Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS JEMBER

Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila


Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Disusun oleh:
Agung Setia Budi
211910301132

Dosen Pengampu:
Anis Syatul Hilmiah, M. Pd.

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil


Universitas Jember
Oktober 2021
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
Ideologi merupakan gabungan dua kata yaitu idea dan logos. Idea artinya gagasan, konsep
dan pengertian dasar, serta cita-cita, sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Ideologi
dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang ide atau ajaran tentang pengertian dasar.
Pancasila merupakan ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung
dalam ideologi pancasila dianggap sesuai dengan kultur,nilai dan kepercayaan masyarakat
Indonesia sehingga pancasila dinilai sesuai jika diterapkan sebagai ideologi resmi negara
Indonesia.
Pancasila dikenal sebagai Ideologi terbuka dalam arti bahwa pancasila sebagai Ideologi
yang mampu mengikuti perkembangan jaman serta dinamis, merupakan system pemikiran terbuka
dan merupakan hasil konsensus masyarakat itu sendiri, oleh karena itu pancasila juga merupakan
dasar negara yang harus terwujud dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ideologi terbuka tidak hanya dapat dibenarkan, melainkan dibutuhkan. Oleh karena itu ideologi
terbuka adalah milik seluruh rakyat, sehingga masyarakat dapat menemukan dirinya,
kepribadiannya di dalam ideologi tersebut. Ideologi terbuka ini berisi nilai-nilai dasar, dalam teori
stuffen dari Hans Kelsen berada pada posisi yang tertinggi sehingga isinya tidak operasional. Nilai-
nilai itu baru dapat dioperasionalkan ketika telah dijabarkan dalam keputusan-keputusan yang
sudah diberi bentuk berupa konstitusi atau peraturan perundang-undangan yang lainnya.
Ideologi Pancasila yang bersifat terbuka pada dasarnya berisi nilai-nilai dasar sila-sila
Pancasila yang bersifat tetap, yang kemudian dijabarkan dan dilaksanakan secara dinamis, terbuka
dan senantiasa mengikuti perkembangan jaman. Pancasila juga senantiasa terbuka terhadap
pengaruh budaya asing, akan tetapi nilai-nilai dasar yang ada di dalamnya bersifat tetap. Dengan
kata lain bahwa Pancasila bisa menerima pengaruh budaya asing dengan prinsip substansi
Pancasila yakni, ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan sosial.
Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara (dasar filsafat negara) dan ideologi
negara. Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan dan mengatur
penyelenggaraan negara. Pancasila juga mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai pokok atau
kaidah negara yang mendasar (fundamental norma). Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
bersifat tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR DPR hasil pemilihan
umum. Mengubah Pancasila berarti membubarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA


Secara historis, sebenarnya hanya ada dua ideologi yang dominan di dunia, yaitu ideologi
kapitalisme dan sosialisme. Dua ideologi inilah yang dalam kurun waktu sangat panjang berada di
dalam posisi berseberangan. Bahkan dua ideologi tersebut juga menghasilkan penggolongan
ideologis antara Blok Timur dan Barat dan juga memunculkan konflik berkepanjangan.
Ideologi komunisme sudah berantakan dan Uni Soviet pun hancur berkeping-keping.
Komunisme tidak bisa menjadi ideologi yang dapat menyangga keanekaragaman. Amerika Serikat
dengan ideologi liberalisme juga tertatih-tatih di tengah persaingan global. Ideologi liberalisme
dengan kapitalisme sebagai instrumennya juga mengalami masa stagnan. Di tengah pertarungan
ideologi dunia tersebut, Pancasila telah terbukti bisa menjadi penyangga keanekaragaman bangsa.
Indonesia dengan ideology Pancasila adalah salah satu negara yang bisa mendamaikan relasi
antara agama, kemoderenan dan keindonesiaan. Melalui ideologi Pancasila sebagai dasar negara,
pandangan hidup bangsa dan falsafah hidup berbangsa dan bernegara ternyata bisa memberikan
kontribusi yang nyata untuk mempersatukan bangsa Indonesia. Melalui penerapan Pancasila di
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka Indonesia akan dapat
memberikan kontribusi nyata bagi kedamaian dunia. Sebagaimana tertuang di dalam butir-butir
pemikiran yang terdapat di dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu perlunya Indonesia membangun
perdamaian dunia, maka Ideologi Pancasila yang dikembangkan di Indonesia akan bisa berperan
terhadap perdamaian dunia saat ini dan yang akan datang. Di tengah pergulatan ideologi dunia
yang selalu berada di dalam nuansa konfliktual, maka Indonesia dengan Ideologi Pancasila akan
bisa menjadi penyeimbang yang kokoh bagi terwujudnya perdamaian dunia.

PANCASILA DAN AGAMA


Pancasila yang di dalamnya terkandung dasar filsafat hubungan Negara dan agama
merupakan karya besar bangsa Indonesia melalui the founding fathers Negara republic Indonesia.
Konsep pemikiran para pendiri Negara yang tertuang pada pancasila merupakan khas yang secara
antropologis merupakan local genius bangsa Indonesia. Begitu pentingnya memantapkan
kedudukan Pancasila, maka Pancasila pun mengisyaratkan bahwa kesadaran akan adanya Tuhan
milik semua orang dan berbagai agama. Tuhan menurut Pancasila adalah Tuhan Yang Maha Esa,
yang tak terbagi yang maknanya sejalan dengan agama Islam, Kristen, Budha dan bahkan juga
Animisme. Bangsa Indonesia adalah sebagai asal dari nilai-nilai Pancasila, yang digali dari nilai-
nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religious yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia.
Sejak zaman purbakala hingga merdeka, masyarakat Indonesia telah melewati ribuan tahun
pengaruh agama-agama lokal, ±14 abad pengaruh Hinduisme dan Budhisme, ±7 abad pengaruh
Islam, dan ±4 abad pengaruh Kristen. Dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular dijumpai
kalimat yang kemudian dikenal Bhineka Tunggal Ika Tan Hanna Dharma Mangrua, artinya
walaupun berbeda, satu jua adanya, sebab tidak ada agama yang mempunya tujuan berbeda.
Kuatnya faham keagamaan dalam formasi kebangsaan Indonesia membuat arus besar pendiri
bangsa tidak dapat membayangkan ruang public hampa Tuhan. Sejak dekade 1920-an, ketika
Indonesia mulai dibayangkan sebagai komunitas politik bersama, mengatasi komunitas kultural
dari ragam etnis dan agama, ide kebangsaan tidak terlepas dari Ketuhanan etnis.
Secara lengkap pentingnya dasar ketuhanan ketika dirumuskan oleh founding fathers
negara Indonesia dapat dibaca pada pidato Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 ketika berbicara
mengenai dasar negara (philosophische grondslag) yang menyatakan, “Prinsip Ketuhanan! Bukan
saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan,
Tuhannya sendiri, yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa Al Masih, yang Islam
menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW, yang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab-
kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya Negara Indonesia
ialah Negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan leluasa. Seganap dapat
menyembah Tuhannya dengan leluasa. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan. Secara kebudayaan
yakni dengan tiada “egoism agama”. Dan hendaknya Negara Indonesia satu Negara yang ber-
Tuhan”. Pernyataan ini mengandung dua arti pokok. Pokok pertama, pengakuan akan eksistensi
agama-agama di Indonesia yang menurut Ir. Soekarno, “mendapat tempat yang sebaik-baiknya”.
Kedua, posisi Negara terhadap agama, Ir. Soekarno menegaskan bahwa “negara kita akan ber-
Tuhan”. Bahkan dalam bagian akhir pidatonya, Ir. Soekarno mengatakan, “Hatiku akan berpesta
raya, jikalau saudara-saura menyetujui bahwa Indonesia berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.

REFERENSI:
- Nasar, M. F. (2017). Islam dan muslim di negara Pancasila. Gre Publishing.
- Aminullah, A. (2018). Pendidikan Pancasila dan Agama. Jurnal Ilmiah Mandala
Education, 4(1), 276-280.
- Al-Jihad, R. S. (2018). Pancasila ideologi dunia: sintesis kapitalisme, sosialisme, dan
Islam. Pustaka Alvabet.
- Muslimin, H. (2016). Tantangan terhadap pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
pasca reformasi. Jurnal Cakrawala Hukum, 7(1), 30-38.
- Syam, N., & Yusuf, S. M. (2020). ISLAM DAN PANCASILA DALAM
PERTARUNGAN IDEOLOGI DUNIA: Perspektif Sosiologis. Dialogia: Jurnal Studi
Islam dan Sosial, 18(1), 100-125.

Anda mungkin juga menyukai