Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS JEMBER

Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila


Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Disusun oleh:
Agung Setia Budi
211910301132

Dosen Pengampu:
Anis Syatul Hilmiah, M. Pd.

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil


Universitas Jember
Oktober 2021
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Pancasila sebagai system filsafat mengandung nilai, pemikiran, dan perenungan dari para
pejuang kemerdekaan terdahulu. Dalam penerapannya, pancasila merupakan system yang
mendasar dan fundamental karena mendasari seluruh kebijakan penyelenggaraan Negara. Ketika
suatu system dikatakan mendasar atau fundamental, maka system tersebut dapat dikatakan sebagai
system filsafat.
Pada hakikatnya, pancasila merupakan suatu system pengetahuan, pedoman, dasar hidup
bangsa yang mengandung realitas yang dijadikan sebagai dasar dalam penyelesaian masalah
kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikatakan oleh Abdulghani (1986) pancasila sebagai system
filsafat kemudian menjelmaa sebagai suatu ideology bangsa yang dijadikan pedoman hidup bagi
manusia untukkehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara Indonesia bukan hanya hasil pemikiran-
pemikiran seseorang maupun kelompok tertentu. Pancasila lahir dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-
nilai luhur, nilai-nilai kebudayaan, dan unsur-unsur religious yang ada dalam kehidupan
masyarakat terdahulu sebelum terbentuknya suatu Negara. Pancasila berkedudukan sebagai dasar
Negara dan ideology bangsa dan Negara, serta falsafah bangsa Indonesia.
Gus Dur menjelaskan pancasila sebagai falsafah Negara berkedudukan sebagai kerangka
berpikir yang wajib diikuti dalam proses penyusunan undang-undang dan produk hukum yang lain,
dalam merumuskan kebijakan pemerintah dan dalam mengatur hubungan formal antar lembaga-
lembaga dan perorangan yang hidup dalam kawasan Negara ini. Dengan maksud bahwa pancasila
merupakan sumber hukum dasar Negara Indonesia, sehingga semua yang mengandung
peraturanhukum positif Indonesia akan dijabarkan dari nilai-nilai pancasila.

HAKIKAT SILA-SILA PANCASILA


Isi sila-sila pada pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Nila—nilai itu
berhubungan secara erat, nilai-nilai yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lainnya. Pancasila
terdiri dari lima sila, yang masing-masing sila merupakan ajara yaitu: ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosisal bagi seluruh rakyat Indonesia.
Setiap sila dari pancasila tidak dapat dipisahkan dari kesatuan keseluruhannya.
Pancasila merupakan kesatuan yang bersifat organis, yaitu terdiri atas bagian-bagian yang
tidak terpisahkan. Di dalam kesatuan ini, tiap-tiap bagian yang tidak terpisahlan. Di dalam
kesatuan ini, tiap-tiap bagian menempati kedudukan sendiri dan berfungsi sendiri. Meskipun tiap-
tiap sila itu berbeda-beda namun tidak saling bertentangan malahan saling melengkapi.
Konsekuensi dari konsepsi ini adalah bahwa tidak dapat salah satu sila itu dihilangkan.
Inti sila masing-masing sila pancasila adalah penjelmaan atau realisasi yang sesuai dengan
unsur-unsur hakikat manusia sehingga setiap sila harus menempati kedudukan dan menjalankan
fungsinya secara mutlak dalam susunan kesatuan pancasila. Pancasila merupakan pencerminan
pandangan bangsa indonsia dalam menghadapi realitas. Dalam pancasila tercermin pandangan
bangsa Indonesia mengenai tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil.

REFERENSI:
- Kaelan, K. (1996). Kesatuan Sila-sila Pancasila. Jurnal Filsafat, 1(1), 42-52.
- Kaderi, M. A. (2015). Pendidikan Pancasila untuk perguruan tinggi.
- Mudhofir, A. (1996). Pancasila sebagai Sistem Kefilsafatan. Jurnal Filsafat, 1(1), 9-13.
- Junaedi, J. (2019). Pancasila sebagai Sistem Filsafat dalam Penerapan Konsep Negara
Hukum Indonesia. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(12), 97-108.
- Kirom, S. (2011). Filsafat ilmu dan arah pengembangan pancasila: relevansinya dalam
mengatasi persoalan kebangsaan. Jurnal Filsafat, 21(2), 99-117.

Anda mungkin juga menyukai