Anda di halaman 1dari 11

METODOLOGI PENELITIAN

PARADIGMA PENELITIAN

Anggota Kelompok:
• Ahmad Afif Akram
• Irqoriah
• M. Hatta Rajasa
• Leo Maprino
DEFINISI PARADIGMA PENELITIAN
● Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan
bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan
perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian
menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria
pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian. Paradigma
diterima sebagai keyakinan yang benar atau kebenarannya dipercaya..

● Paradigma penelitian juga diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan


hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian,
teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, serta teknik analisis statistik yang akan digunakan.
KARAKTERISTIK PROSES PENELITIAN
Sistematis
01 Penelitian merupakan proses yang terstruktur dan sistematis sehingga memerlukan
tahapan dan langkah-langkah tertentu untuk melaksanakannya.
Logis
02 Salah satu kriteria langkah penelitian yang sistematis, urutannya harus logis pada setiap
bagian sehingga validitas internal secara relatif dapat terpenuhi. Dengan demikian,
kesimpulan penelitian atau generalisasi yang dihasilkan akan mudah dicek kembali oleh
peneliti ataupun oleh pihak lain.
Empiris Rasional
03 Penelitian harus berkenaan dengan realitas nyata yang dapat diterima oleh panca indera.
Objek dan subjek penelitian harus dapat diterima oleh indera kita. Dikatakan objektif
apabila penelitian ini memiliki objek serta semua pihak akan memberikan persepsi yang
sama terhadap objek tersebut.
Selain empiris, penelitian harus juga rasional, dalam arti masalah yang akan diteliti
itu dapat terjangkau kemampuan berpikir rasional manusia. Terkait dengan kriteria ini,
penelitian tentang dunia kekuatan gaib, ataupun makhluk-makhluk gaib sulit dilakukan
karena hal-hal gaib tersebut bukanlah suatu hal yang rasional dan empiris.
Bersifat Reduktif
04 Pada sisi ini kemampuan untuk memilah data yang memang dibutuhkan dengan data yang
harus dikeluarkan sangat diperlukan. Kejelian peneliti dalam memilih data akan dapat
menghasilkan simpulan yang bermakna. Sebaliknya, pemilihan data serta menganalisis
data yang keliru akan sampai pada satu simpulan yang justru menyesatkan.
Bersifat Replicable
05 Mengingat penelitian bersifat ilmiah maka harus dapat diulangi oleh orang lain atau peneliti
lain sebagai upaya untuk mengecek kebenarannya.
Bersifat Transmittable
06 Penelitian harus bersifat transmittable, dalam arti penelitian harus mampu memecahkan
masalah-masalah sehingga berguna bagi berbagai pihak yang memerlukan. Jadi, hasil
penelitian itu tidak hanya untuk penelitian saja, tetapi juga dapat ditransfer ke orang lain
yang memerlukan.
Berencana sesuai dengan Konsep Ilmiah
07 Berencana artinya dilaksanakan karena adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah
dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya. Dengan demikian, seseorang meneliti tidak
dapat serampangan atau semaunya saja tanpa ada rancangan khusus. Mengikuti konsep
ilmiah, artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah
ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan
JENIS – JENIS
PARADIGMA PENELITIAN
Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
Paradigma penelitian kuantitatif adalah paradigma Paradigma penelitian kualitatif adalah paradigma
penelitian yang mempunyai keyakinan bahwa fokus penelitian yang berisi pandangan-pandangan atau
penelitian merujuk kepada kuantitas (berapa banyak) keyakinan bahwa fokus penelitian adalah kualitas
dengan menggunakan landasan filsafat positivisme (hakikat dan esensi), akar filsafat yang dianut di
dan empirisme. Kegiatan penelitian ini di antaranya antaranya adalah fenomenologi dan interaksi simbolik.
dilakukan melalui eksperimen dengan menggunakan Aktivitas utamanya adalah kerja lapangan, etnografis,
analisis statistik. Tujuan penelitian diarahkan kepada dan grounded. Tujuannya adalah pemahaman, deskripsi,
deskripsi, prediksi, kontrol, dan pebuktian hipotesis. temuan, dan pemunculan hipotesis. Desain yang
Desain ditentukan lebih awal dan cenderung digunakan bersifat lentur, fleksibel, berevolusi, dan
terstruktur ”sempurna” dengan menggunakan sampel dinamis. Latar penelitiannya alamiah dengan sumber
besar, acak, dan representatif. Pengumpulan data data yang dijadikan sasaran kecil dan tidak acak.
menggunakan tes, skala angka, survei, kuesener, dan Pengumpulan data dengan memanfaatkan peneliti
sebagai instrumen utama. Modus analisisnya induktif,
hasilnya dianalisis menggunakan statistik untuk
serta temuannya komprehensif, holistik, dan
memperoleh temuan yang persis untuk melakukan
mementingkan transferabilitas
generalisasi.
UNTUK MENENTUKAN PENDEKATAN ATAU PARADIGMA YANG AKAN
DIGUNAKAN DALAM MELAKUKAN PENELITIAN TERGANTUNG PADA
BEBERAPA HAL DI ANTARANYA:

1 Jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek
detail yang kritis dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya
dipakai adalah paradigma kualitatif.
2 Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian
didasarkan pada pengujian secara empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma
kuantitatif.
3 Jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek
penelitian yang banyak, maka paradigma kuantitaif yang lebih tepat.
4 Jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail khusus untuk
satu obyek penelitian saja, maka pendekatan kualitatif lebih baik digunakan.
5 Hasil penelitian akan memberi kontribusi yang lebih besar jika peneliti dapat
menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan tersebut.
Aspek Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif
Masalah yang Menekankan pada banyak aspek dari satu Menekankan pada beberapa variabel.

KUALITATIF DAN KUANTITATIF


diteliti variabel, jika mungkin dijadikan permasalahan
PERBEDAAN PARADIGMA yang diteliti lebih mendalam.
Tujuan Mengembangkan kepekaan konsep dan Menguji teori dan menegakkan fakta-fakta.
penggambaran realitas yang tidak tunggal
(jamak).
Pola pikir Ke lapangan → menemukan data → data Ada masalah → berteori → berhipotesis → ke
dicocokkan dengan teori → teori bersifat bottom lapangan mencari data → menguji hipotesis →
up. teori bersifat top down.
Responden sebagai Jumlah kecil sekitar 10 orang, diambil secara Banyak diambil secara random.
sumber data purposive (dengan maksud tertentu).
Objek yang diteliti Perilaku manusia dan/atau proses kerja. Perilaku manusia dan fenomena.
Desain penelitian Studi kasus. Survei, studi kasus, dan eksperimen
Sampel Kecil, tidak representatif dengan tujuan tertentu. Besar, memiliki kelompok kontrol yang dipilih
secara random dengan pertimbangan strata yang
ada.
Metode Lebih menekankan pada observasi dan Angket, wawancara, observasi, check list.
pengumpulan data wawancara.
Bentuk data Kata-kata, kalimat, gambar, perilaku, replika, dan Berupa angka atau data kualitatif yang diangka kan.
manuskrip.
Sifatnya Deskriptif. Deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
Analisisnya Tidak menguji hipotesis, tetapi menjawab Menjawab masalah dan menguji hipotesis.
masalah.
Hasil Penelitian Lebih menekankan pada makna. Generalisasi.
Kedekatan dengan Sangat dekat dengan data yang diambil. Peneliti Jauh dari data yang diteliti, baik primer dan/atau
data peneliti mengikuti aktivitas keseharian informan. sekunder. Peneliti mengambil jarak dengan
responden yang ditelitinya.
Asumsi Realitas bersifat dinamis. Realitas bersifat statis atau dinamis.
PERSAMAAN PARADIGMA
KUALITATIF DAN
 KUANTITATIF
Pada tahap awal, kedua peneliti dengan desain yang berbeda ini, meneliti satu tema
yang masih bersifat umum;

 Terkait dengan tema yang akan diteliti, tahap berikutnya adalah membuat pertanyaan-
pertanyaan yang dimaksudkan untuk studi pendahuluan;

 Masing-masing desain telah memiliki asumsi yang mendasari pelaksanaan penelitian;

 Dalam proses pelacakan informasi awal, terkadang digunakan metode yang sama,
seperti wawancara dan dokumentasi, meski persentase pada masing-masing
penelitian tersebut berbeda;

 Kebenaran data yang diperoleh, diperiksa dengan caranya masing-masing.

 Data yang telah diperoleh diolah dan dibuatkan laporan hasil penelitian yang telah
dilakukan.
KETERBATASAN PENELITIAN KUALITATIF
Kualitas tergantung pengalaman Kesulitan mendapatkan responden
peneliti kunci

Subjektivitas tinggi Interpretasi beda antarpeneliti

Perubahan perilaku responden Sulit menggeneralisasi

Waktu pengumpulan data relatif Sulit mengabaikan teori yang


lama dimiliki peneliti

Tidak ada prosedur standar Keterbatasan peneliti


KETERBATASAN
 Lama dalam proses perencanaan
PENELITIAN
KUANTITATIF  Sulit memperdalam data

 Kelemahan bila menggunakan angket/skala/tes


a. Responden tidak dapat mengomunikasikan hal-hal yang
mungkin menjadi informasi penting, yang tidak
ditanyakan di dalam angket.
b. Ada kecenderungan responden menjawab sekadar hanya
untuk menyenangkan orang yang memberi angket
sehingga terjadi bias data.
c. Dalam menjawab angket, responden terpengaruh faktor-
faktor sosial, yaitu yang diukur adalah bagaimana
masyarakat umum berpendapat tentang yang ditanyakan
dalam angket, bukan pendapat dirinya (social desirable
factors).
 
SELESAI
TERIMA KASIH
!!!

Anda mungkin juga menyukai