Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 TEORI DASAR
Sifat Cairan dan Tegangan Permukaan
Cairan memiliki sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh fluida lain. Beberapa
sifat cairan diantaranya adalah tekanan uap, viskositas, tegangan permukaan, titik didih,
dan titik beku.
Salah satu fenomena sifat cairan yang banyak dijumpai ialah tegangan
permukaan atau surface tension. Tegangan permukaan adalah gaya yang bekerja tegak
lurus dalam satuan panjang pada permukaan zat cair. Contohnya ialah nyamuk dapat
berdiri di permukaan air karena gaya antar molekul air. Dalam cairan, terdapat dua jenis
yaitu molekul eksterior (pada permukaan) dan interior (dibawah permukaan). Molekulmolekul interior tertarik ke semua molekul di sekitarnya, sedangkan molekul eksterior
tertarik pada molekul lain yang berada pada permukaan dan molekul interior. Hal
tersebut membuat keadaan energi dari molekul pada interior jauh lebih rendah
dibandingkan dengan molekul pada eksterior. Karena itu, molekul mencoba untuk
mempertahankan luas permukaan minimum, sehingga memungkinkan lebih banyak
molekul memiliki keadaan energi yang lebih rendah. Inilah yang menciptakan seperti
ada kulit pada permukaan air.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah gaya
intermolecular, ikatan hydrogen, temperature, dan zat terlarut. Terdapat metode-metode
yang dapat digunakan untuk menentukan tegangan permukaan antara lain metode Du
Noy Cincin, Metode Kenaikan Kapiler, Metode Berat Tetes., dan Menghitung Jumlah Tetes
Young-Laplace
Persamaan Young-Laplace adalah persamaan diferensial parsial nonlinear yang
menggambarkan perbedaan tekanan kapiler di antarmuka antara dua cairan statis,
seperti air dan udara, karena fenomena tegangan permukaan atau ketegangan dinding,

meskipun penggunaan akhir-akhir ini hanya berlaku jika asumsi bahwa dinding sangat
tipis.
p= . =2 H =

( R11 + R12 )

Dalam hal ini p adalah perbedaan tekanan di antarmuka fluida, adalah


teganganpermukaan, adalah titik normal permukaan, H adalah kelengkungan rata-rata,
dan R1, R2 adalah jari-jari kelengkungan.
ENERGI BEBAS PERMUKAAN
Energi bebas permukaan adalah kerja yang dilakukan (energi) untuk memperbesar
atau menambah luas permukaan cairan.
f = .2 l
Apabila ditambahkan suatu massa untuk memperbesar permukaan dengan jarak ds,
maka kerja atau energi :
dw=f . ds= .2l . ds

Dan karena

2l x ds penambahan luas permukaan (dA) yang disebabkam oleh

pelebaran film, maka :


dw= x dA

Adsorpsi
Terdapat dua jenis adsorpsi, bergantung pada konsentrasi adsorbat pada permukaan
adsorben yakni Adsorpsi Positif dan Adsorpsi Negatif
Adsorpsi Isoterm
Adsorpsi isoterm merupakan ketergantungan pada tekanan dan temperatur tertentu
dengan merupakan tingkat adsorpsi.
a. Adsorpsi isotherm Langmuir
Pada kesetimbangan, laju tersebut adsorpsi sama dengan desorpsi sehingga
penyelesaian menghasilkan isoterm langmuir:
K
KP
=
K= ads
1+ KP
K des
b. Adsorpsi isotherm Freundlich

Menyatakan persamaan empiris untuk mewakili variasi isotermal adsorpsi dari


kuantitas gas yang diserap oleh satuan massa adsorben padat dengan tekanan.
Persamaan ini dikenal sebagai Freundlich Adsorpsi isoterm adsorpsi Freundlich atau
persamaan atau hanya Freundlich Isoterm.
1
x
=k P n
m
log

( mx )=log k + 1n log p

Surfaktan
a. Definisi
Istilah surfaktan (surface active agent) pada umumnya digunakan untuk
menggambarkan molekul yang berinteraksi pada permukaan cairan.Surfaktan
merupakan suatu molekul yang terdiri dari gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga
dapat menyatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak.
b. Golongan Surfaktan
Penggunaan surfaktan sesungguhnya terbagi atas tiga golongan atas dasar
penggunaannya yakni bahan pembasah (wetting agent), bahan pengemulsi (emulsifying
agent), dan bahan pelarut (solubilizing agent)
c. Jenis-jenis Surfaktan
Klasifikasi surfaktan berdasarkan muatan dibagi menjadi empat golongan, yaitu
surfaktan anionik, surfaktan kationik, surfaktan nonionik, dan surfaktan amfoter.
Pada dasarnya semua sabun adalah deterjen, dan deterjen adalah surfatkan.
Proses pembuatan sabun dan deterjen, atau disebut juga dengan saponifikasi, tidak
dibuat dari ester sederhana, melainkan dari ester yang lebih kompleks. Selain
pembentukan ester, sabun juga terdiri dari penjumlahan berbagai jenis zat kimia dengan
fungsi-fungsi tertentu seperti srufaktan, builder, corrosion inhibitors, suspension agents,
dan lainnya. Dalam konteks ini dikenal juga istilah hydrophilic-liphophilic balance
(HLB). Nilai HLB suatu emulsifier adalah angka yang menunjukkan ukuran
keseimbangan dan regangan gugus hidrofilik (menyukai air atau polar) dan gugus
lipofilik (menyukai minyak atau non-polar), yang merupakan sistem dua fase yang
diemulsikan. Suatu molekul yang mempunyai nilai HLB rendah biasanya lebih lipofilik
begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi nilai HLB semakin mudah ia larut dalam

Dalam tegangan permukaan, istilah emulsi, emulsifier, emulsifikasi dan


demulsifikasi tak jarang ditemukan. Emulsi adalah sistem heterogen yang terdiri dari
sedikitnya satu cairan tidak saling campur yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam
bentuk droplet atau partikel dengan diameter kira-kira 0,1 m. Emulsifier atau zat
pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan air.
Emulsifikasi adalah proses pembuatan suatu emulsi, sedangkan demulsifikasi adalah
kebalikan dari emulsifikasi, yaitu penghancuran dari emulsi, atau secara lebih
sederhana, pemisahan dari minyak dan air.
Konsentrasi Kritis Misel (CMC)
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan
permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan
melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi
terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan
permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan
permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan
terbentuk misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya.
Penentuan CMC pada umumnya dilakukan dengan cara mengukur tegangan
muka atau tegangan antar muka dari larutan surfaktan sebagai fungsi dari konsentrasi.
Makin tinggi konsentrasi surfaktan menyebabkan tegangan muka semakin rendah
sampai mencapai konsentrasi dimana tegangan antar mukanya konstan. Batas awal
konsentrasi mulai konstan disebut CMC. Harga CMC dapat ditentukan dari sifat atau
karakteristik surfaktan seperti : surface tension, coductivity, solubilization.
Tanin
Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu senyawa
polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan
menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino
dan alkaloid. Tanin merupakan campuran senyawa polifenol yang jika semakin banyak
jumlah gugus fenolik maka semakin besar ukuran molekul tanin. Pada mikroskop, tanin
biasanya tampak sebagai massa butiran bahan berwarna kuning, merah, atau cokelat.

BAB II
ISI
Pemicu No. 1
a. Apa yang menyebabkan fenomena seperti kulit/skinlike ini?
Dalam air, terdapat dua jenis molekul, yakni molekul eksterior (pada
permukaan) dan interior (dibawah permukaan). Molekul interior pada setiap sisinya
akan tertarik ke segala arah sehingga resultan gayanya bernilai nol. Sedangkan molekul
pada permukaan (molekul eksterior) tidak memiliki gaya tarik ke arah atas karena tidak
ada zat cair diatasnya. Oleh karena itu pada permukaan zat cair molekul memiliki gaya
resultan ke arah bawah yang menyebabkan beberapa kekuatan ketidakseimbangan pada
permukaan cairan. Hal tersebut membuat keadaan energi dari molekul pada interior jauh
lebih rendah dibandingkan dengan molekul pada eksterior. Karena itu, molekul
mencoba untuk mempertahankan luas permukaan minimum, sehingga memungkinkan
lebih banyak molekul memiliki keadaan energi yang lebih rendah. Inilah yang
menciptakan seperti ada kulit pada permukaan air.
b. Tuliskan sifat cairan? Apa yang dimaksud drngan tegangan permukaan?
Tuliskan rumus tegangan permukaan? Sebutkan faktor apa saja yang
mempengaruhi tegangan permukaan dan jelaskan!
Cairan ialah salah satu fluida yang memiliki sifat khusus sehingga membedakannya
dari fluida lain. Terdapat beberapa sifat cairan, yakni
-

Tekanan uap
Tekanan uap cairan terjadi saat kesetimbangan uap-cair dicapai. Maksud nya adalah
jumlah molekul yang menguap dari permukaan cairan dan jumlah molekul yang
kembali ke cairan sama dan mencapai kesetimbangan dinamik. Tekanan uap
dipengaruhi oleh suhu dan jenis cairan. Hal ini karena suhu mempengaruhi interaksi
antar molekul dan besarnya interaksi juga dipengaruhi jenis cairan. Volume dan jumlah
cairan tidak mempengaruhi selama cairan masih ada. Tekanan uap cairan meningkat

dengan meningkatnya suhu. Tekanan uap cairan menurun jika ditambahlkan zat terlarut.
Titik didih
Cairan adalah zat yang compressible. Semakin lama dipanaskan maka cairan akan
membentuk gelembung, yakni berubah menjadi fase gas. Wujud ketika banyak
gelembung terbentuk disebut mendidih. Suhu saat cairan mendidih disebut titik didih.
5

Perubahan titik didih bergantung pada tekanan atmosfer. Ketika besar tekanan atmosfer
-

1 atm, maka disebut titik didih normal.


Titik beku
Saat suhu diturunkan makan energi kinetik molekul akan menutun sehingga tekan uap
nya menurun. Zat compressible ini akan berubah menjadi fase padat ketika suhunya

diturunkan. Titik didih ialah suhu saat terjadinua perubahan cairan menjadi fase padat.
Tegangan permukaan
Adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk merggang sehingga seperti terbungkus
plastik atau film. Terjadi akibat adanya gaya tarik-menarik molekul zat cair yang sejajar

dengan permukaan
Viskositas
Viskositas atau kekntalan adalah ketahan aliran suatu cairan pada pengaruh tekanan atau
tegangan, faktor yang mempengaruhi viskositas diantaranya
Semakin tinggi gaya intermolekul maka viskositas semakin tinggi
naiknya temperatur membuat viskositas menurun
ikatan hidrogen yang kuat membuat viskositas meningkat.
Tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus dalam
satuan panjang pada permukaan zat cair. Salah satu sifat cairan ini dapat didefinisakn
sebagai kecenderungan permukaan zat cair untuk meregang sehingga permukaannya
seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis (film atau plastik). Terjadi akibat adanya gaya
tarik-menarik molekul zat cair yang sejajar dengan permukaan.
Tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai
=

F
d

= tegangan permukaan (N m-1)

F : gaya tegangan permukaan (N)


d : panjang permukaan (m)\
Faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan diantaranya
1. Suhu

Tegangan permukaan menurun seiring dengan kenaikan suhu. Hal ini karena suhu
mempengaruhi energi kinetik (kecepatan) suatu molekul. Suhu yang tinggi membuat
molekul bergerak lebih cepat sehingga kekuatan gaya antarmolekul menurun.
Contohnya, pakaian yang dicuci lebih efisien dalam air panas daripada di air dingin
karena tegangan permukaan menurun dalam air panas.
2. Zat terlarut (solut)
Zat terlarut dapat menaikkan atau menurunkan tegangan permukaan. Pada air adanya
elektrolit anorganik dan non-elektrolit tertentu dapat menaikkan tegangan permukaan.
Contohnya sukrosa dan gliserin. Sedangkan zat terlarut yang dapat menurunkan
tegangan permukaan contohnya detergen, sabun, dan alkohol.
3. Jenis cairan
Cairan dengan gaya tarik antar molekul yang besar memiliki tegangan permukaan yang
besar, contohnya air. Sedangkan yang menurunkan tegangan permukaan ialah cairan
yang gaya tarik antar molekul nya kecil, misalnya bensin.
4. Surfaktan
Sesuai dengan namanya surface active agent, surfaktan dapat mengkatifkan permukaan
karena cenderung terkonsentraso pada permukaan. Orientasi surfaktan cenderung pada
rantai lurus. Contoh surfaktan ialah sabun
c. Apa hubungan antara intermolecular forces dan surface tension (tegangan
permukaan)?
Tegangan permukaan (surface tension) berhubungan erat dengan gaya
intermolekular, yakni gaya tarik antar molekul cairan. Semakin kuat gaya
intermolekular maka semakin kuat tegangan permukaan. Seperti dijelaskan sebalumnya
hal ini dikarenakan teganagn permukaan dipengaruhi gaya kohesi dan adhesi. Pada
permukaan cairan, molekul eksterior (molekul pada permukaan) ditarik ke dalam oleh
molekul interior (dibawah permukaan) dan tidak tertarik intens oleh molekul dari
medium luar, contohnya udara. Jadi hubungan antara intermolecular forces dan surface
tension ialah berbanding lurus.
d. Sebutkan metode apa saja yang dapat digunakan untuk menentukan tegangan
permukaan? Jelaskan prinsipnya!
1. Metode kenaikan kapiler

Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian cairan yng naik melaluiu
suatu kapiler. Jika sudut kontak lebih besar dari 90 o cairan akan tertekan kebawah
membentuk cekungan
2 cos
h=
gr
h : tinggi permukaan zat cair (m)
: tegangan permukaan (N m-1)

: massa jenis (kg/m3)

r : jari-jari (m)
: sudut kontak (m/s2)
2. Metode cincin Du-Nuoy
Metode ini bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan
antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu
cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau
tegangan antar muka dari cairan tersebut.
F
=
f
4 r
3. Metode bobot tetes
Alat yang digunakan adalah stalagnometer. Prinsip kerja nya ialah tegangan permukaan
ditentukan oleh bobot jenis cairan yang menetes secara perlahan dari ujung pipa yang
berdiri tegak
mg
=
2 r
4. Metode hitung jumlah tetes
Pada metode ini dihitung jumlah tetes yang dikandung suatu volume tertentu yang akan
diukur tekanan permukaannya. Kemudian dibandingkan dengan cairan yang kira-kira
tekana permukaannya sama dengan cairan yang akan diukur
1 N 1 1
=
2 N 2 2

N : jumlah tetesan ;

: massa jenis

e. Sebuah pipa kapiler dengan diameter 0,67 mm dimasukkan ke dalam zat cair
yang mempunyai kerapatan 1,92 g/cm3. Bila kenaikan cairan dalam kapiler 1,5
cm dan sudut kontak zat cair dengan dinding kapiler adalah 37o. Hitung
tegangan permukaan zat cair tersebut!
Diketahui :
d = 0,67 mm = 0,67 x 10-3
= 1,92 g/cm3 = 1,92 x 106 g/m3
= 37o

h= 1,5 cm = 0,015 m
Ditanyakan : tegangan permukaan ( ?
Jawab :
Menggunakan persamaan dari metode kenaikan kapiler sehingga
h=

2 cos
gr

d 0,67 x 103
r= =
m=0,335 x 103 m
2
2
o

0,015 m=

2 cos37
g
m
1,92 x 10 6 3 x 9,8 2 x 0,335 x 103 m
m
s
=59,195 N m-1

f. Kenaikan air dan benzene dalam kapiler yang sama masing-masing adalah
9,9 dan 4,5 cm. Jika pada 20oC tegangan permukaan air 72,75 dyne/cm,
kerapatan air dan benzene masing-masing adalah 0,9982 dan 0,8785 g/cm 3.
Hitung tegangan permukaan benzene dan jari-jari pipa kapiler ?
Dik.
hair
= 9,9 cm
hbenzena
= 4,5 cm
T
= 20oC
AIR
= 72,75 dyne/cm
air
= 0,9982 g/cm3
benzena
= 0,8785 g/cm3
- benzene?
9

r pipa?

air
benzena

0,5 x r xh x xg
0,5 x r xh xxg

g
72,75 dyne /cm
cm 3
=
benzena
g
4,5 cm x 0,8785 3
cm
9,9 cm x 0,9982

benzena =29,10
Menghitung jari-jari kapiler
r=
r=

dyne
cm

benzena
0,5 x x g x h

29,10 dyne /cm


g
cm
0,5 x 0,8785 3 x 980 2 x 4,5 cm
cm
s
r=0,015 cm

Pemicu No. 2
a. Keseimbangan

antara

tegangan

permukaan

dan

gaya

eksternal

menentukan bentuk tetesan atau gelembung. Tuliskan persamaan YoungLaplace (Lihat Buku Kimia Fisika, Atkins, Edisi 9)
Persamaan Young-Laplace adalah persamaan diferensial parsial nonlinear yang
menggambarkan perbedaan tekanan kapiler di antarmuka antara dua cairan statis,
seperti air dan udara, karena fenomena tegangan permukaan atau ketegangan
dinding, meskipun penggunaan akhir-akhir ini hanya berlaku jika asumsi bahwa
dinding sangat tipis. Perbedaan tekanan berkaitan dengan bentuk permukaan atau
dinding dan secara mendasar penting dalam studi statis permukaan kapiler.
Kesetimbangan tegangan untuk larutan statis bertemu pada antarmuka, dimana
antarmuka dianggap sebagai permukaan(titik nol):
p= . =2 H =

( R11 + R12 )

10

Dalam hal ini p adalah perbedaan tekanan di antarmuka fluida, adalah


tegangan permukaan, adalah titik normal permukaan, H adalah kelengkungan ratarata, dan R1, R2 adalah jari-jari kelengkungan.
b. Hitung konsentrasi kelebihan permukaan dari data soal diatas!
ada keadaan diatas menggunakan rumus umum

( c ) =RT 1c
T

=RT s ln c

Dibuat persamaan atas kondisi diatas:

X
-2,30259
-1,60944
-1,20397
-0,91629
-0,69315

Y
70,2
67,7
65,1
62,8
59,8

Persamaan garis yang didapat adalah y = -6,1975x + 56,784


maka, dari persamaan garis diatas didapat nilai gradien. Dari nilai gradien tersebut,
dapat ditentukan nilai

m=RT s
6,1975=( 0,082 )( 293 ) s
s=

6,1975
( 0,082 )( 293 )

s =0,26
c. Adsorpsi pada antarmuka cairan, ada yang menunjukkan adsorpsi positif dan
ada juga adsorpsi negatif. Jelaskan mengenai energi bebas permukaan?
Jelaskan pula tentang definisi adsorpsi positif dan negatif, berikan contoh
masing-masing!
Energi Bebas Permukaan

11

Surfaktan adalah sebuah spesies yang aktif pada antarmuka antara dua fase,
seperti pada antarmuka antara fase hidrofilik dan hidrofobik. Surfaktan A berkumpul
pada antarmuka, dan memodifikasi tegangan permukaan dan karenanya tekanan
permukaan. Untuk membangun hubungan antara konsentrasi surfaktan di permukaan
dan perubahan tegangan permukaan itu membawa, kita mempertimbangkan dua fase
dan kontak dan anggaplah bahwa sistem terdiri dari beberapa komponen J, masingmasing berada dalam jumlah keseluruhan nJ. Jika komponen yang terdistribusi secara
merata melalui dua tahap sampai ke antarmuka, yang diambil menjadi bidang luas
permukaan , total energi Gibbs, G, akan menjadi jumlah dari energi Gibbs dari kedua
fase, G = G () + G (). Namun, komponen tidak merata karena salah satu dapat
menumpuk pada antarmuka. Akibatnya, jumlah dari dua energi Gibbs berbeda dari G
dengan jumlah yang disebut permukaan Gibbs energi
G( )=G{G( )+G ( ) }
Energi bebas permukaan adalah kerja yang dilakukan (energi) untuk
memperbesar atau menambah luas permukaan cairan.
f = .2 l

Apabila ditambahkan suatu massa untuk memperbesar permukaan dengan jarak ds,
maka kerja atau energi :
dw=f . ds= .2l . ds
Dan karena

2l x ds penambahan luas permukaan (dA) yang disebabkam oleh

pelebaran film, maka :


dw= x dA
Adsorpsi Positif
Dalam kasus adsorpsi dengan padatan dari solusi, sebagian besar zat terlarut
yang teradsorpsi pada permukaan adsorben padat sehingga konsentrasi zat terlarut pada
permukaan adsorben lebih besar dari dalam bulk. Hal ini dikenal sebagai adsorpsi
positif. Oleh karena itu ketika konsentrasi adsorbat lebih pada permukaan adsorben
daripada dalam jumlah besar, hal ini dikenal sebagai adsorpsi positif. Contohnya adalah
zat warna oleh alumunium atau chromium.
12

Adsorpsi Negatif
Dalam beberapa kasus, pelarut dari larutan dapat diserap oleh adsorben sehingga
konsentrasi larutan meningkat dari konsentrasi awal, disebut adsorpsi negatif. Oleh
karena itu jika konsentrasi adsorbat kurang pada permukaan adsorben daripada dalam
jumlah besar, hal ini dikenal sebagai adsorpsi negatif. Contohya adalah alkaloid dengan
karbon aktif.
d. Film permukaan satu molekul tebal disebut dengan monolayer. Ketika
monolayer ditransfer ke solid support, itu disebut film Langmuir-Blodgett.
Tuliskan persamaan Langmuir dan Freundlich dan perbedaannya
Adsorpsi isoterm merupakan ketergantungan pada tekanan dan temperatur
tertentu dengan merupakan tingkat adsorpsi.
Persamaan Langmuir
Pada tahun 1918, Langmuir menurunkan teori isoterm adsorpsi dengan
menggunakan model sederhana berupa padatan yang mengadsorpsi gas pada
permukaannya. Model ini mendefinisikan bahwa kapasitas adsorpsi maksimum terjadi
akibat adanya lapisan tunggal (monolayer) adsorbat di permukaan adsorben.
Berdasarkan teorinya, persamaan Langmuir menjelaskan hubungan antara jumlah
bagian aktif pada permukaan yang dapat melakukan adsorbsi dan tekanan.
Isoterm ini merupakan isoterm yang paling sederhana, didasarkan pada asumsi
bahwa setiap tempat adsorpsi adalah ekuivalen, kemampuan partikel untuk terikat di
tempat itu, tidak bergantung pada tditempati atau tidaknya tempat yang berdekatan.
Keseimbangan dinamika ini memiliki laju reaksi adsorpsi (ka) dan desorpsi(kd).
Laju adsorpsi sebanding dengan tekanan A sebesar p dan jumlah tempat kosong. N(1), dengan N merupakan jumla tempat total. Persamaannya:
=k a N ( 1 )
Untuk desorpsi, sebanding dengan jumlah spesies yang teradsorpsi, N. Persamaannya
=k a N
Pada kesetimbangan, laju tersebut sama sehingga penyelesaian menghasilkan isoterm
langmuir:

13

K
KP
K= ads
1+ KP
K des

Dimana

adalah angka dari suatu permukaan yang di lapisi oleh molekul gas, P

menunjukkan tekanan dan K adalah konstanta untuk distribusi adsorban antara


permukaan dan fasa gas dibagi dengan K desospsi, atau dapat dijabarkan sebagai
berikut
Limitasi dari adsorpsi Langmuir adalah digunakan pada tekanan rendah saja.
Pada tekanan rendah, KP juga kecil, faktor 1+KP pada pembagi dapat di abaikan. Maka
persamaan Langmuir dapat direduksi menjadi
=KP
Pada tekanan tinggi, KP juga besar, maka faktor 1+KP pada pembagi mendekati nilai
KP, maka persamaan langmuir dapat direduksi menjadi
KP
=
=1
KP
Kurva yang berbeda diperoleh pada temperatur yang berbeda. Tergantung K
pada temperatur dapat digunakan untuk menentukan entalpi isotermik adsorpsi Hado,
yaitu entalpi adsorpsi pada penutupan permukaan tertentu. Persamaan K didapatkan dari
persamaan vant Hoff.
Persamaan Freundlich
Pada tahun 1909, Freundlich menyatakan persamaan empiris untuk mewakili variasi
isotermal adsorpsi dari kuantitas gas yang diserap oleh satuan massa adsorben padat
dengan tekanan. Persamaan ini dikenal sebagai Freundlich Adsorpsi isoterm adsorpsi
Freundlich atau persamaan atau hanya Freundlich Isoterm.
1

x
=k P n
m

log

( mx )=log k + 1n log p

Dimana x adalah massa gas diadsorbsi oleh massa m pada adsorban di temperatur P dan
k, n adalah konstanta yang nilainya bergantung pada adsorban dan gas pada temperatur
tertentu.

14

Secara eksperimental ditetapkan bahwa tingkat adsorpsi bervariasi berhubungan dengan


tekanan sampai tekanan saturasi P tercapai. Selain itu, titik adsorpsi akan jenuh setelah
memberikan tekanan yang lebih tinggi. Jadi Adsorpsi isoterm Freundlich gagal pada
tekanan yang lebih tinggi.
Perbedaan antara Persamaan Isoterm Langmuir dan Isoterm Freundlich
Isoterm Langmuir berdasar asumsi:
a. Adsorben mempunyai permukaan yang homogen, artinya afinitas setiap kedudukan
ikatan untuk molekul gas sama. Dan hanya dapat mengadsorpsi satu molekul
adsorbat untuk setiap molekul adsorbennya. Tidak ada interaksi antara molekulb.
c.
d.
e.
f.

molekul yang terserap.


Semua proses adsorpsi dilakukan dengan mekanisme yang sama.
Hanya terbentuk satu lapisan tunggal saat adsorpsi maksimum.
Gas yang teradsorpsi berkelakuan ideal dalam fasa uap.
Gas yang teradsorpsi dibatasi sampai lapisan monolayer.
Molekul gas yang teradsorpsi terlokalisasi, artinya mereka tidak bergerak pada
permukaan.
Isoterm Freundlich berdasarkan asumsi:
Adsorben mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai

potensi penyerapan yang berbeda-beda. Persamaan ini merupakan persamaan yang


paling banyak digunakan saat ini. Konsentrasi yang digunakan dalam isoterm
Freundlich lebih rendah dari yang digunakan pada isoterm Langmuir
Dalam model Langmuir, diasumsikan bahwa pada cakupan maksimum, hanya
ada lapisan monomolecular di permukaan. Ini berarti tidak ada penumpukan molekul
teradsorpsi. Pada isoterm Freundlich tidak terdapat pembatasan ini. Isoterm Langmuir
adalah isoterm teoritikal, sedangkan isoterm freundlich adalah empirikal.
Pemicu No. 3
a. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu wetting agent,
emulsifying agent, dan solubilizing agent. Tuliskan definisi surfaktan! Apa
tujuan penggunaan surfaktan, jelaskan dan juga terangkan masing-masing
surfaktan tersebut!
Definisi Surfaktan

15

Istilah surfaktan (surface active agent) pada umumnya digunakan untuk


menggambarkan molekul yang berinteraksi pada permukaan cairan. Surfaktan
merupakan suatu molekul yang terdiri dari gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga
dapat menyatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Pernyataan lain adalah
amfifil yang mengingatkan bahwa molekul atau ion mempunyai afinitas tertentu baik
terhadap pelarut polar maupun nonpolar. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan.
Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda yang dimiliki oleh molekulnya.
Molekul surfaktan memiliki bagian polar atau suka air (hidrofilik) dan bagian non polar
atau suka minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan
positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat
diadsorbsi pada antar permukaan udara-air, minyak-air dan zat padat-air, membentuk
lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai hidrokarbon ke
udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak. Umumnya
bagian non polar (lipofilik) adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara
bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil.
Di dalam molekul surfaktan, salah satu gugus harus lebih dominan. Bila gugus
polarnya yang lebih dominan, maka molekul-molekul surfaktan tersebut akan diabsorpsi
lebih kuat oleh air dibandingkan dengan minyak. Akibatnya tegangan permukaan air
menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase kontinu. Demikian
pula sebaliknya, bila gugus non polarnya lebih dominan, maka molekulmolekul
surfaktan tersebut akan diabsorpsi lebih kuat oleh minyak dibandingkan dengan air.
Akibatnya tegangan permukaan minyak menjadi lebih rendah sehingga mudah
menyebar dan menjadi fase kontinu. Surfaktan dapat menurunkan tegangan permukaan
air dengan mematahkan ikatan hidrogen pada permukaan.
Penggunaan Surfaktan
Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi dengan
cara menurunkan tegangan antarmuka, antara fasa minyak dan fasa air. Surfaktan
dipergunakan baik berbentuk emulsi minyak dalam air maupun berbentuk emulsi air
dalam minyak. Pada kehidupan sehari-hari, surfaktan digunakan pada berbagai bidang,
contohnya untuk deterjen, kosmetik, farmasi, makanan, tekstil, plastik dan lain-lain.
Selain itu, surfaktan juga digunakan sebagai salah satu bahan pada produk pangan

16

seperti margarin, es krim, dan lain sebagainya. Syarat agar surfaktan dapat digunakan
untuk produk pangan yaitu surfaktan tersebut harus memiliki nilai Hydrophyle
Lypophyle Balance (HLB) antara 2-16, tidak beracun, serta tidak menimbulkan iritasi.
Golongan-Golongan Surfaktan
Penggunaan surfaktan sesungguhnya terbagi atas tiga golongan atas dasar
penggunaannya
-

Agen pembasah (wetting agent) didefinisikan sebagai senyawa yang mempunyai


aktifitas permukaan (surface active agent) sehingga dapat menurunkan tegangan
permukaan (surface tension) antara udara cairan dan cairan cairan yang terdapat
dalam suatu sistem. Kemampuannya menurunkan tegangan permukaan disebabkan
karena agent pembasah memiliki struktur kimia yang mampu menyatukan dua

senyawa yang berbeda polaritasnya.


Surfaktan adalah suatu zat aktif permukaan yang memiliki sifat yang berbeda pada
kedua ujungnya. Ujung yang satu bersifat hidrofobik sedangkan ujung yang lain
bersifat hidrofilik. Sifat inilah yang membuat surfaktan dapat menyatukan minyak
dan air dengan cara menurunkan tegangan antarmuka dari air dan minyak sehingga
air dan minyak membentuk suatu emulsi. Oleh karena itu, surfaktan disebut juga

sebagai emulsifier.
Surfaktan sebagai pelarut didefinisikan sebagai sifat surfaktan yang dapat
mendispersi suatu koloid, menjadi suatu larutan. Sehingga, sifat inilah yang
menyebabkan adanya golongan bahan pelarut.
b. Sebutkan 4 jenis klasifikasi surfaktan berdasarkan muatannya dan jelaskan
untuk masing-masing serta berikan contoh!

Klasifikasi surfaktan berdasarkan muatan dibagi menjadi empat golongan, yaitu:


1. Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion.
Contohnya adalah garam alkana sulfonat, garam olefin sulfonat, garam sulfonat asam
lemak rantai panjang.
2. Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation.
Contohnya garam alkil trimethil ammonium, garam dialkil-dimethil ammonium dan
garam alkil dimethil benzil ammonium.
3. Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Contohnya
ester gliserin asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak,

17

polietilena alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina,


dialkanol amina dan alkil amina oksida.
4. Surfaktan amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif
dan negatif. Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino, betain, fosfobetain.
c. Salah satu sifat surfaktan adalah mengalami agregasi spontan dalam air dan
membentuk tipe struktur agregasi seperti misel, silinder, bilayer, dll seperti
pada gambar dibawah ini. Dapatkah anda jelaskan kenapa surfaktan dapat
membentuk berbagai tipe struktur dibawah ini? Sebutkan faktor penting
sebagai penentu tersebut!
Surfaktan, tak hanya beragregasi membentuk misel spheris tapi juga silinder,
bilayer dan misel terbalik. Tipe struktur agregasi yang terbentuk akan tergantung pada
faktor-faktor berbeda. Faktor yang terpenting sebagai penentu disebut parameter
surfaktan

Vc = volume bagian hidrofobik surfaktan


Lc = panjang rantai hidrokarbon
A = efektif area per kepala gugus

Gambar 1. Surfactan Numbers for a Cone, a Wedge, and a Cylinder

Misel spheris terbentuk untuk Ns 0,33 contohnya sodium dodecylsulfate (SDS)


dengan jumlah agregasi 56 dan jari-jari interior hidrofobik 1,7 nm dan efektive head

group area 0,62 nm2.


Misel silindris terbentuk saat Ns 0,5. ujung silinder tertutup oleh hemisphere untuk
mencegah exposure interior hidrokarbon oleh air. Walau diameter silinder ditentukan
oleh panjang surfaktan, misel silindris biasanya polidispersi karena silinder dapat
tumbuh lebih panjang dengan menggabungkan lebih banyak surfaktan.

18

Bilayer lebih mudah terbentuk pada Ns = 0,5-1. Agar lipid bilayer terbentuk, untuk
head group area

A dan rantai alkil Lc yang sama, rantai harus memiliki volume

dua kali lipat. Atas alasan ini lipid dengan 2 rantai alkil berkemungkinan besar
membentuk bilayer. Contohnya adalah phospholipid rantai ganda seperti phophatidyl
choline atau phophatidyl ethanolamine. Lipid dengan parameter surfaktan sedikit
dibawah 1 cenderung membentuk bilayer fleksibel atau vesicles. Lipid dengan NS =

1 membentuk bilayer real planar.


Misel terbalik dapat terbentuk jika surfaktan di dalam minyak. Pada misel terbalik
kepala berada di ujung dalam dan ekornya tetap kontak dengan minyak.
d. Misel terbentuk ketika mencapai konsentrasi tertentu. Apa yang dimaksud
dengan Konsentrasi Kritis Misel (CMC)? Bagaimana cara menentukan CMC?
apa yang anda terangkan dengan mengamati grafik dibawah ini?
Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan

gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan
minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh karena
sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan
air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian
polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini
yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air
dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase
air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam
dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar (lipofilik) adalah merupakan rantai
alkil yang panjang, sementara bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus
hidroksil.
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan
permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan
melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi
terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan
permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan

19

permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan
terbentuk misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya.
Misel adalah kumpulan molekul berukuran koloid, walaupun tidak ada tetesan
lemak. Hal ini disebabkan oleh adanya ekor hidrofobnya cenderung berkumpul, dan
kepala hidrofilnya memberikan perlindungan. Misel merupakan penggabungan
(agregasi) dari ion ion surfaktan dimana rantai hidrokarbon yang lipofil akan menuju
ke bagian dalam misel, meninggalkan gugus hidrofil yang berkontak dengan medium
air. Misel hanya terbentuk diatas konsentrasi kritis misel (CMC).
Critical Micelle Concentration atau CMC merupakan sifat penting surfaktan yang
menunjukkan batas konsentrasi kritis surfaktan dalam suatu larutan. Di atas CMC,
surfaktan akan membentuk micelle atau agregat. Dosis optimum pemakaian surfaktan
adalah di sekitar harga CMC nya. Penggunaan dosis surfaktan yang jauh diatas harga
CMC mengakibatkan terjadinya emulsi balik (remulsification).
Penentuan CMC pada umumnya dilakukan dengan cara mengukur tegangan muka
atau tegangan antar muka dari larutan surfaktan sebagai fungsi dari konsentrasi. Makin
tinggi konsentrasi surfaktan menyebabkan tegangan muka semakin rendah sampai
mencapai konsentrasi dimana tegangan antar mukanya konstan. Batas awal konsentrasi
mulai konstan disebut CMC. Harga CMC dapat ditentukan dari sifat atau karakteristik
surfaktan seperti : surface tension, coductivity, solubilization, seperti ditunjukkan pada
gambar

Gambar 2. Parameter Fisis Surfaktan dan Harga CMC

20

Berdasarkan

grafik,

menunjukkan

bahwa

penambahan

surfaktan

akan

menurunkan tegangan permukaan sampai ketika konsentrasi kritis misel tercapai, maka
tegangan permukaannya menjadi konstan.
e. Pada proses diatas untuk recovery of oil dari formasi bawah tanah
menggunakan metode chemistry blooding berbasis tanin. Sebutkan sumber
utama bahan tanin sesuai dengan referensi ? dapatkah anda menuliskan
struktur tanin, tuliskan strukturnya secara umum ? menurut anda kenapa
material tanin dapat digunakan dalam oil recovery process ?
Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu senyawa
polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan
menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino
dan alkaloid. Tanin merupakan campuran senyawa polifenol yang jika semakin banyak
jumlah gugus fenolik maka semakin besar ukuran molekul tanin. Pada mikroskop, tanin
biasanya tampak sebagai massa butiran bahan berwarna kuning, merah, atau cokelat.
Secara fisika, tanin memiliki sifat-sifat: jika dilarutkan kedalam air akan
membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat, jika dicampur dengan alkaloid
dan glatin akan terjadi endapan, tidak dapat mengkristal, dan dapat mengendapkan
protein dari larutannya dan

bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak

dipengaruhi oleh enzim protiolitik.


Secara kimiawi, memiliki sifat-sifat diantaranya: merupakan senyawa kompleks
dalam bentuk campuran polifenol yang sukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal,
tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi, dan senyawa fenol dari tanin
mempunyai aksi adstrigensia, antiseptik dan pemberi warna.
Tanin atau lebih dikenal dengan asam tanat, biasanya mengandung 10% H 2O.
Struktur kimia tanin adalah kompleks dan tidak sama. Asam tanat tersusun 5 - 10 residu
ester galat, sehingga galotanin sebagai salah satu senyawa turunan tanin dikenal dengan
nama asam tanat. Struktur kimia senyawa tanin adalah sebagai berikut.

21

Gambar 3. Struktur Kimia Tanin

Tanin dapat digunakan dalam oil recovery process karena berfungsi untuk
menghambat pengendapan surfaktan dan polimer pada matriks waduk saat proses
memproduksi minyak dari formasi bawah bumi yang diperoleh dengan penggerak
cairan dari sumur injeksi untuk sumur produksi.
Pemicu No. 5
a. Bagaimana

cara

membuat

sabun?

Bagaimana

konsep

sabun

dapat

membersihkan? Tuliskan tahapan proses yang berhubungan dengan tegangan


permukaan, surfaktan, dan misel?
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuat sabun dalam industri:

Saponifikasi Lemak Netral


Pada proses saponifikasi trigliserida dengan suatu alkali, kedua reaktan tidak

mudah bercampur. Reaksi saponifikasi dapat mengkatalisis dengan sendirinya pada


kondisi tertentu dimana pembentukan produk sabun mempengaruhi proses emulsi kedua
reaktan tadi, menyebabkan suatu percepatan pada kecepatan reaksi. Jumlah alkali yang
dibutuhkan untuk mengubah paduan trigliserida menjadi sabun dapat dihitung
berdasarkan persamaan berikut :
Trigliserida + 3NaOH 3RCOONa + Gliserin
Komponen penting pada sistem ini mencakup pompa berpotongan untuk
memasukkan kuantitas komponen reaksi yang benar ke dalam reaktor autoclave, yang
beroperasi pada temperatur dan tekanan yang sesuai dengan kondisi reaksi. Campuran

22

saponifikasi disirkulasi kembali dengan autoclave. Temperatur campuran tersebut


diturunkan pada mixer pendingin, kemudian dipompakan ke separator statis untuk
memisahkan sabun yang tidak tercuci dengan larutan alkali yang digunakan. Sabun
tersebut kemudian dicuci dengan larutan alkali pencuci dikolam pencuci untuk
memisahkan gliserin (sebagai larutan alkali yang digunakan) dari sabun. Separator
sentrifusi memisahkan sisa-sisa larutan alkali dari sabun. Sabun murni (60-63 % TFM)
dinetralisasi dan dialirkan ke vakum spray dryer untuk menghasilkan sabun dalam
bentuk butiran (78-83 % TFM) yang siap untuk diproses menjadi produk akhir.

Pengeringan Sabun
Sabun banyak diperoleh setelah penyelesaian saponifikasi (sabun murni) yang

umumnya dikeringkan dengan vakum spray dryer. Kandungan air pada sabun dikurangi
dari 30-35% pada sabun murni menjadi 8-18% pada sabun butiran atau lempengan.
Operasi vakum spray dryer sistem tunggal meliputi pemompaan sabun murni melalui
pipa heat exchanger dimana sabun dipanaskan dengan uap yang mengalir pada bagian
luar pipa. Sabun yang sudah dikeringkan dan didinginkan tersimpan pada dinding ruang
vakum dan dipindahkan dengan alat pengerik sehingga jatuh di plodder, yang mengubah
sabun ke bentuk lonjong panjang atau butiran. Dryer dengan mulai memperkenalkan
proses pengeringan sabun yang lebih luas dan lebih efisien daripadadryer sistem
tunggal.

Netralisasi Asam Lemak


Reaksi asam basa antara asam dengan alkali untuk menghasilkan sabun

berlangsung lebih cepat daripada reaksi trigliserida dengan alkali.


RCOOH + NaOH

RCOONa + H2O

Operasi sistem ini meliputi pemompaan reaktan melalui pemanasan terlebih


dihulu menuju turbodisperser dimana interaksi reaktan reaktan tersebut mengawali
pembentukan sabun murni. Sabun tersebut, yang direaksikan sebagian pada tahap ini,
kemudian dialirkan ke mixer dimana sabun tersebut disirkulasi kembali hingga
netralisasi selesai. Penyelesaian proses netralisasi ditentukan oleh suatu pengukuran
potensial elektrik (mV) alkalinitas. Sabun murni kemudian dikeringkan dengan vakum

23

spray dryer untuk menghasilkan sabun butiran yang siap untuk diolah menjadi sabun
batangan.

Penyempurnaan Sabun
Dalam pembuatan produk sabun batangan, sabun butiran dicampurkan dengan

zat pewarna, parfum, dan zat aditif lainnya kedalam Mixer (analgamator). Campuran
sabun ini kemudian diteruskan untuk digiling untuk mengubah campuran tersebur
menjadi suatu produk yang homogen. Produk tersebut kemudian dilanjutkan ke tahap
pemotongan. Sebuah alat pemotong dengan mata pisau memotong sabun tersebut
menjadi potongan potongan terpisah yang dicetak melalui proses penekanan menjadi
sabun batangan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan. Proses
pembungkusan, pengemasan, dan penyusunan sabun batangan merupakan tahap akhir.
Sabun digunakan sebagai pembersih karena air murni tidak dapat menghapus
atau membersihkan kotoran yang berminyak, atau pengotor lainnya. Sabun
membersihkan dengan bertindak sebagai emulsi. Pada dasarnya, sabun memungkinkan
minyak dan air untuk bercampur sehingga kotoran berminyak dapat dihilangkan selama
pencucian.
Sabun adalah surfaktan yang dapat dihasilkan dengan mudah dari petrokimia.
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air, pada dasarnya membuatnya lebih basah
sehingga lebih mungkin untuk berinteraksi dengan minyak dan lemak.
Misel adalah molekul-molekul surfaktan yang mulai berasosiasi karena
penambahan surfaktan berikutnya, pada satu saat akan tercapai keadaan dimana
permukan antarmuka menjadi jenuh atau tertutupi oleh surfaktan dan adsorbsi surfaktan
ke permukaan-antarmuka tidak terjadi lagi. Misel dalam larutan encer membentuk suatu
kumpulan dengan kepala gugus hidrofilik bersinggungan dengan solven yang
mengelilinginya, mengasingkan ekor gugus hidrofobik didalam pusat misel.
Sabun memiliki rantai molekul hidrofobik atau rantai molekul yang tidak suka
air dan komponen hidrofilik atau rantai molekul suka air. Hidrokarbon hidrofobik yang
ditolak oleh air, tapi ditarik oleh minyak dan lemak. Dengan kata lain berarti salah satu

24

ujung molekul akan tertarik ke air, sementara sisi lain mengikat minyak. Sabun
mengubha kotoran yang berlemak dan berminyak menjadi misel yang dapat terdispersi
dalam air. Air bersabun yang mengelilinginya (kotoran) memungkinkan sabun untuk
menarik kotoran dari benda dan masuk ke dalam air bilasan untuk selanjutnya dapat
dipisahkan.
b. Apakah yang terdapat dalam deterjen? Bahan kimia apa sajakah? Apa fungsi
bahan kimia tersebut?
Deterjen adalah campuran senyawa kimia yang digunakan sebagai bahan
pembersih. Kandungan dari deterjen adalah materi organik yang dapat menurunkan
tegangan permukaan dan membentuk jembatan antara kotoran dengan senyawa pelarut.
Deterjen memiliki struktur kimia yang terdiri dari ujung karbon hidrofobik dan ujung
sulfat sehingga dapat mengemulsi lemak. Komponen dari deterjen meliputi:

Surfaktan
Dalam suatu formulasi deterjen, surfaktan berfungsi untuk mengadsorpsi,

mengurangi daya tegang antar permukaan, membasahi, mengemulsikan, dan


mendispersi.

Builder
Berfungsi untuk meningkatkan daya cuci, misalnya sodium karbonat, sodium

sulfat, sodium nitrat, sodium trifosfat, sodium silikat, dll. Tripoli Sodium Fosfat (TSP)
merupakan salah satu contoh polifosfat yang sering digunakan sebagai zat pembangun
dalam pembuatan deterjen. Polifosfat bersifat basa, berfungsi melunakkan air sadah,
sebagai buffer, mencegah redeposisi, dan menyebarkan deterjen dalam larutan.

Corrosion inhibitors
Berfungsi untuk melindungi mesin cuci dari kemungkinan adanya karat.

Contohnya adalah natrium silikat (Na2SiO3, Na2Si2O5, Na4SiO4)

Suspension agent
Berfungsi untuk mencegah kotoran kembali menempel pada kain. Contohnya

adalah carboxymethylcellulose (CMC)

25

1.

Bahan-bahan lain, misalnya:


Antioksidan untuk mencegah deterioration

2.

thiosulfat dan sodium hyposulfat)


Zat bleaching dan oxiding agent untuk dicampur dengan powdered soap (sodium

3.
4.
5.

perborat)
Ianolin untuk meningkatkan kadar minyak
Pelembut kulit
Lain-lain seperti parfum, pewarna, senyawa kimia pharmaceutical (deodorant),

sabun terhadap oksidasi (sodium

enzim (protease) yang sering ditambahkan dalam deterjen untuk meningkatkan daya
pengikat terhadap kotoran berupa protein.
c. Jelaskan tentang HLB dan apa fungsi HLB?
Nilai HLB suatu emulsifier adalah angka yang menunjukkan ukuran
keseimbangan dan regangan gugus hidrofilik (menyukai air atau polar) dan gugus
lipofilik (menyukai minyak atau non-polar), yang merupakan sistem dua fase yang
diemulsikan.
Sistem HLB adalah metoda untuk menentukan kebutuhan suatu bahan dengan
menggunakan berbagai bahan pengemulsi standar dengan nilai HLB tertentu sebagai
alat bantu. Semula untuk menetapkan nilai HLB yang dibutuhkan suatu zat diperlukan
beberapa kali percobaan dan memerlukan waktu, namun saat ini telah dikembangkan
suatu sistem HLB yaitu penentuan HLB dengan menggunakan sistem emulsifier standar
yang telah tertentu nilai HLB-nya.
Dengan menggunakan sistem ini dapat ditentukan HLB yang dibutuhkan untuk
membuat emulsi suatu minyak dengan air atau air dengan minyak, mengecek HLB
campuran (setelah diperhitungkan) dari gabungan beberapa emulsifier.
Suatu molekul yang mempunyai nilai HLB rendah biasanya lebih lipofilik
begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi nilai HLB semakin mudah ia larut dalam air
d. Mengapa anti-foaming atau emulsifier water-in-oil menggunakan surfaktan
low-HLB dan mengapa deterjen menggunakan surfaktan hi-HLB?
Emulsifier atau zat pengemulsi didefinisikan sebagai senyawa yang mempunyai
aktivitas permukaan (surface-active agents) sehingga dapat menurunkan tegangan
permuakaan (surface tension) yang terdapat dalam suatu sistem.

26

Emulsifier yang lebih larut dalam minyak (nonpolar) menyebabkan terjadinya


emulsi air dalam minyak, disebut juga dengan water in oil (W/O), yang
menyebabkannya bersifat lipofilik. Maka dari itu, dibutuhkan HLB yang bernilai
rendah.
Deterjen yang baik adalah deterjen dengan nilai HLB yang tinggi (>20, karena ia
merupakan surfaktan yang kuat. Deterjen ini memiliki kelarutan yang sangat tinggi
dalam air karena bagian polar (hidrofiik) lebih besar daripada nagian nonpolar
(lipofilik). Sifat hidrofilik yang lebih dominan inilah yang menyebabkan deterjen
memiliki surfaktan dengan nilai HLB yang lebih tinggi.
Dari penjabaran diatas dapat disimpulakan bahwa semakin rendah nilai HLB
maka sifat suatu senyawa akan lipofilik, yaitu mudah larut dalam minyak. Sedangkan
semakin tinggi nilai HLB maka sifat suatu senyawa akan hidrofilik, yaitu mudah larut
dalam air.
Pemicu No. 5
a. Jelaskan apa itu emulsi dan emulsifier? Sebutkan factor-faktor yang
mempengaruhi kestabilan emulsi!
Emulsi adalah sistem heterogen yang terdiri dari sedikitnya satu cairan tidak
saling campur yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk droplet atau partikel
dengan diameter kira-kira 0,1 m. Campuran ini tidak stabil secara termodinamika
terdiri dari dua cairan yang tidak saling campur dan adanya zat pengemulsi untuk
menyatukannya.
Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan
emulsi minyak dan air. Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang
memiliki dua gugus, baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut
dapat bercampur. Kestabilan emulsi ditentukan oleh dua gaya, yaitu:
1. Gaya tarik-menarik yang dikenal dengan gaya London-Van Der Waals. Gaya ini
menyebabkan

partikel-partikel

koloid

berkumpul

membentuk

agregat

dan

mengendap.

27

2. Gaya tolak-menolak yang disebabkan oleh pertumpang-tindihan lapisan ganda


elektrik yang bermuatan sama. Gaya ini akan menstabilkan dispersi koloid.
Ada beberpa faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi yaitu sebagai berikut :
1. Tegangan antarmuka rendah
2. Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka
3. Tolakkan listrik double layer
4. Relatifitas phase pendispersi kecil
5. Viskositas tinggi.
b. Bagaimana cara mengukur kestabilan emulsi? Jelaskan secara singkat!
Stabilitas emulsi diukur diantara air dan minyak. Campuran tersebut dikocok
selama 5 menit menggunnakan vortex mixer. Pemisahan emulsi campuran diukur
berdasarkan lamanya pemisahan antar fasa sebelum dan sesudah ditambahkan surfaktan
dibandingkan nilainya. Penetapan stabilitas emulsi dengan cara yang sederhana, yaitu
dengan cara pengukuran berdasarkan pemisahan dengan asumsi bahwa sistem emulsi
yang sempurna bernilai 100
stabilitas=

tinggi(keseluru h an pemisa h an)


x 100
tinggi keseluru h an

c. Makroemulsi dikenal bersifat stabil. Apakah makroemulsi mempunyai


kecenderungan memisah menjadi 2 fase? Kalau jawabannya iya, mengapa hal
ini dapat terjadi? Apa yang anda ketahui tentang demulsifikasi?
Secara termodinamika, makroemulsi bersifat tidak stabil. Inni berarti, dari awal
mula makroemulsi terbentuk, mereka akan selalu kembali menjadi fasa asalnya yang
tidak bersatu (immisicible) dan terpisah. Alasan mengapa bisa terdapat makroemulsi
adalah karena mereka bersifat stabil secara kinetic. Ini berarti bahwa meskipun mereka
mengalami kerusakan secara kontinu, kerusakan ini terjadi dalam jangka waktu yang
sangat lambat sehingga secara praktiknya, dalam perspektif makroskopik. Makroemulsi
bersifat stabil.
Menutut teori DLVO, gaya tolak menolak dari permukaan yang memiliki dua
fasa berbeda saling tolak menolak satu sama lain dengan kekuatan yang cukup untuk
menrusak gaya tarik menarik dari Interaksi Gaya Hamaker (Hamaker Force

28

Interaction). Kejadian ini menghasilkan energi potensial dimana partikel ada pada
daerah kestabilan meskipun tidak secara langsung bersenuhan. Namun, karena ini
adalaharea local, jika partikel dapat secara acak memiliki energi panas mereka dapat
bergabung bersama untuk membentuk fase yang lebih stabil Ini adalah alas an mengapa
makroemulsi lama kelamaan akan bergabung. Stabilitas dari makroemulsi bergantung
pada beberapa factor lingkungan; termasuk didalamnya suhu, pH dan kekuatan ionik
dari pelarut. Demulsifikasi adalah kebalikan dari emulsifikasi. Demulsifikasi adalah
penghancuran dari emulsifikasi, yaitu dari sistem terdispersi yang mengandung dua
cairan imisibel, dimana cairan yang satu lebih terdistribusi secara merata daripada yang
lainnya. Secara lebih sederhana, demulsifikasi dapat diartikan sebagai pemisahan dari
minyak dan air.
d. Apa penyebab susu berwarna putih?
Kandungan susu terdiri dari 87% air dan 13% zar padat seperti protein, lemak, dan
lainnya. Protein yang terkandung di dalam susu disebut kasein. Protein ini memiliki
fungsi yang saa dengan spektrum cahaya pada fisika. Jika sebuah lingkaran dengan
berbagai komposisi warna diputar, yang muncul hanyalah warna putih. Sama dengan
protein kasein yang membelokkan seluruh warna yang terkandung di dalam susu secara
merata sehingga secara kasat mata susu terlihat berwarna putih. Kasein juga sangat kaya
akan kalsium-zat yang terdapat pada tulang-sehingga warna susu sama dengan warna
tulang yaitu putih. Selain casein, ada juga krim yang tercampur dalam susu, yang
merupakan lemak berwarna putih. Semakin banyak krim dalam susu, semakin putih
warna susu tersebut, karena krim terbuat dari lemak.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil diskusi tentang pemicu kali ini, dapat disimpulkan bahwa
-

Tegangan permukaan adalah salah satu sifat zat cair yang disebabkan oleh adanya
gaya tarik-menarik molekul zat cair yang sejajar dengan permukaan

29

Tegangan permukaan dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti suhu, zat terlarut,

dan jenis cairan.


Ketika konsentrasi adsorbat lebih pada permukaan adsorben daripada dalam jumlah

besar, hal ini dikenal sebagai adsorpsi positif.


Jika konsentrasi adsorbat kurang pada permukaan adsorben daripada dalam jumlah

besar, hal ini dikenal sebagai adsorpsi negatif.


Konsentrasi yang digunakan dalam isoterm Freundlich lebih rendah dari yang

digunakan pada isoterm Langmuir


Dalam model Langmuir, diasumsikan bahwa pada cakupan maksimum, hanya ada
lapisan monomolecular di permukaan. Ini berarti tidak ada penumpukan molekul

teradsorpsi. Pada isoterm Freundlich tidak terdapat pembatasan ini.


Isoterm Langmuir adalah isoterm teoritikal, sedangkan isoterm freundlich adalah

empirikal.
Molekul surfaktan memiliki bagian polar atau suka air (hidrofilik) dan bagian non

polar atau suka minyak/lemak (lipofilik).


Bagian pada surfaktan tersebut yang menyebabkan surfaktan dapat berfungsi sebagai

wetting agent, emulsifying agent, dan pelarut.


Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan

membersihkan.
Setiap sabun dibuat melalui reaksi antara lemak dengan bahan yang disebut dengan

alkali-basa yang sangat kuat melalui proses saponifikasi.


sabun juga terbentuk dari beberapa macam zat kimia dengan fungsi-funsgi tertentu.
Konsentrasi kritis misel merupakan konsentrasi terbentuknya misel ketika
penambahan surfaktan dalam larutan menyebabkan tegangan permukaannya menjadi

konstan.
Surfaktan, tak hanya beragregasi membentuk misel spheris tapi juga silinder, bilayer
dan misel terbalik. Tipe struktur agregasi yang terbentuk akan tergantung pada
faktor-faktor berbeda. Faktor yang terpenting sebagai penentu disebut parameter

surfaktan.
Tanin dapat digunakan dalam oil recovery process karena berfungsi untuk
menghambat pengendapan surfaktan dan polimer pada matriks waduk saat proses
memproduksi minyak dari formasi bawah bumi yang diperoleh dengan penggerak
cairan dari sumur injeksi untuk sumur produksi.

30

DAFTAR PUSTAKA
Atkins, Peter, dan Julio de Paula. 2010. Physical Chemistry, Ninth Edition. New York:
W. H. Freeman and Company.
Ball, David W. 2003. Physical Chemistry. USA: Brooks/ColeThomson Learning.
Anonim.

Characteristics

of

Surfactants

and

Emulsions.

http://www.monzir-

pal.net/Industrial/Characteristics%20of%20Surfactants%20and
%20Emulsions.htm (Diakses pada 27 November 2014)
Peter, Atkins dan Julio de Paula. 2006. Physical Chemistry. 8 th Edition. United State :
Oxford University Press
Huang, Ely. https://www.academia.edu/5266561/SIFAT-SIFAT_SURFAKTAN (Diakses
pada 2 Desember 2014)
Lestari,

Nani

Ayu.

https://www.academia.edu/7268353/Makalah_Farmakognosi_-

_Tanin (Diakses pada 2 Desember 2014)

31

Anda mungkin juga menyukai