Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Interprofesional Education & Interprofesional Collaboration,Nilai & Etika


Interprofesi
Dosen pengampu : Ns.Muhamad Nur Rahmad,S.Kep.,Ners.,M.Kep.

Disusun Oleh :

Dela Septyana
S22001/S22A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Interprofessional education dan Interprofessional
collaboration”
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar
keperawatan komplementer oleh dosen Ns.Muhamad Nur
Rahmad,S.Kep.,Ners.,M.Kep. Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena
masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika
dan teknik penulisannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. saya berharap makalah
ini dapat bermanfaat, bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Surakarta, 9 Oktober 2022

Dela Septyana

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A . LATAR BELAKANG .............................................................................................. 1
B . RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 2
C . TUJUAN ................................................................................................................... 2
D. MANFAAT ............................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
A . Interprofessional Education ...................................................................................... 3
B . Interprofessional Collaboration ................................................................................. 5
C. Nilai,Etik Antar Profesi .............................................................................................. 7
D. Prinsip Nilai,Etik Antar Profesi ................................................................................. 8
BAB III ............................................................................................................................. 10
PENUTUP ........................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 10
B. Saran ......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A . LATAR BELAKANG
Di era kemajuan ilmu kesehatan saat ini, pendidikan merupakan suatu hal yang
penting dalam mengembangkan kualitas pelayanan kesehatan, berdasarkan hal
tersebut maka untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakan perlunya sistem
pendidikan yang bermutu dan mempunyai orientasi pada ilmu pengetahuan yang
berkembang pesat seperti saat ini (Febriyani, 2014). Peningkatan permasalahan
pasien yang kompleks membutuhkan keterampilan dan pengetahuan dari beberapa
tenaga profesional (Keshikaran et al., 2014). Oleh karena itu kerja sama dan
kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kepuasan pasien dalam melakukan pelayanan kesehatan.
IPC merupakan wadah kolaborasi efektif untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada pasien yang didalamnya terdapat profesi tenaga kesehatan
meliputi dokter, perawat, farmasi, ahli gizi, dan fisioterapi (Health Professional
Education Quality (HPEQ), 2011). Sedangkan IPE merupakan proses satu
kelompok mahasiswa yang berhubungan dengan kes ehatan yang memiliki latar
belakang jurusan pendidikan yang berbeda melakukan pembelajaran bersama
dalam masa pendidikan dengan berinteraksi untuk mencapai tujuan yang penting
dengan berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehablitatif (WHO,
2010. Department of Human Resources for Health). Perkembangan praktek
interprofesional dan fungsional yang terbaik dapat dicapai melalui pembelajaran
antar professional (Williams et al., 2013). Menurut Luecth et al. (1990) didalam
IEPS (Interdisciplinary Education Perception Scale) diterangkan terdapat empat
komponen persepsi tentang Interprofessional Education yaitu kompetensi dan
otonomi, persepsi kebutuhan untuk bekerja sama, bukti kerjasama yang
sesungguhnya, dan pemahaman terhadap profesi lain.
Kolaborasi dan kerjasama tersebut diharapkan pelayanan kesehatan dapat
berjalan dengan baik dan masalah kesehatan pasien juga bisa terselesaikan dengan
baik. Untuk itu, tim kesehatan perlu menjalin hubungan yang baik dan menyadari
peran dan tanggung jawabnya masing-masing Penatalaksanaan kesehatan oleh tim
kesehatan ini tidak hanya berfokus pada pasien, namun juga pada keluarga pasien
bahkan komunitas masyarakat sehingga masing masing profesi kesehatan memiliki
perannya yang kompleks dan bertanggung jawab yang besar. Walaupun demikian,
setiap profesi tidaklah bekerja sendirian, tenaga kesehatan lainnya sebisa mungkin
saling membantu agar tercil.

1
B . RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan IPE dan IPC?
2. Apa saja manfaat dan langkah-langkah IPE dan IPC?
3. Apa saja tujuan dari IPE dan IPC?
4. Apa yang dimaksud nilai etik interprofesi?

C . TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari IPE dan IPC
2. Mengetahui manfaat dan langkah-langkah IPE dan IPC
3. Mengetahui tujuan dari IPE dan IPC
4. Mengetahui apa itu etika
5. Mengetahui nilai etika yang berhubungan dengan interprofessional

D. MANFAAT
Diharapkan dari pembuatan makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber
bacaan dan literatur bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A . Interprofessional Education
1.Pengertian Interprofessional education (IPE)
Center for the Advancement of Interprofessional Education
(CAIPE,2002)menyebutkan, IPE terjadi ketika dua atau lebih profesi kesehatan
belajar bersama, belajar dari profesi kesehatan lain, dan mempelajari peran masing-
masing profesikesehatan untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kualitas
kesehatan. IPEadalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau
lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan
dan pelaksanaannyadapat dilakukan dalam smua pembelajaran, baik itu tahap
sarjana maupun tahap pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga kesehatan yang
profesional (Lee etal,2009). IPE adalah metode pembelajaran yang interaktif,
berbasis kelompok, yangdilakukan dengan menciptakan suasana belajar
berkolaborasi untuk mewujudkan praktik yang berkolaborasi, dan juga untuk
menyampaikan pemahaman mengenaiinterpersonal, kelompok, organisasi dan
hubungan antar organisasi sebagai proses profesionalisasi (Clifton et al,2006).
Sebuah rekomendasi dari WHO (2010) yang bertema “Framework For
ActionOn Interprofessional Education & Collaborative Practice” menjelaskan
bahwa IPEmerupakan strategi pembelajaran inovatif yang menekankan pada
kerjasama dankolaborasi interprofesi dalam melakukan proses perawatan untuk
meningkatkankualitas pelayanan kesehatan pasien. Lebih jauh WHO (2010)
menjelaskan bahwakerjasama interprofesi merupakan kemampuan yang harus
selalu dipelajari dan dilatihmelalui IPE. Kemampuan kerjasama interprofesi yang
baik dapat dilihat darikemampuan mahasiswa untuk menjadi team leader dan
mampu mengatasi hambatandalam kerjasama interprofesi. Topik dan konten yang
dapat dipelajari dalam IPEmeliputi epidemiologi, promosi kesehatan, keterampilan
klinis, pengambilankeputusan klinik, rencana perawatan, analisis kritis, etik,
komunikasi, patient safetydan lain-lain. Dengan pengalaman pembelajaran IPE ini
mahasiswa akan dapat saling bertukar pengalaman tentang pengetahuan,
keterampilan terkait peran dan tugasmasingmasing profesi dalam menangani pasien
sehingga akan muncul sikap salingmenghargai antar profesi yang nantinya akan
meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien. Praktek kolaborasi antar profesi di
definisikan sebagai beragam profesi yang bekerja bersama sebagai satu tim yang
memiliki tujuan untuk meningkatkankesehatan pasien/klien dengan saling mengerti
baatasan yang

3
ada pada masing-masing profesi kesehatan. Interprofessional Collaboration (IPC)
adalah proses dalammengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang
efektif antara pelajar, praktisi, klien, keluarga dan masyarakat untuk
mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
2. Kesehatan dan langjah-langkah IPE
World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di 42 negara
tentang dampak dari penerapan praktek kolaborasi dalam dunia kesehatan
menunjukkan hasil bahwa praktek kolaborasi dapat meningkatkan keterjangkauan
serta koordinasi layanan kesehatan, penggunaan sumber daya klinis spesifik yang
sesuai, outcome kesehatan bagi penyakit kronis, dan pelayanan serta keselamatan
pasien. WHO (2010) juga menjelaskan praktek kolaborasi dapat menurunkan
komplikasi yang dialami pasien, jangka waktu rawat inap, ketegangan dan konflik
di antara pemberi layanan (caregivers), biaya rumah sakit, rata-rata clinical
error,dan rata-rata jumlah kematian pasien. Framework for Action on
Interprofessional Education & Collaborative Practice, WHO (2010) menjelaskan
IPE berpotensi menghasilkan berbagai manfaat dalam beberapa aspek yaitu
kerjasama tim meliputi mampu untuk menjadi pemimpin tim dan anggota tim,
mengetahui hambatan untuk kerjasama tim; peran dan tanggung jawab meliputi
pemahaman peran sendiri. tanggung jawab dan keahlian, dan orang-orang dari jenis
petugas kesehatan lain, komunikasi meliputi pengekspresikan pendapat seseorang
kompeten untuk rekan. mendengarkan anggota tim; belajar dan refleksi kritis
meliputi cermin kritis pada hubungan sendiri dalam tim, mentransfer IPE untuk
pengaturan kerja; hubungan dengan pasien, dan mengakui kebutuhan pasien
meliputi bekerja sama dalam kepentingan terbaik dari pasien, terlibat dengan
pasien, keluarga mereka, penjaga dan masyarakat sebagai mitra dalam manajemen
perawatan: praktek etis meliputi pemahaman pandangan stereotip dari petugas
kesehatan lain yang dimiliki oleh diri dan orang lain, mengakui bahwa setiap tenaga
kesehatan memiliki pandangan yang samasama sah dan penting. Proses IPE
membentuk proses komunikasi, tukar pikiran, proses belajar, sampai kemudian
menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para pekerja profesi kesehatan yang
berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah atau untuk peningkatan kualitas
kesehatan (Thistlethwaite dan Moran.2010)
Praktik pembelajaran IPE dilaksanakan dengan menerapkan beberapa metode
yang sudah ada atau telah diterapkan di Negara lain, dimulai dengan diberikannya
suatu masalah kepada mahasiswa yang akan melakukan IPE yaitu dihadapkan
langsung dengan pasien dengan kasus tertentu kemudian mahasiswa melakukan
peran masing-masing untuk penanganan pasien, kemudian dilakukan diskusi dalam
kelompok atau disebut dengan tutorial untuk membahas manajemen penanganan
kasus pada pasien, sehingga mahasiswa didorong untuk menjelaskan sesuai dengan
disiplin ilmu mereka 11 dan diharapkan hasilnya dapat memberikan tindakan yang
sesuai pada pasien (Modul Kegiatan IPE). Penelitian yang dilakukan oleh Mitchell

4
(2010) menyatakan tentang pengaruh model pembelajaran tutorial yang melibatkan
mahasiswa keperawatan dan kedokteran terhadap peningkatan hasil pendidikan
interprofessional. Hasilnya pembelajaran dengan tutorial efektif untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi interprofessional. Dengan adanya
komunikasi yang baik juga dapat meningkatkan kerjasama interprofessional.
3 . Tujuan Interprofessional Education (IPE)
Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan bebagai
profesi dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerja sama dengan memberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara
efektif (Sargeant, 2009). Implementasi IPE dibidang kesehatan dilaksanakan
kepada mahasiswa dengan tujuan untuk menanamkan kompetensi-kompetensi IPE
sejak dini dengan retensi bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada dilapangan
di harapkan dapat mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan bersama profesinkesehatan yang lain (Buring et al. 2009).

B . Interprofessional Collaboration
1.Pengertian Interprofessional Collaboration (IPC)
The canadian interprofessional health collaborative menyebutkan
interprofessional collaborative adalah kemitraan antara tim penyedia pelayanan
kesehatan dan klien dalam pendekatan kolaboratif dan terkoordinasi partisipatif
untuk pengambilan keputusan bersama seputar masalah kesehatandan
sosial.Praktik interprofessional collaboration telah didefinisikan sebagai proses
yang mencangkup komunikasi dan pengambilan keputusan memungkinkan
pengaruh sinergis dari pengetahuan dan ketrampilan yang dikelompokkan.

Elemen praktik kolaboratif termasuk tanggung jawab, akuntabilitas,


koordinasi, komunikasi, kerjasama, otonomi, saling percaya dan saling
menghormati. Kemitraan inilah yang menciptakan tim interprofesional yang
dirancang untuk bekerja pada tujuan bersama untuk meningkatkan hasil pasien.
interaksi kolaboratif menunjukkan perpaduan budaya profesional Dan tercapai
meskipun berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas
perawatan pasien ada karakteristik penting yang menentukan efektivitas tim,
termasuk anggota yang melihat peran mereka sebagai penting bagi tim komunikasi
terbuka keberadaan otonomi, dan kesetaraan sumber daya, penting untuk dicatat
bahwa kolaboratif interprofessional yang buruk dapat berdampak negatif pada
kualitas perawatan pasien. dengan demikian keterampilan dalam bekerja sebagai
tim interprofessional diperoleh melalui pendidikan interprofessional, penting untuk
perawatan berkualitas tinggi.

5
Guna membentuk suatu team work atau kerjasama tim yang ideal dibutuhkan
kooperasi dan kolaborasi. Kooperasi (kerjasama) berarti bekerja sama dengan orang
lain untuk mencapai tujuan bersama (tetapi bukan tujuan yang semestinya) Contoh
kerjasama yaitu misalnya Anda berkeluarga lalu cara bekerja sama dengan istri
Anda dengan meletakkan pakaian kotor di mesin cuci turut membantu mencuci
piring dan sebagainya.
Lalu apa makna kolaborasi? Kolaborasi dalam bahasa inggris collaboration.
berasal dari kata collaborate yang berarti bekerja antara satu dengan yang lain.
berkooperasi satu sama lain. Menurut kamus besar bahasa indonesia online.
kolaborasi adalah suatu perbuatan berupa kerjasama dengan musuh, teman dan
sebagainya. Menurut Arthur T. Himmelman, kolaborasi berupa pertukaran
informasi, berbagai segala sumber pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas satu
dengan yang lain demi tercapainya tujuan bersama.
Kolaborasi adalah kerjasama yang lebih terfokus pada tugas atau misi biasa
terjadi dalam bisnis, perusahaan atau organisasi lainnya. Misalnya, untuk
menampilkan suatu pentas seni yang luar biasa perlu kolaborasi antara penari,
penyanyi, pemusik, dsb. Kolaborasi adalah proses yang membutuhkan hubungan
dan interaksi antara profesional kesehatan terlepas dari apakah atau tidak mereka
menganggap diri mereka sebagai bagian dari tim. (Kolaborasi kesehatan).

2. Manfaat dan langkah-langkah IPC


World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di 42 negara
tentang dampak dari penerapan praktek kolaborasi dalam dunia kesehatan
menunjukkan hasil bahwa praktek kolaborasi dapat meningkatkan keterjangkauan
serta koordinasi layanan kesehatan, penggunaan sumber daya klinis spesifik yang
sesuai, outcome kesehatan bagi penyakit kronis, dan pelayanan serta keselamatan
passen. WHO (2010) juga menjelaskan praktek kolaborasi dapat menurunkan
komplikasi yang 8 dialami pasien, jangka waktu rawat inap, ketegangan dan konflik
di antara pemberi layanan (caregivers), biaya rumah sakit, rata-rata clinical error,
dan rata-rata jumlah kematian pasien.
3.Tujuan Interprofessional Collaboration
Kegiatan IPC ini membantu rekan professional kesehatan yang
berbeda,meningkatkan kemampuan bekerja sama ,berkomunikasi kepada pasien
,dan saling percaya kepada professionalkesehatan lainnya.

6
C. Nilai,Etik Antar Profesi
1. Pengertian Nilai / Etik Antar Profesi
Etika adalah bagian pokok ilmu kedokteran dan kesehatan, bukan sebagai
pelengkap “Tidak ada satupun tenaga kesehatan yang melakukan tugas profesinya,
yang tidak pernah menghadapi permasalahan atau dilema etika dalam praktiknya”
Oleh karena itu, penting bagi setiap tenaga kesehatan untuk menguasai ilmu Etika.
Etika adalah ilmu yang mempelajari seni berpikir dalam menentukan
argumentasi terhadap tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh seorang
agen.
2. Manfaat Nilai ,Etik dalam Kolaborasi Antar Profesi
Etika profesi pada awalnya terbentuk guna kepentingan kelompok profesi itu
sendiri karena bermula dari pemasalahan-permasalahan yang timbul, dalam
perkembangannya sesuai dengan situasi dan kondisi ilmu pengetahuan filsafat yang
terkait dengan etika maka berkembang menjadi lebih maju sesuai dengan hasil
penelitian empiris yang didukung oleh norma yang ada diperoleh suatu hipotesa
dan sampailah pada hasil akhir profesi guna kepentingan masyarakat dengan
konsekuensi logis etika profesi guna kepentingan masyarakat dengan konsekuensi
logis etika profesi merefleksikan kinerjanya secara etis atas kebutuhan masyarakat.
Etika profesi merupakan bagian dari kebutuhan profesi dalam sistem
pergulatan profesi baik diantara profesi itu sendiri maupun terhadap masyarakat.
Perkembangan masyarakat yang makin majemuk , mengglobal, berkembang maju
baik bidang ekonomi, teknologi, serta bidang yang lain. Komunikasi antar daerah
maupun negara makin cepat membuktikan mobilitas masyarakat makin meninggi
dan tidak terkendali. Seiring dengan hal tersebut maka peran profesi makin
dibutuhkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kualitas dari profesI harus
makin meningkat guna mengimbangi kemajuan jaman serta kuantitas dari
bertambahnya jenis kebutuhan penanganan oleh profesi akibat kemajuan dari
berbagai bidang merupakan tantangan profesi yang harus didukung perangkat etika
profesi yang memadai sebagai suatu tanggung jawab profesi. Tanggung jawab etika
profesi tidak dapat lepas dari manfaat etika profesi. Adapun manfaat etika profesi
dalam perkembangan terdiri dari: berbagai bidang merupakan tantangan profesi
yang harus didukung perangkat etika profesi yang memadai sebagai suatu tanggung
jawab profesi. Tanggung jawab etika profesi tidak dapat lepas dari manfaat etika
profesi. Adapun manfaat etika profesi adalah :

1) Manfaat terhadap diri sendiri.


Penyandang profesi memiliki kesempatan luas untuk mengabdikan diri
demi kepentingan publik.
2) Manfaat terhadap masyarakat.

7
Masyarakat dapat memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhannya
mengingat profesi memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki pihak lain.
3) Manfaat terhadap negara.
Penyandang profesi dapat berperan serta memajukan negara dengan
keahlian bidang tertentu yang dimilikinya. Segala bidang dalam aktifitas
negara saling terkait, apabila segala bidang kehidupan dapat berjalan
dengan maksimal maka mekanisme pembangunan dalam segala bidang
menjadi maju yang berdampak pada kemajuan Negara.
4) Manfaat terhadap hukum.
Negara kita adalah negara hukum dan hukum sebagai panglima yang
tertinggi. Profesi pada bidangnya masing-masing tetap hukum menjadi
panutan bagi profesi sesuai pandangan segala segi kehidupan harus
berpatokan pada hukum yang berlaku. Profesi hukum merupakan profesi
yang terdepan dalam berupaya menegakkan yang berlaku. Profesi hukum
merupakan profesi yang terdepan dalam berupaya menegakkan hukum
berfungsi sebagai panutan bagi profesi selain hukum dan masyarakat.
D. Prinsip Nilai,Etik Antar Profesi
Prinsip Dasar Etika Profesi adalah yang mendasari pelaksanaan Etika
Profesi, yaitu :
1. Prinsip Tanggung Jawab
Tiap-tiap professional itu harus bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan pekerjaan dan juga terhadap hasilnya. Selain itu, professional juga
bertanggungjawab atas dampak yang mungkin terjadi dari profesinya bagi
kehidupan orang lain atau juga masyarakat umum.
2. Prinsip Keadilan
Tiap-tiap professional itu dituntut untuk mengedepankan keadilan
dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam hal tersebut, keadilan itu harus
diberikan kepada siapa saja yang berhak.
3. Prinsip Otonomi
Tiap-tiap professional itu mempunyai wewenang serta juga kebebasan
dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Artinya seorang
professional tersebut berhak untuk dapat melakukan atau tidak melakukan sesuai
dengan mempertimbangkan kode etik.
4. Prinsip Integritas Moral
Integritas moral ini merupakan kualita kejujuran serta prinsip moral
dalam diri seseorang yang dilakukan dengan secara konsisten dalam
menjalankan profesionya. Artinya seorang professional tersebut harus memiliki

8
komitmen pribadi untuk dapat menjaga kepentingan profesi, dirinya, serta juga
masyarakat.
Menurut Damastuti (2007), terdapat tiga prinsip yang harus dipegang dalam
etika profesi, diantaranya adalah :
1. Tanggung Jawab Maksud tanggung jawab disini adalah tanggung jawab
pelaksanaan (by function) serta juga tanggung jawab dampak (by
profession).
2. Kebebasan Maksud kebebasan disini adalah untuk dapat mengembangkan
profesi itu dalam batas-batas aturan yang berlaku didalam sebuah profesi.
3. Keadilan Prinsip keadilan ingin membangun satu kondisi yang tidak
memihak manaun yang memungkinkan untuk ditunggangi pihak-pihak
yang berkepentingan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Interprofessional education merupakan pembelajaran yang efektif dalam
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berkolaborasi dan berkomunikasi
secara efektif dengan tenaga kesehatan yang lain dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang maksimal.
Sedangkan, interprofessional collaboration merupakan salah satu hal yang
sangat diperlukan dalam menangani masalah kesehatan. Elemen praktik kolaboratif
termasuk tanggung jawab, akuntabilitas, koordinasi, komunikasi, kerjasama,
otonomi, saling percaya dan saling menghormati Tanpa adanya kolaborasi dari tim
kesehatan, pengobatan tidak dapat berjalan secara optimal. Dalam kolaborasi tim
kesehatan, masing-masing tenaga kesehatan mempunyai peran dan tanggung
jawabnya masing-masing.

B. Saran
Penulis berharap agar semua mahasiswa keperawatan dapat memahami dan
mendalami materi IPE dan IPC supaya kolaborasi antara petugas kesehatan dapat
berjalan lebih baik untuk keselamatan pasien nantinya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Goodman & Clemow (2010). Nursing and Collaborative Practice : A Guide to
Interprofessional and interpersonal Working. 2nd ed.. Learning
Matters. Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.
(2011).Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional
Education Collaborative.
Siti, Utami dkk.2020. Modul Pembelajaran Interprofessional Education (IPE).
Surabaya: Poltekkes Kemenkes Surabaya.

D’Amour, D.,Ferrada-Videla, M., San Martin Rodriguez, L., and Beaulieu, M-D.
(2005). The conceptual Basis For Interprofessional Collaboration: Core
concepts and theoretical framework.Jurnal of Interprofessional Care,
19(s1), 116-131. http://doi.org/10.1080/13561820500082529

11

Anda mungkin juga menyukai