Jika partikel-partikel sol padat diletakkan dalam zat cair atau gas maka
partikel-partikelnya akan terakumulasi pada permukaan zat padat tersebut.
Fenomena ini disebut adsorpsi yang terkait dengan penyerapan partikel pada
permukaan zat. Jadi Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada
permukaan koloid. Adsorbsi dengan absorpsi itu berbeda. Perbedaannya adalah
absorpsi terkait dengan penyerapan partikel sampai ke bawah permukaan
zat.
Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan
maupun gas) terikat pada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film
(lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan absorpsi dimana
fluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan. Adsorpsi
secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada
dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan
kimia fisika antara substansi dengan penyerapnya. Definisi lain menyatakan
adsorpsi sebagai suatu peristiwa penyerapan pada lapisan permukaan atau antar
fasa, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada bahan pengadsorpsi atau
adsorben.
Adsorpsi kimia terjadi karena adanya gaya-gaya kimia dan diikuti oleh
reaksi kimia. Pada adsorpsi kimia hanya satu lapisan gaya yang terjadi. Besarnya
energi adsorpsi kimia ±100 kj/mol. Adsorpsi jenis ini menyebabkan terbentuknya
ikatan secara kimia sehingga diikuti dengan reaksi kimia, maka adsorpsi jenis ini
akan menghasilkan produksi reaksi berupa senyawa yang baru. Ikatan kimia yang
terjadi pada kemisorpsi sangat kuat mengikat molekul gas atau cairan dengan
permukaan padatan sehingga sangat sulit untuk dilepaskan kembali (irreversibel).
Dengan demikian dapat diartikan bahwa pelepasan kembali molekul yang terikat di
adsorben pada kemisorpsi sangat kecil.
Perbedaan adsorpsi dan absorpsi bukan hanya terletak pada huruf D dab B
sajja tetapi juga pada ya serapnya. Pada adsorpsi daya serap koloid hanya pada
permukaan tetapi pada absorpsi penyerapan terjadi sampai kedalam bawah
permukaan suatu zat intinya. Jadi dapat di simpulkan bahwa adsorpsi adalah
penyerapan yang terjadi hanya pada permukaanya saja sedangkan absorpsi adalah
penyerapan yang terjadi hingga kedalam bawah permukaan suatu zat.
2. Misel
Misel yang tersusun dari surfaktan ionik memiliki daya tarik elektrostatik
terhadap ion-ion yang mengelilinginya dalam larutan, yang terakhir dikenal
sebagai ion lawan (counterion). Serabut ionik mempengaruhi banyak sifat
campuran, termasuk konduktivitas listriknya. Menambahkan garam ke koloid
mengandung misel dapat menurunkan kekuatan interaksi elektrostatik dan
menyebabkan pembentukan misel ionik yang lebih besar. Hal ini lebih akurat
dilihat dari sudut pandang muatan efektif dalam hidrasi sistem.
3. Emulifikasi
Emulsi air dalam minyak (W / O), dengan HLB berkisar 3-6
Emulsi minyak dalam air (O / W), dengan HLB berkisar 8-18
Secara umum emulsifier dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu emulsifier
alami dan emulsifier buatan.
1) Emulsifier Alami
a) Telur (Lesitin)
b) Kuning dan putih telur
c) Gelatin
d) Kedelai
e) Lesitin
4. Surfaktan
4.1 Jenis-jenis surfaktan :
a. Surfaktan Anionik
Surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion.
Karakteristiknya yang hidrofilik disebabkan karena adanya gugus ionik
yang cukup besar, yang biasanya berupa gugus sulfat atau sulfonat. Contoh:
Surfaktan Asam Karboksilat: stearat berguna untuk produk seperti
deodoran dan antiperspirant. Garam (natrium stearat) pembuat
sabun yang sangat baik.
Sulfat Natrium lauril sulfat (SLS), amonium sulfat lauril (ALS), atau
teretoksilasi, natrium sulfat laureth (SLES) dalam penggunaan
pembuatan sabun. Surfaktan tersebut pembuat foam sangat baik.
Asam sulfonat: umumnya lebih ringan dibandingkan sulfat. Mereka
termasuk Taurates (berasal dari taurin), Isethionates (berasal dari
asam isethionic), sulfonat olefin, dan Sulfosuccinates.
b. Surfaktan kationik
Surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation. Surfaktan
jenis ini memecah dalam media cair, dengan bagian kepala surfaktan
kationik bertindak sebagai pembawa sifat aktif permukaan. Contoh: yang
paling signifikan digunakan dalam kosmetik yaitu Quats. Quats seperti
klorida Cetrimonium dan Klorida Stearalkonium memberikan dasar untuk
kondisioner rambut.
c. Surfaktan amfoter
Surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negatif.
Surfaktan Amfoterik (positif atau negatif) Surfaktan ini memiliki ion positif
dan negatif. Rantai hidrofobik mengikat rantai hidrofilik sehingga tersusun
dari ion positif dan negatif. Perlakuannya tergantung pada kondisi medium
atau nilai pH. Contoh: Lauriminodipropionate Natrium dan
Lauroamphodiacetate Dinatrium. Amphoterics terutama digunakan dalam
kosmetik sebagai surfaktan sekunder.
Amfoterik dapat membantu meningkatkan busa, dan bahkan
mengurangi iritasi. Juga digunakan untuk shampoo bayi dan produk
pembersih lain yang memerlukan kelembutan.
Pada aplikasinya sebagai bahan pembersih untuk material kain, tanah dan
sejenisnya, surfaktan dapat bekerja melalui tiga cara yang berbeda, yakni roll up,
emulsifikasi dan solubilisasi.
a. Roll up: Pada mekanisme ini, surfaktan bekerja dengan menurunkan tegangan
antarmuka antara minyak dengan kain atau material lain yang terjadi dalam larutan
berair.
b. Emulsifikasi: Pada mekanisme ini surfaktan menurunkan tegangan antarmuka
minyak-larutan dan menyebabkan proses emulsifikasi terjadi.
c. Solubilisasi: Melalui interaksi dengan misel dari surfaktan dalam air (pelarut),
senyawa secara simultan terlarut dan membentuk larutan yang stabil dan jernih.
Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang mendadak
pada daerah konsentrasi yang tertentu. Perubahan yang mendadak ini disebabkan
oleh pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa molekul surfaktan
menjadi satu, yaitu pada konsentrasi kritik misel. Pada konsentrasi kritik misel
terjadi penggumpalan atau agregasi dari molekul-molekul surfaktan membentuk
misel. Misel biasanya terdiri dari 50 sampai 100 molekul asam lemak dari sabun
Sifat-sifat koloid dari larutan elektrolit sodium dedosil sulfat.
4.4 Mekanise Kerja Surfaktan
Sufaktan mempunyai struktur molekul yang terdiri dari gugus hydrophobic
dan hydrophilic. Gugus hydrophobic merupakan gugus yang sedikit
tertarik/menolak air sedangkan gugus hydrophilic tertarik kuat pada molekul air.
Sturktur ini disebut juga dengan struktur amphipatic. Adanya dua gugus ini
menyebabkan penurunan tegangan muka dipermukaan cairan. Gugus hidrofilik
pada surfaktan bersifat polar dan mudah bersenyawa dengan air, sedangkan gugus
lipofilik bersifat non polar dan mudah bersenyawa dengan minyak. Di dalam
molekul surfaktan, salah satu gugus harus lebih dominan jumlahnya. Bila gugus
polarnya yang lebih dominan, maka molekul-molekul surfaktan tersebut akan
diabsorpsi lebih kuat oleh air dibandingkan dengan minyak. Akibatnya tegangan
permukaan air menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase
kontinu. Demikian pula sebaliknya, bila gugus non polarnya lebih dominan, maka
molekul molekul surfaktan tersebut akan diabsorpsi lebih kuat oleh minyak
dibandingkan dengan air. Akibatnya tegangan permukaan minyak menjadi lebih
rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase kontinu.
Fungsi busa dalam proses pencucian memang terkait dengan perlakuan fisik
terhadap cucian, bukan pada bagian reaksi kimianya, dan ini penjelasannya,
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak
yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali
(seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses
yang dikenal dengan saponifikasi.
Bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan sabun yaitu jenis alkali yang
umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH,
dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam
industri sabun. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena
sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat)
merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak
dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).