BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk membahas hal ini dalam makalah yang berjudul “Pluralisme Agama Dalam
Pandangan Gus Dur Dan Rizieq Shihab (Studi Perbandingan)”.
Rumusan Masalah:
Tujuan Penelitian :
Manfaat Penelitian
2
2. Memberikan gambaran yang berbeda mengenai plurarisme agama di
Indonesia.
3. Memberikan reformasi pemikiran mengenai kebragaman agama di
bumi pertiwi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu dalam Dasar Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila, sudah
menyatakan bahwa negara mengakui Keberadaan agama dan kepercayaan di
Indonesia. Maka setiap warga Negara sebaiknya beribahdah menurut
keyakinanyang diimani tanpa merasa terbeban oleh perbedaan dalam kehiduoan
bermasyarakat.3 Agama dan masyarakat hidup berdampingan dan saling
1
Irean, Syafitri. “Islam Dan Politik Identitas : Studi Tentang Pemahaman Nilai-nilai Pendidikan
Islam”. Jurnal Studi Islam, Vol. 15 Nomor 2. 2019. Hal. 72.
2
Zulkarnain, Iskandar. 2011. Hubungan Antarkomunitas Agama Di Indonesia : Masalah Dan
Penanganannya. Kajian Vol. 16 No.4 Desember 2011. Hal. 687
3
Zulkarnain, Iskandar. 2011. Hubungan Antarkomunitas Agama Di Indonesia : Masalah Dan
Penanganannya. Kajian Vol. 16 No.4 Desember 2011. Hal. 687
4
mempengaruhi. Setiap agama mengandung nilai-nilai dasar dan universal yang
menjadi landasan dasar mereka untuk menjalankan ibadahnya masing-masing.
Secara umum agama meminta umatnya untuk bekerja yang lebih sabar,
manusiawi, etis, bertanggung jawab, saling memperhatikan dan mencapai hal-hal
yang lebih baik. Agama membentuk perilaku sehari-hari seseorang untuk
memiliki kepribadian yang baik, maka keberadaan agama ini dijadikan refleksi
oleh seseorang.4
5
Abdurrahman Wahid yang cukup mencengangkan mengenai plurarisme agama
ditunjukkan melalui pembatisan dirinya di Gereja, meskipun beliau bukanlah
orang Nasrani. Aksi beliau yang lainnya cukup mencengangkan yaitu, ketika
beliau membacakan puisi meengenai Yesus Kristus di dalam Gereja.5
5
Dr. Iswahyudi, M.Ag.” Pluralisme Islam Pribumi (Melacak Argumen-Argumen Abdurrahman
Wahid Tentang Pluralisme Islam Di Indonesia)”. 2016. Hal. 13.
6
menjadi benar baik dibela ataupun tidak. Tuhan memiliki ketentuan sendiri untuk
menentukan kebenaranan itu, sebagaimana Tuhan telah mengatur mekanisme
hukum alam agar tetap seimbang. Keadaan ini diibaratkan suatu dunia yang utuh
dan menyeluruh, Dan diibaratkan dengan keadaan tubuh yang seimbang. Untuk
menghindari perpecahan dalam plurarisme kehidupan berbangsa dan bernegara
maka perlu dibudayakan dan dososialisasikan bahwa islam perlu bahwa islam
menilak keras tindakan yang dapat memicu dan mendasari tindakan masyarakat
untuk melakukan perpecahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Justru
keberagaman ini harus diperhadapkan dengan kebenaran Allah. Kebenaran Allah
tidak berkurang sedikit pun tanpa adanya dukungan atau pembelaan dari
sekelompok orang. Sekelompok orang tersebut tidak bersalah jika berdiam diri.
Tuhan tidak perlu dibela, walaupun tidak juga menolak dibela. Kita akan melihat
di masa depan mengenai perlu atau tidaknya pembelaan tersebut. 6
7
agama dan pemeluk agama berhak beribadah menurut keyakinannya tanpa
mengalami kekerasan, perlakuan diskriminatif, dan pelanggaran keyakinan
agama.7//
8
oleh Sultan Alauddin Ri‟ayatsyah al-Qahhar. Semasa kepemimpinan beliau
syariat Idlam benar-banr dilaksanakan di bumi Aceh hal ini tampak dari ketegasan
beliau yang menjatuhkan hukuman bagi Raja Linke yang bersalah akibat
membunuh Adik Sultan di masa itu, ketegasan dan jetekunanbeliau untuk
mempertahankan syariat islam di masa itu sungguh memberikan hasil yang baik..8
8
Maula, M.Iqbal. “Pandangan Muhammad Rizieq Shihab Tentang Pancasila”. Jurnal Studi
Agama-Agama ISSN 2089-8835 Volume 2 Nomor 2 . 2019. Hal 71-88.
9
kepada landasan laten negara ini. Maka dari itu Rizieq Shihab kerap kali
menyampaikan gagasan yang tertuang dalam tulisan-tulisan serta ceramah-
ceramah keagamaannya yang mengandung unsur Negara bersyariat Islam.
Penerapan syariah secara keseluruhan di semua aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pengembalian landasan Negara kepada bentuk awalnya merupakan
suatu keharusan, karena sesungguhnya negar Indoneisa merpakan Negara Tauhid
yang berdasarkan kepada syariat islam. Konsep Tauhid ini sangat wajar untuk
diterapkan karena asal usul sejarah bangsa menyatakan bahwa bangsa ini
merupakan produk kerjaan islam dimasanya, konsep Negara tauhid ini akan
terselenggara tanpa mengekebiri kepentingan kaum-kaum minoritas.
Selain itu system khilafah yang merupakan salah satu produk islam yang
sudah lama ada dan bersama bangsa Indonesia harus dkembalikan kedudukannya.
Klilafah harus dikembalikan menjadi landasan dasar kehidupan berbangsa dan
bernegara. Bangsa Indonesia harus mengingat bahwa bumi Indonesoa dibangun
atas dasar syariat Islam, bukanlah atas dasr kronologis sejarah yang didalamnya
terdapat beberapa kebudayaan dan keberagaman yang sempat ada di bumi
Indonesia. Khalifah harus diutamakan dan dijalankanoleh seluruh penduduk
Indonesia Tanpa terkecuali.
10
keharusan bagi Indonesia yang masyarakatnya majemuk ini. Hal ini karena
Indonesia bukan merupakan suatu negara yang didasari oleh satu agama tertentu.
Maka toleransi merupakan inti dari keberagaman orang Indonesia yang majemuk
ini. Di pihak lain menurut Rizieq Shihab bahwa negara Indonesia harus tetap
mempertahankan keadaan negara syariahnya sebab itu adalah dasar negara yang
telah mendarah daging sejak jaman kerajaan Islam di Indonesia.
Walau pun demikian kedua pihak ini menyadari bahwa perlu sikap
terbuka, dewasa dan penghayatan atas masing-masing ajaran agama tanpa merasa
paling benar. Harapannya wacana pluralisme agama di Indonesia ini sebagai ajang
koreksi diri atas ajaran dan kedewasaan dalam memandang hidup dan kehidupan.
Bagaimana pun juga hidup damai, tentram dan bahagia merupakan cita-cita
seluruh rakyat Indonesia.
BAB III
PENUTUP
11
budaya. Manusia hidup berdampingan dengan manusia lainnya, hal ini yang
membuat manusia membentuk suatu sistem kekerabatan yang menjadikan
manusia itu membentuk budaya baru. Keadaan ini memberikan implikasi pada
terbentuknya budaya baru akibat dari lamanya keberlangsungan hidup manusia.
Keberagaman yang terbentuk dalam budaya itu menjadikan tatanan hidup
sekelompok orang akan berbeda. Hal ini yang melahirkan pro dan kontra di
tengah masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Irwan, Syafitri. 2019. Islam Dan Politik Identitas : Studi Tentang Pemahaman Nilai-nilai
Pendidikan Islam.
12
Lestari, Julita. 2020. Pluralisme Agama Di Indonesia Tantangan dan Peluang Bagi
Keutuhan Bangsa. Al-Adyan: Journal of Religious Studies. Volume 1, Nomor 1,
Juni (2020)
Maula, M.Iqbal. 2019. Pandangan Muhammad Rizieq Shihab Tentang Pancasila. Jurnal
Studi Agama-Agama ISSN 2089-8835 Volume 2 Nomor 2 Tahun 2019: 71-88.
Medina-Te : Jurnal Studi Islam, Vol. 15 Nomor 2, Desember 2019 p-ISSN: 1858-3237.
Putro, Swastiko. 2013. Persepsi Tokoh Lintas Agama Terhadap Pemikiran “Gus Dur”
Tentang Pluralisme Agama. Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomo1 Volume
2 Tahun 2013
Sahfutra, Surya Adi. 2014. Gagasan Pluralisme Agama Gus Dur Untuk Kesetaraan Dan
Kerukunan. Religi, Vol. X, No. 1, Januari 2014: 89-113
13