Anda di halaman 1dari 9

A.

Definisi Puasa
Puasa (shaum), menurut bahasa, berarti manahan diri. Adapun menurut
Terminologi yaitu menahan diri pada siang hari dari berbuka dengan disertai
niat berpuasa bagi orang yang telah diwajibkan sejak terbit fajar hingga
terbenam matahari dengan niat dan syarat- syarat tertentu.1

Dasar Hukum Puasa


Dasar hukum disyariatkannya ibadah puasa adalah, berdasarkan al-Qur'an,
hadits dan ijma' ulama'.
Dasar hukum dari al-Qur'an adalah :

ۡ‫ب َعلَى ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ۡبلِڪُمۡ لَ َعلَّ ُكم‬


َ ِ‫ب َعلَ ۡيڪُ ُم ٱلصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬ ْ ُ‫يَ ٰـَٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
َ ِ‫وا ُكت‬
َ‫تَتَّقُون‬ 

Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa." (al-Baqarah : 183)2

1
Misbakhul Munir, S.Ag dkk., Minhaju ath-Thullab Fi al Ibadah (Salatiga: Man Salatiga, 2014),
hlm.104.

2
QS. al-Baqarah ayat 183, Aprililmuttaqin, “Pengertian Dasar Hukum dan Macam Puasa
Dalam Islam”, diakses dari aprililmuttaqin.blogspot.co.id, pada Rabu, 6 September 2017 pukul
17:33 WIB.
B. Syarat – syarat dan Rukun Puasa
1. Syarat Wajib Puasa
a. Beragama Islam
b. Berakal
Orang gila, pingsan dan tidak sadarkan diri karena mabuk, maka
tidak wajib puasa.
Jika seseorang hilang kesadaran ketika puasa, maka puasanya tidak
sah. Namun jika hilang kesadaran lalu sadar di siang hari dan ia
dapati waktu siang tersebut walau hanya sekejap, maka puasanya
sah. Kecuali jika ia tidak sadarkan diri pada seluruh siang (mulai dari
shubuh hingga tenggelam matahari), maka puasanya tidak sah.
c. Baligh (umur 15 tahun keatas)
1) Tanda-tanda Baligh untuk laki-laki :
a) Ihtilam (Keluar mani ketika sadar atau tertidur)
b) Tumbuhnya bulu kemaluan. Namun ulama Syafi’iyah
menganggap tanda ini adalah khusus untuk anak orang yang
tidak diketahui keislamannya, bukan tanda pada muslim dan
muslimah
2) Tanda-tanda Baligh untun wanita :
a) Datangnya Haidh
b) Hamil
Jika tanda-tanda diatas tidak didapati, maka dipakai patokan umur.
Menurut ulama Syafi’iyah, patokan umur yang dikatakan baligh
adalah 15 tahun.3
d. Mampu melaksanakan puasa, bagi orang yang tidak mampu seperti
sakit, dalam bepergian atau orang tua yang sudah tidak mampu untuk
berpuasa, maka mereka boleh tidak berpuasa dan wajib
mengqodhonya setelah selesai bulan Ramadhan4

3
Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc., “ Fikih Puasa”diakses dari https://muslim.or.id/16739-
fikih-puasa-1-syarat-wajib-puasa.html padaSenin, 9 Oktober 2017 pukul 21:40 WIB.
4
Tim MGMP Fiqih, Fiqih Kelas VIII (Ungaran Timur: KKM 2 Tsanawiyah Kab. Semarang,
2012),hlm.10.

2
2. Syarat Sah Puasa
a. Beragama Islam
b. Mumayiz (dapat membedakan hal yang baik dengan yang tidak baik)
Yaitu bisa mengenal manfaat dan madhorotnya(bahaya) setelah
dikenalkan sebelumnya.
c. Suci dari hadas besar maupun hadas kecil
d. Pada waktu yang diperbolehkan untuk puasa
3. Rukun Puasa
a. Niat
b. Menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai
tenggelam matahari.

C. Macam – Macam Puasa


1. Puasa Wajib
a. Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan yaitu puasa yang wajib dilakukan pada bulan
Ramadhan

ِ‫س َشهَا َد ِة َأ ْن الَِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َو َأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللا‬ٍ ‫بُنِ َي اإل ْسالَ ُم َعلَى َخ ْم‬
َ‫ضان‬
َ ‫صوْ ِم َر َم‬ َ ‫ت َو‬ ِ ‫صالَ ِة َوِإ ْيتَا ِء ال َّز َكا ِة َو َحجِّ ْالبَ ْي‬
َّ ‫َوِإقَ ِام ال‬
Artinya :

“Islam dibangun atas lima pekara. (1) Persaksian bahwa tiada


Tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasul Allah, (2) mendirikan
shalat, (3) mengeluarkan zakat, (4) melaksanakan ibadah haji, dan
(5) berpuasa Ramadhan”. (HR Bukhari dan Muslim).

Bukhari berkata, Diriwayatkan dari Abu Hurairah, “Barang siapa


yang berbuka pada satu hari dari bukan Ramadhan tanpa ada udzur
atau sakit maka puasanya tidak akan dapat dibayar walaupun ia
berpuasa sepanjang masa”.

3
b. Puasa Nadzar
Nadzar adalah janji tentang kebaikan yang asalnya tidak wajib
menurut syara’, setelah dinadzarkan menjadi wajib. Puasa Nadzar
berarti puasa yang dijanjikan untuk dikerjakan, yang asalnya tidak
wajib, setelah dinadzarkan menjadi wajib. Jadi puasa nadzar itu
hukumnya wajib.
Firman Allah SWT yang berbunyi :

‫يُوفُونَ بِالنَّ ْذ ِر َويَخَ افُونَ يَوْ ًما َكانَ َشرُّ هُ ُم ْست َِطيرًا‬

Artinya :
“Mereka menunaikan Nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya
merata di mana-mana” (QS. al-Insaan [76]:7)
Contoh yang wajib berpuasa karena nadzar :
1) Karena mendapat nikmat atau terhindar dari musibah, seperti
ucapan : “Jika saya lulus ujian, maka saya akan puasa selama 3
hari, atau jika penyakitku sembuh, aku akan berpuasa 5 hari”.
2) Mewajibkan puasa dengan tidak ada sesabnya, tetapi bernadzar
akan puasa misalnya : “Karena Allah saya akan berpuasa bulan
ini selama 7 hari”5
c. Puasa Kafarat
Puasa Kafarat yaitu puasa yang harus dilaksanakan karena melanggar
larangan Allah atau melanggar janji.
Sebagaimana Firman Allah SWT pada QS. Al-Maidah ayat 95

ِ ‫َأ ْم‬
.... ‫ر ِه‬ ِ َ‫َأوْ َكفَّا َرةٌ طَ َعا ُم َم َسا ِكينَ َأو َع ْد ُل َذلِك‬....
َ ‫صيَا ًما لِّيَ ُذو‬
‫ق َوبَا َل‬
Artinya:
.... atau (dendanya) membayar kafarat dengan memberi makan orang-
orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang di
keluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari
perbuatannya....
5
Misbakhul Munir, S.Ag dkk.,op.cit. hlm.105.

4
2. Puasa Sunnah
Beberapa puasa sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan bagi
seorang muslim, yaitu :
a. Puasa 6 hari dalam bulan syawal
b. Puasa ‘Arafah yaitu puasa pada tanggal 9/12 Dzulhijjah, kecuali
orang yang sedang ibadah haji
Abu Qatadah meriwayatkan, Rasulullah bersabda, “ Puasa pada
hari Arafah dapat menghapus dosa-dosa selama 2 tahun yang akan
datang. Dan puasa Asyura dapat menghapus dosa-dosa setahun
yang telah berlalu”. (HR. Al Jama’ah selain Bukhari dan Tirmidzi)
c. Puasa ‘Asyura dan Tasu’a yaitu puasa pada tanggal 10 dan 9
Muharram
d. Puasa Sya’ban yaitu berpuasa pada bulan Sya’ban
Rasulullah SAW banyak berpuasa di bulan Sya’ban. Aisyah
meriwayatkan, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa
sebulan penuh selain dibulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah
melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan Sya’ban”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
e. Puasa pada hari Senin dan Kamis
Abu Hurairah meriwayatkan, Nabi Muhammad SAW sering
berpuasa pada hari Senin dan Kamis, Ketika ditanya mengenai hal
itu beliau menjawab, “Amalan (anak Adam) diserahkan kepada
Allah setiap hari Senin dan Kamis, Dia pun mengampuni setiap
orang yang berserah diri dan beriman kecuali mereka yang
berbuat dosa secara terang-terangan”. (HR. Ahmad dengan sanad
yang Shahih)
f. Puasa pada setiap pertengahan bulan Qomariyah yaitu tanggal
13,14, dan 15
g. Puasa daud yaitu berpuasa sehari tidak dan tidak berpuasa sehari
Abdullah bin Umar meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda,
“Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasanya Nabi

5
Dawud. Dan shalat (sunnah) yang paling disukai oleh Allah
adalah shalat (sunnahnya) Nabi Dawud ia tidur di setengah malam
(pertama), shalat di sepertiga malam,dan tidur (lagi) di seperenam
malamnya. Ia puasa sehari dan tidak puasa sehari”. (HR. Ahmad
dan Ibnu Majjah)
3. Puasa Makruh
Puasa Makruh yaitu puasa yang apabila ditinggalkan lebih baik dan
utama.
a. Puasa Arafah bagi orang yang sedang melakukan wukuf disana,
karena Nabi Muhammad SAW melarang puasa Arafah bagi siap
saja yang sedang berada di Arafah
b. Puasa yang dikhususkan pada hari Jum’at saja
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya hari Jum’at adalah
hari raya kalian maka janganlah kalian berpuasa pada hari itu
kecuali bila kalian juga berpuasa sehari sebelumnya atau sehari
sesudahnya”
c. Puasa yang dikhususkan pada hari sabtu saja
d. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian berpuasa pada
hari sabtu kecuali puasa yang diwajibkan Allah atas kalian. Jika
salah seorang diantara kalian tidak mendapatkan makanan
kecuali kulit pohon kurma atau kayu pohon maka hendaklah dia
menggigitnya”6

6
Abu Bakar J. Al-jaizairi, Fiqih Ibadah (Surakarta :Media Insani,2006),hlm.295.

6
D. Waktu – waktu yang diharamkan untuk berpuasa
Terdapat waktu-waktu yang diharamkan berpuasa yaitu :
1. Berpuasa pada hari Raya Idul Fitri (1 Syawal)
2. Berpuasa hari Raya Idul Adha ( 10 Dzulhijjah)
3. Berpuasa di hari tasyrik (11,12 dan 13 Dzulhijjah)
4. Puasa Wishol (terus – menerus) sepanjang masa

Orang – orang yang dibolehkan tidak berpuasa


1. Orang yang sakit apabila tidak kuat berpuasa atau apabila berpuasa
sakitnya bertambah atau memperlambat kesembuhan. Kalau sudah
sembuh maka berkewajiban menggantikan puasa sejumlah hari yang
ditinggalkan.
2. Orang yang dalam perjalanan jauh (80 Km) tetapi ia berkewajiban
menggantikan puasa sejumlah hari yang ditinggalkan.
3. Orang yang sudah tua atau lemah fisiknya tapi ia wajib membayar fidyah
setiap hari ¾ beras atau memberi makan yang biasa ia makan pada fakir
miskin.
4. Orang hamil dan menyusui wajib mengqadha atau membayar fidyah.
5. Orang yang sedang haid wajib mengqadha

Hal – Hal yang Disunnahkan pada saat berpuasa


1. Menyegerakan berbuka puasa, yaitu berbuka pada saat diketahui secara
pasti bahwa matahari sudah tenggelam.
Sahl bin Sa’d meriwayatkan, “Orang-orang (yang berpuasa) akan
senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
2. Berbuka dengan kurma ruthab atau kurma tamar, atau air. Yang paling
Afdhal dari tiga makanan itu adalah yang pertama, yang paling akhir
adalah yang paling rendah keutamaanya, yakni air. Disunnahkan untuk
berbuka puasa dengan makanan yang ganjil jumlahnya.

7
3. Berdoa ketika berbuka puasa
4. Sahur, yakni makan dan minum diwaktunya, yakni di akhir malam
dengan niat untuk berpuasa. Mengakhirkan sahur sampai bagian akhir
dari waktu malam
5. Bersiwak
Orang yang berpuasa disunnahkan bersiwak di tengah- tengah puasanya,
baik pada waktu siang maupun malam hari
6. Memperbanyak sedekah
7. Shalat Lail
Pada malam bulan Ramadhan kita disunnahkan mengerjakan shalat lail
yaitu shalat tarawih atau shalat malam7

Hal – hal yang membatalkan Puasa


1. Masuknya cairan ke rongga perut melalui hidung seperti obat hirup, atau
yang masuk melalui mata atau telinga seperti obat tetes mata atau obat
tetes telinga, dan yang masuk melalui dubur atau kemaluan seperti injeksi
2. Adanya air yang masuk ke rongga perut karena terlalu bersungguh –
sungguh didalam berkumur dan memasukkan air ke hidung baik pada
waktu berwudhu maupun pada waktu lainnya
3. Keluarnya mani karena terus menerus melihat isterinya, atau terus
menerus mengangankan persetubuhan atau karena mencium isteri atau
karena bersentuhan badan dengan isteri
4. Memuntah – muntahkan dengan sengaja
5. Orang yang makan dan minum karena menyangka masih berada diwaktu
malam, kemudian dia mengetahui bahwa ternyata saat itu sudah terbit
fajar
6. Orang yang makan dan minum karena menyangka sudah masuk waktu
malam hari, lalu dia mendapatkan kepastian bahwa saat itu masih siang
7. Orang yang makan atau minum karena lupa, kemudian di tidak
menghentikannya ketika ingat.

7
Abu Bakar J. Al-jaizairi, op.cit., hlm.313.

8
8. Masuknya sesuatu yang bukan makanan dan bukan minuman ke rongga
perut melalui mulut, seperti menelan permata atau jarum.
9. Tidak berniat untuk puasa, walaupun dia tidak makan atau minum
10. Murtad atau keluar dari agama islam
11. Haid dan Nifas, meski sesaat sebelum matahari terbenam
12. Hilang akal seperti gila atau ayan

E. Hikmah Puasa
1. Dapat menjaga kesehatan
2. Melatih kesabaran dan menahan jiwa
3. Didikan perasaan belas kasihan terhadap fakir – miskin
4. Menciptakan umat menjadi disiplin, persatuan dan kesatuan terjaga
5. Mendidik kepercayaan (melaksanakan perintahNya dan menjauhi
LarangannNya)
6. Tanda terima kasih kepada Allah karena semua ibadah mengandung arti
terima kasih kepada Allah atas nikmat pemberianNya yang tidak terbatas
banyaknya, dan tidak ternilai harganya.8
7. Meningkatkan iman dan taqwa
8. Melatih kedisiplinan dan ketelaturan dalam hidup9

8
Misbakhul Munir, S.Ag dkk.,op.cit. hlm.107.
9
Tim MGMP Fiqih, op.cit.hlm.16.

Anda mungkin juga menyukai