Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA DAN MODERASI BERAGAMA

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pancasila Dan Anti Toleransi
Dosen Pengampu : MH Ahmad Faris Hilmi,SH

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Abdul Mutholib
Maulana Sarif Hidayat
Ahmad Nur Fuadi
Inas Ghojanah
Agus Riyanto

UNIVERSITAS MA’ARIF NAHDLATUL ULAMA 2023


FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA
Daftar Isi
BAB I.................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................3
BAB II................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
BAB III.............................................................................................................................................10
PENUTUP DAN KESIMPULAN............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Moderasi beragama adalah bagian dari strategi bangsa ini dalam merawat Indonesia.
Sebagai bangsa yang sangat beragam, sejak awal para pendiri bangsa sudah berhasil
mewariskan satu bentuk kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara, yakni Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang telah nyata berhasil menyatukan semua kelompok
agama, etnis, bahasa, dan budaya. (KEMENAG RI : 2019: 23)
Edi Warsidi (2018: 47) mengatakan, “Dasar negara merupakan alas yang menjadi
pijakan dan mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah negara. Negara
Indonesia dibangun juga berdasarkan suatu landasan atau pijakan, yaitu Pancasila.”
Fenomena moderasi bukan hanya sekedar kepentingan dan tanggung jawab individu,
melainkan juga kepentingan dan tanggung jawab setiap kelompok, masyarakat dan
negara. Keberagaman yang ada di Indonesia banyak melahirkan pengetahuan yang
bersifat komprehensif. Sehingga perlu adanya sikap moderat dari pelbagai komponen
masyarakat dalam menjalankan kehidupan sosial yang harmonis. Sebagai manusia yang
memiliki jiwa sosial berperan aktif untuk saling melengkapi keberagaman menjadi suatu
kesatuan yang utuh. Layaknya Pancasila yaitu bhineka tunggal ika, berbeda tetap satu.
Namun dalam hal menyikapi keberagaman harus di sikapi secara obyektif dan
universal. Sehingga tidak ada perbedaan yang nampak jelas saling berlawanan. Dengan
mengimplementasikan moderasi beragama selaras dengan nilai pancasila merupakan
salah satu usaha untuk mewujudkan kerukunan, ketentraman, keharmonisan dan
kedamaian dalam menjalani kehidupan bernegara menjadi satu bingkai yang dihiasi ke
indahan keberagaman.
B. Rumusan Masalah

1.Apa pengertian moderasi beragama


2.Bagaimana pandangan islam Moderasi dengan pancasila
3.Apa perbedaan beragama dan bernegara
4.Bagaimana hubungan antara Pancasila dengan moderasi beragama
5.Apa kontrovesi mengenai Pancasila dan beragama
C. Tujuan penulisan
1.Mengetahui tentang moderasi beragama
2.Mendiskirpsikan pandangan islam moderasi dengan Pancasila
3.Mengetahui perbedaan beragama dan bernegara
4.Mendiskirpsikan hubungan antara Pancasila dengan moderasi beragama
5.Mengetahui kontrovesi mengenai Pancasila dan beragama
BAB II
PEMBAHASAN
Moderasi beragama merupakan cara beragama seseorang dengan mengambil jalan
tengah di antara dua kutub yang ekstream terhadap ajaran agama yang di yakini.
Sedangkan Moderasi Pancasila adalah mengambil sikap dalam menjalani kehidupan
bernegara dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila sesuai keadaan masyarakat.
Dalam pandangan Islam moderasi sama pengertiannya dengan al wasathiyyah
berasal dari kata wasath. Ibnu Asyur mendefinisikan kata wasath adalah nilai-nilai Islam
yang dibangun atas dasar pola pikir yang lurus dan pertengahan, tidak berlebihan dalam
hal tertentu.
Penting untuk menjadi sebuah catatan bahwa keadaan masyarakat Indonesia yang
relatif majemuk di perlukan adanya suatu interpretasi cara pandang yang berorientasi
kepada keselarasan pemahaman hidup beragama dan Pancasila. Sebuah pemahaman yang
dapat menghantarkan menjadi satu kesatuan yang utuh demi kemaslahatan sebagai
bentuk rahmatan lil ‘aalamin. Penerimaan dan pengamalan nilai Pancasila merupakan
upaya umat beragama untuk menjalankan perintah Agama dalam kehidupan sehari-hari.
Persoalan yang terdapat di Indonesia sering di jumpai tentang masalah perbedaan
keberagaman yang timbul di masyarakat. Mulai dari perbedaan pemahaman agama,
sosial, ekonomi serta gaya hidup menjadi sebuah sumber pengetahuan yang harus segera
ditemukan akar permasalahannya. Bila di lihat dari pelbagai aspek keberagaman,
seharusnya dapat melahirkan pandangan yang lebih luas dan terbuka untuk menelaah hal
itu.
Penulis mengungkapkan sebagian cara pandang masyarakat terhadap pemahaman
agama masih terdapat sebuah fanatisme dalam menginterpretasikan teks tanpa melihat
konteks keadaan dan kebutuhan masyarakat yang relatif majemuk, sehingga
perkembangan zaman 1 Ibnu Asyur. at-Tahrir Wa at-Tanwir. (Tunis: ad-Dar
Tunisiyyah,1984), hlm. 17-18 yang lambat laun selalu berubah menuntut kita untuk dapat
berasimilasi dengan perkembangan zaman demi mewujudkan kemaslahatan.
Bila kita melihat historis dalam bukunya, Sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, Bung Hatta menceritakan tekanan kaum Kristen kepada negara RI, jika
tujuh kata (dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya) tidak
dihapus dari UUD 1945, maka golongan Protestan dan Katolik lebih suka berdiri di luar
Republik.” (Dikutip dari Endang Saifuddin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945:
Sebuah Konsensus Nasional Tentang Dasar Negara Republik Indonesia (1945-1949),
(Jakarta: GIP, 1997)).
Mereka memandang sebagai diskriminasi terhadap golongan minoritas. Hal itu
kemudian menjadi kontroversi bahwa dasar negara Pancasila akan di ubah menjadi dasar
negara Islam karena memberikan hak penuh kepada umat Islam dalam bernegara. Dari
segi historis memang bagi umat islam mempunyai kedudukan penting dalam perjalanan
bangsa Indonesia hingga merdeka. Maka tidak heran bila Piagam Jakarta dan pembukaan
UUD 1945 berisikan tentang kewajiban menjalankan syariat Islam.
Dalam permasalahan seperti ini sikap moderat sangat penting di implementasikan
pada kalangan umat beragama agar tidak timbul perselisihan yang dapat membuat umat
terpecah belah hanya karena perbedaan interpretasi teks. Para ulama Indonesia sudah
cukup bijaksana dan konsisten dalam menanggapi permasalahan tersebut. Dengan
memandang aspek keagamaan dan kebutuhan sosial untuk kemaslahatan bersama demi
mewujudkan negara kesatuan yang berlandaskan kepada nilai Ketuhanan dan Pancasila.
Kemudian tujuh kata tersebut di ubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” saja. Dengan
demikian sejarah telah membuktikan betapa besar toleransi ummat Islam terhadap Negara
dan Bangsa.
Memandang perbedaan menjadi suatu keberagaman yang unik dalam beragama
dan bernegara dengan melihat kebutuhan dan kondisi masyarakat, bukan untuk
diperdebatkan dengan argument kefanatikan yang dapat menimbulkan perpecahan seperti
adanya perbedaan persepsi dalam menginterpretasikan teks dan konteks . Karena di
kalangan masyarakat masih sering ditemukan kelompok awam, di khawatirkan ketika
dihadapkan pada perbedaan pendapat kemudian menimbulkan perselisihan yang
membuat mereka salah paham terhadap makna Pancasila dengan Agama.
Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara Republik Indonesia bukanlah agama,
tidak dapat menggantikan agama dan tidak dapat dipergunakan untuk menggantikan
kedudukan agama. (Jakarta: LP3ES, 2009). Agama mengkontribusikan nilai nya kepada
Pancasila untuk mempersatukan seluruh bangsa menjadi kesatuan yang utuh dengan
berlandaskan nilai yang luhur merupakan sebuah refleksi adanya moderasi antara Agama
dan Pancasila. Maka Pancasila memberikan akomodasi kepada pemeluk Agama berupa
jaminan dan perlindungan dalam menjalankan perintah Agama sesuai kepercayaan
masing-masing.
Pentingnya mempunyai sikap kearifan lokal dan ilmu pengetahuan yang
mendasar serta komitmen yang tinggi dalam memahami teks dan konteks persoalan umat
merupakan sebuah upaya untuk membangun sebuah peradaban sosial yang tidak
dikendalikan oleh paham yang sempit dan cenderung menyalahkan paham kelompok lain.
Memberikan inspirasi kepada umat beragama di tanah air untuk menjalankan ajaran
agama sesuai teks wahyu dan konteks dengan memperhatikan nilai Agama dan
kemanusian.
Langkah ini sangat penting bagi generasi penerus bangsa mempunyai sikap
kearifan lokal dan landasan pemikiran elaboratif, rasional dan interpretatif dalam
menginterpretasikan pandangan hidup yang relatif majemuk. Sehingga seseorang tidak
berlebihan dan melampaui batas dalam beragama serta dapat hidup harmonis
menjalankan kehidupan bernegara dengan tetap berpegang teguh pada nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Pengertian Pancasila dan Agama Pancasila adalah ideologi dasar bagi Negara
Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari sanskerta: panca berarti lima dan la berarti
prinsip atau asas. Hubungan Pancasila dan Agama Pancasila yang di dalamnya
terkandung dasar filsafat hubungan Negara dan agama merupakan karya besar bangsa
Indonesia melalui The Founding Fathers Negara Republik Indonesia.
Pentingnya dasar ketuhanan dirumuskan oleh Founding Fathers Negara kita
dapat dibaca pada pidato Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945. Tuhan menurut termiologi
pancasila adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang maknanya se Hendaknya Negara Indonesia
adalah Negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan leluasa.
Segenap dapat menyembah Tuhannya dengan leluasa. Segenap rakyat hendaknya ber-
Tuhan. Pernyataan ini mengandung dua arti pokok. Pancasila yang di dalamnya
terkandung dasar filsafat hubungan Negara dan agama merupakan karya besar bangsa
Indonesia melalui The Founding Fathers Negara Republik Indonesia. Begitu pentingnya
memantapkan kedudukan Pancasila, maka Pancasila pun mengisyaratkan bahwa
kesadaran akan ada nya Tuhan milik semua orang dan berbagai agama. Tuhan menurut
terminologi pancasila adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang tak terbagi yang maknanya
sejalan dengan Islam, Kristen, Budha, dan juga bahkan Animisme.
Kuatnya faham keagamaan dalam formasi kebangsaan Indonesia membuat arus
besar pendiri bangsa tidak dapat membayangkan ruang public tanpa Tuhan. Pentingnya
dasar ketuhanan dirumuskan oleh Founding Fathers Negara kita dapat dibaca pada
pidato Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 ketika berbicara mengenai dasar Negara
(philosophische grondslag) yang menyatakan, “Prinsip ketuhanan! Bukan saja bangsa
Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya berTuhan.
Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa Al Masih, yang
Islam menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW. , orang Budha menjalankan ibadatnya
menurut kitab-kitab yang ada padanya, Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan.
Hendaknya Negara Indonesia ialah Negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah
Tuhannya dengan leluasa. Segenap dapat menyembah Tuhannya dengan leluasa. Segenap
rakyat hendaknya ber-Tuhan. Secara kebudayaan yakni dengan tiada ‘egoism agama’.
Dan hendaknya Negara Indonesia satu Negara yang ber-Tuhan” (Zoelva, 2012).
Pernyataan ini mengandung dua arti pokok. Pertama, pengakuan akan eksistensi agama-
agama di Indonesia yang menurut Ir, Soekarno, “mendapat tempat yang sebaik-baiknya”.
Kedua, posisi Negara terhadap agama, Ir. Soekarno menegaskan bahwa “Negara kita
akan berTuhan”. Bahkan dalam bagian akhir pidatonya, Ir. Soekarno mengatakan,
“Hatiku akan berpesta raya, jikalau saudara-saudara menyetujui bahwa Indonesia
berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Agama membutuhkan Pancasila dalam menyelesaikan keterbatasannya utuk
menghindari konflik. Dan pancasila membutuhkan agama untuk mempercaya kedalaman
makna hidup.
Di Indonesia terdapat enam agama (Islam, Khatolik, Kristen, Hindu, Budha, dan
Konghucu). Sehingga untuk menjaga kerukunan antar masyarakat maka sila pertama di
dalam Pancasila dibuat dengan bahasa yang umum dan mencakup seluruh warga
Negara.Pancasila adalah ideologi dasar bagi Negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari sanskerta : pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.

Pancasila sebagai ideologi Negara menjadikan setiap warga Negara dengan ideologi
Pancasila memiliki hak Asasi Manusia untuk dapat memeluk agama dan menjalankan
ibadahnya sesuai dengan ajaran agama yang dikehendakinya. Setiap aturan yang dibuat
harus memperhatikan sikap toleransi antar beragama.

Agama adalah ajaran sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan


kepada Tuhan (atau sejenisnya) serta tata kaidah yang berhubungan dengan adat
istiadat, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan
kehidupan, pelaksanaan agama bisa dipengaruhi oleh adat istiadat daerah setempat.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa perbedaan Pancasila dan Agama adalah
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan bangsa dan bernegara,
sedangkan agama adalah ajaran sistem yang mengatur tata keimanan.
Dalam hubungan antara agama Islam dan Pancasila, keduanya dapat berjalan
saling menunjang dan saling mengokohkan. Keduanya tidak bertentangan dan tidak
boleh dipertentangkan. Juga tidak harus dipilih salah satu dengan sekaligus
membuang dan menanggalkan yang lain.
Hubungan agama Islam dengan Pancasila yaitu,
a) Sila pertama disebutkan dalam Al-Quran "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang
Maha Esa, tidak ada Tuhan Melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang" (QS. Al-Baqarah:163)
b) Sila kedua disebutkan dalam kitab suci Al-Quran "Sesungguhnya Allah
menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kerabat
dan Allah melarang dari perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepada kamu agar dapat mengambil pelajaran" (QS. An-
Nahl:90)
c) Sila ketiga dalam kitab Al-Quran dikatakan "Manusia dahulunya hanyalah satu
umat kemudian mereka berselisih. Karena tidaklah karena suatu ketetapan yang
telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah diberi keputusan diantara mereka
tentang apa yang mereka per selisih kan itu" (QS. Yunus:19)
d) Sila keempat disebutkan dalam kitab suci Al-Quran "Maka disebabkan rahmat
dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonlah ampun bagi mereka dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad maka bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakal kepadanya" (QS. Al-Imran:159)
e) Sila kelima juga disebutkan dalam kitab suci Al-Quran " Hai orang-orang yang
beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Berlaku adil
lah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS. Al-Maidah:8)

Kontroversi Mengenai Pancasila dan Agama

1) Perusakan Tempat Ibadah


Kerusakan tempat ibadah tanggal 13-14 mei 2018 terjadi rangkaian
peristiwa meledaknya bom di berbagai tempat di Surabaya dan Sidoarjo, jawa
timur. Tiga tempat diantaranya dalam tempat ibadah di Gereja Santa Maria Tak
Bercela, GKI Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Jenis
serangan ini dikategorikan sebagai pengeboman bunuh diri yang dilakukan oleh
jamaah Ansharut Daulah, cabang asia tenggara ISIS (Terorisme). Peristiwa
pengeboman bunuh diri ini telah menghebohkan dan meresahkan masyarakat
Indonesia. Tindakan terorisme ini jelaslah menyimpang dari nilai-nilai pancasila
sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Dalam pengeboman
tentu terdapat korban jiwa hal ini bisa diartikan dengan pembunuhan berencana.
Setiap agama tidak memperbolehkan untuk saling membunuh, berarti sama saja
dengan tidak menghargai apa yang diberikan oleh allah. Sebab setiap orang
berhak untuk hidup dan mendapatkan keadilan serta kedamaian tempat ibadah.
2) Kesulitan Mendirikan Tempat Ibadah
Tidak bisa dipungkiri bahwa indonesia memiliki agama yang berbeda-
beda, namun masing sering kita jumpai masyarakat yang kesulitan mendirikan
tempat ibadah. Kesulitan ini sering dialami oleh masyarakat yang memeluk
agama kristen (minoritas). Berbeda dengan mereka yang memeluk agama islam
(mayoritas). Dalam mendirikan tempat ibadah, mereka yang beragama non
muslim mengalami kesulitan dalam mencari perizinan mendirikan tempat
ibadah. Misalnya kasus penyegelan Gereja Kristen Indonesia Yasmin pada
tanggal 11 Maret 2010 di Bogor Jawa Barat, kasus ini terjadi karena kurangnya
sikap toleransi antar umat beragama.
BAB III

PENUTUP DAN KESIMPULAN


Inti dari moderasi beragama dan pancasila adalah mengambil sikap adil,
berimbang dengan memandang keadaan dan kebutuhan masyarakat secara obyektif dan
universal. Sesuai ilmu pengetahuan yang mendasar serta menanamkan komitmen dan
sikap kearifan lokal terhadap perbedaan agar meminimalisirkan perselisihan antara
umat beragama.
Dengan adanya kemajemukan di Indonesia berarti membutuhkan suatu
landasan yang bisa menyatukan pelbagai keragaman. Yaitu dengan memadukan
pemahaman Agama dan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mengakomodasikan
kepada pemeluk agama dengan memberikan jaminan dan perlindungan dari negara
untuk menjalankan perintah agama sesuai keyakinan.
Sebagai dasar dan fondasi negara Indonesia, Pancasila menjadi sumber segala
dan peraturan ketatanegaraan Indonesia. Pancasila menjiwai seluruh peraturan yang
disusun untuk mengatasi dan menyalurkan persoalan-persoalan yang timbul
sehubungan dengan penyelenggaraan dan perkembangan bangsa.
Sedangkan Agama menjadi sumber segala petunjuk kehidupan yang menjiwai
setiap pemeluknya untuk hidup rukun bernegara membangun relasi yang baik kepada
setiap bangsa.. Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya
dengan agama, diperlukan usaha yang cukup keras.
DAFTAR PUSTAKA

1. Academia.edu https://www.academia.edu>ESSAI’MODERASI BERAGAMA DAN


PANCASILA.’
2. Husain,Adian.”75 Tahun Piagam Jakarta.”(https://member.adianhusaini.)
3. Kementrian Agama RI.2019.Tanya Jawab Moderasi Beragama.jakarta:Badan
Litbang dan Diklat Kementian Agama RI
4. Warsidi.Edi.2018.”Pancasila dalam Kehidupan Bernegara.”Surakarta:Sinegri Primo
Magna.
5. https://id.Wikipedia.org./Wiki/Agama
6. https://.umm.ac.id>arsip.koran.
7. https://rejogja.republika.co.id>berita
8. Misrawi.Zuhairi.2010.Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi,Keumatan,Dan
Kebangsaan.Jakarta:PT Kompas.Media.Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai