(TA 2022/2023)
NPM : 215121227
JAWABAN!
3 Pola pikir Ke lapangan -> menemukan data -> ada masalah -> berteori ->
data dicocokan dengan teori -> berhipotesis -> ke lapangan ->
teori bersifat buttom up mencari data -> menguji
hipotesis -> teori bersifat top
down
4 Responden jumlah kecil sekitar 10 orang, Responden penelitian
diambil secara purposive kuantitatif diambil secara
random (acak) dari data
lapangan yang diambil.
5 Objek yg perilaku manusia dan proses kerja perilaku manusia serta gejala
diteliti alam
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di
dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016) terdapat sekitar 35 juta orang
terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta
terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial
dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah
yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia
untuk jangka panjang. Kesehatan jiwa merupakan bagian penting terhadap terciptanya
sumber daya manusia Indonesia yang produktif dan sekaligus merupakan aset bangsa yang
berharga. Menjaga kesehatan jiwa seluruh masyarakat Indonesia merupakan tugas semua
pihak. setiap orang memiliki hak untuk dihargai dan mendapatkan perlakuan layak sesuai
dengan harkat dan martabat sebagai manusia. Adapun bentuk nyata perwujudan terhadap
hak tersebut tercermin dari sejak kecil berupa dukungan psikologis yang diberikan keluarga
kepada setiap anggota keluarganya. Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat harus mampu
menjadi garda terdepan berperan dalam menjaga kesehatan jiwa anggota keluarganya dan
menjadi pihak yang memberikan pertolongan pertama psikologis apabila tampak gejala-
gejala yang mengarah pada masalah kesehatan jiwa. Ruang lingkup psikologis keluarga
(kesehatan jiwa keluarga) menurut Lestari (2016) yaitu manajemen rumah tangga,
komunikasi antar anggota keluarga, pengembangan potensi dalam keluarga, strategi
mengatasi permasalahan dan penyelesaian masalah dalam rumah tangga atau pernikahan.
Percerian merupakan fenomena yang tengah terjadi di masyarakat saat ini, angka
perceraian yang semakin meningkat dikarenakan berbagai faktor yang menyebabkannya.
Beberapa dampak buruk yang timbul akibat perceraian adalah kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, seksual, psikologis. Perceraian bukanlah hal mudah dilalui
bagi individu yang mengalaminya. Berdasarkan data Kementerian Agama Jawa Barat (2022)
mengungkapkan angka kasus perceraian di Jabar selama tiga tahun terakhir mengalami
peningkatan. Sepanjang 2022 ini, kasus perceraian di Jabar mencapai 67.108. Berdasarkan
data resmi Pengadilan Tinggi Agama Jabar atau PTA Bandung, hingga saat ini total kasus
cerai gugat mencapai 50.606. Sementara itu, kasus cerai talak mencapai 16.502. Jika ditotal
mencapai 67.108 kasus. Sementara itu, dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada
2021 angka perceraian di Jabar mencapai 98.088 kasus. Kasus perceraian di Kabupaten
Kuningan selama adanya pendemi corona fluktuatif. Hal ini terbukti dengan meledaknya
kasus pada tahun 2020, bulan Juni sebanyak 388 kasus, sementara untuk bulan Mei
sebanyak 96 kasus dan April 191 kasus. Meledaknya kasus pada Juni tidak terlepas ada
pembatasan jam operesional (Kuningan MAS, 2020). Sejak Bulan Januari hingga Juli 2019,
Pengadilan Agama Kabupaten Kuningan menerima sedikitnya 20 pasangan per hari,
pendaftar proses sidang perceraian di Kabupaten Kuningan. Jika jumlah tersebut
diakumulasikan maka dalam 7 bulan ini, diprediksi sudah sekira 3000 pasutri yang
mengalami perceraian di Kabupaten Kuningan (Kuningan Religi, 2022). Berdasarkan latar
belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelititan mengenai perceraian karena
sampai saat ini perceraian merupakan masalah/fenomena yang harus segera diatasi.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka sebagai perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah "Bagaimana kondisi kesehatan jiwa seseorang sebelum
bercerai dan faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan perceraian?"