PENDAHULUAN
1.1 TEORI DASAR
Sifat Cairan dan Tegangan Permukaan
Cairan memiliki sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh fluida lain. Beberapa
sifat cairan diantaranya adalah tekanan uap, viskositas, tegangan permukaan, titik didih,
dan titik beku.
Salah satu fenomena sifat cairan yang banyak dijumpai ialah tegangan
permukaan atau surface tension. Tegangan permukaan adalah gaya yang bekerja tegak
lurus dalam satuan panjang pada permukaan zat cair. Contohnya ialah nyamuk dapat
berdiri di permukaan air karena gaya antar molekul air. Dalam cairan, terdapat dua jenis
yaitu molekul eksterior (pada permukaan) dan interior (dibawah permukaan). Molekulmolekul interior tertarik ke semua molekul di sekitarnya, sedangkan molekul eksterior
tertarik pada molekul lain yang berada pada permukaan dan molekul interior. Hal
tersebut membuat keadaan energi dari molekul pada interior jauh lebih rendah
dibandingkan dengan molekul pada eksterior. Karena itu, molekul mencoba untuk
mempertahankan luas permukaan minimum, sehingga memungkinkan lebih banyak
molekul memiliki keadaan energi yang lebih rendah. Inilah yang menciptakan seperti
ada kulit pada permukaan air.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah gaya
intermolecular, ikatan hydrogen, temperature, dan zat terlarut. Terdapat metode-metode
yang dapat digunakan untuk menentukan tegangan permukaan antara lain metode Du
Noy Cincin, Metode Kenaikan Kapiler, Metode Berat Tetes., dan Menghitung Jumlah Tetes
Young-Laplace
Persamaan Young-Laplace adalah persamaan diferensial parsial nonlinear yang
menggambarkan perbedaan tekanan kapiler di antarmuka antara dua cairan statis,
seperti air dan udara, karena fenomena tegangan permukaan atau ketegangan dinding,
meskipun penggunaan akhir-akhir ini hanya berlaku jika asumsi bahwa dinding sangat
tipis.
p= . =2 H =
( R11 + R12 )
Dan karena
Adsorpsi
Terdapat dua jenis adsorpsi, bergantung pada konsentrasi adsorbat pada permukaan
adsorben yakni Adsorpsi Positif dan Adsorpsi Negatif
Adsorpsi Isoterm
Adsorpsi isoterm merupakan ketergantungan pada tekanan dan temperatur tertentu
dengan merupakan tingkat adsorpsi.
a. Adsorpsi isotherm Langmuir
Pada kesetimbangan, laju tersebut adsorpsi sama dengan desorpsi sehingga
penyelesaian menghasilkan isoterm langmuir:
K
KP
=
K= ads
1+ KP
K des
b. Adsorpsi isotherm Freundlich
( mx )=log k + 1n log p
Surfaktan
a. Definisi
Istilah surfaktan (surface active agent) pada umumnya digunakan untuk
menggambarkan molekul yang berinteraksi pada permukaan cairan.Surfaktan
merupakan suatu molekul yang terdiri dari gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga
dapat menyatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak.
b. Golongan Surfaktan
Penggunaan surfaktan sesungguhnya terbagi atas tiga golongan atas dasar
penggunaannya yakni bahan pembasah (wetting agent), bahan pengemulsi (emulsifying
agent), dan bahan pelarut (solubilizing agent)
c. Jenis-jenis Surfaktan
Klasifikasi surfaktan berdasarkan muatan dibagi menjadi empat golongan, yaitu
surfaktan anionik, surfaktan kationik, surfaktan nonionik, dan surfaktan amfoter.
Pada dasarnya semua sabun adalah deterjen, dan deterjen adalah surfatkan.
Proses pembuatan sabun dan deterjen, atau disebut juga dengan saponifikasi, tidak
dibuat dari ester sederhana, melainkan dari ester yang lebih kompleks. Selain
pembentukan ester, sabun juga terdiri dari penjumlahan berbagai jenis zat kimia dengan
fungsi-fungsi tertentu seperti srufaktan, builder, corrosion inhibitors, suspension agents,
dan lainnya. Dalam konteks ini dikenal juga istilah hydrophilic-liphophilic balance
(HLB). Nilai HLB suatu emulsifier adalah angka yang menunjukkan ukuran
keseimbangan dan regangan gugus hidrofilik (menyukai air atau polar) dan gugus
lipofilik (menyukai minyak atau non-polar), yang merupakan sistem dua fase yang
diemulsikan. Suatu molekul yang mempunyai nilai HLB rendah biasanya lebih lipofilik
begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi nilai HLB semakin mudah ia larut dalam
BAB II
ISI
Pemicu No. 1
a. Apa yang menyebabkan fenomena seperti kulit/skinlike ini?
Dalam air, terdapat dua jenis molekul, yakni molekul eksterior (pada
permukaan) dan interior (dibawah permukaan). Molekul interior pada setiap sisinya
akan tertarik ke segala arah sehingga resultan gayanya bernilai nol. Sedangkan molekul
pada permukaan (molekul eksterior) tidak memiliki gaya tarik ke arah atas karena tidak
ada zat cair diatasnya. Oleh karena itu pada permukaan zat cair molekul memiliki gaya
resultan ke arah bawah yang menyebabkan beberapa kekuatan ketidakseimbangan pada
permukaan cairan. Hal tersebut membuat keadaan energi dari molekul pada interior jauh
lebih rendah dibandingkan dengan molekul pada eksterior. Karena itu, molekul
mencoba untuk mempertahankan luas permukaan minimum, sehingga memungkinkan
lebih banyak molekul memiliki keadaan energi yang lebih rendah. Inilah yang
menciptakan seperti ada kulit pada permukaan air.
b. Tuliskan sifat cairan? Apa yang dimaksud drngan tegangan permukaan?
Tuliskan rumus tegangan permukaan? Sebutkan faktor apa saja yang
mempengaruhi tegangan permukaan dan jelaskan!
Cairan ialah salah satu fluida yang memiliki sifat khusus sehingga membedakannya
dari fluida lain. Terdapat beberapa sifat cairan, yakni
-
Tekanan uap
Tekanan uap cairan terjadi saat kesetimbangan uap-cair dicapai. Maksud nya adalah
jumlah molekul yang menguap dari permukaan cairan dan jumlah molekul yang
kembali ke cairan sama dan mencapai kesetimbangan dinamik. Tekanan uap
dipengaruhi oleh suhu dan jenis cairan. Hal ini karena suhu mempengaruhi interaksi
antar molekul dan besarnya interaksi juga dipengaruhi jenis cairan. Volume dan jumlah
cairan tidak mempengaruhi selama cairan masih ada. Tekanan uap cairan meningkat
dengan meningkatnya suhu. Tekanan uap cairan menurun jika ditambahlkan zat terlarut.
Titik didih
Cairan adalah zat yang compressible. Semakin lama dipanaskan maka cairan akan
membentuk gelembung, yakni berubah menjadi fase gas. Wujud ketika banyak
gelembung terbentuk disebut mendidih. Suhu saat cairan mendidih disebut titik didih.
5
Perubahan titik didih bergantung pada tekanan atmosfer. Ketika besar tekanan atmosfer
-
diturunkan. Titik didih ialah suhu saat terjadinua perubahan cairan menjadi fase padat.
Tegangan permukaan
Adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk merggang sehingga seperti terbungkus
plastik atau film. Terjadi akibat adanya gaya tarik-menarik molekul zat cair yang sejajar
dengan permukaan
Viskositas
Viskositas atau kekntalan adalah ketahan aliran suatu cairan pada pengaruh tekanan atau
tegangan, faktor yang mempengaruhi viskositas diantaranya
Semakin tinggi gaya intermolekul maka viskositas semakin tinggi
naiknya temperatur membuat viskositas menurun
ikatan hidrogen yang kuat membuat viskositas meningkat.
Tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus dalam
satuan panjang pada permukaan zat cair. Salah satu sifat cairan ini dapat didefinisakn
sebagai kecenderungan permukaan zat cair untuk meregang sehingga permukaannya
seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis (film atau plastik). Terjadi akibat adanya gaya
tarik-menarik molekul zat cair yang sejajar dengan permukaan.
Tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai
=
F
d
Tegangan permukaan menurun seiring dengan kenaikan suhu. Hal ini karena suhu
mempengaruhi energi kinetik (kecepatan) suatu molekul. Suhu yang tinggi membuat
molekul bergerak lebih cepat sehingga kekuatan gaya antarmolekul menurun.
Contohnya, pakaian yang dicuci lebih efisien dalam air panas daripada di air dingin
karena tegangan permukaan menurun dalam air panas.
2. Zat terlarut (solut)
Zat terlarut dapat menaikkan atau menurunkan tegangan permukaan. Pada air adanya
elektrolit anorganik dan non-elektrolit tertentu dapat menaikkan tegangan permukaan.
Contohnya sukrosa dan gliserin. Sedangkan zat terlarut yang dapat menurunkan
tegangan permukaan contohnya detergen, sabun, dan alkohol.
3. Jenis cairan
Cairan dengan gaya tarik antar molekul yang besar memiliki tegangan permukaan yang
besar, contohnya air. Sedangkan yang menurunkan tegangan permukaan ialah cairan
yang gaya tarik antar molekul nya kecil, misalnya bensin.
4. Surfaktan
Sesuai dengan namanya surface active agent, surfaktan dapat mengkatifkan permukaan
karena cenderung terkonsentraso pada permukaan. Orientasi surfaktan cenderung pada
rantai lurus. Contoh surfaktan ialah sabun
c. Apa hubungan antara intermolecular forces dan surface tension (tegangan
permukaan)?
Tegangan permukaan (surface tension) berhubungan erat dengan gaya
intermolekular, yakni gaya tarik antar molekul cairan. Semakin kuat gaya
intermolekular maka semakin kuat tegangan permukaan. Seperti dijelaskan sebalumnya
hal ini dikarenakan teganagn permukaan dipengaruhi gaya kohesi dan adhesi. Pada
permukaan cairan, molekul eksterior (molekul pada permukaan) ditarik ke dalam oleh
molekul interior (dibawah permukaan) dan tidak tertarik intens oleh molekul dari
medium luar, contohnya udara. Jadi hubungan antara intermolecular forces dan surface
tension ialah berbanding lurus.
d. Sebutkan metode apa saja yang dapat digunakan untuk menentukan tegangan
permukaan? Jelaskan prinsipnya!
1. Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian cairan yng naik melaluiu
suatu kapiler. Jika sudut kontak lebih besar dari 90 o cairan akan tertekan kebawah
membentuk cekungan
2 cos
h=
gr
h : tinggi permukaan zat cair (m)
: tegangan permukaan (N m-1)
r : jari-jari (m)
: sudut kontak (m/s2)
2. Metode cincin Du-Nuoy
Metode ini bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan
antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu
cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau
tegangan antar muka dari cairan tersebut.
F
=
f
4 r
3. Metode bobot tetes
Alat yang digunakan adalah stalagnometer. Prinsip kerja nya ialah tegangan permukaan
ditentukan oleh bobot jenis cairan yang menetes secara perlahan dari ujung pipa yang
berdiri tegak
mg
=
2 r
4. Metode hitung jumlah tetes
Pada metode ini dihitung jumlah tetes yang dikandung suatu volume tertentu yang akan
diukur tekanan permukaannya. Kemudian dibandingkan dengan cairan yang kira-kira
tekana permukaannya sama dengan cairan yang akan diukur
1 N 1 1
=
2 N 2 2
N : jumlah tetesan ;
: massa jenis
e. Sebuah pipa kapiler dengan diameter 0,67 mm dimasukkan ke dalam zat cair
yang mempunyai kerapatan 1,92 g/cm3. Bila kenaikan cairan dalam kapiler 1,5
cm dan sudut kontak zat cair dengan dinding kapiler adalah 37o. Hitung
tegangan permukaan zat cair tersebut!
Diketahui :
d = 0,67 mm = 0,67 x 10-3
= 1,92 g/cm3 = 1,92 x 106 g/m3
= 37o
h= 1,5 cm = 0,015 m
Ditanyakan : tegangan permukaan ( ?
Jawab :
Menggunakan persamaan dari metode kenaikan kapiler sehingga
h=
2 cos
gr
d 0,67 x 103
r= =
m=0,335 x 103 m
2
2
o
0,015 m=
2 cos37
g
m
1,92 x 10 6 3 x 9,8 2 x 0,335 x 103 m
m
s
=59,195 N m-1
f. Kenaikan air dan benzene dalam kapiler yang sama masing-masing adalah
9,9 dan 4,5 cm. Jika pada 20oC tegangan permukaan air 72,75 dyne/cm,
kerapatan air dan benzene masing-masing adalah 0,9982 dan 0,8785 g/cm 3.
Hitung tegangan permukaan benzene dan jari-jari pipa kapiler ?
Dik.
hair
= 9,9 cm
hbenzena
= 4,5 cm
T
= 20oC
AIR
= 72,75 dyne/cm
air
= 0,9982 g/cm3
benzena
= 0,8785 g/cm3
- benzene?
9
r pipa?
air
benzena
0,5 x r xh x xg
0,5 x r xh xxg
g
72,75 dyne /cm
cm 3
=
benzena
g
4,5 cm x 0,8785 3
cm
9,9 cm x 0,9982
benzena =29,10
Menghitung jari-jari kapiler
r=
r=
dyne
cm
benzena
0,5 x x g x h
Pemicu No. 2
a. Keseimbangan
antara
tegangan
permukaan
dan
gaya
eksternal
menentukan bentuk tetesan atau gelembung. Tuliskan persamaan YoungLaplace (Lihat Buku Kimia Fisika, Atkins, Edisi 9)
Persamaan Young-Laplace adalah persamaan diferensial parsial nonlinear yang
menggambarkan perbedaan tekanan kapiler di antarmuka antara dua cairan statis,
seperti air dan udara, karena fenomena tegangan permukaan atau ketegangan
dinding, meskipun penggunaan akhir-akhir ini hanya berlaku jika asumsi bahwa
dinding sangat tipis. Perbedaan tekanan berkaitan dengan bentuk permukaan atau
dinding dan secara mendasar penting dalam studi statis permukaan kapiler.
Kesetimbangan tegangan untuk larutan statis bertemu pada antarmuka, dimana
antarmuka dianggap sebagai permukaan(titik nol):
p= . =2 H =
( R11 + R12 )
10
( c ) =RT 1c
T
=RT s ln c
X
-2,30259
-1,60944
-1,20397
-0,91629
-0,69315
Y
70,2
67,7
65,1
62,8
59,8
m=RT s
6,1975=( 0,082 )( 293 ) s
s=
6,1975
( 0,082 )( 293 )
s =0,26
c. Adsorpsi pada antarmuka cairan, ada yang menunjukkan adsorpsi positif dan
ada juga adsorpsi negatif. Jelaskan mengenai energi bebas permukaan?
Jelaskan pula tentang definisi adsorpsi positif dan negatif, berikan contoh
masing-masing!
Energi Bebas Permukaan
11
Surfaktan adalah sebuah spesies yang aktif pada antarmuka antara dua fase,
seperti pada antarmuka antara fase hidrofilik dan hidrofobik. Surfaktan A berkumpul
pada antarmuka, dan memodifikasi tegangan permukaan dan karenanya tekanan
permukaan. Untuk membangun hubungan antara konsentrasi surfaktan di permukaan
dan perubahan tegangan permukaan itu membawa, kita mempertimbangkan dua fase
dan kontak dan anggaplah bahwa sistem terdiri dari beberapa komponen J, masingmasing berada dalam jumlah keseluruhan nJ. Jika komponen yang terdistribusi secara
merata melalui dua tahap sampai ke antarmuka, yang diambil menjadi bidang luas
permukaan , total energi Gibbs, G, akan menjadi jumlah dari energi Gibbs dari kedua
fase, G = G () + G (). Namun, komponen tidak merata karena salah satu dapat
menumpuk pada antarmuka. Akibatnya, jumlah dari dua energi Gibbs berbeda dari G
dengan jumlah yang disebut permukaan Gibbs energi
G( )=G{G( )+G ( ) }
Energi bebas permukaan adalah kerja yang dilakukan (energi) untuk
memperbesar atau menambah luas permukaan cairan.
f = .2 l
Apabila ditambahkan suatu massa untuk memperbesar permukaan dengan jarak ds,
maka kerja atau energi :
dw=f . ds= .2l . ds
Dan karena
Adsorpsi Negatif
Dalam beberapa kasus, pelarut dari larutan dapat diserap oleh adsorben sehingga
konsentrasi larutan meningkat dari konsentrasi awal, disebut adsorpsi negatif. Oleh
karena itu jika konsentrasi adsorbat kurang pada permukaan adsorben daripada dalam
jumlah besar, hal ini dikenal sebagai adsorpsi negatif. Contohya adalah alkaloid dengan
karbon aktif.
d. Film permukaan satu molekul tebal disebut dengan monolayer. Ketika
monolayer ditransfer ke solid support, itu disebut film Langmuir-Blodgett.
Tuliskan persamaan Langmuir dan Freundlich dan perbedaannya
Adsorpsi isoterm merupakan ketergantungan pada tekanan dan temperatur
tertentu dengan merupakan tingkat adsorpsi.
Persamaan Langmuir
Pada tahun 1918, Langmuir menurunkan teori isoterm adsorpsi dengan
menggunakan model sederhana berupa padatan yang mengadsorpsi gas pada
permukaannya. Model ini mendefinisikan bahwa kapasitas adsorpsi maksimum terjadi
akibat adanya lapisan tunggal (monolayer) adsorbat di permukaan adsorben.
Berdasarkan teorinya, persamaan Langmuir menjelaskan hubungan antara jumlah
bagian aktif pada permukaan yang dapat melakukan adsorbsi dan tekanan.
Isoterm ini merupakan isoterm yang paling sederhana, didasarkan pada asumsi
bahwa setiap tempat adsorpsi adalah ekuivalen, kemampuan partikel untuk terikat di
tempat itu, tidak bergantung pada tditempati atau tidaknya tempat yang berdekatan.
Keseimbangan dinamika ini memiliki laju reaksi adsorpsi (ka) dan desorpsi(kd).
Laju adsorpsi sebanding dengan tekanan A sebesar p dan jumlah tempat kosong. N(1), dengan N merupakan jumla tempat total. Persamaannya:
=k a N ( 1 )
Untuk desorpsi, sebanding dengan jumlah spesies yang teradsorpsi, N. Persamaannya
=k a N
Pada kesetimbangan, laju tersebut sama sehingga penyelesaian menghasilkan isoterm
langmuir:
13
K
KP
K= ads
1+ KP
K des
Dimana
adalah angka dari suatu permukaan yang di lapisi oleh molekul gas, P
x
=k P n
m
log
( mx )=log k + 1n log p
Dimana x adalah massa gas diadsorbsi oleh massa m pada adsorban di temperatur P dan
k, n adalah konstanta yang nilainya bergantung pada adsorban dan gas pada temperatur
tertentu.
14
15
16
seperti margarin, es krim, dan lain sebagainya. Syarat agar surfaktan dapat digunakan
untuk produk pangan yaitu surfaktan tersebut harus memiliki nilai Hydrophyle
Lypophyle Balance (HLB) antara 2-16, tidak beracun, serta tidak menimbulkan iritasi.
Golongan-Golongan Surfaktan
Penggunaan surfaktan sesungguhnya terbagi atas tiga golongan atas dasar
penggunaannya
-
sebagai emulsifier.
Surfaktan sebagai pelarut didefinisikan sebagai sifat surfaktan yang dapat
mendispersi suatu koloid, menjadi suatu larutan. Sehingga, sifat inilah yang
menyebabkan adanya golongan bahan pelarut.
b. Sebutkan 4 jenis klasifikasi surfaktan berdasarkan muatannya dan jelaskan
untuk masing-masing serta berikan contoh!
17
18
Bilayer lebih mudah terbentuk pada Ns = 0,5-1. Agar lipid bilayer terbentuk, untuk
head group area
dua kali lipat. Atas alasan ini lipid dengan 2 rantai alkil berkemungkinan besar
membentuk bilayer. Contohnya adalah phospholipid rantai ganda seperti phophatidyl
choline atau phophatidyl ethanolamine. Lipid dengan parameter surfaktan sedikit
dibawah 1 cenderung membentuk bilayer fleksibel atau vesicles. Lipid dengan NS =
gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan
minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh karena
sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan
air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian
polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini
yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air
dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase
air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam
dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar (lipofilik) adalah merupakan rantai
alkil yang panjang, sementara bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus
hidroksil.
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan
permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan
melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi
terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan
permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan
19
permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan
terbentuk misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya.
Misel adalah kumpulan molekul berukuran koloid, walaupun tidak ada tetesan
lemak. Hal ini disebabkan oleh adanya ekor hidrofobnya cenderung berkumpul, dan
kepala hidrofilnya memberikan perlindungan. Misel merupakan penggabungan
(agregasi) dari ion ion surfaktan dimana rantai hidrokarbon yang lipofil akan menuju
ke bagian dalam misel, meninggalkan gugus hidrofil yang berkontak dengan medium
air. Misel hanya terbentuk diatas konsentrasi kritis misel (CMC).
Critical Micelle Concentration atau CMC merupakan sifat penting surfaktan yang
menunjukkan batas konsentrasi kritis surfaktan dalam suatu larutan. Di atas CMC,
surfaktan akan membentuk micelle atau agregat. Dosis optimum pemakaian surfaktan
adalah di sekitar harga CMC nya. Penggunaan dosis surfaktan yang jauh diatas harga
CMC mengakibatkan terjadinya emulsi balik (remulsification).
Penentuan CMC pada umumnya dilakukan dengan cara mengukur tegangan muka
atau tegangan antar muka dari larutan surfaktan sebagai fungsi dari konsentrasi. Makin
tinggi konsentrasi surfaktan menyebabkan tegangan muka semakin rendah sampai
mencapai konsentrasi dimana tegangan antar mukanya konstan. Batas awal konsentrasi
mulai konstan disebut CMC. Harga CMC dapat ditentukan dari sifat atau karakteristik
surfaktan seperti : surface tension, coductivity, solubilization, seperti ditunjukkan pada
gambar
20
Berdasarkan
grafik,
menunjukkan
bahwa
penambahan
surfaktan
akan
menurunkan tegangan permukaan sampai ketika konsentrasi kritis misel tercapai, maka
tegangan permukaannya menjadi konstan.
e. Pada proses diatas untuk recovery of oil dari formasi bawah tanah
menggunakan metode chemistry blooding berbasis tanin. Sebutkan sumber
utama bahan tanin sesuai dengan referensi ? dapatkah anda menuliskan
struktur tanin, tuliskan strukturnya secara umum ? menurut anda kenapa
material tanin dapat digunakan dalam oil recovery process ?
Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu senyawa
polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan
menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino
dan alkaloid. Tanin merupakan campuran senyawa polifenol yang jika semakin banyak
jumlah gugus fenolik maka semakin besar ukuran molekul tanin. Pada mikroskop, tanin
biasanya tampak sebagai massa butiran bahan berwarna kuning, merah, atau cokelat.
Secara fisika, tanin memiliki sifat-sifat: jika dilarutkan kedalam air akan
membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat, jika dicampur dengan alkaloid
dan glatin akan terjadi endapan, tidak dapat mengkristal, dan dapat mengendapkan
protein dari larutannya dan
21
Tanin dapat digunakan dalam oil recovery process karena berfungsi untuk
menghambat pengendapan surfaktan dan polimer pada matriks waduk saat proses
memproduksi minyak dari formasi bawah bumi yang diperoleh dengan penggerak
cairan dari sumur injeksi untuk sumur produksi.
Pemicu No. 5
a. Bagaimana
cara
membuat
sabun?
Bagaimana
konsep
sabun
dapat
22
Pengeringan Sabun
Sabun banyak diperoleh setelah penyelesaian saponifikasi (sabun murni) yang
umumnya dikeringkan dengan vakum spray dryer. Kandungan air pada sabun dikurangi
dari 30-35% pada sabun murni menjadi 8-18% pada sabun butiran atau lempengan.
Operasi vakum spray dryer sistem tunggal meliputi pemompaan sabun murni melalui
pipa heat exchanger dimana sabun dipanaskan dengan uap yang mengalir pada bagian
luar pipa. Sabun yang sudah dikeringkan dan didinginkan tersimpan pada dinding ruang
vakum dan dipindahkan dengan alat pengerik sehingga jatuh di plodder, yang mengubah
sabun ke bentuk lonjong panjang atau butiran. Dryer dengan mulai memperkenalkan
proses pengeringan sabun yang lebih luas dan lebih efisien daripadadryer sistem
tunggal.
RCOONa + H2O
23
spray dryer untuk menghasilkan sabun butiran yang siap untuk diolah menjadi sabun
batangan.
Penyempurnaan Sabun
Dalam pembuatan produk sabun batangan, sabun butiran dicampurkan dengan
zat pewarna, parfum, dan zat aditif lainnya kedalam Mixer (analgamator). Campuran
sabun ini kemudian diteruskan untuk digiling untuk mengubah campuran tersebur
menjadi suatu produk yang homogen. Produk tersebut kemudian dilanjutkan ke tahap
pemotongan. Sebuah alat pemotong dengan mata pisau memotong sabun tersebut
menjadi potongan potongan terpisah yang dicetak melalui proses penekanan menjadi
sabun batangan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan. Proses
pembungkusan, pengemasan, dan penyusunan sabun batangan merupakan tahap akhir.
Sabun digunakan sebagai pembersih karena air murni tidak dapat menghapus
atau membersihkan kotoran yang berminyak, atau pengotor lainnya. Sabun
membersihkan dengan bertindak sebagai emulsi. Pada dasarnya, sabun memungkinkan
minyak dan air untuk bercampur sehingga kotoran berminyak dapat dihilangkan selama
pencucian.
Sabun adalah surfaktan yang dapat dihasilkan dengan mudah dari petrokimia.
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air, pada dasarnya membuatnya lebih basah
sehingga lebih mungkin untuk berinteraksi dengan minyak dan lemak.
Misel adalah molekul-molekul surfaktan yang mulai berasosiasi karena
penambahan surfaktan berikutnya, pada satu saat akan tercapai keadaan dimana
permukan antarmuka menjadi jenuh atau tertutupi oleh surfaktan dan adsorbsi surfaktan
ke permukaan-antarmuka tidak terjadi lagi. Misel dalam larutan encer membentuk suatu
kumpulan dengan kepala gugus hidrofilik bersinggungan dengan solven yang
mengelilinginya, mengasingkan ekor gugus hidrofobik didalam pusat misel.
Sabun memiliki rantai molekul hidrofobik atau rantai molekul yang tidak suka
air dan komponen hidrofilik atau rantai molekul suka air. Hidrokarbon hidrofobik yang
ditolak oleh air, tapi ditarik oleh minyak dan lemak. Dengan kata lain berarti salah satu
24
ujung molekul akan tertarik ke air, sementara sisi lain mengikat minyak. Sabun
mengubha kotoran yang berlemak dan berminyak menjadi misel yang dapat terdispersi
dalam air. Air bersabun yang mengelilinginya (kotoran) memungkinkan sabun untuk
menarik kotoran dari benda dan masuk ke dalam air bilasan untuk selanjutnya dapat
dipisahkan.
b. Apakah yang terdapat dalam deterjen? Bahan kimia apa sajakah? Apa fungsi
bahan kimia tersebut?
Deterjen adalah campuran senyawa kimia yang digunakan sebagai bahan
pembersih. Kandungan dari deterjen adalah materi organik yang dapat menurunkan
tegangan permukaan dan membentuk jembatan antara kotoran dengan senyawa pelarut.
Deterjen memiliki struktur kimia yang terdiri dari ujung karbon hidrofobik dan ujung
sulfat sehingga dapat mengemulsi lemak. Komponen dari deterjen meliputi:
Surfaktan
Dalam suatu formulasi deterjen, surfaktan berfungsi untuk mengadsorpsi,
Builder
Berfungsi untuk meningkatkan daya cuci, misalnya sodium karbonat, sodium
sulfat, sodium nitrat, sodium trifosfat, sodium silikat, dll. Tripoli Sodium Fosfat (TSP)
merupakan salah satu contoh polifosfat yang sering digunakan sebagai zat pembangun
dalam pembuatan deterjen. Polifosfat bersifat basa, berfungsi melunakkan air sadah,
sebagai buffer, mencegah redeposisi, dan menyebarkan deterjen dalam larutan.
Corrosion inhibitors
Berfungsi untuk melindungi mesin cuci dari kemungkinan adanya karat.
Suspension agent
Berfungsi untuk mencegah kotoran kembali menempel pada kain. Contohnya
25
1.
2.
3.
4.
5.
perborat)
Ianolin untuk meningkatkan kadar minyak
Pelembut kulit
Lain-lain seperti parfum, pewarna, senyawa kimia pharmaceutical (deodorant),
enzim (protease) yang sering ditambahkan dalam deterjen untuk meningkatkan daya
pengikat terhadap kotoran berupa protein.
c. Jelaskan tentang HLB dan apa fungsi HLB?
Nilai HLB suatu emulsifier adalah angka yang menunjukkan ukuran
keseimbangan dan regangan gugus hidrofilik (menyukai air atau polar) dan gugus
lipofilik (menyukai minyak atau non-polar), yang merupakan sistem dua fase yang
diemulsikan.
Sistem HLB adalah metoda untuk menentukan kebutuhan suatu bahan dengan
menggunakan berbagai bahan pengemulsi standar dengan nilai HLB tertentu sebagai
alat bantu. Semula untuk menetapkan nilai HLB yang dibutuhkan suatu zat diperlukan
beberapa kali percobaan dan memerlukan waktu, namun saat ini telah dikembangkan
suatu sistem HLB yaitu penentuan HLB dengan menggunakan sistem emulsifier standar
yang telah tertentu nilai HLB-nya.
Dengan menggunakan sistem ini dapat ditentukan HLB yang dibutuhkan untuk
membuat emulsi suatu minyak dengan air atau air dengan minyak, mengecek HLB
campuran (setelah diperhitungkan) dari gabungan beberapa emulsifier.
Suatu molekul yang mempunyai nilai HLB rendah biasanya lebih lipofilik
begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi nilai HLB semakin mudah ia larut dalam air
d. Mengapa anti-foaming atau emulsifier water-in-oil menggunakan surfaktan
low-HLB dan mengapa deterjen menggunakan surfaktan hi-HLB?
Emulsifier atau zat pengemulsi didefinisikan sebagai senyawa yang mempunyai
aktivitas permukaan (surface-active agents) sehingga dapat menurunkan tegangan
permuakaan (surface tension) yang terdapat dalam suatu sistem.
26
partikel-partikel
koloid
berkumpul
membentuk
agregat
dan
mengendap.
27
28
Interaction). Kejadian ini menghasilkan energi potensial dimana partikel ada pada
daerah kestabilan meskipun tidak secara langsung bersenuhan. Namun, karena ini
adalaharea local, jika partikel dapat secara acak memiliki energi panas mereka dapat
bergabung bersama untuk membentuk fase yang lebih stabil Ini adalah alas an mengapa
makroemulsi lama kelamaan akan bergabung. Stabilitas dari makroemulsi bergantung
pada beberapa factor lingkungan; termasuk didalamnya suhu, pH dan kekuatan ionik
dari pelarut. Demulsifikasi adalah kebalikan dari emulsifikasi. Demulsifikasi adalah
penghancuran dari emulsifikasi, yaitu dari sistem terdispersi yang mengandung dua
cairan imisibel, dimana cairan yang satu lebih terdistribusi secara merata daripada yang
lainnya. Secara lebih sederhana, demulsifikasi dapat diartikan sebagai pemisahan dari
minyak dan air.
d. Apa penyebab susu berwarna putih?
Kandungan susu terdiri dari 87% air dan 13% zar padat seperti protein, lemak, dan
lainnya. Protein yang terkandung di dalam susu disebut kasein. Protein ini memiliki
fungsi yang saa dengan spektrum cahaya pada fisika. Jika sebuah lingkaran dengan
berbagai komposisi warna diputar, yang muncul hanyalah warna putih. Sama dengan
protein kasein yang membelokkan seluruh warna yang terkandung di dalam susu secara
merata sehingga secara kasat mata susu terlihat berwarna putih. Kasein juga sangat kaya
akan kalsium-zat yang terdapat pada tulang-sehingga warna susu sama dengan warna
tulang yaitu putih. Selain casein, ada juga krim yang tercampur dalam susu, yang
merupakan lemak berwarna putih. Semakin banyak krim dalam susu, semakin putih
warna susu tersebut, karena krim terbuat dari lemak.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil diskusi tentang pemicu kali ini, dapat disimpulkan bahwa
-
Tegangan permukaan adalah salah satu sifat zat cair yang disebabkan oleh adanya
gaya tarik-menarik molekul zat cair yang sejajar dengan permukaan
29
Tegangan permukaan dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti suhu, zat terlarut,
empirikal.
Molekul surfaktan memiliki bagian polar atau suka air (hidrofilik) dan bagian non
membersihkan.
Setiap sabun dibuat melalui reaksi antara lemak dengan bahan yang disebut dengan
konstan.
Surfaktan, tak hanya beragregasi membentuk misel spheris tapi juga silinder, bilayer
dan misel terbalik. Tipe struktur agregasi yang terbentuk akan tergantung pada
faktor-faktor berbeda. Faktor yang terpenting sebagai penentu disebut parameter
surfaktan.
Tanin dapat digunakan dalam oil recovery process karena berfungsi untuk
menghambat pengendapan surfaktan dan polimer pada matriks waduk saat proses
memproduksi minyak dari formasi bawah bumi yang diperoleh dengan penggerak
cairan dari sumur injeksi untuk sumur produksi.
30
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, Peter, dan Julio de Paula. 2010. Physical Chemistry, Ninth Edition. New York:
W. H. Freeman and Company.
Ball, David W. 2003. Physical Chemistry. USA: Brooks/ColeThomson Learning.
Anonim.
Characteristics
of
Surfactants
and
Emulsions.
http://www.monzir-
pal.net/Industrial/Characteristics%20of%20Surfactants%20and
%20Emulsions.htm (Diakses pada 27 November 2014)
Peter, Atkins dan Julio de Paula. 2006. Physical Chemistry. 8 th Edition. United State :
Oxford University Press
Huang, Ely. https://www.academia.edu/5266561/SIFAT-SIFAT_SURFAKTAN (Diakses
pada 2 Desember 2014)
Lestari,
Nani
Ayu.
https://www.academia.edu/7268353/Makalah_Farmakognosi_-
31