HARRY SUHARMAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
RESEARCH
RE – SEARCH –
(Kembali) (Mencari)
Tujuan Metode
Penelitian Penelitian Hubungan
Penelitian
& Ilmu
Pengembangan
Pengetahuan
Pemecahan
Masalah
Metode-Metode penelitian
Penyelidikan
secara sistematis
memerlukan metode-metode.
Metodologi penelitian berisi
pengetahuan yang mengkaji mengenai
metode yang digunakan dalam
penelitian.
Cara Kerja Untuk
METODE memahami Objek
PENELITIAN Penelitian
Ilmu yang
METODOLOGI mempelajari cara
PENELITIAN untuk memahami
objek penelitian
Untuk menilai kualitas penelitian
yang baik ada beberapa kriteria:
1. Memiliki tujuan yang jelas, berdasarkan pada permasalahan
tepat.
2. Menggunakan landasan teori yang tepat dan metode penelitian
yang cermat dan teliti.
3. Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji.
4. Dapat didukung (diulang) dengan menggunakan riset-riset
yang lain, sehingga dapat diuji tingkat validitas dan
reliabilitasnya .
5. Memiliki tingkat ketepatan dan kepercayaan yang tinggi
6. Bersifat obyektif, artinya kesimpulan yang ditarik harus benar-
benar berdasarkan data yang diperoleh dilapangan
7. Dapat digeneralisasikan, artinya hasil penelitian dapat
diterapkan pada lingkup yang lebih luas
Style of Thinking
Sumber
Common Science
Sense Pengetahuan
10
“Style of Thinking”
Rasionalisme
• Postulational
Empirisisme
• Self-Evident Truth • Scientific Method
Idealisme
• Method of Authority
• Untested Opinion
Eksistensialisme
11
Rasionalisme – Eksistensialisme dan Empirisisme
- Idealisme
12
Beberapa Contoh Gaya Berpikir atau Methods of
Knowing
5. Postulational Style:
Simulasi difusi inovasi
Maksimisasi profit; MR = MC
6. Scientific Method
14
Science
Science
Radical Radical
Humanist Structuralist
Subjective
Objective
Interpretivist Functionalist
Regulation
Scientific Research
Scientific Research
Paradigma Paradigma
Kualitatif Kuantitatif
Riset Riset
Kualitatif Kuantitatif
Mixed Methods
Paradigma Kualitatif dan Kuantitatif
Paradigma Kualitatif Paradigma Kuantitatif
Metoda kualitatif Metoda kuantitatif
Memahami perilaku manusia dari sudut Mencari fakta atau penyebab fenomena
pandang si aktor sosial secara obyektif
Pendekatan fenomenologi Pendekatan logical-positivism
Uncontrolled, naturalistic Obtrusive, controlled measurement
observational measurement
Subyektif, insider perspective, tidak Obyektif, outsider perspective, menjaga
menjaga jarak dengan data jarak dengan data
Grounded, discovery oriented, Ungrounded, verification oriented,
exploratory, expansionist, descriptive, confirmatory, reductionist, inferential,
inductive hypothetico-deductive
Orientasi proses Orientasi hasil
Validitas sangat penting, nyata, kaya, Reliabilitas sangat penting, hard data,
dan mendalam data mudah direplikasi
Holistik, sintesa Partikularistik, analisis
Riset Kualitatif dan Kuantitatif
Riset Kualitatif Riset Kuantitatif
Mengungkap makna ketika peneliti Menguji hipotesis yang mengawali
menyatu dengan data proses penelitian
Konsep berupa tema, gambaran, dan Konsep berupa variabel-variabel yang
taksonomi (klasifikasi/kategorisasi) unik
Sifat Berpikir
Manusia
Ikhtiar Kebenaran
Nalar
Observasi Identifikasi
Masalah
Perbaikan teori
Implementasi teori
Kerangka
Teori
RANCANG
Interpretasi
data BANGUN
Hipotesis
ILMU
Analisis
Data Konstruk,
Konsep,
Pengumpulan Desain Definisi
Data Penelitian Operasional
KLASIFIKASI
PENELITIAN
Telaah Hipotesis
Teori
PENGUJIAN FAKTA
–Pemilihan Data
- Pengumpulan Data Hasil
- Analisis Data
KESIMPULAN
Sumber masalah
Pertanyaan pertama yang diajukan oleh kebanyakan
peneliti adalah
"Bagaimana saya dapat menemukan suatu persoalan
penelitian?"
Meskipun tidak ada kaidah yang pasti untuk menemukan
suatu persoalan, ada beberapa saran yang telah terbukti
bermanfaat. Tiga sumber persoalan penelitian yang penting
adalah:
pengalaman,
deduksi dari teori, dan
literatur yang ada kaitan-nya.
Pengalaman
Salah satu di antara sumber-sumber yang paling berguna:
pengalaman mereka sendiri.
Pendekatan ilmiah terhadap praktek-praktek kehidupan
menetapkan bahwa keputusan tentang bagaimana melakukan sesuatu hendaknya
didasarkan pada bukti-bukti empiris, bukan pada firasat, kesan, perasaan, atau
dogma..
keputusan yang harus diambil mengenai praktek-praktek yang telah menjadi rutin di
dalam perpustakaan.
keputusan yang da-lam beberapa hal didasarkan terutama pada tradisi atau otoritas
yang kurang atau bahkan tidak didukung oleh penelitian ilmiah.
Mengapa tidak mengevaluasi beberapa dari praktek-praktek ini,
misalnya program pendidikan pemakai ?
Apakah ada evaluasi lain yang mungkin lebih valid bagi tujuan yang ingin dicapai
daripada evaluasi yang sekarang ini dipakai?
Pengalaman sehari-hari memberikan persoalan-perso-alan yang berharga untuk
diselidiki,
sebagian besar gagasan penelitian berasal
dari pengalaman-pengalaman pribadi.
Studi seperti itu kebanyakan akan merupakan jenis penelitian yang mengarah pada
pemecahan persoalan yang dihadapi secara langsung.
persoalan semacam itu lebih cocok dan lebih berarti bagi peneliti pemula daripada
persoalan yang diperoleh melalui proses deduksi logis dari suatu teori.
studi semacam ini sering dapat dibenarkan berdasarkan sumbangannya kepada
praktek-praktek informasi dan perpustakaan.
Deduksi Dari Teori
Deduksi yang dapat ditarik dari :
berbagai teori ilmu perpustakaan dan informasi sudah dikenal oleh
peneliti merupakan sumber permasalahan yang baik.
Teori menyangkut prinsip-prinsip umum, yang kelayakannya dapat
diterapkan pada persoalan-persoalan informasi dan perpustakaan masih
belum terbukti, sebelum prinsip tersebut dikukuhkan secara empiris.
Hanya melalui penelitianlah orang dapat menentukan apakah generalisasi-
generalisasi yang terdapat dalam teori dapat diterjemahkan menjadi saran-
saran khusus bagi prak-tek perpustakaan dam informasi.
peneliti dapat membuat hipotesis yang menyatakan hasil penelitian yang
diharapkan dalam suatu situasi praktis tertentu. Artinya, peneliti menanyakan
"Hubungan antar variabel yang bagaimana yang akan diamati jika teori
tersebut benar-benar merangkum keadaan itu?"
Kemudian ia melakukan penyelidikan sistematis guna memastikan apakah data
empiris mendukung hipotesis itu, yang sekaligus juga mendukung teorinya.
Literatur Yang Berkaitan.
Sumber permasalahan lain yang berharga ialah literatur dalam
bidang yang menarik perhatian peneliti.
laporan-laporan penelitian yang sudah dilakukan,
contoh-contoh permasalah-an penelitian serta cara bagaimana
penelitian tersebut dilaksanakan.
saran-saran tentang penelitian selanjutnya yang diperlukan
guna meneruskan pekerjaan yang telah dilaporkan itu.
prosedur yang dipakai dalam penelitian terdahulu itu dapat
disesuaikan guna memecahkan persoalan-perso-alan lain.
Atau,
apakah studi yang serupa juga dapat dilakukan di lapangan,
bidang persoalan, atau dengan kelompok subyek yang
berbeda.
Salah satu ciri penting penelitian ilmiah ialah:
bahwa penelitian tersebut harus dapat ditiru atau diulang (replicable),
sehingga hasil-hasilnya dapat dibuktikan.
Replikasi suatu studi, dengan atau tanpa variasi, mungkin dapat menjadi
kegiatan yang berfaedah dan berharga bagi peneliti pemula.
Pengulangan suatu studi dapat meningkatkan luasnya jangkauan
generalisasi hasil penelitian sebelumnya serta memberikan bukti tambahan
tentang validitas hasil tersebut.
Dalam banyak eksperimen pendidikan, kita tidak dapat memilih
subyek secara acak, melainkan harus menggunakan kelompok-
kelompok kelas sebagaimana adanya. Sudah barang tentu hal ini akan
membatasi jangkauan generalisasi hasil-hasil penelitian tersebut. Akan
tetapi, dengan diulanginya eksperimen-eksperimen pada waktu dan
tempat yang berlainan, dengan hasil yang menguatkan hubungan-
hubungan yang diharapkan itu pada setiap penyelidikan, maka
kepercayaan terhadap validitas ilmiah hasil-hasil tersebut pun akan
meningkat.
Pengulangan belaka atas studi-studi yang lain bukanlah merupakan
penelitkn yang paling menarik. Akan tetapi, untuk masalah-masalah
perpustakaan dan informasi, sering terasa perlunya penegasan dan
perluasan hasil-hasil penyelidikan.
Sumber Non perpustakaan dan
informasi
Pengalaman dan pengamatan di alam bebas ini, di
samping kegiatan profesional kita, dapat menjadi
sumber bagi masalah penelitian yang berguna.
Teori atau prosedur yang ditemukan di bidang lain
mungkin dapat disesuaikan untuk diterapkan di bidang
pendidikan.
Sering gerakan-gerakan di luar profesi kita dapat
membawa kita ke arah jalan penelitian yang baru.
Persoalan Peneliti
apakah studi tersebut akan menghasilkan pengetahuan mengenai hubungan
baru ataukah akan mengulang hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya.
persoalan tersebut kurang mempunyai implikasi teoritis yang nyata,
masalah tersebut, paling tidak, harus mempunyai beberapa implikasi praktis.
hendak-nya dapat menjawab pertanyaan "Lalu mau apa?" dalam hubungannya
studi mereka itu.
Apakah pemecahan persoalan itu akan berpengaruh terhadap praktek
perpustakan dan informasi?
Apakah para pustakawan lainnya akan tertarik pada hasil-hasil penelitian itu?
Apakah hasil-hasil penelitian itu akan berguna bagi pengambilan keputusan di
bidang perpustakan dan informasi?
Apakah hasil-hasil penelitian itu akan dapat digeneralisasikan secara luas?
Kegagalan memilih permasalahan
Jika pertanyaan-pertanyaan ini tidak dapat dijawab
dengan jelas dan positif, maka permasalahan tersebut
sebaiknya ditinggalkan saja.
banyak permasalahan dengan implikasi teoritis maupun
praktis yang memerlukan pemecahan,
Harus diusahakan untuk dapat memperkirakan
kemungkinan informasi yang akan dihasilkan oleh studi
tersebut bagi teori dan praktek.
Hindarilah permasalahan yang jelas-jelas remeh, yakni
masalah yang pemecahannya tidak banyak gunanya bagi
para praktisi perpustakan dan informasi.
Argumen dalam Penelitian
Motivasi (Y1)
Kualitas Audit
(Y2)
Kompetensi
(X2)
VARIABEL PENELITIAN
Variabel adalah karakteristik, atribut atau sifat dari obyek,
yang akan diamati atau diukur, memiliki nilai, dan nilainya
bervariasi antara obyek satu dg lainnya.
Tidak semua karakteristik dari obyek merupakan variabel
penelitian, tetapi hanya yang relevan dengan permasalahan
atau hipotesis penelitian.
Diidentifikasi & diklasifkasikan
JENIS VARIABEL: Kedudukannya di dalam rumusan masalah
Intervening
Antecedent (Mediating)
Moderating
Independen Dependen
INTRANEOUS
EXTRANEOUS
Concomitant Confounding Control
Variabel dependen adalah variabel yang tercakup dalam
hipotesis penelitian, keragamannya dipengaruhi oleh variabel
lain
Variabel independen adalah variabel yang yang tercakup dalam
hipotesis penelitian dan berpengaruh atau mempengaruhi variabel
tergantung
Variabel intervening adalah variabel yang bersifat menjadi
perantara dari hubungan variabel bebas ke variabel tergantung.
Variabel Moderating adalah variabel yang bersifat memperkuat
atau memperlemah pengaruh variabel bebas terhadap variabel
tergantung
Variabel anteseden adalah variabel yang mempengaruhi variabel
independen
Variabel pembaur (confounding variables) adalah suatu variabel
yang tercakup dalam hipotesis penelitian, akan tetapi muncul dalam
penelitian dan berpengaruh terhadap variabel tergantung dan pengaruh
tersebut mencampuri atau berbaur dengan variabel bebas
Variabel kendali (control variables) adalah variabel pembaur yang
dapat dikendalikan pada saat riset design. Pengendalian dapat
dilakukan dengan cara eksklusi (mengeluarkan obyek yang tidak
memenuhi kriteria) dan inklusi (menjadikan obyek yang memenuhi
kriteria untuk diikutkan dalam sampel penelitian) atau dengan
blocking, yaitu membagi obyek penelitian menjadi kelompok-
kelompok yang relatif homogen.
Variabel penyerta (concomitant variables) adalah suatu variabel
pembaur (cofounding) yang tidak dapat dikendalikan saat riset design.
Variabel ini tidak dapat dikendalikan, sehingga tetap menyertai
(terikut) dalam proses penelitian, dengan konsekuensi harus diamati
dan pengaruh baurnya harus dieliminir atau dihilanggkan pada saat
analisis data.
Klasifikasi Desain Penelitian
Exploratory study: ditujukan untuk
mengembangkan hipotesis atau
mengidentifikasi masalah
JENIS HUBUNGAN
Simetri: terdapat hubungan antar variabel dan bersifat tidak ada yang
saling mempengaruhi (nonkausalitas)
Asimetri: hubungan antar variabel yang terjadi bersifat yang satu
mempengaruhi (independen) dan lainnya dipengaruhi
(dependen) (kausalitas)
Resiprok: hubungan antar variabel yang terjadi bersifat saling
mempengaruhi (kusalitas bolak-balik)
Contoh Hipotesis (nondirectional)
1. Pusat pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap
kepercayaan menjalankan tugas
2. Pusat pengendalian eksternal berpengaruh signifikan terhadap
kepercayaan menjalankan tugas
3. Pusat pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan
4. Pusat pengendalian external berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan
5. Kepercayaan menjalankan tugas berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan
KONSEP
VARIABEL
DIMENSI
INDIKATOR
ITEM
MODEL SKALA
PENGUKURAN
RANKING (comparative)
RATING (noncomparative):
Kontinyu
Itemize:
Semantik Diferensial
Likert (summated ratings)
PROSES PENGUKURAN
VARIABEL
1. Buat Definisi Operasional Variabel (DOV)
2. Identifikasi Dimensi (partikular) dari variabel sesuai DOV
(optional)
3. Identifikasi Indikator (partikular) dari setiap dimensi atau variabel
4. Identifikasi Item dari masing-masing indikator
5. Sistem respon yang ingin diukur : affective domain (perasaan / sikap
terhadap sesuatu), conative domain (tendensi untuk bertingkah
laku) atau cognitive domain (tahu atau tidak tahu).
6. Pilih model skala pengukuran yang akan digunakan :skala
semantik diferensial, Likert atau skala kontinyu
PROSES PENGUKURAN
VARIABEL
7. Susun item (pertanyaan) boleh negatif (unfavorable) atau
positif (favorable), tidak direkomendasikan ada item
netral
8. Tetapkan banyaknya respon pada setiap item : 3, 5, 7, 9
atau 11, yang banyak digunakan adalah 5
9. Tetapkan skor (bukan skala) pada setiap respon :
1 = sangat tidak setuju, 2 = setuju, 3 = biasa, 4 =
setuju , 5 = sangat setuju
10. Asumsi : harus ada contimum
11. Banyaknya respon jawaban setiap item lebih baik sama
12. Skor yang telah diperoleh diubah menjadi skala (MSI
dari Thurston atau Likert Scale)
13. Uji coba instrumen: uji validitas dan reliabilitas
Desain Pengukuran
1. Skala Likert
2. Skala Guttman
3. Skala Semantic Deferensial
4. Skala Rating
Skala Likert
Skala Likert’s digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena
sosial.
Contoh:
Pelayanan rumah sakit ini sudah sesuai dengan apa yang
saudara harapkan.
a. Sangat setuju skor 5
b. Setuju skor 4
c. Tidak ada pendapat skor 3
d. Tidak setuju skor 2
e. Sangat tidak setuju skor 1
Skala Gudman
Skala Guttman akan memberikan respon yang
tegas, yang terdiri dari dua alternatif.
Misalnya :
Ya Tidak
Baik Buruk
Pernah Belum Pernah
Punya Tidak Punya
Skala Semantik Diferensial
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap tidak dalam bentuk pilihan ganda atau
checklist, tetapi tersusun dari sebuah garis kontinuem dimana nilai yang sangat
negatif terletak disebelah kiri sedangkan nilai yang sangat positif terletak disebelah
kanan .
Contoh:
Bagimana tanggapan saudara terhadap pelayanan dirumah
sakit ini ?
1. 5.
Sangat Buruk Sangat Baik
Skala Rating
Dalam skala rating data yang diperoleh adalah data kuantitatif
kemudian peneliti baru mentranformasikan data kuantitatif tersebut
menjadi data kualitatif.
Contoh:
Kenyaman ruang loby Bank CBA:
5 4 3 2 1
2. Skala Ordinal
3. Skala Interval
4. Skala Rasio
Tipe Data
Order Interval Origin
Nominal none none none
Contoh:
1. Skala Pada Termometer
2. Skala Pada Jam
3. Skala Pada Tanggal
Skala Rasio
Adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk
menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval
antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang
mutlak .
Contoh:
1. Berat Badan
2. Pendapatan
3. Hasil Penjualan
Unit Analisis
(tingkat agregasi data)
Individu
Dyads, triads
Group
Organisasi
Industri
Kultur
Level Analisis
Individu
Organisasi
METODE SAMPLING
Mengapa melakukan penarikan sampel?
Bilamana populasi (relatif) besar
Satu kasus susah digunakan sebagai basis generalisasi karena
banyaknya variasi dalam suatu populasi. Contoh: persepsi tiga orang
buta yang memegang gajah.
Bilamana penelitian terhadap populasi membutuhkan biaya yang
besar, dengan sampel dapat mengurangi biaya;
Bilamana penelitian terhadap populasi membutuhkan waktu yang
lama; dengan sampel waktu penelitian dapat dipercepat;
Bilamana penelitian terhadap populasi membutuhkan tenaga yang
banyak; dengan sampel tenaga yang terlibat lebih sedikit;
Pada intinya penarikan sampel dilakukan untuk menjamin fisibilitas
Istilah di dalam Metode Sampling
Elements (satuan terkecil) adalah unit (bisa berupa individu,
kelompok, organisasi) dimana data akan diukur (diteliti).
Secara umum, unit ini merupakan unit analisis yang
disesuaikan dengan tujuan survey atau penelitian.
Sampling unit (unit sampel) adalah suatu satuan (terdiri dari
satu atau lebih elements) dan digunakan sebagai dasar penarikan
sampel.
Populasi adalah keseluruhan unit sampel pada batasan
tertentu (universe), dimana karakteristiknya akan diteliti atau
diperkirakan.
Sampling frame (kerangka sampel) adalah daftar dari unit
sampel yang berada dalam populasi yang akan dipakai sebagai
dasar penarikan sampel.
Unit observasi adalah unit yang dipergunakan sebagai sumber
data, umumnya di dalam penelitian kuantitatif dinamakan
responden dan di dalam penelitian kualitatif disebut informan.
POPULASI
Representatif Fisibilitas
SAMPEL
Probability sampling
KEKURANGAN:
Kerangka sampel masing-masing lapisan diperlukan atau
harus tersedia urutan dari populasi
Biaya (transportasi) besar jika populasi terhampar pada
wilayah yang luas
Stratified random sampling (3)
PENGGUNAAN:
Jika populasi heterogen dan dapat dibuat lapisan,
dimana masing-masing lapisan homogen
Populasi tidak terhampar secara luas
Jika persoalan penarikan sampel berbeda pada
setiap lapisan
Cluster sampling (1)
Simple random sampling dan stratified random
sampling berasumsi ada sampling frame, yaitu daftar
lengkap dari anggota populasi. Kalau tidak ada?
Cluster sampling bisa digunakan.
Populasi dibagi-bagi menjadi sekelompok (gerombol)
yang disebut clusters, biasanya berdasarkan
pembagian alami seperti lokasi, golongan
sosioekonomi, dsb.
masing-masing gerombol dapat menggambarkan
keadaan populasi
Cluster sampling (2)
Jika cluster berupa wilayah (area), ada yang menyebut
area sampling
Berbeda dengan stratified: stratified mengambil sampel
dari tiap strata, cluster sampling tidak mengambil sampel
dari tiap cluster, tetapi memilih cluster sebagai sampel.
Jika semua anggota cluster menjadi sampel single-
stage cluster sampling. Jika suatu cluster terdiri dari
clusters lagi dan sampel diambil dari clusters di
bawahnya multistage cluster sampling.
Primary sampling units secondary sampling units dst.
Cluster sampling (3)
Kurang akurat dibandingkan dengan simple random
sampling atau stratified random sampling untuk jumlah n
yang sama.
Akurasi dapat ditingkatkan dengan mengambil sampel dari
cluster-cluster lain.
KEBAIKAN:
Tidak diperlukan kerangka sampel yang berkait dengan
elements, tetapi diperlukan kerangka sampel yang berkait
dengan cluster (misal RT, RW, Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota, Provinsi)
Biaya pendaftaran anggota populasi dapat berkurang
Biaya transportasi berkurang
Cluster sampling (4)
Kurang akurat dibandingkan dengan simple random sampling
atau stratified random sampling untuk jumlah n yang sama.
Akurasi dapat ditingkatkan dengan mengambil sampel dari
cluster-cluster lain.
KEKURANGAN:
Cara analisis data sukar
Biaya analisis data bertambah
PENGGUNAAN:
Populasi dapat membentuk cluster, umunya terkait dengan
wilayah administratif atau geografis
Populasi dibagi menjadi cluster, bila anggota populasi berbeda-
beda sifatnya sesuai dengan yang diselidiki.
Multi-stage sampling (1)
Penarikan sampel bertahap, pemilihan sampel dilakukan dua
tahap atau lebih.
Mula-mula populasi dibagi atas unit sampel (umunya berupa
cluster) untuk pemilihan tahap pertama
kemudian satuan- satuan terpilih pada tahap pertama dibagi lagi
atas satuan (unit sample) untuk pemilihan tahap kedua, dan
seterusnya sampai dengan beberapa tahap penarikan sampel
dan kemudian dihentikan.
Simple random samping atau Cluster Sampling juga bisa
diterapkan pada setiap tahap,
Bahkan nonprobablity sampling khususnya yang tidak pada
tahap akhir. Perlu diketahui bahwa untuk setiap tahap bisa
menggunakan teknik sampling yang sama, dan juga bisa
berbeda
Multi-stage sampling (2)
KEBAIKAN:
(1) Biaya transportasi rendah
(2) Pelaksanaannya mudah
KEKURANGAN:
Bila unit-unit tahap pertama (sebelumnya) tidak berukuran
sama, maka penggunaannya sukar
Penarikan sampel ini memerlukan banyak perencanaan yang
harus dilakukan sebelumnya.
PENGGUNAAN:
Jika populasi meliputi wilayah yang luas
Jika daftar populasi yang terkait dengan elements tidak tersedia
secara lengkap dan teliti, dan yang tersedia gugusan (unit)
yang lebih besar.
Sample size (1)
DESKRIPSI MEAN
Z2 2
- Besar populasi tidak diketahui: n
d2
N Z2 2
- Besar populasi (N) diketahui: n
N d 2 Z2 2
N
Atau formula Slovin: n
1 N e 2
N Z2 pq
n
- Besar populasi (N) diketahui: N d 2 Z2 pq
(b). Apabila tidak ada informasi sama sekali mengenai populasi, maka
besar sampel dapat ditentukan secara proporsional terhadap populasi,
misalnya 2, 5, 10, atau 50 % dari besar populasi (N).
Sikap Sikap
penolakan acuh
Analisis regresi
Regresi: upaya mempelajari hubungan antar variabel, dan tidak pernah
mempermasalahkan mengapa hubungan tersebut ada (atau tidak ada) dan juga
apakah hubungan antara Y dengan X dikarenakan oleh X-nya itu sendiri atau
faktor-faktor lain.
Bilamana variabel yang terlibat lebih dari dua (banyak variabel), di dalam
analisis regresi juga tidak pernah dipermasalahkan struktur hubungannya,
dimana semua variabel bebas dianggap berpengaruh langsung terhadap
variabel tergantung.
SIKAP
PENOLAKAN
T INGKAT
DENDA KEPAT UHAN
PERILAKU
PENOLAKAN
Analisis dengan Path
Kepuasan
P. Karir
KINERJA
Terima Kasih
ANALISIS JALUR
( PATH ANALYSIS )
ILUSTRASI 1
SIKAP
PENOLAKAN
T INGKAT
DENDA KEPAT UHAN
PERILAKU
PENOLAKAN
Analisis korelasi
Sikap Sikap
penolakan acuh
Analisis regresi
Regresi: upaya mempelajari hubungan antar variabel, dan tidak pernah
mempermasalahkan mengapa hubungan tersebut ada (atau tidak ada) dan juga
apakah hubungan antara Y dengan X dikarenakan oleh X-nya itu sendiri atau
faktor-faktor lain.
Bilamana variabel yang terlibat lebih dari dua (banyak variabel), di dalam
analisis regresi juga tidak pernah dipermasalahkan struktur hubungannya,
dimana semua variabel bebas dianggap berpengaruh langsung terhadap
variabel tergantung.
SIKAP
PENOLAKAN
T INGKAT
DENDA KEPAT UHAN
PERILAKU
PENOLAKAN
ILUSTRASI 2
Suatu penelitian berbentuk survey (observasional) bertujuan
ingin menguji model pengaruh beberapa variabel terhadap
variabel kinerja karyawan (telah dibahas pada analisis faktor)
Kepuasan
Motivasi Kinerja
Loyalitas
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS
PATH (1)
PERTAMA (PERANCANGAN MODEL)
Merancang model berdasarkan konsep dan teori.
Misal, secara teoritis :
Variabel Motivasi berpengaruh terhadap Kepuasan dan
Loyalitas.
Loyalitas dipengaruhi oleh Kepuasan.
Variabel Kepuasan dan Loyalitas berpengaruh terhadap
Kinerja.
Berdasarkan hubung-hubungan antar variabel secara
teoritis tersebut, dapat dibuat model HIPOTETIK
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS
PATH (1)
KONSTRUKSI DIAGRAM JALUR
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS
PATH (1)
KONVERSI DIAGRAM JALUR KE PERSAMAAN
e1 e2 e3 e4 e5 e6
1 1 1 1 1 1
1
d1 x1.1 x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 x2.6
1
1
d2 x1.2
Kepuasan 1 1
1 1
d3 x1.3 u2
1
d4 x1.4
1
d5 x1.5
1 P.Karier
d6 x1.6
1
d7 x1.7
1
d8 x1.8 1
1 u3
d9 x1.9 1
1
d10 x1.10 Kinrja
1
Y = 0 + 1 X 1 + 2 X 2
X1 = Peng. Karir, X2 = Kepuasan dan Y = Kinerja Karyawan
P. Karir
KINERJA
Karyawan
Kepuasan
Permasalahan :
(1) Struktur hubungan antar variabel dipaksakan bersifat langsung
(2) Analisis Regresi dapat diterapkan bilamana data yang tersedia
adalah data dari variabel (observable variable) dan bukan data dari
indikator
Analisis dengan Path
Kepuasan
P. Karir
KINERJA
Permasalahan :
(1) Variabel bersifat unobservable
(2) Analisis Path hanya pada model REKURSIF
STRUCTURAL EQUATION MODELING
Kepuasan
P. Karir
KINERJA
Structural Model atau Path Analysis 1
1 x2.1 e1
d1 x1.1 1 1
x2.2 e2
1 1
d2 x1.2 x2.3 e3
Kepuasan 1
1 1 x2.4 e4
d3 x1.3 1
1 x2.5 e5
d4 x1.4 1
x2.6 e6
1
d5 x1.5
1 P.Karier
d6 x1.6
1
d7 x1.7
1
d8 x1.8 1
1 x3.1 e7
d9 x1.9 1 1
x3.2 e8
1 1
d10 x1.10 x3.3 e9
Kinrja 1
x3.4 e10
1
x3.5 e11
1
x3.6
Factor Analysis (Measurement Model) e12
Measurement Model Measurement Model
- Structural Model (A. Regresi)
Variabel Exogen Variabel Endogen
- Path Analysis
(Confirmatory Factor (Confirmatory Factor
Analysis) Analysis)
VALIDITAS INSTRUMEN
Koefisein korelasi antara skor suatu indikator dengan skor total positif dan
lebih besar 0.3 : valid (validitas kriteria) Masrun (1979)
SEM : - Validitas setiap indikator ditunjukkan oleh
- Validitas unidimensionalitas, GFI 0.9
RELIABILITAS INSTRUMEN
Alpha Cronbach, 0.6 : reliabel (konsistensi internal) (Malhotra,1996)
SEM : Reliabilitas setiap indikator ditunjukkan oleh 1 - untuk variabel
exogen dan 1 - untuk variabel endogen
Reliabilitas Setiap Variabel : construct reliability dan everage
variance extracted
LANGKAH-LANGKAH SEM
Evaluasi Goodness-of-fit
Kepuasan
Karir
Kinerja
Dapat dengan mudah dipahami bahwa variabel karir, kepuasan, dan kinerja
merupakan variabel yang bersifat unobservable. Untuk mengukur variabel-
variabel tersebut dikembangkan indikator sebagai variabel manifest :
Karir : X1.1, X1.2, X1.3, X1.4, X1.5, X1.6, X1.7, X1.8, X1.9 dan X1.10
Kepuasan : X2.1, X2.2, X2.3, X2.4, X2.5, dan X2.6
Kinerja : X3.1, X3.2, X3.3, X3.4, X3.5, dan X3.6
X2.1
X2.2
X1.1
X2.3
X1.2 Kepuasan
X2.4
X1.3
X2.5
X1.4
X2.6
X1.5
Karir
X1.6 X3.1
X1.7 X3.2
X1.8 X3.3
Kinerja
X1.9 X3.4
X1.10 X3.5
X3.6
Konversi Diagram Path ke Persamaan
atau :
Solusi :
- umumnya karena under identified
- berikan kendala
- koefisien model dibuat fix
- hati-hati menjadi over identified
ASUMSI SEM
- Parameter Lamda;
- Parameter Delta dan Epsilon;
- Parameter Beta;
- Parameter Gama
menggunakan t-test, H0 : parameter = 0 VS H1 : parameter 0
Interpretasi
SEM juga dapat digunakan untuk pengujian model baik yang bersifat
menguji ulang suatu konsep ataupun pengujian terhadap suatu model yang
akan dikembangkan, menggunakan theory triming.
Sample Size
Pedoman Umum :