Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN OTOF

KELUARGA Tn. UW DI RW 33 KELURAHAN


MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA
SURAKARTA
22 Juli – 9 Agustus 2019

DisusunOleh :

1. SITI ROMADHONI / P 27220015 171 / D-IV KEPERAWATAN


2. IZAH QONITAN. C . I / P 27229016 033 / D III TERAPI WICARA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2019
LAPORAN OTOF

KELUARGA Tn. UW DI RW 33 KELURAHAN


MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA
SURAKARTA
22 Juli – 9 Agustus 2019

DisusunOleh :

1. SITI ROMADHONI / P 27220015 171 / D-IV KEPERAWATAN


2. IZAH QONITAN. C . I / P 27229016 033 / D III TERAPI WICARA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2019

i
ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Siti Romadhoni
NIM : P 27220015 171

Laporan OTOF keluarga Tn. UW di RW 33 Kelurahan Mojosongo Kecamatan


Jebres Kota Surakarta ini saya susun tanpa ada tindak plagiarisme sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Poltekkes Kemenkes Surakarta.

Jika dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa saya melakukan tindak plagiarisme,
saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan
oleh pendidikan kepada saya.

Surakarta, 25 Juli 2019


Yang Membuat Pernyataan,

Siti Romadhoni
P 27220015 171

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan OTOF keluarga Tn.
UW di RW 33 Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta.
Laporan ini disusun sebagai tugas akhir selama pengabdian masyarakat di
Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Dalam laporan ini banyak mendapat bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat :
1. Satino S.KM., M. ScN., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Surakarta.
2. Winarto, S.Sos., MM selaku Kepala Kalurahan Mojosongo beserta jajaran
yang telah memberikan bimbingan selama OTOF-CIPIPEC berlangsung.
3. Seluruh masyarakat RW 33 Sidorejo, Mojosongo yang telah membantu dan
memberikan dukungan dalam pelaksanaan proses OTOF-CIPIPEC
Poltekkes Kemenkes Surakarta.
4. Muhibbah Fatati. S.Tr.Kes, Ari Kurniarum. S.SiT., M.Kes, Sholichan Badri.
S.ST.Akp.,M.ph, dan Sri Mulyanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing
lahan selama OTOF-CIPIPEC tahun 2019 yang telah membimbing dengan
baik.
5. Teman-teman Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surakarta dan berbagai pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan
moril dan spiritual.

Surakarta, 25 Juli 2019

Siti Romadhoni

iv
DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PLAGIARISME ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan Kegiatan ........................................................................................ 2
C. Manfaat Kegiatan ....................................................................................... 3
D. Gambaran Review Literatur ...................................................................... 4
BAB II. DISKRIPSI KASUS
A. Data Demografi Keluarga ......................................................................... 18
B. Gambaran Kasus ....................................................................................... 19
C. Riwayat Masalah Keluarga ....................................................................... 19
D. Persepsi Klien Tentang Masalah ............................................................... 23
E. Perumusan Masalah .................................................................................. 23
F. Prioritas Masalah ....................................................................................... 24
BAB III. RENCANA TINDAKAN DAN IMPLEMENTASI ........................ 26
BAB IV. PEMBAHASAN .............................................................................. 31
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 33
B. Saran .......................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

halaman

1.1. Klasifikasi Hipertensi................................................................................ 12


2.1. Susunan Anggota Keluarga....................................................................... 18
2.2. Pemeriksaan fisik Keluarga Ny S ............................................................. 20
2.3 Prioritas Masalah Defisit Pengetahuan Keluarga Tentang Hipertensi....... 24
2.4 Prioritas Masalah Risiko Tinggi Terjadinya Komplikasi........................... 25
3.1. Intervensi................................................................................................... 26
3.2. Implementasi ............................................................................................ 27

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Surat Permohonan Calon Keluarga Binaan


Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. SAP Penatalaksanaan Hipertensi
Lampiran 4. Materi Penyuluhan
Lampiran 5 Leaflet Penatalaksanaan Hipertensi
Lampiran 6. Evaluasi Tindakan
Lampiran 7. Foto Dokumentasi Kegiatan OTOF

vii
LAPORAN OTOF KELUARGA Tn UW SI RW 33 SIDOREJO KELURAHAN
MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

Siti Romadhoni 1, Izah Qonitan C. I 2, Muhibbah Fatati 3, Ari Kurniarum 4,


Sholichan Badri 5, Sri Mulyanti 6.
1
Mahasiswa Program Studi D – IV Keperawatan
2
Mahasiswa Program Studi D3 Terapi Wicara
3
Pembimbing Pertama
4
Pembimbing Kedua
5
Pembimbing Ketiga
6
Pembimbing Keempat

Poltekkes Kemenkes Surakarta

ABSTRAK

Pendahuluan: Berdasarkan survey Indeks Keluarga Sehat yang dilakukan di RW


33 Sidorejo, Mojosongo, Jebres Surakarat banyak ditemukan permasalahan
kesehatan seperti hipertensi terutama pada usia lansia.
Tujuan: Mengidentifikasi, merumuskan masalah, menyusun rencana tindakan,
melakukan tindakan serta melakukan evaluasi pada keluarga dengan anggota
keluarga yang menderita hipertensi di keluarga Tn. UW di RT 03/RW 33
Sidorejo, Mojosongo, Jebres, Surakarta.
Metode: Pengumpulan data dengan metode Indeks Keluarga Sehat (IKS) dengan
cara pengambilan satu keluarga binaan di wilayah RT 03 RW 33 dan diberikan
pendidikan kesehatan terkait penatalaksanaan hipertensi, tehnik relaksasi dan
pengetahuan tentang dampak terjadinya hipertensi pada suara dan kesehatan..
Hasil: Ditemukan permasalahan yaitu 1) Kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga tentang penatalaksanaan hipertensi serta tehnik relaksasi untuk
mengurangi sakit atau stres pemicu hipertensi 2) Adanya risiko komplikasi pada
klien dengan hipertensi.
Kesimpulan: Dari hasil kegiatan OTOF, klien dapat menjelaskan secara
sederhana pengertian hipertensi dan dapat menyebutkan kembali tanda gejala,
pencegahan, komplikasi, diit hipertensi, dapat melakukan tehnik relaksasi serta
dapat menyebutkan dampak hipertensi pada kesehatan dan suara.

Kata kunci: Hipertensi, Pendidikan Kesehatan, Tehnik Relaksasi

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memiliki tubuh sehat merupakan salah satu komponen utama agar
dapat melakukan aktivitas sehari hari. Masalah kesehatan yang sering ditemui
dimasyarakat terutama pada lanjut usia yaitu hipertensi. Hipertensi
merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan
terhambatnya suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Hipertensi adalah
tekanan darah dalam batas tidak normal dimana tekanan sistolik ≥ 140 mmHg
dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg (Indriyani, 2013).
Hipertensi dengan tekanan yang tinggi jika tidak segera teratasi akan
menimbulkan kerusakan organ tubuh, seperti jantung, ginjal, dan otak bahkan
menimbulkan kematian. Pasien dengan peningkatan tekanan darah secara
mendadak, dimana tekanan sistolik ≥220 mmHg dan tekanan diastolik ≥120
mmHg atau yang disebut dengan krisis hipertensi harus segera mendapat
penanganan dengan segera (Junaidi, 2010).
Penanganan segera kasus krisis hipertensi sesuai dengan data WHO
(World Health Organization) pada tahun 2015 yaitu jumlah kasus hipertensi
ada 893 juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun
2025 dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk
dunia(WHO, 2013). Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2016,
kasus tertinggi penyakit tidak menular di Jawa Tengah tahun 2016 pada
kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit hipertensi
esensial, yaitu sebanyak 554.771 kasus (67,57%) lebih rendah dibanding
tahun 2015 (634.860 kasus/72,13%) (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan survey indeks keluarga sehat (IKS) yang dilakukan di RW
33 Desa Sidorejo Kelurahan Mojosongo ditemukan permasalahan kesehatan
seperti hipertensi terutama pada usia lansia, sehinggga menarik perhatian saya
untuk mengambil kasus hipertensi. Penyakit hipertensi tidak boleh
disepelekan dan harus mendapatkan penanganan yang benar, penanganan

1
2

tersebut dapat dilakukan oleh multidisiplin profesi yaitu oleh profesi


keperawatan dan terapi wicara. Banyak masyarakat yang menderita hipertensi
akan tetapi tidak tahu bahwa terkena hipertensi. Hipertensi dapat
mengakibatkan gagal jantung, strok, gagal ginjal, otak dan saraf yang dapat
berakibat pada kelainan komunikasi. Dalam hal ini perawat dapat
memberikan pendidikan kesehatan terkait penatalaksanaan hipertensi yang
dapat membantu masyarakat lebih mengenal hipertensi meliputi pengertian,
tanda gejala, pencegahan, komplikasi serta diit dan tehnik relaksasi yang
dianjurkan. Sedangkan terapi wicara dapat memberikan informasi akibat
terjadinya hipertensi terhadap kesehatan terutama terhadap suara. Sehingga
dalam hal ini penulis melakukan kolaborasi dengan terapi wicara dalam
penanganan hipertensi.
Pentingnya penanganan hipertensi serta tingginya masalah hipertensi
maka penulis membuat salah satu keluarga binaan dengan keluarga
hipertensi.

B. Tujuan Pembuatan Laporan Kasus


1. Tujuan Umum
Untuk menggambarkan secara nyata keluarga dengan anggota
keluarga penderita hipertensi di keluarga Tn. UW di RT 03 / RW 33
Desa Sidorejo Kelurahan Mojosongo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi keluarga dengan anggota keluarga yang
menderita hipertensi di keluarga Tn. UW di RT 03 / RW 33 Desa
Sidorejo Kelurahan Mojosongo.
b. Merumuskan masalah keluarga dengan anggota keluarga yang
menderita hipertensi di keluarga Tn. UW di RT 03 / RW 33 Desa
Sidorejo Kelurahan Mojosongo.
c. Menyusun rencana tindakan kesehatan keluarga dengan anggota
keluarga yang menderita hipertensi di keluarga Tn. UW di RT 03 /
RW 33 Desa Sidorejo Kelurahan Mojosongo..
3

d. Melakukan tindakan kesehatan berbasis interprofesional kepada


keluarga dengan anggota keluarga yang menderita hipertensi di
keluarga Tn. UW di RT 03 / RW 33 Desa Sidorejo Kelurahan
Mojosongo.
e. Melakukan evaluasi keluarga dengan anggota keluarga yang
menderita hipertensi di keluarga Ny. S di RT 03 / RW 33 Desa
Sidorejo Kelurahan Mojosongo.

C. Manfaat Laporan Kasus


Studi kasus ini dapat memberikan manfaat untuk klien / penderita,
masyarakat, dan institusi pendidikan. Manfaat tersebut antara lain adalah :
1. Bagi klien
Memberikan gambaran tentang cara penatalaksanaan sederhana pada
keluarga dengan hipertensi.
2. Bagi masyarakat
Dapat menjadi role model bagi masyarakat tentang bagaimana
penatalaksanaan sederhana klien hipertensi.
3. Bagi institusi
Sebagai sumber informasi yang digunakan dalam proses pembelajaran
khususnya dalam penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
4. Bagi penulis
a. Menambah wawasandan informasi penulis mengenai
penatalaksanaan sederhana pada klien hipertensi.
b. Meningkatkan keterampilan penulis mengenai penatalaksanaan
sederhana pada klien hipertensi.
4

D. Gambaran Review Literatur


1. Konsep Keluarga
Adapun konsep keluarga menurut Patriyani (2016), yaitu :
a. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dimana individu
mempunyai peran dan fungsi masing-masing dan merupakan
bagian dari keluarga.
b. Tipe Keluarga
Ada beberapa tipe keluarga menurut Patriyani (2016) , yaitu :
1) Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
a) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau
adopsi atau keduanya.
b) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti
ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).
2) Secara Modern, berkembangnya peranindividu dan
meningkatnya rasa individualisme maka pengelompokan tipe
keluarga selain di atas adalah:
a) Tradisional Nuclear
Keluarga Inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi lefal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar
rumah.
b) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali dari suami/istri, tinggal adalam pembentukan satu
rumah bersama anak-anaknya, baik itu bawaan dari
5

perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu


atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
c) Midle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah kedua-duanya
bekerja di rumah, anak-anak meninggalkan rumah karena
sekolah/ perkawinan/meniti karier.
d) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak
yang keduanya atau salah satu bekerja di rumah.
e) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapt tinggal di rumah atau
di luar rumah.
f) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa
anak.
g) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah
pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
h) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk kawin.
i) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu
panti-panti.
6

k) Communal
Yaitu satu rumah terdiri dari satu atau lebih pasangan
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam
penyediaan fasilitas.
l) Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari satu orang tua dan
keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap
individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
m) Unmarried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki,
anaknya diadopsi.
n) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa kawin.
o) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis
kelamin sama.
c. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas keluarga dapat dilihat sesuai tahap perkembangannya
menurut Patriyani (2016) yaitu :
1) Tahap I : Keluarga baru menikah
Tugas perkembangan :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman,
kelompok sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2) Tahap II : Keluarga dengan anak baru lahir
Tugas Perkembangan :
a) Mempersiapkan menjadi orang tua
7

b) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga,


interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan
3) Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah
Tugas Perkembangan :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misal
kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara
kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam
atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan
sekitar)
e) Pembagian waktu untuk individu , pasangan dan anak
(biasanya keluarga memiliki tingkat kerepotan yang
tinggi)
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g) Kegiatan dan waktu untuk mensstimulasi perttumbuhan
dan perkembangan anak.
4) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas Perkembangan :
a) Membantu sosialisasi terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah dan lingkungan lebih luas (yang tidak/kurang
diperoleh dari sekolah atau masyarakat)
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan
yangmeningkat , termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota kelurga.
5) Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Tugas Perkembangan :
8

a) Memberikan kebebasan yang seimbang dan


bertanggung jawab mengingat remaja adalah dewasa
muda dan mulai memiliki otonomi.
b) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan
orang tua. Hindari terjadinya perdebatan, kecurigaan
dan permusuhan.
d) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
untuk memenuhi tumbuh dan kembang anggota
keluarga.
6) Tahap VI : keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Tugas Perkembangan :
a) Memperluas jaringan dari keluarga inti menjadi
keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat
d) Penataaan kembali peran orang tua dan kegiatan rumah
tangga.
7) TahapVII : Keluarga usia pertengahan.
Tugas Perkembangan :
a) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia
pertengahan
b) Mempertahankan hubungan yang serasi dan
memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya.
c) Meningkatkan keakraban pasangan.
8) Tahap VIII: keluarga usia tua
Tugas Perkembangan :
a) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga
yang saling menyenangkan pasangannya.
9

b) Adaptasi dengan perubahan yang terjadi : kehilangan


pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga.
c) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling
merawat.
d) Melakukan life review masa lalu.
d. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya
adalah :
1) Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5) Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
e. Fungsi Keluarga
Menurut fungsi keluarga sebagai berikut :
1) Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain.
10

2) Fungsi sosialisai, adalah fungsi mengembaangkan dan tempat


melatih anak untuk berkehidupan social sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di
luar rumah.
3) Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan
generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi.
f. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan. Terdapat 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan
yang harus dilakukan yaitu :
1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
2) Mengambil kepeutusan untuk melakukan tindakan yang tepat
bagi keluarga
3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang
tidak dapat membantu dirinya sensiri karena cacat atau
usianya yang terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
5) Mempertimbangkan hubungan timbal balik antara keluarga
dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang
ada)
11

2. Konsep Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah yang bersifat abnormal.
Seseorang dikatakan hipertensi dimana tekanan sistoliknya diatas
140mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Wolf,
2014).Krisis hipertensi merupakan suatu kondisi dimana diperlukan
penurunan tekanan darah dengan segera untuk mencegah atau
membatasi kerusakan organ, ditandai dengan tekanan darah yang
sangat tinggi dengan nilai sistolik ≥220mmHg dan diastolik
≥120mmHg (Indriyani, 2013).
Dapat disimpulkan bahwa hipertensi dengan tekanan yang
tinggi jika tidak segera teratasi akan menimbulkan kerusakan organ
tubuh, diantaranya ialah jantung, ginjal, dan otak bahkan kematian.
Pasien dengan peningkatan tekanan darah secara mendadak,
dimana tekanan sistolik ≥220 mmHg dan tekanan diastolik ≥120
mmHg atau yang disebut dengan krisis hipertensi harus mendapat
penanganan dengan segera (Indriyani, 2013).
b. Etiologi
Menurut Corwin (2010), hipertensi berdasarkan penyebabnya
dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi essensial (hipertensi primer)
Yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya, namun
data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan terjadinya krisis hipertensi, faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Faktor keturunan
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
12

b) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan mempengeruhi timbulnya hipertensi adalah
umur, jenis kelamin, dan ras.
c) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang menyebabkan timbulnya hipertensi
ialah mengkonsumsi garam yang tinggi, makan berlebihan,
kegemukan, strees, merokok, minum alkohol, dan obat-
obatan.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain atau obat-obatan
tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada
kebanyakan kasus disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis
atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang
paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung maupun
tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi
dengan menaikkan tekanan darah.
c. Klasifikasi
Tabel 1.1 Klasifikasi Hipertensi
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal 120-129 mmHg 80-84 mmHg
Normal-Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg 90-99 mmHg
(Hipertensi Ringan)
Stadium 2
160-179 mmHg 100-109 mmHg
(Hipertensi Sedang)
Stadium 3
180-209 mmHg 110-119 mmHg
( Hipertensi Berat)
Stadium 4
210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
(Hipertensi Sangat Berat)
Sumber : Nurarif (2013)

d. Patofisiologi
Penyebab krisis hipertensi yaitu faktor keturunan, ciri
perseorangan, kebiasaan hidup, penyakit lain, dan obat-obatan.
Karena ketidakpatuhan faktor-faktor tersebut, akan menyebabkan
13

terserang hipertensi yang berat (krisis hipertensi). Perubahan


patologis terjadi terutama pada retina, otak, dan ginjal. Pada retina
akan timbul perubahan eksudat, perdarahan, dan udem papil dengan
tanda penglihatan kabur.
Menuju ke otak mempunyai suatu mekanisme otoregulasi
terhadap kenaikan ataupun penurunan tekanan darah. Apabila
tekanan darah melampaui tonus pembuluh darah sehingga tidak
mampu lagi menahan kenaikan tekanan darah maka akan terjadi
edema otak. Tekanan diastolik yang sangat tinggi memungkinkan
pecahnya pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan kerusakan
otak dengan tanda nyeri pada kepala.
Pada jantung, kenaikan darah yang cepat dan tinggi akan
menyebabkan kenaikan after load, sehingga terjadi payah jantung.
Pada ginjal medula adrenal menskresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal, hormon ini menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler dengan tanda terdapat edema
(Corwin, 2010).
e. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala hipertensi menurut Corwin (2010), ialah:
1) Sakit kepala akibat peningkatan tekanan darah intrakranium.
Apabila tekanan darah melampaui tonus pembuluh darah sehingga
tidak mampu lagi menahan kenaikan tekanan darah maka akan
terjadi udem otak.
2) Sesak nafas dikarenakan peningkatan kebutuhan oksigen pada
miokard akibat hipertrofi ventrikel dan peningkatan beban kerja
jantung.
14

3) Edema karena penimbunan cairan dalam ruang interstisial, terjadi


pada daerah yang menggantung atau ekstremitas bawah.
4) Penglihatan kabur terjadi karena kerusakan hipertensif pada
retina.
5) Nyeri dada yang disebabkan oleh akumulasi metabolit yang
berasal dari otot-otot yang iskemik setelah terjadinya obstruksi
pada arteri koroner akibat stimulasi saraf-saraf simpatis jantung.
6) Nokturia yang disebabkan karena peningkatan aliran darah ginjal
dan filtrasi glumerolus.
f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien krisis hipertensi
menurut Junaidi (2010), diantaranya ialah:
1) Pemeriksaan yang segera, meliputi:
a) Darah rutin (Hematokrit/ Hemoglobin)
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti hipokoaglulabilitas, anemia).
b) Blood Unit Nitrogen/Kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi ginjal.
2) Glukosa
Hiperglikemia (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin
(meningkatkan hipertensi).
3) Pemeriksaan urine
Menganalisis adanya darah, protein, glukosa, menandakan
disfungsi ginjal atau adanya diabetes mellitus.
4) EKG (elektrokardiografi)
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi. Catatan: luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung sebagai komplikasi
hipertensi.
15

5) Pemeriksaan radiologi, meliputi:


a) Intra Venous Pyelografi (IVP)
Mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal/ ureter.
b) Rontgen thoraks
Menilai adanya obstruksi katub jantung dan pembesaran
jantung.
g. Penatalaksanaan menurut Corwin (2010), adalah sebagai berikut:
1) Olahraga
Olahraga meningkatkan kadar HDL (High-Density Lipoprotein)
yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat
hipertensi.
2) Teknik relaksasi
Mengurangi denyut jantung dan TPR (Total Pheriperal
Resistance) dengan cara menghambat respon stress saraf
simpatis.
3) Berhenti merokok
Mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena efek merokok
diketahui menurunkan aliran darah kebagian organ yang dapat
meningkatkan kerja jantung.
4) Diuretik
Bekerja dengan berbagai mekanismeuntuk mengurangi curah
jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam
dan air.
5) Penghambat simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktifitas saraf
simpatis (saraf yang bekerja pada saat beraktifitas). Contoh obat:
Metildopa, Klononin dan Reserpin.
6) Beta bloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui
penurunan daya pompa jantung. Jenis betablocker tidak
16

dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap


gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obat:
Metoprolol, Propranolol, danAtenolol.
7) Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam
golongan ini adalah: Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang
kemingkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah: sakit
kepala dan pusing.
8) Penghambat enzim konversi angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan
zat angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah
Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah: batuk
kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
9) Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk
golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem, dan Verapamil.
Efek samping yang mungkin timbul adalah: sembelit, pusing,
sakit kepala, dan muntah.
h. Komplikasi
Menurut Junaidi (2010), efek pada organ diantaranya adalah:
1) Otak
Kematian sel otak dapat menyebabkan terjadinya stroke, akibat
hemoragi tekanan tinggi diotak. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran darah ke
otak berkurang. Arteri otak yang mengalami arteriosklerosis
dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan
terbentuknya aneurisma.
17

2) Ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif pada
kapiler glomerolus ginjal. Dengan rusaknya glomerolus, aliran
darah ke unit fungsional ginjal yaitu nefron akan terganggu dan
dapat berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Dengan rusaknya
membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga
tekanan osmotik plasma berulang dan menimbulkan edema.
3) Jantung
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang
arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat
aliran darah melewati pembuluh darah. Pada hipertensi kronis
dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokrdium mungkin
tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark.
3. Tinjauan
Berikut ada beberapa tinjauan hipertensi sesuai profesi :
a. Menurut Profesi Keperawatan
Hipertensi adalah naiknya tekanan darah diatas rata – rata normal.
Akibat dari hipertensi dapat menyebabkan timbulnya penyakit strok
dan akan mengganggu pasien dalam melakukan akitivitas serta dapat
mengakibatkan gangguan kelainan pada pasien seperti kelainan
berbicara. Sehingga perlu dilakukan pengkajian untuk memantau
tanda - tanda vital secara rutin, melanjutkan teknik relaksasi
pernafasan dalam, memberikan diet natrium sesuai indikasi, dan
pemberian obat sesuai indikasi.
b. Menurut Profesi Terapi Wicara
Hipertensi menurut profesi terapi wicara adalah meningkatnya
tekanan darah melebihi batas rata-rata sehingga dapat mengakibatkan
stroke yang berdampak pada suara sehingga susah dalam
berkomunikasi.
BAB II
DISKRIPSI KASUS

A. Data Demografi Keluarga


Keluarga Tn. UW beranggotakan 3 orang terdiri dadi istri (Ny S) dan 2
orang anak. Tn. UW berumur 42 tahun bekerja sebagai pemadam kebakaran.
Ny S berumur 42 tahun sebagai ibu rumah tangga serta bekerja sebagai
penjahit, saat ini Ny S mengalami hipertensi dengan tekanan darah 160/100
mmHg. Anak Ny S bernama anak MR berumur 18 tahun, anak MR bekerja
dan merokok. Sedangkan anak kedua bernama anak S berumur 15 tahun, saat
ini anak S masih sekolah. Keluarga ini tinggal di RT 03 RW 33, Desa
Sidorejo Kalurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Lokasi
rumah Tn. UW pinggir jalan utama desa dekat perempatan RT 03 RW 33.
Kondisi tempat tinggal Tn. UW sudah terbilang layak huni dan bersih,
lantai kramik, sumber air menggunakan air PDAM, kondisi jamban WC leher
angsa, tidak ada jentik - jentik nyamuk, keluarga ini terpelihara dengan baik.
Keluarga ini memiliki asuransi kesehehatan maupun jaminan kesehatan
lainnya.
Tabel 2.1 SusunanAnggotaKeluarga
No Nama Umur Sex Pendidi Pekerjaan Hubungan
. kan
1. Tn. UW 42 th L Tamat Kariyawan Kepala
SMP Pemadam Rumah
Kebakaran Tangga
2. Ny. S 42 th P Tamat Penjahit Istri
SMP
3 An. MR 18 th L Tamat Buruh Anak
SMA
4 An. S 15 th L Tamat Pelajar Anak
SD/Sed
erajat

18
19

B. Gambaran Kasus Naratif


Ny.S mengalami hipertensi kurang lebih sejak 15 tahun yang lalu, saat
kelahiran anak dua. Klien mengatakan tidak merasakan pusing ataupun
semacamnya, yang dirasakan hanya biasa – biasa saja tidak ada rasa sakit
ataupun lalinnya akan tetapi saat klien kurang istirahat dan banyak fikiran
klien merasakan pusing dan kaku pada tengkuk.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan diperoleh
informasi bahwa semasa kecilnya klien pernah mengalami sakit bronchitis.
Sekitar 15 tahun yang lalu, saat klien hamil anak kedua klien mengalami
tegang dan tekanan darah tinggi, setelah melahirkan tekanan darah klien tidak
pernah kurang dari 150/100 mmHg. Satu tahun kemudian klien mengalami
pembengkakan jantung yang diakibatan karena penyumbatan dan tekanan
darah yang tinggi. 2 bulan yang lalu klien mengalami sakit yaitu sakit asma.
Klien mengatakan saat ini sedang sehat dan tidak mengalami sakit apapun,
hanya saja tekanan darah sebesar 150/90 mmHg – 160/100 mmHg dan tidak
pernah melakukan pemeriksaan terhadap tekanan darah.
Saat dilakukan pemeriksan didapatkan tekanan darah klien sebesar
160/100 mmHg, klien tidak merasakan pusing atau kaku tengkuk. Klien tidak
pernah minum obat penurun darah tenggi dan tidak pernah kontrol mengenai
tekanan darahnya.

C. Riwayat Masalah Keluarga


1. Riwayat keluarga
Di dalam keluarga didapatkan ibu Ny S mengalami sakit hipertensi
dan batu ginjal, ayah Ny S mengalami sakit diabetes militus. Sedangkan
yah Tn UW mengalami sakit Parkinson dan Ibu Tn UW mengalami sakit
hipertensi dan stroke.
Ny. S mengalami hipertensi stadium 2 yaitu sebesar 160 / 100
mmHg dengan riwayat sakit bronchitis, pembengkakan jantung dan asma.
Suami dan anak – anak Ny S dalam kondisi sehat.
20

2. Riwayat Keluarga Ny. S


Klien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang
mengalami hipertensi.

Tabel 2.2
Pemeriksaan Fisik pada keluarga Ny S
Pemeriksaan Tn. UW Ny. S An. MR An. S
Kepala Rambut hitam, Berhijab Rmbuut Rmbuut hitam,
bersih, pendek, hitam, pendek, bersih,
tidak ada lesi pendek, tidak ada lesi
bersih, tidak
ada lesi
Mata Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,
sclera putih, sclera putih, sclera putih, sclera putih,
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
mata masih mata masih mata masih mata masih
bagus bagus bagus bagus
Hidung Bentuk Bentuk simetris, Bentuk Bentuk
simetris, tidak tidak ada lesi, simetris, simetris, tidak
ada lesi, berfungsi tidak ada lesi, ada lesi,
berfungsi dengan baik berfungsi berfungsi
dengan baik dengan baik dengan baik
Telinga Bentuk Bentuk simetris, Bentuk Bentuk
simetris, tidak tidak ada simetris, simetris, tidak
ada serumen, serumen, tidak tidak ada ada serumen,
tidak ada lesi ada lesi serumen, tidak ada lesi
tidak ada lesi
Mulut, gigi, Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
faring, stomatitis, stomatitis, stomatitis, stomatitis,
laring mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir
lembab, lidah lembab, lidah lembab, lidah lembab, lidah
bersih, faring bersih, faring bersih, faring bersih, faring
dan laring dan laring tidak dan laring dan laring
tidak ada nyeri ada nyeri tekan, tidak ada tidak ada nyeri
tekan, tidak tidak ada nyeri tekan, tekan, tidak
ada pembesaran tidak ada ada
pembesaran tonsil pembesaran pembesaran
tonsil tonsil tonsil
21

Leher Tidak ada Tidak ada nyeri Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan, tekan, tidak ada nyeri tekan, nyeri tekan,
tidak ada pembesaran tidak ada tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar kelenjar tiroid
tiroid
Paru – paru I: I: I: I:
Pengembangan Pengembangan Pengembanga Pengembangan
dada kanan dada kanan kiri n dada kanan dada kanan
kiri saama saama kiri saama kiri saama
P: P: P: P:
Fremitus raba Fremitus raba Fremitus raba Fremitus raba
kanan kiri kanan kiri sama kanan kiri kanan kiri
sama P: sama sama
P: Sonor P: P:
Sonor A: Sonor Sonor
A: Vesikuler A: A:
Vesikuler, Vesikuler Vesikuler
terdengar Terdengar
suara ronchi suara ronchi
pada lobus pada lobus
superior inferior
sinistra dekstra
Jantung I: I: I: I:
Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada
simetris simetris simetris simetris
P: P: P: P:
IC teraba pada IC teraba pada IC teraba IC teraba pada
ICS V sinistra ICS V sinistra pada ICS V ICS V sinistra
P: P: sinistra P:
redup redup P: redup
A: A: redup A:
Reguler Reguler A: Reguler
Reguler
Abdomen I: I: I: I:
Tidak ada lesi Tidak ada lesi Tidak ada lesi Tidak ada lesi
A: A: A: A:
Bising usus 12 Bising usus 10 Bising usus Bising usus 14
x/menit x/menit 14 x/menit x/menit
P: P: P: P:
Tidak ada Tidak ada nyeri Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan tekan ataupun nyeri tekan nyeri tekan
ataupun lepas lepas ataupun lepas ataupun lepas
P: P: P: P:
Timpani Timpani Timpani Timpani
22

Ekstermitas Tidak ada lesi, Tidak ada lesi, Tidak ada Tidak ada lesi,
tidak ada tidak ada oedem lesi, tidak ada tidak ada
oedem . CRT . CRT <2 detik oedem . CRT oedem . CRT
<2 detik <2 detik <2 detik
Integument Warna kulit Warna kulit Warna kulit Warna kulit
sawo matang, sawo matang, sawo matang, sawo matang,
tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
bersih, turgor bersih, turgor bersih, turgor bersih, turgor
kulit baik kulit baik kulit baik kulit baik

Keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


Pada
pemeriksaan
tekanan darah
tinggi yaitu 160
/ 100 mmHg
Pemeriksaan Ny
S:
a. Observasi
keadaan
umum
pasien:Baik
b. Ukur tanda-
tanda vital.:
1) tekanan
darah :
160/100
mmHg
2) denyut
nadi:86
Kali/menit
3) Suhu:36,70C
4) Pernapasan
:18
kali/menit
23

3. Riwayat Alergi
Dalam keluarga tidak ada riwayat alergi apapun, baik makanan, minuman
ataupun obat
4. Riwayat Diit
Keluarga terakhir makan makanan seperti biasanya, yaitu nasi, lauk dan
sayur. Saat memasak Ny. S suka agak asin.

5. Persepsi Klien tentang Hipertensi


Persepsi klien tentang masalah kesehatan yang di hadapi oleh Ny.
S adalah “hipertensi”, klien berpendapat bahwa hipertensi atau tekanan
darah tinggi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah lebih dari batas
normal yaitu 120/80 mmHg.

D. Persepsi Klien Tentang Masalah


Persepsi klien tentang masalah kesehatan yang dihadapi oleh Ny.S adalah
akibat dari melahirkan anak kedua. Klien berpendapat bahwa penyakit yang
beliau alami dikarenakan oleh terlalu tegang karena melahirkan.

E. Perumusan Masalah.
Rumusan masalah klien dalam kegiatan “One Team One Family ” ini adalah
1. Defisit pengetahuan keluarga tentang hipertensi
2. Resiko terjadinya komplikasi pada Ny S
24

F. Prioritas Masalah
1. Defisit pengetahuan keluarga tentang hipertensi.
Tabel 2.3 Prioritas Masalah
Defisit Pengetahuan Keluarga Tentang Penatalaksanaan Hipertensi

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1 Sifat masalah Tidak atau kurang sehat
aktual karena memerlukan
3/3 x1 1 tindakan pencegahan dan
perawatan secepatnya.

2 Kemungkinan Hanya sebagian karena


masalah dapat keluarga hanya mampu
diubah hanya 1/2 x 2 1 mempertahankan keadaan
sebagian. yang sudah ada.

3 Potensi masalah Tinggi karena keluarga


untuk dicegah menunjukan respon
tinggi. menerima penjelasan yang
3/3 x1 1
diawali dengan kesadaran
dari dalam diri.

4 Menonjolnya Masalah belum terasa berat


masalah ada karena keluarga masih dapat
masalah tetapi menangani masalah yang
1/2 x 1 ½
tidak ada.
perlu segera
ditangani.
7/2
JUMLAH
= 3,5
25

2. Resiko terjadinya komplikasi pada Ny. S


Tabel 2.4 Prioritas Masalah
Resiko Tinggi Terjadinya Komplikasi Hipertensi

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

Ancaman : karena klien


Sifat masalah tidak pernah mematuhi
1 2/3 x1 2/3
: ancaman diet yang telah
dianjurkan

Kemungkinan Hanya sebagian karena


masalah dapat kekurangan sumber-
2 1/2 x 2 1
diubah hanya sumber dana yang ada di
sebagian. keluarga.
Potensi
Cukup karena hanya 1
masalah untuk
3 2/3 x1 2/3 aspek saja yang bisa
dapat dicegah
dicegah.
cukup.
Ada masalah tetapi tidak
Menonjolnya
perlu segera ditangani
masalah : ada
karena keluarga
4 masalah tetapi 1/2 x 1 ½
menganggap itu bisa
perlu segera
diatasi jika Tn. A mau
ditangani.
mematuhi diet.
17/6 =
JUMLAH
2,8

Sehingga prioritas masalah yang muncul pada keluarga Ny S adalah :

1. Defisit pengetahuan keluarga teradap hipertensi


2. Resiko terjadinya komplikasi pada Ny S
BAB III
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI

A. Intervensi
Tabel 3.1 Rencana Tindakan

Waktu Intervensi PJ

Keperawatan
Rabu, 23 1. Jelaskan maksud dan tujuan serta minta tanda
Juli 2019 tangan persetujuan pada lembar informed consent
Roma
2. Lakukan pengkajian keluarga
3. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital,
pemeriksaan fisik

Keperawatan
Rabu, 23
1. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Juli 2019 Roma
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi
3. Anjurkan diit rendah garam

Rabu, 23 Terapi Wicara


Juli 2019 Edukasi tentang dampak hipertensi bagi kesehatan Izah
terutama dampak pada suara.

Terapi Wicara :
Berikan contoh dari dampak terjadinya hipertensi pada Izah
Rabu, 23 suara dan kesehatan
Juli 2019
Keperawatan
Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam untuk Roma
mengurangi stress dan nyeri ataupun kaku pada tenguk

26
27

B. Implementasi
Tabel 3.2. Implementasi

No Hari/ tgl Tindakan Respon PJ TTD


1 Kamis, Keperawatan DS: Ny S bersedia dan
24 Juli 1. Menjelasan menandatangani
2019 maksud dan lembar informed
tujuan serta consent,
meminta mengatakan sering
persetujuan pada pusing dan pegal-pegal
lembar informed saat banyak aktifitas
consent yang dilakukan dan
2. Mengobservasi susah tidur.
keadaan umum DO: Keadaan umum Roma
dan tanda-tanda baik, klien dan keluarga
vital kooperatif.
3. Melakukan S: 36,7 0C, TD: 160/100
pemeriksaan head mmHg, N: 86 x/menit,
to toe RR: 18 x/menit. BB :
60 kg, TB : 158 cm .
Pemeriksaan fisik tidak
ada gangguan.

2 Selasa, Keperawatan DS: Klien mengatakan Roma


30 Juli 1. Mengobservasi tidak memiliki
2019 keadaan umum dan hipertensi karena tidak
tanda-tanda vital ada tanda – tanda
2. Memberikan pusing atau kaku pada
pendidikan tengnkuk, pernah
kesehatan tentang memiliki tekanan darah
hipertensi tinggi sewaktu
28

melahirkan anak kedua


karena tegang setelah
itu tekanan darah tidak
pernah kurang ari
150/100 mmHg, karena
tidak pusing maka
wajar saja.
DO: pendidikan
kesehatan tentang
hipertensi telah
dilakukan. Keadaan
umum baik. Klien
kooperatif, klien aktif
bertanya dan
mampu mengulang
materi yang telah
disampaikan dengan
baik.
TD : 160/90 mmHg, N :
80x/mnt, RR: 20 x/mnt,
S : 36, 5 ˚C.

DS: Klien mengatakan


Terapi Wicara
belum paham tentang
1. Mengobservasi Izah
hipertensi yang
pengetahuan klien
mengakibatkan
tentang hipertensi
terganggunya suara
2. Memberikan
contoh dari dampak DO: Klien tampak
hipertensi terhadap antusias dengan
suara informasi yang
diberikan. Klien dapat
29

mengulang tentang apa


yang telah di sampaikan
dan dapat menyebutkan
contoh dari dampak
hipertensi terhadap
suara

DS : klien mengatakan
Keperawatan
tidak tahu tentang
1. Memberikan tehnik relaksasi dan
informasi tentang kegunaan dari tehnik
Roma
tehnik – tehnik relaksasi
relaksasi dan
DO : klien tampak
kegunaannya
antusias dalam
2. Melatih tehnik
mengikuti latihan
relaksasi (nafas
relaksasi dan tampak
dalam)
mengikuti arahan yang
diberikan yaitu dengan
menghirup nafas dalam-
dalam ewat hidung dan
melepaskannya melalui
mulut

3 Jum’at, 2 Keperawatan DS: Klien mampu Roma


Agustus 1. Memberikan menjelaskan pengertian
2019 evaluasi terkait hipertensi secara
pengetahuan sederhana dan dapat
klien tentang menyebutkan dengan
hipertensi. benar gejala,
2. Memberikan komplikasi serta
30

evaluasi kepada pencegahannya, dan


klien tentang klien mampu
tehnik relaksasi menjelaskan tehnik
relaksasi dan funngsi
dari tehnik relaksasi
DO: Keadaan umum
baik, klien kooperatif,
klien tampak
menjelaskan tentang
tehnik relaksasi dan
klien mampu
melakukan tehnik
relakssi dengan
menghirup nafas dalam
melalui hidung dan
melepaskan melalui
mulut

Terapi Wicara DS: Klien mampu


menjelaskan tentang Izah
1. Mengevaluasi
dampak dari hipertensi
pengetahuan
yang berdampak pada
tentang hipertensi
suara
yang dapat
DO: Klien
mempengaruhi
kooperatifdan tampak
suara.
menjelaskan
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Perbedaan Kasus dengan Literatur


Sebagian besar tidak ada perbedaan antara kasus Ny. S dengan teori
yang ada sesuai dengan tanda gejala yang tercantum dalam teori hipertensi.
Sesuai literature dikatakan bahwa hipertensi dapat ditandai dengan pusing,
tengkuk leher terasa berat dan mudah lelah hal ini sedikit berbeda dengan Ny
S yang tidak mengalamim pusing ataupun tengkuk terasa berat akan tetapi Ny
S menjadi mudah lelah hal ini dibiarkan saja sampai sembuh sendiri. Klien
sering mengalami hal tersebut saat pasien merasa lelah, banyak pikiran dan
kurang tidur, TD : 160/100 mmHg.
Menurut Wolf (2016) mengemukakan bahwa manifestasi klinik yang
sering tampak pada beberapa pasien mengeluh sakit kepala, pusing, lemas,
sesak nafas, kelelahan, kesadaran menurun, mual, gelisah, muntah,
kelemahan otot,epitaksis bahkan ada yang mengalami perubahan mental.
Tetapi pada klien Ny S tidak ditemukan tanda gejala sesak nafas, kesadaran
menurun, mual, gelisah, muntah, kelemahan otot, epitaksis, pusing ataupun
berat ada tengkuk dan perubahan mental, Ny S hanya merasakan mudah lelah.

B. Konfirmasi Keakuratan Gambaran Pasien dalam Laporan Kasus

Pada klien ditemukan penyebab hipertensi karena klien keturunan dan


pola makan serta gaya hidup yang kurang baik, dimana klien sering begadang
dan suka pada masakan yang agak asin, klien merupakan usia menjelang
lansia (virilitas) dengan riwayat hipertensi dari keluarga. Terdapat persamaan
tanda gejala pada lieterature yang ditemukan pada klien yaitu pada saat
kelelahan dan tidak bisa tidur kepala sering pusing, kenceng-kenceng di leher
bagian belakang, sering kelelahan. Dengan adanya persamaan antara
literature dengan gambaran keadaan klien maka terjadi keakuratan data.
Berdasarkan literatur yang diperoleh penyebab hipertensi beragam
diantaranya adalah: faktor keturunan, kebiasaan hidup seperti mengkonsumsi

31
32

garam yang berlebihan, makan berlebihan,stress, kegemukan, merokok, obat-


obatan dan kurang olah raga, tetapi sebagian besar tidak diketahui
penyebabnya. Pada klien ditemukan penyebab hipertensi karena faktor
keturunan yaitu dari ibu Ny S, pola makan dan gaya hidup yang kurang baik
dimana klien suka makan makanan yang agak asin serta kurang tidur
sehingga merasa pusing tengkuk leher terasa berat dan tekanan darah naik..
Terdapat persamaan tanda gejala pada literatur yang ditemukan pada klien
yaitu klien merasa sering lelah, jika kurang tidur dan stres kepala sering
pusing, kenceng-kenceng di leher bagian belakang. Dengan adanya
persamaan antara literatur dengan gambaran keadaan klien maka terjadi
keakuratan data.

C. Pengembangan Hubungan Kerjasama Interprofesi Sesuai Situasi


Kondisi

Dalam melakukan asuhan keperawatan terdapat beberapa masalah


yang harus diselesaikan. Dari permasalahan tersebut tidak hanya perawat yang
berperan dalam mengatasi masalah Ny. S, namun peran dari terapi wicara
dalam penanganan ini memberikan informasi kepada klien dan keluarga
terkait pengaruh hipertensi terhadap kesehatan serta dampak dari hipertensi
terhadap suara.
Masalah yang terjadi pada Ny. S dengan hipertensi akan dapat
terselesaikan dengan adanya kerjasama antara berbagai profesi. Jika masalah
hanya diselesaikan satu profesi saja akan mengalami kesulitan dan
penanganan kurang maksimal karena keluhan pasien yang komplek. Dalam
mencapai tujuan dengan hasil yang maksimal serta akan mampu
menyelesaikan masalah yang dialami Ny. S sesuai dengan bidang masing-
masing dibutuhkan kerja sama antara keperawatan dan Terapi Wicara.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pertemuan sebanyak tiga kali pertemuan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data kegiatan OTOF dilakukan dengan metode IKS
(Indeks Keluarga Sehat), melalui wawancara dengan hasil: keluarga
kurang mengetahui masalah kesehatan yang ada pada keluarga yaitu
hipertensi.
2. Rumusan Masalah
Setelah dilakukan pengumpulan data ditemukan 2 masalah yaitu :
a. Kurangnya pengetahuan Ny. S tentang penatalaksanaan hipertensi
b. Resiko terjadinya komplikasi pada Ny. S
3. Intervensi
a. Lakukan penyuluhan kepada keluarga tentang pengertian,
penyebab ,tanda gejala ,komplikasi dan diit dari hipertensi serta
tehnik relaksasi.
b. Kolaborasi dengan ahli terapi wicara untuk mengetahui dampak
dari hipertesnis terjadap kesehatan terutama pada suara.
c. Lakukan penyuluhan kepada keluarga tentang pentingnya
periksa ke pelayanan kesehatan dan PHBS.
d. Evaluasi pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan hipertensi,
relaksasi dan dampak hipertensi terhadap kesehatan dalam segi
suara.
4. Implementasi
Intervensi dilaksanakan dengan lancar.
5. Evaluasi Edukasi
1. Pasien dapat menjelaskan pengertian hipertnesi secara singkat
2. Pasien dapat menyebutkan 3 dari 6 gejala hipertens

33
34

3. Pasien dapat menyebutkan 7 penyebab hipertensi


4. Pasien dapat menyebutkan 4 dari 6 pencegahan hipertensi
5. Pasien dapat menyebutkan 2 dari 5 komplikasi hipertensi
6. Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi nafas dalam
7. Pasien dapat menyebutkan dampak dari hipertensi terhadap suara
dan kesehatan

B. Saran
1. Keperawatan
a. Sebaiknya Ny S memeriksakan kesehatan ke pelayanankesehatan
terdekat maupun rutin mengikuti posyandu lansia.
b. Sebaiknya keluarga Tn. UW menjaga pola makan yang menunjang
proses kesembuhan dan mencegah penyakit kambuh kembali.
2. Terapi Wicara
Pasien diedukasikan untuk dapat mengetahui dampak dari hipertensi
terhadap kesehatan terutama terhadap suara.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E.J. (2010). Buku Saku Patofisiologi, edisi 3. Jakarta : EGC.


Indriyani, W.N. (2013). Deteksi Dini Hipertensi dan Stroke. Yogyakarta :
Millestone.
Junaidi,I. (2010). Hipertensi Pengenalan, Pencegahan dan Pengobatan. Jakarta :
PT Bhuana Raya.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Diambil dari
www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013
.pdf diunduh Agustus 2018.
Nurarif, A.M. dan Hardhi K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Mediaction.
Organization WH. (2013). A global brief on Hypertension, silent killer, global
public health crises. Geneva : WHO.
Patriyani, R.E.H. (2016). Hand Out Keperawatan Keluarga. Surakarta : Jurusan
Keperawatan Surakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Surat Permohonan Calon Keluarga Binaan

SURAT PERMOHONAN CALON KELUARGA BINAAN

Surakarta, Juli 2019


Kepada Yth.
Calon Keluarga Binaan
Di RT 03 RW 33 Sidorejo, Mojosongo, Surakarta

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Romadhoni
NIM : P 27220015 171
Pendidikan : Program Studi D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surakarta
Adalah mahasiswa Program Studi D-IV Keperawatan yang sedang
melakukan kegiatan KKN OTOF-CIPIPEC di RW 33 Sidorejo, Mojosongo,
Surakarta.
Kegiatan ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi
Bapak/Ibu/Saudara sebagai keluarga binaan. Kerahasiaan semua informasi yang
diberikan akan kami jaga dan hanya digunakan untuk kepentingan kegiatan
OTOF-CIPIPEC. Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui adanya
permasalahan yang ada dalam keluarga agar bisa segera ditindak lanjuti dan
diselesaikan. Jika Bapak/Ibu/Saudara telah menjadi keluarga binaan dan hal-hal
yang memungkinkan untuk mengundurkan diri maka Bapak/Ibu/Saudara
diperbolehkan untuk mengundurkan diri dari keluarga binaan ini. Apabila
Bapak/Ibu/Saudara menyetujui menjadi keluarga binaan maka, saya mohon
kesediaannya untuk menandatangani persetujuan.
Jika Bapak/Ibu/Saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan
kegiatan ini, silahkan menghubungi Pembina keluarga pada nomor Hp :
085702467780
Demikian, atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,

Siti Romadhoni
NIM. P 27220015 171
Lampiran 2. Informed Consent

INFORMED CONSENT
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :

Alamat :

Saya yang tersebut di atas menyatakan bahwa saya bersedia berpartisipasi sebagai
keluarga binaan dalam kegiatan KKN OTOF-CIPIPEC yang dilakukan oleh
saudari Siti Romadhoni.

Dalam kegiatan ini, saya telah menyadari, memahami dan menerima bahwa :

1. Saya mendapatkan penjelasan terkait kegiatan yang akan dilakukan


2. Saya diminta untuk memberikan informasi yang sejujur – jujurnya
3. Saya bersedia menerima rencana dan tindakan kesehatan terkait dengan
masalah kesehatan yang saya atau keluarga alami dengan tidak merugikan
dan tidak membahayakan pihak manapun
4. Identitas dan informasi yang saya berikan akan dirahasiakan dan tidak akan
disampaikan terbuka secara umum
5. Guna menunjang kelancaran kegiatan yang akan dilakukan, maka segala hal
yang terkait dengan waktu dan tempat akan disepakati bersama.
Dalam menandatangani lembar ini, saya dalam keadaan sadar dan tidak ada
paksaan dari pihak manapun sehingga Saya BERSEDIA untuk megikuti kegiatan
ini sebagai keluarga binaan.

Surakarta, 2019

Mengetahui,

Peneliti Partisipan

(Siti Romadhoni) ( )
Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Disusun oleh :
Siti Romadhoni
P 27220015 171

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA


PRODI D-IV KEPERAWATAN
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

1. Pokok Bahasan : Hipertensi


2. Sasaran : Keluarga Tn. UW
3. Waktu : 16.00 WIB – 16.25 WIB (30 menit)
4. Tempat : Rt 03/XXXIII Sidorejo, Mojosongo, Jebres,
Surakarta
5. Hari/Tanggal : Selasa, 30 Juli 2019
6. Penyuluh : Siti Romadhoni
7. Tujuan :

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga Tn. UW dapat
melakukan pencegahan dan perawatan penyakit hipertensi.

B. Tujuan Instruksional Khusus


1. Memahami pengertian hipertensi.
2. Mengenali tanda dan gejala hipertensi.
3. Memahami faktor penyebab hipertensi.
4. Mengetahui komplikasi dari hipertensi.
5. Mengetahui cara pengobatan hipertensi.
6. Mengetahui cara pencegahan terhadap hipertensi.
7. Mengetahui tehnik relaksasi

C. Materi
Terlampir

D. Media dan Alat


Leaflet
E. Metode
Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab

F. Strategi Pelaksanaan :
No. Tahap Kegiatan Respon Audien Waktu
1. Pembukaan a. Menyampaikan salam a. Menjawab salam 5 Menit
b. Perkenalan b. Mendengarakan
c. Menyampaikan tujuan c. Memberi respon
d. Kontrak waktu
e. Tes awal
2. Isi Penyampaian Materi a. Mendengarkan 20
a. Menjelaskan tentang dengan seksama Menit
pengertian hipertensi
b. Menjelaskan penyebab
hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan
gejala hipertensi
d. Menjelaskan pencegahan
hipertensi
e. Menjelaskan komplikasi
hipertensi
f. Melatih tehnik relaksasi
nafas dalam
· Tanya jawab. b. Memberikan
pertanyaan
3. Penutup Mengucap salam penutup a. Mendengarkan 5 Menit
dan mencatat
b. Menjawab salam.

G. Evaluasi
Diharapkan keluarga Tn. UW mampu :
1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
3. Menyebutkan faktor penyebab hipertensi.
4. Menyebutkan cara pencegahan terhadap hipertensi.
5. Menyebutkan komplikasi dari hipertensi.
6. Melakukan tehnik relaksasi
Lampiran 4. Materi Hipertensi

HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah lebih dari normal
(lebih dari 140/90 mmHg). Keadaan ini akibat dari penyempitan pembuluh
darah atau arteriosklerosis (pengerasan arteri), karena meningkatnya volume
darah dan karena meningkatnya kerja jantung.
Menurut WHO dalam Sutanto (2013), batas tekanan darah yang
masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau
diatas 160/95 mmHg dinyatakan hipertensi.
Menurut Lany (2013) Hipertensi didefinisikan sebagai suatu
peninggian yang menetap daripada tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg
dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah yang
terus menerus yang merupakan gejala klinis karena hal tersebut dapat
menunjukkan keadaan seperti hypertensi heart disease arteriole
nefrosclerosis.

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa


Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah
Diastolik
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
HT Ringan 140-159 mmHg 90-99 mmHg
HT Sedang 160-179 mmHg 100-109 mmHg
HT Berat 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Sangat Berat > 210 mmHg > 120 mmHg
Sumber : Lany (2013)

B. Faktor Penyebab
Ada beberapa penyebab terjadinya hipertensi menurut Sutanto (2010) :
1. Stres psikososial, yang dapat mempengaruhi rangsangan saraf simpatis,
sehingga meningkatkan denyut jantung.
2. Obesitas, meningkatkan kerja jantung,dan memiliki kemungkinan lebih
besar menderita tekanan darah tinggi.
3. Kurang olahraga, dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam
tubuh meningkat.
4. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol (asap
rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat
meningkatkan kerja jantung)
5. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
6. Peningkatan usia
7. Faktor genetik (keturunan)
8. Diet dan pola makan yang salah

C. Gejala Hipertensi
1. Pusing atau sakit kepala.
2. Sukar tidur
3. Peningkatan tekanan darah,(lebih dari 140/90)
4. Keringat berlebih
5. Gangguan penglihatan
6. Rasa berat di tengkuk
7. Jantung terasa berdebar
Sutanto (2010)

D. Pencegahan Hipertensi
Terdapat beberapa cara pencegahan dan penanganan hipertensi menurut Lany
(2013), yaitu :
1. Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat
2. Diet hipertensi
a. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
1) Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung, mie,
tapioka, nasi
2) Sumber protein nabati seperti tahu, temped an kacang-kacangan
3) Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang,
tomat, mentimun dll
b. Makanan yang dibatasi
1) Garam dapur
2) Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin, asinan
3) Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol
4) Minuman beralkohol
3. Menjaga keseimbangan berat badan
4. Hindari minum-minuman keras (alkohol) dan kurangi/hentikan merokok
5. Istirahat yang cukup
6. Hindari stres
7. Olahraga yang teratur

E. Komplikasi
Menurut Sutanto (2010) hipertensi dapat menyebabkan beberapa komplikasi,
yaitu :
1. Gagal jantung
2. Gagal ginjal
3. Gangguan penglihatan
4. Gangguan saraf
5. Gangguan serebral (otak) yg mengakibatkan kejang dan pendarahan
pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan
kesadaran hingga koma.
F. Tehnik Relaksasi Nafas Dalam
Menurut Corwin (2010)

Tarik nafas dalam – dalam melalui hidung dengan hitungan satu sampai dua
hingga terasa pada ronga dada dan diafragma

Tahan nafas dengan hitungan satu sampai empat, kemudian keluarkan nafas
perlahan – lahan lewat mulut.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E.J. (2010). Buku Saku Patofisiologi, edisi 3. Jakarta : EGC.


Gunawan, Lany. (2013). Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta :
Penerbit Kanisius
Sutanto. (2010). Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol,
dan Diabetes. Yogyakarta : CV Andi
Lampiran 5. Leaflet Hipertensi
Lampiran 6. Evaluasi Tindakan

Evaluasi Edukasi

1. Pasien dapat menjelaskan pengertian hipertensi secara singkat.


2. Pasiendapatmenyebutkan 3 dari 6 gejala hipertensi.
3. Pasiendapat menyebutkan 7 penyebab hipertensi.
4. Pasiendapatmenyebutkan 4 dari 6 pencegahan hipertensi.
5. Pasiendapatmenyebutkan 2 dari 5 komplikasi hipertensi.
6. Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi nafas dalam
7. Pasien dapat menyebutkan dampak dari hipertensi terhadap suara dan
kesehatan
Lampiran 7. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai