PENDAHULUAN
dan menjadi tolak ukur dalam melakukan proses berfikir dan bertindak sesuai
manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab (Mula,
2022).
aman dan nyaman untuk peserta didik menimba Ilmu. Tidak hanya
perudungan pada peserta didik. Ini mengakibatkan efek negatif baik pada
Indonesia (KPAI) kasus perudungan terhadap anak lebih banyak dialami oleh
1
2
akan tetapi tidak pernah mendapatkan perhatian yang khusus dan dianggap
suatu hal yang tidak serius. Misalnya bentuk intimidasi dari teman-teman
menjadi malas pergi ke sekolah karena merasa terancam dan takut, sehingga
hal tersebut dapat mempengaruhi kegiatan belajar di kelas dan jika terjadi
Kasus bullying yang dilakukan oleh siswa baik di dalam kelas maupun
yaitu pada rasa percaya diri seseorang. Menurut Vega (2019) berpendapat
tidak cemas dalam bertindak, hangat dan sopan dalam berinteraksi dan
Menurut Mulia Sari Dewi, M.Si., dosen fakultas Psikologi UIN Syarif
yaitu yang paling umum terbagi tiga yaitu pelaku sebagai orang yang
pelaku, dan yang ketiga adalah orang-orang yang ada di sekitar peristiwa
secara intens dan berulang pada seseorang atau sekelompok orang lainnya,
menghargai kepada teman sebaya, teman lebih kecil maupun para guru dan
multiple processing antara anak dan pendidik, bentuk layanan proses belajar
pelecehan seksual mental, atau seksual yang mana itu semua diindikasikan
(Suyanto 2014).
memiliki dampak yang sangat berbahaya terhadap semua pihak karena bullying
adalah tindakan atau perilaku yang sangat agresif yang dapat menyakiti orang
Riset Hillis, Mercy, Amobi and Kress (2021) menyebut bahwa rata-
rata 50% atau diperkirakan lebih dari 1 milyar anak-anak di dunia berusia 2-17
kawasan afrika, asia, dan amerika utara mengalami kekerasan dalam satu tahun
5
Fund (UNICEF) tahun 2020 disebutkan bahwa kekerasan terhadap anak terjadi
secara luas di Indonesia; 40% anak berusia 8-15 tahun melaporkan pernah
diserang secara fisik setidaknya satu kali dalam setahun, 26% melaporkan
pernah mendapat hukuman fisik dari orang tua atau pengasuh di rumah, dan
(3.184), pornografi dan cyber and crime (2.845), trafficking dan eksploitasi
(1.956), agama dan budaya (1.394), sosial dan anak dalam situasi darurat
(1.39), hak sipil dan partisipasi (733), kasus perlindungan anak lainnya (599).
bully, yaitu pada rasa percaya diri seseorang. Menurut Vega (2019)
memahami dan yakin akan kapasitas dirinya, yakin mencapai tujuan yang
diharapkan, tidak cemas dalam bertindak, hangat dan sopan dalam berinteraksi
Rasa percaya diri merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh
anak yang mengalami perkembangan, anak yang memiliki rasa percaya diri
akan mampu mengatasi berbagai tekanan dan situasi sulit dalam kehidupannya.
Anak yang memiliki rasa percaya diri yang baik akan lebih menghargai dirinya
sendiri, suka mencoba sesuatu hal yang baru, dan dapat membantu menghadapi
Sekarang ini, rasa percaya diri masih sangat jarang dimiliki oleh anak-
anak, bahkan masih banyak anak yang memiliki rasa percaya diri yang
rendah. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan seseorang mengenai arti dari
sebagai anak yang selalu merasa cemas, takut dan kurang percaya diri untuk
seperti mengejek dengan panggilan nama orang tua, memaki dengan nama
binatang dan memukul atau mencubit serta untuk membuktikan bahwa benar
individu berhak mendapatkan kebahagiaan atas dirinya sendiri tanpa ada yang
seorang individu dan menganggu kebahagiaan dari subjek atau korban yang
mengatakan pernah dibully oleh teman-teman dan kakak kelas mereka seperti
memaki dengan nama binatang, mengejek dengan panggilan nama orang tua,