Disusun Oleh :
1. Anatasya Lestari
2. Yayuk Paramita Sani
3. Yumi Puspita Sari
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dan
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah “Agama”, dengan judul: “Hukum – Hukum
Seputar Kelahiran”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta musukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan agama.
Bengkulu, 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mati Karena Melahirkan Adalah Syahid................................. 3
2.2 Bersyukur Atas Kelahiran....................................................... 4
2.3 Anak Sebagai Penyambut Orang Tua Disurga....................... 5
2.4 Hukum-Hukum Terkait Kelahiran.......................................... 6
2.5 Definisi Dan Hukum Akikah.................................................. 8
2.6 Waktu Pelaksanaan Akikah................................................... 8
2.7 Hewan Akikah........................................................................ 8
2.8 Hewan Akikah Yang Berhak Menerima Daging Akikah....... 9
2.9 Amalan Sunnah Saat Akikah................................................ 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................ 11
3.2 Saran........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, menghadirkan permasalahan pokok yang akan
dianalisis. Untuk memudahkan proses analisis penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kelahiran dan akikah?
2. Siapa yang berhak menerima daging?
3. Kapan waktu pelaksanaan akikah?
4. Apa definisi dan hukum akikah?
2
BAB II
PEMBAHASAN
“Orang yang terbunuh di jalan Allah (fii sabilillah) adalah syahid; orang yang mati karena
wabah adalah syahid; orang yang mati karena penyakit perut adalah syahid; dan wanita yang
mati karena melahirkan adalah syahid.” (HR. Ahmad, 2: 522. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dan
‘Adil Mursyid menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim).
3
Merekapun menjawab, ‘Orang yang mati di jalan Allah.’ Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam memberikan pengarahan,
ِ احبُ ْال َح ِر
قaaي ِ صَ َو، َو ْال َم ْبطُونُ َش ِهي ٌد،ب َش ِهي ٌد ِ ت ْال َج ْن
ِ احبُ َذا
ِ ص َ َو،ق َش ِهي ٌد
ُ َر ْ ْال َم:ِ ال َّشهَا َدةُ َس ْب ٌع ِس َوى ْالقَ ْت ِل فِي َسبِي ِل هَّللا
ِ َو ْالغ،طعُونُ َش ِهي ٌد
ُ َو ْال َمرْ َأةُ تَ ُم،وت تَحْ تَ ْالهَ ْد ِم َش ِهي ٌد
وت بِ ُج ْم ٍع َش ِهي ٌد ُ َوالَّ ِذي يَ ُم،َش ِهي ٌد
“Mati syahid ada 7 selain yang terbunuh di jalan Allah: Orang yang mati karena thaun,
syahid. Orang yang mati tenggelam, syahid. Orang yang mati karena ada luka parah di dalam
perutnya, syahid. Orang yang mati sakit perut, syahid. Orang yang mati terbakar, syahid.
Orang yang mati karena tertimpa benda keras, syahid. Dan wanita yang mati, sementara ada
janin dalam kandungannya.” (HR. Abu Daud 3111 dan dishahihkan al-Albani).
Hadist-hadist diatas menegaskan bahwa seorang wanita yang meninggal saat
melahirkan, kematiannya akan dianggap sebagai mati syahid. Sebab ia telah berjuan dengan
sekuat tenaga untuk bisa melahirkan sang buah hati tercinta ke dunia ini. Hal ini tentu
menjadi sebuah keistimewaan tersendiri bagi kaum wanita terutama yang sedang
mengandung. Agar tidak takut dan menikmati segala proses kehamilan dan melahirkan
dengan senang hati. Sebab segala sesuatu yang sudah menjadi ketentuan hanya Allah SWT
yang mengetahuinya, kita sebagai manusia hanya bisa berikhtiar dan memohon untuk selalu
mendapatkan perlindunganNya.
4
dipanggil pada hari kiamat dengan menggunakan nama-nama kalian dan dengan nama-nama
bapak kalian, maka baguskanlah nama-nama kalian."
Selanjutnya melaksanakan aqiqah dan mencukur rambut bayi. Penyembelihan aqiqah
diyariatkan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Nabi
SAW bersabda, "Setiap anak yang baru lahir tergadai dengan aqiqahnya, (sampai)
disembelihkan (aqiqah) itu untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama."
Waktu pelaksanaan aqiqah yang paling utama adalah pada hari ketujuh, empat belas, dan dua
puluh satu dari hari kelahirannya. Jika lebih dari itu, maka tidak termasuk sisi keutaman
namun tidak masalah.
Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah bersabda: “Apabila manusia itu meninggal
dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya.” (HR. Muslim). Diantara tanda
5
sholehnya seorang anak adalah mau mendoakan orang tuanya, dan berharap kedua orang
tuanya mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia juga akhirat.
Berikut hukum-hukum penting yang wajib dilaksanakan oleh para pendidik pada masa
kelahiran:
1. Memberikan Ucapan Selamat dan Rasa Turut Gembira Ketika Seseorang Melahirkan
Dianjurkan kepada setiap muslim untuk segera memberikan ucapan selamat kepada sesama
muslim yang melahirkan seorang anak. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat ikatan
persaudaraan dan kecintaan antar keluarga muslim.
Allah Subhanahu Wa ta’ala berfirman tentang kisah Ibrahim ‘Alaihis Salam: “Dan
sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan
membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, ‘Selamat.’ Ibrahim menjawab,
‘Selamatlah,’ maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang
dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim
memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata,
‘Janganlah kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada
Luth.’ Dan istrinya berdiri (di sampingnya) lalu ia tersenyum, maka kami sampaikan
kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan sesudah Ishak (lahir pula) Ya’qub).”
(QS. Huud: 69-71).
2. Mengumandangkan Azan dan Ikamat Saat Kelahiran Anak
Di antara hukum yang telah disyariatkan Islam untuk anak yang baru dilahirkan adalah
mengumandangkan azan di telinga kanan dan ikamat di telinga kirinya. Hal itu dilakukan
ketika anak baru dilahirkan.
Baihaqi dan Ibnu Sunni meriwayatkan dari Al Hasan bin Ali dari Nabi Sholallahu ‘alaihi
wassalam:
6
“Siapa yang baru mendapatkan bayi, kemudian ia mengumandangkan azan pada telinga
kanannya dan ikamat pada telinga kirinya maka anak yang baru lahir itu tidak akan terkena
bahaya Ummush Shibyan.”
Adapun hikmah dari azan dan ikamat di sini, menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah di dalam
kitabnya, Tuhfatul Maudud, agar suara yang kali pertama diterima pendengaran manusia
adalah kalimat-kalimat seruan Yang Maha Tinggi yang mengandung kebesaran Tuhan, juga
syahadat sebagai kalimat pertama-tama masuk Islam. Hal itu adalah merupakan talqin
(pengajaran) baginya tentang syariat Islam ketika anak baru memasuki dunia, sebagaimana
halnya kalimat tauhid di-talqin-kan kepadanya ketika ia meninggal dunia. Dan tidak mustahil
bila pengaruh azan itu akan meresap di dalam hatinya, walaupun ia tidak merasa.
Di antara hukum yang disyariatkan Islam bagi anak yang baru dilahirkan adalah anjuran
untuk menggosok langit-langit (mulut bagian atas) anak sesaat setelah dilahirkan.Yang
dimaksud dengan menggosok langit-langit adalah mengunyah kurma dan menggosokkannya
ke langit-langit mulut anak yang baru dilahirkan.
Hal itu dilakukan dengan menaruh sebagian kurma yang telah dikunyah di atas jari dan
memasukkan jari itu ke dalam mulut anak, kemudian menggerak-gerakkannya ke kanan dan
ke kiri dengan gerakan yang lembut, hingga merata. Jika kurma itu sulit didapat, maka
penggosok itu dapat dilakukan dengan bahan yang manis lainnya, seperti saripati gula yang
dicampur dengan air bunga. Hal itu dilakukan untuk mempraktikkan sunah dan mengikuti
apa yang telah dikerjakan Nabi Sholallahu ‘alaihi wassalam.
Di antara hukum yang disyariatkan Islam untuk anak yang baru dilahirkan adalah sunah
mencukur rambut kepala pada hari ketujuh dari kelahirannya, dan menyedekahkan uang
perak kepada orang-orang fakir yang berhak seberat timbangan rambutnya.
Hal ini mempunyai dua hikmah. Pertama, berupa kesehatan, di mana mencukur rambut anak
akan mempertebal daya tahan tubuh anak, membuka selaput kulit kepala, dan mempertajam
indra penglihatan, penciuman dan pendengaran.[8] Kedua, berupa kemaslahatan sosial, di
7
mana bersedekah dengan perak sebanyak berat timbangan rambut anak merupakan salah satu
sumber lain bagi jaminan sosial.
Di dalam Al Muwaththa’, Imam Malik meriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad, dari
bapaknya, bahwa ia berkata:
“Fatimah radiyallahu ‘anha telah menimbang rambut kepala Hasan, Husain, Zainab, dan
Ummu Kultsum. Seberat timbangan rambut itulah ia menyedekahkan perak.”
Ibnu Ishak telah meriwayatkan dari Abdullah bin Bakar, dari Muhammad bin Ali bin Al
Husain radiyallahu ‘anhu:
“Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam telah mengadakan akikah dengan seekor kambing
untuk Al Hasan. Beliau bersabda, ‘Hai Fatimah, cukurlah rambut kepalanya dan
bersedekahlah dengan perak sesuai dengan berat rambutnya.’ Kemudian Fatimah
menimbangnya dan mencapai satu dirham atau sebagian dirham.”
Di dalam masalah mencukur ini, terdapat perbedaan pendapat tentang masalah menjambul.
Artinya, mencukur sebagian rambut anak dan menyisakan sebagian lainnya.
Definisi akikah dan hukum akikah adalah akikah berarti menyembelih kambing pada hari
ketujuh kelahiran seseorang anak. Menurut bahasa, akikah berarti pemotongan. Hukumnya
sunah muakadah bagi mereka yang mampu.
9
Inilah sebabnya, banyak orang yang mengadakan pengajian, doa bersama atau sekadar
membagi-bagikan nasi kotak yang berisi olahan daging aqiqah di tetangga di sekitar rumah.
Dalam kitab “Tuhfathul Maudud” hal. 43-44, Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata,
“Memasak daging aqiqah termasuk sunnah. Yang demikian itu, karena jika dagingnya sudah
dimasak maka orang-orang miskin dan tetangga (yang mendapat bagian) tidak merasa repot
lagi. Dan ini akan menambah kebaikan dan rasa syukur terhadap nikmat tersebut.
Pada saat akan membeli kambing untuk aqiqah, perhatikanlah syarat kambing untuk aqiqah
menurut Islam. Jangan sampai karena tergiur dengan harga murah lantas Anda mau saja
membeli kambing yang tidak layak untuk aqiqah! Hal itu bukan hanya merugikan orang lain,
tetapi juga Anda sendiri.
Pada saat akan membeli kambing untuk aqiqah, perhatikanlah syarat kambing untuk aqiqah
menurut Islam. Jangan sampai karena tergiur dengan harga murah lantas Anda mau saja
membeli kambing yang tidak layak untuk aqiqah! Hal itu bukan hanya merugikan orang lain,
tetapi juga Anda sendiri.
Dalam hadits, Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam menerangkan bahwa jumlah kambing
untuk aqiqah anak laki-laki sebanyak 2 ekor, sedangkan untuk anak perempuan cukup 1 ekor
saja.
10
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakikahi Al Hasan dan Al Husain masing-
masing dengan satu ekor kambing.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehadiran buah hati dalam sebuah pernikahan menjadi hal yang diimpikan oleh setiap
pasangan. Kelahirannya menjadi sumber kebahagiaan bagi orang tuanya. Anak menjadi
tumpuan harapan dan doa orang tua agar tumbuh menjadi pribadi yang shaleh dan shalehah.
Akikah untuk bayi yang baru lahir hukumnya sunnah muakkadah. Akikah merupakan salah
satu upaya untuk menebus anak yang tergadai dan Akikah merupakan realisasi rasa syukur
kita atas anugrah, sekaligus menghidupkan sunnah rasul SAW yang merupakan, perbuatan
terpuji. Mengingat saat sunnah tersebut mulai jarang di laksanakan oleh muslimin. Tak lupa
dengan adanya akikah itu kita dapat berbagi dengan sahabat ,kerabat serta sodara kita.
3.2 Saran
Segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah bersifat tauqifi,artinya sudah menjadi
ketetapan,tidak bisa dirubah,dikurangi, ataupun ditambahkan. Akan tetapi boleh purifikasi,
artinya pemurniaan terhadap ibadah menuju ibadah yang sesuai ketentuan-ketentuan Allah
dan Rasul-Nya.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.insanpermata.sch.id/2013/06/04/hukum-hukum-yang-secara-umum-
berkaitan-dengan-kelahiran-anak/
https://kuncikebaikan.com/hukum-hukum-yang-berkaitan-dengan-kelahiran-bayi/
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-wanita-meninggal-saat-
melahirkan#:~:text=Hadist%20Dari%20'Abdullah%20bin%20Busr%20radhiyallahu
%20anhu&te
https://www.gramedia.com/literasi/hukum-aqiqah/#:~:text=Secara%20bahasa%2C
%20aqiqah%20memiliki%20arti,hari%20ketujuh%20setelah%20bayi%20dilahirkan.
12
13