Anda di halaman 1dari 21

MASERASI Anisa Rahayu (RRA1C115001)

&
SOKHLETASI Dwindah Permata (RRA1C115012)
KELOMPOK 5

Windy Kartika (RRA1C115015)

Mella Puspita (RRA1C115001)


MASERASI

Merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut organik pada tem


peratur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa baha
n alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan
dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di lu
ar sel, sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut d
alam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diat
ur lama perendaman yang dilakukan.
Langkah Kerja

Merendam
Simplisia

Menggunakan
pelarut penyari

Diamkan beberapa
hari

Disaring dan
diambil beningnya
Keuntungan Kelemahan

Unit alat yang dipakai Proses penyariannya tidak sempurna,


sederhana, hanya dibutuhkan karena zat aktif hanya mampu terekstraksi
bejana perendam sebesar 50% saja

Prosesnya lama, butuh waktu


Prosesnya relatif hemat penyari
beberapa hari

Beaya
operasionalnya
relatif rendah

Tanpa
Pemanasan
Modifikasi
1
Digesti

Cara maserasi dengan


menggunakan pemanasan lemah,
yaitu pada suhu (40 – 50)0C.
Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan
untuk simplisia yang zat aktifnya tahan
terhadap pemanasan.

2
Maserasi dengan mesin pengaduk

Penggunaan mesin pengaduk yang


berputar terus-menerus, waktu proses
maserasi dapat dipersingkat menjadi
6 sampai 24 jam.
Modifikasi
3

Remaserasi

Cairan penyari dibagi 2 seluruh serbuk simplisia


dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah
diendap-tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi
lagi dengan cairan penyari yang kedua

4
Maserasi melingkar

Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar


cairan penyari selalu bergerak dan menyebar.
Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara
berkesinambungan melalui sebuk simplisia dan melarutkan
zat aktifnya.
Modifikasi

Maserasi melingkar bertingkat

Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan


secara sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti
bila keseimbangan telah terjadi masalah ini dapat diatasi
dengan maserasi melingkar bertingkat (M.M.B),
SOKHLETASI

Salah satu cara penyarian dengan memakai


pelarut organikdan dengan menggunakan
alat soklet (soxhlet). Prinsip sokletasi adalah
penyarian berulang-ulang dengan tujuan
agar penyarian lebih sempurna dan
pelarut yang dipakai relatif sedikit. Biasanya
pelarut yang digunakan adalah pelarut yang
mudahmenguap atau mempunyai titid didih
rendah.
Keuntungan Kelemahan

Sampel diekstraksi Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi


dengan sempurna karena bahan bahan tumbuhan yang mudah
dilakukan berulang ulang rusak atau senyawa senyawa yang tidak
tahan panas karena akan terjadi
penguraian
Jumlah pelarut yang
digunakan sedikit

Harus dilakukan identifikasi setelah


penyarian, dengan menggunakan
Proses sokletasi pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen
berlangsung cepat reagen lainnya

Jumlah sampel yang


diperlukan sedikit
Pelarut yang digunakan mempunyai titik
didih rendah, sehingga mudah menguap
Pelarut organik dapat
mengambil senyawa
organik berulang kali.
Syarat Pelarut pd Sokhletasi
• Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter,
petroleum eter, metil klorida dan alkohol

• Titik didih pelarut rendah

• Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan

• Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi

• Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar


atau nonpolar

• Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah


pengocokan.
Sokhletasi dihentikan apabila:

Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi

Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak


menimbulkan bercak lagi

Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak


mengalami perubahan yang spesifik
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI,
Vol. 2, No. 2, 2013, 111-115

EKSTRAKSI DAUN SIRSAK MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL

ALAT BAHAN

Beaker Glass Daun sirsak


Gelas Ukur Etanol
Erlenmeyer Aquades
Corong Pemisah N- Heksan
Spektrofotometer
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI,
Vol. 2, No. 2, 2013, 111-115
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI,
Vol. 2, No. 2, 2013, 111-115

CARA KERJA

Proses penelitian dimulai dengan persiapan awal bahan dilanjutkan denggan


Pembuatan larutan standar untuk di analisis kadar fenol. Proses selanjutnya adalah
tahap ekstraksi daun sirsak dengan metode maserasi. Hasil ekstraksi dianalisa
Dengan spektrofotometer.
TRAD, MED. J
Vol. 219 No. 2, January 2014, 43-48

PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI DAN VARIASI PELARUT


TERHADAP RENDEMEN DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
EKSTRAK KUBIS UNGU

ALAT BAHAN

Neraca analitik Kubis Ungu


stirrer Radikal DPPH
Sentrifugator Etanol 70%
Penangas Air Etanol 80%
Beaker glass Etanol 95%
Seperangkat alat soxhlet Etanol 96%
Vacuum Rotary evaporator Asam sitrat
Oven Rutin
Spektrofotometer Aquades
TRAD, MED. J
Vol. 219 No. 2, January 2014, 43-48
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI,
Vol. 2, No. 2, 2013, 111-115

CARA KERJA

1. Metode Maserasi
Sampel yang digunakan pada proses ekstraksi dengan metode maserasi terdiri dari
serbuk kubis ungu dalam suasana asam dan sampel kubis ungu segar dalam
suasana netral. Jenis asam yang digunakan dalam proses maserasi ini adalah asam
sitrat 3% b/v dikarenakan asam sitrat merupakan jenis asam yang paling baik
untuk mengekstraksi kubis ungu

2. Maserasi Kubis Ungu Segar


Kubis ungu segar dipotong kecil-kecil, kemudian dihaluskan dengan cara diblender.
Sejumlah 100 gram sampel dimasukkan ke dalam maserator, kemudian ditambahkan
pelarut etanol 96% sampai seluruh bahan terendam. Proses maserasi dilakukan
sama seperti pada maserasi serbuk kubis ungu sampai diperoleh ekstrak kental.
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI,
Vol. 2, No. 2, 2013, 111-115

CARA KERJA

2. Maserasi Serbuk Kubis Ungu


Kubis ungu segar dipotong kecil-kecil dan dikeringkan dengan oven pada suhu 60oC. Kubis
ungu kering kemudian diserbuk dan diayak dengan pengayak mesh 100. Metode ekstraksi
yang digunakan yaitu metode maserasi pada suhu ruangan. Sampel sejumlah 100 gram
dimasukkan ke dalam maserator, kemudian ditambahkan pelarut sampai seluruh bahan
terendam. Jenis pelarut yang digunakan meliputi etanol 70%, 80%, 95% dan 96% yang
masing-masing ditambahkan asam sitrat 3%b/v . Proses maserasi dilakukan selama 3 x 24
jam sambil sesekali dilakukan pengadukan atau dengan bantuan shaker. Ekstraksi diulang
sebanyak 3 kali. Maserat yang dihasilkan kemudian dipekatkan dengan cara menguapkan
pelarutnya menggunakan vaccum rotary evaporator dengan tekanan rendah pada suhu 70o
C hingga diperoleh ekstrak kental. Pada metode ini dilakukan juga proses frezze dryer
untuk mendapatkan ekstrak kering.
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI,
Vol. 2, No. 2, 2013, 111-115

CARA KERJA

4. Metode Soxhletasi
Sampel yang digunakan pada proses ekstraksi dengan metode soxhletasi terdiri dari
serbuk kubis ungu dan sampel kubis segar dalam suasana netral.

5. Soxhletasi Serbuk Kubis Ungu


Sejumlah serbuk kubis ungu dimasukkan ke dalam alat soxhlet, kemudian
ditambahkan etanol 96% sebagai pelarut dengan perbandingan 1 : 5 sampai seluruh
bahan terendam. Proses ekstraksi dilakukan selama kurang lebih 2 jam. Maserat
yang dihasilkan kemudian dipekatkan dengan cara menguapkan pelarutnya
menggunakan vaccum rotary evaporator dengan tekanan rendah pada suhu 70oC
hingga diperoleh ekstrak kental.
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI,
Vol. 2, No. 2, 2013, 111-115

CARA KERJA

6. Soxhletasi Kubis Ungu Segar


Sejumlah kubis ungu segar yang sudah dipotong kecil-kecil dan diblender
dimasukkan ke dalam alat soxhlet, kemudian ditambahkan . etanol 96% sebagai
pelarut dengan perbandingan 1 : 5 sampai seluruh bahan terendam. Proses ekstraksi
dilakukan sama seperti pada soxhletasi serbuk kubis ungu sampai diperoleh ekstrak
kental.

7. Pengukuran Panjang Gelombang Maksimal


Ekstrak dengan konsentrasi 1mg/mL dalam etanol diukur panjang gelombang maksi
mum dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 200-40
0 nm. Hal yang sama dilakukan pada larutan pembanding yaitu rutin dengan konse
ntrasi 20 μg/ml.
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI,
Vol. 2, No. 2, 2013, 111-115

CARA KERJA

6. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode Penangkapan radikal Bebas DPPH

Sebanyak 1,000 g ekstrak kubis ungu dilarutkan dengan etanol dalam labu ukur
100,0 mL. Larutan tersebut dipipet sebanyak 100; 200 ; 400; 800; 1600 μL kemudian
dimasukkan dalam labu ukur 5,0 mL. Tambahkan 1,0 mL DPPH 0,4 mM dan etanol
sampai tanda batas, kocok hingga campuran homogen dan didiamkan selama 30
menit. Larutan ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 515 nm. Dilakukan
pula pembacaan absorbansi kontrol negatif yaitu tanpa penambahan larutan uji.
Larutan rutin sebagai kontrol positif dibuat dengan konsentrasi 10 μg /mL dalam
etanol. Larutan tersebut dipipet sebanyak 0,1; 0,5; 1; 2; 4 mL kemudian dimasukkan
dalam labu ukur 5,0 mL dan diberi perlakuan sama dengan perlakuan terhadap
ekstrak. Aktivitas antioksidan sampel ditentukan oleh besarnya hambatan serapan
radikal DPPH melalui perhitungan persentase inhibisi serapan DPPH

Anda mungkin juga menyukai