Anda di halaman 1dari 8

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT PEDOMAN HIDUP WARGA INDONESIA

Nur Sahara Br Sianipar (200706035)


Prodi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan.
2021

Abstrak
Pancasila merupakan dasar ideologi negara Indonesia. Pancasila terdiri dari lima sila yang
merupakan jati diri dari bangsa Indonesia. Filsafat artinya “mencintai kebijaksanaan”. Filsafat
Pancasila berarti mencintai Pancasila sebagai suatu hal yang bersifat bijaksana. Metode yang
digunakan dalam penulisan merupakan metode literatur. Yang sumber-sumbernya didapat
dari buku dan jurnal-jurnal.
Kata kunci: Pancasila, Filsafat, Filsafat Pancasila.
Abstract
Pancasila is the ideological basis of the Indonesian state. Pancasila consists of five precepts
which are the identity of the Indonesian nation. Philosophy means “love of wisdom”.
Pancasila philosophy means loving Pancasila as a wise thing. The method used in writing is
literary method. The sourcer of which are obtained are from books and journals.
Key words: Pancasila, philosophy, Pancasila philosophy.

PENDAHULUAN
Pancasila merupakan dasar ideologi negara Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa
Sanskerta, “panca” berarti lima dan “sila” berarti prinsip dan asas. Jika digabungkan,
Pancasila adalah pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh kehidupan rakyat
Indonesia yang terdiri dari lima sila.
1
Pancasila terdiri dari lima sila yang masing-masing sila merupakan ajaran yaitu;
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan Yang Dipimpin olhe Hikmat Kebijaksanaan dalam Pemusyawaratan/ Perwakilan,
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Setiap sila dari Pancasila tidak dapat
dipisahkan dari kesatuan keseluruhannya. Pada dasarnya yang menjadi subjek atau
pendukung dari isi sila-sila Pancasila adalah manusia Indonesia sebagai manusia. Manusia

1
Ali Mudhofir,1996. Pancasila sebagai Sistem Kefilsafatan. Jurnal Filsafat. Hlm.12-13.
yang terdiri dari sejumlah unsur tersebut menduduki dan menjalankan fungsinya secara
mutlak, artinya tidak dapat digantikan fungsinya oleh unsur yang lain.
Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.
Filsafat memiliki arti mencintai kebijaksanaan. Dapat dikatakan bahwa filsafat itu
merenungkan segala sesuatu tentang kehidupan ini dengan berdasarkan atas cinta pada
kebijaksanaan. Berarti Filsafat Pancasila artinya mencintai Pancasila sebagai suatu hal yang
sifatnya bijaksana.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan organis. Antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan
saling mengkualifikasi. Artinya lima sila Pancasila saling berhubung sekaligus saling
membuat masing-masing sila menjadi lebih mulia maknanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Pancasila pada hakikatny merupakan sistem filsafat, dalam pengertian bahwa bagian-bagian,
sila-silanya saling bertalian erat sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh.
Struktur tersebutlah yang mengandung nilai kebijaksanaan dan cinta2.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah metode literatur.
Metode literatur adalah metode pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara mengambil
data data yang diperlukan dari literatur-literatur yang berkaitan. Tujuannya ialah untuk
mencari ide atau sumber referensi dalam penelitian dan untuk menyelesaikan persoalan
dengan menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Sumber-sumber
yang didapatkan berdasarkan jurnal-jurnal dan buku.
HASIL PEMBAHASAAN
1. Pancasila sebagai Filsafat Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhan,
kemanusian, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya,
keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk
mengamalkannya dalam kehidupan nyata. Pancasila sebagai pandangan hidup berarti
nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam
bersikap dan bertindak. Ketika Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa

2
Condra Antoni. Filsafat Pancasila sebagai Basis Pergerakan Mahasiswa, Kehidupan Sosial, dan Spirit
Kewirausahaan. Batam: Politeknik Negeri Batam Parkway Street. Hlm. 3.
Indonesia, maka seluruh nilai Pancasila dimanifestasi ke dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara3.
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat segala sesuatu
untuk memperoleh kebenaran, atau secara singkat dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan
tentang hakekat. Filsafat dapat dilihat dalam dua aspek, sebagai metode pandangangan.
Sebagai metode, filsafat menunjukkan car berpikir dan analisis untuk menjabarkan
ideologi Pancasila. Sebagai pandangan, filsafat menunjukkan nilai dan pemikiran yang
dapat menjadi substansi dan isi ideologi Pancasila4.
Menurut Poespowardjo (dalam Iwan Nugroho, 2010: 111), filsafat Pancasila dapat
didefinisikan secara refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan
kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya
secara mendasar dan menyeluruh. 5Filsafat mampu membuka pemikiran yang lebih luas
dan rasional sehingga cara pandang terhadap ideologi menjadi lebih terbuka dan fleksibel
(tidak kaku). Manusia diberi peluang mengembangkan persepsi, wawasan dan sikapnya
secara dinamis agar menemukan kebenaran, arti dan makna hidup. Oleh karena itu,
filsafat dapat dilaksanakan dengan membahas perihal kehidupan, misalnya pembangunan,
modernisasi, kemiskinan, keadilan, dan lainya.
6
Pancasila merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia mengandung nilai-nilai
dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia, bahkan oleh bangsa-bangsa yang
beradab. Karena pandangan hidup bangsa Indonesia telah dirumuskan secara padat dalam
bentuk kesatuan rangkaian lima sila yang dinamakan Pancasila. Dengan sengaja Pancasila
ditempatkan pembukaan UUD 1945 sebagai landasan kefilsafatan yang mendasari dan
menjiwai penyusunan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam UUD 1945. Dengan
demikian, maka Pancasila menlandasi dan menjiwai kehidupan kenegaraan di Indonesia,
termasu kegiatan menetukkan dan melaksanakan polirik hukumnya.
Pernyataan alinea IV Pembukaan UUD 1945, menegaskan bahwa 7Pancasila
merupakan dasar falsafah negara. Makna filosofis dari pernyataan ini adalah, bahwa
dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
3
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Hlm. 63-64.
4
Iwan Nugroho, 2010. Nilai-Nilai Pancasila sebagai Falsafah Pandangan Hidup Bangsa Untuk Peningkatan
Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Lingkungan Hidup. Jurnal Konstitusi, Vol. III No. 2. Hlm.110.
5
Ibid. Hlm.111
6
Luh Suryatni, 2016. Filsafat Pancasila dan Filsafat Hukum sebagai Dasar Rule of Moral. Jurnal Ilmiah Hukum
Dirgantara, Vol. 6 No.2. hlm.58.
7
Tongat, 2012. Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara dan Makna Filosofisnya dalam Pembaharuan Hukum
Pidana Nasional. MMH, Jilid 41 No.3. Hlm.402.
Tidak boleh terjadi dalam negara Indonesia yang dasar falsafahnya Pancasila, pratek
penyelengaraan negara yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Landasan Pengembang Filsafat Pancasila
Landasan ontologis pancasila
Ontologi merupkan cabang filsafat tentang “ada”. Dalam konteks onologi, Pancasila
“ada” dalam realitas/kenyataan. Karena dalam isinya “ada” nya Tuhan, manusia,
kesatuan, rakyat, dan adil, yang menjadi landasan sila-sila Pancasila “ada’ dalam realitas.
Nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam adat istiadat, budaya, dan religi “ada” pada
bangsa Indonesia sejak dahulu, dan masih tetap “ada” hingga sekarang8.
Landasan epistemologi
Epistomologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang ilmu pengetahuan. Ilmu
penegtahuan dapat diperoleh melalui: bakat/pembawaan, akal budi, indra khusus dan
intuisi atau ilham. Kebenaran dalam ilmu penegetahuan tidak bersifat mutlak artinya, kalu
ditemukan kebenaran baru , maka kebenaran yang lama tidak berlakuk lagi (M.
Syamsuddin, dkk., 2019:69).
9
Dalam konteks epistemologis, Pancasila merupakan penegetahuan ilmiah dan
filsafah dan bisa diteliti dan diuji kebenarannya. Ketika para pendiri negara menggali dan
merumuskan Pancasila, dimulai dari pengamatan hal-hal khusus terhadap nilai-nilai adat
istiadat, budaya dan religi bangsa Indonesia. Dari pengamatan khusus diperoleh nilai
yang sama dan nilai itu dipakai sebagai dasar untuk menyusun dan mempersiapkan
rancangan dasar negara, sehingga jiwa yang ada dalam Pancasila itu sama untuk seluruh
bangsa Indonesia. Dengan adanya metode ilmiah seperti ini menjadikan Pancasila dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Landasan aksiologis
aksikologis merupakan cabang filsafat yang membahas tentang nilai. Landasan
aksikologis adalah nilai-nilai yang mendasari pembentukan pola pikir tersebut.
10
Berkaitan dengan aksiologis ini sangat dipengaruhi oleh titik tolak dan sudut pandang
dalam menetukan pengertian nilai dan hierarkhinya. Misalnya, nagi kaum materialis
memandang hakikat nilai yang tertinggi adalah nilai material. Kaum Hidonis
berpendandangan bahwa nilai tertinggi adalah berupa kenikmatan dan kebahagian.

8
M. Syamsuddin, dkk.,2019. Pendidikan Pancasila Menempatkan Pancasila dalam Konteks Keislaman dam
Keimdonesiaan. Yogyakarta:Total Media. Hlm.69.
9
Ibid. Hlm.70
10
Alwi Kaderi, 2015. Pendidikan Pancasila untuk Peguruan Tinggi. Banjarmasin: Antasari Press. Hlm:87.
Namun pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, tergantung nilai tersebut dengan
manusia.
11
Berdasarkan landasan aksiogis, Pancasila merujuk kepada nilai-nilai dasar yang
terdapat didalam Pembukaan UUD 1945. Nilai-nilai dasar ini harus menjiwai, menghayati
nilai instrumentalnya yang terdapat di dalam Peraturan Perundang-undangan. Aktualisasi
nilai-nilai dasar tersebut konstektual dan konsisten dengan perkembangan kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks aksiologis, Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung nilai manfaat
yaitu untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang beraneka ragam suku bangsa ini, dan
mengandung nilai manfaat sebagai acuan moral bangsa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
daiangkat dari kehidupan bangsa Indonesia yang diyakini sebagai sesuatu hal yang baik,
benar dan indah (M. Syamsuddin,dkk.,2019:70).
Landasan antropologis
Landasan antropologis merupakan landasan yang membahas tentang hakekat
manusia. Dalam konteks antropologis, Pancasila sebagai filsafat bertitik tolak pada
12
hakekat kodrat manusia yang monopluralis, yaitu manusia berhubungan dengan Tuhan,
dengan sesama manusia, dan dengan alam sekitarnya, yang dalam hubungannya itu
manusia harus memelihara keserasian, keselarasan, dan keseimbangan. Dari susunan
kodrat, sifat kodrat dan kedudukan kodrat manusia tersebut, manusia dapat memelihara
hubungannya dengan Tuhan, dengan diri-sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan
alam sekitarnya secara serasi, selaras, dan seimbang. Hal ini tercermin dalam sila-sila
Pancasila.
Jika dilihat dari segi filsafat negara, Pancasila adalah dasar filsafat negara. Maka
karena pendukung pokok negara adalah rakyat, padahal unsur rakyat itu adalah manusia
itu sendiri.
3. Filsafat Pancasila Membangun Bangsa yang Berkarakter
a. Integral Kemanusian yang diajarkan oleh Pancasila adalah kemanusian yang
integral, yakni mengakui manusia seutuhnya. Manusia diakui sebagai suatu
keutuhan jiwa dan raga, keutuhan antara manusia sebagai individu dan makhluk
sosial. Dengan adanya Pancasila yang mengajarkan tentang kemanusian akan
membangun karakter bangsa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

11
Damardjati Supadjar, dkk.,1996. Landasan Pengembangan Filsafat. Jurnal Filsafat. Hlm.61.
12
Ibid.61-62
b. Etis Pancasila merupakan kaulifikasi etis. Pancasila mengakui keunikan
subjektivitas manusia, ini berarti menjunjung tinggi kebebasan, namun tidak dari
segalanya seperti liberalisme. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan yang
bertanggungjawab.
c. Religius sila pertama Pancasila menegaskan bahwa religius melekat pada hakikat
manusia, maka pandangan kemanusian Pancasila adalah paham kemanusian
religius. Religius menunjukkan kecenderungan dasar dan potensi itu. Pancasila
mengakui Tuhan sebagai pencipta serta sumber keberadaan dan menghargai
religius dalam masyarakat sebagai yang bermakna. Kebebebasaan agama adalah
satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia, karena kebebasaan
agama itu langsung bersumber kepada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan13.
4. Mengmalkan Pancasila sebagai Filsafat Hidup Bangsa
Pengamalan Pancasila sebagai filsafat hidup dengan cara sebagai berikut:
a. Pengamalan sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.
- Mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya Yang Maha
Sempurna, Maha Kuasa dan lain-lainnya.
- Mentaati ajaran-ajaran Tuhan Yang Maha Esa.
- Saling menghormati anatara pemeluk agama dan penganut kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Pengamalan sila kedua: Kemanusian yang adil dan beradab.
- menempatkan sesama manusia sebagai makhluk Tuhan dengan segala
martabat dan hak asasinya.
- Memperlakukan sesama manusia secara adil dan beradab seperti
memperlakukan diri sendiri
- Memperlakukan sesama manusia sebagai manusia pribadi dan manusia sosial
secara seimbang.
c. Pengamalan sila ketiga: Persatuan Indonesia.
- Membina persatuan sesama warga negara dan penduduk Indonesia.
- Membina persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia dan kebudayaan yang
Bhineka Tunggal Ika

13
Yoga Putra Semadi, 2019. Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia Menuju Bangsa Berkarekter.
Jurnal Filsafat Indonesia, Vol. 2 No.2. hlm.87-88
- Mencintai tanah air dan bangsa, dan menempatka kepentingan umum, bangsa
dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.
d. Pengamalan sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam pemusyawaratan/perwakilan.
- Menjunjung tinggi asas kerakyatan
- Melaksanakan asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, akal
sehat dan hati nurani yang suci dalam pemusyawaratan/perwakilan.
- Mentaati segala putusan rakyat dalam lembaga-lembaga perwakilan.
e. Pengamalan sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Memelihara kehidupan yang adil di segala bidang kehidupan
- Menumbuhkan sikap tolong menolong, kekeluargaan dan gotong royong.
- Memelihara kehidupan sebagai makhluk sosial dan memanfaatkan serta
mengamalkan miliknya sehingga mempunyai fungsi sosial14.
KESIMPULAN
Pancasila merupakan pedoman dasar pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila
sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat
dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak. Pancasila disebut juga filsafat karena
merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa yang dalam usaha-usaha
keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat kredibel.
Pancasila sebagai filsafat hidup memilik empat landasan yaitu: onologis, aksiologis,
antropologis, dan epistomologis. Pancasila dapat membangun karekter bangsa melalui
integral kemanusia, etnis pancasila dan religius.

REFERENSI
Sumber dari buku:
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016. Pendidikan Pancasila
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia.
Syamsuddin, M, dkk.,2019. Pendidikan Pancasila Menempatkan Pancasila dalam Konteks
Keislaman dan Keindonesiaan. Yogyakarta:Total Media.
Tim Pusdiklat Pengembangan SDM, 2018. Pancasila. Kementerian Keuangan.

14
Tim Pusdiklat Pengembangan SDM, 2018. Pancasila. Kementerian Keuangan. Hlm:42-43.
Sumber dari jurnal:
Antoni, Condra. Filsafat Pancasila sebagai Basis Pergerakan Mahasiswa, Kehidupan Sosial,
dan Spirit Kewirausahaan. Batam: Politeknik Negeri Batam Parkway Street.
Kaderi, Alwi. 2015. Pendidikan Pancasila untuk Peguruan Tinggi.Banjarmasin:Antasari
Press.
Mudhofir, Ali. 1996. Pancasila sebagai Sistem Kefilsafatan. Jurnal Filsafat.
Nugroho, Iwan. 2010. Nilai-Nilai Pancasila sebagai Falsafah Pandangan Hidup Bangsa
Untuk Peningkatan Kualitas Sumber Daya ManusiadanPembangunan Lingkungan
Hidup. Jurnal Konstitusi,Vol. III No. 2.
Putra Semadi,Yoga. 2019. Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia Menuju
Bangsa Berkarekter. Jurnal Filsafat Indonesia, Vol. 2 No.2.
Supadjar, Damardjati, dkk.,1996. Landasan Pengembangan Filsafat. Jurnal Filsafat.
Suryatni, Luh. 2016. Filsafat Pancasila dan Filsafat Hukum sebagai Dasar Rule of Moral.
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, Vol. 6 No.2.
Tongat, 2012. Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara dan Makna Filosofisnya dalam
Pembaharuan Hukum Pidana Nasional. MMH,Jilid 41 No.3.

Anda mungkin juga menyukai