Anda di halaman 1dari 177

PERBANDINGAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI SISWA PADA MATERI

HIDROLISIS GARAM DI KELAS SNOWBALL THROWING


HALAMAN SAMPUL
DAN JUST IN TIME TEACHING DI SMAN 7 KERINCI

SKRIPSI

OLEH:
WINDY KARTIKA
RRA1C115015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
HALAMAN LOGO
PERBANDINGAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI SISWA PADA MATERI
HIDROLISIS GARAM DI KELAS SNOWBALL
HALAMAN JUDUL THROWING
DAN JUST IN TIME TEACHING DI SMAN 7 KERINCI

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Universitas Jambi
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:
WINDY KARTIKA
RRA1C115015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Perbandinga Kemampuan Argumentasi Siswa pada Materi

Hidrolisis Garam di Kelas Snowball Throwing dan Just in Time Teaching di

SMAN 7 Kerinci” Yang disusun oleh Windy Kartika NIM. RRA1C115015 telah

dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 03 Juli 2019.

Dewan Pengui

1. M. Haris Effendi Hsb, S.Pd., M.Si., Ph. D Ketua Penguji 1 ..................


NIP. 19730123 200003 1 001

2. Drs. Fuldiaratman, M.Pd Sekretaris 2 ..................


NIP. 19600812 198403 1 002

3. Dr. Drs. Haryanto, M.Kes Penguji Utama 3 ..................


NIP. 19680313 199303 1 003

4. Dr.Yusnelti, M.Si Anggota 4 ...................


NIP. 1958027 198503 2 003

5. Dra. M. Dwi Wiwik Ernawati, M.Kes Anggota 5 ....................


NIP. 19650829 199203 2 001

Jambi, Juli 2019


Mengetahui, Mengetahui,
Dekan FKIP Universitas Jambi Ketua Jurusan PMIPA

Prof. Dr. rer.nat. Asrial, M.Si Dra. Sofnidar, M.Si


NIP. 19630807 199003 1 002 NIP. 19661231 1993032 009

Didaftarkan tanggal :
Nomor :

iii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Windy Kartika


Nim : RRA1C115015

Program Studi : Pendidikan Kimia

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar karya


sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari karya pihak lain. Apabila dikemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan jiplakan atau
plagiat, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung


jawab.

Jambi, Juli 2019


Yang Membuat Pernyataan,

Windy Kartika
NIM RRA1C115015

iv
ABSTRAK
Kartika, Windy. 2019. Perbandingan Kemampuan Argumentasi Siswa pada
Materi Hidrolisis Garam di Kelas Snowball Throwing dan Just in Time
Teaching di SMAN 7 Kerinci. Skripsi, Jambi: Program Studi Kimia, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi, Pembiming I: M. Haris Effendi,
S.Pd., M.Si., Ph. D, Pembimbing II: Drs. Fuldiaratman, M.Pd

Kata Kunci: Kemampuan Argumentasi, Snowball Throwing, JiTT, Hidrolisis


Garam
Pemahaman siswa tentang ilmu kimia harus memiliki keterkaitan antar
konsep. Untuk memahami konsep dengan benar maka siswa perlu mengembangkan
kemampuan berpifikir abstrak, kritis dan analitis. Keterampilan ini termasuk
kemampuan untuk berarguemntasi. Salah satu model pembelajaran yang dapat
melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan berargumentasi adalah model
pembelajaran Snowball Throwing dan Just in Time Teaching. Materi yang dapat
digunakan dalam model ini untuk mengembangkan kemampuan arguemntasi siswa
salah satunya adalah hidrolisis garam. Dimana siswa terlibat dalam memberikan
pernyataan (Claim), data (evidence) serta alasan yang menghubungkan data dan
pernyataan (reasoning).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan
argumentasi siswa antara dua kelas eksperimenpada materi hidrolisis garam Kelas
XI IPA SMA Negeri 7 Kerinci.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metde yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, desain
yang digunakan adalah posttest-Only Control Group Design. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Purposive Sampling. Instrument
pengumpulan data yang digunakan yaitu soal posttest. Untuk melihat perbedaan
kemampuan argumentasi siswa di kelas XI IPA 1 dan IPA 2 digunakan uji-t
independen.
Hasil belajar siswa kelas Snowball Throwing sebesar 77,04% dengan
kategori baik. Sedangkan hasil belajar siswa kelas Just in Time Teaching sebesar
67.68% dengan kategori cukup baik. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
kedua kelas dimana diperoleh nilai sig.(2-tailed) sebesar 0.000.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpilkan bahwa terdapat perbedaan
kemampuan argumentasi siswa dikelas Snowball Throwing dan Just in Time
Teaching pada materi hidrolisis garam di SMA Negeri 7 Kerinci.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang


telah melimpahkan segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Kemampuan Argumentasi
Siswa pada Materi Hidrolisis Garam di Kelas Snowball Throwing dan Just in
Time Teaching di SMAN 7 Kerinci”.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana pada program studi Pendidikan Kimia di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Selama pelaksanaan penulisan
skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan arahan, dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang tulus kepada:
1. Bapak M. Haris Effendi Hsb, S.Pd., M.Si., Ph.D sebagai Pembimbing Skripsi
I, yang telah banyak memberikan masukan, bimbingan dan arahan dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Drs. Fuldiaratman, M.Pd sebagai Pembimbing Skripsi II, yang telah
banyak memberikan masukan, bimbingan dan arahan dalam penyusunan
skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Asrial, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
4. Ibu Dra. Sofnidar, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
5. Bapak Drs. Epinur, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Jambi.
6. Bapak Drs. Epinur, M.Si sebagai Pembimbing Akademik yang telah banyak
memberikan masukan, bimbingan dan arahan selama perkuliahan.

vi
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi yang telah memberikan ilmu dengan tulus
kepada penulis selama kuliah.
8. Teristimewa kepada kedua orang tua saya tercinta, ayahanda Paryanto dan
Ibunda Nurnas yang telah sangat berjasa dalam hidup saya. Dan tak lupa pula
kepada kakak saya Ary Retnas Saputro, adik- adik saya Gatot Gumbara dan
Aziizah Khairun Nisa yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan doa
kepada penulis untuk mencapai kesuksesan.
9. Teman-teman mahasiswa program studi pendidikan kimia angkatan 2015, serta
teman-teman lainnya yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan dan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Demikianlah, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jambi, Juli 2019

Penulis

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN LOGO ................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
PERNYATAAN..................................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
1.4 Batasan Penelitian................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 9


2.1 Penelitian Relevan .................................................................................. 9
2.2 Teori Belajar Konstruktivisme ............................................................. 11
2.3 Model Pembelaaran Just in Time Teaching (JiTT) .............................. 13
2.4 Model Pembelajaran Snowball Throwing............................................. 16
2.5 Kemampuan Argumentasi .................................................................... 18
2.6 Keterkaitan Model Pembelajaran dengan Kemampuan Argumentasi .. 23
2.7 Hidrolisis Garam................................................................................... 30
2.8 Kerangka Berpikir ................................................................................ 36
2.9 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 39

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 40


3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 40
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................... 40
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 40
3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................. 41
3.5 Pengumpulan Data ................................................................................ 41
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................. 44
3.7 Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 45
3.8 Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 46

viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN ............................................................... 54
4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 54
4.2. Hasil Pengolahan Data.......................................................................... 54
4.2.1. Hasil Kemampuan Argumentasi Diskusi Menggunakan Model
Pembelajaran Snoowbal Throwing .................................................. 54
4.2.2. Hasil Kemampuan Argumentasi Menggunakan Model Pembelajaran
Just in Time Teaching ...................................................................... 55
4.2.3. Data Posttest .................................................................................... 56
4.3. Pembahasn ............................................................................................ 58
4.3.1 Kemampuan Argumentasi Siswa ...................................................... 58
4.3.2. Perbedaan Kemampuan Argumentasi Kelas Just in Time Teaching
dan Snoowball Throwing ................................................................. 61

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 64


5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 64
5.2. Saran ..................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65


LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 69

ix
DAFTAR TABEL
2.1. Sintaks Model Pembelajaran JiTT ................................................................. 16
2.2. Ringkasan Elemen-elemen Argumentasi Toulmin ........................................ 20
2.3. Keterkaitan Antara Model Pembelajaran Just in Time Teaching (JITT) dengan
Kemampuan Argumentasi ............................................................................. 23
2.4. Keterkaitan Antara Model Pembelajaran Snowball Throwing dengan
Kemampuan Argumentasi ............................................................................. 24
3.1. Desain Penelitian ........................................................................................... 41
3.2. Jumlah Siswa Kelas XI IPA SMAN 7 Kerinci .............................................. 40
3.3. Kisi-Kisi Lembar Penilaian............................................................................ 46
3.4. Kisi-Kisi Posttest ........................................................................................... 47
3.5. Instrument dan Teknik Analisis Data............................................................. 48
3.6. Kriteria Rubrik Kemampuan Argumentasi .................................................... 48
4.1. Hasil Posstest Kemampuan Agumentasi ....................................................... 57
4.2. Hasil Uji Normalitas ...................................................................................... 58
4.3. Hasil Uji Homogenitas ................................................................................... 58
4.4. Hasil Tabulasi Catatan Lapangan ................................................................. 59

x
DAFTAR GAMBAR
2.1. Toulmin’s Argument Pattern ......................................................................... 21
3.1. Rancangan Penelitian ..................................................................................... 43
4.1. Diagram Hasil Kemampuan Argumentasi Kelas Snowball Throwing........... 56
4.2. Diagram Hasil Kemampuan Argumentasi Kelas Just in Time Teaching....... 56
4.3. Diagram Hasil Keterampilan Argumentasi Kelas Snowball Throwing dan Just
in Time Teaching............................................................................................. 57

xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Wawancara ...................................................................................... 69
2. Silabus ........................................................................................................... 71
3. Lembar Validasi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Model Snowball
Throwing ....................................................................................................... 75
4. Lembar Validasi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Model Just in Time
Teaching ........................................................................................................ 77
5. Racangan Pelaksanaan Pembelajaran Model Snowball Throwing................ 79
6. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Model Just in Time Teaching......... 90
7. Lembar Validasi Lembar Kerja Peserta Didik .............................................. 101
8. Lembar Kerja Peserta Didik .......................................................................... 103
9. Lembar Validasi Soal Posstest Kemampuan Argumentasi ........................... 123
10. Kisi-kisi Posttes Kemampuan Argumentasi ................................................ 129
11. Soal Posstest Kemampuan Argumentasi ...................................................... 130
12. Rubrik Penilaian Posstest Kemampuan Argumentasi................................... 131
13. Data Nilai Pertemuan Kelas Just in Time Teaching...................................... 141
14. Data Nilai Pertemuan Kelas Snowball Throwing.......................................... 142
15. Lembar Jawaban Posstest ............................................................................. 143
16. Data Hasil Posstest Kelas Just in Time Teaching ......................................... 146
17. Data Hasil Posstest Kelas Snowball............................................................. 147
18. Uji Normalitas ............................................................................................... 148
19. Uji Homgenitas ............................................................................................. 150
20. Uji-T Independen .......................................................................................... 151
21. Catatan Lapangan Kelas Just in Time Teaching ........................................... 152
22. Catatan Lapangan Kelas Snowball Throwing ............................................... 158
23. Surat Keterangan Penelitian .......................................................................... 163

xii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kemampuan argumentasi adalah kemampuan untuk memberikan alasan atau

pendapat yang didasarkan pada fakta yang jelas kebenaranya. Toulmin

menformulasikan kemampuan argumentasi ke dalam 6 komponen yang meliputi

kemampuan membuat claim, data, warrant, backing, qualifier dan rebuttal. Claim

merupakan pernyataan yang menjawab permasalahan. Evidence merupakan data

ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. Warrant merupakan suatu alasan atau

pembenaran yang menghubungkan pernyataan dengan bukti. Backing merupakan

teori yang mendukung bukti. Qualifier merupakan kondisi yang mendukung

sehingga claim dapat terjadi dan rebuttal adalah kondisi yang menggugurkan claim

(Dawson, 2016).

Argumentasi dapat melatih siswa dalam menggunakan kemampuan

berpikirnya, sehingga terbangun pemahaman konsep. Argumentasi penting

dikembangkan dalam pembelajaran kimia karena mampu meningkatkan pemikiran

untuk menguji pemahaman siswa. Dawson (2016) menjelaskan bahwa argumentasi

dapat digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

membuat keputusan dan ilmu pengetahuan ilmiahnya. Sedangkan, menurut Cyntia

(2016) kemampuan argumentasi memainkan peranan penting dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan menambah pemahaman yang

mendalam terhadap suatu gagasan maupun ide. Menurut Erduran et al. (2004),

beberapa alasan pentingnya kemampuan berargumentasi diterapkan dalam

pembelajaran sains khususnya kimia yaitu: (1) ilmuwan menggunakan argumentasi

dalam mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan ilmiahnya; (2) masyarakat

1
2

menggunakan argumentasi dalam perdebatan ilmiah; dan (3) peserta didik dalam

pembelajaran membutuhkan argumentasi untuk memperkuat pemahamannya.

Dengan demikian, siswa dapat memperoleh landasan yang kuat dalam memahami

suatu konsep secara utuh dan benar.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru kimia di SMA Negeri 7 Kerinci

pada tahun ajaran 2018/2019, kemampuan siswa masih rendah dalam

berargumentasi. Rendahnya keterampilan berargumentasi ini terlihat dari masih

banyaknya siswa yang membuat pernyataan tanpa mampu menunjukkan bukti

ilmiah dan alasan yang menghubungkan peryataan dan bukti ilmiah tersebut.

Contohnya saat siswa diberikan suatu fenomena tentang “Manakah yang lebih cepat

larut antara satu sendok gula yang dilarutkan dalam 250 ml air panas atau 250 ml

air biasa?” siswa memberi pernyataan “gula yang dilarutkan dengan air panas” dan

saat peneliti menanyakan apa alasannya mereka tidak dapat memberikan

jawabannya. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan berargumentasi siswa

masih kurang, dimana siswa baru mampu memberikan pernyataan (claim) saja

tanpa adanya alasan yang menghubungkan pernyataan dan bukti ilmiah.

Disamping itu, rendahnya argumentasi siswa Indonesia terindikasi dari

kemampuan literasi sains siswa di Indonesia masih relatif rendah. Hal ini dapat

dilihat dari hasil penilaian Program for International Student Assessment (PISA)

sejak tahun 2003. PISA menilai kemampuan berpikir kritis dan kemampuan

argumentasi pada materi sain. Pada tahun 2003 yang siswa Indonesia menduduki

peringkat ke 38 dari 41 negara dengan nilai rata-rata kemampuan literasi sains yaitu

395 dari nilai standar rata-rata yang ditetapkan oleh PISA adalah 500. Pada tahun

2006 Indonesia menduduki peringkat ke 50 dari 57 negara dengan nilai rata-rata


3

kemampuan literasi sains yaitu 393. Pada tahun 2009 Indonesia menduduki

peringkat ke 60 dari 65 negara dengan nilai rata-rata kemampuan literasi sains yaitu

383. Pada tahun 2012 dengan peringkat 64 dari 65 negara menadi 403 poin dan di

tahun 2015 dengan peringkat 62 dari 72 negara (Kemendikbud, 2016). Skor literasi

sains yang rendah tesebut mencerminkan fenomena umum prestasi belajar IPA

siswa Indonesia yang kurang baik.

Untuk membantu mengembangkan kemampuan argumentasi siswa

diperlukan model pembelajaran yang dapat membantu mengatasi masalah tersebut.

Model pembelajaran yang dapat melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan

berargumentasi adalah model pembelajaran kooperatif learning. Menurut Matuk

(2015) salah satu syarat terbentuknya kemampuan argumentasi adalah terciptanya

suasana belajar yang merangsang siswa untuk melakukan aktifitas argumentasi,

penggunaan model kooperatif learning yang mengandung sintak mendukung

susunan argumentasi dan pemberian kesempatan kepada siswa untuk memeriksa

kelengkapan argumentasinya.

Model kooperatif yang pernah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

berargumentasi seperti model pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI) yang

digunakan oleh Kurniasari (2017). Hasil penelitiannya menunjukkan kemampuan

argumentasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran ADI lebih baik dari

sebelumnya sebelum menggunakan model pembelajaran tersebut. Model

prmbelajaran Predict Observe Explein (POE) yang digunakan oleh Marlina (2018)

menunjukkan hasil kemampuan argumentasi siswa sudah termasuk dalam kategori

baik. Hal ini dapat dilihat dari data hasil persentase kemampuan argumentasi siswa

yang mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Model pembelajaran Two Stay


4

Two Stay (TSTS) dan Think Pair Share (TPS) yang digunakan oleh Andriani (2018)

menunjukan hasil yang sama-sama mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan

pada lembar diskusi siswa tes lisan dan posttest disetiap pertemuannya. Selanjutnya

model pembelajaran model Guided Discovery dan diskusi tradisional yang

digunakan oleh Saputri (2018) menunjukkan bahwa terdapat kemampuan

argumentasi siswa yang sangat baik pada kedua kelas. Hal ini ditunjukkan pada

lembar observasi diskusi kelompok secara kualitatif dan kuantitatif. Dari hasil

penelitian yang telah dilakukan diatas model pembelajaran tersebut dapat

membantu meningkatkatkan kemampuan argumentasi siswa.

Selain model pembelajaran yang telah digunakan oleh penelitian sebelumnya,

model pembelajaran lain yang dapat melatih siswa dalam mengembangkan

kemampuan berargumentasi adalah model pembelajaran Snowball Throwing.

Snowball Throwing adalah model pembelajaran permainan yang digunakan untuk

memberi pertanyaan terhadap materi yang dipelajari. Permainan ini dapat

menciptakan kegembiraan, membawa variasi semangat dan minat belajar. Model

ini jika dimanfaatkan secara bijaksana dalam berargumenasi akan dapat membuat

siswa senang, tidak kaku, ceria dan belajar menjadi tidak membosankan (Huda,

2015:226). Vidianawati (2014) menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang

mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing meningkat

dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti model pembelajaran kooperatif

tipe Snowball Throwing. Menurut Raguwa (2014) dalam penelitianya menunjukkan

hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

mempunyai pengaruh yang positif yang lebih baik dari pada model pembelajaran

diskusi tradisional dalam pembelajaran materi bentuk molekul.


5

Kemampuan argumentasi juga dapat ditingkatkan dengan model

pembelajaran individual learning. Menurut Sudjana (2009) pengajaran individual

merupakan suatu upaya untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat

belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan kecepatan dan caranya sendiri. Salah

satu model individual learning adalah Just in Time Teaching (JiTT). Just in Time

Teaching merupakan model pembelajaran berbasis inkuiri yang memanfaatkan

penggunaan internet dan umpan balik antara siswa dan guru, baik di dalam kelas

maupun di luar kelas. JiTT merupakan model pembelajaran yang berpusat pada

siswa (student center). Siswa dapat berinteraksi dengan sesama siswa, guru, dan

teknologi yang dapat memaksimalkan penggalian keterampilan mereka dalam

menemukan konsep. Melalui sintaks pembelajaran yang terdiri dari warm up,

adjusting concept, dan applying concept siswa akan dibimbing untuk menemukan

konsep itu sendiri dan mengetahui tahapan dalam menemukan konsep tersebut

sebagaimana kebiasaan ilmuwan dalam memahami konsep. Dengan adanya warm

up, guru dapat mengetahui bagaimana cara berpikir siswa sehingga dapat membuat

strategi yang lebih matang agar pembelajaran berjalan dengan efektif.

Berdasarkan literatur JiTT telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian Supriyono (2015) telah membuktikan penerapan dengan

menggunakan media Facebook memberi hasil belajar lebih tinggi dari pada kelas

yang tidak menggunakan model JiTT, model ini mampu melatih keterampilan

mengamati dan mengkomunikasikan lebih baik. Penelitian Irwandani (2014)

menunjukkan bahwa kelas yang menggunakan model JiTT berbantuan website

dapat meningkatkan keterampilkan berpikir kreatif siswa dibandingkan kelas yang

tidak menggunakan model pembelajaran JiTT.


6

Materi kimia yang dapat digunakan dalam model JiTT dan Snowball

Throwing untuk mengembangkan kemampuan argumentasi siswa salah satunya

adalah hidrolisis garam. Hidrolisis garam merupakan salah satu dari materi kimia

yang masih dianggap cukup sulit oleh siswa. Pada materi ini siswa harus menguasai

materi konsep yang berupa hapalan dan hitungan seperti pengertian hidrolisis

garam, jenis-jenis garam yang terhidrolisis dan menghitung pH larutan garam.

Kesulitan pada materi tersebut dapat timbul karena dalam penyampaian materi

tersebut siswa masih belum diajak untuk berpikir secara mendalam dan

menggunakan kemampuan berpikir kritis dan argumentatife.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis

bermaksud menggunakan model Snowball Throwing dan JITT meningkatkan

kemampuan argumentasi siswa. Oleh karena itu, judul yang diajukan

“Perbandingan Kemampuan Argumentasi Siswa pada Materi Hidrolisis

Garam di Kelas Snowball Throwing dan Just in Time Teaching di SMAN 7

Kerinci“

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka yang akan menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan argumentasi siswa di kelas Just in Time Teaching pada

materi hidrolisis garam di kelas XI IPA SMAN 7 Keinci?

2. Bagaimana kemampuan argumentasi siswa di kelas Snowball Throwing pada

materi hidrolisis garam di kelas XI IPA SMAN 7 Keinci?

3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan argumentasi siswa antara kedua kelas

eksperimen pada materi hidrolisis garam di kelas XI IPA SMAN 7 Keinci?


7

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan argumentasi siswa di kelas Just in Time

Teaching pada materi hidrolisis garam di kelas XI IPA SMAN 7 Keinci.

2. Untuk mengetahui kemampuan argumentasi siswa di kelas Snowball

Throwing pada materi hidrolisis garam di kelas XI IPA SMAN 7 Keinci.

3. Mengetahui perbedaan kemampuan argumentasi siswa antara kedua kelas

eksperimen pada materi hidrolisis garam di kelas X IPA SMAN 7 Keinci.

1.4 Batasan Penelitian


Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilakukan disemester genap tahun ajaran 2018/2019 di kelas XI

IPA SMAN7 Keinci.

2. Materi yang ditelitit pada bab hidolisis garam pada kopetensi dasar 3.11

3. Aspek kemampuan argumentasi siswa yang diamati dalam penelitian ini yaitu

mampu melakukan tiga aspek meliputi claim, evidence, dan reasoning.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa pada mata

pelajaran kimia dan mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dalam suasana

belajar yang menyenangkan serta dapat meningkatkan tanggung jawab belajar

bersama.

2. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai sumber belajar model pembelajaran kimia

yang berorientasi pada model pembelajaran JiTT dan Snowball Throwing


8

untuk membantu siswa memahami materi hidrolisis garam sebagai hasil

belajar siswa yang akan menjadi lebih baiik.

3. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dapat meningkatkan kualitas

belajar siswa.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan kajian dan menambah wawasan baru kepada

peneliti tentang penerapan pembelajaran JiTT dan Snowball Throwing serta

memberi bekal agarpeniliti sebagai calon guru kimia siap melaksanakan

berbagai model pembelajaran dilapangan.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Relevan
Penelitian tentang meningkatkan kemampuan argumentasi, diantaranya

oleh Siswanto (2014) dalam penelitiannya yang berjudul penerapan model

pembelajaran pembangkit argumen menggunakan metode saintifik untuk

meningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan berargumentasi siswa. Dalam

kesimpulannya dikatakan bahwa (1) Penerapan model pembelajaran pembangkit

argumen menggunakan metode saintifik secara signifikan dapat lebih

meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berargumentasi siswa

dibandingkan model pembelajaran pembangkit argumen tanpa menggunakan

metode saintifik. (2) Keterampilan berargumentasi berhubungan secara signifikan

terhadap kemampuan kognitif siswa yang mendapat perlakuan dengan model

pembelajaran pembangkit argumen menggunakan metode saintifik dengan kategori

hubungan yang kuat. Menurut Budiyono (2016) dalam penelitiannya yang berjudul

pengaruh penerapan model Argument Based Science Inquiry (ABSI) terhadapat

peningkatan kemampuan berargumentasi siswa SMA. Dalam kesimpulanya

dikatakan bahwa dengan menggunakan model ABSI memberikan pengarauh yang

sangat besar pada kemampuan berargumentasi siswa yaitu dengan effect size (d)

sebesar 5,80, serta nilai <g> sebesar 0,85 atau peningkatan kemampuan

berargumentasi siswa berada pada kategori tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian Vidianawati (2014) yang berjudul penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap hasil belajar

struktur atom kelas X di Sma negeri 1 Marawol. Dalam kesimpulannya di katakan

bahwa hasil penelitian dan analisis data diperoleh bahwa hasil belajar kimia, siswa

yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing meningkat

9
10

dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti model pembelajaran kooperatif

tipe Snowball Throwing. Menurut Raguwa (2014) dalam penelitianya menunjukkan

hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

mempunyai pengaruh yang positif yang lebih baik dari pada model pembelajaran

diskusi tradisional dalam pembelajaran materi bentuk molekul.

Kemudia menurut Sopriyono (2015) dalam penelitiannya pengaruh model

pembelajaran Just-In-Time Teaching (JITT) dengan media facebook terhadap hasil

belajar siswa kelas X pada materi perpindahan panas di SMAN 1 Wonoayu dalam

kesimpulannya dikatakan bahwa hasil belajar antara kelas yang menggunakan

pembelajaran model JITT dengan media Facebook lebih tinggi dari pada kelas yang

tidak menggunakan model JITT dengan nilai rata-rata 76 untuk kelas ekperimen

dan 59 untuk kelas kontrol. Penelitian Wati (2017) yang berjudul pengembangan

model pembelaaran Just in Time Teaching berbasis pendekatan saintifik pada

materi jamur untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis analitis siswa kelas X

SMA. Dalam kesimpulannya menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa

mengalami perbedaan yang sangat signifikan dari rerata hasil tes kemampuan

berpikir kritis analitis anatara kelas kontrol dengan kelas penerapan model, dengan

nilai kelas penerapan model lebih baik dibandingkan kelas kontrol.

Model pembelajaran yang diyakini dapat membantu meningkatkan

argumentasi siswa yaitu model pembelajaran JiTT dan Snowball Throwing.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan model pembelajaran JiTT dan

mdel pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Keterampilan berargumentasi berhubungan secara signifikan terhadap kemampuan


11

kognitif siswa yang mendapat perlakuan dengan model pembelajaran pembangkit

argumen menggunakan metode saintifik dengan kategori hubungan yang kuat.

2.2 Teori Belajar Konstruktivisme


Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan

bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Von

Glasesrsfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu teman dari

kenyataan. Pengetahuan bukan gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Tetapi

pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan

melalui kegiatan seseorang. Secara sederhana konstruktivisme itu beranggapan

bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu.

Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu

perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya (Sardiman, 2014).

Menurut Trianto (2007) teori kontruktivis ini merupakan bahwa siswa harus

menemukan sendiri yang menstarnformasikan informasi kompleks, mengecek

informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan itu tidak

lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan

pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala

sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini

berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori pemrosesan informasi, dan teori

psikologi kognitif yang lain, seperti teori Burner.

Pendekatan konstruktivistik dalam belajar dan pembelajaran didasarkan pada

perpaduan antara beberapa penelitian dalam psikologi kognitif dan psikologi sosial,

sebagaimana teknik-teknik dalam modifikasi perilaku yang didasarkan pada teori

operant conditioning dalam psikologi behavioral. Premis dasarnya adalah bahwa


12

individu harus secara aktif “membangun” pengetahuan dan keterampilannya dan

informasi yang ada diperoleh dalam proses membangun kerangka oleh pelajar dari

lingkungan di luar dirinya. Borich mendefinisikan konstruktivisme dalam belajar

sebagai sebuah pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

membangun (mengkonstruk) sedikit demi sedikit makna terhadap apa yang

dipelajarinya dengan membangun hubungan secara internal atau keterkaitan antara

ide-ide dengan fakta-fakta yang diajarkan (Baharuddin, 2015).

Matthews membedakan dua tradisi besar dari konstruktivisme, yaitu

konstruktivisme psikologis dan konstruktivisme sosiologis. Konstruksi psikologis

bertitik tolak dari perkembangan psikologi anak dalam membangun

pengetahuannya, sedangkan konstruktivisme sosial pengetahuan dibangun lebih

didasarkan pada masyarakat. Konstruktivisme Psikologis terbagi dua, yaitu

konstruktivisme personal dan konstruktivisme sosial, sedangkan konstruktivisme

sosiologis berdiri sendiri.

a. Konstruktivisme psikologi personal

Konstruktivisme psikologi dimulai dari karya Piaget mengenai bagaimana

seorang anak membangun pengetahuan kognitifnya. Epistemologi genetik

menggunakan psikologi sebagai dasar penjelasan pembentukan dan perkembangan

pengetahuan seseorang. Pada teori pengetahuan Piaget, psikologi mengambil

peranan penting dalam analisa. Menurutnya, dalam taraf-taraf perkembangan

kognitif yang lebih rendah (sensori motor dan pra operasional), pengaruh

lingkungan sosial lebih dipahami oleh anak sama dengan objek yang diamati anak.
13

b. Konstruktivisme Psikologi Sosial

Salah satu tokoh konstruktivisme psikologi sosial adalah Vigotsky. Menurut

Vigotsky, belajar merupakan suatu perkembangan pengertian. Dalam proses belajar

terjadi perkembangan pengertian yang spontan menuju yang lebih ilmiah. Dengan

diilhami oleh karya Vigotsky, sosiokulturalisme lebih menekankan praktek kultural

dan sosial dalam lingkungan belajar. Menurut para sosiokulturalis, aktivitas

mengerti selalu dipengaruhi oleh partisipasi seseorang dalam praktek social dan

kultural yang ada. Mereka menerapkan partisipasi individu dalam praktek kegiatan

yang diorganisasikan secara kultural, misalnya dalam interaksi di dalam kelas.

Konstruktivisme bersifat kontekstual. Siswa selalu membentuk pengetahuan

dalam situasi dan konteks yang khusus. Penafsiran terkini dari ide-ide Vigotsky

adalah siswa seharusnya diberikan tugas-tugas kompleks, sulit dan realistik dan

kemudian diberikan bantuan secukupnya dalam menyelesaikan tugas tersebut. Hal

ini diharapkan agar terwujud menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas

kompleks tersebut.

c. Konstruktivisme Sosiologis

Konstruktivisme sosiologis berpandangan bahwa pengetahuan merupakan

hasil penemuan social dan sekaligus sebagai factor dalam perubahan sosial.

Konstruktivisme sosiologis menekankan pengetahuan ilmiah adalah konstruksi

social dan bukan konstruksi individual. Mereka cenderung mengambil fungsi dan

peran masyarakat begitu saja dalam pembentukan pengetahuan manusia (Suparno,

1997 dalam Ahmad, 2014).

2.3 Model Pembelaaran Just in Time Teaching (JiTT)


Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu dan

memfasilitasi siswa dalam menguasai materi dengan memadukan pembelajaran di


14

dalam dan di luar kelas adalah Just-In-Time Teaching (JITT). Model pembelajaran

JITT merupakan model dan strategi pembelajaran yang memadukan antara

penggunaan teknologi informasi dan pembelajaran aktif di kelas yang bersifat

umpan balik antara siswa dan guru. Karena ada umpan balik antara guru dan siswa,

maka dapat dikatakan bahwa JITT mendorong pembelajaran yang berpusat pada

siswa. Siswa dapat berinteraksi dengan sesama siswa, guru, dan teknologi yang

dapat memaksimalkan keterampilan berpikir mereka dalam menemukan konsep.

Ada tiga tahapan utama dalam pembelajaran JITT ini, yaitu tahap pemanasan, tahap

penyesuaian konsep dan tahap penerapan konsep. Ketiga tahapan ini memberikan

ruang pada siswa untuk aktif dan kreatif seperti saling bertanya, menjawab,

berdiskusi, dan menyelesaikan masalah bersama sehingga mampu melatihkan

kemampuan berpikir mereka.

Penggunaan media teknologi informasi dapat bersifat online maupun offline.

Contoh dari media yang bersifat online adalah media website. Novak (1999)

menyebutkan bahwa syarat website yang akan diterapakan dalam pembelajaran

JITT haruslah mengandung 3 (tiga) hal berikut.

1. Tugas siswa sebagai persiapan untuk aktivitas dalam kelas (warm up and

puzzle).

2. Halaman yang kaya akan informasi yang berisi artikel ringkas, aplikasi

kehidupan sehari-hari yang terkait dengan konsep yang dipelajari, dan materi

menarik lain yang terdapat di web lain.

3. Materi pembelajaran yang berdiri sendiri, seperti animasi, simulasi dan tugas

terstruktur.
15

Untuk mengakomodasi tiga persyaratan tersebut, selanjutnya pada tataran

teknis, konten dalam website yang sejalan dengan tahapan JITT secara umum

terbagi ke dalam tiga bagian utama, yaitu materi pelajaran, pertanyaan pemanasan

dan ruang bertanya dan diskusi.

JiTT bukanlah pembelajaran jarak jauh atau kuliah on-line. Pembelajaran

berbasis JiTT menyelesaikan tugas awal melalui web sebelum pelajaran

dilaksanakan di kelas. Pertanyaan awal tersebut menyesuaikan kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas. Informasi bisa dalam bentuk

pertanyaan fenomena, soal, gambar maupun video.

Pembelajaran dalam kelas JiTT erat kaitannya dengan tugas awal siswa dalam

bentuk elektronik. Hal ini dapat memaksimalkan bagaimana waktu digunakan

dengan seefektif mungkin dalam pembelajaran. Penggalian konsepsi awal,

apersepsi, dan demonstrasi dapat dilakukan pada sesi warm up. Dalam kelas JiTT,

siswa membangun isi yang sama namun memiliki dua kelebihan. Pertama, setelah

mereka mengerjakan tugas dari web, mereka siap untuk secara aktif terlibat dalam

kegiatan pembelajaran. Kedua, mereka memiliki kepercayaan diri setelah terlibat

dengan pembelajaran interaktif dan menjawab pertanyaan dengan kata-kata mereka

sendiri dan memahami isu-isu yang relevan yang diberikan di web Model

pembelajaran JiTT memiliki sintaks sebagai berikut:

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran JiTT


Tahapan Aktivitas Guru
Warm Up  Guru membuat pertanyaan dalam situs dan meminta siswa
(Pemanasan) untuk menjawabnya melalui situs tersebut.
 Guru menganalisis jawaban siswa untuk mendapatkan
gambaran umum tentang pengetahuan awal siswa kemudian
menyusun strategi pembelajaran dalam kelas.
16

Tahapan Aktivitas Guru


Adjusting  Guru menyajikan permasalahan dalam bentuk
Concept simulasi/demonstrasi berupa peristiwa dan meminta siswa
(Pemasukan untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang
Konsep) mereka lihat tersebut.
 Guru meminta siswa untuk mengeksplorasi informasi,
merumuskan penjelasan, menganalisis pola-pola hasil
temuan mereka, dan menyimpulkannya.
Applying  Guru meminta siswa untuk menerapkan konsep yang
Concept mereka dapat dalam situasi peristiwa baru
(Aplikasi
Konsep)
(Syahputra, 2013)

Just in Time Teaching (JiTT) adalah model pembelajaran yang lebih

menekankan pada pemberian tugas belajar yang aktif. Tugas yang diberikan dalam

model pembelajaran ini berisi permasalahan kontekstual terkait dengan materi yang

akan dibahas. Permasalahan tersebut dapat mengeksplorasi respon siswa, sehingga

guru dapat mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Melalui JiTT, dapat

diperoleh keutuhan gambaran (profil) prestasi dan kemajuan belajar siswa di dalam

proses pembelajaran (Novak, 1999).

2.4 Model Pembelajaran Snowball Throwing


Model Pembelajaran aktif tipe Snowball Throwing merupakan model

pembelajaran permainan yang digunakan untuk memberi pertanyaan tinjauan

terhadap materi yang dipelajari, permainan ini dapat menciptakan kegembiraan,

membawa variasi semangat dan minat belajar. Model ini jika dimanfaatkan secara

bijaksana akan dapat membuat siswa senang, tidak kaku, ceria dan belajar menjadi

tidak membosankan (Huda, 2015).

Menurut Hafid (2013) model pembelajaran kooperatif tipe Snowball

Throwing merupakan salah satu modifikasi dari teknik bertanya yang menitik

beratkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah


17

permaianan yang menarik yaitu bola salju (Snowball Throwing) yang berisikan

pertanyaan sesama teman. Model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam

belajar dan menciptakan interaksi untuk saling acuh dan menghindari

ketersinggungan dan kesalah pahaman serta meningkatkan keterampilan social

(Daniati, 2013).

Adapun langkah-langkah dari model pembelajaran Snowball Throwing adalah

sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

2. Guru membentuk kelmpok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua

kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing dan

kemudian menjelaskan materi yang di sampaikan leh guru kepada tenam

sekelompoknya.

4. Masing-masng siswa diberi satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu

pertanyaan apa saja yang menyanngkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua

kelompoknya.

5. Siswa membentuk kertas tersebut seperti bola dan dilempar dari siswa ke siswa

yang lain ± 2 menit.

6. Setelah siswa mendapat satu bola, ia diberi kesempatan untuk menjawab

pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut secara bergantian.

7. Guru mengevaluasi dan menutup pembelajaran. (Huda, 2015)

Kelebihan dari model pembelajaran ini adalah untuk melatih kesiapan siswa

dan saling memberikan pengetahuan, menuntut kerja sama dalam kelompok

maupun antara kelompok dan siswa diajak untuk berperan aktif dalam proses
18

pembelajaran dengan melatih siswa untuk membuat pertanyaan dan menjawab

sendiri pertanyaan yang telah dibuat. Sementara kekurangannya pengetahuan tidak

luas, hanya berada pada pengetahuan sekitar siswa (Huda, 2015).

2.5 Kemampuan Argumentasi


Kata argumentasi berasal dari kata “argumen” yang bearti alasan.

Argumentasi merupakan usaha yang dilakukan seseorang dalam menyampaikan

suatu pendapat yang disertai fakta yang menguatkan pendapat tersebut. Menurut

Siegel (1995) argumentasi memainkan peran penting dalam membangun

penjelasan, model dan teori-teori.

Kemampuan argumentasi memainkan peran utama dalam mengembangkan

kemampuan berpikir kritis serta pemahaman terhadap permasalahan dan suatu

gagasan. Menurut Deane dan Song (2014), kemampuan argumentasi merupakan

salah satu kemampuan berpikir yang paling kompleks dalam proses pembelajaran.

Salah satu tujuan pembelajaran dengan mengembangkan kemampuan argumentasi

adalah untuk mengenalkan literasi sains yang menyiapkan siswa untuk bertanggung

jawab sebagai bagian dari masyarakat dan warga negara di masa depan.

Toulmin mengklasifikasikan enam elemen penting dalam sebuah argument,

yaitu claims, evidence, warrants, qualifier, backing, dan rebuttals. Dalam setiap

tindakan mengemukakan pendapat atau berargumentasi selalu terkandung klaim

(claim). Claim ini berupa kesimpulan atau pernyataan yang diangkat dan diyakini

kebenarannya oleh penulis. Claim tersebut menjadi sentral dalam teks. Di dalam

sebuah proses argumentasi baik lisan maupun tulisan, claim akan selalu diperjelas

dan dipertahankan oleh penutur atau penulis. Upaya memperjelas dan

mempertahankan claim ini akan berhasil apabila didukung oleh evidence atau data

yaitu landasan yang berupa bukti untuk memperkuat claim. Jika bukti yang ada
19

tidak cukup untuk mendukung claim, dapat dihadirkan jaminan atau warrant.

Warrant merupakan pernyataan yang menghubungkan sebuah claim dengan data.

Meskipun dengan hadirnya claim, data, dan warrant sebuah argumen telah

dinyatakan tersusun dengan baik, adakalanya warrant perlu didukung oleh bukti-

bukti pula. Bukti-bukti pendukung warrant ini disebut backing. Di samping itu,

ketika claim merupakan keadaan yang mengandung kemungkinan tertentu, dapat

kemudian muncul qualifier (Toulmin, 2013). Qualifier adalah sebagai syarat.

Selanjutnya, dapat pula muncul rebuttal (R), yaitu penolakan atau pengecualian

(Renkema, 2014).

Tabel 2.2 Ringkasan Elemen-elemen Argumentasi Toulmin


Indikator
No Deskripsi
Argumentasi
Claim (klaim) kesimpulan atau pernyataan yang diangkat dan
diyakini kebenarannya oleh penulis/penutur. Claim
tersebut menjadi sentral dalam teks. Di dalam
1 sebuah proses argumentasi baik lisan maupun
tulisan, claim akan selalu diperjelas dan
dipertahankan oleh penutur atau penulis.
Evidence/Data Adalah bukti-bukti atau informasi yang dijadikan
2 (dasarData dasar untuk membuat sebuah pernyataan.
argumen)
Warrants Merupakan pernyataan yang menghubungkan
3 (pendukung) sebuah claim dengan data
Backings Merupakan bukti-bukti yang mendukung warrant.
4
(dukungan)
Rebuttal Merupakan bantahan terhadap suatu pernyataan.
5 (bantahan) Rebuttal dapat pula sebagai pernyataan tentang
pengecualian terhadap claim.
Quallifier Adalah syarat-syarat atau kondisi dimana klaim
6
berlaku.

Dalam menyusun elemen-elemen argumen, Toulmin lebih menekankan pada

pernyataan-pernyataan yang membangun argumen-argumen tersebut. Artinya,

setelah claim didapat, maka akan timbul pertanyaan mengapa ada claim demikian
20

atau seperti apa bukti claim itu. Kemudian, ditampilkan data. Setelah data di dapat,

muncul lagi pertanyaan apa sebenarnya yang menjadi penguat claim dan yang

menghubungkan data dengan claim tersebut. Untuk itu muncullah warrant.

Warrant ini lantas dipertanyakan lagi, yaitu apa latar belakang kemunculan warrant

tadi. Lalu ditampilkanlah backing. Ketika dari elemen-elemen berupa claim, data,

warrant, dan backing itu memungkinkan muncul kondisi yang berlawanan maka

dapat pula muncul rebuttal yang umumnya disyaratkan oleh qualifier. Kemunculan

keduanya dapat membuat claim tertolak atau justru semakin kuat (Renkema, 2004).

QUALIFIER

DATA CLAIM

WARRANT
REBUTTAL

BACKING

Gambar 2.1 Toulmin’s Argument Pattern

Kemampuan argumentasi menurut McNeill & Krajcik (2006) memuat aspek

berupa claim, evidence dan reasoning. Claim merupakan pernyataan yang

menjawab permasalahan. Evidence menurut Wilson, Taylor, Kowalski & Carlson,

(2010) merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. Reasoning

merupakan pembenaran terkait pernyataan dan bukti. Suatu argumen yang

berkualitas harus mampu menghadirkan komponen tersebut dengan jelas dan logis.

Komponen argumentasi dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran yang

tepat. Selama proses pembelajaran, guru cenderung mendominasi kelas dengan

mengajukan banyak pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengarahkan dan

memberikan penjelasan materi, sehingga peserta didik kurang terlatih dalam


21

berargumen. Pertanyaan yang diajukan guru hanya berupa pertanyaan yang

membutuhkan jawaban singkat atau pertanyaan yang bersifat mengulang, sehingga

kurang mengakomodasi kemampuan berpikir peserta didik.

Menurut Siswanto (2014) gagasan penting dalam pembekalan keterampilan

beragumentasi kepada siswa yaitu bahwa keterampilan beragumentasi berperan

penting dalam membangun suatu eksplenasi, model dan teori dari suatu konsep

yang dipelajarinya. Model pembelajaran pembangkit argumentasi dirancang untuk

melatih keterampilan siswa yamg meliputi keterampilan dalam mengajukan klaim,

data, pembenaran, dukungan dan sanggahan berdasarkan pada permasalahan yang

diberikan.

Berdasarkan definisi tersebut tentang argumentasi, maka dapat disimpulkan

bahwa argumentasi merupakan sebuah wacana yang berusaha meyakinkan atau

membuktikan kebenaran suatu pernyataan, pendapat, sikap, atau keyakinan, dengan

didukung oleh fakta-fakta, sehingga mampu meyakinkan dan membuktikan bahwa

pendapat tersebut benar atau tidak. Argumentasi yaitu pendapat seseorang tentang

pemikirannya yang melalui fakta yang mampu untuk mempengaruhi, penggunaan

fakta ini untuk meyakinkan orang lain tentang kebenaran atas pemikirannya.

Kriteria pertama dari argumen yaitu klaim. klaim merupakan sebuah opini atau

pendapat yang dikemukakan oleh seseorang atau sebuah kesimpulan yang ingin

diterima oleh orang lain. Kriteria kedua dari argumen adalah dukungan yang

disediakan untuk klaim baik berupa bukti dan penalaran yang menghubungkan

bukti dengan klaim. Bukti merupakan sesuatu yang dapat membuat audien

menerima dan dapat digunakan untuk mendukung klaim yang tidak diterima.

Kriteria ketiga dari argumen adalah berusaha untuk mempengaruhi seseorang yang
22

berada dalam ketidaksetujuan. “Berusaha untuk mempengaruhi” adalah sangat

penting menentukan sukses dan tidaknya pendapat seseorang. Berdasarkan kriteria

ini sebuah argumentasi akan terjadi jika terdapat pihak yang berlawanan atau pihak

yang menyanggah. Selama tidak ada pihak yang berlawanan tidak akan di hasilkan

argumen. Sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan aspek-aspek dalam

beragumentasi yang akan dipakai dalam instrument kemampuan argumentasi

adalah claim, evidence, dan reasoning.


2.6 Keterkaitan Model Pembelajaran dengan Kemampuan Argumentasi
Adapun keterkaitan antara langkah-langkah model pembelajaran Just in Time Teaching (JiTT) dan Snowball Throwing terhadap

kemampuan argumentasi dapat dilihat pada tabel 2.3 dan 2.4.

Tabel 2.3 Keterkaitan Antara Model Pembelajaran Just in Time Theaching (JiTT) dengan Kemampuan Argumentasi
Sintak Model Pendekatan Saintifik Aspek
Kegiatan guru Kemampuan Argumentasi Yang
Pembelajaran Just Argumentasi
Diharapkan
in Time Teaching
Warm Up  Membuat pertanyaan dalam  Mengamati  Memberikan hipotesis/Per-nyataan  Claim
(Pemanasan) situs dan meminta siswa untuk  Menanya berdasarkan fenomena yang
(Online) menjawabnya melalui situs disajikan.  Reasoning
tersebut  Menuliskan hasil hipotesis
 Memberikan penjelasan terhadap
hipotesis yang telah disampaikan.

 Menganalisis jawaban siswa


untuk mendapatkan gambaran
umum tentang pengetahuan
awal siswa

23
Sintak Model Pendekatan Saintifik Aspek
Kegiatan guru Kemampuan Argumentasi Yang
Pembelajaran Just Argumentasi
Diharapkan
in Time Teaching
Adjusting  Menyajikan permasalahan  Mengamati  Melakukan pengamatan /  Evidence
Concept dalam bentuk  Menanya percobaan berkaitan dengan suatu
(Pemasukan simulasi/demonstrasi berupa  Mengumpul-kan permasalahan.
Konsep) peristiwa dan meminta siswa Data  Mengamati hasil  Evidence
(Kelas) untuk mengumpulkan  pengamatan/percobaan
 informasi tentang peristiwa  Mencatat hasil pengamatan/  Evidence
yang mereka lihat tersebut percobaan.

 Guru meminta siswa untuk  Mengasosiasi  Menanalisis data terhadap  Evidence


mengeksplorasi informasi,  Mengkmunikasikan hasil pengamatan/ percobaan
merumuskan penjelasan,  Membuat penjelasan untuk  Reasoning
menganalisis pola-pola hasil menjawab hipotesis atau masalah
temuan mereka, dan yang dipecahkan  Reasoning
menyimpulkannya  Mempersentasikan
kesimpulan (jawaban) dan
proposisi (pernyataan yang dinilai
benar atau salah) dari
permasalahan.
Applying Concept  Guru meminta siswa untuk  Mengkomunikasikan  Menghasilkan ide/gagasan  Evidence
(Aplikasi Konsep) menerapkan konsep yang baru.
(Kelas) mereka dapat dalam situasi  Menghasilkan konsep dan  Reasoning
peristiwa baru gagasan baru.

24
Sintak Model Pendekatan Saintifik Aspek
Kegiatan guru Kemampuan Argumentasi Yang
Pembelajaran Just Argumentasi
Diharapkan
in Time Teaching

Tabel 2.4 Keterkaitan Antara Model Pembelajaran Snowball Throwing dengan Kemampuan Argumentasi
Sintak Model
Pembelajaran Kemampuan Argumentasi yang Aspek
Kegiatan Guru Pendekatan Saintifik
Snowball Diharapkan Argumentasi
Throowing
Fase  Menjelaskan tujuan - - -
1:Menyampaikan pembelajaran dan
tujuan dan mempersiapkan peserta didik
mempersiapkan siap belajar
peserta didik
Fase  Guru menyampaikan materi  Mengamati Siswa mengamati materi yang di -
2:Menyajikan yang akan disajikan (PPT, sampaikan guru.
informasi Video Animasi)
Fase  Guru membentuk kelompok- - - -
3:Mengorganisir kelompok kemudian
peserta didik ke memanggil masing-masing
dalam tim-tim ketua kelompok untuk
belajar memberikan penjelasan
tentang materi

25
Sintak Model
Pembelajaran Kemampuan Argumentasi yang Aspek
Kegiatan Guru Pendekatan Saintifik
Snowball Diharapkan Argumentasi
Throowing
Fase 4:Membantu  Masing-masing ketua  Siswa berdiskusi dengan  Claim
kerja tim dan kelompok kembali ke kelompok tentang materi yang  Evidence
belajar kelompoknya masing- sudah di jelaskan  Reason
masing
 Menanya  Membuat pertanyaan
 Menjelaskan materi yang
disampaikan oleh guru
kepada temannya (diskusi)
 Kemudian masing-masing
kelompok diberikan satu
lembar kertas kerja untuk  Mengkonsultasikan pertanyaan
menuliskan dua pertanyaan yang telah dibuat
argumentasi yang
menyangkut materi yang
sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok
 Kemudian Pertanyaan yang
telah dibuat dikonsultasikan
kepada guru
 Kertas tersebut dibuat
seperti bola, setelah itu
dilempar dari satu kelompok
ke kelompok yang lain
selama ±2 menit.

26
Sintak Model
Pembelajaran Kemampuan Argumentasi yang Aspek
Kegiatan Guru Pendekatan Saintifik
Snowball Diharapkan Argumentasi
Throowing
Fase  Setelah siswa dapat satu  Mengasosiasi Siswa berdiskusi untuk menjawab  Claim
5:Mengevaluasi menjawab pertanyaan
bola diberikan kesempatan  Evidence
kepada siswa untuk  Reason
menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut
secara bergantian. (diskusi)
 Mengkomunikasik
 Guru bersama-sama siswa
an
membahas jawaban dari
siswa tersebut.
Fase  Guru mengevaluasi jawaban -  Mendiskusikan kembali jawaban -
6:Memberikan
siswa, mengakui usaha dan yang diperoleh
pengakuan atau
penghargaan prestasi individu maupun  Mempersentasikan hasil yang
kelompok. diperoleh dengan pengumpulan
data

27
Matriks Model Pembelajaran Just in Time Teaching

Kemampuan
Sintak Model Argumentasi
Pemelajaran Just in Kegiatan Guru Kegiatan siswa
Time Teaching
Warm Up  Membuat pertanyaan dalam situs dan meminta  Memberi Clam
(Pemanasan) siswa untuk menjawabnya melalui situs tersebut. hipotesis/pernyataan
(Online)  Menganalisis jawaban siswa untuk mendapatkan berdasarkan fenomena yang
gambaran umum tetang pengetahuan awal siswa disajikan
 Menuliskan hasil hipotesis
dan menjelaskan hipotesis
yang disampaikan

Adjusting Concept  Menyajikan permasalahan dalam bentuk  Melakukan Evidence


(Pemasukan Konsep) simulasi/demstrasi berupa peristiwa dan meminta pengamatan/percobaan
(Kelas) siswa untuk mengumpulkan informasi tentang berkaitan dengan suatu
peristiwa yang mereka lihat tersebut permasalahan
 Guru meminta siswa untuk mengeksplorasi  Mengamati hasil
informasi, merumuskan penjelasan, menganalisis pengamatan/percobaan
pola-pola hasil temuan mereka dan menyimpulkan  Mencatat hasil
pengamatan/percobaan
 Menganalisis data terhadap
hasil percbaaan
 Membuat penjelasan untuk
menjawab hipotesis
 Mempersentasekan
kesimpulan dan propsisi dari
permasalahan.
Applying Concept  Guru meminta siswa untuk menerapkan konsep  Menghasilkan ide/gagasan Reasning
(Aplikasi yang mereka dapat dalam situasi peristiwa baru baru
Konsep(Kelas)

28
Matriks Model Pembelajaran Snowball Throwing

Sintak Model
Kemampuan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan siswa
Argumentasi
Snowball Throwing
Face 1: menyampaikan  Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan  Siswa mengamati materi yang Clam
tujuan dan perserta didik siap belajar. di sampaikan
mempersiapkan perserta
didik

Fase 2: menyajikan  Guru menyampaikan materi yang akan disajikan (PPT,  Siswa berdiskusi dengan
informasi Video, Animasi) kelompok tentang materi
yang sudah di jelaskan
 Membeuat petanyaan
Fase 3: mengorganisa--  Guru membentuk kelompok-kelompok kemudian argumentasi Evidence
sikan perserta didik memanggil masing-masing ketua kelompok untuk  Mengkonsultasikan
kedalam tim-tim belajar memberikan penjelasan tentang materi pertanyaan argumentasi
yang telah dibuat

Fase 4: membantu kerja  Masing-masing ketua kelompok kembali ke  Siswa berdiskusi untuk
tim dan belajar kelompoknya masing-masing menjawab pertanyaan
 Menjelaskan materi yang disampikan oleh gurukepada
temannya (diskusi)
 Guru meminta siwa untuk membuat dua pertanyaan
argumentasi dan diknsultasikan dengan guru
 Kertas dibuat seperti bola, kemudian dilempar ±2 menit
Fase 5: mengevaluasi  Siswa yang mendapat satu bola bediskusi untuk  Mendiskusi kembali jawaban Reasning
menjawab pertanyaan yang ada dalam bola yang diperoleh
 Guru bersama siswa membahas jawaban dari siswa  Mempersentasikan hasil yang
tersebut
diperoleh dengan
pengumpulan data
Fase 6: memberikan  Guru mengevaluasi jawaban siswa, mengakui
pengakuan atau usaha dan prestasi individu maupun kelompok.
penghargaan

29
30

2.7 Hidrolisis Garam


A. Jenis Garam dan Reaksi Hidrolisis

1. Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah dan Basa Kuat

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam air

akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah. Anion tersebut bereaksi

dengan air menghasilkan ion OH- yang menyebabkan larutan bersifat basa.

Contoh:

CH3COONa (aq) CH3COO-(aq) + Na+

Ion CH3COO- bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan:

CH3COO-(aq) + H2O-(l) CH3COOH(aq) + OH-

Adanya ion OH- yang dihasilkan dari reaksi tersebut mengakibatkan

konsentrasi ion H+ di dalam air lebih sedikit dari pada konsentrasi ion OH- sehingga

larutan bersifat basa. Dari dua ion yang dihasilkan oleh garam tersebut, hanya ion

CH3COO- yang mengalami hidrolisis, sedangkan ion Na+ tidak bereaksi dengan air.

Jika dianggap bereaksi, maka NaOH yang terbentuk akan segera terionisasi

menghasilkan ion Na+ kembali. Hidrolisis ini disebut hidrolisis sebagian (hidrolisis

parsial) sebab hanya sebagian (ion CH3COO-) mengalami reaksi hidrolisis. Jadi

garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian

(parsial) dan bersifat basa.

2. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah jika dilarutkan dalam air

akan menghasilkan kation yang berasal dari basa lemah. Kation tersebut bereaksi

dengan air dan menghasilkan ion H+ yang menyebabkan larutan bersifat asam.
31

Contoh: NH4Cl(aq) NH4+(aq) + Cl-(aq)

ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetrimbangan:

NH4+(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + H+(aq)

Adanya ion H+ yang dihasilkan dari reaksi tersebut mengakibatkan

konsentrasi ion H+ di dalam air lebih banyak dari pada konsentrasi ion OH- sehingga

larutan bersifat asam. Dari kedua ion yang dihasilkan oleh garam tersebut hanya

ion NH4+ yang mengalami hidrolisis, sedangkan ion Cl- tidak beraksi dengan air.

Jika dianggap beraksi, maka HCl yang terbentuk akan segera terionisasi

menghasilkan ion Cl- kembali. Hidrolisis ini juga disebut hidrolisis sebagian

(hidrolisis parsial) sebab hanya sebagian ion yang mengalami reaksi hidrolisis. Jadi,

garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah akan terhidrolisis sebagian

(parsial) dan bersifat asam.

3. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah didalam air akan

terionisasi dan kedua ion garam tersebut bereaksi dengan air.

Contoh:

NH4CN (aq) NH4+(aq) + CN-(aq)

Ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan:

NH4+(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + H+(aq)

Ion CN- bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan:


32

CN-(aq) + H2O(l) HCN (aq) + OH-( aq)

Oleh karena dari kedua ion garam tersebut masing-masing menghasilkan ion

H+ dan ion OH-, maka sifat larutan garam ini ditentukan oleh nilai tetapan

setimbangan oleh kedua reaksi tersebut. Hidrolisis garam yang berasal dari asama

lemah dan basa lemah merupakan hidrolisis total, sebab kedua ion garam

mengalami reaksi mengalami hidrolisis dengan air. Sifat larutan ditentukan oleh

nilai tetapan kesetimbangan dari kedua reaksi tersebut. Jika Ka > Kb, maka larutan

akan bersifat asam, jika Ka < Kb maka larutan akan bersifat basa .

4. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat

Ion-ion yang berasal dari ionisasi garam yang berasal dari asam kuat dan basa

kuat tidak ada yang beraksi dengan air, sebab jika dianggap bereaksi maka akan

segera terionisasi kembali secara sempurna membentuk ion semula.

Contoh:

NaCl(aq) Na+(aq) + Cl- (aq)

Ion Na+ dan ion Cl- didalam larutan tidak mengalami rekasi dengan air,

sebab jika dianggap bereaksi dengan air, maka ion Na+ akan menghasilkan NaOH

yang akan segera terionisasi kembali menjadi ion Na+ hal ini disebabkan NaOH

merupakan basa kuat yang terionisasi sempurna. Demikian pula jika ion Cl

dianggap bereaksi dengan air, maka HCl yang terbentuk akan segera terionisasi

sempurna menjadi ion Cl- kembali. Hal ini disebabkan HCl merupakan asam kuat

yang akakn terionisasi sempurna. Kesimpulannya, garam yang berasala dari asam

kuat dan basa kuat tidak terhidrolisi. Oleh karena itu, konsentrasi ion H+ dan OH-

dalam air tidak terganggu, sehingga larutan bersifat netral.


33

B. Larutan Netral Garam

1. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat

Sebagai contoh garam NaA dilarutkan dalam air, maka:

NaA(aq) Na+(aq)+A-(aq)…………………………(1)

Ion A- terhidrolisis oleh air membentuk reaksi kesetimbangan:

A-(aq) + H2O(l) HA(aq) + OH- ……………………(2)

Berdasarkan reaksi tersebut, didapatkan nilai terapan kesetimbangan

hidrolisis (Kh):

[𝐻𝐴][𝑂𝐻 − ]
Kh = ………………………………………….(3)
𝐴−

Jika persamaan tersebut dikalikan dengan angka satu yang diwujudkan

𝐻+
dengan 𝐻 +,

Maka akan didapat:

[𝐻𝐴][𝑂𝐻 − ] 𝐻+
Kh = × ,……………………………………(4)
𝐴− 𝐻+

atau

[𝐻𝐴]
Kh = [𝐴−][𝐻 +] × [𝑂𝐻 − ] [𝐻 + ]…………………………….(5)

Mengingat:

[OH-] [H+] = Kw………………………………………….(6)

Dan untuk tetapan kesetimbangan asam HA yang terionisasi dengan reaksi:

HA(aq) H+(aq) + A-(aq)S

Nilai Ka dirumuskan sebagai:

[𝐻 + ][𝐴− ]
Ka = ……………………………………………..(7)
[𝐻𝐴]

Maka
34

[𝐻𝐴] 𝐼
[𝐴− ][𝐻 + ]
= 𝐾 ………………………………………..........(8)
𝑎

Sehingga persamaan (5) dapat dituliskan seebagai:


1
Kh= 𝐾𝑎 x Kw……………………………………………..(9)

Untuk menentukan nilai pH, maka kembali kepersamaan reaksi

kesetimbangan hidrolisis (2) untuk menentukan [OH-] dalam larutan:

A-(aq) + H2O(l) HA(aq) + OH-(aq)

Dengan mensubsitusikan persamaan (3) kedalam persamaan (9) maka

diperoleh:

[𝐻𝐴][𝑂𝐻 − ] 1
Kh = = 𝐾𝑎 x Kw
𝐴−

Persamaan reaksi kesetimbangan hidrolisis menunjukkkan bahwa [HA] akan

selalu sama dengan [OH-] sehingga diperoleh:

[𝑂𝐻 − ][𝑂𝐻 − ] 𝐾𝑤
=
𝐴− 𝐾𝑎

Atau,

[𝑂𝐻 − ]2 𝐾𝑤
=
𝐴− 𝐾𝑎

Sehingga didapatkan:

𝐾𝑤
[𝑂𝐻 − ] = √ 𝐾𝑎 [𝐴− ]

Dengan: Kw = tetapan ionisasi air (10-14)

Ka = tetapan ionisasi asam HA

[A-] = konsentrasi ion garam yang terhidrolisis


35

2. Garam yang Berasal dari Asam Kuat dan Basa Lemah

Dengan cara yang sama untuk larutan garam BX yang berasal dari asam kuat

HX dan basa lemah BOH, maka terdapat reaksi-reaksi:

BX(aq) B+(aq) + X-(aq)

dan ion B+ akan mengalami reaksi hidrolisis:

B+(aq) + H2O(aq) BOH(aq) + H+(aq)

Dengan cara yang sama akan diperoleh nilai tetapan hidrolisis:

1
𝐾ℎ = 𝑥 𝐾𝑤
𝐾𝑏

Dan karena bersifat asam maka dapat ditentukan nilai konsentrasi ion H+:

𝐾𝑊
[𝐻 + ] = √ [𝐵 + ]
𝐾𝑏

Dengan: KW = tetapan ionisasi air (10-14)

Kb = tetapan ionisasi basa BOH

[B+] = konsentrasi ion garam yang terhidrolisis

3. Garam yang Berasal dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah terhidrolisis total.

Misalnya garam MZ yang berasal dari MOH dan asam lemah HZ. Reaksi hidrolisis

yang terjadi adalah:

M+(aq) + Z-(aq) + H2O(l) MOH(aq) + HZ(aq)

[𝑀𝑂𝐻][𝐻𝑍]
𝐾ℎ = [𝑀+ ][𝑍 − ]

[𝑀𝑂𝐻][𝐻𝑍]
Jika dikalikan dengan [𝑀+ ][𝑍 − ]
akan diperolah:

[𝑀𝑂𝐻][𝐻𝑍] [𝐻𝑍]
𝐾ℎ = + −
𝑥 𝑥 [𝐻 + ][𝑂𝐻 − ]
[𝑀 ][𝑍 ] [𝐻 + ][𝑍 − ]
36

𝐾𝑊
𝐾ℎ =
𝐾𝑏 𝑥 𝐾𝑎

Dan jika disubtitusikan, maka diperoleh persamaan untuk menentukan knseentrasi

ion H+ dalam larutan:

𝐾𝑎 𝑥 𝐾𝑊
[𝐻 + ] = √
𝐾𝑏

Dari rumus di atas maka nilai pH larutan garam yang berasal dari asam lemah

dan basa lemah tidak bergantung pada konsentrasi ion-ion garam dalam larutan

tetapi tergantung pada nilai Ka dan Kb dari asam dan basa pembentuknya.

 Jika Ka = Kb maka larutan akan bersifat netral (pH = 7)

 Jika Ka > Kb maka larutan akan akan bersifat asam (pH < 7)

 Jika Ka = Kb maka larutan akan akan bersifat basa (pH> 7)

2.8 Kerangka Berpikir


Pembelajaran kimia di sekolah tentunya kurang tepat jika hanya

memperhatikan produk tanpa memperdulikan proses yang berlangsung dalam

setiap pembelajaran. Untuk dapat mengetahui sesuatu, siswa haruslah aktif sendiri

mengkonstruksi pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam belajar siswa harus aktif

mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya yang

terpenting merangkumnya sebagai suatu pengertian yang utuh sehingga dituntut

adanya kemampuan beragumentasi dengan baik. Siswa yang memiliki kemampuan

argumentasi akan terdorong untuk rajin mencari informasi dan akan muncul usaha

yang lebih luas dan mendalam untuk mempelajari materi pelajaran. Kondisi awal

yang menjadi sebab dilakukannya penelitian ini yaitu: (1) kegiatan pembelajaran

masih terpaku pada buku pelajaran yang digunakan, sehingga memberikan kesan

bahwa siswa hanya menyalin dan menghafal materi, (2) siswa cenderung pasif dan
37

malu untuk bertanya tentang materi pelaaran yang telah diberikan serta kurang

berani menyampaikan pendapat selama pembelajaran berlangsung, (3) model

pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran kimia belum diterapkan. Maka

perlu pemilihan sebuah model pembelajaran yang tepat untuk mendukung

peningkatan kemampuan argumentasi siswa.

Berdasarkan kondisi awal tersebut penelitian melakukan tindakan perbaikan

(proses) dengan menerapkan model pembelajaran Just in Time Teaching (JITT) dan

Snowball Throwing. Melalui tindakan perbaikan tersebut, diharapkan siswa mampu

menjadi lebih termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga kondisi akhir

berupa kemampuan argumentasi dapat ditingkatkan. Model pembelajaran JiTT

merupakan model dan strategi pembelajaran yang memadukan antara penggunaan

teknologi informasi dan pembelajaran aktif di kelas yang bersifat umpan balik

antara siswa dan guru. Karena ada umpan balik antara guru dan siswa, maka dapat

dikatakan bahwa JiTT mendorong pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa

dapat berinteraksi dengan sesama siswa, guru, dan teknologi yang dapat

memaksimalkan keterampilan berpikir mereka dalam menemukan konsep. Ada tiga

tahapan utama dalam pembelajaran JiTT ini, yaitu tahap pemanasan, tahap

penyesuaian konsep dan tahap penerapan konsep. Ketiga tahapan ini memberikan

ruang pada siswa untuk aktif dan kreatif seperti saling bertanya, menjawab,

berdiskusi, dan menyelesaikan masalah bersama sehingga mampu melatihkan

kemampuan berpikir mereka.

Model Pembelajaran aktif tipe Snowball Throwing merupakan model

pembelajaran permainan yang digunakan untuk memberi pertanyaan tinjauan

terhadap materi yang dipelajari, permainan ini dapat menciptakan kegembiraan,


38

membawa variasi semangat dan minat belajar. Model ini jika dimanfaatkan secara

bijaksana akan dapat membuat siswa senang, tidak kaku, ceria dan belajar menjadi

tidak membosankan (Huda, 2015).

Melalui model pembelajaran yang akan dilakukan diharapkan kemampuan

sosial siswa akan lebih terarah, karena siswa dituntut untuk mampu berinteraksi,

berkomunikasi, berargumentasi dan berkerja sama dengan siswa lainnya. Siswa

mampu menjadi lebih termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga

kondisi akhir berupa kemampuan argumentasi dapat ditingkatkan.

Namun, model pembelajaran JiTT dan Snowball Throwing sangat berbeda.

Model pembelajaran JiTT adalah model pembelajaran individual learning

sedengkan model pembelajaran Snowball Throwing adalah model pembelajaran

kooperatif learning. Pembelajaran indivual learning merupakan suatu upaya untuk

memberikan kesempatan pada siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan,

kemampuan kecepatan dan caranya sendiri, sedangkan pembelajaran kooperatif

learning menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam berkerja atau

membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam

kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Keuntungan menggunakan model

JiTT yaitu proses bembelajaan tidak hanya di dalam kelas saja dapat dilakukan

secara online menggunakan aplikasi seperti Fecabook atau aplikasi berbasis

internet. Model Pembelajaran Snowball Throowing memiliki kelebihan untuk

melatih kesiapan siswa dan saling memberikan pengetahuan, menuntut kerja sama

dalam kelompok, siswa dituntut aktif dalam pembelajaran, melatih siswa untuk

membuat dan menjawab pertanyaan sendiri. Menurut Matuk (2015) kemampuan

argumentasi dapat terbentuk karna pada kegiatan pembelajaran melibatkan gambar


39

dan video, melakukan penemuan atau adanya data relevan yang disediakan,

menggunakan model pembelajaran kooperatif, memberi kesempatan

memepersentasikan kemampuan argumentasi, sintaks model pembelajaran yang

sesuai dan mendukung serta merangsang metakognitif siswa.

Selain itu, berdasarkan teori beban kognitif (Cognitive Load Theory)

dijelaskan bahwa kemampuan setiap siswa berbeda dalam memproses suatu

informasi pada waktu tertentu. Dalam teori ini terdapat beberapa tipe beban

kognitif, diataranya yaitu beban kognitif intrinsik (Intrinsic Cognitive Load)

menyatakan bahwa informasi atau ilmu yang diterima oleh siswa terlalu banyak dan

kompleks sehingga masih ada siswa yang belum memiliki semua informasi yang

telah disajikan. Beban kognitif ekstraneous (Ekstraneous Cognitive load) yaitu

beban tambahan diluar hasil beban intrinsik, seringkali siswa kesulitan dalam

pengaplikasikan konsep baru dengan konsep awal yang telah siswa dapatkan

sehingga siswa mengalami hambatan dalam proses pembelajaran. Untuk

mengurangi hal tersebut dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif

dimana siswa dapat belajar bersama dapat bertukar informasi sehingga beban

kognitif akan menjadi ringan. Peneliti menyakini bahwa penggugunaan model JiTT

dan Snowball Throwing akan memberikan hasil argumentasi yang berbeda pada

siswa pada materi hidrolisis garam.

2.9 Hipotesis Penelitian


Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan kemampuan

argumentasi siswa dikelas Snowball Throwing dan dikelas Just in Time Teaching

dalam proses pembelajaran pada materi Hidrolisis Garam di SMAN 7 Kerinci.


BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini,

desain yang digunakan adalah Posttest-Only Control Group Design, dimana

terdapat dua kelas yang dipilih kemudian diberikan posttest kepada dua kelas

tersebut. Adapun desain penelitian ini digambarkan pada table dibawah ini:

Tabel 3.1 Desain Penelitian


Kelas Perlakuan Posttest
R1 X1 O1
R2 X2 O2
Keterangan:

R1 : Kelas eksperimen I

R2 : Kelas eksperimen II

X1 : Perlakuan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing

X2 : Perlakuan menggunakan model pembelajaran Just in Time Teaching

O1&2 : Tes akhir yang sama pada kedua kelas (posttest)


3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan bulan April, pada semester genap Tahun Ajaran

2018/2019. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 7 Keinci.

3.3 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Just in Time Teaching dan

Snowball Throwing. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan

argumetasi siswa.

40
41

3.4 Populasi dan Sampel


A. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI SMAN 7 Kerinci yang

terdaftar pada semester genap Tahun Ajaran 2018/2019 yaitu kelas XI IPA 1 sampai

XI IPA 5. Adapun jumlah siswa dalam populasi dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas XI IPA SMAN 7 Kerinci


Kelas Jumlah Siswa
XI IPA 1 22
XI IPA 2 22
XI IPA 3 27
XI IPA 4 25
XI IPA 5 27
Jumlah siswa 123
(TU SMAN 7 Kerinci)
B. Sampel
Subyek penelitian dalam hal ini adalah siswa dan siswi kelas XI SMAN 7
Kerinci. Pemilihan subyek penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini peneliti
meminta saran guru dengan mempertimbangkan karakteristik, gaya belajar dan
pengetahuan awal siswa.
3.5 Pengumpulan Data
Data pada penelitian ini berupa data kuantitatif yang diperoleh dari

wawancara dan tes akhir hasil belajar kimia siswa pada kedua kelas sampel. Data

yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari hasil posttest kedua

kelas sampel. Hasil tes posttest inilah yang kemudian akan digunakan

sebagai acuan untuk menarik kesimpulan pada akhir penelitian tentang ada

tidaknya terhadap kemampuan argumentasi siswa pada materi hidrolisis

garam. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak sekolah mengenai
42

jumlah siswa dan nilai ujian siswa kelas XI SMA Negeri 7 Kerinci Tahun

Ajaran 2018/2019. Data ini digunakan untuk menentukan sampel penelitian.

Adapun rancangan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sampel

Kelas eksperimen I Kelas eksperimen II

Menggunakan model Menggunakan model


pembelajaran Snowball
pembelajaran Just in Time
Throwing (X1)
Teaching (X2)

Kemampuan Kemampuan
argumentasi siswa argumentasi siswa

Catatan Tertulis Catatan Tertulis


Lapangan (posttest) (O1) Lapangan (posttest) (O2)

Analisis Hasil Catatan


Lapangan

Uji-t

Kesimpulan

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian


43

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

lembar wawancara dan posttest setelah berakhirnya serangkaian pembelajaran.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis mempersiapkan semua yang berhubungan dengan

pelaksanaan antara lain:

a. Melakukan survey tempat pelaksanaan penelitian

b. Mengambil data jumlah siswa dan nilai ujian siswa kelas XI SMA Tahun

Ajaran 2018/2019.

c. Menentukan kelas sampel yaitu kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II

d. Mempersiapkan jadwal penelitian setelah peneliti mendapatkan informasi

tentang alokasi waktu pelajaran.

e. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum

mata pelajaran kimia SMA dan menyiapkan lembar soal yang akan digunakan

di kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

f. Mempersiapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Snowball

Throwing pada kelas eksperimen I dan model pembelajaran Just in Time

Teaching pada kelas eksperimen II.

g. Mempersiapkan instrumen penelitian (lembar kerja peserta didik dan soal

posttest).

2. Tahap pelaksanaan

Peneliti memberikan pengajaran pada dua kelas sampel. Materi yang

diajarkan untuk kedua kelas sampel adalah materi yang sama yaitu hidrolisis garam.
44

Pada kelas eksperimen I, peneliti menggunakan model pembelajaran Snowbal

Throwing saat proses pembelajaran. Sedangkan untuk kelas eksperimen II, peneliti

menggunakan model pembelajaran Just in Time Teaching. Kedua kelas dilakukan

test argumentasi tertulis.

3. Tahap Akhir

Pada tahap akhir untuk mengetahui kemampuan argumentasi tertulis siswa

peneliti melakukan posttest diakhir pembelajaran. Setiap kelas dilaksanakan pada

akhir petemuan.

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Proses pembelajaran yang ideal adalah proses pembelajaran yang telah

direncanakan terlebih dahulu. RPP dibuat untuk dijadikan acuan dalam proses

pembelajaran. Dalam penelitian ini terdapat dua RPP, pertama adalah RPP untuk

kelas eksperimen I dan kedua untuk kelas eksperimen II. RPP yang sesuai dengan

standar dari kurikulum 2013 yaitu, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) sesuai dengan standar proses yang telah disusun oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan serta menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik

(scientific approach). Komponen dari RPP diantaranya identitas mata pelajaran,

perumusan indikator, perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar,

pemilihan sumber belajar, pemilihan media belajar, model pembelajaran, skenario

pembelajaran dan penilaian.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar kerja peserta didik digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa

dalam berargumen ilmiah terhadap penerapan model pembelajaran Just in Time


45

Teaching dan model pembembelajaran Snowball Throwing yang mengacu tiga

aspek kemampuan argumentasi yaitu claim, evidence dan reasoning. Kemampuan

argumentasi menurut McNeill & Krajcik (2006) memuat aspek berupa claim,

evidence dan reasoning. Claim merupakan pernyataan yang menjawab

permasalahan. Evidence merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan.

Reasoning merupakan pembenaran terkait pernyataan dan bukti. Suatu argumen

yang berkualitas harus mampu menghadirkan komponen tersebut dengan jelas dan

logis.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Penilaian


Aspek Kemampuan Kegiatan Diskusi Kelompok No
Argumentasi Butir
Claim / Pernyataan Memberikan pernyataan berupa argument sementara dalam 1-9
menjawab pertanyaan yang diberikan kelompok lain saat
diskusi
Memberikan sanggahan dari pernyataan kelompok lain
Mempersentasikan kesimpulan (keputusan) hasil evaluasi
argumentsi dari permasalahan diskusi
Evidence / Bukti Menentukan pokok permasalahan yang diajukan guru
Ilmiah dan Teori
Pendukung

Mempersentasikan hasil diskusi anggota kelompok, menyaji


kan laporan atau grafik dari hasil pengumpulan data /
pengamatan dan teori pendukung
Menjawab pertanyaan kelompok lain dengan data ilmiah dan
teori pendukung
Reasoning / Alasan Berdiskusi dengan anggota kelompok terhadap hasil
Dan Pembenaran pengumpulan data ilmiah

Memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan


kelompok lain dengan alasan yang tepat dengan
menghubungkan pernyataan dan bukti ilmiah
Memberikan hasil analisis pembenaran yang
menghubungkan pernyataan dan bukti
(Ade, dkk. 2016)
3.7 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen Pengumpulan data menggunkan soal posttest. Soal posttest

digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam berargumen ilmiah secara

tertulis terhadap model pembelajaran Just in Time Teaching dan model


46

pembelajaran Snowball Throwing yang mengacu tiga aspek yaitu claim, evidence

dan reasoning dalam menjawab butir soal.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes dengan tipe essay. Adapun

pada analisis butir tes, butir akan dilihat karakteristiknya dan dipilih butir-butir

yang baik. Arikunto (2015) menyatakan bahwa sebuah tes yang dapat dikatakan

baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes. Soal posttest diberikan

diakhir pertemuan.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Posttest


Indikator Butir
Kompetensi
Indikator Tes Deskripsi Soal Kemampuan Soal
Dasar
Argumentasi
3.11 3.11.1 Menganalisis  Pada soal siswa 1. Memberikan 9
Menganalisis kesetimbangan diminta memilih Pernyataan
kesetimbangan ion dalam dan membedakan 2. Memberikan
larutan garam. garam yang data
ion dalam lautan
3.11.2 Menganalisis terhidrolisis, 3. Memberikan
garam dan garam-garam alasan
menurut Anderson
menghubungkan yang mengalami kata memilih
pH-nya hidrolisis. merupakan kata
3.11.3 Menganalisis kerja operasional C4
sifat asam basa  Pada soal siswa
dari larutan diminta
garam. menggunakan
3.11.4 Menghubngkan konsep hidrolisis
kesetimbangan dalam mengaukan
ion dengan pH data, menurut
larutan garam. Anderson kata
3.11.5 Menghitung pH menggunakan
larutan garam merupakan kata
berdasarkan kerja C3
asam basa  Pada soal siswa
penyusunnya. diminta memberikan
alasan rasional
tentang hidrolisis
garam, menurut
Anderson kata
rasional merupakan
kata kerja C4.
3.8 Instrumen Pengumpulan Data

Data hasil penelitian ini dianalisis dengan analisis kuantitatif. Analisis

kuantitatif adalah suatu teknik analisis yang penganalisisannya dilakukan dengan

perhitungan matematis. Setelah diberikan perlakuan, kedua kelas sampel diberikan


47

posttest. Data posttest yang telah diperoleh terlebih dahulu diuji normalitas dan

homogenitasnya sebelum dilakukan pengujian hipotesis.

Tabel 3.5 Instrument dan Teknik Analisis Data


No. Pertanyaan Instrumen Teknik Analisis
1 Bagaimana kemampuan argumentasi Posttest Statistik deskriptif
siswa selama menggunakan model  Kuantitatif
pembelajaran Just in Time Teaching
2 Bagaimana kemampuan argumentasi Posttest Statistik deskriptif
siswa selama menggunakan model  Kuantitatif
pembelajaran Snowball Throwing
3 Apakah terdapat perbedaan Posttest Statistik deskriptif
kemampuan argumentasi siswa  Kuantitatif
dengan menggunakan model  Uji-t
pembelajaran Just in Time Teaching
dan model Snowball Throwing di
SMA Negeri 7 Kerinci

Tabel 3.7 Kriteria Rubrik Kemampuan Argumentasi


Skill
Claim Envidence Reasoning
Level (skor)
5 Benar Benar Relevan Benar Menghubungkan
Benar Kurang
Benar Relevan
4 Benar Menyambungkan
Benar Kurang Relevan Benar Menyambungkan
Benar Relevan Salah
3 Benar Benar Kurang
Benar Kurang Relevan
Menyambungkan
Benar Kurang Relevan Salah
2 Benar Benar Kurang
Salah
Menyambungkan
1 Benar Salah Salah
0 Salah Salah Salah
(Effendi Hsb, 2019, In Press)

A. Pengolahan Data Kemampuan Argumentasi Menggunakan Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya

ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang

berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.


48

Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui

tabel, grafik, diagram, perhitungan modes, median, mean (pengukuran tendensi

sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui

perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase. Penentuan mean,

median, dan modus dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.0

for windows. Sebelum peneliti menghitung analisis prasyarat dan uji-t, peneliti juga

menghitung deskriptif statistiknya yang meliputi sebagai berikut:

1. Mean

Mean atau nilai rata-rata adalah jumlah total dibagi jumlah individu. Rumus

mean dalam data bergolong yang digunakan adalah:

∑ 𝑓 𝑖 𝑥𝑖
Me = ∑𝑓𝑖

Keterangan:

Me : Mean untuk data bergolong

∑𝑓𝑖 : Jumlah data/sampel

𝑓𝑖 𝑥𝑖 : Produk perkalian antara 𝑓𝑖 pada tiap interval data dengan tanda

kelas (𝑥𝑖 ). Tanda kelas (𝑥𝑖 ) adalah rata-rata dari nilai terendah dan tertinggi setiap

interval data (Sugiyono, 2016).

Mean digunakan untuk mencari nilai rata-rata dari skor total keseluruhan

jawaban yang diberikan oleh responden, yang tersusun dalam distribusi data.

2. Median

Median adalah suatu nilai yang membatasi 50% dari frekuensi distribusi atas

dan 50% dari frekuensi distribusi bawah.


1
𝑛−𝐹
2
Md = b + p ( )
𝑓
49

Md : Median

b : Batas bawah, dimana median akan terletak

p : Panjang kelas interval

n : Banyaknya data/jumlah sampel

F : Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median

f : Frekuensi kelas median

(Sugiyono, 2016)

Median digunakan untuk mencari nilai tengah dari skor total keseluruhan

jawaban yang diberikan oleh responden, yang tersusun dalam distribusi data.

3. Modus

Modus adalah nilai yang sering muncul/nilai yang frekuensinya banyak

dalam distribusi data. Rumus Modus untuk data bergolong adalah :

𝑏1
Mo = b + p (𝑏 )
1 + 𝑏2

Keterangan:

Mo : Modus

b : Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p : Panjang kelas interval

b1 : Frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval yang terbanyak)

dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya.

b2 : Frekuensi pada kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat

berikutnya (Sugiyono, 2016)

B. Uji Hipotesis

Perhitungan uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan program

SPSS 20.
50

1. Uji normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi

normal atau tidak. Menurut Sudjana (2005), prosedur yang harus dilakukan dalam

uji Lilieforts adalah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata masing-masing kelas sampel.

2. Menyusun nilai rendah ke yang tinggi

3. Pengamatan x1,x2, …, xn dijadikan bilangan baku z1,z2, …, zn dengan

𝑥𝑖−𝑥
menggunakan rumus z1 = (xi dan s masing-masing merupakan rata-rata
𝑠

dan simpangan baku sampel)

4. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku dihitung peluang F(zi) =

P (z ≤ zi)

5. Menghitung proporsi skor baku S(zi)

6. Menghitung selisih F(zi) dan S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya

7. Mengambil harga yang terbesar di antara harga-harga untuk selisih tersebut.

Harga terbesar itu dinamakan Lo

8. Membandingkan nilai Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari nilai tabel

untuk taraf kepercayaan α yang ditentukan

9. Menentukan criteria pengujian dengan Lo lebih kacil dari Lt dikatakan data

berdistribusi normal dan sebaliknya data tidak berdistribusi normal.

Jika L0 < Ltabel berarti hasil belajar berdistribusi normal.

Jika L0 > Ltabel berarti hasil belajar tersebut tidak berdistribusi normal.
51

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai

varians yang homogen atau tidak. Uji menguji dilakukan uji f dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Mencari varians masing-masing data kemudian dihitung harga f dengan rumus:

𝑠12
F= 𝑠22

Dimana:

F = Varians kelompok data

𝑠12 = Varians terbesar

𝑠22 = Varians terkecil

2. Jika nilai sudah didapat maka dibandingkan f tersebut dengan harga ftabel ɑ =

0,05 dan pembilang = n1-1 dan penyebut= n2-1, bila:

fhitung > ftabel : Varians nilai kelompok yang dibandingkan tidak homogen

fhitung < ftabel : Varians nilai kelompok yang dibandingkan homogen

3. Uji-t Independent

Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

H0 : μ1 = μ2 (tidak ada perbedaan)

H1 : μ1 ≠ μ2 (ada perbedaan)

Keterangan:

H0: Rata-rata hasil belajar kimia siswa pada kelompok eksperimen 1 sama dengan

rata-rata hasil belajar kimia siswa pada kelompok eksperimen 2.

H1: Rata-rata hasil belajar kimia siswa pada kelompok eksperimen 1 lebih besar

tidak sama dengan hasil belajar kimia siswa pada kelompok eksperimen 2.
52

μ1: Rata-rata hasil belajar kimia siswa yang dalam pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Snowball Throwing.

μ2: Rata-rata hasil belajar kimia siswa yang dalam pembelajaran menggunakan

model pembelajaran just in Time Teaching.

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata pihak kanan.

Kriteria pengujian adalah:

1. Hipotesis diterima jika thitung > ttabel. Pada taraf nyata 95% (ɑ = 0,05) dan derajat

kebebasan (n1 + n2 – 2)

2. Hipotesis diterima jika thitung = ttabel. Pada taraf nyata 95% (ɑ = 0,05) dan derajat

kebebasan (n1 + n2 – 2)

Pada penelitian ini, peneliti mengunakan uji-t independen . Uji-t sampel

independen (bebas) adalah metode yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-

rata dari 2 populasi yang bersifat independen, dimana peneliti tidak memiliki

informasi mengenai ragam populasi. Independen maksudnya adalah bahwa

populasi yang satu tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan populasi yang

lain. Barangkali, kondisi dimana kita tidak memiliki informasi mengenai ragam

populasi adalah kondisi yang paling sering dijumpai di kehidupan nyata. Adapun

rumus uji-t yang digunakan adalah sebagai berikut:

Polled varian:

Keterangan:

x1 = Rata-rata sampel sebelum perlakuan

x2 = Rata-rata sampel sesudah perlakuan


53

n1 = jumlah sampel sebelum perlakuan

n2 = Jumlah sampel sesudah perlakuan

𝑠12 = simpangan baku sebelum perlakuan

𝑠22 = simpangan baku sesudah perlakuan

(Sugiyono, 2009)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN
4.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada dua kelas eksperimen, kelas XI IPA 1 sebagai

kelas eksperimen I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Snowball Throwing dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen II yang

menerapkan model pembelajaran Just in Time Teaching. Data hasil penelitian

meliputi data kuantitatif yang terdiri dari lembar lembar kerja peserta didik berbasis

kemampuan argumentasi siswa dan diakhir pertemuan diberikan posstest sebagai

test akhir dari rangkaian pembelajaran yang bertujuan untuk melihat kemampuan

argumentasi siswa.

4.2. Hasil Pengolahan Data


4.2.1. Hasil Kemampuan Argumentasi Diskusi Menggunakan Model
Pembelajaran Snoowbal Throwing
Proses pembelajaran diskusi kelompok dilakukan selama 3 kali pertemuan

dan terdiri terdiri dari 4 kelompok diskusi. Data hasil kemampuan argumentasi

diskusi kelompok oleh siswa dapat dilihat pada (lampiran 15). Diagram hasil

kemampuan argumentasi diskusi kelompok oleh siswa dapat dilihat pada gambar

4.1

Hasil Kemampuan Argumentasi


84%
83% 83.54%
82% Pertemuan 1
81% 81.50% 81.75% Pertemuan 2
80% 80.22%
79% Pertemuan 3
78% Rata-rata
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Rata-rata
1 2 3
Gambar 4.1 Diagram Hasil Kemampuan Argumentasi Diskusi Kelompok
Snowball Throwing

54
55

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah keterlaksanaan diskusi

kelompok siswa juga mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Pertemuan

pertama persentasenya 80,22%. Pada pertemuan kedua mengalami peningkatan

menjadi 81,50%, sedangkan pada pertemuan ketiga mengalami peningkatan

menjadi 83,54%. Dengan rata-rata keterlaksanaan model oleh siswa adalah sebesar

81.75%.

4.2.2. Hasil Kemampuan Argumentasi Menggunakan Model Pembelajaran


Just in Time Teaching
Dalam proses pembelajaran dilakukan selama 3 kali pertemuan dan siswa

belajar secara individu. Data hasil kemampuan argumentasi diskusi kelompok dapat

dilihat pada (lampiran 16). Diagram hasil kemampuan argumentasi diskusi

kelompok oleh siswa dapat dilihat pada gambar 4.2.

Hasil Kemampuan Argumentasi


82%
81% 81.72%
Pertemuan 1
80.90% 80.72%
80% Pertemuan 2
79% Pertemuan 3
79,5 %
78% Rata-rata
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Rata-rata
1 2 3

Gambar 4.2 Diagram Hasil Kemampuan Argumentasi Kelas Just in Time Teaching

Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah hasil belajar diskusi

kelompok siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Pertemuan

pertama persentasenya 79,5%. Pada pertemuan kedua mengalami peningkatan

menjadi 80,90%. Pada pertemuan ketiga mengalami peningkatan menjadi 81,77%.

Dengan rata-rata keterlaksanaan diskusi kelompok adalah sebesar 80,72%. Untuk


56

melihat perbedaan kemampuan argumentasi oleh siswa dikedua kelas yaitu kelas

Snowball Throwing dan kelas Just in Time Theaching dapat dilihat pada gambar 4.3

84.00% 83.54%
82.00% 81.50% 81.77% 81.75%
80.90% 80.72%
80.22%
80.00% 79.50%

78.00%
76.00%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Rata-rata
Snowball Throwing Just in Time Teaching
Linear (Snowball Throwing) Linear (Just in Time Teaching)
Gambar 4.3 Diagram Hasil Kemampuan Argumentasi Kelas Snowball Throwing dan Just
in Time Teaching.

4.2.3. Data Posttest


Data penilaian posttest untuk kelas eksperimen I dengan model pembelajaran

Snowball Throwing dapat dilihat pada (lampiran 16) dan kelas eksperimen II

dengan model pembelajaran Just in Teaching dapat dilihat pada (lampiran 15).

Rata-rata nilai posttes dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Psstest Kemampuan Argumentasi


Kelas Jumlah Siswa Rata-rata Hasil Kriteria
Belajar
X IPA 1 22 70.04 Baik
X IPA 2 22 67.68 Cukup Baik

a. Uji Normalitas

Berdasarkan data nilai posttest kelas eksperimen 1 dan ekserimen 2

dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal. Dalam pembahsan ini perhitungan normalitas kedua data

dengan uji Liliefors. Adapun syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal

adalah apabila Lhitung<Ltabel. Hasil perhitungan uji normalitas dirangkum dalam


57

tabel 4.2 berikut: Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

didapat berdistribusi normal dapat dilihat pada (lampiran 17). Hasil rekapan uji

normalitas dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas


No. Data yang Dianalisis Lhitung Ltabel Keterangan

1 Kelas Snowball Lhitung<Ltabel


0.168862 0.190
Throwing Data Normal
2 Lhitung<Ltabel
Kelas JiTT 0.184391 0.190
Data Normal

Dari hasijl uji normalitas diperleh nilai signifikansi dari nilai posttest kelas

eksperimen I adalah (0.168862 > 0,190), pada kelas eksperimen II adalah (0,184391

> 0,190), maka data hasil posttest terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Setelah data berdistribusi normal kemudian dilanjutkan dengan uji

homogenitas dapat dilihat pada (lampiran 18). Uji homogenitas digunakan untuk

mengetahui apakah beberapa varian populasi data sama atau tidak. Perhitungan

homogenitas data menggunaka uji Fisher. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai

Fhitung<Ftabel maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih dari kelompok

data adalah sama atau homogen. Hasil rekapan uji homogenitas dapat dilihat pada

tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas


Data yang
No Fhitung Ftabel Keterangan
Dianalisis
Kelas Snowball
1 Throwing vs 1.29536 2.07 Homogen
Kelas JiTT

Uji homogenitas kelas Snowball Throwing dan JiTT merupakan data posttest. Dari

tabel dapat dilihat bahwa Fhitung< FtabeL adalah 1.29536< 2.07. Kesimpulannya
58

tolak H0 dan terima H1. Maka dapat disimpulkan bahwa data memiliki varians yang

sama atau homogen.

c. Uji-t Independent
Hasil perhitungan uji-t (Lampiran 20) diperoleh nilai 4.06. Nilai tersebut jika

dibandingkan dengan ttabel 22 = 2,074 maka diketahui thitung > ttabel yaitu 4.06

> 2,074 dengan dk 22 dan α = 0,05. Berarti terdapat perbedaan antara variabel.

Dengan demikian hasil tersebut dapat menguji kebenaran hipotesis, yaitu terdapat

perbedaan kemampuan argumentasi dikelas Snowball Throwing dan Just in Time

Teaching SMAN 7 Kerinci.

4.3. Pembahasn
4.3.1 Kemampuan Argumentasi Siswa
Bagaimana kemampuan argumentasi siswa dikelas Snowball Throwing dan

kemampuan argumentasi dikelas Just in Time Teaching (JiTT) dalam proses

pembelajaran pada materi hidrolisis garam di kelas XI IPA dan apakah terdapat

perbedaan kemampuan argumentasi siswa diantara kedua kelas tersebut.

Penelitian dilakukan di kelas XI SMAN 7 Kerinci, dengan menggunakan dua

kelas yaitu kelas IPA 1 sebagai kelas eksperimen I dan kelas IPA 2 sebagai kelas

eksperimen II. Dimana pada kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran

kooperatif Snowball Throwing, sedangkan pada kelas eksperimen II menggunakan

model pembelajaran Just in Time Teaching. Hasil tabulasi catatan lapangan dapat

dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Tabulasi Catatan Lapangan


No. Kelas Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
1 Snowball Pada saat Pada pertemuan Pada pertemuan ini
Throwing menyelesaikan kedua sebagian siswa telah mampu
permasalahan siswa sudah bisa menjawab dan
banyak siswa yang menyelesaikan menyelesaikan soal
bertanya. Masih permasalahan, dan argumentasi yang
banyak siswa yang menjawab soal melipuri claim,
59

No. Kelas Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3


masih bingung argumentasi yang evidence dan
dalam melipuri claim, reason.
menyelesaikan evidence dan
permasalahan. reason.
Pada saat
pembelajaran
berlangsung
suasana kelas
kurang kondusif.
2 Just in Time Pada saat Pada pertemuan Pada pertemuan ini
Teaching menyelesaikan ini sebagian siswa siswa sudah
permasalahan masih mampu menjawab
banyak siswa yang berkerasama soal argumentasi
bertanya. Masih dengan teman yang meliputi
banyak siswa yang sebangkunya claim, evidence dan
masih bingung untuk reason.
dalam menyelesaikan
menyelesaikan permasalahn
permasalahan. karena siswa
kurang percaya
diri dengan kerja
diri sendiri.

Kemampuan beragumentasi siswa dilatihkan melalui diskusi kelas. Proses

diskusi kelas berdasarkan masalah yang terdapat pada LKPD. Diskusi kelas yang

melatihkan kemampuan argumentasi ilmiah siswa dilihat menggunakan lembar soal

latihan diskusi kelompok dan individu. Berdasarkan data kuantitatif pada soal

latihan diskusi kelompok dari kedua kelas eksperimen kemampuan argumentasi

yang dimiliki siswa semakin meningkat. Adanya peningkatan kemampuan

argumentasi yang dilatihkan dari setiap pertemuan pada kedua kelas eksperimen

menunjukkan bahwa kemampuan argumentasi siswa mengalami perkembangan

dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata lembar soal diskusi kelompok dan

lembar soal individu selama 3 pertemuan dimana pada kelas eksperimen I yaitu

81,75% dengan kategori sangat baik dan pada kelas eksperimen II yaitu 80,72%

dengan kategori sangat baik. Adanya peningkatan kemampuan argumentasi siswa

dalam diskusi kelompok dan individu pada setiap pertemuan (gambar 4.3) terlihat
60

bahwa siswa pada kedua kelas mengalami peningkatan dalam berargumentasi yang

meliputi siswa mampu membuat claim, mampu membuat evidence dan mampu

membuat rasoning.

Pada hasil rata-rata pertemuan antara kelas Snowball Throwing dan JiTT

tidak menunjukkan perbedaan. Hal ini dikarenakan pada kelas JiTT sebagian siswa

menyelesaikan soal argumentasi dengan berkerja sama. Pada catatan lapangan pada

pertemuan 1 (Lampiran 21) masih banyak siswa yang berkerja sama untuk

menyelesaikan soal argumentasi. Pada pertemuan ke-2 (Lampiran 22) siswa sudah

mulai mengerjakan secara individu, tetapi siswa masih belum percaya diri dengan

kemampuannya.

Pada posttest siswa memperoleh skor yang berbeda-beda. Jawaban siswa

yang memperoleh skor 5 jika siswa memberikan 3 jawaban dan semua jawaban

relevan. Siswa yang memperoleh skor 4 jika siswa memberikan 3 jawaban dan data

atau alasan salah satunya kurang relevan. Siswa yang memperoleh skor 3 jika siswa

memberikan 3 jawaban dan data atau alasan tidak relevan. Siswa yang memperoleh

skor 2 memberikan 3 jawaban dan data atau alsan salah satunya tidak relevan dan

siswa yang memperoleh skor 1 jika siswa hanya memerikan pernyataan yang benar.

Siswa memperoleh skor 0 jika siswa tidak menjawab pertanyaan. Contoh jawaban

siswa dapat dilihat pada (lampiran 15).

Kemampuan berargumentasi siswa diukur melalui posttest. Tes untuk

mengukur kemampuan argumentasi ilmiah siswa yaitu dengan soal posttest. Siswa

terhadap kemampuan argumentasi pada nilai posttest siswa kelas eksperimen I

memperoleh rata-rata sebesar 77,04% dan kelas eksperimen II memiliki nilai rata-

rata 67,68% yang tidak jauh berbeda dapat dilihat pada (lampiran 19). Hal ini
61

membuktikan bahwa kemampuan argumentasi ilmiah siswa pada materi hidrolisis

garam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing lebih

baik dibandingkan dengan yang diajar menggunakan model pembelajaran Just in

Time Teaching. Hasil serupa juga dapat dilihat pada table 4.1.

4.3.2. Perbedaan Kemampuan Argumentasi Kelas Just in Time Teaching


dan Snoowball Throwing
Perbedaan kemampuan argumentasi dapat dilihat berdasarkan rata-rata nilai

posttest siswa yang diperoleh, untuk kelas eksperimen I yaitu 77.04% sedangkan

untuk kelas eksperimen II yaitu 67,68%. Nilai posttest yang didapatkan diuji

normalitas pada kelompok kelas eksperimen I didapatkan hasil (0.168862 > 0.190)

yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen I berdistribusi normal. Sedangkan

untuk kelas eksperimen II diperoleh hasil (0,184391 > 0.190) yang menunjukkan

bahwa kelas eksperimen II berdistribusi normal. Kemampuan argumentasi siswa

dikelas Snowball Throwing dan kemampuan argumentasi siswa dikelas Just in Time

Teaching dalam proses pembelajaran pada materi hidrolisis garam di kelas XI IPA

terdapat perbedaan terhadap kemampuan argumentasi siswa diantara kedua kelas

tersebut dapat dilihat dari uji-t.

Untuk memastikan apakah kemampuan argumentasi siswa dikedua kelas

berbeda atau tidak dapat dilihat dari hasil uji hipotesis. Berdasarkan hasil uji-t

terlihat bahwa nilai Thitung > Ttabel sebesar 4.06> 2,074. Hal ini menunjukkan

terdapatnya perbedaan kemampuan argumentasi dikedua kelas. Terdapatnya

perbedaan pada hasil belajar terhadap kemampuan argumentasi siswa terjadi karena

dari model yang digunakan peneliti terhadap dua kelas eksperimen merupakan

model pembelajaran yang berbeda yaitu menggunakan metode diskusi kelas dan

individual. Pada kelas Snoowball Throwing terdapat 4 kelompok dengan anggota


62

kelompok 4 sampai 5 siswa disetiap kelompok sedangkan pada kelas Just in Time

Teaching siswa belajar secara individu. Perbedaan metode pembelajaran pada

kedua kelas berpengaruh pada kemampuan argumentasi siswa.

Berdasarkan teori beban kognitif (Cognitive Load Theory) dijelaskan bahwa

kemampuan setiap siswa berbeda dalam memproses suatu informasi pada waktu

tertentu. Dalam teori ini terdapat beberapa tipe beban kognitif, diataranya yaitu

beban kognitif intrinsik (Intrinsic Cognitive Load) menyatakan bahwa informasi

atau ilmu yang diterima oleh siswa terlalu banyak dan kompleks sehingga masih

ada siswa yang belum memiliki semua informasi yang telah disajikan. Beban

kognitif ekstraneous (Ekstraneous Cognitive load) yaitu beban tambahan diluar

hasil beban intrinsik, seringkali siswa kesulitan dalam pengaplikasikan konsep baru

dengan konsep awal yang telah siswa dapatkan sehingga siswa mengalami

hambatan dalam proses pembelajaran. Untuk mengurangi hal tersebut dapat

menggunakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa dapat belajar bersama

dapat bertukar informasi sehingga beban kognitif akan menjadi ringan.

Dari teori tersebut menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif lebih

baik dari pembelajaran individu. Sesuai dengan pendapat Matuk (2015), bahwa

salah satu syarat terbentuknya kemampuan argumentasi adalah terciptanya suasana

belajar yang meransang siswa untuk melakukan aktivitas argumentasi, penggunaan

model kooperatif learning yang mengandung sintaks mendukung susasana

argumentatif, dan pemberian kesempatan kepada siswa untuk memeriksa

kelengkapan argumentasinya. Jadi apapun model kooperatif learning yang

digunakan sepanjang mengandung sintaks yang memberikan kesempatan siswa

untuk beragumen akan dapat membentuk kemampuan argumentasi siswa.


63
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka diperoleh beberapa

kesimpulan penelitian, yaitu:

1. Kemampuan argumentasi siswa di kelas Just in Time Theaching dalam proses

pembelajaran pada materi hidrolisis garam di kelas XI IPA sama-sama

mengalami peningkatan hal ini ditunjukkan pada lembar diskusi siswa posttest.

2. Kemampuan argumentasi siswa di kelas Snowball Throwing dalam proses

pembelajaran pada materi hidrolisis garam di kelas XI IPA sama-sama

mengalami peningkatan hal ini ditunjukkan pada lembar diskusi siswa posttest.

3. Terdapat perbedaan kemampuan argumentasi siswa di kelas Just in Time

Teaching dan di kelas Snowball Throwing dalam proses pembelajaran pada

materi hidrolisis di kelas X MIA berdasarkan hasil uji-t terlihat bahwa nilai

Thitung > Ttabel.

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dan berdasarkan

kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan:

1. Perlu dilakukan penelitian sejenis disekolah lain yang memiliki karakter

yang berbeda.

2. Perlu dilakukan penelitian yang sejenis dengan model yang berbeda.

64
DAFTAR PUSTAKA

Ade, C. P. dan Sri, D., 2016. Peningkatan Kemampun Argumentasi Melalui


Penerapaan Model Problem Based Learning Pada Siswa SMA Kelas X Mia.
Jurnal Pendidikan BIOLOGI 8(1).

Adriani, R. 2018. Perbandingan Kemampuan Argumentasi Siswa pada Materi


Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TSTS dan TPS di SMAN 5 Kota Jambi.Skripsi. Universitas
Jambi.

Ahmad, S. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group

Arikunto, S. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Baharuddin, dkk. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media

Budiyono, A. 2016. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Argument Based


Science Inquiry (Absi) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berargumentasi
Siswa SMA. Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains 4(1): 84-92.

Cyntia, A. P. Sri, D. Riezky, M. P. 2016. Peningkatan Kemampuan Argumentasi


Melalui Penerapan Model Problem Based Learning pada Siswa SMA Kelas
X MIA. Jurnal Pendidikan Biologi, 8(1)

Daniati, V., Yuliasma., & Iriani, Z. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan
Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Pembelajaran Seni Tari
Kelas VIIIc di SMPN 1 Bukittinggi. Jurnal Sendratasik FBS Universitas
Negeri Padang, 2(1).

Dawson, V and K. Carson. 2016. Using Climate Change Scenarios to Assess High
School Student’s Argumentation Skill. Research in Sciece & Technological
Education, 10: (2-9)

Effendi, hsb, M.H., Harizon, Ngatijo, Fuldiaratman, Urip Sulistyo. 2019.


Promoting Indonesia Student’s Argumentation Skillin Chemistry: A
Comparative Effect of Three Cooperative Learning Strategies. IOP Proceding
Conferencer Series Scopus Indeked (In Press)

Erduran, S, Simon, S & Osborne, J. 2004. TAPping into Argumentation:


Development in The Application of Toulmin’s Argumentation Pattern for
studying Science Discourse. Science Education.

Hafid, A. 2013. Pengaruh Perpaduan Metode Pembelajaran Snowball Throwing


Dengan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Standar

65
66

Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika. Jurnal Penelitian


Pendidikan Teknik Elektro, 1(1), 11-20.

Huda, M. 2015. Model- Model Pengajaran dan Pembelajaran isu-isu metodis dan
pradigmatis.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kemendikbud. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23 Tahun


2016, tentang Standar Penelitian.

Kurniasari, Ika Sakti dan Woro Setyasih. 2017. Penerapan Model Pembelajaran
Argument Driven Inquiry (ADI) untuk Melatihkan Kemampuan Argumentasi
Ilmiah Siswa pada Materi Usaha dan Energi. Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika 06(03).

Marlina, D. 2018. Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Predict, Observe,


Explain (POE) dan Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Argumentasi Siswa
pada Materi Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit di SMA Negeri 10 Kota
Jambi. Skripsi, Universitas Jambi.

Matuk, C. 2015. Argumentasi Environments, In Encyclopedia Of Sciense


Education. Richard Gustone (ed): 59-61

Mc Neil, K.L, J. 2006. Middle School Student's use Of Appropriate and


Inappropriate Eidence in Writing Scientific Explanatins. Procendings of the
33rd Carnegie Sympoosium on cognition.

Novak, G, M, T. Patterson, A.D. Garvin, and W. Christian. 1999. Just-In-Time


Theaching: Blending Active Learning whit Web Technology, Prentice Hall,
Upper Saddle River, NJ.

Prasojo, P, Supriyono. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Just-In-Time


Teaching (JITT) dengan Media Facebook Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas X pada Materi Perpindahan Panas di SMA 1 Wonayu. Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika (JIPF) 4(1): 1-5.

Renkame, J. 2014. Introduction to Discourse Studies. Amsterdam: John


Benjamins Publishing Company

Ruguwan, S. T.G, Sri Mulyani S. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajjar Siswa pada Materi Bentuk
Molekul Kelas XI SMA Negeri 1 Pasangkayu. J. Akad. Kim. 3(1): 1-7

Saputri, I. 2018. Perbandingan Kemampuan Argumentasi Siswa Menggunakan


Model Guided Discovery Learning dan Direct Intruction pada Materi Laju
Reaksi kelas XI IPA SMAN 8 Kota Jambi. Skripsi, Universitas Jambi.

Sardiman, A.M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
67

Siegel. 1995. Why Should Educators Care About Argumentation? Informal Logic.
In Erduran, Argumentation in Science Education (p.4). Sherry Southerland:
Spinger.

Simon S, Eduran S, and Osborne J. 2006. Learning to Argumentation: Research


and Development in The science Classroom. Internasional Journal of Science
Education, 28: 23-260.

Siswanto. Kaniawati, I. Suhandi, A. 2014. Penerapan Model Pembelajaran


Pembengkit Argument Menggunakan Metode Saintifik untuk Meningkatkan
Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Beragumentasi Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia 10(2).

Song, Y & Deane, P. 2014. A Case Study in Principled Assessment Design:


designing Assessment to Measure and Support the Develompment of
Argumentative Reading and Writing Skills. Psicologia Education.

Sudjana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Biru

Sudjana. 2009. Teknoloogi Pengajaran. Bandung: Sinar Biru

Sugiyono. 2016. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Syahputra, A. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelaaran JiTT untuk Melatih


Keterampilan Berpikir Kritis pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis. Tesis
PPS Unesa: Tidak Diterbitkan.

Toulmin, S. 2013. The Uses of Argument (Update Edition). UK: Cambridge


University Press

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka.

Vidianawati, I, Suherman dan Vanny Maria Tiwow. 2014. Penerapan Model


pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar
Struktur Atom Kelas X di SMA Negeri 1 Marawola. J. Akad. Kim. 3(1): 42-
49

Wati, I.K, Maridi dan Murni Ramli. 2017. Pengembangan Model Pembelajaran
Just in Time Teaching (JiTT) berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi
Jamur untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analitis Siswa Kelas X
SMA. Jurnal Inkuiri 6(1): 121-140.
67

Lampiran 1. Lembar Wawancara


68
69
Lampiran 2: Silabus Mata Pelajaran Kimia
SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas : XI MIPA

Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

70
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
1.1 Menyadari adanya  Reaksi pembentukan Mengamati (Observing) Tugas 3 minggu x 4 - Buku kimia
keteraturan dari sifat garam  Mencari informasi dari berbagai  Merancang jp kelas XI
hidrokarbon termokimia,  Reaksi pelarutan garam sumber tentang larutan garam, percobaan larutan - Lembar kerja
lajureaksi, kesetimbangan  Garam yang bersifat sifat dan pH larutan garam garam - Berbagai
kimia, larutan dan koloid netral  Mencari informasi tentang sifat- sumber
sebagai wujud kebesaran  Garam yang bersifat sifat larutan garam Observasi lainnya
Tuhan YME dan pengetahuan asam  Sikap ilmiah
tentang adanya keteraturan Menanya (Questioning)
 Garam yang bersifat dalam melakukan
tersebut sebagai hasil basa  Mengajukan pertanyaan yang percobaan dan
pemikiran kreatif manusia pH larutan garam berkaitan dengan sifat garam presentasi,
yang kebenarannya bersifat yang berasal dari: misalnya: cara
tentatif. - Asam kuat dan basa kuat, menggunakan
2.1 Menunjukkan perilaku - Asam kuat dan basa lemah, kertas lakmus,
ilmiah (memiliki rasa ingin - Asam lemah dan basa kuat, indikator universal
tahu, disiplin, jujur, objektif, - Asam lemah dan basa lemah. atau pH meter;
terbuka, mampu membedakan Mengumpulkan data melihat skala
fakta dan opini, ulet, teliti, (Eksperimenting) volume dan suhu,
bertanggung jawab, kritis,  Menganalisis terbentuknya larutan cara
kreatif, inovatif, demokratis, garam menggunakan
merancang dan melakukan pipet, cara menim-
percobaan serta berdiskusi  Menganalisis sifat larutan garam bang, keaktifan,
yang diwujudkan dalam  Merancang dan melakukan kerja sama,
sikap sehari-hari. percobaan untuk memprediksi pH komunikatif, dan
larutan garam dengan peduli lingkungan,
2.2 Menunjukkan perilaku
menggunakan kertas dsb)
kerjasama, santun, toleran,
lakmus/indikator universal/pH
cintadamai dan peduli
meter dan melaporkan hasilnya. Portofolio
lingkungan serta hemat dalam
memanfaatkan sumber daya  Melakukan percobaan  Laporan
alam.  Mengamati dan mencatat data percobaan
2.3 Menunjukkan perilaku hasil pengamatan
responsive dan pro-aktif serta Tes tertulis uraian
bijaksana sebagai wujud

71
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
kemampuan memecahkan Mengasosiasi (Associating) Menganalisis data
masalah dan membuat  Mengelola dan menganalisis data untuk menyimpulkan
keputusan hasil pengamatan larutan yang bersifat
3.11Menganalisis  Menyimpulkan sifat garam yang larutan garam
kesetimbangan ion terhidrolisis  Menghitung pH
dalam larutan garam dan  Menganalisiss rumus kimia larutan garam
menghitung pH-nya garam-garam dan memprediksi  Menganalisis sifat-
4.11Melakukan percobaan sifatnya sifat larutan garam
untuk menujukkan sifat  Menentukan grafik hubungan dan jenis-jenis
asam baa berbagai perubahan harga pH pada titrasi garam yang
larutan garam asam basa untuk menjelaskan mengalami
ssifat garam yang terhidrolisis hidrolisis
 Menentukan tetapan hidrolisis
(Kh) dan pH larutan garam yang
terhidrolisis melalui perhitungan

Mengkomunikasikan
(Communicating)
 Membuat laporan percobaan
identifikasi garam dan
mempresentasikannya dengan
mengguna-kan tata bahasa yang
benar
 Mengkomunikasikan sifat larutan
garam dan jenis-jenis garam yang
terhidrolisis.

72
73

Lampiran 3. Lembar Validasi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Model


Snowball Throwing
74
75

Lampiran 3. Lembar Validari Rencana Pembelaaran Model Just in Time Teaching


76
77

Lampiran 5. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Model Snowball Throwing

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah : SMA Negeri 7 Kerinci
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Program : XI/MIPA
Semester : 2 (Genap)
Materi : Hidrolisis Garam
Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 dan KI 2
Kompetesi sikap Spiritual yaitu ’’Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya’’.
Kompetensi sikap Sosial yaitu ’’Menghayati dan mengamalkan perilaku’’
a. Jujur
b. Disiplin
c. Santun
d. Peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai)
e. Bertanggung jawab
f. Responsif, dan
g. Pro-aktif
Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak dilingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional.
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis Menunjukan keterampilan menalar,
pengetahuan faktual, konseptual, mengolah, dan menyaji secara :
prosedural berdasarkan rasa ingin a. Afektif
tahunya tentang : b. Kreatif
a. Ilmu pengetahuan c. Produktif
b. Teknologi d. Kritis
c. Seni e. Mandiri
d. Budaya, dan f. Kolaboratif
e. Humaniora g. Komunikatif
Dengan wawasan kemanusiaan, h. Solutif
Dalam ranah kognitif dan abstrak terkait
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
dengan pengembangan dari yang
terkait penyebab fenomena dan kejadian,
dipelajarinya disekolah, serta mampu
serta menerapkan pengetahuan pada
bidang kajian yang spesifik sesuai menggunakan metode sesuai dengan
kaidah kelimuan
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
78

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.11 Menganalisis kesetimbangan ion 3.11.1 Menganalisis kesetimbangan ion dalam
dalam lautan garam dan larutan garam.
menghubungkan pH-nya 3.11.2 Membedakan jenis-jenis garam yang
terhidrolisis.
3.11.3 Menganalisis sifat asam basa suatu
larutan garam.
3.11.4 Menghubungkan kesetimbangan ion
dengan pH larutan garam.
3.11.5 Menghitung pH larutan garam
berdasarkan asam dan basa penyusunnya.

C. Tujuan Pembelajaran Literasi


Melalui model Snowball Throwing dengan menggali informasi dari sumber
buku, sumber bacaan atau internet diharapkan siswa terlibat aktif selama proses
Karakter belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan
HOST
pengamatan dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab
pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta berpikir kritis. Siswa diharapkan
dapat menganalisis kesetimbangan ion larutan garam, membedakan jenis-jenis
garam yang terhidrolisis, menganalisis sifat asam dan basa suatu larutan garam,
menghitung pH larutan garam berdasarkan asam dan basa penyusunnya serta
dapat menghubungkan kesetimbangan ion dengan pH larutan garam.

D. Materi Pembelajaran
1. Jenis Garam dan Reaksi Hidrolisis
Jenis garam dan reaksinya hidrolisis dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat
b. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah
c. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah
d. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat

2. Larutan Garam Netral


Larutan garam netral dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat
b. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah
c. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah
d. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat
79

E. Pendekatan Strategi dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Snowball Throwing
Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi.

F. Media Pembelajaraan
 Media :
o Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Alat/Bahan :
o Spidol, papan tulis
o Laptop & infocus

G. Sumber Belajar
 Buku teks kimia yang relevan
 Buku Kimia SMA Kelas XI Karangan Erlangga
 Buku Kimia SMA Kelas XI lainnya yang Relevan

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Pertemuan-1
Indikator: 3.11.1 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam.

3.11.2 Membedakan jenis-jenis garam yang terhidrolisis.

Kegiatan Langakah Deskripsi kegiatan Alokasi


pembelajaran waktu
Guru Siswa
Pendahul Orientasi  Guru mengucapkan salam Membalas salam dan 2 menit
uan untuk mengawali mempersiapkan buku-
pembelajaran buku yang akan
 Guru meminta siswa digunakan serta
untuk berda sebelum memfokuskan pikiran
memulai pemelajaran untuk mengikuti
 Guru mengecek kehadiran pembelajaran
siswa
 Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku-buku
yang dijadikan sumber
belajar

Apersepsi Guru mengaitkan pelajaran Siswa menunjukkan 2 Menit


hari ini dengan materi yang respon positif terhadap
telah dipelajari bahwa ada penjelasan yang diberikan
hubungan antara larutan asam guru
basa dengan hidrolisis garam
80

Motivasi Guru memberi pertanyaan dan Siswa menjawab 3 menit


informasi tentang hidrolisis pertanyaan guru dengan
garam proaktif, komunikatif
“Pernahkah anak-anak ibu dan santun
memperhatikan bahwa setip
kali memasak, kita sering
menggunakan garam NaCl?
Garam apa saja yang boleh
dimakan? Mengapa garam-
garam tersebut boleh dimakan?

Tujuan Guru menyampaikan tujuan Siswa menyimak dan 1 menit


pembelajaran pembelajaran yang akan menghargai penjelasan
dicapai pada pertemuan ini guru
yaitu siswa dapat:
 Menganalisis kesetimbangan
ion dalam larutan garam
 Membedakan jenis-jenis
garam yang terhidrolisis.
Kegiatan Menyajikan Guru menyampaikan materi Mengamati 10 Menit
inti informasi siswa diminta untuk
mengamati gambar di PPT Siswa mendengarkan dan
melaksanakan instruksi
dari guru

Mengorganisir  Guru membagi siswa dalam Siswa duduk berdasarkan


perserta didik beberapa kelompok kelompok dengan tertib
ke dalam tim-
tim belajar

Membantu  Guru meminta siswa untuk Mengumpulkan data


kera sama tim mengumpulkan informasi (evidence)
dan belajar dengan mencari informasi  Siswa bersama dengan
dari berbagai sumber untuk anggota kelompok
menyelesaikan tugas terkait bertanggung jawab
hidrolisis garam mencari informasi
melalui membaca/
mendengar/mengamati/
mengklasifikasikan yang
berkaitan dengan pokok
bahasan yang diberikan
guru
 Guru meminta siswa Mengasoosiasi
menghubungkan informasi (Reason)
yang sudah dikumpulkan  Siswa bersama dengan
untuk menjawab anggota kelompoknya
permasalahan yang ada mendiskusikan
pada lembar kerja dan kesesuaian informasi
membuktikan reaksi yang diperoleh dengan
hidrolisis tugas dengan proaktif,
 Guru meminta setiap santun, dan kritis.
kelompok untuk membuat 2 (Claim)
pertanyaan argumentasi dan Menanya
mengonsultasikan  Siswa membuat
81

pertanyaan yang telah pertanyaan dan


dibuat mengkonsultasikan pada
 Guru meminta setiap guru
kelompok mejawab
pertanyaan yang telah Mengasosiasi
dibuat  Siswa berdiskusi dengan
proaktif, santun, dan
kritis dengan teman satu
kelompoknya
berdasarkan informasi
yang sudah
dikumpulkan dan
mengolah informasi
untuk menjawab
 Guru meminta kertas soal pertanyaan
yang telah dibuat dibentuk  Siswa mengikuti
seperti bola, kemudian di instruksi guru dengan
lempar dari satu kelompok proaktif, dan sportif
ke kelompok lain.

Mengevaluasi  Guru meminta setiap Mengasosiasi (Claim,


kelompok yang mendapatkan evidence & reason)
bola untuk menjawab  Siswa berdiskusi dengan
pertanyaan yang ada di proaktif, santun, dan
dalamnya. kritis dengan teman satu
kelompoknya
berdasarkan informasi
yang sudah
dikumpulkan dan
mengolah informasi
untuk menjawab
 Guru meminta siswa pertanyaan
mempresentasikan/mengkom Mengkomunikasikan
unikasikan hasil diskusi
kelompok berupa kesimpulan  Siswa bertanggung
berdasarkan hasil analisis jawab
secara tertulis mempresentasikan/
mengkomunikasikan
hasil diskusi
kelompoknya secara
bergantian
Penutup Re-teach  Guru memberikan penguatan  Siswa menyimak dan 10 menit
terhadap materi pelajaran menghargai penjelasan
yang dipelajari dan guru
memberitahu siswa materi
yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
 Guru menutup kegiatan  Siswa membalas salam
pembelajaran dengan guru
mengucapkan salam.
82

2. Pertemuan-2
Indikator: 3.11.3 Menganalisis sifat asam basa suatu larutan garam.
3.11.4 Menghubungkan kesetimbangan ion dengan pH larutan garam.

Kegiatan Langakah Deskripsi kegiatan Alokasi


pembelajaran waktu
Guru Siswa
Pendahul Orientasi  Guru mengucapkan salam Membalas salam dan 2 menit
uan untuk mengawali mempersiapkan buku-
pembelajaran buku yang akan
 Guru meminta siswa digunakan serta
untuk berda sebelum memfokuskan pikiran
memulai pemelajaran untuk mengikuti
 Guru mengecek kehadiran pembelajaran
siswa
 Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku-buku
yang dijadikan sumber
belajar

Apersepsi Guru mengaitkan pelajaran Siswa menunjukkan 2 Menit


hari ini dengan materi yang respon positif terhadap
telah dipelajari bahwa ada penjelasan yang diberikan
hubungan antara hidrolisis guru
garam dengan sifat asam basa
dari suatu larutan garam

Motivasi Guru memberi pertanyaan dan Siswa menjawab 3 menit


informasi tentang hidrolisis pertanyaan guru dengan
garam proaktif, komunikatif
“garam NaCl yang sering kita dan santun
konumsi sehari-hari bersifat
apa? Mengapa garam ini boleh
dikonsumsi?”

Tujuan Guru menyampaikan tujuan Siswa menyimak dan 1 menit


pembelajaran pembelajaran yang akan menghargai penjelasan
dicapai pada pertemuan ini guru
yaitu siswa dapat:
 Menganalisis sifat asam
basa suatu larutan garam
 Menghubungkan
kesetimbangan ion dengan
pH larutan garam.
Kegiatan Menyajikan Guru menyampaikan materi Mengamati 10 Menit
inti informasi siswa diminta untuk
mengamati gambar di PPT Siswa mendengarkan dan
melaksanakan instruksi
dari guru
83

Mengorganisir  Guru membagi siswa dalam Siswa duduk berdasarkan


perserta didik beberapa kelompok kelompok dengan tertib
ke dalam tim-
tim belajar

Membantu  Guru meminta siswa untuk Mengumpulkan data


kera sama tim mengumpulkan informasi (Evidence)
dan belajar dengan mencari informasi  Siswa bersama dengan
dari berbagai sumber untuk anggota kelompok
menyelesaikan tugas terkait bertanggung jawab
hidrolisis garam mencari informasi
melalui membaca/
mendengar/mengamati/
mengklasifikasikan yang
berkaitan dengan pokok
bahasan yang diberikan
guru
 Guru meminta siswa Mengasoosiasi
menghubungkan informasi (Reason)
yang sudah dikumpulkan  Siswa bersama dengan
untuk menjawab anggota kelompoknya
permasalahan yang ada mendiskusikan
pada lembar kerja dan kesesuaian informasi
membuktikan reaksi yang diperoleh dengan
hidrolisis tugas dengan proaktif,
santun, dan kritis.
(Claim)
Menanya
 Guru meminta setiap  Siswa membuat
kelompok untuk membuat 2 pertanyaan dan
pertanyaan argumentasi dan mengkonsultasikan pada
mengonsultasikan guru
pertanyaan yang telah
dibuat Mengasosiasi
 Guru meminta setiap  Siswa berdiskusi dengan
kelompok mejawab proaktif, santun, dan
pertanyaan yang telah kritis dengan teman satu
dibuat kelompoknya
berdasarkan informasi
yang sudah
dikumpulkan dan
mengolah informasi
untuk menjawab
pertanyaan
 Guru meminta kertas soal  Siswa mengikuti
yang telah dibuat dibentuk instruksi guru dengan
seperti bola, kemudian di proaktif, dan sportif
lempar dari satu kelompok
ke kelompok lain.
84

Mengevaluasi  Guru meminta setiap Mengasosiasi (Claim,


kelompok yang mendapatkan evidence & Reason)
bola untuk menjawab  Siswa berdiskusi dengan
pertanyaan yang ada di proaktif, santun, dan
dalamnya. kritis dengan teman satu
kelompoknya
berdasarkan informasi
yang sudah
dikumpulkan dan
mengolah informasi
untuk menjawab
pertanyaan

Mengkomunikasikan
 Guru meminta siswa
mempresentasikan/mengkom  Siswa bertanggung
unikasikan hasil diskusi jawab
kelompok berupa kesimpulan mempresentasikan/
berdasarkan hasil analisis mengkomunikasikan
secara tertulis hasil diskusi
kelompoknya secara
bergantian
Penutup Re-teach  Guru memberikan penguatan  Siswa menyimak dan 10 menit
terhadap materi pelajaran menghargai penjelasan
yang dipelajari dan guru
memberitahu siswa materi
yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
 Guru menutup kegiatan  Siswa membalas salam
pembelajaran dengan guru
mengucapkan salam.

3. Pertemuan-3
Indikator: 3.11.5 Menghitung pH larutan garam berdasarkan asam dan basa
penyusunnya.
Kegiatan Langakah Deskripsi kegiatan Alokasi
pembelajaran waktu
Guru Siswa
Pendahul Orientasi  Guru mengucapkan salam Membalas salam dan 2 menit
uan untuk mengawali mempersiapkan buku-
pembelajaran buku yang akan
 Guru meminta siswa digunakan serta
untuk berda sebelum memfokuskan pikiran
memulai pemelajaran untuk mengikuti
 Guru mengecek kehadiran pembelajaran
siswa
 Guru meminta siswa
untuk mempersiapkan
buku-buku yang
dijadikan sumber
belajar
85

Apersepsi Guru mengaitkan pelajaran Siswa menunjukkan 2 Menit


hari ini dengan materi yang respon positif terhadap
telah dipelajari bahwa ada penjelasan yang diberikan
hubungan antara sifat asam guru
basa dari suatu larutan garam
dengan pH larutan garam.

Motivasi Guru memberi pertanyaan dan Siswa menjawab 3 menit


informasi tentang hidrolisis pertanyaan guru dengan
garam proaktif, komunikatif
apabila terdapat dua larutan dan santun
garam yang masing-masing
bersifat asam lemah dan basa
kuat dicampur apa sifat larutan
tersebut?
Tujuan Guru menyampaikan tujuan Siswa menyimak dan 1 menit
pembelajaran pembelajaran yang akan menghargai penjelasan
dicapai pada pertemuan ini guru
yaitu siswa dapat:
 Menghitung pH larutan
garam berdasarkan asam dan
basa penyusunnya.
Kegiatan Menyajikan Guru menyampaikan materi Mengamati 10 Menit
inti informasi siswa diminta untuk
mengamati gambar di PPT Siswa mendengarkan dan
melaksanakan instruksi
dari guru

Mengorganisir  Guru membagi siswa dalam Siswa duduk berdasarkan


perserta didik beberapa kelompok kelompok dengan tertib
ke dalam tim-
tim belajar

Membantu  Guru meminta siswa untuk Mengumpulkan data


kera sama tim mengumpulkan informasi (Evidence)
dan belajar dengan mencari informasi  Siswa bersama dengan
dari berbagai sumber untuk anggota kelompok
menyelesaikan tugas terkait bertanggung jawab
hidrolisis garam mencari informasi
melalui membaca/
mendengar/mengamati/
mengklasifikasikan yang
berkaitan dengan pokok
bahasan yang diberikan
guru
 Guru meminta siswa Mengasoosiasi
menghubungkan informasi  Siswa bersama dengan
yang sudah dikumpulkan anggota kelompoknya
untuk menjawab mendiskusikan
permasalahan yang ada kesesuaian informasi
pada lembar kerja dan yang diperoleh dengan
membuktikan reaksi tugas dengan proaktif,
hidrolisis santun, dan kritis.
86

 Guru meminta setiap Menanya


kelompok untuk membuat 2  Siswa membuat
pertanyaan argumentasi dan pertanyaan dan
mengonsultasikan mengkonsultasikan pada
pertanyaan yang telah guru
dibuat
 Guru meminta setiap Mengasosiasi
kelompok mejawab  Siswa berdiskusi dengan
pertanyaan yang telah proaktif, santun, dan
dibuat kritis dengan teman satu
kelompoknya
berdasarkan informasi
yang sudah
dikumpulkan dan
mengolah informasi
untuk menjawab
pertanyaan
 Guru meminta kertas soal  Siswa mengikuti
yang telah dibuat dibentuk instruksi guru dengan
seperti bola, kemudian di proaktif, dan sportif
lempar dari satu kelompok
ke kelompok lain.

Mengevaluasi  Guru meminta setiap Mengasosiasi (Claim,


kelompok yang mendapatkan evidence & reason)
bola untuk menjawab  Siswa berdiskusi dengan
pertanyaan yang ada di proaktif, santun, dan
dalamnya. kritis dengan teman satu
kelompoknya
berdasarkan informasi
yang sudah
dikumpulkan dan
mengolah informasi
untuk menjawab
 Guru meminta siswa pertanyaan
mempresentasikan/mengkom Mengkomunikasikan
unikasikan hasil diskusi
kelompok berupa kesimpulan  Siswa bertanggung
berdasarkan hasil analisis jawab
secara tertulis mempresentasikan/
mengkomunikasikan
hasil diskusi
kelompoknya secara
bergantian
Penutup Re-teach  Guru memberikan penguatan  Siswa menyimak dan 10 menit
terhadap materi pelajaran menghargai penjelasan
yang dipelajari dan guru
memberitahu siswa materi
yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
 Guru menutup kegiatan  Siswa membalas salam
pembelajaran dengan guru
mengucapkan salam.
87

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


Jenis dan teknik penilaian
Aspek yang dinilai Teknik penilaian Instrumen Waktu Penelitian
Pengetahuan Postest/tes akhir Saol postest Selama proses
Sikap hasil evaluaasi (terlampir) pembelajaran
Penugasan Materi penugasan berlangsung
(terlampir)

Mengetahui Jambi, 2019


Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

Arlinda, S.Pd Windy Kartika


NIP RRA1C115015
88

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Just in Time Teaching

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah : SMA Negeri 7 Kerinci
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Program : XI/MIPA
Semester : 2 (Genap)
Materi : Hidrolisis Garam
Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 dan KI 2
Kompetesi sikap Spiritual yaitu ’’Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya’’.
Kompetensi sikap Sosial yaitu ’’Menghayati dan mengamalkan perilaku’’
a. Jujur
b. Disiplin
c. Santun
d. Peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai)
e. Bertanggung jawab
f. Responsif, dan
g. Pro-aktif
Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak dilingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional.
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis Menunjukan keterampilan menalar,
pengetahuan faktual, konseptual, mengolah, dan menyaji secara :
prosedural berdasarkan rasa ingin a. Afektif
tahunya tentang : b. Kreatif
a. Ilmu pengetahuan c. Produktif
b. Teknologi d. Kritis
c. Seni e. Mandiri
d. Budaya, dan f. Kolaboratif
e. Humaniora g. Komunikatif
Dengan wawasan kemanusiaan, h. Solutif
Dalam ranah kognitif dan abstrak terkait
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
dengan pengembangan dari yang
terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan pada dipelajarinya disekolah, serta mampu
menggunakan metode sesuai dengan
bidang kajian yang spesifik sesuai
kaidah kelimuan
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
89

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.11 Menganalisis kesetimbangan 3.11.1 Menganalisis kesetimbangan ion dalam
ion dalam lautan garam dan larutan garam.
menghubungkan pH-nya 3.11.2 Membedakan jenis-jenis garam yang
terhidrolisis.
3.11.3 Menganalisis sifat asam basa suatu
larutan garam.
3.11.4 Menghubungkan kesetimbangan ion
dengan pH larutan garam.
3.11.5 Menghitung pH larutan garam
berdasarkan asam dan basa penyusunnya.

C. Tujuan Pembelajaran Literasi

Melalui model Just in Time Teaching dengan menggali informasi dari sumber
buku, sumber bacaan atau internet diharapkan siswa terlibat aktif selama Karakter

prosses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam
melakukan pengamatan dan bertanggung jawab dalam menyampaikan HOTS

pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dn kritik, serta berpikir


kritis. Siswa diharapkan dapat membedakan jenis-jenis garam yang
terhidrolisis, menganalisis sifat asam dan basa suatu larutan garam dan
menghitung pH larutan garam berdasarkan asam dan basa penyusunnya.

D. Materi Pembelajaran
1. Jenis Garam dan Reaksi Hidrolisis
Jenis garam dan reaksinya hidrolisis dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat

b. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah

c. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah

d. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat

2. Larutan Garam Netral


90

Larutan garam netral dibagi menjadi 4 yaitu:


a. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat

b. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah

c. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah

d. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat

E. Pendekatan Strategi dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Just in Time Teaching
Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab.

F. Media Pembelajaraan
 Media :
o Lembar kerja peserta didik
o Spidol, papan tulis
o Laptop & infocus

G. Sumber Belajar
 Buku teks kimia yang relevan
 Buku Kimia SMA Kelas XI Karangan Erlangga
 Buku Kimia SMA Kelas XI lainnya yang Releva

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Pertemuan-1
Indikator: 3.11.1 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam.
3.11.2 Membedakan jenis-jenis garam yang terhidrolisis.
Kegiatan Online
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Guru Siswa

 Guru membuat pertanyaan dalam situs  Siswa mengamati 30 menit


dan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan pertanyaan
Warm Up pertanyaan melalui situs tersebut. yang diberikan guru
 Apa yang dimaksud dengan asam? dan menawab
(Pemanasan)  Apa yang dimaksud dengan basa? pertanyaan mlalui situs.
 Apa yang dimaksud dengan garam?

 Guru menganalisis jawaban siswa


untuk mendapatkan gambaran
91

umum tentang pengetahuan awal


siswa

 Guru menyusun strategi


pembelajaran dalam kelas

Kegiatan di Kelas

Kegiatan Langakah Deskripsi kegiatan Alokasi


pembelajaran waktu
Guru Siswa
Pendahulu Orientasi  Guru mengucapkan salam Membalas salam dan 2 menit
an untuk mengawali mempersiapkan buku-
pembelajaran buku yang akan
 Guru meminta siswa untuk digunakan serta
berda sebelum memulai memfokuskan pikiran
pemelajaran untuk mengikuti
 Guru mengecek kehadiran pembelajaran
siswa
 Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku-buku
yang dijadikan sumber
belajar

Apersepsi Guru mengaitkan pelajaran Siswa menunjukkan 2 Menit


hari ini dengan materi yang respon positif terhadap
telah dipelajari bahwa ada penjelasan yang diberikan
hubungan antara larutan asam guru
basa dengan hidrolisis garam

Motivasi Guru memberi pertanyaan dan Siswa menjawab 2 menit


informasi tentang hidrolisis pertanyaan guru dengan
garam proaktif, komunikatif
Pernahkah anak-anak ibu dan santun
memperhatikan bahwa setip
kali memasak, kita sering
menggunakan garam NaCl?
Garam apa saja yang boleh
dimakan? Mengapa garam-
garam tersebut boleh dimakan?
Tujuan Guru menyampaikan tujuan Siswa menyimak dan 2 menit
pembelajaran pembelajaran yang akan menghargai penjelasan
dicapai pada pertemuan ini guru
yaitu siswa dapat:
 Membedakan jenis-jenis
garam yang terhidrolisis.
 Membedakan jenis-jenis
garam yang terhidrolisis.
92

Kegiatan Adjusthing  Guru menyajikan  Siswa mencermati


inti Concept permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
(Penyesuaian simulasi/demonstrasi berupa terdapat pada LKPD
knsep) peristiwa dan meminta siswa terkait materi yang
untuk mengumpulkan dipelajari
informasi tentang peristiwa  Siswa secara aktif
yang mereka lihat tersebut. mengumpulkan data
melalui studi literature
Mengumpulkan
data(evidence)
 Siswa melakukan
pengamatan/percobaan
berkaitan dengan suatu
permasalahan
 Siswa mengami hasil
pengamatan/percobaan
 Siswa mencatat hasil
45 menit
pengamatan/percobaan

 guru meminta siswa untuk Mengasosiasi


mengeksplorasi informasi, (reasoning)
merumuskan penjelasan,  Siswa membuat
menganalisis pola-pola hasil penjelasan untuk
temuan mereka dan menjawab hipotesis
menyimpulkannya atau masalah yang
dipecahkan
 Siswa
mempersentasikan
kesimpulan (jawaban)
dan proposisi
(pernyataan yang dinilai
benar atau salah) dari
permasalahan (Claim)
Applying  Guru meminta siswa untuk Mengkomunikasikan 15 Menit
Concept menerapkan konsep yang
(Aplikasi mereka dapat dalam situasi  Siswa menghasilkan
Konsep) peristiwa baru ide/gagasan baru
 Siswa menghasilkan
konsep dengan gagasan
baru
Penutup Re-Teach  Guru memberikan  Siswa membuat resume 15 menit
penguatan terhadap materi dengan bimbingan guru
pelajaran yang dipelajari dan tentang poin-poin
memberitahu siswa materi penting yang muncul
yang akan dibahas pada dalam kegiatan
pertemuan selanjutnya. pembelajaran.
 guru memberi penguatan
kepada siswa yang memiliki
kinerja dan kerja sama yang
baik dalam pembelajari
materi pembelajaran jenis-
jenis gaam yang terhidrolisis
 Guru menutup kegiatan  Siswa membalas salam
pembelajaran dengan guru
mengucapkan salam.
93

 Guru menutup kegiatan Siswa membalas salam


pembelajaran dengan guru
mengucapkan salam.

2. Pertemuan-2
Indikator: 3.11.3 Menganalisis sifat asam basa suatu larutan garam.
3.11.4 Menghubungkan kesetimbangan ion dengan pH larutan garam.

Kegiatan Online
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Guru Siswa

 Guru membuat pertanyaan dalam situs  Siswa mengamati 30 menit


dan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan pertanyaan
Warm Up pertanyaan melalui situs tersebut. yang diberikan guru
 Bagaimana larutan garam data dan menawab
(Pemanasan) bersifat asam? pertanyaan mlalui situs.
 Bagaimana larutan garam dapat
bersifat basa?
 Bagaimana larutan garam dapat
bersifat netral?

 Guru menganalisis jawaban siswa


untuk mendapatkan gambaran
umum tentang pengetahuan awal
siswa

 Guru menyusun strategi


pembelajaran dalam kelas

Kegiatan di Kelas

Kegiatan Langakah Deskripsi kegiatan Alokasi


pembelajaran waktu
Guru Siswa
Pendahulu Orientasi  Guru mengucapkan salam Membalas salam dan 2 menit
an untuk mengawali mempersiapkan buku-
pembelajaran buku yang akan
 Guru meminta siswa untuk digunakan serta
berda sebelum memulai memfokuskan pikiran
pemelajaran untuk mengikuti
 Guru mengecek kehadiran pembelajaran
siswa
 Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku-buku
yang dijadikan sumber
belajar
94

Apersepsi Guru mengaitkan pelajaran Siswa menunjukkan 2 Menit


hari ini dengan materi yang respon positif terhadap
telah dipelajari bahwa ada penjelasan yang diberikan
hubungan antara hidrolisis guru
garam dengan sifat larutan
garam

Motivasi Guru memberi pertanyaan dan Siswa menjawab 2 menit


informasi tentang sifat larutan pertanyaan guru dengan
garam proaktif, komunikatif
“garam NaCl yang sering kita dan santun
konumsi sehari-hari bersifat
apa? Mengapa garam ini boleh
dikonsumsi?”
Tujuan Guru menyampaikan tujuan Siswa menyimak dan 2 menit
pembelajaran pembelajaran yang akan menghargai penjelasan
dicapai pada pertemuan ini guru
yaitu siswa dapat:
 Menganalisis sifat asam
basa suatu larutan garam.
 Menghubungkan
kesetimbangan ion dengan
pH larutan garam.

Kegiatan Adjusthing  Guru menyajikan  Siswa mencermati


inti Concept permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
(Penyesuaian simulasi/demonstrasi berupa terdapat pada LKPD
knsep) peristiwa dan meminta siswa terkait materi yang
untuk mengumpulkan dipelajari
informasi tentang peristiwa  Siswa secara aktif
yang mereka lihat tersebut. mengumpulkan data
melalui studi literature
Mengumpulkan
data(evidence)
 Siswa melakukan
pengamatan/percobaan
berkaitan dengan suatu
permasalahan
 Siswa mengami hasil
pengamatan/percobaan
 Siswa mencatat hasil
45 menit
pengamatan/percobaan

 guru meminta siswa untuk Mengasosiasi


mengeksplorasi informasi, (reasoning)
merumuskan penjelasan,  Siswa membuat
menganalisis pola-pola hasil penjelasan untuk
temuan mereka dan menjawab hipotesis
menyimpulkannya atau masalah yang
dipecahkan
 Siswa
mempersentasikan
kesimpulan (jawaban)
dan proposisi
(pernyataan yang dinilai
benar atau salah) dari
permasalahan (Claim)
95

Applying  Guru meminta siswa untuk Mengkomunikasikan 15 Menit


Concept menerapkan konsep yang
(Aplikasi mereka dapat dalam situasi  Siswa menghasilkan
Konsep) peristiwa baru ide/gagasan baru
 Siswa menghasilkan
konsep dengan gagasan
baru

Penutup Re-Teach  Guru memberikan  Siswa membuat resume 15 menit


penguatan terhadap materi dengan bimbingan guru
pelajaran yang dipelajari dan tentang poin-poin
memberitahu siswa materi penting yang muncul
yang akan dibahas pada dalam kegiatan
pertemuan selanjutnya. pembelajaran.
 guru memberi penguatan
kepada siswa yang memiliki
kinerja dan kerja sama yang
baik dalam pembelajari
materi pembelajaran jenis-
jenis gaam yang terhidrolisis
 Guru menutup kegiatan  Siswa membalas salam
pembelajaran dengan guru
mengucapkan salam.

 Guru menutup kegiatan Siswa membalas salam


pembelajaran dengan guru
mengucapkan salam.

3. Pertemuan-3
Indikator: 3.11.5 Menghitung pH larutan garam berdasarkan asam dan basa
penyusunnya.
Kegiatan Online
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Guru Siswa

 Guru membuat pertanyaan dalam situs  Siswa mengamati 30 menit


dan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan pertanyaan
Warm Up pertanyaan melalui situs tersebut. yang diberikan guru
 Bagaimana menghitung pH larutan dan menawab
(Pemanasan) garam? pertanyaan mlalui situs.

 Guru menganalisis jawaban siswa


untuk mendapatkan gambaran
umum tentang pengetahuan awal
siswa

 Guru menyusun strategi


pembelajaran dalam kelas
96

Kegiatan di Kelas

Kegiatan Langakah Deskripsi kegiatan Alokasi


pembelajaran waktu
Guru Siswa
Pendahulu Orientasi  Guru mengucapkan salam Membalas salam dan 2 menit
an untuk mengawali mempersiapkan buku-
pembelajaran buku yang akan
 Guru meminta siswa untuk digunakan serta
berda sebelum memulai memfokuskan pikiran
pemelajaran untuk mengikuti
 Guru mengecek kehadiran pembelajaran
siswa
 Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku-buku
yang dijadikan sumber
belajar

Apersepsi Guru mengaitkan pelajaran Siswa menunjukkan 2 Menit


hari ini dengan materi yang respon positif terhadap
telah dipelajari bahwa ada penjelasan yang diberikan
hubungan sifat larutan garam guru
dengan menghitung pH larutan
garam

Motivasi Guru memberi pertanyaan dan Siswa menjawab 2 menit


informasi tentang sifat larutan pertanyaan guru dengan
garam proaktif, komunikatif
“apabila terdapat dua larutan dan santun
garam yang masing-masing
bersifat asam lemah dan basa
kuat dicampur apa sifat larutan
tersebut? ”
Tujuan Guru menyampaikan tujuan Siswa menyimak dan 2 menit
pembelajaran pembelajaran yang akan menghargai penjelasan
dicapai pada pertemuan ini guru
yaitu siswa dapat:
 Menghitung pH larutan
garam berdasarkan asam dan
basa penyusunnya.

Kegiatan Adjusthing  Guru menyajikan  Siswa mencermati


inti Concept permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
(Penyesuaian simulasi/demonstrasi berupa terdapat pada LKPD
knsep) peristiwa dan meminta siswa terkait materi yang
untuk mengumpulkan dipelajari
informasi tentang peristiwa  Siswa secara aktif
yang mereka lihat tersebut. mengumpulkan data
melalui studi literature
Mengumpulkan
data(evidence)
 Siswa melakukan
pengamatan/percobaan
berkaitan dengan suatu
97

permasalahan
 Siswa mengami hasil
pengamatan/percobaan
 Siswa mencatat hasil
pengamatan/percobaan 45 menit

 guru meminta siswa untuk Mengasosiasi


mengeksplorasi informasi, (reasoning)
merumuskan penjelasan,  Siswa membuat
menganalisis pola-pola hasil penjelasan untuk
temuan mereka dan menjawab hipotesis
menyimpulkannya atau masalah yang
dipecahkan
 Siswa
mempersentasikan
kesimpulan (jawaban)
dan proposisi
(pernyataan yang dinilai
benar atau salah) dari
permasalahan (Claim)
Applying  Guru meminta siswa untuk Mengkomunikasikan 15 Menit
Concept menerapkan konsep yang
(Aplikasi mereka dapat dalam situasi  Siswa menghasilkan
Konsep) peristiwa baru ide/gagasan baru
 Siswa menghasilkan
konsep dengan gagasan
baru

Penutup Re-Teach  Guru memberikan  Siswa membuat resume 15 menit


penguatan terhadap materi dengan bimbingan guru
pelajaran yang dipelajari dan tentang poin-poin
memberitahu siswa materi penting yang muncul
yang akan dibahas pada dalam kegiatan
pertemuan selanjutnya. pembelajaran.
 guru memberi penguatan
kepada siswa yang memiliki
kinerja dan kerja sama yang
baik dalam pembelajari
materi pembelajaran jenis-
jenis gaam yang terhidrolisis
 Guru menutup kegiatan  Siswa membalas salam
pembelajaran dengan guru
mengucapkan salam.
 Guru menutup kegiatan Siswa membalas salam
pembelajaran dengan guru
mengucapkan salam.
98

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


Jenis dan teknik penilaian
Aspek yang Teknik penilaian Instrumen Waktu Penelitian
dinilai
Pengetahuan Postest/tes akhir Saol postest Selama proses
Sikap hasil evaluaasi (terlampir) pembelajaran
Penugasan Materi berlangsung
penugasan
(terlampir)
Mengetahui Jambi, 2019
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

Windy Kartika
NIP RRA1C115015
99

Lampiran 7. Lembar Validasi Lembar Kera Peserta Didik


100
101

Lampiran 8. Lembar Kerja Peserta Didik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Kelas :
Kelompok :
1. 4.
2. 5.
3. ERTA DIDIK 6.
102

❖ Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
❖ Kopetensi Dasar
3.11Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan menghitung pH-nya
❖ Indikator Pembelajaran
3.11.1 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam.
3.11.2 Membedakan jenis-jenis garam yang terhidrolisis.

❖ Tujuan Pembelajaran
3.11.1 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam.
3.11.2 Membedakan jenis-jenis garam yang terhidrolisis.

❖ Petunjuk Penggunaan LKPD


1. Bacalah petunjuk penggunaan LKPD ini dengan seksama.
2. Diskukisan dengan teman anda mmengenai permasalahan yang telah di
sediakan di LKPD ini.
3. Tulislah jawaban anda pada kolom jawaban.
4. Setelah sesuai mengerjakan tulislah kesimpilan yang kamu dapatkan.
5. Periksa kembali jawaban yang anda jawab.
6. Persentasikan hasil jawaban yang telah dibuat di depan kelas.
103

JENIS-JENIS HIDROLISIS GARAM


Landasan Teori
1. Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat

Garam yang berasal dari asam dan basa kuat merupakan basa atau asam

konjugasi yang tidak bereaksi dengan air (tidak terhidrolisis) sehingga larutan

garam bersifat netral dengan pH= 7. Contohnya garam NaCl yang tersusun atas

HCl (asam kuat) dan NaOH (basa kuat).

NaCl(aq)  Na+(aq) + Cl-(aq)

Ion Na+ dan ion Cl- didalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air, sebab jika

dianggap bereaksi dengan air, maka ion Na + akan menghasilkan NaOH yang akan

segera terionisasi kembali menjadi ion Na+. Hal ini disebabkan NaOH merupakan

basa kuat yang terionisasi sempurna. Demikian pula jika ion Cl - dianggap bereaksi

dengan air, maka HCl yang terbentuk akan segera terionisasi sempurna menjadi

ion Cl- kembali. Hal ini disebabkan HCl merupakan asam kuat yang akan

terionisasi sempurna.

2. Garam dari asam lemah dan basa lemah

Garam dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total. Hal ini

disebabkan karena anion dari garam akan mengikat H⁺ dari air membentuk asam

lemah sedangkan kation akan mengikuti OH⁻ dari air membentuk basa lemah.

Contohya:

NH4CN (aq) NH4+(aq) + CN-(aq)

Ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan:

NH4+(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + H+(aq)

Ion CN- bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan:

CN-(aq) + H2O(l) HCN (aq) + OH-( aq)


104

Akibatnya larutan dalam air dapat bersifat asam, netral, atau basa tergantung pada
perbandingan antara Ka dan Kb. Jika Ka > Kb larutan bersifat asam, jika Ka = Kb
larutan bersifat netral, dan jika Ka < Kb larutan bersifat basa.

Contoh penyelesaian soal argumentasi:


Terdapat dua larutan garam yaitu larutan Na 2SO4 dan KCN. Manakah dari kedua
larutan yang mengalami rekasi hidrolisis? Berikan data dan jawabanya?

Jawab:
Claim (pernyataa): KCN

Evidence (data):

➢ Na2SO4 Na+ + SO4-

Na+ + H2O

SO4- + H2O

Na+ berasalah dari NaOH yang merupakan basa kuat

SO4- berasal dari H2SO4 yang merupakan asam kuat.

➢ KCN K+ + CN-

K+ + H2O

CN- + H2O HCN + OH-

K+ berasal dari KOH yang merupakan basa kuat

CN- berasal dari HCN yang merupakan asam lemah

Alasan: dari data Na2SO4 tidak mengalami reaksi hidrolisis karena garam ini

berasal dari larutan asam kuat dan basa kuat, sedangkan KCN mengalami reaksi

hidrolisis karena larutan garam ini berasal dari asam lemah dan basa kuat. Ion K+

tidak bereaksi dengan air dan CN- bereaksi dengan air hidrolisis ini disebut

hidrolisis sebagian/parsial.
105

Permasalahan

Ketika mencuci pakaian, kita selalu menggunakan sabun


cuci (C17H35COONa) untuk menghilangkan noda pada
pakaian. Secara tidak langsung, sabun cuci dan air yang
kita campurkan merupakan salah satu proses hidrolisis
yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Apakah dalam
peristiwa tersebut akan terjadi reaksi hidrolisis parsial
atau hidrolisis total? Berikan data dan alasanya!

Jawaban:

Claim:

Evidence:

Reason:
106

Tugas Kelompok:
1. PDAM disetiap dareah menggunakan prinsip hidrolisis untuk
menjernihkan air sebelum disalurkan kemasyarakat. Garam yang
digunakan sebagai penjernih air adalah garam aluminium sulfat (AlPO4).
Tentukan apakah garam tersebut mengalami hidrolisis parsial atau total?
Berikan data dan alasanya!
2. Diketahui Ka HCN= 6,4 x 10-10 dan Kb NH4OH= 1,6 x 10-5 dari garam
NH4CN. Garam NH4CN akan terhidrolisis bila ditambahkan dengan air,
apakah garam terebut terhidrolisis sebagia atau terhidrolisis total? Berikan
data dan alasanya!
3. Tentukan manakah larutan garam Na2CO3 dan (NH4)2CO3 yang hanya
terhidrolisis sebagian! Berikan data dan alasannya!
107

❖ Kesimpulan
108

Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
❖ Kopetensi Dasar
3.11Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan menghitung pH-nya
❖ Indikator Pembelajaran
3.11.3 Menganalisis sifat asam basa suatu larutan garam.
3.11.4 Menghubungkan kesetimbangan ion dengan pH larutan garam

❖ Tujuan Pembelajaran
3.11.3 Menganalisis sifat asam basa suatu larutan garam.
3.11.4 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam
109

Landasan Teori
3. Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah

Garam dari asam kuat dan basa lemah jika dilarutkan dalam air akan
terionisasi sebagian. Hal ini disebabkan karena kation dari basa lemah dapat
terhidrolisis sedangkan anion dari asam kuat tidak mengalami hidrolisis sehingga
larutan garam bersifat asam dengan pH < 7. Contohnya garam NH₄Cl yang
tersusun dari HCl (asam kuat) dan NH₄OH (basa lemah).
NH₄Cl(aq)  NH4+(aq) + Cl-(aq)

Kation dari basa lemah (NH4+) akan terhidrolisis dengan reaksi sebagai berikut:

NH4+(aq) + H2O(l)  NH4OH(aq) + H+(aq)

Adanya ion H+ dalam hasil reaksi menunjukkan bahwa larutan garam tersebut
bersifat asam. Adapun ion Cl- yang berasal dari asam kuat tidak bereaksi dengan
air (tidak terhidrolisis) sehingga terjadi hidrolisis parsial.
4. Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat

Garam dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam air juga akan
mengalami hidrolisis sebagian. Hal ini disebabkan karena kation dari basa kuat
tidak terhidrolisis sedangkan anion dari asam lemah akan mengalami hidrolisis
sehingga larutan garam bersifat basa dengan pH>7. Contohnya garam
CH₃COONa yang tersusun dari CH₃COOH (asam lemah) dan NaOH (basa kuat).
CH₃COONa(aq)  CH₃COO-(aq) + Na+(aq)
Anion dari asam lemah CH3COO- akan bereaksi dengan air dengan persamaan
reaksi berikut:
CH₃COO-(aq) + H2O(l)  CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Ingat kembali sifat-sifat asam-basa Bronsted-Lowry. Basa Konjugasi dari asam
lemah merupakan basa yang relatif kuat dibandingkan basa konjugasi dari asam
kuat. Sehingga dapat bereaksi dengan air. Adanya ion OH - dalam hasil reaksi
menunjukkan bahwa larutan garam tersebut bersifat basa. Ion Na + yang berasal
dari basa kuat tidak bereaksi dengan air artinya tidak mengalami hidrolisis
110

Lengkapilah Tabel
dina di
Bawah ini:

Mengalami Tidak
No Garam Kation Anion hidrolisis mengalami
Parsial Total hidrolisis

1 NaCl Na+ Cl- - - ✓

2 NH4Cl

3 Na2CO3

4 Al2(SO4)3

5 CH3COONH4

Setelah selesai melengkapi data di


atas, buatlah data dan alasan dari
setiap nomor di halaman berikutnya…
111

1. NaCl
Data:
NaCL Na+ + Cl-
Na+ + H2O
Cl- + H2O

Na+ berasal dari NaOH yang merupakan basa kuat.


Cl- berasal dari HCl yang merupakan asam kuat.

Alasan:
Garam NaCl adalah garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat
yang tidak mengalami reaksi hidrolisi dan bersifat netral.

2. NH4Cl
Data:

Alasan:
112

3. Na2CO3

Data:

Alasan:

4. Al2(SO4)3

Data:

Alasan:

5. CH3COONH4

Data:

Alasan:
113

Kesimpulan
114

❖ Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
❖ Kopetensi Dasar
3.11Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan menghitung pH-nya
❖ Indikator Pembelajaran
3.11.5 Menghitung pH larutan garam berdasarkan asam dan basa penyusunnya.

❖ Tujuan Pembelajaran
3.11.5 Menghitung pH larutan garam berdasarkan asam dan basa penyusunnya.
115

DERAJAT KEASAMAN (pH) LARUTAN GARAM

Landasan Teori
Ion hidrogen dan hidroksida dalam air biasanya sangat kecil sehingga
untuk kemudahan penulisan digunakan besaran lain. Untuk menghindari
penggunaan angka yang sangat kecil, Sorensen (1939) mengusulkan konsep pH,
agar memudahkan kimiawan dalam mengukur konsentrasi ion H+ dan
perubahannya dalam suatu larutan.
Menurut Sorensen, pH merupakan fungsi Logaritma negatif dari
konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan:
pH= -log [H⁺]

Dengan menggunakan analogi yang sama, maka dapat menentukan harga


konsentrasi ion OH- dalam larutan:
pOH= - log [OH⁻]
Lambang pH diambil dari bahasa Prancis ‘pouvoir hydrogene’, artinya tenaga
Hidrogen menuju eksponensial. Misalnya air murni pada 25 0 C memiliki
konsentrasi [H+]= 1,0 x 10-7 maka pH air pada suhu itu adalah 7,0. Besaran p
digunakan untuk menunjukkan tingkat keasaman dan kebasaan suatu larutan.
Kita juga dapat menghitung pH latuan garam berdasarkan data yang
diketahui, diantaranya konsentrasi asam lemah, konsentrasi basa lemah,
konsentrasi garam, tetapan ionisasi asam lemah (Ka), tetapan ionisasi basa lemah
(Kb), konsntrasi ion H+, dan konsentrasi ion OH-.
1. pH garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat
Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral dan
mempunyai pH=7.
2. pH garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah
Garam ini akan terhidrolisis total sehingga [H⁺] dan [OH⁻] dalam larutan

tergantung harga Ka dan Kb.


116

a. Jika asam

𝐾𝑤.𝐾𝑎 𝐾𝑤
[H⁺]= √ dan Kh = 𝐾𝑎.𝐾𝑏
𝐾𝑏

pH= -log [H⁺]

b. Jika basa

𝐾𝑤.𝐾𝑏 𝐾𝑤
[OH⁻]= √ dan Kh =𝐾𝑎.𝐾𝑏
𝐾𝑎

pOH=-log [OH⁻], pH =14-pOH

3. pH garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah


Larutan garam ini bersifat asam (pH<7). pH larutan dapat dihitung dengan
rumus:
pH= -log [H⁺]

𝐾𝑤.[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]
[H⁺] = √ atau [H⁺] = √𝐾ℎ. [𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]
𝐾𝑏

jika garam memiliki lebih dari 1 kation maka,

[H⁺]= √𝐾ℎ. 𝑛. [𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]

𝐾𝑤 𝐾ℎ
Kh = dan h = √[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]
𝐾𝑏

4. pH garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat


Larutan garam ini bersifat basa (pH>7). pH larutan dapat dihitung dengan

rumus:

pH=14-pOH, pOH= - log [OH⁻]

𝐾𝑤.[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]
[OH⁻]= √ atau [OH⁻]=√𝐾ℎ. 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
𝐾𝑎

Jika garam memiliki lebih dari 1 anion maka

[OH⁻]=√𝐾ℎ. 𝑛. [𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]

𝐾𝑤 𝐾ℎ
Kh = dan h = √[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]
𝐾𝑎
117

Contoh soal:
Diketahui larutan CH3COOH 0, 15 M dengan volume 100 mL dan larutan NaOH
0,1 M sebanyak 150 mL dengan Ka CH3COOH = 10-5. Apabila kedua larutan
tersebut dicampurkan, apakah larutan tersebut akan besifat asam atau basa?
Berikan data dan alasanya!
Jawab:

Claim:
Besifat Basa

Evidence (data):
CH3COOH= 100 mL x 0,15 M = 15 mol
NaOH= 150 mL x 0,1 M= 15 mol
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Awal: 15 mol 15 mol - -


Rx : 15 mol 15 mol 15 mol 15 mol
Sisa: 0 0 15 mol 15 mol
15 𝑚𝑜𝑙 15 𝑚𝑜𝑙
CH3COONa= (100 𝑚𝐿+150 𝑚𝐿) = 250 𝑚𝐿 = 0,06 = 6 × 10−2

𝐾𝑊
[𝑂𝐻 −]= √ [CH3COONa] pH= 14- POH
𝐾𝑎

10−14
= √ 10−5 [6 × 10−2 ] = 14- 0,77 x 10-5

6 × 10−16
=√ 10−5
= 14-5 + log 0,77
=√6 × 10−11 = 9 + log 0,77
=√0,6 × 10−10 = 9 – 0,1
= 0,77 × 10-5 = 8,9

Alasan:
Campuran dari kedua larutan CH3COOH dan NaOH akan membentuk
larutan garam. Larutan CH3COOH adalah larutan asam lemah dan
NaOH adalah larutan asam kuat apabila dicampur maka akan
membentuk garam yang bersifat basa. Dari perhitunga pH campuran
larutan CH3COONa yaitu 8,9 yang mengindikasikan larutan bersifat
basa.
118

Permasalahan

Dina adalah seorang siswi yang mempunyai rasa ingin tau yang tinggi,
ia selalu ingin mencoba eksperimen baru, salah satunya ia ingin
membuat 3,528 gr NaCN yang dilarutkan dalam air sehingga volume
larutan menjadi 2 liter. Tetapi Dina bingung, berapa pH larutan NaCN
tersebut dan bagaimana dengan sifat larutan garam? Berikan data
dan alasanya! (Ar Na=23 C=12 N=14; Ka= 7,0x 10-10)

Jawaban:

Claim:

Evidence:

Reason:
119

Tugas Kelompok:
1. Jika diketahui Ka CH3COOH = 10-5 dari garam Ba(CH3COOH)2 dan Ka HCN =
10-5 dari garam NaCl. Tentukan manakah larutan garam berikut yang memiliki
pH lebih tinngi! Berikan data dan alasannya!
2. Jika diketahui Kb NH4OH = 1 x 10-5 apabila larutan NH4OH 0.5 M sebanyak
200 mL ditambahkan dengan 200 mL larutan HNO3 0.5 M. Apakah campuran
larutan tersebut bersifat asam atau basa? Berikan data dan alasanya!
3. Diketahui Kb NH3= 10-5 dari larutan NH4Cl dengan volume 100 mL.
Ramalkanlah sifat dari larutan tersebut bersifat asam atau basa? Berikan data
dan alasannya!
120

Kesimpulan
4.
121

Lampiran 9. Lembar Validasi Soal Argumentasi


122
123
124
125
126
127

Lampiran 10. Kisi-Kisi Soal Posttest Kemampuan Argumentasi


Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Tes Deskripsi Soal Kemampuan
Argumentasi
3.11 Menganalisis  Menganalisis  Pada soal siswa diminta 1. Memberikan
kesetimbangan ion kesetimbangan ion memilih dan membedakan Pernyataan
dalam lautan dalam larutan garam. garam yang terhidrolisis, 2. Memberikan
garam dan  Menganalisis garam- menurut Anderson kata data
garam yang memilih merupakan kata 3. Memberikan
menghubungkan alasan
mengalami hidrolisis. kerja operasional C4
pH-nya  Menganalisis sifat  Pada soal siswa diminta
asam basa dari menggunakan konsep
larutan garam. hidrolisis dalam mengaukan
 Menghubngkan data, menurut Anderson kata
kesetimbangan ion menggunakan merupakan
dengan pH larutan kata kerja C3
garam.  Pada soal siswa diminta
 Menghitung pH memberikan alasan rasional
larutan garam tentang hidrolisis garam,
berdasarkan asam menurut Anderson kata
basa penyusunnya. rasional merupakan kata
kerja C4.
128

Lampiran 11. Soal Posstest Kemampuan Argumentasi


Nama :
Kelas :
Petunjuk pengerjaan soal:
 Tuliskan nama dan kelas pada lembar jawaban.
 Dilarang menggunakan alat bantu hitung selain kalkulator.
 Tulis jawaban yang menurut anda lebih mudah terlebih dahulu.

1. Garam NaOCl adalah garam yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Garam ini sering digunakan ketika selesai mencuci pakaian untuk pemutih pakaian.
Ketika garam NaOCl dilarutkan dengan air akan terhidrolisis. Apakah garam NaOCl
akan mengalami hidrolisis parsial atau hidrolisis total? Berikan data dan alasanya.
2. Terdapat dua larutan garam, yaitu larutan NaCN dan larutan NH4CH3COO. Manakah
dari kedua larutan yang mengalami hidrolisis total? Berikan data dan alasanya!
3. Diketahui Kb Fe(OH)3= 1 x 10-5 dari garam FeCl3 dan Ka NH3=1,8 x 10-5 dari NH4CN.
Manakah dari kedua garam yang mengalami hidrolisis parsial/sebagian? Berikan data
dan alasanya!
4. Ramalkanlah sifat larutan garam K2SO4 apakah bersifat asam, basa atau netral?
Berikan data dan alasanya!
5. Ketika memasak kita sering menambahkan penyedap makanan agar terasa gurih dan
enak. Penyedap makanan yang ditambahkan biasanya monosodium glutamat (MSG)
yang memiliki rumus kimia C5H8NO4Na. Jika MSG dilarutkan dengan air akan
mengalami reaksi hidrolisi. Ramalkanlah sifat garam tersebut apakah bersifat asam,
basa atau netral? Berikan data dan alasanya!
6. Dengan mempertimbangkan kekuatan asam basa pembentuknya, AlCl3 (Kb Al(OH)=
1 x 10-5) dan NH4CN (Ka HCN= 6,2 x 10-10) ramalkanlah diantara kedua larutan
garam tersebut yang memiliki sifat asam, basa atau netral? Berikan data dan alasanya!
7. Menurutmu manakah yang mempunyai pH lebih tinggi, NaCH3COO 0,1 M (Ka
CH3COOH= 1 x 10-5 ) atau NaCN 0,1 M(Ka HCN= 6,2 x 10-10) ? Berikan bukti dan
alasanya!
8. Natrium Sianida (NaCN) dapat dibuat dengan cara mencampurkan 50 ml larutan
NaOH 5 x 10-3 M dengan 50 ml larutan asam sianida HCN 5 x 10-3 M. Ka= 5 x 10-10.
Apakah senyawa NaCN yang membentuk bersifat asam atau basa? Berikan data dan
alasanya! (√5= 2,2)
9. Agar tanaman tumbuh dengan baik, pH tanaman harus dijaga. pH tanah pada lahan
pertanian harus disesuiakan dengan pH tanamannya. Untuk menjaga pHnya agar tetap
sama, diperlukan pupuk agar tidak terlalu asam atau basa. Biasanya para petani
menggunakan senyawa (NH4)2SO4. Dengan menambahkan (NH4)2SO4 0,05 M dengan
Kb NH3=1,8x10-10 apakah pH tanah akan menjadi asam atau basa? Berikan data dan
alasanya!
Lampiran 12. Rubrik Penilaian Posstest Kemampuan Argumentasi

Rubrik Penilaian Posstest Kemampuan Argumentasi

Nama Sekolah : SMA N 7 Kerinci


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi : Hidrolisis Garam

No Skor
Soal
0 1 2 3 4 5
1 Garam NaOCl adalah garam Tidak Ada  Ada  Ada  Ada Pernyaataan:
yang sering kita gunakan memberi pernyata pernyataa pernyataan pernyataan, Rekasi hidrolisis parsial
dalam kehidupan sehari-hari. kan an, tidak n, ada , ada data ada data
pernyata memberi data yang yang Data:
Garam ini sering digunakan
an, tidak kan data kurang relevan, relevan, NaOCl Na+ + OCl-
ketika selesai mencuci memberi dan relevan tidak ada ada alasan
pakaian untuk pemutih kan data alasan. tidak ada alasan. kurang Na+ + H2O
pakaian. Ketika garam dan alasan.  Ada menghubu OCl- + H2O HOCl + OH-
NaOCl dilarutkan dengan air alasan.  Ada pernyataan ngkan.
akan terhidrolisis. Apakah pernyataa , ada data  Ada Ion Na+ berasal dari NaOH yang merupakan
garam NaOCl akan n, tidak kurang pernyataan, basa kuat.
ada data, relevan, ada data Ion OCl- berasal dari HOCl yang berasal dari
mengalami hidrolisis parsial
ada ada alasan kurang asam lemah.
atau hidrolisis total? Berikan
alasan kurang relevan,
data dan alasanya. kurang menghubu ada alasan Alasan:
menghub ngkan menghubu Dari reaksi yang terjadi hanya ion OCl- yang
ungkan ngkan mengalami hidrolisis, sdangkan ion Na+ tidak
mengalami hidrolisis. Garam NaOCl tersusun
dari basa kuat dan asam lemah yang mengalami
reaksi hidrolisis sebagian/parsial.

129
2 Terdapat dua larutan garam, Tidak Ada  Ada  Ada  Ada Pernyataan:
memberi pernyata pernyataa pernyataan pernyataan, NH4CH3COO
yaitu larutan NaCN dan
kan an, tidak n, ada , ada data ada data Data:
larutan NH4CH3COO. pernyata memberi data yang yang NaCN
an, tidak kan data kurang relevan, relevan,
Manakah dari kedua larutan Reaksi yang terjadi:
memberi dan relevan tidak ada ada alasan
yang mengalami hidrolisis kan data alasan. tidak ada alasan. kurang
dan alasan.  Ada menghubu NaCN Na+ + CN-
total? Berikan data dan
alasan.  Ada pernyataan ngkan.
CN- + H2O HCN + OH-
alasanya! pernyataa , ada data  Ada
n, tidak kurang pernyataan, NaOH= basa kuat
ada data, relevan, ada data
ada ada alasan kurang HCN= asam lemah
alasan kurang relevan,
kurang menghubu ada alasan NH4CH4COO
menghub ngkan menghubu
ungkan ngkan Reaksi yang terjadi:

NH4CH3COO NH4+ + CH3COO-

NH4+ + H2O NH3 + H3O+


-
CH3COO + H2O CH3COOH + OH-

NH3 = basa lemah


CH3COOH= asam lemah
Alasan:
Dari garam NaCN tersusun dari ion Na + yang
berasal dari NaOH basa kuat, CN- yang berasal
dari HCN asam lemah, apabila larutan garam
yang tersusun dari basa kuat dan asam lemah
akan mengalami hidrolisis sebagian. Sedangkan
NH4CH4COO tersusun dari ion CH3COO- yang
berasal dari asam lemah dan ion NH4+ yang
berasal dari basa lemah. Garam yang tersusun

130
dari asam lemah dan basa lemah akan
mengalami hidrolisis total.

3 Diketahui Kb Fe(OH)3= 1 x Tidak Ada  Ada  Ada  Ada Pernyataan:


10-5 dari garam FeCl3 dan Ka memberi pernyata pernyataa pernyataan pernyataan, Yang mengalami dirolisis parsial yaitu FeCl3
NH3=1,8 x 10-5 dari NH4CN. kan an, tidak n, ada , ada data ada data Data:
pernyata memberi data yang yang FeCl3 (Kb Fe(OH)3= 1 x 10-5)
Manakah dari kedua garam
an, tidak kan data kurang relevan, relevan, Fe(OH)3 + HCl FeCl3 + H2O
yang mengalami hidrolisis memberi dan relevan tidak ada ada alasan Fe(OH)3= basa lemah
parsial/sebagian? Berikan kan data alasan. tidak ada alasan. kurang HCl= asam kuat
data dan alasanya! dan alasan.  Ada menghubu
alasan.  Ada pernyataan ngkan.
pernyataa , ada data  Ada NH4CN (Ka NH3=1,8 x 10-5 HCN= 6,2 x 10-10)
n, tidak kurang pernyataan, NH4OH + HCN NH4CN + H2O
ada data, relevan, ada data NH4OH= basa lemah
ada ada alasan kurang HCN= asam lemah
alasan kurang relevan, NH4+ + H2O NH3 + H2O (Ka NH3=1,8 x 10-
kurang menghubu ada alasan 5
)
menghub ngkan menghubu
CN- + H2O HCN + OH- (Ka HCN= 6,2 x
ungkan ngkan -10
10 )
Alasan:
Dari rekasi dari kedua senyawa garam yang
berasal dari asam kuat dan basa lemah
terhidrolisis sebagian dalam air dan dikatakan
hidrolisis parsial/sebagian jadi Fe(OH)3
mengalami hidrolis parsial/sebagian karena
berasal dari asam kuat dan basa lemah.
Sedangkan NH4CN tidak mengalami hidrolisis
total karena berasal dari basa lemah dan asam
lemah.

131
4 Ramalkanlah sifat larutan Tidak Ada  Ada  Ada  Ada Pernyataan:
garam K2SO4 apakah bersifat memberi pernyata pernyataa pernyataan pernyataan, Bersifat netral
asam, basa atau netral? kan an, tidak n, ada , ada data ada data
pernyata memberi data yang yang Data:
Berikan data dan alasanya!
an, tidak kan data kurang relevan, relevan, KOH + H2SO4 K2SO4 + H2O
memberi dan relevan tidak ada ada alasan KOH= basa kuat
kan data alasan. tidak ada alasan. kurang H2SO4= asam kuat
dan alasan.  Ada menghubu
alasan.  Ada pernyataan ngkan. Alasan:
pernyataa , ada data  Ada K2SO4 berasal dari KOH dan H2SO4. Ion K+2
n, tidak kurang pernyataan, berasal dari basa kuat dan ion SO4- bersal dari
ada data, relevan, ada data asam kuat. Garam yang berasal dari asam kuat
ada ada alasan kurang dan basa kuat tidak terhidrolisis. Sehingga ion
alasan kurang relevan, H+ dan OH- dalam air terganggu maka larutan
kurang menghubu ada alasan bersifat netral.
menghub ngkan menghubu
ungkan ngkan
5 Ketika memasak kita sering Tidak Ada  Ada  Ada  Ada Pernyataan:
menambahkan penyedap memberi pernyata pernyataa pernyataan pernyataan, Basa
makanan agar terasa gurih kan an, tidak n, ada , ada data ada data
pernyata memberi data yang yang Data:
dan enak. Penyedap makanan
an, tidak kan data kurang relevan, relevan, C5H8NO4Na C5H8NO3+ + Na-
yang ditambahkan biasanya memberi dan +
C5H8NO3 + H2O C5H9NO4 + H+
relevan tidak ada ada alasan
monosodium glutamat kan data alasan. tidak ada alasan. kurang +
Na + H2O
(MSG) yang memiliki rumus dan alasan.  Ada menghubu
kimia C5H8NO4Na. Jika alasan.  Ada pernyataan ngkan. Ion C5H8NO3+ berasal dari C5H9NO4 yang
MSG dilarutkan dengan air pernyataa , ada data  Ada merupakan asam lemah.
akan mengalami reaksi n, tidak kurang pernyataan, Ion Na+ yang berasal dari NaOH yang
ada data, relevan, ada data merupakan basa kuat.
hidrolisi. Ramalkanlah sifat
ada ada alasan kurang
garam tersebut apakah Alasan:
alasan kurang relevan,
bersifat asam, basa atau kurang menghubu ada alasan Dari reaksi yang terjadi hanya ion C5H8NO3+
netral? Berikan data dan menghub ngkan menghubu yang mengalami reaksi hidrolisis sedangkan ion
alasanya! ungkan ngkan Na+ tidak mengalami reaksi hidrolisis. Garam

132
C5H8NO4Na berasal dari asam lemah dan basa
kuat yang mengalami hidrolisis sbaian/parsial
yang memiliki sifat basa.

6 Dengan mempertimbangkan Tidak Ada  Ada  Ada  Ada Pernyataan:


kekuatan asam basa memberi pernyata pernyataa pernyataan pernyataan, Al(OH)3 bersifat asam sedangkan NH4CN
pembentuknya, AlCl3 (Kb kan an, tidak n, ada , ada data ada data bersifat basa
pernyata memberi data yang yang
Al(OH)= 1 x 10-5) dan
an, tidak kan data kurang relevan, relevan, Data:
NH4CN (Ka HCN= 6,2 x 10- memberi dan Al(OH)3 + HCL AlCl3 + H2O
10
relevan tidak ada ada alasan
) ramalkanlah diantara kan data alasan. tidak ada alasan. kurang Al(OH)3= basa lemah
kedua larutan garam tersebut dan alasan.  Ada menghubu HCL= asam kuat
yang memiliki sifat asam, alasan.  Ada pernyataan ngkan.
basa atau netral? Berikan pernyataa , ada data  Ada NH4OH + H2O NH4CN + H2O
data dan alasanya! n, tidak kurang pernyataan, NH4OH= basa lemah
ada data, relevan, ada data HCN= asam lemah
ada ada alasan kurang
alasan kurang relevan, Alsan:
kurang menghubu ada alasan AlCl3 berasal dari Al(OH)3 dan HCl. Ion Al3+
menghub ngkan menghubu berasal dari basa lemah dan ion Cl- berasal dari
ungkan ngkan asam kuat. Ion yang berasal dari asam kuat dan
basa lemah mengalami hidrolisis
sebagian/parsial di dalam air, sehingga bersifat
asam. Sedangkan NH4OH bersal dari asam
lemah dan basa lemah terhidrolisis total
sehingga sifat larutan ditentukan oleh nilai
ketetapan kesetimangnya. Ka<Kb maka bersifat
basa.

7 Menurutmu manakah yang Tidak Ada  Ada  Ada  Ada Pernyataan:


mempunyai pH lebih tinggi, memberi pernyata pernyataa pernyataan pernyataan, pH yang lebih tinggi adalah pH NaCN
NaCH3COO 0,1 M (Ka kan an, tidak n, ada , ada data ada data
pernyata memberi data yang yang Data:
CH3COOH= 1 x 10-5 ) atau Dik : Ka CH3COOH = 1 x 10-5 Ka HCN = 6,2 x
an, tidak kan data kurang relevan, relevan,

133
NaCN 0,1 M(Ka HCN= 6,2 x memberi dan relevan tidak ada ada alasan 10-10
10-10) ? Berikan bukti dan kan data alasan. tidak ada alasan. kurang
alasanya! dan alasan.  Ada menghubu NaCH3COO 0,1 M
alasan.  Ada pernyataan ngkan.
pernyataa , ada data  Ada NaCN 0,1 M
n, tidak kurang pernyataan,
Dit: pH manakah yang lebih tinggi?
ada data, relevan, ada data
ada ada alasan kurang
NaCN
alasan kurang relevan,
kurang menghubu ada alasan
𝐾𝑤 1 𝑥 10−14
menghub ngkan menghubu [OH-] = √ 𝑥𝑔√ 𝑥 0,1
𝐾𝑎 6,2 𝑥 10−5
ungkan ngkan
= √0,016 𝑥 10−14

= √1,6 𝑥 10−6

= 1,26 x 10-3 M

1𝑥 10−14
pOH = √ 𝑥 0,1
6,2 𝑥 10−5

= √0,016 𝑥 10−4

= √1,6 𝑥 10−6

= 1,26 x 10-3 M

pOH = - log 1,26 x 10-3 = 3 – log 1,26

pH = 14 – (3 – log 1,26)

= 11 + log 1,26 = 11,1

134
CH3COONa

𝐾𝑤
[OH-] = √ 𝑥𝑔
𝐾𝑎

1𝑥 10−14
=√ 𝑥 0,1
1 𝑥 10−5

= √10 − 10

= 10-5

pOH = - log 10-5 = 5

pH = 14-5 = 9

Alasan:

Larutan garam NaCN dan CH3COONa tersusun


dari asam lemah dan basa kuat. Garam yang
tersusun dari asam lemah dan basa kuat
mengalami hidrolisis parsial serta memiliki sifat
basa. Hal ini ditunukan dengan perhitungan pH
larutan yaitu 9.

8 Natrium Sianida (NaCN) Tidak Ada  Ada  Ada  Ada Pernyataan:


dapat dibuat dengan cara memberi pernyata pernyataa pernyataan pernyataan, Bersifat Basa
mencampurkan 50 ml larutan kan an, tidak n, ada , ada data ada data
pernyata memberi Data:
NaOH 5 x 10-3 M dengan 50 data yang yang
NaOH= 50 ml x 5. 10-3M
an, tidak kan data kurang relevan, relevan, = 5. 10-2L x 5. 10-3M= 2,5. 10-4 mol
ml larutan asam sianida HCN memberi dan relevan tidak ada ada alasan HCN= = 50 ml x 5. 10-3M

135
5 x 10-3 M. Ka= 5 x 10-10. kan data alasan. tidak ada alasan. kurang = 5. 10-2L x 5. 10-3M= 2,5. 10-4 mol
Apakah senyawa NaCN yang dan alasan.  Ada menghubu
membentuk bersifat asam alasan.  Ada pernyataan ngkan. Persamaan reaksi:
HCN + NaOH NaCN + H2O
atau basa? Berikan data dan pernyataa , ada data  Ada
n, tidak kurang pernyataan, Awal : 2,5. 10-4 2,5. 10-4
alasanya! (√5= 2,2) ada data, relevan, ada data Berea 2,5. 10-4 2,5. 10-4 2,5. 10-4 2,5. 10-4
ada ada alasan kurang ksi:
alasan kurang relevan, Sisa: 0 0 2,5. 10-4 mol
kurang menghubu ada alasan
menghub ngkan menghubu 2,5. 10−4 mol
NaCN =
ungkan ngkan (50 𝑚𝑙 + 50 𝑚𝑙)

2,5. 10−4 mol


= = 2,5. 10−3 𝑀
100 𝑚𝑙

𝐾𝑊
[𝑂𝐻 − ] = √ [𝑁𝑎𝐶𝑁]
𝐾𝑎

10−14
= √ −10 [2,5. 10−3 ]
5.

2,5. 1017
=√
5.10−10

25.10−18
=√
5.10−10

= √5.10−8 = √5. 10−4

pH= 14 – pOH
= 14 + log[𝑂𝐻 − ]
= 14 - √5. 10−4

136
= 14- 4 + log √5 = 10 + log 2,2
=10,34

Alasanya:

Dari perhitungan diatas diperoleh asam lemah (HCN)


dan basa kuat (NaOH), keduanya habis bereaksi
membentuk garam NaCN yang mengalami hidrolisis
dan larutannya bersifat basa. Hal ini dapat dilihat dari
perhitungan pH yang dilakukan diperoleh pH
campuran yaitu 10,34.
9 Agar tanaman tumbuh Tidak Ada  Ada  Ada  Ada Pernyataan:
dengan baik, pH tanaman memberi pernyata pernyataa pernyataan pernyataan, Asam
harus dijaga. pH tanah pada kan an, tidak n, ada , ada data ada data
pernyata memberi Data:
lahan pertanian harus data yang yang
an, tidak kan data (NH4)2SO4 2NH4+ + SO4-
kurang relevan, relevan,
disesuiakan dengan pH memberi dan NH4+ + H2O NH4OH + H+
relevan tidak ada ada alasan
tanamannya. Untuk menjaga kan data alasan. SO4- + H2O
tidak ada alasan. kurang
pHnya agar tetap sama, dan alasan.  Ada menghubu
(NH4)2SO4 2NH3+ + SO4-
diperlukan pupuk agar tidak alasan.  Ada pernyataan ngkan.
0,05 0,1
terlalu asam atau basa. pernyataa , ada data  Ada
Biasanya para petani n, tidak kurang pernyataan,
menggunakan senyawa ada data, relevan, ada data 𝐾𝑊
ada ada alasan kurang [𝐻 + ] = √ [NH4− ]
(NH4)2SO4. Dengan 𝐾𝑏
alasan kurang relevan,
menambahkan (NH4)2SO4 kurang menghubu ada alasan 10−14
0,05 M dengan Kb =√ [0,1]
menghub ngkan menghubu 1,8×10−5
-10
NH3=1,8x10 apakah pH ungkan ngkan
10−15
tanah akan menjadi asam =√
1,8×10−5
atau basa? Berikan data dan
alasanya! =√0,55−10
=0,74 × 10−5

137
pH= - log 0,74 × 10−5
= 5- log 0,74
=5+ 0,1
=5,1

Alasan:
Dari perhitungan dan reaksi yang terjadi
senyawa (NH4)2SO4 mengalami reaksi hidrolisis
sebaian dimana ion NH4+ bereaksi dengan air,
sedagkan ion SO4- tidak bereaksi dengan air. Senyawa
ini berasal dari basa lemah dan asam kuat yang
memiliki sifat asam hal ini dapat dilihat dari
perhitungan pH yang dilakukan menunjukan pH
senyawa tersebut asam yaitu 5,1

138
139

Lampiran 13. Data Pertemuan Kelas Just in Time Teaching

No. Nama Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3


1 Agnes Pravita 75 80 85
2 Ake Vidian 85 83 78
3 Anggi Novita 90 80 80
4 Anida Ulhaq 80 81 83
5 Antel Vitari 77 83 85
6 Dhea Amanda Putri 80 83 85
7 Dwi Anjani 80 83 85
8 Fahrul Ichsani 75 81 80
9 Irvan Twogar Putra 75 81 85
10 Kusnia 70 75 85
11 Masuci Khairani 85 80 70
12 Maulany Arsyanti.P 85 83 80
13 Mega Silvia 80 80 78
14 Nigil Oktomil 75 83 80
15 Novela Setia 85 81 82
16 Pingki Yulia Sari 75 81 83
17 Rezi Novera 85 81 80
18 Rima Wati 77 80 85
19 Riska Aini Izah 80 82 80
20 Roni Manza Wendra 80 81 85
21 Telya Wani 85 75 80
22 Windi Arini 70 83 85
Jumlah 1749 1780 1799
Rata-rata 79.5 80.90909091 81.77272727
140

Lampiran 14. Data Nilai Pertemuan Kelas Snowball Throwing

No. Nama Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3


1 Adisti Vadillah 85 80 85
2 Ana Khoirunisa 85 83 80
3 Ardian Septa Rozi 85 80 77
4 Dapit 75 81 85
5 Dina Putri 80 83 77
6 Dokel Setiawan Jaya 75 83 95
7 Dopil Andika 75 83 85
8 Dwi Suwanti 80 81 80
9 Dwi Tristia Leni 75 81 88
10 Fela Faulidra 85 83 88
11 Lovi Restiani 85 80 80
12 Lutfi Husendi 80 83 80
13 M. Frico Yudistira 75 80 88
14 Negia Silvia 80 83 80
15 Nadia Litania 80 81 90
16 Nanda Saputra 85 81 88
17 Rahma Zakaria 80 81 85
18 Rudi Lesmana 85 80 80
19 Silvia Maisela 80 81 77
20 Vily Adelia Putri 85 81 88
21 Viony Aframuga M 75 81 77
22 Wafiq Sulistiani 75 83 85
Jumlah 1765 1793 1838
Rata-rata 80.22727273 81.5 83.54545455
141

Lampiran 15. Lembar Jawaban Posstest


142
143
Lampiran 16. Data Hasil Posttes kelas Just in Time Teaching
Nomor Soal
No. Nama Jumlah Skor Nilai Rata-Rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Agnes Pravita 5 5 3 5 5 4 1 1 0 29 67.68182
2 Ake Vidian 2 1 5 4 5 5 3 2 4 31 67.68182
3 Anggi Novita 1 5 5 5 5 5 4 3 3 36 67.68182
4 Anida Ulhaq 0 5 5 5 5 5 4 1 1 31 67.68182
5 Antel Vitari 5 5 5 5 5 5 4 1 1 36 67.68182
6 Dhea Amanda Putri 5 3 3 5 3 3 0 3 0 25 67.68182
7 Dwi Anjani 5 3 3 4 3 3 2 3 0 26 67.68182
8 Fahrul Ichsani 5 5 5 3 4 5 0 0 4 31 67.68182
9 Irvan Twogar Putra 5 3 3 4 3 3 2 3 0 26 67.68182
10 Kusnia 5 3 3 4 5 4 4 0 2 30 67.68182
11 Masuci Khairani 1 5 5 5 4 4 4 3 4 35 67.68182
12 Maulany Arsyanti.P 1 5 5 5 5 5 1 3 3 33 67.68182
13 Mega Silvia 5 3 4 5 5 5 2 2 2 33 67.68182
14 Nigil Oktomil 5 5 3 5 0 5 0 3 3 29 67.68182
15 Novela Setia 4 5 5 3 5 5 5 0 0 32 67.68182
16 Pingki Yulia Sari 1 1 3 5 3 4 0 3 5 25 67.68182
17 Rezi Novera 5 5 5 5 5 3 3 3 3 37 67.68182
18 Rima Wati 0 5 5 5 4 4 1 3 5 32 67.68182
19 Riska Aini Izah 5 5 5 5 5 5 0 0 0 30 67.68182
20 Roni Manza Wendra 5 4 4 4 4 3 2 1 1 28 67.68182
21 Telya Wani 0 5 5 5 5 5 4 1 1 31 67.68182
22 Windi Arini 5 3 5 3 4 4 2 1 1 28 67.68182

144
Lampiran 17. Data Hasil posttest kelas Snowball Throwing

Nomor Soal Jumlah


No. Nama Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Skor
1 Adisti Vadillah 4 4 5 5 5 4 3 4 0 34 77.0455
2 Ana Khoirunisa 5 5 5 5 1 5 3 5 1 35 77.0455
3 Ardian Septa Rozi 5 5 5 1 5 2 1 3 1 28 77.0455
4 Dapit 5 5 5 5 5 5 4 1 3 38 77.0455
5 Dina Putri 5 5 5 5 5 5 5 1 3 39 77.0455
6 Dokel Setiawan Jaya 5 4 4 5 5 4 3 2 3 35 77.0455
7 Dopil Andika 4 5 5 5 3 5 2 2 2 33 77.0455
8 Dwi Suwanti 5 5 5 4 4 5 1 4 1 34 77.0455
9 Dwi Tristia Leni 5 3 5 5 5 5 3 4 4 39 77.0455
10 Fela Faulidra 5 4 5 5 5 4 3 1 4 36 77.0455
11 Lovi Restiani 5 3 3 5 5 3 3 4 5 36 77.0455
12 Lutfi Husendi 5 5 5 5 4 4 0 1 4 33 77.0455
13 M. Frico Yudistira 4 5 5 5 5 5 3 1 0 33 77.0455
14 Negia Silvia 5 5 5 5 5 5 3 3 2 38 77.0455
15 Nadia Litania 5 1 5 5 5 5 2 5 4 37 77.0455
16 Nanda Saputra 5 5 0 5 5 0 3 3 5 31 77.0455
17 Rahma Zakaria 5 5 5 5 1 5 3 5 1 35 77.0455
18 Rudi Lesmana 4 4 4 5 5 4 0 1 1 28 77.0455
19 Silvia Maisela 5 5 5 5 3 5 3 5 1 37 77.0455
20 Vily Adelia Putri 5 5 5 5 5 5 1 5 3 39 77.0455
21 Viony Aframuga M 5 5 5 5 5 4 0 1 2 32 77.0455
22 Wafiq Sulistiani 3 5 5 3 5 4 3 3 31 77.0455

145
Lampiran 18. Uji Normalitas
1. Tabel Normalitas kelas Snowball Throwing
N = 22
α = 0.05
Simp. Baku = 90.95812
Xi- (Xi- f*(Xi-
F(Zi)- If(Zi)-
No Xi f fk f*Xi f*Xi^2 (Xi)^2 Xrata- Xrata- Xrata- Zi f(Zi) S(Zi)
S(Zi) S(Zi)I
rata rata)^2 rata)^2
1 63 2 2 126 15876 3969 -14.0455 197.2748 394.5496 -0.15442 0.438641 0.090909 0.347731 0.347731
2 69 2 4 138 19044 4761 -8.04545 64.72934 129.4587 -0.08845 0.464759 0.181818 0.28294 0.28294
3 72 2 6 144 20736 5184 -5.04545 25.45661 50.91322 -0.05547 0.477882 0.272727 0.205155 0.205155
4 74 2 8 148 21904 5476 -3.04545 9.274793 18.54959 -0.03348 0.486645 0.363636 0.123009 0.123009
5 75 2 10 150 22500 5625 -2.04545 4.183884 8.367769 -0.02249 0.491029 0.454545 0.036484 0.036484
6 78 3 13 234 54756 6084 0.954545 0.911157 2.733471 0.010494 0.504187 0.590909 -0.08672 0.086723
7 80 2 15 160 25600 6400 2.954545 8.729339 17.45868 0.032482 0.512956 0.681818 -0.16886 0.168862
8 82 2 17 164 26896 6724 4.954545 24.54752 49.09504 0.054471 0.52172 0.772727 -0.25101 0.251007
9 85 2 19 170 28900 7225 7.954545 63.27479 126.5496 0.087453 0.534844 0.863636 -0.32879 0.328792
10 87 3 21 261 68121 7569 9.954545 99.09298 297.2789 0.109441 0.543574 0.954545 -0.41097 0.410972
Jumlah 765 22 115 1695 304333 59017 -5.45455 497.4752 1094.955 -0.05997 4.976236 5.227273 -0.25104 2.241675

Lhitng = 0,168862 Ltabel = 0,190


Dari tabel di atas didapatkan Lhitng = 0,168862. Dengan n=22 dan α= 0,05, dari tabel nilai kritis L untuk Uji Liliefors didapatkan
Ltabel= 0,190. Dengan demikian Lhitng< Ltabel (0,168862 < 0,190), sehingga terima hipotesis dan dapat disimpulkan bahwa kela XI IPA 1
berdistribusi normal.

146
2. Tabel Normalitas Kelas Just in Time Teaching
N = 22
α = 0.05
Simp. Baku = 52.75765

Xi- (Xi- f*(Xi-


F(Zi)- If(Zi)-
No Xi f fk f*Xi f*Xi^2 (Xi)^2 Xrata- Xrata- Xrata- Zi f(Zi) S(Zi)
S(Zi) S(Zi)I
rata rata)^2 rata)^2
1 55 2 3 110 12100 3025 -12.6818 160.8285 321.657 -0.24038 0.405018 0.136364 0.268655 0.268655
2 57 2 4 114 12996 3249 -10.6818 114.1012 228.2025 -0.20247 0.419775 0.181818 0.237957 0.237957
3 62 2 6 124 15376 3844 -5.68182 32.28306 64.56612 -0.1077 0.457118 0.272727 0.184391 0.184391
4 64 2 8 128 16384 4096 -3.68182 13.55579 27.11157 -0.06979 0.472181 0.363636 0.108545 0.108545
5 66 2 10 132 17424 4356 -1.68182 2.828512 5.657025 -0.03188 0.487285 0.454545 0.032739 0.032739
6 68 2 15 136 18496 4624 0.318182 0.10124 0.202479 0.006031 0.502406 0.681818 -0.17941 0.179412
7 69 2 17 138 19044 4761 1.318182 1.737603 3.475207 0.024986 0.509967 0.772727 -0.26276 0.26276
8 71 2 19 142 20164 5041 3.318182 11.01033 22.02066 0.062895 0.525075 0.863636 -0.33856 0.338562
9 73 2 21 146 21316 5329 5.318182 28.28306 56.56612 0.100804 0.540147 0.954545 -0.4144 0.414398
10 77 1 22 77 5929 5929 9.318182 86.82851 86.82851 0.176622 0.570097 1 -0.4299 0.429903
11 80 2 24 160 25600 6400 12.31818 151.7376 303.4752 0.233486 0.592308 1.090909 -0.4986 0.498601
12 82 1 25 82 6724 6724 14.31818 205.0103 205.0103 0.271395 0.606957 1.136364 -0.52941 0.529407
Jumlah 824 22 174 1489 159229 44254 -14.8182 451.5579 816.2872 -0.28087 4.88907 7.909091 -0.79275 2.457322
Lhitng = 0,184391 Ltabel = 0,190
Dari tabel di atas didapatkan Lhitng = 0,184391. Dengan n=22 dan α= 0,05, dari tabel nilai kritis L untuk Uji Liliefors didapatkan Ltabel=
0,190. Dengan demikian Lhitng< Ltabel (0,184391 < 0,190), sehingga terima hipotesis dan dapat disimpulkan bahwa kela XI IPA 1 berdistribusi
normal.

147
148

Lampiran 19. Uji Homogenitas

Eksperimen N A S S^2 Fh Ftabel Keterangan


IPA 1 (Snowball Throwing) 22 0.05 77.04545 5936.002
1.295836 2.07 Homogen
IPA 2 (JiTT) 22 0.05 67.68182 4580.829

Perhitungan Uji Homogenitas Vaians terhadapat Nilai Posttest Kimia


Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Kerinci
Berdasarkan data diatas untuk mencari Fhitung sebagai berikut:
𝑆12 = 5936.002

𝑆22 = 4580.829

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

𝑆12
=
𝑆22

5936.002
=
4580.829

=1.295836

Hasil peritungan menunjukan Fhitung < Ftabel (1.295836 < 2.07) maka dapat disimpulkan bahwa

kedua varian homogen.


149

Lampiran 20. Uji-T Independen


̅̅̅1 = 77,04
𝑋 𝑆12 = 52,14 𝑛1=22 ttabel= 2,074
̅̅̅2 = 67,68
𝑋 𝑆22 = 63,08 𝑛1=22

̅̅̅1 − 𝑋
𝑋 ̅̅̅2
𝑡=
(𝑛1 − 1)𝑆12 + (𝑛2 − 1)𝑆22 1 1
√ ( 𝑛1 𝑛2 )
+
𝑛1 + 𝑛2 − 2

77,04 − 67,68
=
√(22 − 1)52,14 + (22 − 1)63,08 ( 1 + 1 )
22 + 22 − 2 22 22
9,36
=
√58,85 × 0,09
9,36
=
2,30
= 4,06
Nilai tersebut jika dibandingkan dengan ttabel 22 = 2,074 maka diketahui thitung >

ttabel yaitu 4.06 > 2,074 dengan dk 22 dan α = 0,05. Berarti terdapat perbedaan antara

variabel. Dengan demikian hasil tersebut dapat menguji kebenaran hipotesis, yaitu

terdapat perbedaan kemampuan argumentasi dikelas Snowball Throwing dan Just in

Time Teaching SMAN 7 Kerinci.


Lampiran 21. Catatan Lapangan Kelas Just in Time Teaching (IPA 2)
Pertemuan 1
Hari/Tanggal : Selasa, 16 April 2019
Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
Pendahuluan  Guru mengucap salam  Siswa membalas salam 07:00-07:02
orientasi  Guru mengecek kehadiran  Siswa mempersiapkan buku dan menfokuskan
 Guru meminta siswa menyiapkan buku sebagai sumber pikiran
belajar
Apersepsi Guru bertanya tentang asam yang telah disampaikan untuk Siswa menjawab pertanyaan guru dengan sigap, 07:03-07:06
mengamati ingatan siswa komunikatif dan santun
Mengaitkan Guru mengaitkan pelajaran dengan materi terdahulu yaitu Siswa mengamati, mengingat kembali dan menjawab 07:07-07:09
pembelajaran asam basa dengan garam yang terhidrolisis. pertanyaan yang diajukan guru
Motivasi Guru menyampaikan hubungan materi dengan kehidupan Siswa menunjukkan respon positif dan mendengarkan 07:12-07:15
dengan baik
Tujuan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Siswa menyimak penjelasan guru 07:16-07:17
pembelajaran pada pertemuan ini
Guru menjelaskan materi pembelajaran yaitu pembentukan Siswa menyimak penjelasan guru, mencatat pelajaran 07:18-07:28
garam. yang diberikan dan bertanya jika ada materi yang belum
dipahami
Adjusting Guru memberikan permasalahan berupa senyawa garam Siswa mengamati dengan cermat dan menjawab 07:29-07:31
concept pertanyaan guru
(penyesuaian Siswa giat mencari atau memecahkan permasalahan 07:32-08:00
konsep)
Guru mengontrol siswa dalam menyelesaikan permasalahan Siswa menyelesaikan permasalahan dibantu dengan
sumber belajar
Siswa menuliskan hasil penyelesaian masalah
Siswa mempresentasikan kesimpulan pemecahan
masalah

150
Applying Guru meminta siswa menerapkan konsep yang telah Salah satu siswa 08.01-08:25
concept (aplikasi didapatkan pada pembelajaran hari ini kedalam
konsep) situasi/peristiwa lain
Penutup Guru memberikan nilai kepada kelompok belajar sesuai Siswa membuat resume dalam buku catatan 08:26-08:30
dengan cara berdiskusi dalam pemecahan masalah

Kesimpulan:
Pada saat menyelesaikan permasalahan banyak siswa yang bertanya. Masih banyak siswa yang masih bingung dalam menyelesaikan
permasalahan.

Saran:
Efesiensi waktu

Kerinci, April 2019

Rima Surwanti

151
Kelas Just in Time Teaching (IPA 2)
Pertemuan 2
Hari, Tanggal : Kamis, 18 April 2019
Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
Pendahuluan  Guru mengucap salam  Siswa membalas salam 07:00-07:02
orientasi  Guru mengecek kehadiran  Siswa mempersiapkan buku dan menfokuskan pikiran
 Guru meminta siswa menyiapkan buku sebagai sumber
belajar
Apersepsi Guru bertanya tentang asam yang telah disampaikan untuk Siswa menjawab pertanyaan guru dengan sigap, 07:03-07:06
mengamati ingatan siswa komunikatif dan santun
Mengaitkan Guru mengaitkan pelajaran dengan materi terdahulu yaitu Siswa mengamati, mengingat kembali dan menjawab 07:07-07:09
pembelajaran garam yang terhidrolisis dengan sifat garam pertanyaan yang diajukan guru
Motivasi Guru menyampaikan hubungan materi dengan kehidupan Siswa menunjukkan respon positif dan mendengarkan 07:12-07:15
dengan baik
Tujuan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan Siswa menyimak penjelasan guru 07:16-07:17
pembelajaran dicapai pada pertemuan ini
Guru menjelaskan materi pembelajaran yaitu pembentukan Siswa menyimak penjelasan guru, mencatat pelajaran 07:18-07:28
garam. yang diberikan dan bertanya jika ada materi yang belum
dipahami
Adjusting Guru memberikan permasalahan berupa senyawa garam Siswa mengamati dengan cermat dan menjawab 07:29-07:31
concept pertanyaan guru
(penyesuaian Siswa giat mencari atau memecahkan permasalahan 07:32-08:00
konsep)
Guru mengontrol siswa dalam menyelesaikan permasalahan Siswa menyelesaikan permasalahan dibantu dengan
sumber belajar
Siswa menuliskan hasil penyelesaian masalah
Siswa mempresentasikan kesimpulan pemecahan masalah
Applying Guru meminta siswa menerapkan konsep yang telah Salah satu siswa 08.01-08:25
concept (aplikasi didapatkan pada pembelajaran hari ini kedalam
konsep) situasi/peristiwa lain

152
Penutup Guru memberikan nilai kepada kelompok belajar sesuai Siswa membuat resume dalam buku catatan 08:26-08:30
dengan cara berdiskusi dalam pemecahan masalah

Kesimpulan:
Pada pertemuan ini sebagian siswa masih berkerasama dengan teman sebangkunya untuk menyelesaikan permasalahn karena siswa kurang
percaya diri dengan kerja diri sendiri.
Saran:
Pada tahap menyesuaian konsep lebih di tekankan pada pemahaman siswa.

Kerinci, April 2019

Rima Surwanti

153
Kelas Just in Time Teaching (IPA 2)
Pertemuan 3
Hari, Tanggal : Selasa, 22 April 2019
Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
Pendahuluan  Guru mengucap salam  Siswa membalas salam 07:00-07:02
orientasi  Guru mengecek kehadiran  Siswa mempersiapkan buku dan menfokuskan pikiran
 Guru meminta siswa menyiapkan buku sebagai sumber
belajar
Apersepsi Guru bertanya tentang asam yang telah disampaikan untuk Siswa menjawab pertanyaan guru dengan sigap, 07:03-07:06
mengamati ingatan siswa komunikatif dan santun
Mengaitkan Guru mengaitkan pelajaran dengan materi terdahulu yaitu Siswa mengamati, mengingat kembali dan menjawab 07:07-07:09
pembelajaran sifat larutan garam denngan pH larutan garam pertanyaan yang diajukan guru
Motivasi Guru menyampaikan hubungan materi dengan kehidupan Siswa menunjukkan respon positif dan mendengarkan 07:12-07:15
dengan baik
Tujuan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan Siswa menyimak penjelasan guru 07:16-07:17
pembelajaran dicapai pada pertemuan ini
Guru menjelaskan materi pembelajaran yaitu pembentukan Siswa menyimak penjelasan guru, mencatat pelajaran 07:18-07:28
garam. yang diberikan dan bertanya jika ada materi yang belum
dipahami
Adjusting Guru memberikan permasalahan berupa senyawa garam Siswa mengamati dengan cermat dan menjawab 07:29-07:31
concept pertanyaan guru
(penyesuaian Siswa giat mencari atau memecahkan permasalahan 07:32-08:00
konsep)
Guru mengontrol siswa dalam menyelesaikan permasalahan Siswa menyelesaikan permasalahan dibantu dengan
sumber belajar
Siswa menuliskan hasil penyelesaian masalah
Siswa mempresentasikan kesimpulan pemecahan masalah
Applying Guru meminta siswa menerapkan konsep yang telah Salah satu siswa 08.01-08:25
concept (aplikasi didapatkan pada pembelajaran hari ini kedalam
konsep) situasi/peristiwa lain

154
Penutup Guru memberikan nilai kepada kelompok belajar sesuai Siswa membuat resume dalam buku catatan 08:26-08:30
dengan cara berdiskusi dalam pemecahan masalah

Kesimpulan:
Pada pertemuan ini siswa sudah mampu menjawab soal argumentasi yang meliputi claim, evidence dan reason.
Saran:

Kerinci, April 2019

Rima Surwanti

155
Lampiran 22. Catatan Lapangan Kelas Snowball Throwing (IPA 1)
Pertemuan 1
Hari, Tanggal : Senin, 15 April 2019
Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa  Siswa menawab salam 10.50-10.52
Orientasi  Guru meminta siswa menyiapkan buku sebagai sumber  Siswa menyiapkan buku
belajar
Apersepsi  Guru bertanya tentang asam basa yang telah dipelajari  Siswa menjawab pertanyaan guru dengan satun dan 10.53-10.55
seblumnya komunikatif.
Mengaitkan  Guru mengaitkan pembelajaran dengan materi asam basa.  Siswa mengamati, mengingat kembali dan menjawab 10.56-11.00
pembelajaran pertanyaan yang diajukan guru.
dengan materi
terdahulu
Motivasi  Guru menyampaikan hubungan materi dengan kehidupan  Siswa menunjukan respon positif dan mendengarkan 11.01-11.03
dengan baik
Tujuan  Guru menyampaikan tuuan pembelajaran yang akan  Siswa menyimak penelasan guru 11.04-11.06
Pembelajaran dicapai
Kegiatan Inti  Guru menjelaskan materi pembelajaran yaitu hidrolisis  Siswa menyimak penjelasan guru mencatat pelajaran 11.07-12.07
garam, pembentukan garam yang diberikan dan bertanya jika ada yang belum
dipahami.
 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok  Siswa duduk berdasarkan kelompok dengan tertib
 Guru membagikan lembar kerja siswa dan memberi  Siswa mendengarkan intruksi guru dan berdiskusi
permasalahan yang berbeda pada setiap kelmpok menyelesaikan permasalahan.
 Guru meminta siswa untuk menyalin permasalahan di
kertas lalu dibuat seperti bola, kemudian dilempar ke  Siswa mengikuti intruksi guru
kelompok lain secara bergantian
 Guru meminta kelompok yang mendapat bola
mendiskusikan jawaban dari permasalahan
 Guru meminta siswa untuk mempersentasikan hasil
diskusi kelompok

156
 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
 Siswa mempersentasikan hasil diskusinya
Penutup  Guru mengevaluasi jawaban siswa, mengakui usaha dan  Siswa meresume dalam buku catatan 12.07-12.20
prestasi kelompok

Kesimpulan:
Pada saat menyelesaikan permasalahan banyak siswa yang bertanya. Masih banyak siswa yang masih bingung dalam menyelesaikan permasalahan. Pada saat
pembelajaran berlangsung suasana kelas kurang kondusif.

Saran:
Efesiensi waktu
Kerinci, April 2019

Rima Surwanti

157
Pertemuan 2
Hari, Tanggal : Kamis, 18 April 2019
Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa  Siswa menawab salam 10.50-10.52
Orientasi  Guru meminta siswa menyiapkan buku sebagai sumber  Siswa menyiapkan buku
belajar
Apersepsi  Guru bertanya tentang hidrolisis garam yang telah  Siswa menjawab pertanyaan guru dengan satun dan 10.53-10.55
dipelajari sebelumnya komunikatif.
Mengaitkan  Guru mengaitkan pembelajaran dengan materi hidrolisis  Siswa mengamati, mengingat kembali dan menjawab 10.56-11.00
pembelajaran garam dengan siafat larutan garam pertanyaan yang diajukan guru.
dengan materi
terdahulu
Motivasi  Guru menyampaikan hubungan materi dengan kehidupan  Siswa menunjukan respon positif dan mendengarkan 11.01-11.03
dengan baik
Tujuan  Guru menyampaikan tuuan pembelajaran yang akan  Siswa menyimak penelasan guru 11.04-11.06
Pembelajaran dicapai
Kegiatan Inti  Guru menjelaskan materi pembelajaran yaitu hidrolisis  Siswa menyimak penjelasan guru mencatat pelajaran 11.07-12.07
garam, pembentukan garam yang diberikan dan bertanya jika ada yang belum
dipahami.
 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok  Siswa duduk berdasarkan kelompok dengan tertib
 Guru membagikan lembar kerja siswa dan memberi  Siswa mendengarkan intruksi guru dan berdiskusi
permasalahan yang berbeda pada setiap kelmpok menyelesaikan permasalahan.
 Guru meminta siswa untuk menyalin permasalahan di
kertas lalu dibuat seperti bola, kemudian dilempar ke  Siswa mengikuti intruksi guru
kelompok lain secara bergantian
 Guru meminta kelompok yang mendapat bola
mendiskusikan jawaban dari permasalahan
 Guru meminta siswa untuk mempersentasikan hasil
diskusi kelompok
 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
 Siswa mempersentasikan hasil diskusinya

158
Penutup  Guru mengevaluasi jawaban siswa, mengakui usaha dan  Siswa meresume dalam buku catatan 12.07-12.20
prestasi kelompok

Kesimpulan:
Pada pertemuan kedua sebagian siswa sudah bisa menyelesaikan permasalahan, dan menjawab soal argumentasi yang melipuri claim,
evidence dan reason.
Saran:
Efesieni waktu dalam mempersentasikan hasil diskusi.
Kerinci, April 2019

Rima Surwanti

159
Pertemuan 3
Hari, Tanggal : Senin, 21 April 2019
Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa  Siswa menawab salam 10.50-10.52
Orientasi  Guru meminta siswa menyiapkan buku sebagai sumber  Siswa menyiapkan buku
belajar
Apersepsi  Guru bertanya tentang asam basa yang telah dipelajari  Siswa menjawab pertanyaan guru dengan satun dan 10.53-10.55
seblumnya komunikatif.
Mengaitkan  Guru mengaitkan pembelajaran dengan materi pH larutan  Siswa mengamati, mengingat kembali dan menjawab 10.56-11.00
pembelajaran garam. pertanyaan yang diajukan guru.
dengan materi
terdahulu
Motivasi  Guru menyampaikan hubungan materi dengan kehidupan  Siswa menunjukan respon positif dan mendengarkan 11.01-11.03
dengan baik
Tujuan  Guru menyampaikan tuuan pembelajaran yang akan  Siswa menyimak penelasan guru 11.04-11.06
Pembelajaran dicapai
Kegiatan Inti  Guru menjelaskan materi pembelajaran yaitu sifat garam  Siswa menyimak penjelasan guru mencatat pelajaran 11.07-12.07
dengan pH larutan garam yang diberikan dan bertanya jika ada yang belum
dipahami.
 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok  Siswa duduk berdasarkan kelompok dengan tertib
 Guru membagikan lembar kerja siswa dan memberi  Siswa mendengarkan intruksi guru dan berdiskusi
permasalahan yang berbeda pada setiap kelmpok menyelesaikan permasalahan.
 Guru meminta siswa untuk menyalin permasalahan di
kertas lalu dibuat seperti bola, kemudian dilempar ke  Siswa mengikuti intruksi guru
kelompok lain secara bergantian
 Guru meminta kelompok yang mendapat bola
mendiskusikan jawaban dari permasalahan
 Guru meminta siswa untuk mempersentasikan hasil
diskusi kelompok
 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
 Siswa mempersentasikan hasil diskusinya

160
Penutup  Guru mengevaluasi jawaban siswa, mengakui usaha dan  Siswa meresume dalam buku catatan 12.07-12.20
prestasi kelompok

Kesimpulan:
Pada pertemuan ini siswa telah mampu menjawab dan menyelesaikan soal argumentasi yang melipuri claim, evidence dan reason.
Saran:
Kerinci, April 2019

Rima Surwanti

161
163

Lampiran 23. Surat Selesai Penelitian

Anda mungkin juga menyukai