Kuantitatif
Topik Pembahasan
1. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif
2. Filosofis Penelitian Kuantitatif
3. Karakteristik Penelitian Kuantitatif
4. Jenis Metode Penelitian Kuantitatif
5. Penerapan Penelitian Kuantitatif
6. Perbandingan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
7. Kerangka Penelitian Kuantitatif
8. Contoh Penelitian Kuantitatif
1.
Pengertian Metode Penelitian
Kuantitatif
“
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
2.
Filosofis Penelitian Kuantitatif
• Positivisme
Tiga tingkatan cara berpikir manusia dalam berhadapan dengan
alam semesta
Metode kuantitaf yang dimaksud dalam makalah ini adalah metode survey dan eksperimen. Metode kuantitatif digunakan
apabila:
✘Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang
seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan
pelaksanaan.
✘Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
✘Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain.
✘Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitiannya.
✘Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur.
✘Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.
✘
Kompetensi Peneliti Kuantitatif
Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang akan diteliti.
✘ Mampu melakukan analisis masalah secara akurat sehingga dapat ditemukan masalah penelitian pendidikan yang betul-betul masalah.
✘ Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian.
✘ Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif, seperti metode survey, ekperimen, action research, expost facto, evaluasi dan R&D.
✘ Memahami teknik-teknik sampling, seperti probabiliti sampling dan nonprobabiliti sampling, dan mampu menghitung dan memilih jumlah sampel yang representatif dengan
sampling error tertentu.
✘ Mampu menyusun instrumen baik tes maupun non tes untuk mengukur berbagai variabel yang diteliti, mampu menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
✘ Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara observasi, dan dokumentasi. (Bila pengumpulan data dilakukan oleh tim, maka harus mampu
mengorganisasikan tim peneliti dengan baik)
✘ Mampu menyajikan data, menganalisis data secara kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.
✘ Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil pengujian hipotesis. (Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil
penelitian ke pihak-pihak yang terkait)
✘ Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah. (Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas)
Proses Penelitian Kuantitatif
Fenomelogisme dan verstehen dikaitkan dengan pemahaman Logika positivisme:”Melihat fakta atau kasual fenomena sosial dengan
perilaku manusia dari frame of reference aktor itu sendiri sedikit melihat bagi pernyataan subyektif individu-individu”
Subyektif Obyektif
Dekat dengan data:merupakan perspektif “insider” Jauh dari data: data merupakan perspektif “outsider”
Grounded, orientasi diskoveri, eksplorasi, ekspansionis, deskriptif, Tidak grounded, orientasi verifikasi, konfirmatori, reduksionis, inferensial
dan induktif dan deduktif-hipotetik
Valid: data “real, “rich, dan “deep” Reliabel:data dapat direplikasi dan “hard”
Holistik Partikularistik
1. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel pengawasan (X) mempunyai rentang skor teoritik antara 8 - 40 dan rentang skor empiric
(R) antara 17 - 29, dengan rata-rata (M) = 23,7 simpangan baku (SD) = 4,46, median (me) = 24, dan modus (Mo) = 21. Dengan
menggunakan kelas interval (bki) sebanyak 3 kelas dan 3 kategori, dengan panjang interval (P) sebesar 4, maka selanjutnya dapat
disusun distribusi frekuensi skor variabel Pengawasan (X1)
Distribusi tabel menunjukkan bahwa sebaran skor variabel pengawasan berada pa kelas interval 21-24 dengan jumlah frekuensi
sebanyak 13 responden atau 43,3% dari 30 responden. Realitas ini menunjukkan bahwa hampir separuh dari responden menyatakan
bahwa penerapan fungsi pengawasan oleh pimpinan pada Kantor Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara berada pada kategori
“sedang” cenderung “tinggi”. Hal ini diindikasikan dengan skor rata-rata variabel pengawasan mencapai 23.7 atau sebesar ± 78.9 % dari
skor maksimum teoritik sebesar 40
Hasil dan Pembahasan
Variabel Disiplin Kerja Pegawai
2. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel pengawasan (Y) mempunyai rentang skor teoritik antara 8 - 40 dan
rentang skor empiric (R) antara 17 - 30, dengan rata-rata (M) = 25 simpangan baku (SD) = 3,86, median (me) = 25,5, dan
modus (Mo) = 30. Dengan menggunakan kelas interval (bki) sebanyak 3 kelas dan 3 kategori, dengan panjang interval
(P) sebesar 5, maka selanjutnya dapat disusun distribusi frekuensi skor variabel Pengawasan (X1)
Distribusi tabel menunjukkan bahwa sebaran skor variabel Disiplin kerja pegawai berada pada kelas interval 22- 26
dengan jumlah frekuensi sebanyak 13 responden atau 43,3% dari 30 responden. Hal ini mengindikasikan bahwa Disiplin
kerja pegawai berada pada kategori “sedang” atau “menengah”
Hasil dan Pembahasan
Pengaruh Penerapan Fungsi Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja
3. Setelah dilakukan analisis dengan menerapkan rumus korelasi product moment atau korelasi sederhana dari rPearson dan dibantu
dengan program SPSS versi 12.0 for windows, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.788.
Uji signifikansi dengan cara mngkosultasi nilai koefisien korelasi hasil penelitian (r-hitung) dengan nilai r-tabel, ternyata sangat
signifikan pada taraf uji 1 %, dimana rhitung = 0.788 jauh lebih besar dari rtabel = 0.463 pada taraf signifikansi 1 % dengan dk =
30. Jadi koefisi korelasi sebesar 0 adalah sangat signifikansi dan dapat diberlakukan untuk populasi yang berjumlah 30 orang
dengan taraf kesalahan 1 %. Ini berari dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0.788
antara penerapan fungsi pengawasan dengan disiplin kerja peawai, khususnya pada Kantor Kecamatan Galela Kabupaten
Halmahera Utara.
Koefisien korelasi sebesar 0.788 tersebut kemudian dikuadratkan untuk mendapatkan harga koefisien determinasi atau koefisien
penentu (r2) yaitu sebesar 0.620. hal ini bermakna bahwa variasi yang terjadi pada variabel disiplin kerja pegawai sebesar ± 62 %
ditentukan oleh variasi yang terjadi pada variabel penerapan fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja pegawai 62 %, sedangkan
sisanya sebesar 38 % ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil dan Pembahasan
Setelah diketahui adanya korelasi positif antara penerapan fungsi pengawasan dengan disiplin kerja pegawai,
maka selanjutnya dilakukan analisis regresi sederhana untuk melihat kecenderungan pola hubungan fungsional
3. antara kedua variabel sekaligus menguji hipotesis penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya.
Dari hasil uji kergaman regresi sederhana, diperoleh rhitung = 45,722 ternyata jauh lebih besar bila disbanding
dengan rtabel = 7.64 pada taraf signifikansi 1 % dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 28. Hal ini ditafsirkan
bahwa variabel penerapan fungsi pengawasan berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja. Dengan demikia,
hipotesis “Penerapan fungsi pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja pagawai pada
kantor kecamatan Galela kabupaten Halmahera utara” secara empiric dapat diterima keberlakuannya pada tingkat
kepercayaan 99%.
Untuk mengetahui keberartia koefisien regresi b dan kostanta a, digunakan statistic “t”
Hasil dan Pembahasan
Hasil uji statistic diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi b, ternyata sangat siginfikan pada taraf uji 1
%,sedangkan koefisien konstanta a tidak signifikan walaupun pada taraf uji 5%. Hal ini mengindikasikan
3. koefisien regresi menunjukkan signifikan bahwa baik uji model regresi maupun keberartian koefisien regresi
menunjukkan signifikansi pengaruh penerapan fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja pagawai.
Hal ini berarti bahwa naik turunya disiplin kerja pegawai karena pengaruh penerapan fungsi pengawasan dapat
diprediksi melalui persamaan regresi tersebut. Persamaan Ý = 4.073 + 0.884(30) = 30,59. Ternyata jika penerapan
fungsi pengawasan ditingkatkan hingga maksimal (30), maka disiplin kerja pegawai akan naik dari rata-rata 25
menjadi 30,59. Dengan demikian dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa apabila penerapan fungsi pengawasan
ditingkatkan sampai maksimal (100%), maka disiplin kerja pegawai akan mengalami peningkatan melebihi 100%.
Hal ini diindikasikan pula dengan harga koefisien kostanta a yang hanya sebesar 4.073, yag berarti bahwa tanpa
diterapkannya fungsi pengawasan oleh pimpinan, maka disiplin kerja pegawai hanya sebesar 4.073 atai 13.57%.
Studi Kasus 2
Tingkat kehadiran kerja beberapa karyawan KPU Kabupaten Grobogan rendah. Di samping itu,
ada beberapa karywan yang mengajukan mutasi atau pindah ke instansi lain, beban kerja pegawai
pada waktu-waktu tertentu rendah, motivasi kerja pegawai rendah, dan adanya dualisme
kepemimpinan di KPU Kabupaten Grobogan. Keadaan ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja
pegawai rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai, tetapi dalam
penelitian hanya diarahkan pada faktor kepemimpin, lingkungan kerja dan motivasi. Selanjutnya
dalam penelitian ini dirumuskan masalah penelitian: Adakah hubungan antara kepemimpinan,
lingkungan kerja dan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan KPU Kabupaten Grobogan ?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan KPU Kabupaten
Grobogan.
1. Untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan KPU Kabupaten
Grobogan.
Untuk menmgetahui hubungan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan KPU Kabupaten Grobogan
2.
3.
Metodologi Penelitian
(Metode, Variabel, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data,
dan Teknik Analisis Data)
a. Koefesien Determinasi
Digunakan untuk mengetahui berapa persen ( % ) besarnya pengaruh variabel bebas
( X1, X2 dan X3 ) secara bersama sama mempengaruhi variabel terikat ( Y ) ,
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Hasil dan Pembahasan
Analisa Rank Kendal
1. Koefisien korelasi hubungan kepemimpinan dengan kepuasan kerja sebesar 0,657 dan bertanda positif, maka kepemimpinan
berhubungan positif terhadap kepuasan kerja. Dengan demikian, apabila kepemimpinan membaik maka kepuasan kerja pegawai
membaik.
2. Koefisien korelasi hubungan motivasi dengan kepuasan kerja sebesar 0,646 dan bertanda positif, maka motivasi berhubungan
positif terhadap kepuasan kerja. Dengan demikian, apabila motivasi kerja pegawai membaik maka kepuasan kerja pegawai
membaik.
3. Koefisien korelasi hubungan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja sebesar 0,637 dan bertanda positif, maka lingkungan kerja
berhubungan positif terhadap kepuasan kerja. Dengan demikian, apabila lingkungan kerja membaik maka kepuasan kerja pegawai
membaik.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data nilai Koefisien Konkordansi Kendall sebesar 0,164 dengan Chi-
Square (X2 ) sebesar 10,301 dan df = 3. Oleh karena nilai X2 -tabel pada df=3 dengan tingkat
signifikan 0,05 adalah 7,815 maka hubungan antara kepemimpinan (X1), lingkungan kerja (X2) dan
motivasi (X3) dengan kepuasan kerja (Y) adalah signifikan karena X2 -hitung lebih besar dari X2 -
tabel (10,301>7,815).
Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian ini nilai koefisien determinasi (R²) menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel
kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan kerja secara bersama-sama mempengaruhi variabel kepuasan kerja.
Nilai R² berkisar antara 0-1. Semakin besar R² berarti semakin besar variabel kepemimpinan, motivasi, dan
lingkungan kerja secara bersama-sama mempengaruhi kepuasan kerja pegawai KPU Kabupaten Grobogan.
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai Koefisien Determinasi (R2) sebesar 0,90. Artinya, Apabila
terjadi perubahan pada kepuasan kerja maka 90 % dipengaruhi pengaruh variabel kepemimpinan, lingkungan
kerja dan motivasi secara bersama-sama. Sedangkan yang 10 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar
variabel kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan kerja.
Daftar Pustaka
“
✘ Sholihah, Qomariyatus. 2019. Metodologi Penelitian. Malang: UB Press.
✘ Gosango, Linda. 2013. Pengaruh Penerapan Fungsi Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja
Pegawai Pada Kantor Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Administrasi
Publik UNSRAT, Vol.1 ,No.2.
✘ https://www.gurupendidikan.co.id/metode-penelitian-kuantitatif/
✘ https://slideplayer.info/slide/2982700/
thanks!
Any questions?
You can find me at
ardiawardeekemenpora@gmail.com