2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia serta ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ‘Asuhan Keperawatan Pada Bayi Prematur’ dan tidak lupa,
kami ucapkan terima kasih kepada Dosen mata ajar karena tanpa bimbingan dan
arahannya, kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan, untuk itu kami berharap kepada para pembaca agar
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga kami dapat
memperbaiki kesalahan tersebut di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi kami sebagai penulis.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bayi Prematur........................................................................3
2.2 Etiologi.....................................................................................................3
2.3 Patofisiologi.............................................................................................5
2.4 Klasifikasi................................................................................................6
2.5 Karakteristik Bayi Premature...................................................................6
2.6 Kondisi Yang Menimbulkan Masalah Bayi Prematur.............................8
2.7 Komplikasi...............................................................................................9
2.8 Penatalaksanaan Medis............................................................................10
2.9 Pemeriksa Penunjang...............................................................................15
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Asuhan Keperawatan pada Bayi Prematur..............................................16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................25
4.2 Saran........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi prematur merupakan bayi yang lahir dengan usia kehamilan < 32 minggu,
mempunyai risiko kematian 70 kali lebih tinggi, karena mereka mempunyai kesulitan
untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidak matangan sistem organ
tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati dan sistem pencernaannya, sekitar 75%
kematian perinatal disebabkan oleh prematuritas (Krisnadi dkk, 2009).
Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung darihari pertama haid terakhir). Bayi prematur
ataupun bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan
kurang 2500 gram (Surasmi dkk, 2003).
Usia kehamilan merupakan salah satu predikator penting bagi kelangsungan hidup
janin dan kualitas hidupnya. Umumnya kehamilan disebut cukup bulan bila berlangsung
antara 37-41 minggu dihitung dari hari pertama siklus haid terakhir pada siklus 28 hari.
Banyak kejutan terjadi pada perempuan hamil seperti merasakan tendangan pertama
bayinya atau gejala morning sickness. Tapi kejutan yang paling tidak diinginkan oleh
ibu hamil adalah melahirkan bayi secara prematur (Krisnadi dkk, 2009)
1
h) Bagaimana Penatalaksanaan Medis ?
i) Bagaimana Pemeriksa Penunjang ?
j) Bagaimana Asuhan Keperawatan Bayi Prematur ?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama
dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L Wong 2004).
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke 37, dihitung dari mulai
hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara
bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya
peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan kesepakatan
WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu :
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34 minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28 minggu.
(Martono, Hari. 2007)
Prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa kehamilan kurang dari 259 hari dihitung
dari terakhir haid / menstruasi ibu. (Hasuki, Irfan. 2007). Prematuritas murni adalah masa
gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk
masa gestasi itu. (Hassan, Rusepno. 2005)
2.2 Etiologi
a. Faktor Maternal
Toksemia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus
kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu
untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan
infark dari plasenta
3
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi autosomal), fetus multi ganda, cidera
radiasi (Sacharin. 1996).
4
- Tingkat pendidikan rendah
b) Resiko Medis
- Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
- Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
- Anomali uterus
- Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
- Resiko kehamilan saat ini :
Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah
plasenta (misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen,
infeksi (misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly
janin
c). Resiko Perilaku dan Lingkungan
- Nutrisi buruk
- Merokok
- Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
- Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
d). Faktor Resiko Potensial
- Stres
- Iritabilitas uterus
- Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
- Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
- Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
- Defisiensi progesteron
- Infeksi
(Bobak, Ed 4. 2005)
2.3 Patofisiologi
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prematur belum diketahui secara jelas. Data
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki sosial
ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil karena tidak
melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama
5
kehamilan, infeksi pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus
kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda, mempunyai kebiasaan
merokok dan mengkonsumsi alkohol juga menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor
tersebut bisa menyebabkan terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa
bayiuntuk keluar sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup
maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur memerlukan perawatan
yang sangat khusus untuk memungkinkan bayi beradaptasi dengan lingkungan luar.
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau
minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam
pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang
perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2
kali
2.4 Klasifikasi
a. Bayi prematur digaris batas
37 mg, masa gestasi
2500 gr, 3250 gr
16 % seluruh kelahiran hidup
Biasanya normal
Masalah :
- Ketidak stabilan
- Kesulitan menyusu
6
- Ikterik
- RDS mungkin muncul
Penampilan :
- Lipatan pada kaki sedikit
- Payudara lebih kecil
- Lanugo banyak
- Genitalia kurang berkembang
7
- Kecil tidak memiliki lemak
- Kulit sangat tipis
- Kedua mata mungkin berdempetan
(Bobak. Ed 4. 2005)
8
Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit
Kemampuan menggigil menurunan
Aktivitas kurang
d. Ginjal
Ekskresi sodium meningkat
Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun
Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino & sodium
e. Sistem Syaraf
Respon untuk stimulasi lambat
Reflek gag, menghisap & menelan kurang
Reflek batuk lemah
Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkabung
f. Infeksi
Pembentukan antibodi kurang
Tidak ada immunoglobulin M
Kemotaksis terbatas
Opsonization penurunan
Hypo fungsi kel. adrenal
g. Fungsi Liver
Kemampuan mengkonjugasi billirubin
Penurunan Hb setelah lahir
2.7 Komplikasi
a. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan
usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok
b. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring.
(Whaley & Wong, 1995)
c. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
9
d. Necrotizing Enterocolitas (NEC) (Bobak. 2005)
10
dilengkapi dengan alat temperature sensor (thermistor probe). Alat ini ditempelkan di
kulit bayi. Suhu incubator dikontrol oleh alat servomechanism. Dengan cara ini suhu
kulit bayi dapat dipertahankan pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat
ini sangat bermanfaat untuk bayi dengan lahir yang rendah.
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin untuk
pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah laku, warna kulit,
pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat dikenal
sedini – dininya dan tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.
11
(30 – 31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada, perlu diberikan ASI
perah melalui pipa orogastrik 12X sehari.
3) Bayi prematur dengan berat lahir <1250>
c. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas
lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang
disamping itu kebutuhan protein 3 – 5 gram/ hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari),
agar berat badan bertambah sebaik – baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang
diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3
jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan cairan
lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia esophagus dan
mencegah muntah. Penghisapan cairan lambung juga dilakukan setiap sebelum
pemberian minum berikutnya. Pada umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram atau
lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram
kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari – hari
pertama, maka bayi diberi minum melalui sonde lambung (orogastrik intubation).
Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 – 5 ml/jam dan
jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Banyaknya cairan yang
diberikan adalah 60mg/kg/hari dan setiap hari dinaikkan sampai 200mg/kg/hari pada
akhir minggu kedua.
d. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya
tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum sanggup membentuk antibodi dan
daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik oleh karena itu perlu
dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal memperbaiki
keadaan sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi, kebersihan dan kesehatan,
keluarga berencana, perawatan antenatal dan post natal), screening (TORCH,
Hepatitis, AIDS), vaksinasi tetanus serta tempat kelahiran dan perawatan yang
12
terjamin kebersihannya. Tindakan aseptik antiseptik harus selalu digalakkan, baik
dirawat gabung maupun dibangsal neonatus. Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi
silang melalui para dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan
dengan bayi.
Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan :
1. Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak
terkena infeksi
2. Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi
3. Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi (paling lama
seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu untuk kemudian dibersihkan
dengan cairan antisptik)
4. Membersihkan ruangan pada waktu – waktu tertentu
5. Setiap bayi memiliki peralatan sendiri
6. Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang telah disediakan
7. Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat bayi
8. Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik – baiknya
9. Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca
e. Minum cukup
Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi mengkonsumsi susu
sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum bisa menghisap denagn benar, minum susu
dilakukan dengan menggunakan pipet.
f. Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada bayinya. Bayi
prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu menurut penelitian menunjukkan
kenaikan berat badan yang lebih cepat daripada jika si bayi jarang disentuh.
g. Membantu beradaptasi
Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan membantu bayi
beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah suhunya stabil dan dipastikan tidak
13
ada infeksi, bayi biasanya sudah boleh dibawa pulang. Namunada juga sejmlah RS
yang menggunakan patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh pulang kalau
beratnya mencapai 2kg kendati sebenarnya berat badan tidak berbanding lurus dengan
kondisi kesehatan bayi secara umum.(Didinkaem, 2007).
2. Perawatan di rumah
a. Minum susu
Bayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Namun dengan
kuasa Tuhan, ibu – ibu hamil yang melahirkan bayi prematur dengan sendirinya
akan memproduksi ASI yang proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
yang melahirkan bayi cukup bulan. Sehingga diusahakan untuk selalu
memberikan ASI eksklusif, karena zat gizi yang terkandung didalamnya belum
ada yang menandinginya dan ASI dapat mempercepat pertumbuhan berat anak.
b. Jaga suhu tubuhnya
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh yang
belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan supaya lingkungan
sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh bayi. Bisa
dilakukan dengan menempati kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin.
c. Pastikan semuanya bersih
Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenanya
orang tua harus berhati – hati menjaga keadaan si kecil supaya tetap bersih
sekaligus meminimalisir kemungkinan terserang infeksi. Maka sebaiknya cuci
tangan sebelum memberikan susu, memperhatikan kebersihan kamar.
d. BAB dan BAK
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah disusui
lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak wajar apabila tanpa
diberi susu pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada jalan
lain kecuali segera membawanya ke dokter.
e. Berikan stimulus yang sesuai
14
Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, memijat, mengajak
bermain, menimang, menggendong, menunjukkan perbedaan warna gelap dan
terang, gambar – gambar dan mainan berwarna cerah.
15
MCV darah lengkap : 95 – 121 µm³
Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5
4. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
5. Penyimpangan darah tali pusat
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
16
Ibu
a) Riwayat kehamilan dan umur kehamilan.
b) Riwayat persalinan dan proses pertolongan persalinan yang dahulu dan
sekarang.
c) Riwayat fisik dan kesehatan ibu saat pengkajian.
d) Riwayat penyakit ibu.
e) Psikososial dan spiritual ibu.
f) Riwayat perkawinan.
Bayi
- Keadaan bayi saat lahir; BB < 2500 gr, PB < 45 cm, LK 33 cm, LD < 30 cm.
- Inspeksi
1. Kepala lebih besar daripada badan, ubun-ubun dan sutura lebar.
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
17
1. Nadi lemah.
a. Sirkulasi
Nadi apikal mungkin cepat / tidak teratur dalam batas normal (120 sampai 160 dpm)
murmur jantung yang dapat menandakan duktus arteriosus paten (PDA)
b. Makanan / Cairan
Berat badan kurang dari 2500 g
c. Neurosensori
a) Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut
b) Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh : sutura mungkin mudah di
gerakan, fontanel mungkin besar / terbuka lebar
c). Umumnya terjadi edema pada kelopak mata, mata mungkin merapat
d). Reflek tergantung pada usia gestasi
d. Pernafasan
Apgar score mungkin rendah
Pernafasan dangkal, tidak teratur, pernafasan diafragmatik intermiten (40-60 x/mnt)
mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal subternal, sianosis ada.
Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom distres pernafasan
(RDS)
e. Keamanan
a) Suhu berfluktuasi dengan mudah
b) Menangis mungkin lemah
c) Wajah mungkin memar, mungkin kaput suksedaneum
d) Kulit transparan
e) Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh
f) Ekstremitas tampak edema
g) Garis telapak kaki terlihat
h) Kuku pendek
f. Seksualitas
Persalinan / kelahiran tergesa-gesa
18
Genetalia ; Labia minora lebih besar dari labia mayora dengan kritoris menonjol testis
pria tidak turun, rugae mungkin banyak / tidak ada pada skrotum
g. Data Penunjang :
a. Pengobatan :
- Cettrazidine 2 x 75 mg
- Aminophylin 2 x 0,15 /IV
- Mikasin 2 x 10 mg
- Aminosteril 15 cc
b. Perhatian Khusus:
- O2
- Observasi TTV
c. Laboratorium pada tanggal 27 September 2005 :
- Ht : 46 vol %
- Hb : 15,7 gr/dl
- Leukosit : 11 900 ul
- Clorida darah : 112 mEq
- Natrium darah : 140
- Kalium : 4,1
- GDS : 63
B. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi,
sianosis, apnea.
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan
perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan.
d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar Hb dalam darah.
e. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang
koordinasi reflek mengisap dan menelan.
g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif
19
h. Kurang Pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
keadaannya anaknya
C.Intervensi Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi,
ventilasi,sianosis,apnea.
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Observasi pernafasan 1. Mengetahui
keperawatan selama 1x24 seperti cuping hidung, frekuensi,
jam diharapkan pertukaran dispnea, dan ronkhi pola,suaranapas
gas pasien kembali normal 2. Observasi status pasien
dengan kriteria hasil: jantung 2. Mengkompensasi
1. Tidak terdapat dispnea (frekuensi,pola,suara penurunan
2.Nilai AGD dalam rentang jantung) kontraktilitas
normal 3. Observasi pemberian ventrikuler
3.Pasien tidak sesak lagi oksigen dan catat 3. Meningkatkan
4.Tidak terjadi sianosis setiap jam ubah sisi volume sekuncup,
alat setiap 3-4 jam memperbaiki
4. Pantau warna kulit dan kontraktilitasdan
mukosa bibir penurunan kongesti
4. Mencegah pasien
menjadi sianosis dan
tetap
mempertahankan
suhu tubuh pasien
dalam keadaan
hangat
20
Setelah diberikan asuhan 1. Observasi frekuensi 1. Mengetahui status
keperawatan selama 1x24 pernafasan dan pola pernapasan klien
jam diharapkan pola napas nafas (pernafasan, tonus 2. Meningkatkan
pasien kembali normal otot dan warna kulit) pengembangan paru
dengan kriteria hasil: 2. Posisikan bayi terlentang 3. Merangsang bayi agar
1. Respirasi Rate 30-60 dengan gulungan kain di mau menangis sehingga
x/menit bawah bahu pengembangan paru
2. Tidak terdapat 3. berikan rangsangan táctil diharapkan akan
penggunaan otot-otot 4. kolaborasi: mengembang secara
bantu napas Berikan O2 = ½ sempurna
3. Tidak bernapas liter 4. Membantu
dengan cuping hidung Berikan obat memperlancar
aminofilin 2 x pernapasan pada bayi
0,15 cc
21
detik
22
keperawatan selama tangan yang benar precaution
3x24jam diharapkan infeksi 2. Pertahankan kesterilan 2. Mencegah terjadinya
tidak terjadi dengan kriteria alat infeksi
hasil : 3. Observasi tanda – 3. Peningkatan suhu terjadi
1. Tidak terjadi tanda- tanda vital, terutama suhu karena berbagai faktor, salah
tanda infeksi tubuh satunya adalah proses
2. TTV normal penyakit atau infeksi
4. Terjadinya stomatitis
4. Tekankan pentingnya meningkatkan resiko
oral hygiene yang baik terhadap
infeksi/pertumbuhan
5. Hindari atau batasi sekunder
prosedur invasif. Taati 5. Menurunkan risiko
tehnik aseptik kontaminasi, membatasi
6. Berikan antibiotik masuknya agen infeksi
sesuai indikasi 6. Digunakan untuk
mengidentifikasi infeksi
atau diberikan secara
profilaktik pada klien
imunosupresi
23
yang diberikan. klien mengenai kondisi 2. Mengetahui tingkat
2. Klien mampu mengulang anaknya pengetahuan klien
informasi yang telah sehingga memudahkan
diberikan. perawat dalam
3. Jelaskan mengenai hal – hal memberikan informasi.
yang ingin diketahui oleh 3. Memenuhi kebutuhan
klien. belajar klien.
4. Memberikan
4. Berikan informasi tentang pengetahuan dan
pengobatan dan perawatan pemahaman tentang
tentang kondisi anaknya pengobatan dan
perawatan diri sehingga
5. Motivasi orang tua pasien orang tua anak dapat
mengekspresikan bersikap kooperatif.
ketidaktahuan / kecemasan 5. Memberikan
dan beri informasi yang kesempatan untuk
dibutuhkan mengoreksi persepsi
yang salah dan
mengurangi
kecemasan.
D.Implementasi
Pelaksanaan keperawatan adalah langkah keempat dalam proses keperawatan dengan
melaksanakan tindakan keperawatan yang disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan
yang telah disusun.
E. Evaluasi :
a) Pertukaran gas kembali normal
b) Pola napas kembali normal
24
c) Perfusi jaringan pasien kembali normal
d) Bayi dapat menunjukan penambahan berat badan (2x 20-30 gr/hr)
e) Bayi tidak mengalami infeksi
f) Pengetahuan orang tua bertambah tentang kondisi anaknya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke 37, dihitung dari mulai
hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara
25
bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya
peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
Berasarkan kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu :
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34 minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28
minggu.(Martono, Hari. 2007)
Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil karena tidak melakukan
antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan,
infeksi pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus kelahiran
bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda, mempunyai kebiasaan merokok
dan mengkonsumsi alkohol juga menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor tersebut
bisa menyebabkan terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa bayiuntuk keluar
sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup maka organ
tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur memerlukan perawatan yang sangat
khusus untuk memungkinkan bayi beradaptasi dengan lingkungan luar.
4.2 Saran
Saat pembuatan makalah penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik seta saran mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
Bobak, loedermik Jansen.2004.Buku Ajar Keperawatan Edisi 4.Jakarta:EGC
Doenges,Marilyn.2001.Rencana Perawatan Maternal Bayi Pedoman untuk Perencanaan dan
Dokumentasi Perawatan Klien Edisi2.Jakarta:EGC
26
27