Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN PROGRAM MOTHER-BABY FRIENDLY COMMUNITY

HEALTH SERVICES (M-BFCHS) TERHADAP PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF DAN KEPUASAN IBU MENYUSUI

PROPOSAL THESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar


Magister Keperawatan pada Program Magister Keperawatan
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:
Reni Muhka
20221050009

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah

persalinan yang diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan maupun

minuman tambahan lainnya sekalipun air putih, sampai bayi berumur 6 bulan.

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling ideal bagi bayi. ASI

mengandung semua unsur zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi dan mencukupi hingga bayi usia 6 bulan (Safitri dan

Puspitasari, 2018). Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang sangat bergizi

untuk bayi dan manfaatnya banyak diketahui oleh masyarakat utamanya dalam

mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, Badan

Kesehatan Dunia (WHO) dan Pemerintah Indonesia merekomendasikan

pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dan ASI ditambah dengan makanan

pendamping ASI serta dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun (Kemenkes

2018). Pemberian ASI direkomendasikan sampai dua tahun atau lebih. Alasan

ASI tetap diberikan setelah bayi berusia 6 bulan, karena 65% kebutuhan energi

seorang bayi pada umur 6-8 bulan masih terpenuhi dari ASI. Pada umur 9-12

bulan sekitar 50% kebutuhannya dari ASI dan umur 1-2 tahun hanya sekitar

20% dari ASI.

United Nation Childrens Found (UNICEF) menyatakan bahwa ASI dapat

menyelamatkan jiwa bayi terutama di negara-negara berkembang, di negara

berkembang pemberian ASI eksklusif dapat mencegah kematian balita sebesar

90% akibat diare dan infeksi saluran pernapasan akut (WHO, 2005). UNICEF
dan World Health Organization (WHO) menegaskan tentang ASI ini dalam

rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi (Mahadewidan Heryana,

2020).

Aspek penting dari intervensi menyusui adalah bagaimana dampaknya

terhadap kepuasan ibu dengan pengalaman menyusui mereka dan tekanan

menyusui yang dirasakan, tetapi sejauh ini, hasil ini dilaporkan dengan buruk

(Renfrew et al. 2012; Baerug et al, 2018). Berdasarkan data UNICEF dan juga

data WHO pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan angka kesakitan dan

kematian bayi lebih dari 88%. Di Indonesia terdapat 31,36% dari 37,94% anak

yang sakit dikarenakan tidak dapat menerima ASI eksklusif (Mahadewi dan

Heryana, 2020).

Berdasarkan penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka ibu

yang pernah menyusui anak di Indonesia sudah tinggi, yaitu 90%, namun yang

memberikan secara eksklusif selama 6 bulan masih rendah yaitu sebesar 20%.

Capaian ASI eksklusif di Indonesia belum mencapai angka yang diharapkan

yaitu sebesar 80%. Berdasarkan laporan SDKI tahun 2012 pencapaian ASI

eksklusif adalah 42%. Sedangkan, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan

Provinsi tahun 2013, cakupan pemberian ASI 0-6 bulan hanyalah 54,3%

(Pusdatin, 2015; Susanti dan Apriyanti, 2017). Cakupan bayi yang mendapat

ASI eksklusif sebesar 61,33%, prosentase tertinggi terdapat pada Nusa Tenggara

Barat (87,35%) dan prosentase terendah terdapat di Papua (15,32%). ASI

eksklusif diberikan saat bayi mulai dilahirkan sampai pada usia 6 bulan.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Provinsi dengan

prevalensi pemberian ASI ekslusif paling tinggi yaitu di Kabupaten Sleman

sebesar 81,62%, Kabupaten Kulon Progo sebesar 74,97%, Kabupaten Bantul


sebesar 74,73%, DIY sebesar 74,62% dan Kabupaten Gunung Kidul sebesar

68,52%. Cakupan ASI ekslusif paling rendah yaitu terdapat di Kota Yogyakarta

sebesar 60,87%.

Aspek penting dari intervensi menyusui adalah bagaimana dampaknya

terhadap kepuasan ibu dengan pengalaman menyusui mereka dan tekanan

menyusui yang dirasakan oleh ibu menyusui. Berbagai prakarsa, seperti

prakarsa rumah sakit ramah bayi (BFHI), telah dilakukan untuk memperkuat

layanan maternitas untuk mempromosikan EBF selama 6 bulan pertama

kehidupan dan pemberian makanan pendamping ASI yang memadai dan aman

dengan menyusui berkelanjutan hingga usia 2 tahun atau luar (WHO, 2018).

BFHI dikembangkan pada 1990-an oleh Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) dan UNICEF sebagai program global untuk meningkatkan EBF di

fasilitas bersalin. BFHI terdiri dari 10 langkah, yang merangkum satu paket

kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk mendukung pemberian ASI.

Studi telah menunjukkan bahwa inisiatif ini hemat biaya dan memiliki dampak

positif jangka pendek pada hasil menyusui di tingkat fasilitas (Kim et al., 2018;

Pérez-Escamilla et al., 2016). Namun demi keberlanjutan, langkah ke-10 BFHI

yang terkait dengan promosi masyarakat tentang ASI perlu ditingkatkan

sehingga pengembangan inisiatif komunitas ramah bayi (BFCI), yang bertujuan

untuk mempromosikan ibu, bayi dan balita yang optimal (Elizabeth W et al,

2021).

Baby Friendly Community Initiative (BFCI) merupakan inisiatif berbasis

masyarakat yang dikembangkan untuk memperluas langkah ke-10 BFHI yang

berfokus untuk mendukung ibu menyusui setelah mereka keluar dari fasilitas

kesehatan. Baby-Friendly Hospital Initiative (BFHI) adalah program global


untuk mempromosikan dukungan dan perlindungan untuk menyusui. Baby

Friendly Hospital Initiative (BFHI) WHO/UNICEF telah terbukti meningkatkan

angka menyusui, tetapi masih ada ketidakpastian tentang metode yang efektif

untuk meningkatkan menyusui dalam layanan kesehatan masyarakat


(Bærug et al., 2016)
.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat ....

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh

penerapan program Mother-Baby Friendly Community Health Services (M-

BFCHS) terhadap peningkatan pemberian ASI eksklusif dan kepuasan ibu

menyusui di.....?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh penerapan program Mother-Baby Friendly Community

Health Services (M-BFCHS) terhadap peningkatan pemberian ASI eksklusif

dan kepuasan ibu menyusui.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis peningkatan pemberian ASI eksklusif sebelum dan sesudah

diterapkan program Mother-Baby Friendly Community Health Services

(M-BFCHS) pada kelompok intervensi.


b. Menganalisis kepuasan ibu menyusui sebelum dan sesudah diterapkan

program Mother-Baby Friendly Community Health Services (M-BFCHS)

pada kelompok intervensi.

c. Menganalisis perbedaan pemberian ASI eksklusif pada saat pre-test dan

post-test pada kelompok kontrol.

d. Menganalisis perbedaan kepuasan ibu menyusui pada saat pre-test dan

post-test pada kelompok kontrol.

e. Menganalisis perbedaan pemberian ASI ekslusif dan kepuasan ibu

menyusui saat pre-test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

f. Menganalisis perbedaan pemberian ASI ekslusif dan kepuasan ibu

menyusui saat post-test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

D. Manfaat Penelitian

1. Aspek teoritis

Program Mother-Baby Friendly Community Health Services (M-BFCHS)

merupakan program yang belum pernah diimplementasikan di komunitas,

khususnya di puskesmas, sehingga diharapkan program ini menjadi salahsatu

pendekatan yang digunakan dalam meningkatkan cakupan ASI eksklusif di

Indonesia.

2. Aspek praktis

a. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi puskesmas dalam penerapan

Program Mother-Baby Friendly Community Health Services (M-BFCHS)

terhadap pemberian asi eksklusif dan kepuasan ibu menyusui. Penelitian

ini dapat dijadikan bahan acuan dan diterapkan di Puskesmas.


b. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

masyarakat dan peneliti selanjutnya terkait Program Mother-Baby Friendly

Community Health Services (M-BFCHS) terhadap pemberian ASI

eksklusif dan kepuasan ibu menyusui.

c. Bagi peneliti lain

Sebagai salah satu acuan dalam melakukan penelitian terkait yang dapat

dilakukan, dan sebagai dasar pengembangan ilmu dengan penelitian lebih

lanjut.

E. Penelitian Terkait

Tabel 1.1 Penelitian Terkait

No Penulis Judul Ringkasan Aspek Perbedaan


1. Baerug et al, Effectiveness of Tujuan: untuk menilai Penerapan program
2016 Baby‐friendly keefektifannya BFI Mother-Baby
community dalam pelayanan Friendly Community
health services kesehatan masyarakat Health Services (M-
on exclusive tentang ASI Eksklusif BFCHS)
breastfeeding sampai 6 bulan. menggunakan desain
and maternal Hasil utama adalah pre post test.
satisfaction: a pemberian ASI
pragmatic trial eksklusif sampai 6
bulan pada bayi sehat.
Hasil sekunder adalah
indikator menyusui
lainnya, kepuasan ibu
dengan pengalaman
menyusui, dan
tekanan yang
dirasakan untuk
menyusui.
2. Elizabeth W, Effectiveness of Tujuan: untuk menilai Penerapan program
2021 the baby- efektivitas penerapan Mother-Baby
friendly BFCI pada EBF dalam Friendly Community
community 6 bulan pertama Health Services (M-
initiative on menggunakan uji coba BFCHS)
exclusive acak klaster. menggunakan desain
breastfeeding in Hasil: Studi ini pre post test.
Kenya menunjukkan bahwa
penerapan BFCI di
dalam eksis struktur
kesehatan masyarakat
memiliki potensi
untuk meningkatkan
tingkat EBF di lokasi
pedesaan di Kenya.
3. Lestari, 2020 Review: Pada tahun 1991, Rekomendasi:
Implementasi Baby-Friendly penerapan BFHI
Baby Friendly Hospital Initiative dengan dukungan
Hospital (BFHI) di prakarsai menyusui di awal
Initiative WHO dan UNICEF setelah persalinan
(Inisiasi Rumah untuk memastikan akan secara merata
Sakit Sayang setiap ibu yang dapat
Ibu) Dan melahirkan di fasilitas diimplementasikan
Keberhasilan kesehatan khususnya sehingga akan dapat
Menyusui rumah sakit mendapat meningkatkan durasi
Eksklusif dukungan penuh dan keberlangsungan
untuk dapat menyusui menyusui.
di jam-jam pertama
setelah melahirkan.
Metode: Literature
review
4. Pérez- Impact of the Tujuan: untuk Penerapan program
Escamilla et Baby-friendly menguji dampak Mother-Baby
al, 2016 Hospital implementasi BFHI Friendly Community
Initiative on terhadap hasil Health Services (M-
breastfeeding menyusui dan BFCHS) terhadap
and child health kesehatan anak di pemberian ASI
outcomes: a seluruh dunia dan di esklusif dan
systematic Amerika Serikat. kepuasan ibu
review Metode: systematic menyusui.
review
Hasil: Kepatuhan
terhadap Sepuluh
Langkah BFHI
memiliki dampak
positif pada hasil
menyusui (BF) jangka
pendek, jangka
menengah dan jangka
panjang.

Anda mungkin juga menyukai