Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak


Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak atau sering disingkat dengan
PMBA merupakan salah satu program pemerintah untuk menurunkan angka
kematian anak dan meningkatkan kualitas hidup ibu sesuai dengan SDGs
(Sustainable Developments Goals) yang ketiga. Selain itu, program PMBA
juga bertujuan meningkatkan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang
dan kelangsungan hidup anak di Indonesia.
WHO (World Health Organization) dan UNICEF (United Nations
International Children’s Emergency Fund) merekomendasikan empat hal
penting yang harus dilakukan dalam praktik PMBA yaitu memberikan air
susu ibu (ASI) kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir,
memberikan ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir
sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu
(MPASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan serta meneruskan
pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.

B. Dampak Tidak Memberikan Makanan Sesuai Usia


Anak perlu perhatian khusus dalam pemberian makanan sesuai usia
karena asupan nutrisi anak berbeda-beda. Salah satu dampak dari tidak
memberikan makanan sesuai usia, yaitu Stunting. Stunting (pendek) adalah
anak dengan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya. Stunting terjadi
akibat kekurangan gizi berulang dalam waktu yang lama, pada saat janin
hingga anak usia dua tahun. Gangguan terhadap tumbuh kembang dan
perkembangan anak tidak dapat diperbaiki setelah usia 2 tahun. Stunting
pada anak dapat berakibat fatal bagi kemampuan belajar di sekolah, dan
bagi produktivitas mereka di masa dewasa.
Penelitian membuktikan bahwa kemampuan anak pendek lebih rendah
dibandingkan anak dengan tinggi normal dan pada saat dewasa, kemampuan
bekerja (produktivitas) anak pendek lebih rendah dibandingkan dengan anak
yang normal. Pencegahan anak stunting dilakukan dengan pemberian gizi
yang baik sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun
C. Penggolongan Pemberian Makanan Bayi dan Anak sesuai usia
1. Bayi Berusia 6 Bulan
Dimulai saat usia 6 bulan, bayi memerlukan tambahan makanan
selain ASI. Lanjutkan pemberian ASI sesuai permintaan, siang dan
malam. ASI tetap akan menjadi bagian yang terpenting dari makanan
bayi. Berikan ASI terlebih dahulu sebelum memberikan makanan lain.
Saat memberikan makanan, hal yang harus diperhatikan, diantaranya :
a. Frekuensi : Berikan makan pada bayi 2 kali sehari.
b. Jumlah : Berikan 2 sampai 3 sendok setiap makanan
(sebagai pengenal rasa).
c. Tekstrur : Harus cukup pekat/kental untuk diberikan dengan
tangan.
d. Variasi : Mulai dengan makanan pokok (jagung, gandum,
nasi, padi-padian, kentang, ubi), pisang atau
kentang yang dilumatkan.
e. Pemberian makan secara aktif/responsif
 Bayi mungkin perlu waktu untuk terbiasa dengan makanan
lain selain ASI.
 Ibu harus sabar dan memberikan dorongan kepada bayi
untuk mau makan. Jangan memaksa bayi untuk makan.
 Gunakan piring tersendiri untuk memberi makan bayi
untuk memastikan ia makan seluruh makanan yang
diberikan.
2. MPASI untuk Bayi Usia 6 sampai 9 Bulan
Bayi pada usia ini, susu terus diberikan sesuai permintaan baik
siang maupun malam. ASI diberikan separuh dari kebutuhan energi
bayi usia 6 sampai 12 bulan.
Pada bayi usia 6 sampai 9 bulan diperlukan energi sebanyak 650
kkal dan 200 kkalnya berasal dari MPASI. Untuk memenuhi setengah
kebutuhan bayi yang berasal dari ASI, ibu harus memberi ASI kepada
bayi minimal sebanyak kurang lebih 643 ml atau selama kurang lebih
satu setangah jam bila langsung menyusui tanpa dipompa. Susui dulu
bayi sebelum ia diberi makanan lain. Selain itu, beberapa hal yang
harus diperhatikan, sebagai berikut :
a. Frekuensi : Memberikan makan kepada bayi 3 kali sehari.
b. Jumlah : Meningkatkan jumlahnya secara perlahan menjadi
setengah cangkir (250 ml)
c. Kepekatan : Berikan makanan keluarga yang dilunakkan
(Makanan Saring). Setelah berusia 8 bulan, bayi
sudah bisa mulai makanan makanan yang bisa ia
pegang.
d. Variasi : Cobalah untuk memberikan makanan yang
bervariasi setiap kali makan.
e. Pemberian makan secara aktif/responsif
 Bersabarlah dan terus berusaha agar bayi mau makan.
 Jangan memaksa bayi untuk makan.
 Gunakan piring tersendiri untuk memastikan bayi makan
semua makanan yang diberikan.
f. Berikut adalah contoh menu untuk bayi usia 6 sampai 9 bulan
 Pagi : Bubur wortel (beras 1 ½ sdm ; wortel 1 ptg
kecil atau 40 gram)
 Selingan : Jeruk Manis ¼ buah (pastikan jeruk manis)
 Siang : Bubur Pisang (beras 1 ½ sdm ; pisang ½ buah)
 Sore : Pepaya 1 potong
3. MPASI untuk Bayi Usia 9 sampai 12 Bulan
Bayi pada usia ini, Susui terus sesuai permintaan baik siang
maupun malam. Ini akan menjaga kesehatan dan kekuatannya karena
ASI merupakan bagian terpenting dari makanannya. ASI memberikan
separuh dari kebutuhan energi bayi usia 6 sampai 12 bulan.
Pada bayi usia 9 sampai 12 bulan diperlukan energi sebanyak
900 kkal dan 300 kkal nya berasal dari MPASI. Untuk memenuhi
setengah kebutuhan bayi yang berasal dari ASI, ibu harus memberi
ASI kepada bayi minimal sebanyak kurang lebih 857 ml atau selama
kurang lebih dua jam dua puluh menit bila langsung menyusui tanpa
dipompa. Susui dulu bayi sebelum ia diberi makanan lain. Hal yang
harus diperhatikan, sebagai berikut :
a. Frekuensi : Berikan makanan bayi 3 kali sehari.
b. Jumlah : Tingkatkan jumlahnya secara perlahan menjadi
setengah cangkir (250 ml) Gunakan piring
tersendiri untuk memastikan anak memakan
semua makanan yang diberikan.
c. Tekstur : Berikan makanan keluarga yang dipotong-potong,
makanan yang bisa ia pegang, dan makanan yang
diiris-iris.
d. Variasi : Cobalah untuk memberikan makanan yang
bervariasi setiap kali makan.
e. Pemberian makanan secara aktif/responsif
 Bersabarlah dan terus berikan dorongan kepada bayi agar
ia mau makan.
 Jangan paksa bayi untuk makan.
 Gunakan piring tersendiri untuk memastikan bayi
makanan semua makanan yang diberikan.
f. Berikut contoh menu untuk bayi 9 sampai 12 bulan :
 Pagi : Nasi tim hati buncis (beras 1 ½ sdm, hati 1
potong kecil atau 15 gram, buncis 1 buah atau
10 ram, minyak ½ sdt)
 Selingan : Pisang 1 buah
 Siang : Nasi tim wortel (beras 1 ½ sdm, wortel 1
potong kecil atau 40 gram)
 Selingan : Melon 1 potong
 Sore : Nasi tim tempe (beras 1 ½ sdm, tempe ½
potong atau 25 gram)
4. MPASI untuk Bayi Usia 12 sampai 24 Bulan
Bayi pada usia ini, Susui terus sesuai permintaan baik siang
maupun malam. Ini akan menjaga kesehatan dan kekuatan bayi karena
ASI merupakan bagian terpenting dari makanannya.
Pada bayi usia 12 sampai 24 bulan diperlukan energi sebanyak
1100 kkal dan 350 kkalnya berasal dari ASI. Untuk memenuhi
setengah kebutuhan bayi yang berasal dari ASI, ibu harus memberi
ASI kepada bayi minimal sebanyak kurang lebih 500 ml atau selama
kurang lebih satu jam dua puluh menit bila langsung menyusui tanpa
dipompa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya sebagai
berikut :
a. ASI memberikan sepertiga (1/3) dari kebutuhan energi anak usia
12 sampai 24 bulan.
b. Untuk membantu bayi tumbuh kuat dan terus menyusu, Ibu
harus menggunakan metode KB agar tidak hamil lagi.
c. Pemberian makan secara aktif/responsif
Bersabarlah dan terus berikan dorongan kepada bayi agar
ia mau makan, jangan paksa bayi anda untuk makan, gunakan
piring tersendiri untuk memastikan bayi Anda memakan semua
makan yang diberikan.
d. Berikut adalah contoh menu untuk bayi 12 – 24 tahun :
 Pagi : Nasi, Telur Dadar (nasi 1 centong, telur I butir,
minyak 1 sdt)
 Selingan : Pisang 1 buah
 Siang : Nasi, Sup Tahu Tauge (nasi 1 centong, tahu 1
potong, tauge 1 ½ sendok sayur atau 50 gram,
minyak ¼ sdt)
 Selingan : Jeruk Manis 1 buah
 Sore : Nasi, Tumis Tempe Wortel (nasi 1 centong,
tempe 1 potong, wortel 1 ½ sendok sayur atau
50 gram, minyak ¼ sdt),
D. VARIASI MAKANAN
Pemberian variasi makanan pada anak sangat dibutuhkan karena anak
memerlukan asupan nutrisi yang berbeda-beda serta mendapatkan gizi
seimbang. Berikut adalah variasi makanan yang dianjurkan :
a. Makanan hewani kaya zat besi (daging, ayam, hati), dan sumber
hewan lainnya seperti ikan, telur, susu dan produk-produk susu
b. Makanan pokok (jagung, gandum, nasi, biji-bijian, sorghum), akar dan
umbi umbian (singkong, kentang)
c. Kacang-kacangan (buncis, lentil, kacang polong, kacang tanah), biji-
bijian (sesame)
d. Buah-buahan dan sayuran kaya vitamin A (mangga, pepaya,
alpukat,markisa, sayuran hijau, wortel, ubi jalar, labu), dan buah-
buahan dan sayuran lain (pisang, nenas, semangka, tomat,
alpukat, terung dan kubis)

E. Pemberian Makanan Jika Bayi Sakit


1. Pemberian Makanan Pada Bayi Sakit dibawah Usia 6 Bulan
Bayi dibawah usia 6 bulan ketika sakit, harus diperhatikan
dalam pemberian ASI berikut adalah hal yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Lebih sering memberikan ASI sewaktu bayi sakit, termasuk
diare, untuk membantu bayi melawan penyakitnya, mengurangi
kehilangan berat badan dan sembuh lebih cepat.
b. Pemberian ASI juga memberikan kenyamanan kepada bayi yang
sakit. Jika bayi menolak untuk disusui, berikan terus dorongan
kepadanya untuk mau menyusu.
c. Berikan bayi hanya ASI dan obat-obatan yang dianjurkan oleh
dokter/petugas kesehatan.
d. Jika bayi terlalu lemah untuk menghisap, perah ASI dan berikan
kepada bayi. Ini akan membantu agar ASI ibu tetap mengalir
dan mencegah masalah pada payudara.
e. Setelah sembuh, tingkatkan frekuensi pemberian ASI agar bayi
menjadi sehat dan untuk meningkatkan berat badannya.
f. Bila Ibu sakit, susui terus bayinya. Ibu mungkin perlu makanan
ekstra dan dukungan pada saat seperti itu.
2. Pemberian Makanan Pada Bayi Sakit diatas Usia 6 Bulan
a. Lebih sering menyusui selama bayi dalam keadaan sakit, seperti
diare, untuk membantu bayi melawan penyakitnya, mengurangi
kehilangan berat badan dan sembuh lebih cepat.
b. Bayi membutuhkan lebih banyak makanan dan cairan sewaktu
sakit.
c. Jika selera makan bayi berkurang, berikan dorongan padanya
untuk makan sedikit tetapi sering.
d. Berikan bayi makanan yang sederhana, seperti bubur, dan
hindari makanan pedas dan berlemak. Meskipun bayi terserang
diare, ada baiknya kalau ia terus makan.
e. Setelah bayi sembuh, berikan dorongan padanya untuk
menambah satu porsi makan berupa makanan padat setiap hari
selama dua minggu berikutnya. Ini akan membantu bayi untuk
mendapatkan kembali berat badannya yang hilang sewaktu ia
sakit.
f. Bila Ibu sakit, terus susui bayinya. Ibu mungkin memerlukan
makanan ekstra dan dukungan pada saat seperti itu. Bila Ibu
sakit, Ibu juga membutuhkan banyak cairan.

F. Strategi Makanan yang Sehat Untuk Bayi dan Balita


1. Jangan menyerah untuk memperkenalkan jenis makanan baru
2. Matikan TV, Komputer dan gawai saat jam makanan berlangsung
3. Batasi pemberian jus buah
4. Tawarkan selinga sehat diantara waktu makanan jika anak terlihat
lapar
5. Berikan berbagai variasi pilihan rasa dan jenis makanan sehat untuk
anak
6. Waktu makan bukanlah hanya tentang makanan
7. Jangan paksa anak untuk makan

G. Yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian Makanan Pada Anak


1. Protein hewani dan nabati diberikan mulai saat usia 6 bulan
2. Telur, daging dan ikan diberikan dalam bentuk benar benar matang
3. Pemberian jus buah tidak disarankan untuk anak di bawah 1 tahun
4. Madu diberikan setelah anak berusia 1 tahun
5. Pastikan kebersihan tangan anak sebelum mulai makanan
6. Hindari pemberian makanan dengan kadar lemak tinggi, pemanis dan
penyedap rasa tambahan
7. Pisahkan talenan yang digunakan untuk menotong makanan mentah
dan makanan matang
8. Perhatikan kebersihan tangan dan perlatan dalam mempersiapkan
MPASI
9. Minyak, mentega atau santan dapat digunakan sebagi penambah kalori

Anda mungkin juga menyukai