“ INTERPROFESSIONAL COLLABORATION “
Oleh :
KELOMPOK 2
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami diberi kemudahan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Shalawat beriring salam tak lupa pula kita curahkan kepada baginda kita tercinta
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita kealam yang penuh ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang telah ditetapkan oleh
Bapak Dr. Muslim Suardi, M.Si, Apt., selaku dosen pengampu mata kuliah Pengkajian Resep
dan Dispensing juga untuk melatih mahasiswa dalam proses pembuatan makalah.
Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
baik dalam memberikan ide-ide dan gagasan-gagasan sehingga makalah ini dapat tersusun
dengan baik. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Muslim Suardi, M.Si,
Apt., yang telah membimbing dan membina kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan kami serta para pembaca
mengenai topik yang kami bahas, peran farmasis dalam penyalahgunaan obat, secara
mendalam. Namun, terlepas dari itu semua kami tentu sangat menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.
Tim Penyusun,
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..7
3.2 Saran………………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...8
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip ini lebih mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pasien. Pasien dan
keluarga merupakan pemberi keputusan dalam masalah kesehatannya.
Kepercayaan dan berperilaku sesuai dengan kode etik dan menghargai satu sama lain.
Pemimpin yang baik dalam pengambilan keputusan terutama dalam kasus yang
bersifat darurat.
Salah satu faktor yang menghambat pelaksanaan kolaborasi interprofesi adalah karena
buruknya komunikasi antar profesi (Setiadi, 2017). Komunikasi dalam pelaksanaan IPC
juga merupakan unsur penting dalam peningkatan kualitas perawatan dan keselamatan
pasien (Reni, A 2010).
Terdapat beberapa bentuk atau jenis kolaborasi tim kesehatan secara umum yang dapat
terjadi, seperti:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kesadaran terhadap hambatan terbentuknya kerjasama yang efektif harus
ditekankan pada setiap anggota tim sehingga dapat tercipta model integrasi dalam system
pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Morgan, S., Pullon, S., McKinlay, E., 2015. Observation of interprofessional collaborative
practice in primary care teams: an integrative literature review. Int. J. Nurs. Stud. 52
(7), 1217–1230.
Reni, Arya; Yudianto, dkk. (2010). Efektifitas Pelaksanaan Komunikasi dalam Kolaborasi
Antara Perawat dan Dokter di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sumedang.
Jurnal unpad.ac.id/mku/article. Vol. 12, No. 1 Maret 2010– September 2010 Hal 36.
Thistlethwaite, J., & Moran, M. (2010). Learning outcomes for interprofessional education
(IPE):Literature review and synthesis. Journal of Interprofessional Care, 24(5), 503–
513. https://doi.org/10.3109/13561820.2010.483366.