Disusun Oleh
Kelompok 1:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunianya kepada kita semua, sehingga berkat karunianya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “ Aplikasi Caring Dalam Kehidupan Sehari-Hari Dalam Praktik
Keperawatan Dan Interprofessional Education Dan Interprofessional Collanoration “
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.Dalam penyusunan makalah ini, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas
bagi pembacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk
penulisan makalah selanjutnya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I (PENDAHULUAN).................................................................................................4
BAB II (PEMBAHASAN)..................................................................................................6
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................15
3.2 Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Caring dianggap oleh banyak perawat sebagai aspek penting dalam keperawatan.
Medeleine Leininger (1984) mengemukakan bahwa care merupakan inti dari keperawatan
dan karakteristik yang dominan, khusus, serta tidak terpisahkan dalam keperawatan.
Leininger mengatakan, tidak akan cure tanpa caring, tetapi dapat ada caring tanpa curing. Ia
menekankan bahwa human caring, meski merupakan sebuah fenomena yang universal,
memiliki ekspresi, proses, dan pola yang berbeda antar budaya.
Aplikasi caring menurut Jean Watson (1985 dalam Kozier,2010)meyakini praktik caring,
sebagai pusat keperawatan menggambarkan caring sebagai dasar sebuah kesatuan dan nilai
nilai kemanusiaan yang universal (kebaikan, kepedulian, dan cinta) terhadap diri sendiri dan
orang lain.
Tenaga Kesehatan merupakan tenaga profesional yang memiliki tingkat keahlian dan
pelayanan yang luas dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
yang berfokus pada kesehatan pasien.(Sternert, 2005 dalam Bennett, DKK 2011).tenaga
kesehatan memiliki tuntutan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu di era
global, tenaga kesehatan yang dimaksud adalah perawat, dokter, dokter gigi, bidan, apoteker,
dietisien, dan kesehatan masyarakat (sedyowinarso, DKK 2011).
Model ini berfungsi untuk mempersiapkan tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain dan sistem kesehatan yang kompleks.
(Becker, DKK 2014).Sehingga, strategi pendidikan komunikasi melalui IPE antara perawat
4
dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya dapat membangun budaya komunikasi dan
kolaborasi yang efektif dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Kolaborasi dan kerjasama tersebut diharapkan pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan
baik dan masalah kesehatan pasien juga bisa terselesaikan dengan baik. Untuk itu, tim
kesehatan perlu menjalin hubungan yang baik dan menyadari peran dan tanggung jawabnya
masing-masing. Penatalaksanaan kesehatan oleh tim kesehatan ini tidak hanya berfokus pada
pasien, namun juga pada keluarga pasien bahkan komunitas masyarakat sehingga masing-
masing profesi kesehatan memiliki perannya yang kompleks dan bertanggung jawab yang
besar. Walaupun demikian, setiap profesi tidaklah bekerja sendirian, tenaga kesehatan
lainnya sebisa mungkin saling membantu agar tercipta.
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu defenisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada
kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan
dan dapat diterima oleh pasiennya.Mengapa demikian?Karena sikap terdiri dari berbagai
tingkatan yaitu menerima, merespons, menghargai dan, bertanggung jawab.
Contoh Kasus
Perawat masuk ke kamar klien, beri salam hangat kepada klien sambil menyentuh
pundak klien, lakukan kontak mata, duduk beberapa menit, dan tanyakan tentang apa yang
menjadi pikiran dan perhatian klien, dengarkan cerita klien, lihat cairan intravena yang
tergantung, kaji klien beberapa saat, dan kemudian periksa dan rangkuman tanda vital klien
dalam layar komputer sebelum meninggalkan ruangan.
Contoh di atas menunjukkan perilaku perawat yang lembut, sejalan dengan kontak mata,
keperdulian terhadap masalah klien, dan hubungan fisik mengekspresikan fokus pada
individu merupakan pendekatan yang nyaman.
6
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama
deagan di bawah pemerintahan yang sama. Komunitas di pandang sebagai target pelayanan
kesehatan sehingga di perlukan suatu kerjasama yang melibatkan secara aktif masyarakat
untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk itu dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan yang di berikan perawat komunitas merupakan suatu upaya
esensial atau sangat di butuhkan oleh komunitas, perawat sebagai pemberi pelayanan
kesehatan dan dan klien sebagai penerima pelayanan kesehatan dapat membentuk kerja sama
dan untuk mendorong dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan.
Klien merupakan anggota tetap team kesehatan.Individu dalam komunitas bertanggung jawab
untuk kesehatan sendiri dan harus didorong serta di didik untuk berperan dalam layanan
kesehatan.Di dalam komunitas, perawat tidak bekerja sendiri tapi bekerja secara team.
Contoh kasus
Keluarga tuan Dodi merupakan keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, 2 anak dan
nenek. Nenek sering mengeluh pusing dan kaku di tengkuk.Jika mengeluh pusing nenek
hanya minum obat yang di beli di warung.Nenek dulu pernah periksa di puskesmas dan
didiagnosa hipertensi.Sekarang nenek jarang periksa ke puskesmas karena jarak puskesmas
dan rumah sangat jauh.Peran perawat disini adalah mengkaji data dari nenek dan
keluarganya. Setelah didiagnosa,kemudian memberi informasi tentang tindakan yang akan di
lakukan kepada nenek. Dan juga akan memberikan penyuluhan pendidikan kesehatan. Di
dalam penyuluhan itu perawat menganjurkan nenek dan keluarganya bahwa nenek tidak di
perbolehkan mengkonsumsi garam berlebihan, makanan berlemak, perbanyak makan
mentimun dan buah mengkudu.
7
Kasus tersebut termasuk tingkat kebutuhan yang di perlukan oleh klien yang memerlukannya
untuk di pelajari. Perilaku caring perawat yang di lakukan meliputi mengajarkan klien,
mengarahkan klien, mensuport klien,menyediakan linkungan untuk klien agar dapat tumbuh
dan berkembang.
A. Pengertian Ipe
Pengertian IPE :
1. mendudukan secara bersama mahasiswa dari berbagai profesi kesehatan dalam satu
kelas yang sama.
2. mendatangkan pengajar dari berbagai profesi kesehatan untuk mengajar pada kelas
yang sama.
8
lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan dan
pelakasanaanya dapat dilakukan dalam semua pembelajaran, baik itu tahap sarjana
maupun tahap pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga kesehatan yang
profesional (Lee et al., 2009). IPE adalah metode pembelajaran yang interaktif,
berbasis kelompok, yang dilakukan dengan menciptakan suasana belajar
berkolaborasi untuk mewujudkan praktik yang berkolaborasi, dan juga untuk
menyampaikan pemahaman mengenai interpersonal, kelompok, organisasi dan
hubungan antar organisasi sebagai proses profesionalisasi (Clifton et al., 2006).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Broers (2009) praktek kolaborasi
antar profesi didefinisikan sebagai beragam profesi yang bekerja bersama sebagai
suatu tim yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan pasien/klien dengan
saling mengerti 7 batasan yang ada pada masing-masing profesi kesehatan.
Interprofessional Collaboration (IPC) adalah proses dalam mengembangkan dan
mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar, praktisi,pasien/ klien/
keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanankesehatan.
9
komplikasi yang dialami pasien, jangka waktu rawat inap, ketegangan dan konflik di
antara pemberi layanan (caregivers), biaya rumah sakit, rata-rata clinical error,dan
rata-rata jumlah kematian pasien. Framework for Action on Interprofessional
Education & Collaborative Practice, WHO (2010) menjelaskan IPE berpotensi
menghasilkan berbagai manfaat dalam beberapa aspek yaitu kerjasama tim meliputi
mampu untuk menjadi pemimpin tim dan anggota tim, mengetahui hambatan untuk
kerjasama tim; peran dan tanggung jawab meliputi pemahaman peran sendiri,
tanggung jawab dan keahlian, dan orang-orang dari jenis petugas kesehatan lain;
komunikasi meliputi pengekspresikan pendapat seseorang kompeten untuk rekan,
mendengarkan anggota tim; belajar dan refleksi kritis meliputi cermin kritis pada
hubungan sendiri dalam tim, mentransfer IPE untuk pengaturan kerja; hubungan
dengan pasien, dan mengakui kebutuhan pasien meliputi bekerja sama dalam
kepentingan terbaik dari pasien, terlibat dengan pasien, keluarga mereka, penjaga dan
masyarakat sebagai mitra dalam manajemen perawatan; praktek etis meliputi
pemahaman pandangan stereotip dari petugas kesehatan lain yang dimiliki oleh diri
dan orang lain, mengakui bahwa setiap tenaga kesehatan memiliki pandangan yang
samasama sah dan penting. Proses IPE membentuk proses komunikasi, tukar pikiran,
proses belajar, sampai kemudian menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para
pekerja profesi kesehatan yang berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah
atau untuk peningkatan kualitas kesehatan (Thistlethwaite dan Moran,2010).
10
pada tujuan bersama untuk meningkatkan hasil pasien. interaksi kolaboratif
menunjukkan perpaduan budaya profesional Dan tercapai meskipun berbagai
keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien ada
karakteristik penting yang menentukan efektivitas tim, termasuk anggota yang melihat
peran mereka sebagai penting bagi tim komunikasi terbuka keberadaan otonomi, dan
kesetaraan sumber daya. penting untuk dicatat bahwa kolaboratif interprofessional
yang buruk dapat berdampak negatif pada kualitas perawatan pasien. dengan
demikian keterampilan dalam bekerja sebagai tim interprofessional diperoleh melalui
pendidikan interprofessional, penting untuk perawatan berkualitas tinggi.
Guna membentuk suatu team work atau kerjasama tim yang ideal dibutuhkan
kooperasi dan kolaborasi. Kooperasi (kerjasama) berarti bekerja sama dengan orang
lain untuk mencapai tujuan bersama (tetapi bukan tujuan yang semestinya) Contoh
kerjasama yaitu misalnya Anda berkeluarga lalu cara bekerja sama dengan istri Anda
dengan meletakkan pakaian kotor di mesin cuci turut membantu mencuci piring dan
sebagainya.
kolaborasi adalah kerjasama yang lebih terfokus pada tugas atau misi biasa
terjadi dalam bisnis, perusahaan atau organisasi lainnya. Misalnya, untuk
menampilkan suatu pentas seni yang luar biasa perlu kolaborasi antara penari,
penyanyi, pemusik, dsb. Kolaborasi adalah proses yang membutuhkan hubungan dan
interaksi antara profesional kesehatan terlepas dari apakah atau tidak mereka
menganggap diri mereka sebagai bagian dari tim. (Kolaborasi kesehatan)
11
1. Tujuan IPC
IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai
profesi dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan
memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk
berkolaborasi secara efektif (Sargeant, 2009). Implementasi IPE di bidang
kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa dengan tujuan untuk
menanamkan kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi
bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada di lapangan diharapkan dapat
mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan bersama profesi kesehatan yang lain (Buring et al., 2009).
12
6) memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan
lain.
13
- Setiap anggota tim kesehatan memiliki perlindungan atau jaminan
formal untuk mengakomodasi tugasnya
7. Sufficient human resources and infrastructure
- Mengefektif kerja dari tim kolaborasi kesehatan. Untuk itu,
pemerintah membantu menambah jumlah tenaga kesehatan
- Mengaplikasikan teknologi untuk membantu kolaborasi kesehatan
8. Sufficient payment and payment arragement
- Tim kolaborasi tidak mendasari pekerjaannya sebatas upah yang
diterimanya
- Pemerintah membantu secara finansial dan teknis dalam
mengembangkan kolaborasi
9. Supportive education system
- Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan efektivitas kolaborasi
kesehatan.
10. Research and evaluation
- Evaluasi dengan melihat kenyatan lapangan dari kolaborasi kesehatan
memperbaiki standar kualitas yang ada.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Caring dianggap oleh banyak perawat sebagai aspek penting dalam keperawatan.
Medeleine Leininger (1984) mengemukakan bahwa care merupakan inti sari keperawatan dan
karakteristik yang dominan, khusus, serta tidak terpisahkan dalam keperawatan. Aplikasi
caring menurut Jean Watson (1985 dalam Kozier,2010)meyakini praktik caring, sebagai
pusat keperawatan menggambarkan caring sebagai dasar sebuah kesatuan dan nilai nilai
kemanusiaan yang universal (kebaikan, kepedulian dan, cinta terhadap diri sendiri dan orang
lain). Aplikasi caring dalam praktik keperawatan di Rumah sakit.Salah satu defenisi
menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah
sakit ,member pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima
oleh pasiennya.
Mengapa demikian?Karena sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu menerima, merespons,
menghargai dan, bertanggung jawab. Contoh aplikasi caring dalam komunitas seperti:
Penyuluhan terhadap masyarakat, Mengadakan seminar seminar kesehatan, Melakukan
pengabdian sepenuhnya kepada masyarakat, Mengadakan home visit yang membutuhkan
pelayanan kesehatan. Memberikan motivasi kepada klien yang membutuhkan.
15
2.2 Saran
Dalam aplikasi caring dalam dikehidupan sehari hari di rumah sakit perawat harus
menunjukkan perilaku yang lembut, sejalan dengan kontak mata, keperdulian terhadap
masalah klien, dan hubungan fisik mengekspresikan fokus pada individu merupakan
pendekatan yang nyaman. Sedangkan dikomunitas perawat hendaknya bekerja sama dengan
tim komunitas seperti: Mengadakan seminar seminar kesehatan, Melakukan pengabdian
sepenuhnya kepada masyarakat, Mengadakan home visit yang membutuhkan pelayanan
kesehatan, Memberikan motivasi kepada klien yang membutuhkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Riyanto, Theo, Martinus Th. 2008. Kelompok kerja yang efektif. Yogyakarta: kanisius
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses & Praktik. Jakarta :
EGChttps://www.scribd.com/document/346038443/Aplikasi-Caring-Dalam-Kehidupan-
Sehariusfinit-engky.blogspot.co.id https://imadeinbali.wordpress.com/2014/10/20/penerapan-
teori-self-care-pada-pasien-di-keluarga-atau-komunitas--2/
17