendak dicapai oleh suatu usaha agar tidak menderita kerugian
c. Titik impas adalah sama dengan titik penutupan usaha
d. Titik penutupan usaha adalah titik dalam grafik impas yang menunjukkan
perpotongan garis penjualan dengan total biaya.

JAWABAN ESSAI BAB IV

1. Pendekatan Matematis adalah Perhitungan titik pulang pokok dengan menggunakan


rumus matematis dapat dilakukan dengan dua cara seperti dirumuskan oleh Bambang
Riyanto (2008 : 364 ) yaitu :
a. Atas Dasar Unit
Break-even point (BEP) atas dasar unit dapat di lakukan dengan
menggunakan rumus :
keterangan :
 BEP : Break Even Point
 FC : Fixed Cost / biaya tetap
 VC : Variabel Cost / biaya variable perunit
 P : Price per unit / harga jual per unit
 Q : Jumlah unit / kuantitas yg dihasilkan dan dijual
b. Atas dasar penjualan dalam rupiah
Break-even point (BEP) atas dasar sales dalam rupiah dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
keterangan :
 FC : Biaya Tetap
 VC : Biaya Variabel
 S : Volume Penjualan
Pendekatan Grafik adalah Break-even dengan cara pendekatan ini dapat
diketahui dengan jumlah rupiah hasil penjualan, kuantitas yang di jual, biaya variable,
biaya tetap, laba marginal, laba tingkat penjualan tertentu sehingga titik pulang pokok
(break-even point). Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa metode break-even di
lakukan untuk menunjukkan tingkat penjualan, sehingga tidak memperoleh laba dan
tidak menderita kerugian.
2. Manfaat analisis impas adalah sebagai berikut :
a. Menentukan harga jual. Salah satu sebab seorang pengusaha mengalami
kerugian adalah karena pengusaha tersebut salah dalam menentukan harga jual
yang terlalu rendah. Hal tersebut akan sangat mudah dilakukan jika Anda
sebagai pelaku usaha tidak memperhitungkan titik impas dari produksi Anda.
Dengan menghitung BEP, maka Anda dapat menentukan harga jual dengan
mudah. Sehingga harga yang ditetapkan nantinya tidak terlalu rendah.
b. Menentukan tingkat penjualan minimal. Selain menentukan harga jual,
melalui breakeven point Anda juga dapat mengetahui berapa banyak unit yang
harus diproduksi agar keuntungan yang didapatkan dapat menutup biaya yang
dikeluarkan. Berdasarkan unit yang sudah diketahui maka secara otomatis,
Anda juga dapat mengetahui tingkat penjualan produk minimal yang harus
dijual pada periode tersebut.
c. Pengendalian aktivitas produksi. Break even point juga dapat digunakan
untuk membantu para manajer mengendalikan aktivitas produksi yang sedang
berjalan. Anda dapat menjadikan hasil perhitungan atau analisis BEP sebagai
informasi dasar sebagai manfaat untuk mengatur aktivitas yang berjalan.
Sehingga, kegiatan produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien.
3. Margin kontribusi dapat dikemukakan sebagai pecahan dari kontribusi penjualan yang
memperseimbangkan biaya tetap atau unit margin kontribusi adalah jumlah setiap unit
penjualan menambahkan terhadap keuntungan: ini adalah lekukan dari Laba.
4. Hubungan sejajar antara biaya variabel dan kapasitas produksi akan saling berkaitan
karena jika salah satu terjadi peningkatan maka yang lain akan mengikuti. Contoh dari
biaya variabel adalah biaya listrik, biaya baku, biaya transportasi, dsb.
5. Pakai rumus :
BEP dalam unit, yaitu digunakan untuk mengetahui berapa unit jumlah barang
atau jasa yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas.

Rumus :
Keterangan :
 BEP : Break Even Point
 FC : Fixed Cost
 P : Price per unit
 VC : Variabel Cost
BEP dalam rupiah, yaitu digunakan untuk mengetahui berapa rupiah yang harus
diterima untuk mencapai titik impas.

Rumus :
Keterangan :
 BEP : Break Even Point
 FC : Fixed Cost
 VC : Variabel Cost
 P : Price per unit
6. a. Jumlah penurunan volume penjualan yang dianggarkan maksimum yang tidak
mengakibatkan kerugian.
7. b. Tujuan analisis impas adalah untuk menetapkan terget penjualan minimum yang
hendak dicapai oleh suatu usaha agar tidak menderita kerugian.

SOAL LATIHAN BAB IV :


1. Anggaran biaya PT. TRESNO SEJATI (PT.TS) untuk tahun anggaran 2010 yang
disusun berdasarkan kapasitas produksi dan pemasaran sebanyak 1.100.000 unit
produk adalah sbb.:
Biaya bahan baku Rp.
85.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp.
165.000.000
Biaya overhead pabrik variable Rp.
195.000.000
Biaya overhead pabrik tetap Rp.
140.000.000
Biaya Adm & umum variable Rp.
110.000.000
Biaya pemasaran variable Rp.
220.000.000
Biaya Adm & umum tetap Rp.
88.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp.
150.000.000
2. Diperkirakan total aktiva yang akan digunakan adalah sebesar Rp. 2.200.000.000,
dengan laba yang diharapkan sebesar 25% dari total aktiva. Manajer menggunakan
pendekatan variable costing dalam penentuan harga jual produk.
3. Hitunglah jumlah kuantitas penjualan minimum berapa bisnis PT. TS dalam tahun
anggaran tsb tidak mengalami kerugian jika harga jual perunit produk Rp. 2.500,-
4. Hitunglah margin kontribusi rasio perusahaan tersebut
5. Buatlah laporan keuangan untuk menghitung laba perusahaan.
6. Diketahui hasil penjualan sebesar Rp. 12.500 dengan biaya tetap sebesar Rp. 3.500
dan contribution margin ratio 80%, maka hitunglah jumlah unit penjualan pada
keadaan impas.
7. Diketahui biaya tetap tunai yang dikeluarkan sebesar Rp. 64.500.000. Pendapatan
penjualan sebesar Rp. 172.000.000 dan biaya variable Rp. 43.000.000. Maka
hitunglah titik penutupan usaha yang ditentukan dalam rupiah dan unit.
8. Perusahaan A merencanakan akan menjual 200.000 unit produk B dengan harga Rp.
2.000 perunit. Laba kontribusi diperkirakan sebesar 25%. Pada tingkat penjualan
tersebut perusahaan dalam keadaan impas. Berapakah biaya tetap perusahaan ?
9. Jika pendapatan penjualan suatu perusahaan adalah sebesar Rp. 1.500.000.000
pertahun, biaya variable adalah 60% dari total pendapatan penjualan dan biaya tetap
sebesar Rp. 300.000.000, maka berapakah degree of leverage yang terhitung?
JAWABAN LATIHAN BAB IV

SOAL 1
a. BEP (unit)

Biaya bahan baku Rp 85.000.000


Biaya tenaga kerja langsung Rp 165.000.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp 195.000.000
Biaya administrasi & umum
variable Rp 110.000.000
Biaya pemasaran variable Rp 220.000.000
Total Biaya Variabel Rp 775.000.000
÷ Kapasitas Dasar Penganggaran 1.100.000 unit
Biaya Variabel per Unit Rp 704,55

Biaya overhead pabrik tetap Rp 140.000.000


Biaya administrasi & umum
tetap Rp 88.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 150.000.000 Total
Biaya Tetap Rp 378.000.000

Maka:
BEP (Unit) = Biaya Tetap

Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per


Unit
= Rp378.000.000

Rp 2.500 - Rp
704,55
= Rp378.000.000

Rp1.795,4
5 = 210.531,65 unit
= 210.532 unit (dibulatkan)

b. Rasio Marjin Kontribusi


Rasio Marjin Kontribusi = Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per
Unit
Harga Jual per Unit
= Rp 2.500 - Rp 704,55
Rp2.500
= Rp1.795,45
Rp2.500
= 71,82%

c. Laporan Keuangan
PT. TRESNO SEJATI
Laporan Laba Rugi (Variable Costing)
untuk Periode Berjalan
Penjualan (1.100.000 unit x Rp 2.500) Rp2.750.000.000
Dikurangi: Biaya Variabel
Biaya bahan baku Rp 85.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 165.000.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp 195.000.000
Biaya administrasi & umum variabel Rp 110.000.000
Biaya pemasaran variable Rp 220.000.000
Total Biaya Variabel Rp 775.000.000
Marjin Kontribusi Rp1.975.000.000
Dikurangi: Biaya Tetap
Biaya overhead pabrik tetap Rp 140.000.000
Biaya administrasi & umum tetap Rp 88.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 150.000.000
Total Biaya Tetap Rp 378.000.000
Laba Operasional Rp1.597.000.000

SOAL 2
BEP (Rp) = Biaya Tetap Rasio Marjin Kontribusi

= Rp3.500
80%
= Rp4.375

Jumah unit tidak dapat dihitung karena tidak ada informasi yang tersedia mengenai harga
jual per unit.

SOAL 3
Titik penutupan usaha terjadi ketika penjualan = biaya variabel, sehingga titik penutupan
usaha terjadi ketika penjualan mencapai Rp 43.000.000. Jumah unit tidak dapat dihitung
karena tidak ada informasi yang tersedia mengenai jumlah unit penjualan.
SOAL 4
BEP (Rp) = Biaya Tetap

Rasio Marjin Kontribusi


maka:
Biaya Tetap = BEP (Rp) x Rasio Marjin
Kontribusi
= 200.000 unit x Rp 2.000 x 25%
= Rp100.000.000

SOAL 5
Pendapatan Rp1.500.000.000
Biaya Variabel (60%) Rp (900.000.000)

Marjin Kontribusi Rp 600.000.000


Biaya Tetap Rp (300.000.000) Laba Operasional
Rp 300.000.000

Maka, degree of leverage-nya adalah:

Degree of Leverage = Marjin Kontribusi


Laba Operasional
= Rp600.000.000

Rp300.000.000
= 2,00
PERTANYAAN ESSAI BAB V

1. Jelaskan mengapa sistim akuntansi regular harus dirancang untuk memudahkan


penyediaan informasi akuntansi deferensial.
2. Jelaskan pengertian informasi akuntansi deferensial dan manfaatnya
3. Dalam Make or buy decision informasi yang relevan adalah biaya deferensial,
jelaskan.
4. Jelaskan perbedaan informasi akuntansi penuh dengan informasi akuntansi
deferensial
5. Jelaskan kesamaan dan perbedaan present value method dengan discounted cash
flows method
6. Jelaskan penghitungan biaya modal untuk investasi yang sumber
pembelanjaannya berasal dari pinjaman
7. Jelaskan dampak pajak penghasilan terhadap keputusan investasi

JAWABAN ESSAI BAB V

1. Informasi biaya penuh dapat diambil langsung dari catatan akuntansi regular
perusahaan,karena sistem akuntansi perusahaan memang dirancang untuk
menghasilkan informasibiaya penuh dengan kegiatan normalnya. Karena biaya
diferensial sangat tergantung padamasalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan,
maka tidak ekonomis jika informasitersebut dikumpulkan secara regular melalui
sistem akuntansi. Cara yang biasanyaditempuh untuk mengumpulkan biaya diferensial
adalah dengan merancang sistemakuntansi sedemikian rupa sehingga memudahkan
penaksiran biaya diferensial tersebutsesuai dengan masalah tertentu yang sedang
diambil pengambil keputusan. Sistemakuntansi harus dapat memisahkan biaya
menurut perilakunya dan memisahkan biayamenurut hubungan biaya dengan
berbagaicost objectives.
2. Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan,
dan/atau biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif
tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain. Informasi akuntansi
diferensial bermanfaat bagi manajemen dalam pengambilan keputusan, diantaranya
membeli atau membuat sendiri, menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk,
menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu dan menerima atau menolak
pesanan khusus.
3. Biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan lebih tepat disebut biaya
differensial, karena berhubungan dengan pemilihan alternatif masa yang akan datang,
dan untuk dapat melakukan pemilihan, pengambil keputusan harus dapat
membedakan diantara alternatif yang tersedia, maka informasi yang relevan adalah
informasi.
4. Informasi akuntansi penuh adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh,
dan atau seluruh sumber yang dkorbankan suatu obyek informasi. Full Accounting
Information dapat mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa yang akan
datang. Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva,
pendapatan, dan/atau biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan
alternatif tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain.
5. Perbedaannya adalah sebagai berikut :
Metode Net Present Value (NPV) Adalah proceeds atau cash flows yang
didiskontokan atas dasar biaya modal (cost of capital) atau rate of return. Yang
diinginkan. Dalam metode ini pertama-tama dihitung adalah nilai sekarang (present
value) Dari proceeds yang diharapkan atas dasar “discount rate” tertentu. Kemudian
jumlah “present value” (PV) dari keseluruhan proceeds selama usianya dikurangi
dengan PV dari jumlah investasinya (initial investment). Selisih antra PV dari
pengeluaran modal (capital outlay atau initial investment) dinamakan nilai sekarang
netto (Net Present Value).
Metode Internal Rate of Return (Yield Method) Adalah tingkat bunga yang kan
menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds yang diharapkan akan diterima (PV
of future prodeeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of
capital outlays) Pada dasarnya “internal rate of return” harus dicari dengan cara
“Trial and error” dengan serba coba-coba.
Persamaannya adalah sebagai berikut :
NPV dan IRR sudah terkenal sebagai dua metode untuk menilai usul investasi.
Yang sedikit belum terkenal keduanya sama-sama termasuk kelompok discounted
cash flow penganut nilai waktu dan proceeds selama total usia proyek. Berdasarkan
kesamaan demikian, NPV IRR akan memberikan keputusan yang sama dalam menilai
usul investasi. Andaikan berbasis NPV usul investasi layak diterima maka demikian
pula
IRR. IRR akan memberikan keputusan yang sama. Tetapi sebenarnya telah terbukti
terkandung sebuah pengecualian. Pengecualian yang dimaksudkan tidak lain jika
berkaitan dengan menilai salah satu dari dua atau lebih usul investasi bersifat mutually
exclusive. Untuk kondisi seperti begitu NPV, IRR dapat bertolak belakang memberikan
jawaban secara khusus sering terjadi pada susunan peringkat usul investasi. Hal
tersebut, dikarenakan perbedaan asumsi yang melekat terkait tingkat reinvestasi dana
bebas. IRR berasumsi dana bebas diinvestasikan kembali dengan tingkat rate of
returnnya selama periode sisa usia. Sebaliknya NPV berpegang konsisten besarnya
tingkat reinvestasi adalah tetap sebesar tingkat diskonto yang ditetapkan sebelumnya.
6. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menghitungnya, khususnya biaya
modal rata-rata tertimbang (WACC). Berikut di antaranya :
• Mengidentifikasi Sumber Dana, Langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah mengidentifikasi sumber-sumber dana yang diperoleh. Ada dua sumber
dana yang umum digunakan, yaitu utang dan saham. Utang dapat berupa utang
bank atau melalui obligasi. Pemberi utang akan mendapatkan kompensasi
berbentuk bunga. Saham dapat berupa private placement atau saham dari pasar
sekunder. Ada juga yang disebut saham preferen.
• Menghitung Biaya Modal Individual, Contoh menghitung perhitungan dari
utang jangka pendek adalah sebagai berikut : Sebut saja cash discount yang
hilang dalam waktu 1 tahun adalah Rp5.000.000 dan utang perniagaan sekitar
Rp50.000.000, maka :
Biaya modal sebelum pajak adalah Rp5 juta/Rp50.000.000 x 100% = 10%
Jika pajak 40%, maka :
Biaya modal sesudah pajak adalah 10% x (100%-40%) = 6%
Contoh perhitungan dari utang jangka panjang adalah sebagai berikut :
Obligasi dikeluarkan dengan nominal per lembar adalah Rp100 juta dan umur
10 tahun. Hasil penjualan netto yang diterima adalah Rp97.000.000. Jika
bunga obligasi 4% per tahun, berapa cost of bond? Dana rata-rata selama 10
tahun adalah
Rp100.000.000 + Rp97.000.000/2 = Rp98.500.000
Selisihnya dialokasikan untuk 10 tahun yaitu

Rp. 300.000 (bunga 4% x Rp100.000.000 = Rp4.000.000)

Beban per tahun atau average annual cost adalah


Rp4.000.000 + Rp300.000 = Rp4.300.000
Jadi, biaya rata-rata per tahun adalah
(Rp4.300.000/Rp98.500.000) x 100% = 4,4%
Jika tingkat pajak 25%, maka biayanya adalah 4,4% x (100%-25%)=
3,3%.
 Menghitung WACC
Rumus untuk menghitung biaya WACC adalah
[Wd x Kd (1-tax)} + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
 Wd : proporsi utang dari modal
 Kd : biaya utang
 Wp : proporsi saham preferen dari modal
 Kp : biaya saham preferen
 Ws : proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
 Ks : biaya laba ditahan  Ksb : biaya saham biasa baru
7. Dampaknya antara lain:
• Pajak akan menentukan keputusan pertama untuk berinvestasi di luar negeri.
• Pajak memiliki pengaruh dalam menentukan di mana lokasi untuk melakukan
investasi.
• Pajak memiliki pengaruh yang cukup penting pada beberapa jenis investasi
tertentu. Salah satu contohnya adalah investasi yang berorientasi ekspor.

SOAL LATIHAN BAB V :


1. Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan keputusan make or buy. Sebelumnya
perusahaan tersebut membeli salah satu suku cadangnya dari pemasok luar sebanyak
1.000 unit setahun dengan harga Rp. 4.700 perunit. Menurut taksiran, biaya untuk
memproduksi sendiri satu unit suku cadang tersebut sebesar Rp. 2.900. Untuk
memproduksi sendiri suku cadang tersebut perusahaan harus membeli mesin dan
ekuipmen seharga Rp. 4.600.000. Diperkirakan mesin tersebut memiliki umur
ekonomis 4 tahun. Biaya modal sebesar 15% dari total investasi. Alternative apa yang
akan dipilih oleh perusahaan, make or buy, jelaskan dengan perhitungan
2. Dalam tahun anggaran 20XX PT. X menjual produk A sebanyak 150.000 unit dengan
harga jual perunit Rp. 1.250. Adapun anggaran biaya tahun itu menunjukkan biaya
variable perunit sebesar Rp. 520 dan biaya tetap pertahun Rp. 47.500.000. Misalnya
perusahaan menerima pesanan khusus sebanyak 30.000 unit dari perusahaan lain
dengan harga yang diminta pemesan Rp. 750 perunit, maka jelaskan pendapat anda
apakah sebaiknya perusahaan X menerima atau menolak pesanan khusus tersebut.
3. Jika suatu perusahaan merencanakan investasi sebesar Rp. 84.000.000 dalam suatu
mesin yang akan didepresiasi selama 10 tahun dengan metode garis lurus tanpa nilai
residu, dimana aliran kas bersih setelah pajak sebesar Rp. 10.000.000 pertahun dalam
jangka waktu 6 tahun pertama dan sebesar Rp. 12.000.000 setiap tahun untuk 4 tahun
berikutnya, maka hitunglah pay back period investasi tersebut.
4. sebuah perusahaan memiliki aktiva penuh sebesar Rp. 4.000.000.000, Pendapatan
penuh Rp 3.600.000.000, biaya penuh Rp. 2.400.000.000 dan beban modal 20% dari
aktiva. Berapakah residual income yang diterima perusahaan?
5. Perusahaan yang anda survei ingin membeli mesin otomatis yang menggunakan
teknologi komputerisasi terbaru. Pembelian mesin otomatis tersebut memerlukan
biaya sebesar Rp2.400.000,00. Mesin tersebut dianggap memiliki umur ekonomis
selama 5 tahun tanpa adanya nilai residual. Setiap tahunnya, perusahaan
mengharapkan pendapatan kas sebesar Rp3.900.000,00 dan pengeluaran kas sebesar
Rp
3.000.000,00. Diminta:
a. Hitunglah payback period untuk mesin otomatis tersebut!
b. Hitunglah ARR (accounting rate of return) dengan menggunakan
(1) investasi awal dan (2) investasi rata-rata!
c. Hitunglah NPV dengan asumsi tingkat return yang diharapkan 10%!
d. Hitungkah IRR mesin otomatis!
e. Apakah sebaiknya perusahaan membeli mesin tersebut?

JAWABAN LATIHAN BAB V

SOAL 1
Beban Depresiasi = Harga Perolehan - Nilai Residu

Umur Ekonomis
= Rp 4.600.000 - Rp 0
4 tahun
= Rp115.000 per tahun
Apabila perusahaan memproduksi 1.000 unit per tahun, maka beban depresiasi per unit
adalah:
Beban Depresiasi = Beban Depresiasi per tahun
Unit Produksi per tahun
= Rp115.000

1.000 unit
= Rp115

Selain itu, biaya modal per tahun dari pembelian mesin adalah:
Biaya Modal = Biaya Modal (%) x Harga Perolehan Mesin
= 15% x Rp 4.600.000
= Rp690.000 per tahun

Apabila perusahaan memproduksi 1.000 unit per tahun, maka biaya modal per unit
adalah:
Biaya Modal = Beban Depresiasi per tahun
Unit Produksi per tahun
= Rp690.000
1.000 unit
= Rp690

Maka:
Alternatif Diferensial
Beli Produksi
Harga Beli Rp 4.700 Rp (4.700)
Biaya Produksi Rp 2.900 Rp 2.900
Beban Rp 115 Rp 115
Depresiasi
Biaya Modal Rp 690 Rp 690
Total Biaya Rp 4.700 Rp 3.705 Rp (995)

Memproduksi komponen sendiri membuat perusahaan menghemat biaya sebesar Rp 995


per unit, sehingga sebaiknya perusahaan memproduksi komponen sendiri.
SOAL 2
Dengan asumsi kapasitas produksi belum sepenuhnya terpakai, maka:
Alternatif
Diferensial
Tidak Menerima Menerima
Penjualan Rp 187.500.000 Rp 210.000.000 Rp 22.500.000
Biaya Variabel Rp 78.000.000 Rp 93.600.000 Rp 15.600.000
Rp 116.400.000 Rp 6.900.000
Marjin Kontribusi Rp 109.500.000
Biaya Tetap Rp 47.500.000 Rp 47.500.000 Rp -
Rp 68.900.000 Rp 6.900.000
Laba Operasional Rp 62.000.000
Catatan:
Penjualan Tanpa Pesanan Khusus (150.000 unit x Rp 1.250) Rp
187.500.000
Penjualan dari Pesanan Khusus (30.000 unit x Rp 750) Rp
22.500.000

Total Penjualan Rp 210.000.000

Biaya Variabel Tanpa Pesanan Khusus (150.000 unit x Rp 520) Rp 78.000.000


Biaya Variabel dari Pesanan Khusus (30.000 unit x Rp 520) Rp 15.600.000

Total Biaya Variabel Rp 93.600.000

Maka, apabila kapasitas produksi belum sepenuhnya terpakai, perusahaan akan


memeroleh tambahan keuntungan sebesar Rp 6.900.000. Sehingga, sebaiknya pesanan
khusus diterima.
Dengan asumsi kapasitas produksi sudah sepenuhnya terpakai, maka:
Alternatif
Diferensial
Tidak Menerima Menerima
Penjualan Rp 187.500.000 Rp 172.500.000 Rp (15.000.000)
Biaya Variabel Rp 78.000.000 Rp 78.000.000 Rp -
Marjin Kontribusi Rp 109.500.000 Rp 94.500.000 Rp (15.000.000)
Biaya Tetap Rp 47.500.000 Rp 47.500.000 Rp -
Laba Operasional Rp 62.000.000 Rp 47.000.000 Rp (15.000.000)

Catatan:
Penjualan Tanpa Pesanan Khusus (120.000 unit x Rp 1.250) Rp 150.000.000
Penjualan dari Pesanan Khusus (30.000 unit x Rp 750) Rp 22.500.000
Total Penjualan Rp 172.500.000

Biaya Variabel Tanpa Pesanan Khusus (120.000 unit x Rp 520) Rp 62.400.000


Biaya Variabel dari Pesanan Khusus (30.000 unit x Rp 520) Rp 15.600.000
Total Biaya Variabel Rp 78.000.000

Maka, apabila kapasitas produksi sudah sepenuhnya terpakai, perusahaan akan mengalami
penurunan keuntungan sebesar Rp 15.000.000. Sehingga, sebaiknya pesanan khusus tidak
diterima.
SOAL 3
Akumulasi Aliran
Aliran Kas Bersih Kas Bersih setelah
Tahun
setelah Pajak Pajak
0 Rp (84.000.000) Rp (84.000.000)
1 Rp 10.000.000 Rp (74.000.000)
2 Rp 10.000.000 Rp (64.000.000)
3 Rp 10.000.000 Rp (54.000.000)
4 Rp 10.000.000 Rp (44.000.000)
5 Rp 10.000.000 Rp (34.000.000)
6 Rp 10.000.000 Rp (24.000.000)
7 Rp 12.000.000 Rp (12.000.000)
8 Rp 12.000.000 Rp -
9 Rp 12.000.000 Rp 12.000.000
10 Rp 12.000.000 Rp 24.000.000
Maka, payback period investasi tersebut adalah 8 tahun.

SOAL 4
Pendapatan Operasional Rp
3.600.000.000
Biaya Operasional Rp
(2.400.000.000)

Laba Operasional Rp 1.200.000.000

Maka, residual income yang diterima perusahaan adalah:

Residual Income = Laba Operasional - Aktiva x Biaya Modal


= Rp 1.200.000.000 - Rp 4.000.000.000 x 20%
= Rp400.000.000

SOAL 5
Pendapatan Kas Rp 3.900.000
Pengeluaran Kas Rp (3.000.000) Arus Kas
Bersih Rp 900.000

a) Payback Period
Akumulasi Arus
Tahun Arus Kas Bersih
Kas Bersih
0 Rp (2.400.000) Rp (2.400.000)
1 Rp 900.000 Rp (1.500.000)
2 Rp 900.000 Rp (600.000)
3 Rp 900.000 Rp 300.000
4 Rp 900.000 Rp 1.200.000
5 Rp 900.000 Rp 2.100.000

maka:
PP = Rp600.000 x (3 tahun - 2 tahun) + 2 tahun

Rp 600.000 + Rp 300.000
= Rp600.000 x 1 tahun + 2 tahun

Rp900.000 =
2,67 tahun

b) Accounting rate of return (ARR) Beban Depresiasi = Harga Perolehan - Nilai Residu

Umur Ekonomis
Rp 2.400.000 - Rp
= 0

5 tahun
= Rp480.000 per tahun
Maka:
Pendapatan Kas Rp 3.900.000
Pengeluaran Kas Rp (3.000.000)
Beban Depresiasi Rp (480.000) Laba
Bersih per tahun Rp 420.000 Sehingga,
ARR-nya adalah:
(1) Investasi Awal

ARR = Laba Bersih per tahun Investasi Awal

= Rp420.000

Rp2.400.000
= 17,50%
(2) Investasi Rata-rata

ARR = Laba Bersih per tahun Investasi Rata-Rata

= Rp420.000

Rp2.400.000
= 17,50%

c) NPV
Faktor PV PV Arus Kas
Tahun Arus Kas Bersih
(i = 10%) Bersih
0 Rp (2.400.000) 1,00000 Rp (2.400.000)
1 Rp 900.000 0,90909 Rp 818.182
2 Rp 900.000 0,82645 Rp 743.802
3 Rp 900.000 0,75131 Rp 676.183
4 Rp 900.000 0,68301 Rp 614.712
5 Rp 900.000 0,62092 Rp 558.829
NPV Rp 1.011.708
d) IRR
Apabila i = 25%, maka:
Faktor PV
Tahun Arus Kas Bersih PV Arus Kas Bersih
(i = 25%)
0 Rp (2.400.000) 1,00000 Rp (2.400.000)
1 Rp 900.000 0,80000 Rp 720.000
2 Rp 900.000 0,64000 Rp 576.000
3 Rp 900.000 0,51200 Rp 460.800
4 Rp 900.000 0,40960 Rp 368.640
5 Rp 900.000 0,32768 Rp 294.912
NPV Rp 20.352
Apabila i = 26%, maka:
Faktor PV
Tahun Arus Kas Bersih PV Arus Kas Bersih
(i = 26%)
0 Rp (2.400.000) 1,00000 Rp (2.400.000)
1 Rp 900.000 0,79365 Rp 714.286
2 Rp 900.000 0,62988 Rp 566.893
3 Rp 900.000 0,49991 Rp 449.915
4 Rp 900.000 0,39675 Rp 357.076
5 Rp 900.000 0,31488 Rp 283.393
NPV Rp (28.436)
Maka, IRR-nya adalah:
IRR = Rp20.352 x (26% - 25%) + 25%

Rp 20.352 + Rp
28.436
= Rp20.352 x 1% + 25%

Rp48.788
= 25,42%

e) Keputusan
Hasil Analisa Kesimpulan
Payback Period 2,67 tahun PP < Umur Ekonomis LAYAK
ARR 17,50% ARR > Discount rate (10%) LAYAK
NPV Rp 1.011.708 NPV > 0 LAYAK
IRR 25,42% IRR > Discount rate (10%) LAYAK

Anda mungkin juga menyukai