Anda di halaman 1dari 152

TINGKAT PENGETAHUAN K3 (KESELAMATAN

DAN KEAMANAN KERJA) MAHASISWA


PENDIDIKAN KIMIA DI LABORATORIUM KIMIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
AGIA GHALBY
NIM 1110016200049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2015 M
ABSTRAK

Agia Ghalby (NIM: 1110016200049). Tingkat Pengetahuan K3 (Keselamatan dan


Keamanan Kerja) Mahasiswa Pendidikan Kimia di Laboratorium Kimia.

Mahasiswa, terutama mahasiswa program studi pendidikan kimia, diharapkan


memiliki standar minimum tertentu pengetahuan tentang K3 (Keselamatan dan
Keamanan Kerja). Karena standar minimum belum ditetapkan, pengetahuan
mahasiswa tentang K3 sulit untuk dapat diketahui. Namun, mengetahui
bagaimana mahasiswa memahami K3 penting untuk memastikan bahwa
mahasiswa melakukan kerja praktek mereka dengan cara yang selamat dan aman.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan
mahasiswa tentang K3. Seratus delapan puluh tiga (183) mahasiswa program studi
Kimia Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, berpartisipasi dalam menjawab tes mengenai K3. Tes ini
dikembangkan berdasarkan tiga indikator K3, yaitu menyimpan, prosedur kerja
umum (penanganan), dan pembuangan zat kimia berbahaya. Berdasarkan analisis
data, ditemukan bahwa rata-rata mahasiswa memiliki pengetahuan yang kurang
menganai ketiga indikator K3 (38%). Secara rinci, pada indikator menyimpan
sebesar 33%, prosedur kerja umum sebesar 34%, dan yang terakhir pada
pembuangan zat kimia berbahaya yaitu sebesar 47%. Hasil yang didapat belum
dapat menunjukkan pengetahuan umum mahasiswa mengenai K3, namun dapat
menjadi peringatan awal untuk menyadari pentingnya pengetahuan K3 bagi
mahasiswa ketika bereksperimen di laboratorium kimia. Berdasarkan hasil ini
disarankan agar pengetahuan tentang K3 harus lebih intensif diberikan kepada
mahasiswa karena pengetahuan tersebut sangat penting bagi para mahasiswa
untuk bereksperimen dengan benar, sehat, dan aman di laboratorium kimia.

Kata kunci: tingkat pengetahuan, K3 (Keselamatan dan Keamanan Kerja),


pendidikan kimia.

i
ABSTRACT

Agia Ghalby (NIM: 1110016200049). Knowledge on Chemical Laboratory


Safety and Security (CSS) Among Undergraduate Students.

Undergraduate students, particulalry those who sit in a department where


chemistry practical work is part of the curriculum, are expected to have certain
minimum standard of knowledge on Chemical Laboratory Safety and Security
(CSS). Since the minimum standard has not been established, students’
knowledge on CSS is difficult to know. Yet, knowing how students understand
CSS is important in order to ensure that students do their practical work in a safe
and secure manner. The main purpose of this research is to identify knowledge of
students on CSS. One hundred eighty three (183) students of Department of
Chemistry Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Science Syarif
Hidayatullah State Islamic University, participated in answering a test on CSS.
The test was developed based on three indicators of CSS, namely; storing, general
working procedure, and substance disposal. Based on data analysis, it was found
that on average students had insufficient knowledge on all three indicators (38%).
In detail, items on storing indicator only answered by 33% of the students, on
working procedur by 34%, and the last on substance disposal by 47%. Whilst the
result did not yet indicate general knowledge of students on CSS, it can be an
initial alarm to realize the important of the knowledge for students to do chemistry
laboratory work. Based on this result it is suggested that knowledge on CSS
should be more intensively administered to the students since such knowledge is
critical for the students to work rightly, safely, and securely in a lab environment.

Keywords: level of knowledge, Chemical Laboratory Safety and Security (CSS),


chemistry education.

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang senantiasa


menunjukkan kebesaran dan kekuasaan-Nya di setiap waktu, sehingga peneliti
mampu menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Mahasiswa Pendidikan Kimia” yang
dilaksankan di Pendidikan Kimia FITK UIN syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat
serat salam tercurahkan kepada akhirul anbiya baginda Rasulullah Muhammad
SAW karena tuntunan beliaulah kita dapat memeluk indahnya Islam sebagai
agama yang sempurna, penuh rahmat dan berkah.
Sebuah karya yang sederhana ini tidak akan mampu peneliti selesaikan
tanpa bantuan dan dukungan dari tangan-tangan Allah yang senantiasa
memberikan dukungan, raasa optimis, semangat, dan kemudahan-kemudahan
yang dibentangkan sehingga peneliti mampu melewatinya dengan baik. Oleh
karena itu pada ruang yang terbatas, peneliti mengucapkan terimakasih yang tak-
terbatas kepada:
1. Prof. Dede Rosyada, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
beserta purek dan para stafnya
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan beserta Pudek dan beserta para stafnya
3. Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA beserta para
stafnya
4. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
5. Iwan Setiawan, S.Pd., selaku Laboran Pendidikan Kimia yang telah
memberikan dukungan, pengarahan serta bantuan yang semaksimal mungkin
6. Salamah Agung, Ph.D. dan Luki Yunita, M.Pd., selaku pembimbing srikpsi
yang telah membimbing dalam penulisan skripsi beserta Dosen-dosen di UIN
lainnya (Iting Shofwati, MKKK., Dedi Irwandi, M.Si., Adi Riyadi, M.Si.,

iii
Nanda Saridewi, M.Si., Burhanudin Milama, M.Pd., Tonih Feronika, M.Pd.,
dan Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd.)
7. Orangtua serta keluarga besar yang senantiasa memberikan dukungan moril
maupun materil yang terbaik untuk putrinya
8. Sahabat-sahabat Pendidikan Kimia dalam ACE (14, 13 12, dan 11) yang
telah memberikan dukungan dan semangat kebersamaan, terutama angkatan
2010 yang saling memberi semangat berjuang bersama-sama dalam
menyelesaikan penulisan skripsi
9. Sahabat-sahabat Asisten Laboran Pendidikan Kimia yang telah memberikan
dukungan dan semangat kebersamaan, terutama angkatan 2010 yang
membantu dalam kelancaran proses maupun penulisan skirpsi
10. Sahabat-sahabat di No.8; Epi Ipeh dan Ping Enjun yang saling memberikan
semangat berjuang serta menghibur pribadi bersama-sama dalam
menyelesaikan penulisan skripsi
11. Serta seluruh pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
penyusunan skripsi ini dengan limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya. Semoga
penelitin ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa
Program Studi Pendidikan Kimia.
Sebagai karya ilmiah, peneliti menyadari bahwa terdapat ketidak
sempurnaan pada karya ini, maka dari itu peneliti memohon maaf atas segala
kekurangan di dalamnya dan berharap karya ini dapat memberikan kontribusi bagi
pengingkatan kualitas pendidikan. Amiin.

Jakarta, 21 September 2015

Agia Ghalby
NIM. 1110016200049

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFATAR LAMPIRAN ................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................. 8
A. Deskripsi Teoritik .......................................................................... 8
1. Pembelajaran Ilmu Kimia ....................................................... 8
2. K3 (Keselamatan dan Keamanan Kerja) ................................. 12
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 32
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 35
B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................... 35
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37
E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 38
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 47
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................ 50
A. Temuan Penelitian ......................................................................... 50
B. Pembahasan ................................................................................... 59

v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 64
A. Kesimpulan ................................................................................... 64
B. Saran .............................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 69

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian ................................................................. 35


Tabel 3.2. Sampel Penelitian ...................................................................... 37
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Tes Tertulis ................................................ 40
Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Non-tes ....................................................... 47
Tabel 4.1. Perincian Indikator Pembelajaran pada Standar (Kompetensi)
K3 ............................................................................................... 50
Tabel 4.2. Perincian Indikator Menentukan Penyimpanan Zat Kimia
Berbahaya .................................................................................. 51
Tabel 4.3. Perincian Indikator Menentukan Prosedur Kerja Umum
(Penanganan) Zat Kimia Berbahaya .......................................... 53
Tabel 4.4. Perincian Indikator Menentukan Pembuangan Zat Kimia
Berbahya .................................................................................... 54
Tabel 4.5. Perincian 21 Nomor Item Soal pada Standar (Kompetensi) K3 56

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lambang Zat Kimia Racun Akut ............................................... 15


Gambar 2.2. Lambang Zat Kimia Iritan .......................................................... 17
Gambar 2.3. Lambang Zat Kimia Korosif ...................................................... 19
Gambar 2.4. Lambang Zat Kimia Asfiksian ................................................... 21
Gambar 2.5. Lambang Zat Kimia Karsinogen ................................................ 23
Gambar 2.6. Lambang Zat Kimia Mudah Terbakar ........................................ 25
Gambar 2.7. Lambang Zat Kimia Mudah Meledak ........................................ 28
Gambar 2.8. Lambang Zat Kimia Reaktif ....................................................... 30
Gambar 4.1. Grafik Perincian 21 Nomor Item Soal pada Standar
(Kompetensi) K3 ........................................................................ 56

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan dan Hasil Tes Tertulis ......................................... 69


Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Tertulis ............................................. 78
Lampiran 3 Instrumen Tes Tertulis ............................................................. 87
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Non-tes Wawancara ................................ 97
Lampiran 5 Instrumen Non-tes wawancara ................................................ 99
Lampiran 6 Perhitungan dan Hasil Uji Validitas Isi ................................... 103
Lampiran 7 Perhitungan dan Hasil Uji Validitas Empirik .......................... 108
Lampiran 8 Perhitungan dan Hasil Uji Reabilitas ...................................... 111
Lampiran 9 Perhitungan dan Hasil Uji Daya Beda ..................................... 117
Lampiran 10 Perhitungan dan Hasil Uji Tingkat Kesukaran ........................ 119
Lampiran 11 Perhitungan dan Hasil 5 (Lima) Pilihan/ Alternatif yang
Dipilih (Oleh Sampel) ............................................................. 120
Lampiran 12 Data Zat Kimia yang Digunakan di Laboratorium Pendidikan
Kimia ...................................................................................... 122
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Konstruk ................................................... 127
Lampiran 14 Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................... 131
Lampiran 15 Hasil Uji Referensi .................................................................. 132

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ilmu kimia yang merupakan bagian dari kelompok ilmu pengetahuan
alam yaitu merupakan ilmu yang berfokus pada pengetahuan tentang zat atau
materi yang ada di alam, serta perubahan dari suatu zat atau materi tersebut.1 Hasil
dari observasi di lembaga pendidikan menunjukkan bahwa ilmu kimia masih
dianggap rumit yang dikarenakan seringkali ilmu kimia digambarkan sebagai ilmu
yang mempelajari prosedur kerja yang rumit serta menggunakan zat berbahaya
yang dikerjakan dan hanya dimengerti oleh profesor berjas putih di laboratorium.
Dengan adanya gambaran seperti yang telah dipaparkan, maka mahasiswa akan
terprogram di dalam dirinya bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang sulit untuk
dipelajari serta dipahami. Sehingga tidak ada keinginan/ ketertarikan dari
mahasiswa untuk mempelajari maupun mengembangkan ilmu kimia lebih lanjut.
Proses pembelajaran untuk ilmu kimia pada umumnya yaitu
mengutamakan mahasiswa memperoleh pengalaman secara langsung yang dapat
dilakukan dengan cara melakukan eksperimen.2 Pemberian pengalaman langsung
mengenai ilmu kimia kepada mahasiswa akan memberikan jawaban, penjelasan,
serta bukti yang masuk akal mengenai ilmu kimia yang tadinya dianggap sulit
untuk dipahami oleh mahasiswa menjadi ilmu sangat menyenangkan. Proses
eksperimen akan lebih tepat jika dilakukan di laboratorium kimia. Laboratorium
kimia merupakan tempat yang dapat digunakan untuk melakukan proses
pembelajaran ilmu kimia serta merupakan suatu tempat yang telah dilengkapi
dengan sistem keamanan agar dapat difungsikan sebagai tempat yang aman untuk
melakukan eksperimen.3 Hasil dari observasi dan wawancara di laboratorium

1
Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, jilid I, Terj. Muhamad
Abdulkadir Martoprawiro, (Jakarta: Erlangga, 2005), Cet. 3, h. 3.
2
Ralph H. Petrucci, dkk., Kimia Dasar: Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern, jilid I,
Terj. Suminar Setiati Achmadi, (Jakarta: Erlangga, 2011), Cet. 9, h. 2.
3
Tonih Feronika, Kinkin Suartini, dan Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 171.

1
2

pendidikan kimia menunjukkan bahwa proses eksperimen di laboratorium kimia


tidak difungsikan secara optimal dalam pembelajaran ilmu kimia.
Laboratorium kimia di program studi pendidikan kimia, selain berfungsi
sebagai pembelajaran mengenai ilmu kimia juga berfungsi untuk menanamkan
sikap kesadaran akan K3 (Keselamatan dan Keamanan Kerja) ketika
bereksperimen di laboratorium kimia.4 Bagi mahasiswa di program studi
pendidikan kimia wajib untuk mengetahui serta membudayakan K3 karena
mahasiswa ini yang nantinya diharapkan akan menjadi pendidik (guru maupun
laboran) ilmu kimia yang baik di pendidikan tingkat menengah, pekerja yang baik
dibidang insdustri, maupun menjadi ilmuwan kimia. Membudayakan K3 yang
dimaksudkan yaitu bertujuan agar selama-lamanya mahasiswa pendidikan kimia
dapat melaksanakan kegiatan eksperimen yang baik dan benar di laboratorium
kimia dalam mempelajari maupun mengembangkan ilmu kimia.
Proses eksperimen yang dilakukan di laboratorium kimia dengan
menggunakan zat kimia akan menghasilkan suatu pengetahuan yang bermanfaat
(seperti obat-obatan) dan juga akan menghasilkan suatu bahaya terhadap manusia
serta lingkungan hidup (seperti limbah beracun). Tidak satupun zat kimia yang
digunakan pada eksperimen adalah aman bagi mahasiswa maupun lingkungan,
maka eksperimen yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur K3 agar dapat
mencegah serta menangani bahaya dari zat kimia.5 Pembudayaan K3 juga sesuai
dengan amanat Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun, Permendikbud RI Nomor 49 Tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi, serta standar pendidikan tinggi oleh AUN-
QA (ASEAN University Network Quality Assurance) yang akan dicapai oleh UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2001
menjelaskan bahwa pendidikan tinggi merupakan bagian dari komisi B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun), serta setiap orang yang bekerja dengan B3 wajib

4
Lisa Moran, Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia, (Washington DC: The
National Academies Press, 2010), h. 2-3.
5
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium Kimia,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 1.
3

membudayakan K3.6 Permendikbud RI Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar


Nasional Pendidikan Tinggi menjelaskan bahwa sarana dan prasarana, serta
proses penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat harus memenuhi standar
(kompetensi) K3.7 Pada standar pendidikan tinggi oleh AUN-QA menjelaskan
bahwa universitas harus membuat, mengimplementasikan dan menjamin
keseragaman pemenuhan dengan kebijaksanaan riset diseluruh bagian di
universitas demi mengutamakan integritas universitas, menjaga keselamatan dan
kesejahteraan karyawan, subjek penelitian serta menjamin pemenuhan terhadap
semua peraturan lain yang memerintah proses riset.8
Hasil dari observasi dan wawancara di laboratorium pendidikan kimia
menunjukkan bahwa masih banyak ditemukan eksperimen ilmu kimia yang masih
tidak sesuai dengan dengan standar (kompetensi) K3, sehingga berakibat sering
terjadinya kecelakaan kerja yang menyebabkan luka parah pada tubuh maupun
kerusakan/ kehancuran sarana dan prasarana di laboratorium kimia. Beberapa
alasan pelaksanaan eksperimen tanpa K3 yaitu tidak adanya kurikulum yang
memaparkan mengenai aturan K3 di dalam program studi pendidikan kimia, tidak
tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap di laboratorium kimia, tidak
adanya pengawasan serta penilaian dari pendidik (dosen maupun laboran) selama
proses eksperimen berlangsung, waktu yang sangat terbatas untuk melakukan
eksperimen di laboratorium kimia, serta tidak adanya pemahaman mengenai
pentingnya K3 pada pembelajaran ilmu kimia.
Pengetahuan mengenai K3 merupakan pengetahuan dasar yang harus
dimiliki mahasiswa sebelum dan saat berekseperimen di laboratorium kimia.
Maka, untuk dapat mengetahui penguasaan terhadap pengetahuan dasar yaitu
perlu dilakukan penilaian terhadap hasil belajar mengenai pengetahuan dasar

6
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, 2015, h. 258, (http://jdih.menlh.go.id/).
7
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi, 2015, h. 22-27, (http://mwa.itb.ac.id/).
8
ASEAN University Network Quality Assurance, AUN-QA Manual For The
Implementation Of The Guidelines, 2015, h. 80, (http://www.aunsec.org/).
4

tersebut.9 Sehingga dosen maupun laboran sebagai pendidik harus memberikan


pembelajaran K3 kepada mahasiswa serta melakukan penilaian terhadap hasil dari
pembelajaran K3 mahasiswa sebelum mahasiswa bereksperimen di laboratorium
kimia. Penilaian awal yang harus dilakukan yaitu terhadap tingkat pengetahuan
(kognitif) mahasiswa karena hasil dari tingkat pengetahuan akan sangat
berpengaruh terhadap hasil dari tingkatan sikap (afektif) serta tingkatan
keterampilan (psikomotor) yang dimiliki mahasiswa.10 Penilaian awal terhadap
tingkat pengetahuan (kognitif) mahasiswa juga perlu dilakukan, karena sebelum
sampai kepada tingkat penerapan (mengaplikasikan) pada tingkatan dimensi
pengetahuan (kognitif) utama pada revisi taksonomi Bloom, harus melewati
tingkatan dimensi pengingatan serta pemahaman, sehingga tingkat pengingatan
dari pengetahuan K3 akan sangat mempengaruhi hasil dari tingkatan penerapan
(mengaplikasikan) K3 mahasiswa di laboratorium kimia. Pada proses penilaian
untuk mengetahui tingkat pengingatan dari pengetahuan, diperlukan proses
pengukuran yang kemudian dinilai dengan menggunkan instrumen tes dan non-
tes.11 Maka, pada kesempatan kali ini peneliti mencoba melakukan penelitian
untuk mengetahui tingkat pengetahuan (kognitif) K3 pada mahasiswa pendidikan
kimia pada tingkat perguruan tinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga
peneliti mengambil judul “Tingkat Pengetahuan K3 (Keselamatan dan Keamanan
Kerja) Mahasiswa Pendidikan Kimia di Laboratorium Kimia”.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang maslah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. pada saat mempelajari ilmu kimia peserta didik peserta didik akan
menggunakan zat kimia yang dapat membahayakan dirinya beserta
lingkungannya

9
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanuddin Milama, Evaluasi Pembelajaran
IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 14.
10
Siti Suryani, “Hubungan Kemampuan Ranah Kognitif dengan Kemampuan Ranah
Psikomotorik Pada Bidang Studi Biologi: Studi Kasus Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ciputat”,
Skripsi pada UIN Jakarta, Jakarta, 2006, h. 50, tidak dipublikasikan.
11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 14, h. 5.
5

2. proses eksperimen dengan zat kimia yang dilakukan di laboratorium


kimia tanpa pengetahuan serta penerapan K3 akan membahayakan
manusia serta lingkungan hidup
3. pembelajaran K3 tidak menjadi fokus pada pembelajaran ilmu kimia oleh
pendidik, sehingga sering terjadi kecelakaan kerja serta pencemaran
lingkungan oleh mahasiswa pada saat melakukan eksperimen di
laboratorium kimia.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman dan meluasnya masalah, maka perlu
adanya pembatasan masalah sebagai berikut:
1. pengetahuan K3 (Keselamatan dan Keamanan Kerja) di laboratorium
kimia yaitu pengetahuan mengenai menentukan cara atau teknik
pengelolaan serta penanganan terhadap zat kimia berbahaya di
laboratorium kimia. Pengelolaan serta penanganan terhadap zat kimia
berbahaya meliputi penyimpanan, pembuangan, dan prosedur kerja
umum (penanganan) terhadap zat kimia berbahaya
2. zat kimia berbahaya yaitu zat kimia yang memiliki sifat racun (racun
akut, iritan, korosif, asfiksian, dan karsinogen), zat kimia yang memiliki
sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan reaktif
3. tingkat pengetahuan yang digunakan yaitu berdasarkan pada 5 (lima)
kategori tingkat kualitas Suharsimi Arikunto; sangat kurang (0 – 20 %),
kurang (21 – 40 %), cukup (41 – 60 %), baik (61 – 80 %), sangat baik
(81 – 100 %). Prosentase diperoleh dari perhitungan penilaian acuan
patokan (0 – 100%)12
4. instrumen tes yang digunakan untuk menilai berupa soal objektif dengan
pilihan berganda (lima pilihan). Instrumen non-tes yang digunakan
berupa lembar pedoman wawancara (yang terstruktur)
5. mahasiswa yang menjadi sampel penelitian yaitu mahasiswa pendidikan
kimia tingkat I, II, dan III di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

12
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, op. cit., h. 271-272.
6

(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun


2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,
maka perumusan masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagau berikut:
“Bagaimana tingkat pengetahuan K3 (Keselamatan dan Keamanan Kerja) di
laboratorium kimia yang dimiliki mahasiswa pendidikan kimia di FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi serta
mengetahui kualitas dari tingkat pengetahuan K3 (Keselamatan dan Keamanan
Kerja) di Laboratorium Kimia yang dimiliki oleh mahasiswa pendidikan kimia di
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015.
F. Manfaat penelitian
Dengan dilaksakannya penelitian ini, maka manfaat yang diharapkan
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa Pendidikan Kimia
Mengetahui tingkatan pengetahuan K3 yang dimilikinya, sehingga
dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengevaluasi pengetahuan
ilmu kimia yang telah dimilikinya terutama pada pengetahuan K3 untuk
bereksperimen di laboratorium kimia
2. Bagi Pendidik (Dosen atau Laboran) di Program Studi Pendidikan Kimia
Mengetahui tingkat pengetahuan K3 yang dimiliki oleh mahasiswa
pendidikan kimia, sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
mengevaluasi program pembelajaran ilmu kimia yang telah dilaksanakan
(dengan cara melakukan eksperimen di laboratorium kimia)
3. Bagi Program Studi Pendidikan Kimia
Mengetahui kualitas dari pembelajaran ilmu kimia (yang diberikan
dengan cara melakukan eksperimen di laboratorium kimia), sehingga dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam mengevaluasi sistem, sarana dan
prasarana laboratorium kimia di program studi pendidikan kimia
7

4. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Mengetahui kualitas serta kemampuan dari lulusan mahasiswa
program studi pendidikan kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengevaluasi
kurikulum agar dapat terus meningkatkan kualitas lulusannya.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik
Deskripsi teoritik berisikan teori-teori mengenai pembelajaran ilmu
kimia, dan K3 (Keselamatan dan Keamanan Kerja) di Labaoratorium Kimia.
Berikut perinciannya:
1. Pembelajaran Ilmu Kimia
Pembelajaran merupakan salah satu cara untuk mewujudkan tujuan
pendidikan secara nasional. Maka pembelajaran mengenai ilmu kimia juga
merupakan suatu usaha untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan secara
nasional yang dilakukan dengan terencana dan telah diatur didalam
kurikulum. Tujuan pendidikan secara nasional yaitu mengembangkan
kemampuan peserta didik terhadap ketaatan beragama, mengendalikan diri,
kecerdasan, berprilaku mulia, keterampilan yang dibutuhkan untuk peserta
didik, masayarakat, bangsa, dan negara.1
Pembelajaran ilmu kimia merupakan bagian dari pembelajaran ilmu
pengetahuan alam. Pembelajaran ilmu kimia pada dasarnya diberikan pada
pendidikan secara formal maupun non-formal di Indonesia mulai dari tingkat
dasar, menengah dan hingga pendidikan tinggi yang tentunya disesuaikan
dengan kurikulum pada masing-masing tingkat pendidikan. Kurikulum
merupakan pedoman yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran agar mencapai tujuan pendidikan yang disesuaikan dengan
jenjang pendidikan (pendidikan dasar, menengah, dan tinggi) masing-
masing.2 Kurikulum pada umumnya terdapat tujuan, isi, materi, dan cara yang
digunakan untuk pembelajaran agar pendidik lebih terarah dalam memberikan
proses pembelajaran ilmu kimia kepada peserta didik.

1
Direktoral Jendral Pendidikan Islam, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI
tentang Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h. 5.
2
H. A. R. Tilaar, Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 79.

8
9

Pada proses pembelajaran ilmu kimia yang dilaksanakan pada hari


dan waktu yang terbatas, maka pendidik harus membuat tujuan instruksional.
Tujuan instruksional merupakan tujuan yang ditentukan oleh pendidik agar
mengarahkan proses pembelajaran serta penilaian terhadap hasil dari
pembelajaran (ilmu kimia) yang telah dilakukan.3 Tujuan instruksional juga
lebih dikenal dengan sebutan indikator pembelajaran. Setelah menentukan
tujuan instruksional pada pembelajaran, kemudian dilajutkan dengan
melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar, hal ini dikarenakan
proses pembelajaran mempunyai 3 (tiga) pokok kegiatan yang saling
berhubungan.4 Hasil dari pengukuran serta penilaian terhadap tujuan
instruksional tersebut akan mengindikasikan kemampuan-kemampuan yang
telah diwujudkan peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran ilmu
kimia yang telah dilakukan oleh pendidik. Namun tidak mudah bagi seorang
pendidik untuk menentukan indikator-indikator yang harus dikuasai peserta
didik dengan memperhatikan segala faktor yang ada.
Ilmu kimia yang merupakan bagian dari kelompok ilmu pengetahuan
alam memerlukan proses pembelajaran yang mengutamakan peserta didiik
memperoleh pengalaman secara langsung yang dapat dilakukan dengan cara
melakukan eksperimen.5 Pemberian pengalaman langsung mengenai ilmu
kimia kepada mahasiswa akan memberikan jawaban, penjelasan, serta bukti
yang masuk akal mengenai zat atau materi yang ada di alam, serta perubahan
dari suatu zat atau materi tersebut. Metode pembelajaran menggunakan
eksperimen yaitu suatu teknik yang digunakan pada proses pembelajaran
dengan cara melakukan percobaan secara langsung mengenai suatu materi
pembelajaran.6 Sehingga metode eksperimen sangat tepat jika digunakan

3
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip & Oprasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), Cet. 3, h. 71.
4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 14, h. 2.
5
Ralph H. Petrucci, dkk., Kimia Dasar: Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern, jilid I,
Terj. Suminar Setiati Achmadi, (Jakarta: Erlangga, 2011), Cet. 9, h. 2.
6
Tonih Feronika, Kinkin Suartini, dan Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 104.
10

untuk pembelajaran ilmu kimia. Pemilihan serta penggunaan metode


eksperimen dalam pembelajaran kimia dikarenakan pertimbangan kelebihan
serta kekurangan yang ada pada metode eksperimen.7 Kelebihan metode
eksperimen yaitu:
a. dapat memberikan pembelajaran langsung kepada peserta didik yang
merupakan inti dari pembelajaran ilmu pengetahuan alam
b. dapat dipadukan dengan pendekatan proses serta model
pembelajaran inquri
c. dapat melatih peserta didik dalam mengembangkan kegiatan limiah
d. dapat mengkonstruk pembelajaran peserta didik
e. dapat menilai tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
dimiliki peserta didik.
Kelemahan yang ada pada metode eksperimen yaitu:
a. terdapat percobaan yang memerlukan waktu yang lama
b. terkadang memerlukan alat dan bahan yang sukar ditemukan dan
berharga tinggi
c. pendidik maupun peserta didik harus memiliki pengetahuan dasar
K3 serta tujuan pembelajaran sebelum melakukan percobaan
d. terdapat percobaan yang harus dilakukan di laboratorium sebagai
tempat yang lebih aman pada saat melakukan percobaan.
Setelah dilakukannya pembelajaran mengenai ilmu kimia, maka
terdapat 3 (tiga) kemungkinan hasil dari suatu proses pembelajaran ilmu
kimia yang diberikan kepada peserta didik oleh pendidik. 3 (tiga)
kemungkinan itu berupa: a. peserta didik tidak memiliki pengetahuan (ilmu
kimia), b. peserta didik hanya mampu menghafal/ mengingat pengetahuan
(ilmu kimia), dan c. peserta didik mampu menghafal serta memahami
pengetahuan (ilmu kimia) dari hasil pembelajaran (ilmu kimia) yang telah
diberikan oleh pendidik.8 Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil

7
Ibid., h. 104-105.
8
Lorin W. Anderson, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan
Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), h. 95.
11

dari pembelajaran yaitu faktor dari dalam peserta didik, faktor dari luar
peserta didik, dan faktor kurikulum pembelajaran.9 Berikut perinciannya:
a. Faktor dari dalam peserta didik
Faktor dari dalam peserta didik merupakan keadaan dari jasmani
dan rohani yang dimiliki peserta didik. Faktor-faktor yang berasal dari
dalam peserta didik yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran yaitu
berupa nutrisi yang dikonsumsi oleh peserta didik, penyakit yang sering
dijangkit oleh peserta didik, keadaan panca indra yang dimiliki oleh
peserta didik, tingkat kecerdasan bawaan peserta didik, minat, bakat,
motivasi, kesiapan dan kematangan.10
b. Faktor dari luar peserta didik
Faktor dari luar peserta didik merupakan keadaan di sekitar
lingkungan peserta didik. Faktor-faktor yang berasal dari luar peserta
didik yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran yaitu berupa
keadaan cuaca, waktu belajar, tempat belajar, alat tulis, alat peraga,
media pembelajaran, lingkungan sosial di masyarakat, sekolah, dan
keluarga.11
c. Faktor kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran merupakan seperangkat perencanaan
serta pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar, dan cara yang
digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.12 Maka
faktor-faktor yang berasal dari kurikulum pembelajaran yaitu berupa
indikator pembelajaran (tujuan pembelajaran) yang ditentukan, strategi
pembelajaran (metode dan pendekatan pembelajaran) yang digunakan,
teknik serta instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai hasil dari
pembelajaran.

9
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendetakan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 129.
10
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet. 5, h. 54-60.
11
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2010), h. 233-234.
12
Direktoral Jendral Pendidikan Islam, op. cit., h. 7.
12

2. K3 (Keselamatan dan Keamanan Kerja) di Laboratorium Kimia


Pada umumnya laboratoium kimia merupakan suatu tempat yang
digunakan untuk melakukan eksperimen, namun laboratorum kimia memiliki
fungsi bukan hanya sekedar tempat bereksperimen. Laboratorium kimia
memiliki beberpa fungsi yaitu tempat untuk melakukan pembelajaran ilmu
kimia, tempat untuk melakukan percobaan/ pembuktian terhadap
pembelajaran ilmu kimia, tempat melakukan riset/ penemuan ilmu kimia, dan
sebagai tempat untuk penyimpanan seperti museum kecil.13 Pada umumnya
laboratorium kimia digunakan untuk bereksperimen karena laboratorium
kimia merupakan suatu tempat yang telah dilengkapi dengan sistem
keamanan agar dapat difungsikan sebagai tempat yang aman untuk
melakukan eksperimen. Untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium kimia
sebagai tempat untuk bereksperimen maka perlu memperhatikan beberapa
item yang ada pada laboratorium kimia. Item-item yang perlu diperhatikan
meliputi tata usaha, tata bangunan, tata ruang, tata tertib, sistem perlindungan,
sistem penanganan, keterampilan SDM, serta infrastruktur yang sangat
diperlukan untuk laboratorium kimia.14
Sebelum pendidik maupun peserta didik melakukan proses
pembelajaran dengan melakukan eksperimen di laboratorium kimia, pendidik
maupun peserta didik harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan dasar
mengenai K3. Proses eksperimen yang dilakukan di laboratorium kimia
dengan menggunakan zat kimia akan menghasilkan suatu pengetahuan yang
bermanfaat dan juga akan menghasilkan suatu bahaya terhadap manusia serta
lingkungan hidup. Tidak satupun zat kimia yang digunakan pada eksperimen
adalah aman bagi mahasiswa maupun lingkungan, maka eksperimen yang
dilakukan harus sesuai dengan prosedur K3 agar dapat mencegah serta
menangani bahaya dari zat kimia berbahaya.15

13
Feronika, op. cit., h. 166.
14
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium Kimia,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 2.
15
Ibid., h. 1.
13

Keselamatan kerja di laboratorium dengan keamanan kerja di


laboratorium kimia hampir tidak dapat dibedakan spesifikasi tindakan yang
berkategorikan keselamatan kerja maupun keamanan kerja karena keduanya
mempunyai tujuan yang saling erat berkaitan. Ketika seseorang bekerja
dengan zat kimia secara tepat maka ia akan selamat dan juga aman begitupun
sebaliknya. Jika zat kimia tidak digunakan dan diperlakukan dengan benar,
maka dapat membahayakan keselamatan dan juga mengancam keamanan
karena setiap zat kimia memiliki bahaya keselamatan serta keamanannya
masing-masing. Didalam satu zat kimia dapat memiliki beberapa bahaya
keselamatan maupun bahaya keamanan pada kondisi maupun keadaan yang
tidak dapat diketahui dengan mudah dan yang tidak terduga, maka dari itu
diperlukan merencanakan kegiatan di laboratorium kimia dengan optimal.
Keselamatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
mempunyai makna yaitu adalah keadaan selamat. Kata selamat mempunyai
arti yaitu terbebas atau terhindar dari bahaya, bencana dan malapetaka, tidak
kurang suatu apa, dan tidak mendapat gangguan atau kerusakan.16 Keamanan
di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti yaitu
keadaan aman. Kata aman mempunyai arti yaitu bebas dari bahaya, bebas dari
gangguan, terlindungi dan tentram.17 Kata selamat juga diartikan sebagai
aman dan terhindar dari celaka.18 Maka yang dimaksud dengan keselamatan
dan keamanan kerja di laboratorium kimia menurut bahasa yaitu merupakan
segala upaya agar kegiatan yang dilakukan di laboratorium selalu dalam
keadaan bebas dari bahaya.
Agar dapat bereksperimen secara selamat dan aman di dalam
laboratorium kimia maka selain memiliki pengetahuan ilmu kimia juga harus
memiliki pengetahuan K3 pada pembelajaran kimia dengan cara
bereksperimen di laboratorium kimia. Pengetahuan K3 yang harus dimiliki

16
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), Cet. 4, h. 46-47.
17
Bahasa, op. cit., h. 1017.
18
Adi Riyadhi, dkk., Panduan Praktikum Kimia Dasar, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), h. 1.
14

berupa cara atau teknik pengelolaan serta penanganan terhadap zat kimia
berbahaya.19 Pengetahuan mengenai cara atau teknik pengelolaan serta
penanganan yaitu meliputi pembelian, penyimpanan, inventaris, penanganan,
pengiriman, dan pembuangan terhadap zat kimia berbahaya.20 Pada
pengetahuan akan pembelian, inventaris, serta pengiriman hanya dapat
dilakukan oleh pemilik instansi pendidikan, maka pengetahuan mengenai
pengelolaan serta penanganan yang harus dimiliki oleh mahasiswa
pendidikan kimia yaitu meliputi penyimpanan, pembuangan, dan prosedur
kerja umum (penanganan) terhadap zat kimia berbahaya karena agar dapat
melaksanakan kegiatan eksperimen yang baik dan benar di laboratorium
kimia dalam mempelajari maupun mengembangkan ilmu kimia. Jenis zat
kimia berbahaya yang ada di laboratorium kimia berupa zat kimia yang
memiliki sifat racun, mudah terbakar, mudah meledak, reaktif, bahaya fisik,
dan bahaya hayati.21 Namun pada laboratorium kimia, keselamatan dan
keamanan di laboratorium pendidikan kimia lebih sering terganggu oleh
bahaya dari zat kimia yang memiliki sifat racun, mudah terbakar, mudah
meledak, dan reaktif serta jarang terdapat bahaya fisik dan bahaya hayati,
maka pengetahuan mengenai zat kimia berbahaya yang harus dimiliki oleh
mahasiswa pendidikan kimia yaitu meliputi zat kimia yang memiliki sifat
racun, dan zat kimia yang memiliki sifat mudah terbakar, mudah meledak,
serta reaktif. Berikut perinciannya:
a. Zat kimia yang memiliki sifat racun
Zat kimia yang memiliki sifat racun akan sangat berpengaruh
langsung terhadap keselamatan dan keamanan peserta didik ketika
melakukan eksperimen yang menggunakan zat tersebut. Maka diperlukan
pengetahuan mengenai sifat serta karakter zat kimia beracun yang
digunakan, cara masuk zat kimia tersebut ke dalam tubuh, dan reaksinya
terhadap tubuh agar dapat dilakukan tindakan pencegahan serta
19
Lisa Moran, Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia, (Washington DC:
The National Academies Press, 2010), h. v.
20
Ibid., h. 23.
21
Ibid., h. 5.
15

penanganan terhadap bahaya zat tersebut.22 Beberapa jenis bahaya racun


dari zat kimia berbahaya yang ada di laboratorium yaitu: racun akut,
racun terhadap organ hati, racun terhadap organ ginjal, dan racun
terhadap organ paru-paru, iritan, korosif, alergen dan pemeka, asfiksian,
neurotoksin, toksin reproduktif dan perkembangan janin, dan
karsinogen.23 Namun jenis bahaya racun dari zat kimia berbahaya yang
sering mengganggu keselamatan dan keamanan di laboratorium
pendidikan kimia yaitu racun akut, iritan, korosif, asfiksian, dan
karsinogen. Berikut perinciannya:
1) Racun akut
Zat kimia yang memiliki sifat racun akut yaitu zat kimia
yang dapat memberikan efek sakit pada pada sebagian tubuh atau
seluruh tubuh hingga kematian secara mendadak (≤ 24 jam jika
melalui kulit dan saluran cerna, (≤ 4 jam jika melalui hirupan) ketika
terpapar zat kimia tersebut.24 Zat kimia yang memiliki sifat racun
akut dalam wadah berkemasan memiliki lambang tulang menyilang
dengan tengkorak kepala di atasnya.25 Berikut gambar untuk
lambang yang memiliki sifat racun akut:

Gambar 2.1. Lambang Zat Kimia Racun Akut

22
Ridley, op. cit., h. 123.
23
Moran, op. cit., h. 5-6.
24
United Nations, Globally Harmonized System of Classification and Labelling of
Chemicals (GHS), (New York and Geneva: United Nations, 2011), Cet. 4, h. 109.
25
UCLA, Laboratory Safety Manual, (California: Office of Enviromental, Health and
Safety, 2011), h. (2-5).
16

Contoh zat kimia yang memiliki sifat racun akut yang ada
di dalam laboratorium yaitu raksa dan klorin.26 Pengetahuan
mengenai pengelolaan serta penanganan zat kimia yang memiliki
sifat racun akut untuk zat mercury atau raksa dengan rumus kimia
Hg, yaitu:
a) zat Hg di dalam laboratorium tidak digunakan sebagai
reagen percobaan, namun zat Hg berada di dalam
termometer yang digunakan untuk pengukuran suhu hingga
200 ºC. Maka, termometer yang berisikan zat Hg tersebut
disimpan di wadah anti-pecah berlapis (2 lapis) pada lemari
khusus, dan aman.27
b) menghindarkan zat Hg (pada penyimpanan, saat bekerja,
tumpahan maupun limbah) dari zat yang reaktif terhadap zat
Hg. Zat yang reaktif terhadap zat Hg yaitu zat pengoksidasi,
dan amonia.28
c) jika akan bekerja dengan termometer yang berisikan zat Hg,
maka harus membaca informasi mengenai zat Hg serta
menggunakan alat perlindungan diri yang tepat
d) jika zat Hg tertumpah (keluar dari termometer), maka
segera memberi tanda peringatan disekitar tumpahan dan
segera memberitahu laboran (karena hanya ditangani oleh
ahli). Upaya penanganannya berupa menberikan campuran
belerang dan soda kering pada tumpahan.29
e) jika zat Hg masuk kedalam tubuh, maka berikan
pertolongan pertama pada bazgian tubuh yang terpapar zat

26
Moran, op. cit., h. 80.
27
Steven Leath, Laboratory Safety Manual, (A.S.: Iowa State University, 2013), Cet. 2,
h. 21.
28
Nancy A. Nord, School Chemistry Laboratory Guide, (Columbia: Department of
Health and Human Services, 2006), h. 45.
29
Adi Riyadhi, dkk., op. cit., h. 3.
17

Hg dengan segera.30 Jika masuk melalui kulit maupun mata,


maka bilas dengan air dingin yang mengalir selama 15
menit. Jika tertelan (masuk melalui saluran pencernaan
maupun pernapasan), maka diberikan (pengurasan
lambung) obat cuci perut atau air minum, kemudian segera
periksakan diri ke dokter agar mendapatkan antidot (anti-
racun) yang tepat.
f) pembuangan limbah maupun tumpahan zat Hg yaitu
dikumpulkan dalam wadah khusus zat Hg sebelum di olah
(dihancurkan maupun didaur ulang) oleh ahli.31
2. Iritan
Zat kimia yang memiliki sifat iritan yaitu zat kimia yang
dapat menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh yang terpapar zat
kimia, namun bersifat sementara.32 Sehingga kerusakan tersebut
dapat pulih kembali. Zat kimia iritan dalam wadah berkemasan
memiliki lambang tanda seru.33 Berikut gambar untuk lambang zat
kimia iritan:

Gambar 2.2. Lambang Zat Kimia Iritan


Contoh dari zat kimia iritan di dalam laboratorium
sangatlah banyak. Zat tersebut lebih sering dianggap tidak berbahaya
ketika masuk ke dalam tubuh dengan jumlah yang sedikit walaupun
zat tersebut memiliki konsentrasi yang pekat. Salah satu contoh zat

30
Sartono, Racun dan Keracunan, (Jakarta: Widya Medika, 2001), h. 216..
31
Feronika, op. cit., h. 181.
32
World Health Organization, Bahaya Bahan Kimia pada Kesehatan Manusia dan
Lingkungan, Terj. Palupi Widyastuti, (Jakarta: EGC, 2005), h. 39.
33
Moran, op. cit., h. 194.
18

kimia yang memiliki sifat iritan yang ada di dalam laboratorium


yaitu ZnSO4.34 Pengetahuan mengenai pengelolaan serta penanganan
zat kimia iritan untuk zat zinc sulfate atau seng sulfat dengan rumus
kimia ZnSO4, yaitu:
a) jika menyimpan zat ZnSO4, maka di dalam wadah tertutup
rapat, pada lemari penyimpanan khusus zat kimia iritan
yang bersuhu rendah, berventilasi baik, serta hindarkan dari
semua faktor yang dapat menyebabkan zat ZnSO4 reaktif.35
b) jika akan bekerja dengan zat ZnSO4, maka harus membaca
informasi mengenai zat ZnSO4 serta menggunakan alat
perlindungan diri yang tepat
c) jika zat ZnSO4 tertumpah, maka berikan air (pegenceran)
pada tumpahan, kemudian serap tumpahan dengan pasir.36
d) jika zat ZnSO4 masuk ke dalam tubuh, maka berikan
pertolongan pertama pada bagian tubuh yang terpapar zat
ZnSO4 dengan segera.37 Jika masuk melalui kulit maupun
mata, maka bilas dengan air dingin yang mengalir selama
15 menit. Jika tertelan (masuk melalui saluran pencernaan
maupun pernapasan), maka diberikan obat penurun demam
atau panas, kemudian segera periksakan diri ke dokter agar
mendapatkan antidot (anti-racun) yang tepat.
e) pembuangan limbah maupun tumpahan zat ZnSO4 yaitu
dikumpulkan dalam wadah khusus zat ZnSO4 sebelum di
olah (dihancurkan maupun didaur ulang) oleh ahli atau
dapat langsung dibuang di saluran pembuangan air
(drainase).38

34
Science Lab, Material Safety Data Sheet; Zinc Sulfate, 0.05M MSDS, 2015, h. 1,
(https://www.sciencelab.com/).
35
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, op. cit., h. 14.
36
Science Lab, op. cit., h. 2.
37
Sartono, op. cit., h. 210.
38
Moran, op. cit., h. 173-174.
19

2) Korosif
Zat kimia yang memiliki sifat korosif zat kimia yang dapat
menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh yang terpapar zat kimia
yang bersifat permanen.39 Zat kimia korosif utamanya merupakan zat
kimia yang dapat menghancurkan logam ketika zat tersebut bereaksi
dengan logam dan juga dapat merusak bagian tubuh ketika zat
tersebut mengenai bagian tubuh. Zat kimia korosif dalam wadah
berkemasan memiliki lambang batang logam dan organ tangan yang
rusak akibat tumpahan zat kimia.40 Berikut gambar untuk lambang
zat kimia korosif:

Gambar 2.3. Lambang Zat Kimia Korosif


Contoh zat kimia korosif di dalam laboratorium yaitu
H2SO4, HNO3, HCl, Ca(OH)2 dan NaOH.41 Pengetahuan mengenai
pengelolaan serta penanganan zat kimia korosif untuk zat sodium
hydroxide atau natrium hidroksida dengan rumus kiimia NaOH,
yaitu:
a) jika menyimpan zat NaOH, maka di dalam wadah tertutup
rapat, pada lemari penyimpanan khusus zat kimia korosif
yang bersuhu rendah, berventilasi baik, serta hindarkan dari
semua faktor yang dapat menyebabkan zat NaOH reaktif.42
b) menghindarkan zat NaOH (pada penyimpanan, saat bekerja,
tumpahan maupun limbah) dari zat yang reaktif terhadap zat
39
H. M. Sanusi Ibrahim dan Marham Sitorus, Teknik Laboratorium Kimia Organik,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 105.
40
United Nations, op. cit., h. 29.
41
Achadi Budi Cahyono, Keselamatan Kerja Bahan Kimia Di Industri, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2010), Cet. 2, h. 12.
42
H. M. Sanusi Ibrahim dan Marham Sitorus, op. cit., h. 112.
20

NaOH. Zat yang reaktif terhadap zat NaOH yaitu aldehid,


alkohol, benzen, H2O2, H2, dan Zn.43
c) jika akan bekerja dengan zat NaOH, maka harus membaca
informasi mengenai zat NaOH serta menggunakan alat
perlindungan diri yang tepat
d) jika zat NaOH tertumpah, maka berikan air (pengenceran)
pada tumpahan, kemudian serap tumpahan dengan kain atau
pasir.44
e) jika zat NaOH masuk kedalam tubuh, maka berikan
pertolongan pertama pada bagian tubuh yang terpapar zat
NaOH dengan segera.45 Jika masuk melalui kulit maupun
mata, maka bilas dengan larutan garam yang mengalir
selama 15 menit. Jika tertelan (masuk melalui saluran
pencernaan maupun pernapasan), maka diberikan air minum
atau susu, kemudian segera periksakan diri ke dokter agar
mendapatkan antidot (anti-racun) yang tepat.
f) pembuangan limbah maupun tumpahan zat NaOH yaitu
dikumpulkan dalam wadah khusus zat NaOH sebelum di
olah (dihancurkan maupun didaur ulang) oleh ahli atau
dapat langsung dibuang (setelah pengenceran serta
penetralan) di saluran pembuangan air (drainase).46
3) Asfiksian
Zat kimia yang memiliki sifat asfiksian yaitu zat kimia yang
mampu menggantikan dan mengurangi kadar O2 di dalam darah.47
Zat kimia asfiksian dalam wadah berkemasan memiliki lambang

43
Science Lab, Material Safety Data Sheet; Sodium Hydroxide MSDS, 2015, h. 2-3,
(https://www.sciencelab.com/).
44
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, op. cit., h. 47.
45
Sartono, op. cit., h. 228-229.
46
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, loc. cit.
47
Ridley, op. cit., h. 132.
21

setengah badan orang hitam dengan gambar bintang putih di bagian


tengahnya.48 Berikut gambar untuk lambang zat kimia asfiksian:

Gambar 2.4. Lambang Zat Kimia Asfiksian


Contoh zat kimia asfiksian di dalam laboratorium yaitu
metana, propana, dan CO.49 Informasi mengenai bahaya zat kimia
hepatotoksikan untuk zat propane atau propana dengan rumus kimia
C3H8, yaitu:
a) zat C3H8 di dalam laboratorium tidak digunakan sebagai
reagen percobaan, namun zat C3H8 berada di dalam wadah
(tabung LPG) yang digunakan untuk menghasilkan api pada
pembakar bunsen. Maka, wadah (tabung LPG) yang
berisikan zat C3H8 tersebut disimpan dengan katup atau
regulator tertutup pada lemari khusus gas mudah terbakar
yang bersuhu rendah, dan berventilasi baik serta hindarkan
dari semua faktor yang dapat menyebabkan zat C3H8
reaktif.50
b) menghindarkan zat C3H8 (pada penyimpanan, saat bekerja,
tumpah/ bocor maupun limbah tabung) dari zat yang reaktif
terhadap zat C3H8. Zat yang reaktif terhadap zat C3H8 yaitu
oksidator (dari suhu tinggi atau panas, pembakar maupun

48
Moran, op. cit., h. 194.
49
Iting Shofwati dan Yuli Prapanca Satar, Hygine Industri, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 58.
50
H. M. Sanusi Ibrahim dan Marham Sitorus, op. cit., h. 114.
22

peralatan berlistrik, dan zat kimia korosif terhadap


tabung).51
c) jika akan bekerja dengan zat C3H8, maka harus membaca
informasi mengenai zat C3H8 serta menggunakan alat
perlindungan diri yang tepat
d) jika zat C3H8 tumpah/ bocor (keluar dari tabung LPG),
maka segera memberi tanda peringatan disekitar tumpahan,
evakuasi dan segera memberitahu laboran (karena hanya
ditangani oleh ahli). Upaya penanganannya berupa
memindahkan wadah ke tempat terisolasi, serta
menghindarkan dari oksidator (dari suhu tinggi atau panas,
pembakar maupun peralatan berlistrik, dan zat kimia korosif
terhadap tabung).52
e) jika zat C3H8 masuk kedalam tubuh, maka berikan
pertolongan pertama pada bagian tubuh yang terpapar zat
C3H8 dengan segera.53 Jika masuk melalui kulit maupun
mata, maka bilas dengan air dingin yang mengalir selama
15 menit. Jika tertelan (masuk melalui saluran pencernaan
maupun pernapasan), maka bawa ke tempat dengan udara
yang segar dan beri oksigen, kemudian segera periksakan
diri ke dokter agar mendapatkan antidot (anti-racun) yang
tepat.
f) pembuangan limbah maupun tumpahan/ bocor zat C3H8
yaitu dapat langsung dibuang/ dilepas di atmosfer, dan
wadah dikumpulkan sebelum di olah (dihancurkan maupun
didaur ulang) oleh ahli.54

51
WorkSafeBC, Laboratory Health and Safety Haandbook, (Canada: Workers
Compensation Board of British Columbia, 2008), h. 18.
52
Moran, op. cit., h. 153.
53
Sartono, op. cit., h. 203.
54
Dennis P. Nolan, Handbook of Fire and Explosion Protection Engineering
Principles: for Oil, Gas, Chemical and Related Facilities, (U.K.: Elsevier, 2011), Cet. 2, h. 44.
23

4) Karsinogen
Zat kimia yang memiliki sifat karsinogen yaitu zat kimia
yang dapat merusak gen (sel) makhluk hidup.55 Zat kimia karsinogen
dalam wadah berkemasan memiliki lambang setengah badan orang
hitam dengan gambar bintang putih di bagian tengahnya. 56 Berikut
gambar untuk lambang zat kimia karsinogen:

Gambar 2.5. Lambang Zat Kimia Karsinogen


Contoh zat kimia karsinogen di dalam laboratorium yaitu
benzen.57 Pengetahuan pengelolaan serta penanganan mengenai zat
kimia karsinogen untuk zat benzene atau benzen dengan rumus kimia
C6H6, yaitu:
a) jika menyimpan zat C6H6, maka di dalam di wadah anti-
pecah berlapis (2 lapis), pada lemari penyimpanan khusus
zat kimia karsinogen/ mudah terbakar yang bersuhu rendah,
dan berventilasi baik, serta hindarkan dari semua faktor
yang dapat menyebabkan zat C6H6 reaktif.58
b) menghindarkan zat C6H6 (pada penyimpanan, saat bekerja,
tumpahan maupun limbah) dari zat yang reaktif terhadap zat
C6H6. Zat yang reaktif terhadap zat C6H6 yaitu zat oksidator

55
Cahyono, op. cit., h. 16.
56
Moran, op. cit., h. 194.
57
A. Pruss, Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan, Terj. Munaya Fauziah,
dkk., (Jakarta: EGC, 2005), h. 5.
58
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, op. cit., h. 13.
24

(dari suhu tinggi atau panas, pembakar maupun peralatan


berlistrik), H2O2, dan H2CrO4.59
c) jika akan bekerja dengan zat C6H6, maka harus membaca
informasi mengenai zat C6H6 serta menggunakan alat
perlindungan diri yang tepat
d) jika zat C6H6 tertumpah, maka segera memberi tanda
peringatan disekitar tumpahan dan segera memberitahu
laboran (karena hanya ditangani oleh ahli). Upaya
penanganannya berupa menyerap tumpahan dengan pasir
serta hindarkan tumpahan dari semua faktor yang
menyebabkan zat C6H6 reaktif (terbakar).60
e) jika zat C6H6 masuk kedalam tubuh, maka berikan
pertolongan pertama pada bagian tubuh yang terpapar zat
C6H6 dengan segera.61 Jika masuk melalui kulit maupun
mata, maka bilas dengan air dingin yang mengalir selama
15 menit. Jika tertelan (masuk melalui saluran pencernaan
maupun pernapasan), maka bawa ke tempat dengan udara
yang segar dan beri oksigen, dan pengurasan lambung
dengan obat cuci perut atau air minum, kemudian segera
periksakan diri ke dokter agar mendapatkan antidot (anti
racun) yang tepat.
f) pembuangan limbah maupun tumpahan zat C6H6 yaitu
dikumpulkan dalam wadah khusus zat C6H6 sebelum di olah
(dihancurkan maupun didaur ulang) oleh ahli.
b. Mudah terbakar
Zat kimia mudah terbakar yaitu zat kimia yang dapat
membentuk api atau bereaksi dengan api sehingga menimbulkan

59
Faye Ong, Science Safety Handbook for California Public Schools, (Califronia:
California Department of Education, 2012), h. 213.
60
Science Lab, Material Safety Data Sheet; Benzene MSDS, 2015, h. 3,
(https://www.sciencelab.com/).
61
Sartono, op. cit., h. 238.
25

kebakaran.62 Zat kimia mudah terbakar dalam wadah berkemasan


memiliki lambang api yang menyala.63 Berikut gambar untuk lambang
zat kimia mudah terbakar:

Gambar 2.6. Lambang Zat Kimia Mudah Terbakar


Sifat atau karakter dari zat kimia yang memiliki sifat mudah
terbakar pada umumnya yaitu:
a) zat memiliki tekanan uap (vapor pressure) lebih dari 10 mmHg.
Sehingga zat mudah berubah wujud menjadi gas
b) zat memiliki kerapatan uap (vapor density) tidak sama dengan 1
(satu).64 Sehingga zat mudah berubah wujud menjadi gas.
c) mudah bereaksi dengan sumber api.65 Sumber api yang ada di
dalam laboratorium yaitu; pembakar spirtus maupun bunsen,
dan peralatan berlistrik.
d) memiliki titik didih (boilling point) yang rendah (dapat lebih
rendah dari suhu ruangan). Sehingga mudah berubah wujud
menjadi gas pada suhu ruangan
e) zat memiliki titik nyala (flash point) yang rendah (lebih rendah
dari suhu ruangan). Sehingga zat dapat langsung berinteraksi
dengan udara dan menimbulkan kebakaran
f) memiliki suhu penyulutan (ignition tempertature) yang rendah.
Sehingga apabila zat dipengaruhi suhu tinggi atau panas hingga

62
Moran, op. cit., h. 5.
63
United Nations, op. cit., h. 29.
64
Moran, op. cit., h. 53.
65
H. M. Sanusi Ibrahim dan Marham Sitorus, op. cit., h. 104.
26

mencapai suhu penyulutannya maka zat dapat menimbulkan


kebakaran dengan sendirinya.66
Contoh zat kimia mudah terbakar yang ada di dalam
laboratorium yaitu S, P, C3H6O, C6H14, C4H10O, alkohol, C2H2 dan H2.67
Pengetahuan pengelolaan serta penanganan mengenai zat kimia mudah
terbakar untuk zat ethyl ether atau eter dengan rumus kimia C4H10O,
yaitu:
a) jika menyimpan zat C4H10O, maka di dalam wadah bermulut
kecil tertutup rapat (sejumlah < 500 mL e), pada lemari
penyimpanan khusus zat kimia mudah terbakar yang bersuhu
rendah, dan berventilasi baik, serta hindarkan dari semua faktor
yang dapat menyebabkan zat C4H10O mudah terbakar.68
b) menghindarkan zat C4H10O (pada penyimpanan, saat bekerja,
tumpahan maupun limbah) dari zat yang reaktif terhadap zat
C4H10O (sejauh > 4 meter). Zat yang reaktif terhadap zat
C4H10O yaitu oksidator (dari suhu tinggi atau panas, pembakar
maupun peralatan berlistrik, perklorat, permanganat, peroksida,
asam nitrat, dan asam sulfat) dan halogen (Cl2, Br2, dan I2).69
c) jika akan bekerja dengan zat C4H10O, maka harus membaca
informasi mengenai zat C4H10O serta menggunakan alat
perlindungan diri yang tepat
d) jika terjadi kebakaran karena zat C4H10O, gunakan pemadam
kebakaran yang dapat digunakan seperti CO2, busa (buih
alkohol) dan jenis serbuk kering (amonium fosfat atau natrium
bikarbonat).70

66
Moran, op. cit., h. 86.
67
Cahyono, op. cit., h. 6-8.
68
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, loc. cit.
69
World Health Organization, Laboratory Biosafety Manual, (Geneva: WHO Library
Cataloguing-in-Publication Data, 2004), Cet. 3, h. 153.
70
Ign Suharto, Limbah Kimia dalam Pencemaran Air dan Udara, (Yogyakarta: ANDI,
2011), h. 100.
27

e) jika zat C4H10O tertumpah, maka segera memberi tanda


peringatan disekitar tumpahan dan segera memberitahu laboran
(karena hanya ditangani oleh ahli). Upaya penanganannya
berupa menyerap tumpahan dengan kain atau pasir serta
hindarkan tumpahan dari semua faktor (termasuk memadamkan
listrik) yang menyebabkan zat C4H10O reaktif (terbakar).71
f) jika zat C4H10O masuk kedalam tubuh, maka berikan
pertolongan pertama pada bagian tubuh yang terpapar zat
C4H10O dengan segera.72 Jika masuk melalui kulit maupun mata,
maka bilas dengan air dingin yang mengalir selama 15 menit.
Jika tertelan (masuk melalui saluran pencernaan maupun
pernapasan), maka bawa ke tempat dengan udara yang segar dan
beri oksigen, dan diberikan air minum, kemudian segera
periksakan diri ke dokter agar mendapatkan antidot (anti racun)
yang tepat.
g) pembuangan limbah maupun tumpahan zat C4H10O yaitu
dikumpulkan dalam wadah khusus zat C4H10O sebelum di olah
(dihancurkan maupun didaur ulang) oleh ahli.73
c. Mudah meledak
Zat kimia mudah meledak adalah zat kimia tunggal maupun
campuran yang pada kondisi tertentu, dapat menghasilkan gas panas dan
tekanan tinggi sehingga dapat menghancurkan lingkungan.74 Zat kimia
mudah meledak dalam wadah berkemasan memiliki lambang benda yang
hancur berserakan.75 Berikut gambar untuk lambang zat kimia mudah
meledak:

71
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, op. cit., h. 48.
72
Science Lab, Material Safety Data Sheet; Ethyl ether MSDS, 2015, h. 2,
(https://www.sciencelab.com/).
73
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, loc. cit.
74
United Nations, op. cit., h. 12.
75
Yuni Noviyanti, Buku Pintar Praktikum Kimia SMA, (Jakarta: Laskar Aksara, 2015),
h. 3.
28

Gambar 2.7. Lambang Zat Kimia Mudah Meledak


Sifat atau karakter dari zat kimia yang memiliki sifat mudah
meledak pada umumnya yaitu:
a) konsentrasi zat berada dalam batas mudah meledak dengan
jumlah yang rendah.76 Sehingga jika jumlah konsentrasi zat di
udara berada dalam batas mudah meledak, maka zat dapat
menimbulkan ledakan ketika ada interaksi pula dengan suhu
yang panas serta oksigen di udara.
b) zat dapat bereaksi dengan adanya getaran, benturan, gesekan,
panas, tekanan, dan api.77
Contoh zat kimia mudah terbakar di dalam laboratorium yaitu
hydrogen atau gas hidrogen dengan rumus kimia H2.78 Pengetahuan
pengelolaan serta penanganan mengenai zat kimia yang memiliki sifat
mudah meledak untuk zat hydrogen atau hidrogen dengan rumus kimia
H2, yaitu:
a) jika zat H2 hendak disimpan, maka simpan di dalam wadah yang
tepat, pada lemari penyimpanan khusus zat kimia mudah meldak
yang bersuhu rendah dan berventilasi baik, serta hindarkan dari
semua faktor yang dapat menyebabkan wadah maupun zat H2
reaktif (mudah meledak).79
b) jika akan bekerja dengan zat H2, maka harus membaca informasi
mengenai zat H2 serta menggunakan alat perlindungan diri yang
tepat

76
Moran, op. cit., h. 86.
77
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, op. cit., h. 13.
78
Moran, op. cit., h. 90.
79
H. M. Sanusi Ibrahim dan Marham Sitorus, op. cit., h. 111.
29

c) jika bekerja dan-atau menghasilkan zat H2 yang bersifat mudah


meledak, maka hindarkan dari sumber api (dari suhu tinggi atau
panas, pembakar maupun peralatan berlistrik), kerusakan wadah,
serta zat kimia yang reaktif terhadap wadah maupun zat H2.80
d) jika zat H2 masuk kedalam tubuh, maka berikan pertolongan
pertama pada bagian tubuh yang terpapar zat H2 dengan
segera.81 Jika masuk melalui kulit maupun mata, maka bilas
dengan air dingin yang mengalir selama 15 menit. Jika tertelan
(masuk melalui saluran pencernaan maupun pernapasan), maka
bawa ke tempat dengan udara yang segar dan beri oksigen,
kemudian segera periksakan diri ke dokter agar mendapatkan
antidot (anti-racun) yang tepat.
e) pembuangan limbah maupun tumpahan/ bocor zat H2 yaitu
dapat langsung dibuang/ dilepas di atmosfer, dan wadah
dikumpulkan sebelum di olah (dihancurkan maupun didaur
ulang) oleh ahli.82
d. Reaktif
Zat kimia reaktif adalah zat kimia yang dapat bereaksi kuat
dengan sendirinya maupun ketika direkasikan dengan zat kimia lain, dan
menghsilkan panas.83 Reaksi hebat yang terjadi dapat mengakibatkan
munculnya zat beracun, kebakaran maupun ledakan. Zat kimia reaktif
dalam wadah berkemasan tidak memiliki tanda khusus, namun zat kimia
rekatif sering berlambang sama dengan zat kimia mudah terbakar dan zat
kimia mudah meledak.84 Berikut gambar untuk lambang zat kimia
reaktif:

80
WorkSafeBC, op. cit., h. 17.
81
BOC: A Member of The Linde Group, Safety data sheet; Hydrogen compressed,
2015, h. 1, (https://www.boconline.co.uk/).
82
Moran, op. cit., h. 153.
83
United Nations, op. cit., h. 15.
84
UCLA, op. cit., h. (2-5).
30

Gambar 2.8. Lambang Zat Kimia Reaktif


Sifat atau karakter dari zat kimia yang memiliki sifat reaktif
pada umumnya yaitu:
a) mudah bereaksi dengan zat kimia lain yang tidak cocok,
sehingga menimbulkan kebakaran, ledakan hingga munculnya
zat beracun
b) zat pengoksidasi bereaksi dengan zat pereduksi,85 sehingga akan
menghasilkan ledakan.
c) zat cair bersuhu tinggi atau panas bereaksi dengan zat lain yang
memiliki titik didih lebih rendah, sehingga akan menghasikan
ledakan
d) penambahan air pada penangas air (dengan air yang bersuhu
tinggi atau panas di dalam pemanas air), sehingga akan
menghasilkan ledakan
e) zat yang brsifat kriogen (mudah menguap) di dalam wadah
tertutup beraksi dengan panas, sehingga akan menghasilkan
ledakan
f) zat bersuhu tinggi atau panas yang dituang kedalam air,86
sehingga akan menghasilkan ledakan.
Contoh zat kimia dalam laboratorium yang bersifat reaktif yaitu
H2O2.87 Pengetahuan pengelolaan serta penanganan mengenai zat kimia
reaktif untuk zat hydrogen peroxide atau hidrogen peroksida dengan
rumus kimia H2O2 (> 30 %), yaitu:

85
Moran, op. cit., h. 89.
86
Ibid., h. 136.
87
Ibid., h. 165.
31

a) jika menyimpan zat H2O2, maka di dalam wadah bermulut kecil


tertutup rapat, pada lemari penyimpanan khusus zat kimia
reaktif yang bersuhu rendah, dan berventilasi baik, serta
hindarkan dari semua faktor yang dapat menyebabkan zat H2O2
reaktif.88
b) jika akan bekerja dengan zat H2O2, maka harus membaca
informasi mengenai zat H2O2 serta menggunakan alat
perlindungan diri yang tepat
c) menghindarkan zat H2O2 (pada penyimpanan, saat bekerja,
tumpahan maupun limbah) dari oksidator (api, panas, dll),
reduktor (P), logam dan garamnya (Fe, Cu, Zn, NaCO3, MnO2,
dll), keton, alkohol, aldehid, karboksilat, dll.89
d) jika zat H2O2 tertumpah maka lakukan penanganan dengan
segera.90 Jika tertumpah dalam jumlah yang kecil, maka berikan
air pada tumpahan, kemudian menyerap tumpahan dengan pasir.
Jika tertumpah dalam jumlah yang besar, maka hindarkan
tumpahan dari semua faktor yang menyebabkan zat H2O2 reakitf
(jika perlu lakukan evakuasi dan laporkan ke laboran)
e) jika zat H2O2 masuk kedalam tubuh, maka berikan pertolongan
pertama pada bagian tubuh yang terpapar zat H2O2 dengan
segera.91 Jika masuk melalui kulit maupun mata, maka bilas
dengan air dingin yang mengalir selama 15 menit. Jika tertelan
(masuk melalui saluran pencernaan maupun pernapasan), maka
bawa ke tempat dengan udara yang segar dan beri oksigen,
kemudian segera periksakan diri ke dokter agar mendapatkan
antidot (anti-racun) yang tepat.

88
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, loc. cit.
89
Nord, op. cit., h. 45.
90
Science Lab, Material Safety Data Sheet; Hydrogen Peroxide 30% MSDS, 2015, h. 3,
(https://www.sciencelab.com/).
91
Ibid., h. 2.
32

f) pembuangan limbah maupun tumpahan zat H2O2 yaitu


dikumpulkan dalam wadah khusus zat H2O2 sebelum di olah
(dihancurkan maupun didaur ulang) oleh ahli atau dapat
langsung dibuang (setelah pengenceran < 3 %) di saluran
pembuangan air (drainase).92
B. Penelitian yang Relevan
Hasil dari penelitian Iqbal Al Faris dan Feri Harianto pada jurnalnya
yang berjudul “Pengaruh Perilaku Tenaga Kerja dan Lingkungan Kerja yang
Dimoderasi Faktor Pengalaman Kerja dan Tingkat pendidikan Terhadap
Kecelakaan Kerja Konstruksi di Surabaya”, yaitu faktor yang mempengaruhi
tingkat kecelakaan kerja meliputi tingkat pendidikan serta pengalaman kerja di
lapangan.93
Hasil dari penelitian Maharani Perdini pada jurnalnya yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Berisiko dengan Kejadian Kecelakaan
Kerja”, yaitu faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku berisiko serta
kecelakaan kerja meliputi kurangnya pemahaman mengenai risiko serta
kecelakaan kerja yang dikarenakan adanya anggapan bahwa pekerjaan yang
dilakukannya memiliki risiko yang rendah, serta kecelakaan yang terjadi memiliki
bahaya yang rendah dan umum terjadi.94
Hasil dari penelitian Lindawati pada skripsinya yang berjudul “Analisis
Risiko Bahan Kimia Berdasarkan Konsekuensi Kebakaran dan Kesehatan di
Laboratorium kimia Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2012” yaitu zat kimia di laboratorium yang berpotensi membahayakan
kesehatan dan keselamatan sebanyak 20 – 80 %.95

92
Moran, op. cit., h. 283.
93
Iqbal Al Faris dan Feri Harianto, “Pengaruh Perilaku Tenaga Kerja dan Lingkungan
Kerja yang Dimoderasi Faktor Pengalaman Kerja dan Tingkat pendidikan Terhadap Kecelakaan
Kerja Konstruksi di Surabaya”, Jurnal pada Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS
Surabaya, ISBN 978-979-99327-9-2, Surabaya, 2014, h. 57.
94
Maharani Perdini, “Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Berisiko dengan Kejadian
Kecelakaan Kerja”, Unnes Journal of Public Health 1 (1) (2012) ISSN 2252-6781, Semarang,
2012, h. 51.
95
Lindawati, “Analisis Risiko Bahan Kimia Berdasarkan Konsekuensi Kebakaran dan
Kesehatan di Laboratorium kimia Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
33

Hasil dari penelitian Wahyu Hidayati pada skripsinya yang berjudul


“Tingkat Pengetahuan Keselamatan Kerja dan Keterampilan Kerja Di
Laboratorium Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA Semester 1 SMAN Di
kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung Jawa Tengah” yaitu instrumen
soal tes tertulis serta wawancara dapat digunakan untuk mendapatkan data tingkat
pengetahuan keselamatan kerja di laboratorium kimia dan menyimpulkan bahwa
tingkat pengetahuan keselamatan kerja sampel pada tingkat sedang (45,85-
56,66%).96
Hasil dari penelitian Dewi Indah Sari Siregar pada skripsinya yang
berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Ringan di PT.
Aqua Golden Missisippi Bekasi Tahun 2014”, yaitu faktor yang mempengaruhi
tingkat kecelakaan kerja meliputi tingkat pengetahuan, ketertiban terhadap
prosedur, pengawasan, serta lingkungan kerja yang aman dan nyaman.97
C. Kerangka Berpikir
Laboratorium kimia memiliki beberapa fungsi yaitu tempat untuk
melakukan pembelajaran ilmu kimia, tempat untuk melakukan percobaan
(eksperimen)/ pembuktian terhadap pembelajaran ilmu kimia, tempat melakukan
riset/ penemuan ilmu kimia, dan sebagai tempat untuk penyimpanan seperti
museum kecil.98 Pada umumnya laboratorium kimia merupakan suatu tempat
yang digunakan untuk melakukan eksperimen karena laboratorium kimia
merupakan suatu tempat yang telah dilengkapi dengan sistem keamanan agar
dapat difungsikan sebagai tempat yang aman untuk melakukan eksperimen.
Eksperimen yang dilakukan dalam pembelajaran ilmu kimia, akan memberikan
pengalaman secara langsung kepada peserta didik mengenai zat atau materi yang

Tahun 2012”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, h. ii, tidak
dipublikasikan.
96
Wahyu Hidayati, “Tingkat Pengetahuan Keselamatan Kerja dan Keterampilan Kerja
Di Laboratorium Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA Semester 1 SMAN Di kecamatan
Temanggung Kabupaten Temanggung Jawa Tengah”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2011, h. 6, tidak dipublikasikan.
97
Dewi Indah Sari Siregar, “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan
Ringan di PT. Aqua Golden Missisippi Bekasi Tahun 2014”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2014, Jakarta, 2014, h. iv, tidak dipublikasikan.
98
Feronika, op. cit., h. 166.
34

ada di alam, serta perubahan dari suatu zat atau materi tersebut secara jelas dan
masuk akal.
Pada umumnya, zat kimia yang digunakan dalam proses eksperimen di
laboratorium akan menghasilkan suatu pengetahuan yang bermanfaat dan juga
akan menghasilkan suatu bahaya terhadap manusia serta lingkungan hidup. Maka
pada proses eksperimen, zat kimia perlu dikelola dan ditangani dengan benar.
Cara atau teknik pengelolaan serta penanganan terhadap zat kimia berbahaya
terdapat pada pembelajaran K3 (Keselamatan dan Keamanan Kerja) di
laboratorium kimia.99 Pembelajaran K3 di laboratorium kimia mengenai
pengelolaan serta penanganan zat kimia berbahaya yaitu meliputi penyimpanan,
pembuangan, dan prosedur kerja umum (penanganan) untuk zat kimia berbahaya.
Maka, K3 harus dikuasai (diketahui serta dipahami) dan diterapkan pada saat
proses pembelajaran ilmu kimia yang menggunakan metode eksperimen di
laboratorium kimia karena tidak satupun zat kimia yang digunakan pada
eksperimen adalah aman bagi mahasiswa (makhluk hidup) maupun lingkungan.100
Sebelum mahasiswa mampu menerapkan (mengaplikasikan) cara atau
teknik pengelolaan serta penanganan terhadap zat kimia berbahaya, mahasiswa
harus menguasai tahapan mengingat dan memahami, yang sejalan dengan tahapan
pada tingkatan-tingkatan dari dimensi pengetahuan (kognitif) utama pada revisi
taksonomi Benjamin S. Bloom.101 Maka, penelitian ini merupakan tahapan awal
untuk dapat mengetahui kualitas dari pengetahuan K3 yang dimiliki oleh
mahasiswa pendidikan kimia di laboratorium kimia yaitu dengan cara mengetahui
kualitas dari pengingatan (serta pemahaman) mengenai pengetahuan K3 yang
telah dimiliki mahasiswa.

99
Moran, op. cit., h. v.
100
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, op. cit., h. 1.
101
Anderson, op. cit., h. 6.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat berlangsungnya penelitian yaitu dapat dilaksanakan di ruang
kelas maupun di ruang laboratorium pendidikan kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
(yang disesuaikan dengan kondisi sampel dan lapangan). Gambaran mengenai
ketersediaan sarana-prasarana yang ada di laboratorium pendidikan kimia terdapat
pada Lampiran 12.1 Waktu pada penelitian berupa jadwal yang ditentukan yaitu
mulai dari pembuatan rancangan penelitian hingga pencetakan hasil laporan.2
Berikut perinciannya pada Tabel 3.1.:
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
BULAN
NO. KEGIATAN
(2015)
1. pembuatan rancangan penelitian januari – mei
2. pelaksanaan penelitian juni
3. pembuatan laporan penelitian juli – september
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi serta mengetahui
kualitas dari tingkat pengetahuan K3 (Keselamatan dan Keamanan Kerja) sampel
penelitian yaitu menggunakan metode penelitian deskriptif. ”Penelitian deskriptif
adalah suatu metode penelitian yang menunjukkan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang
lampau.”.3 Dengan metode deskriptif maka akan diuraikan mengenai pengetahuan
(kognitif) K3 yang dimiliki mahasiswa pendidikan kimia berdasarkan pada fakta-
fakta yang ada serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan kemudian

1
Lampiran 12, h, 122-126.
2
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. 9, h.
132.
3
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet. 2, h. 54.

35
36

dianalisis serta disimpulkan secara umum mengenai kualitas dari tingkat


pengetahuan (kognitif) K3 mahasiswa pendidikan kimia.
Secara umum desain penelitian terdiri dari 3 (tiga) tahapan, yaitu dimulai
dari pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, hingga pembuatan
serta pencetakan laporan penelitian.4 Berikut perinciannya:
1. pada tahapan pembuatan rancangan penelitian yaitu meliputi mencari
permasalahan, menentukan tujuan penelitian, mempersiapkan jadwal
penelitian, mempersiapkan instrumen untuk memperoleh data penelitian,
serta mempersiapkan sarana-prasarana untuk melakukan penelitian
2. pada tahapan pelaksanaan penelitian yaitu meliputi pengumpulan data
penelitian dengan cara memberikan instrumen tes tertulis kepada sampel
penelitian, serta mewawancarai sampel penelitian
3. pada tahapan pembuatan serta percetakan laporan yaitu meliputi
mengolah serta menganalisi data penelitian yang diperoleh,
menyimpulkan hasil dari penelitian, dan kemudian melaporkan hasil
penelitian dalam bentuk laporan tertulis.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian yaitu seluruh mahasiswa pendidikan kimia di
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampel dalam penelitian yaitu mahasiswa
pendidikan kimia tingkat I, II, dan III di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015. Pada tingkat IV dan seterusnya tidak dijadikan sampel penelitian karena
mahasiswa pada semester 8 (delapan) sedang melaksananakan PPKT (Praktek
Profesi Keguruan Terpadu) dan pada tingkat seterusnya merupakan mahasiswa
tidak aktif dalam melaksanakan pembelajaran di kelas dan laboratorium.
Mahasiswa pendidikan kimia pada tingkat I, II, dan III dijadikan sampel penelitian
karena mahasiswa pada tingkat tersebut telah mendapatkan matakuliah Teknik
Laboratorium serta pelatihan/ workshop K3 (atau CSS: Chemical Laboratory
Safety and Security) serta masih aktif dalam melaksanakan pembelajaran di kelas
dan laboratorium. Pendidikan kimia Tingkat I adalah mahasiswa di semester 2
(dua), tingkat II adalah mahasiswa di semester 4 (empat), dan tingkat III adalah

4
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, op. cit., h. 133.
37

mahasiswa di semester 6 (enam). Jumlah total sampel penelitian yaitu 183


mahasiswa. Rincian jumlah sampel penelitian terdapat pada Tabel 3.2. Berikut
perinciannya:
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
TINGKAT JUMLAH
NO.
MAHSISWA KELAS A KELAS B
1 I 30 30
2 II 28 30
3 III 32 33
TOTAL 183 MAHASISWA
Maka, teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sampling purposive
karena sampel penelitian ditentukan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.5
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan (kognitif) sampel penelitian yaitu menggunakan tes dan non-tes.6 Tes
yaitu dilakukan secara tertulis yang menggunakan soal objektif dengan pilihan
berganda (lima pilihan). Non-tes yaitu dilakukan dengan cara wawancara yang
terstruktur.
Pengumpulan data dengan menggunakan tes tertulis dilakukan dengan
tahapan: persiapan (seperti mempersiapkan instrumen penelitian, tempat, waktu
serta instruksi-instruksi), pelaksanaan tes tertulis (yang juga dilakukan
pengawasan serta memberikan instruksi-instruksi yang dibutuhkan oleh sampel
penelitian), dan mengumpulkan hasil tes tertulis yang telah diberikan sampel
(yang digunakan sebagai data penelitian).7 Tes tertulis dapat dilakukan di ruang
kelas maupun di laboratorium kimia (dengan menyesuaikan kondisi, dana, waktu,
dan tenaga). Waktu yang diberikan untuk melakukan tes tertulis yaitu 1 (satu) jam
pembelajaran (± 45 menit). Instruksi yang diberikan pada umumnya yaitu
mengingatkan serta memperjelas tata tertib dalam melaksanakan tes tertulis. Tes
tertulis yang telah dilakukan kepada sampel penelitian (183 mahasiswa

5
Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), Cet. 8, h. 85.
6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 5.
7
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), Cet.
11, h. 151-153.
38

pendidikan kimia) merupakan sebuah data pada penelitian utama, yang nantinya
akan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan utama pada penelitian.
Pengumpulan data non-tes dengan wawancara yang terstruktur dilakukan
dengan tahapan: persiapan (seperti mempersiapkan jumlah sampel, instrumen
penelitian, tempat, waktu serta sarana-prasarana), pelaksanaan wawancara
(pengajuan pertanyaan menggunakan lembar pedoman wawancara yang
terstruktur, dan alat perekam suara), dan mencatat (mengumpulkan) hasil
wawancara yang telah diberikan sampel (yang digunakan sebagai data
penelitian).8 Wawancara hanya dilakukan untuk 5 sampel (mahasiswa pendidikan
kimia) yang diduga dapat memberikan informasi tambahan (melengkapi data
utama) pada data penelitian, dan juga agar terlihat penekanan hasil dari kualitas
tingkat pengetahuan K3 yang dimiliki oleh sampel penelitian. Pertanyaan yang
diajukan meliputi sumber pengetahuan K3 yang dimiliki sampel penelitian serta
pemahaman mengenai K3 yang telah dimiliki oleh sampel penelitian. Wawancara
dapat dilakukan dimana saja (dengan menyesuaikan kondisi, dana, waktu, dan
tenaga). Pertanyaan yang diberikan kepada sampel penelitian disesuaikan dengan
pertanyaan yang ada di lembar pedoman wawancara yang terstruktur. Waktu yang
diberikan untuk melakukan wawancara yaitu ± 15 menit.Hasil dari wawancara
yang telah dilakukan, merupakan data penelitian (informasi) pendukung dari data
penelitian utama, yang nantinya akan menjadi pelengkap dari kesimpulan utama
hasil penelitian.
Teknik pengumpulan data pada dasarnya berupa pemberian instrumen
penelitian kepada sampel penelitian, dan kemudian dianalisis serta disimpulkan
mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi serta
mengetahui kualitas dari tingkat pengetahuan K3 (Keselamatan dan Keamanan
Kerja) sampel penelitian yaitu menggunakan soal objektif dengan pilihan
berganda (lima pilihan) dan lembar pedoman wawancara yang terstruktur. Berikut
perinciannya:

8
Sukmadinata, op. cit., h. 216-218.
39

1. Soal Objektif dengan Pilihan Berganda (Lima Pilihan)


Instrumen penelitian tes tertulis yang menggunakan soal objektif
dengan pilihan berganda (lima pilihan). Tes tertulis yang menggunakan soal
objektif dengan pilihan berganda (lima pilihan) yaitu berupa lembaran yang
berisikan soal-soal (yang terbakukan) dengan kalimat pernyataan yang belum
lengkap.9 Kemudian untuk melengkapi pernyataan tersebut diberikan 5 (lima)
pilihan/ alternatif untuk melengkapi pernyataan tersebut, namun hanya ada 1
(satu) dari 5 pilihan/ alternatif yang tepat untuk dapat melengkapi
pernyataan.1 pilihan/ alternatif yang tepat biasa disebut dengan kunci
jawaban dan 4 (empat) pilihan/ alternatif yang lain biasa disebut dengan
pengecoh.
Pemilihan tes secara tertulis dengan menggunakan soal objektif
dengan pilihan berganda (lima pilihan) berdasarkan pada kelebihan-kelebihan
yang dimiliki oleh soal objektif dengan pilihan berganda (lima pilihan).
Kelebihan tes tertulis dengan menggunakan soal objektif dengan pilihan
berganda (lima pilihan) yaitu dapat digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan (kognitif) sampel penelitian, dapat digunakan untuk jumlah
sampel peneitian yang banyak, dapat digunakan untuk cakupan materi yang
sangat banyak, hasil dari soal dapat diukur dengan efektif serta efisien, dan
pengukuran bersifat objektif.10 Kekurangan tes terulis dengan menggunakan
soal objektif dengan pilihan berganda (lima pilihan) yaitu pembuatan item
soal yang tidak mudah, tidak dapat mengungkap kemampuan ditingkat
pengetahuan (kognitif) yang tinggi, memberi peluang besar kepada siswa
untuk menerka jawaban.11 Agar soal menghasilkan data yang baik maka
dilakukan rundingan-rundingan dengan pakar (asisten beserta laboran, dosen
pendidikan kimia, dan dosen ilmu kimia) dalam pembuatan soal (K3) serta

9
Sudijono, op. cit., h. 120.
10
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Oprasionalnya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), Cet. 3, h. 125-126.
11
Sudijono, op. cit., h. 135.
40

memberikan instruksi serta pengawasan selama proses tes tertulis


berlangsung.
Soal objektif dengan pilihan berganda (lima pilihan) dibuat dengan
dengan cara mengkaji pembelajaran (K3), menentukan indikator soal (yang
berupa tingkat pengetahuan, dan jumlah pertanyaan), membuat kisi-kisi,
menyusun soal serta menentukan kunci jawaban soal, menguji-coba (untuk
pembakuan) instrument (tes tertulis), menganalisis hasil uji-coba, merevisi
instrumen (tes tertulis) dan instrumen (tes tertulis) siap digunakan.12
Pengkajian dalam membuat instrumen tes tertulis berupa pemilihan materi
pembelajaran mengenai K3 yang telah diberikan untuk membuat 50 item
pertanyaan menganai K3.
Kisi-kisi tes secara tertulis dengan menggunakan soal objektif
dengan pilihan berganda (lima pilihan) yang disusun berdasarkan dari
mengkaji pembelajaran serta menentukan indikator soal dan indikator
pembelajaran dari Standar (Kompetensi) K3 yaitu menentukan pengelolaan
dan penanganan zat kimia berbahaya, yang terdapat pada Tabel 3.3. Berikut
perinciannya:
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Tes Tertulis
JUMLAH
INDIKATOR
MATERI INDIKATOR NOMOR ITEMSOAL
PEMBELAJARAN
SOAL
menentukan 6, 8*, 9, 11, 12, 18*, 19,
penyimpanan zat
penyimpanan zat 16 20*, 21, 32*, 33, 40, 41,
kimia berbahaya
kimia berbahaya 42*, 43*, 44*
prosedur kerja menentukan prosedur 5, 13, 14, 15, 16*, 22, 23,
umum kerja umum 24*, 25*, 26, 27, 28, 29*,
22
(penanganan) zat (penanganan) zat 30*, 34*, 35*, 36*, 37*,
kimia berbahaya kimia berbahaya 38, 39, 47, 48
menentukan
pembuangan zat 1, 2, 3*, 4, 7*, 10*, 17, 31,
pembuangan zat 12
kimia berbahaya 45*, 46, 49*, 50*
kimia berbahaya
Catatan:
* Nomor soal yang valid empirik13
Pada tahap menguji-coba (membakukan) yaitu ditujukan agar
mendapatkan instrumen tes (tertulis) hasil belajar yang baik. Pengujian

12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 209.
13
Lampiran 7, h, 116-118.
41

terhadap item soal (tes tertulis) menurut Nana Sudjana berupa tingkat
kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reabilitas.14 Berikut perinciannya:
a. Tingkat kesukaran
Perhitungan tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui
seberapa besar kesukaran dari item soal yang telah dibuat.15 Perhitungan
tingkat kesukaran menggunakan Ms. Excel 2010 serta Anates 4.0.9..
Rumus tingkat kesukaran yang digunakan yaitu:

Keterangan:
I = nilai tingkat kesukaran item soal(i)
B = jumlah siswa yang menjawab benar pada item soal(i)
N = jumlah total siswa yang menjawab pada item soal(i).16
Rentang ukuran patokan kriteria tingkat kesukaran item soal yang
digunakan sebagai berikut:
0.0  0.3 = item soal sukar
0.31  0.7 = item soal sedang
0.71 – 1.0 = item soal mudah.17
b. Daya pembeda
Perhitungan daya pembeda digunakan untuk mengetahui
seberapa besar item soal dapat membedakan antara sampel penelitian
yang sudah memiliki pengetahuan dengan sampel penelitian yang belum
memiliki pengetahuan K3.18 Perhitungan daya pembeda menggunakan
Ms. Excel 2010 serta Anates 4.0.9.. Rumus daya pembeda yang
digunakan yaitu:

14
Sudjana, op. cit., h. 135.
15
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 5,
h. 266.
16
Sudjana, op. cit., h. 137.
17
Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: Wacana Prima, 2009),
h. 241.
18
Arifin, op. cit., h. 273.
42

Keterangan:
D = nilai daya pembeda item soal(i)
= jumlah sampel yang menjawab benar pada kelompok atas (27 %)
pada item soal(i)
= jumlah sampel yang menjawab benar pada kelopok bawah (27 %)
pada item soal(i)
= jumlah sampel penelitian pada kelompok atas (27 %)
= jumlah sampel penelitian pada kelompok bawah (27 %).19
Rentang ukuran patokan kriteria daya pembeda item soal yang digunakan
sebagai berikut:
D < 0.2 = daya pembeda item soal buruk
0.2 – 0.4 = daya pembeda item soal sedang
0.41 – 0.7 = daya pembeda item soal baik
0.71 – 1.0 = daya pembeda item soal baik sekali
D (- / negatif) = daya pembeda item soal buruk sekali.20
c. Validitas
Perhitungan validitas digunakan untuk mengetahui seberapa
tepat suatu item soal dapat melakukan fungsi penilaiannya (tingkat
pengetahuan K3) terhadap sampel penelitian.21 Terdapat 2 (dua) langkah
validitas menurut Anas Sudijono yaitu validitas rasional dan kemudian
validitas empirik.22 Validitas rasional meliputi isidan konstruk.
Validitas rasional isi merupakan analisis terhadap item soal
dengan pemikiran yang logis, sehingga dapat diketahui seberapa tepat
cakupan seluruh materi pembelajaran yang ada pada item soal.23
Validitas rasional isi digunakan untuk mengetahui seberapa tepat
keterwakilan materi pembelajaran K3 pada item soal yang diberikan
kepada sampel penelitian.
Validitas rasional konstruk merupakan analisis terhadap item
soal dengan pemikiran yang logis, sehingga dapat diketahui seberapa
tepat item soal mampu mengungkapkan indikator soal, indikator

19
Harun Rasyid dan Mansur, op. cit., h. 250-251.
20
Sudijono, op. cit., h. 389.
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, op. cit., h. 211.
22
Sudijono, op. cit., h. 163.
23
Sudjana, op. cit., h. 13.
43

pembelajaran maupun srandar kompetensi yang akan dinilai.24 Validitas


rasional konstruk digunakan untuk mengetahui seberapa tepat
keterwakilan indikator soal pada item soal yang diberikan kepada sampel
penelitian.
Validitas rasional isi dan konstruk dilakukan dengan cara
berdiskusi dengan pakar (asisten beserta laboran pendidikan kimia, dosen
pendidikan kimia, dan dosen ilmu kimia) yang berkompeten pada materi
pembelajaran (K3) yang akan dinilai.25 Pada proses berdiskusi pakar K3,
akan terjadi perubahan serta pengarahan terhadap item soal. Sehingga
akan didapatkan item soal yang mampu secara tepat mewakili seluruh
materi pembelajaran K3 yang telah diberikan. Kriteria dari validitas
rasional isi dan konstruk yang digunakan yaitu jika pakar telah
menyetujui bahwa item soal tersebut valid, maka item soal tersebut telah
valid dan siap untuk diberikan kepada sampel penelitian.
Validitas empirik merupakan analisis terhadap item soal dengan
berdasarkan dari hasil temuan di lapangan, sehingga dapat diketahui
seberapa tepat item soal dapat digunakan untuk segala kriteria yang
berhubungan dengan sampel penelitian.26 Validitas empirik digunakan
untuk membuat pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan alokasi
waktu yang layak, format instrumen, serta pemilihan item soal yang
layak.
Validitas empirik dilakukan dengan cara menguji-cobakan
instrumen penelitian (yang terdiri dari 50 item soal) kepada mahasiswa
pendidikan kimia, mengolah, serta berdiskusi dengan pakar untuk
memperoleh keputusan akhir dalam menentukan instrumen penelitian
yang baik. Pada proses pengolahan data yaitu dilakukan dengan cara
menghitung dengan menggunakan rumus korelasi product-moment

24
Sudijono, op. cit., h. 167.
25
Sudjana, op. cit., h. 13.
26
Sudijono, loc. cit.
44

dengan angka kasar.27 Kelebihan dari korelasi product-moment dengan


angka kasar yaitu lebih mudah dan cepat (karena rumus yang sederhana)
pada proses perhitungan yang digunakan untuk mengukur (validitas) tiap
item soal.28 Perhitungan menggunakan Ms. Excel 2010 serta Anates
4.0.9.. Kriteria uji validitas empirik yang digunakan untuk menafsirkan
nilai korelasi (untuk validitas empirik) yang dihasilkan yaitu jika nilai r
hitung > r tabel, maka item soal dikatakan telah valid. Rumus korelasi
product-moment dengan angka kasar (r hitung) yang digunakan sebagai
berikut:

r=

Keterangan:
r (hitung) = nilai korelasi (validitas empirik)(i)
N = jumlah sampel penelitian
X = skor sampel penelitian(i) pada item soal(i)
Y = total skor sampel penelitian(i).29
Berdasarkan hasil (3 kali) uji validitas empirik terhadap 50 item soal
yang diberikan kepada sampel peneltian (N = 183,  = 5 %, dan r tabel =
0,146) yaitu diperoleh 21 item soal yang valid.30
d. Reabilitas
Perhitungan reabilitas digunakan untuk mengetahui seberapa
tetap suatu item soal dapat melakukan fungsi penilaiannya (tingkat
pengetahuan K3) terhadap sampel penelitian.31 Dikarenakan seluruh
mahasiswa aktif (183 mahasiswa) menjadi sampel penelitian maka
reabilitas yang digunakan yaitu pendekatan single test (single test trial)
Kuder-Richardson 21. Kelebihan dari pendekatan single test (single test
trial) Kuder-Richardson 21 yaitu lebih mudah dan cepat (karena rumus

27
Arifin, op. cit., h. 254.
28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, op. cit., h. 318.
29
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 164.
30
Lampiran 7, loc. cit.
31
Sudjana, op. cit., h. 16.
45

yang sederhana) pada proses perhitungan, serta lebih tepat jika digunakan
untuk mengukur reabilitas yang mengukur langsung pada tiap item soal
(dengan perlakuan) yang hanya diberikan pada 1 (satu) jenis sampel
penelitian, 1 jenis instrumen, dan 1 kali pengukuran.32
Reabilitas dilakukan dengan cara menghitung dengan
menggunakan rumus pendekatan single test (single test trial) Kuder-
Richardson 21. Perhitungan reabilitas menggunakan aplikasi MS. Excel
2010 dan Anates versi 4.0.9.. Kriteria uji reabilitas yang digunakan untuk
menafsirkan nilai korelasi (reabilitas) yang dihasilkan yaitu jika nilai r
hitung >r tabel, maka item soal dikatakan telah reliabel. Rumus pendekatan
single test (single test trial) Kuder-Richardson 21 (r hitung) yang
digunakan yaitu:

Keterangan:
Xi = skor sampel penelitian(i)
n = jumlah sampel penelitian
r11(hitung) = nilai korelasi (reabilitas)
k = jumlah item soal
Vt = varians total
= rata-rata skor sampel penelitian.33
Berdasarkan hasil uji reliabilitas (instrumen) terhadap 21 item soal yang
diberikan kepada sampel peneltian (k = 21,  = 5 %, dan r tabel = 0,456)
yaitu diperoleh instrumen tes tertulis (yang berisikan 21 item soal)
tersebut reliabel (dengan r hitung = 0,82).34

32
Sudijono, op. cit., h. 252-253.
33
Siregar, op. cit., h. 196-197.
34
Lampiran 8, h. 119.
46

2. Lembar Pedoman Wawancara yang Terstruktur


Instrumen penelitian non-tes (wawancara yang terstruktur) yang
menggunakan lembar pedoman wawancara yang terstruktur yaitu lembar
pedoman yang digunakan pada proses wawancara yang berisikan pertanyaan-
pertanyan yang telah disusun secara terperinci serta terstruktur. 35 Pertanyaan
disusun dari yang bersifat umum menuju ke pertanyaan yang bersifat khusus,
sehingga jawaban dari sampel penelitian lebih terarah dan menjadi informasi
tambahan yang dapat melengkapi data utama (pendukung data utama) pada
penelitian.
Pemilihan non-tes (wawancara yang terstruktur) dengan
menggunakan lembar pedoman wawancara yang terstruktur berdasarkan pada
kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh wawancara yang terstruktur.
Kelebihan non-tes (wawancara yang terstruktur) dengan menggunakan
lembar pedoman wawancara yang terstruktur yaitu dapat berhadapan
langsung dengan sampel penelitian, hasil dapat berupa data kuantitatif
maupun kualitatif, hasil yang didapat lebih lengkap, terperinci, dan
bermakna.36 Kekurangan non-tes (wawancara yang terstruktur) dengan
menggunakan lembar pedoman wawancara yang terstruktur yaitu
memerlukan suatu hubungan baik dengan sampel penelitian agar sampel
penelitian dapat memberikan segala informasi yang diperlukan pada
penelitian, tidak optimal jika jumlah sampel penelitiannya cukup banyak
karena adanya keterbatasan terhadap kondisi, dana, waktu, dan tenaga.37 Agar
pedoman menghasilkan data yang baik maka dilakukan rundingan-rundingan
dengan pakar K3 dalam pembuatan pedoman serta memberikan instruksi serta
pengawasan selama proses wawancara berlangsung.
Lembar pedoman wawancara yang terstruktur dibuat dengan cara
mengkaji mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran K3
serta hasil dari data penelitian utama, menyusun pertanyaan yang berstruktur,

35
Siregar, op. cit., h. 131.
36
Sudijono, op. cit., h. 83.
37
Arifin, op. cit., h. 158.
47

menguji-coba (membakukan) lembar pedoman, menganalisis hasil uji-coba,


merevisi lembar pedoman wawancara yang terstruktur dan instrumen lembar
pedoman wawancara yang terstruktur dapat digunakan.38 Kisi-kisi pertanyaan
yang diberikan pada saat non-tes (wawancara yang terstruktur) dengan
menggunakan lembar pedoman wawancara yang terstruktur, meliputi sumber
pengetahuan K3 yang dimiliki sampel penelitian serta pemahaman mengenai
K3 yang telah dimiliki oleh sampel penelitian, yang terdapat pada Tabel 3.4.
Berikut perinciannya:
Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Non-tes
JUMLAH NOMOR
FOKUS
INDIKATOR DESKRIPSI ITEM
PENELITIAN
PERTANYAAN PERTANYAAN
1.menyebutkan sumber pengetahuan
3 1, 2, 3
K3 yang dimilikinya
sumber
2.menyebutkan pengetahuan K3 yang
pengetahuan
telah memberikan sumber pengetahuan
K3 2 4, 5
K3 (pada saat praktikum di
laboratorium kimia)
menjelaskan 6 item soal nomor pada 6
bahasan (yang ada pada bab 6, 7, 8, 9, 10, 11,
pemahaman
pembahasan) item soal standar 12 12, 13, 14, 15,
K3
(kompetensi) K3 dengan pengetahuan 16, 17
serta pemahaman K3 yang dimilikinya
Pada tahap menguji-coba hingga merevisi instrumen lembar pedoman
wawancara yang terstruktur dilakukan dengan cara berdiskusi dengan pakar
yang berkompeten pada materi pembelajaran K3 yang akan dinilai.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi serta
mengetahui kualitas dari tingkat pengetahuan K3 (Keselamatan dan Keamanan
Kerja) yang dimiliki oleh sampel penelitian dengan menggunakan soal objektif
dengan pilihan berganda (lima pilihan) dan lembar pedoman wawancara yang
terstruktur, maka teknik analisis yang digunakan untuk instrumen soal tes tertulis
yaitu teknik analisis deskriptif kuantitatif dan teknik analisis yang digunakan
untuk instrumen lembar pedoman wawancara yang terstruktur (non-tes) yaitu
teknik analisis deskriptif kulitatif.

38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, op. cit., h. 209.
48

Teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk instrumen soal tes tertulis


(terhadap indikator pembelajaran pada standar K3 dan item soal pada standar K3)
ini dilakukan dengan 3 (tiga) langkah yaitu menjumlahkan, membandingkan serta
memprosentasekan, dan menyimpulkan hasil dari prosentase yang didapat.39
Berikut perinciannya:
1. pada tahap menjumlahkan (pada variabel untuk data utama) yaitu dimulai
dengan menentukan skor variabel dan menentukan skor variabel total
(skor ideal variabel). Penentuan skor untuk variabel (rincian dari 5 (lima)
pilihan/ alternatif pada item soal) yaitu dengan memberikan skor 1 (satu)
untuk variabel yang dipilih oleh sampel dan memberikan skor 0 (nol)
untuk variabel yang tidak dipilih oleh sampel.40 Kemudian
menjumlahkan skor (untuk mendapatkan jumlah sampel yang memilih)
variabel (menghitung ). Penentuan skor variabel total (skor ideal
variabel) yaitu dengan menganggap bahwa sampel seluruhnya memilih
variabel (dengan diberikan skor 1 pada rincian variabel) dan kemudian
menjumlahkan skor pada variabel (menghitung ).
2. pada tahap membandingkan serta memprosentasekan yaitu dimulai
dengan membandingkan jumlah skor variabel dengan jumlah total (ideal)
variabel (menghitung ). Hasil bandingan (hasil rata-rata) kemudian
diprosentasekan dengan rumus yang digunakan sebagai berikut
(menghitung %):

Keterangan :
% = prosentase variabel(i)
X = jumlah skor variabel(i)
N = jumlah total (ideal) variabel(i).
3. pada tahap menyimpulkan yaitu dimulai dengan membagi prosentase (0 –
100 %) menjadi 5 (lima) rentang yang akan digunakan sebagai ukuran

39
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, op, cit., h. 265-266.
40
Sudijono, op. cit., h. 302.
49

patokan kriteria tingkatan kualitas. Hasil pembagian serta tingkat kualitas


yang digunakan sebagai rentang yaitu sebagai berikut:
0 – 20 % = sangat kurang
21 – 40 % = kurang
41 – 60 % = cukup
61 – 80 % = baik
81 – 100 % = sangat baik.41
Hasil dari prosentase masing-masing (indikator atau total item soal)
kemudian diberikan tingkat kualitas masing-masing berdasarkan rentang
yang digunakan.
Untuk variabel lain (indikator maupun standar K3) juga dianalisis dengan 3
langkah (menjumlahkan, membandingkan serta memprosentasekan, dan
menyimpulkan). Namun pada tahap menjumlahkan, membandingkan serta
memprosentasekan terdapat penyesuaian terhadap penentuan skor variabel dan
skor variabel total (skor ideal variabel) karena dipengaruhi oleh hasil analisis yang
diperoleh pada variabel rincian dari 5 pilihan/ alternatif pada item soal.
Teknik analisis deskriptif kualitatif untuk instrumen (non-tes) lembar
pedoman wawancara yang terstruktur dilakukan dengan cara yaitu kata-kata atau
kalimat yang muncul dari hasil wawancara (menggunakan lembar pedoman
wawancara yang terstruktur serta perekam suara) akan menjadi informasi
tambahan yang berguna untuk melengkapi hasil dari data utama penelitian
(kuantitatif).42 Sehingga akan lebih terlihat penekanan hasil dari kualitas tingkat
pengetahuan K3 yang dimiliki oleh sampel penelitian.

41
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, op. cit., h. 271-272.
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, op. cit., h. 282.
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta mengetahui kualitas
tingkat pengetahuan K3 (Keselamatan dan Keamanan Kerja) di laboratorium
kimia yang dimiliki oleh mahasiswa pendidikan kimia di FITK (Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015, dengan
jumlah sampel sebanyak 183 mahasiswa. Temuan yang diperoleh, tingkat
pegetahuan K3 sampel penelitian (rata-rata) berada pada kualitas kurang yaitu
sebesar 38 %. Temuan penelitian tersebut didapatkan dari temuan data
(kuantitatif) instrumen (tes tertulis) soal objektif dengan pilihan berganda (lima
pilihan) dan temuan data (kualitatif) instrumen (non-tes) lembar pedoman
wawancara yang terstruktur. Berikut perinciannya:
1. Instrumen Tes Tertulis
Temuan data (kuantitatif) penelitian yang didapatkan dari instrumen
tes tertulis yang menggunakan soal objektif dengan pilihan berganda (lima
pilihan), meliputi data masing-masing indikator pada standar (kompetensi)
K3 dan data masing-masing item soal pada standar K3. Berikut perinciannya:
a. Indikator pada standar (kompetensi) K3
Standar (kompetensi) K3 yang digunakan (yaitu menentukan
pengelolaan dan penanganan zat kimia berbahaya) memiliki 3 indikator
yaitu 1) menentukan penyimpanan zat kimia berbahaya, 2) menentukan
prosedur kerja umum (penanganan) zat kimia berbahaya, 3) menentukan
pembuangan zat kimia berbahaya. Berikut data mengenai perincian
indikator yang digunakan pada standar K3 yang ada pada Tabel 4.1.:
Tabel 4.1.
Perincian Indikator pada Standar (Kompetensi) K3
JUMLAH PROSENTASE
STANDAR K3 INDIKATOR INDIKATOR (%) JAWABAN KUALITAS
SOAL BENAR*
penyimpanan menentukan 6 33 kurang

50
51

JUMLAH PROSENTASE
STANDAR K3 INDIKATOR INDIKATOR (%) JAWABAN KUALITAS
SOAL BENAR*
zat kimia penyimpanan zat
berbahaya kimia berbahaya
prosedur kerja menentukan
umum prosedur kerja
(penanganan) umum 9 34 kurang
zat kimia (penanganan) zat
berbahaya kimia berbahaya
pembuangan menentukan
zat kimia pembuangan zat 6 47 cukup
berbahaya kimia berbahaya
RATA-RATA 38 KURANG
Catatan:
* Jumlah sampel (N) = 183
Indikator dengan (rata-rata) prosentase tertinggi terdapat pada
menentukan pembuangan zat kimia berbahaya, dengan (rata-rata) jumlah
prosentase jawaban benar yaitu sebesar 47 % (cukup). Indikator dengan
(rata-rata) prosentase terendah terdapat pada menentukan penyimpanan
zat kimia berbahaya, dengan jumlah (rata-rata) prosentase jawaban benar
yaitu sebesar 33 % (kurang).
Berikut data mengenai perincian prosentase indikator soal pada
masing-masing indikator (pada standar K3):
1) menentukan penyimpanan zat kimia berbahaya
Pada indikator menentukan penyimpanan zat kimia
berbahaya, terdapat 6 indikator soal dengan (rata-rata) jumlah
prosentase total dari jawaban benar yaitu sebesar 33 % (kurang).
Berikut data mengenai perincian indikator soal pada indikator
menentukan penyimpanan zat kimia berbahaya (pada standar K3)
yang ada pada Tabel 4.2.:
Tabel 4.2. Perincian Indikator Menentukan Penyimpanan
Zat Kimia Berbahaya
JUMLAH
NO. SAMPEL
INDIKATOR SOAL %* KUALITAS
SOAL MENJAWAB
BENAR
peserta didik dapat menyebutkan
3 98 54 cukup
ciri penyimpanan zat kimia reaktif
peserta didik dapat menyebutkan
sangat
penyimpanan zat kimia mudah 6 30 16
kurang
terbakar
52

JUMLAH
NO. SAMPEL
INDIKATOR SOAL %* KUALITAS
SOAL MENJAWAB
BENAR
diberikan zat kimia beserta simbol
zat kimia mudah meledak, peserta
sangat
didik dapat memperkirakan 7 30 16
kurang
penyimpanan zat kimia mudah
meledak
diberikan beberapa cara
penyimpanan zat kimia, peserta
didik dapat menyimpulkan 12 76 42 cukup
penyimpanan zat kimia mudah
meledak
diberikan tabel sifat zat kimia dan
gambar lemari penyimpanan zat
kimia, peserta didik dapat
menyimpulkan penyimpanan zat 17 68 37 kurang
kimia mudah tebakar dan zat
pengoksidasi di lemari
penyimpanan zat kimia
diberikan tabel sifat zat kimia dan
gambar lemari penyimpanan zat
kimia, peserta didik dapat
18 56 31 kurang
menyimpulkan penyimpanan zat
oksidator dan zat reduktor di lemari
penyimpanan zat kimia
RATA-RATA 33 KURANG
Indikator soal dengan prosentase tertinggi terdapat pada item soal
nomor 3 yaitu peserta didik dapat menyebutkan ciri penyimpanan zat
kimia reaktif, dengan jumlah prosentase jawaban benar yaitu sebesar
54 % (cukup). Indikator soal dengan prosentase terendah terdapat
pada item soal nomor 6 dan 7 yaitu peserta didik dapat menyebutkan
penyimpanan zat kimia mudah terbakar, dan diberikan zat kimia
beserta simbol zat kimia mudah meledak, peserta didik dapat
memperkirakan penyimpanan zat kimia mudah meledak, dengan
jumlah prosentase jawaban benar yaitu sebesar 30 % (kurang).
2) menentukan prosedur kerja umum (penanganan) zat kimia
berbahaya
Pada indikator menentukan prosedur kerja umum
(penanganan) zat kimia berbahaya, terdapat 9 indikator soal dengan
(rata-rata) jumlah prosentase jawaban benar yaitu sebesar 34 %
(kurang). Berikut data mengenai perincian indikator soal pada
53

indikator menentukan prosedur kerja umum (penanganan) zat kimia


berbahaya (pada standar K3) yang ada pada Tabel 4.3.:
Tabel 4.3. Perincian Indikator Menentukan Prosedur Kerja
Umum (Penanganan) Zat Kimia Berbahaya
JUMLAH
NO. SAMPEL
INDIKATOR SOAL %* KUALITAS
SOAL MENJAWAB
BENAR
peserta didik dapat menyebutkan
prosedur kerja umum instrumen 5 44 24 kurang
analisis zat kimia reaktif (logam)
peserta didik dapat memperkirakan
prosedur kerja umum (pemadam) 8 63 34 kurang
zat kimia mudah terbakar
diberikan zat kimia beserta simbol
zat kimia mudah terbakar, peserta
didik dapat menyimpulkan
9 101 55 cukup
prosedur kerja umum (alat
pemanasan) zat kimia mudah
terbakar
peserta didik dapat menyimpulkan
prosedur kerja umum (jenis
10 51 28 kurang
pemotong) zat kimia reaktif
(logam)
diberikan beberapa prosedur kerja
umum pada lemari asap, peserta
didik dapat menyimpulkan 11 41 22 kurang
prosedur kerja umum zat kimia
beracun di dalam lemari asap
diberikan beberapa prosedur kerja
umum pada freezer, peserta didik
dapat menyimpulkan prosedur 13 60 33 kurang
kerja umum zat kimia reaktif di
dalam freezer laboratorium
diberikan beberapa prosedur kerja
umum (tumpahan), peserta didik
14 86 47 cukup
dapat menyimpulkan jenis zat
kimia beracun
peserta didik dapat mencontohkan
prosedur kerja umum yang
15 58 32 kurang
menghasilkan zat kimia mudah
terbakar
diberikan langkah-langkah
penanganan zat kimia mudah
meledak, peserta didik dapat 16 49 27 kurang
memilih penanganan zat peroksida
organik yang tepat
RATA-RATA 34 KURANG
Indikator soal dengan prosentase tertinggi terdapat pada item soal
nomor 9 yaitu diberikan zat kimia beserta simbol zat kimia mudah
54

terbakar, peserta didik dapat menyimpulkan prosedur kerja umum


(alat pemanasan) zat kimia mudah terbakar, dengan jumlah
prosentase jawaban benar yaitu sebesar 55 % (cukup). Indikator soal
dengan prosentase terendah terdapat pada item soal nomor 11 yaitu
diberikan beberapa prosedur kerja umum pada lemari asap, peserta
didik dapat menyimpulkan prosedur kerja umum zat kimia beracun
di dalam lemari asap, dengan jawaban benar yaitu sebesar 22 %
(kurang).
3) menentukan pembuangan zat kimia berbahaya
Pada indikator menentukan pembuangan zat kimia
berbahaya, terdapat 6 indikator soal dengan (rata-rata) jumlah
prosentase jawaban benar yaitu sebesar 47 % (cukup). Berikut data
mengenai perincian indikator soal pada indikator menentukan
pembuangan zat kimia berbahaya (pada standar K3) yang ada pada
Tabel 4.4.:
Tabel 4.4. Perincian Indikator Menentukan
Pembuangan Zat Kimia Berbahaya
JUMLAH
NO. SAMPEL
INDIKATOR SOAL %* KUALITAS
SOAL MENJAWAB
BENAR
diberikan simbol pembuangan zat
kimia, peserta didik dapat sangat
1 168 92
menyebutkan arti dari simbol zat baik
kimia mudah meledak
peserta didik dapat menyebutkan
faktor utama terjadinya ledakan di
2 115 63 baik
tempat pembuangan zat kimia
mudah meledak
peserta didik dapat menyebutkan
salah satu ciri zat kimia mudah 4 89 49 cukup
terbakar di tempat pembuangan
diberikan data tabel msds
pembuangan zat kimia, peserta
didik dapat menyimpulkan zat 19 38 21 kurang
kimia yang bersifat mudah
terbakar, mledak, dan reaktif
peserta didik dapat memperkira-
kan faktor penyebab zat kimia
20 62 34 kurang
mudah meledak di tempat
pembuangan
peserta didik dapat memperkirakan 21 43 23 kurang
55

JUMLAH
NO. SAMPEL
INDIKATOR SOAL %* KUALITAS
SOAL MENJAWAB
BENAR
faktor penyebab zat kimia reaktif di
tempat pembuangan
RATA-RATA 47 CUKUP
Indikator soal dengan prosentase tertinggi terdapat pada item soal
nomor 1 yaitu diberikan simbol pembuangan zat kimia, peserta didik
dapat menyebutkan arti dari simbol zat kimia mudah meledak,
dengan jumlah prosentase jawaban benar yaitu sebesar 92 % (sangat
baik). Indikator soal dengan prosentase terendah terdapat pada item
soal nomor 19 yaitu diberikan data tabel msds pembuangan zat
kimia, peserta didik dapat menyimpulkan zat kimia yang bersifat
mudah terbakar, mledak, dan reaktif, dengan jumlah prosentase
jawaban benar yaitu sebesar 21 % (kurang).
b. Item soal pada standar (kompetensi) K3
Standar (kompetensi) K3 (yaitu menentukan pengelolaan dan
penanganan zat kimia berbahaya) memiliki 3 (tiga) indikator serta 21
indikator soal, sehingga standar K3 memiliki 21 nomor item soal objektif
dengan pilihan berganda (lima pilihan) yang diberikan kepada 183
mahasiswa pendidikan kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2015, dan menghasilkan data mengenai tingkat pengetahuan K3
mahasiswa pendidikan kimia (rata-rata) berada pada kualitas kurang
yaitu sebesar 38 %. Temuan data dari 21 nomor item soal objektif dengan
pilihan berganda (lima pilihan) tersebut, meliputi data masing-masing
prosentase kunci jawaban yang dipilih dan data masing-masing
prosentase pengecoh yang dipilih. Berikut perincian temuan data
mengenai 21 nomor item soal (pada standar K3) yang ada pada Tabel
4.5.:
56

Tabel 4.5. Perincian 21 Nomor Item Soal


pada Standar (Kompetensi) K3
KUNCI KUNCI
PENGECOH PENGECOH
JAWABAN JAWABAN
NO. NO.
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
ITEM ITEM
SAMPEL SAMPEL SAMPEL SAMPEL
SOAL %* %* SOAL %* %*
YANG YANG YANG YANG
MEMILIH MEMILIH MEMILIH MEMILIH
1 168 92 7 4 12 76 42 22 12
2 115 63 22 12 13 60 33 65 36
3 98 54 26 14 14 86 47 24 13
4 89 49 36 20 15 58 32 40 22
5 44 24 57 31 16 49 27 49 27
6 30 16 45 25 17 68 37 33 18
7 30 16 62 34 18 56 31 35 19
8 63 34 44 24 19 38 21 39 21
9 101 55 23 13 20 62 34 43 23
10 51 28 59 32 21 43 23 44 24
11 41 22 52 28

Jika dilihat secara visual, data mengenai princian 21 nomor item soal
(pada standar K3) dapat dilihat pula pada Gambar 4.1.:

Gambar 4.1. Grafik Perincian 21 Nomor Item Soal


pada Standar (Kompetensi) K3
Item soal dengan prosentase kunci jawaban dipilih tertinggi (>
90 %) atau item soal yang dengan mudah dapat dijawab, terdapat pada
item soal nomor 1 (92 %). Item soal dengan prosentase kunci jawaban
57

dipilih terendah (< 20 %) atau item soal yang sulit dijawab, terdapat pada
item soal nomor 6 dan 7 (16 %).
Item soal dengan prosentase pengecoh dipilih tertinggi (> 30 %)
atau item soal yang pengecohnya lebih banyak dipilih dari pada kunci
jawaban, terdapat pada item soal nomor 13 (36 %), 7 (34 %), 10 (32 %),
dan 5 (31 %). Item soal dengan prosentase pengecoh dipilih terendah (< 5
%) atau item soal yang pengecohnya lebih sedikit dipilih dari pada kunci
jawaban, terdapat pada item soal nomor 1 (4 %).
2. Instrumen Non-tes
Temuan data (kualitatif) penelitian yang didapatkan dari instrumen
non-tes (wawancara terstruktur) yang menggunakan lembar pedoman
wawancara yang terstruktur (untuk 5 sampel), meliputi data masing-masing
indikator pertanyaan dari fokus penelitian mengenai sumber pengetahuan K3.
Fokus penelitian mengenai sumber pengetahuan K3 memiliki 2 indikator
pertanyaan yaitu 1) menyebutkan sumber pengetahuan K3 yang dimilikinya,
dan 2) menyebutkan pengetahuan K3 yang telah diberikan oleh sumber
pengetahuan K3 (pada saat praktikum di laboratorium kimia). Berikut
perinciannya:
a. Menyebutkan sumber pengetahuan K3 yang dimilikinya
Pada indikator pertanyaan menyebutkan sumber pengetahuan
K3 yang dimilikinya, terdapat 3 deskripsi pertanyaan yang disimpulkan
sebagai berikut: bahwa sampel telah mendapatkan dan memiliki
pengetahuan K3 yang bersumber dari perkuliahan dengan dosen (pada
Matakuliah Teknik Laboratorium), pelatihan/ workshop K3 (CSS:
Chemical Laboratory Safety and Security), ketika bereksperimen di
laboratorium pendidikan kimia, dan bersumber dari pembelajaran di
pendidikan tingkat menengah (SMK Analis Kimia).
“ ... (sumber pengetahuan K3 yaitu) dari (pelatihan) CFF (baca: CSS
yaitu Chemical Laboratory Safety and Security) ... oya waktu teklab
(baca: matakuliah Teknik Laboratorium) juga ... pas (baca: pada saat)
praktikum (di laboratorium kimia) ... “ (sampel 4).
58

“ ... (sumber pengetahuan K3 yaitu) waktu SMA (SMK Analis Kimia) itu
praktikum hampir setiap hari, selama empat tahun ... ikut (pelatihan
CSS) semester dua ... “ (sampel 1).
Dari temuan pengetahuan K3 yang telah diberikan oleh beberapa sumber,
sampel juga menyimpulkan bahwa pengetahuan K3 amat sangatlah
penting bagi mereka agar aman serta selamat ketika bereksperimen di
laboratorium kimia.
“ ... (K3 itu) penting banget, ya biar (baca: supaya) kita apa ya enggak
(baca: tidak) keracunan di lab (baca: laboratorium) ...” (sampel 5).
“ ... (K3 itu) penting, ya buat keselamatan diri sendirila, biar
praktikumnya berjalan lancar ... biar tahu bahan-bahan kimia berbahaya
itu jangan asal sebarangan gitu ngunainnya, trus kalo (baca: kalau)
tumpah atau apa kan kita bisa tahu mengatasinya ... “ (sampel 3).
b. Menyebutkan pengetahuan K3 yang telah diberikan oleh sumber
pengetahuan K3
Pada indikator pertanyaan menyebutkan pengetahuan K3 yang
telah diberikan oleh sumber pengetahuan K3 (pada saat praktikum di
laboratorium kimia), terdapat 2 deskripsi pertanyaan yang disimpulkan
sebagai berikut: bahwa sampel penelitian telah mendapatkan
pengetahuan dasar mengenai K3 yang meliputi pengetahuan simbol-
simbol zat kimia berbahaya, hingga teknik dasar bereksperimen ilmu
kimia. Namun, sampel tidak menyebutkan semua pengetahuan K3 yang
dimilikinya dikarenakan faktor lupa (kurang mampu menghafal).
“ ... oya waktu teklab juga ... diajarin (K3) semuanya ... teorinya aja ... “
(sampel 4).
“ ... MSDS (baca: Material Safety Data Sheet) ... kalo ke lab harus pake
jas lab ... itu ma yang dapet yang waktu CSS itu ... “ (sampel 5).
“ ... cuma (tugas mencari) simbol-simbol gitu ... (pada awal praktikum
mendapatkaan) tugas lab Pak Iwan (laboran di pendidikan kimia) ... “
(sampel 3).
59

“ ... aku kan lulusan analis kimia ... udah ngerti ini harus gimana
nanganin ini (tumpahan maupun kecelakaan zat kimia) ... “ (sampel 1).
Akibat dari faktor lupa (kurang mampu menghafal) mengenai
pengetahuan K3 yang telah diberikan oleh sumber, maka sampel hanya
bercerita mengenai kronologi mereka ketika mendapatkan pengetahuan
K3 di laboratorium kimia.
“ ... (semua) praktikum ( di laboratorium kimia) juga ada (K3-nya), kan
suka sering diingetin (oleh aslab maupun laboran) kalo misalkan kita
prkatikum itu apa si K3 itu selalu diingetin ... kadang (pengetahuan K3)
dikasih tahu (oleh aslab maupun laboran) kadang ya cari tahu sendiri ...
“ (sampel 2).
“ ... (praktikum di laboratorium kimia) semuanya juga ada (K3-nya), ya
(praktikum pada matakuliah) kimia organik biasanya (yang lebih banyak
menerapkan K3), kan bahannya berbahaya semua ... “ (sampel 3).
B. Pembahasan
Temuan data penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi serta
mengetahui kualitas tingkat pengetahuan K3 (Keselamatan dan Keamanan Kerja)
di laboratorium kimia yang dimiliki oleh mahasiswa pendidikan kimia FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 (dengan jumlah sampel sebanyak 183
mahasiswa), yaitu didapatkan dari temuan data (kuantitatif) instrumen (tes
tertulis) soal objektif dengan pilihan berganda (lima pilihan), dan dari temuan data
(kualitatif) instrumen (non-tes) lembar pedoman wawancara yang terstruktur.
Temuan data (kuantitatif) penelitian, tingkat pengetahuan K3 sampel penelitian
yaitu berada pada kualitas kurang yaitu sebesar 38 %, dan hasil dari temuan data
(kualitatif) penelitian yaitu hanya sebagai informasi tambahan yang berguna untuk
melengkapi temuan data utama (kuantitatif), sehingga akan lebih terlihat
penekanan hasil dari temuan kualitas tingkat pengetahuan K3 yang dimiliki oleh
sampel penelitian.
Dari temuan data kuantitatif penelitian mengenai tingkat pengetahuan K3
sampel yang menghasilkan 38 % (yang berkualitas kurang) itu juga sejalan
dengan temuan data kualitatif penelitian. Dari temuan data kualitatif penelitian
60

yang dilakukan dengan wawancara terstruktur menunjukkan bahwa tidak semua


sampel memiliki pengetahuan K3 yang sama dikarenakan perbedaan jenis sumber
pengetahuan K3 yang didapat oleh sampel, hampir semua sampel yang sedikit
mengungkapkan kembali pengetahuan K3 yang dimilikinya dikarenakan faktor
lupa, serta sedikitnya pengetahuan hingga pemahaman mengenai K3 yang dimiliki
sampel karena pengetahuan yang didapatkan dari sumber hanya sedikit dan tidak
seluruhnya diterapkan ketika melakukan kegiatan praktikum di laboratorium.
Temuan penelitian ini sejalan dengan pendapat Lorin yang mengatakan bahwa
secara umum terdapat 3 (tiga) kemungkinan hasil dari pembelajaran (K3) yang
telah diberikan.1 3 (tiga) kemungkinan itu berupa: peserta didik tidak (kurang)
memiliki pengetahuan (K3), peserta didik hanya (kurang) mampu menghafal/
mengingat pengetahuan (K3), dan peserta didik (kurang) mampu menghafal/
mengingat serta memahami pengetahuan (K3) dari hasil pembelajaran yang telah
diberikan oleh pendidik (dosen maupun laboran beserta asistennya).
“ ... banyak si (praktikum yang menggunakan alat dan bahan kimia) yang ada (di
laboratorium) ... lupa (mengenai K3-nya) ... tapi emang (baca: memang) saya gak
(baca: tidak) ikut apa itu CSS ... “
“ ... ya paling, (pengetahuan K3 pada praktikum) apa ya, kemarin itu, yang pekat
banget itu apa ya, lupa deh kak (baca: kakak) ... ya paham gak paham (mengenai
K3) si gimana ya ... “
Selain 3 (tiga) faktor yang telah disebutkan, ternyata pada temuan data
kualitatif penelitian didapatkan pula mengenai beberapa faktor lain yang dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan hingga pemahaman K3 sampel, diantaranya
yaitu kesiapan, motivasi, tempat sera media pembelajaran, dan stratergi
pembelajaran mengenai K3. Temuan penelitian ini sejalan dengan pendapat
Muhibbin yang mengatakan bahwa secara umum juga terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi hasil dari pembelajaran yaitu faktor dari dalam peserta

1
Lorin W. Anderson, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan
Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), h. 95.
61

didik, faktor dari luar peserta didik, dan faktor kurikulum pembelajaran. 2 Faktor
dari dalam peserta didik berupa nutrisi serta penyakit yang ada pada peserta didik,
keadaan panca indra yang dimiliki oleh peserta didik, tingkat kecerdasan bawaan
peserta didik, minat, bakat, motivasi, kesiapan, dan kelelahan.3 Faktor dari luar
peserta didik berupa keadaan cuaca, waktu belajar, tempat belajar, alat tulis,
media pembelajaran, lingkungan sosial di masyarakat, sekolah, serta keluarga.4
Faktor kurikulum pembelajaran berupa indikator (tujuan pembelajaran) yang
ditentukan, strategi pembelajaran (metode serta pendekatan pembelajaran) yang
digunakan, teknik serta instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai hasil
pembelajaran.5 Maka secara umum, didapatkan faktor kurikulum pembelajaranlah
yang dominan mempengaruhi temuan penelitian, walaupun faktor kurikulum juga
terikat dengan kedua faktor lainnya karena tidak dapat terpisahkan satu dengan
yang lainnya, namun faktor kurikulum pembelajaranlah yang dapat dikontrol
(oleh pendidik) sehingga dapat muncul seluruhnya serta dapat diukur.
“ ... (supaya pemahaman K3 maksimal) ya setiap praktikum harus dipraktekin
(K3-nya) gitu jangan asal praktikum aja ... harus ada kesadaran diri ... lengkapin
fasilitas K3-nya ... ruangannya juga digedein (baca: diperbesar) ... lebih banyak
pengenalan (K3) lagi ... mahasiswanya juga diberi motivasi buat sadar diri akan
pentingnya K3 ... “
“ ... kan kalo kita sering (praktikum) pasti juga dengan sendirinya bisa (spontan
menerapkan K3 ketika praktikum) ... cuma beberapa apa namanya,
matapelajaran yang kerjanya (praktikum) itu perkelompok, ... jadi disana
nanganinnya apa-apa itu sendiri .... “
Faktor kurikulum pembelajaran dimulai dari indikator (tujuan
pembelajaran) yang ditentukan. Dengan tidak adanya indikator K3 maka tidak
akan ada pelaksanaan pembelajaran (metode serta pendekatan pembelajaran) serta
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendetakan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 129.
3
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 54-60.
4
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2010), h. 233-234.
5
Direktoral Jendral Pendidikan Islam, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI
tentang Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h. 7.
62

penilaian hasil belajar.6 Tidak adanya indikator K3 yang tertulis secara jelas di
kurikulum program studi pendidikan kimia mengakibatkan ketidaksiapan
pendidik dalam melaksanakan pembelajaran serta penilaian hasil belajar dari K3
secara optimal karena tidak adanya kurikulum mengenai pembelajaran tersebut.7
Begitupun untuk peserta didik, peserta didik tidak akan termotivasi untuk
mempelajari K3 karena tidak ada tuntutan dalam kurikulum di program studi
pendidikan kimia. Dengan tidak adanya indikator K3 pada praktikum di
laboratorium kimia juga dapat mengakibatkan peserta didik hanya berfokus
kepada penyelesaian suatu tugas perkuliahan pada saat bereksperimen dan tidak
disertai dengan pemahaman hubungan (ilmu kimia) yang berkaitan dalam proses
bereksperimen di laboratorium tersebut (termasuk bagaimana sifat zat kimia,
bagaimana reaksinya, serta K3-nya). Tidak adanya penilaian terhadap indikator
pengetahuan K3 serta penerapannya disiplin K3 menjadikan peserta didik tidak
memiliki kepentingan (termotivasi) untuk mengetahui hingga menerapkan K3
pada saat praktikum di laboratorium K3. Peserta didik lebih termotivasi pada
penilaian secara akademik (dengan pembelajaran di ruang kelas) yang berimbas
besar (30 – 40 %) pada IPK mereka, sedangkan penilaian eksperimen yang
dilakukan di laboratorium hanya terhitung ± 10% dari total penilaian masing-
masing pembelajaran mengenai ilmu kimia, maka K3 tidak akan menjadi prioritas
pengetahuan utama mereka.
“ ... kan selama ini kebanyakan yang praktikum asal-asalan aja gak menerapin
K3-nya gitu ... “ (sampel 4).
“ ... kalo nilai praktikum gak pengaruh banyak ka di AIS (Academic Information
System), yang pengaruh kan teori (yang diberikan oleh dosen) di kelas ... kayak
(baca: seperti) nilai UTS (Ujian Tengah Semester), (juga) UAS-nya (Ujian Akhir
Semester) kan dari ujian di kelas ... “
Faktor kurikulum pembelajaran selanjutnya yaitu strategi pembelajaran
(metode serta pendekatan pembelajaran) yang digunakan. Walaupun tidak tertulis

6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 14, h. 2-3.
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Akademik Program Strata 1 2014/2015.
(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 92-97.
63

dalam kurikulum program studi pendidikan kimia, (pada temuan data kualitatif)
pembelajaran K3 tetap diberikan kepada peserta didik oleh pendidik pada proses
pembelajaran ilmu kimia dengan pembelajaran di ruang kelas (pada Matakuliah
Teknik Laboratorium) maupun menggunakan metode eksperimen di laboratorium
pendidikan kimia. Ketika pembelajaran K3 di laboratorium kimia, pendidik hanya
sekedar menyelipkan pembelajaran K3 sebelum serta saat peserta didik
bereksperimen di laboratorium dengan waktu, tempat, alat, serta zat yang tidak
optimal. Begitupun untuk peserta didik, peserta didik tidak akan menerima
pembelajaran K3 secara optimal.
Faktor kurikulum pembelajaran yang terakhir yaitu teknik serta
instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai hasil pembelajaran. Dengan
tidak adanya indikator K3 maka tidak akan ada penilaian hasil belajar mengenai
K3. Perbedaan teknik serta instrumen yang digunakan untuk menilai hasil dari
pembelajaran K3 juga akan mempengaruhi kualitas hasil yang akan diperoleh.
Penilaian terhadap pembelajaran K3 menggunakan tes (tertulis) dengan soal
objektif dengan pilihan berganda (lima pilihan) sebanyak 21 soal, dengan
prosentase yang didapatkan dari jumlah rata-rata sampel yang menjawab dengan
benar yaitu sebesar 38 % yang berkualitas kurang, dapat menunjukkan kualitas
teknik serta instrumen penilaian yang buruk maupun buruknya kualitas peserta
didik yang mampu menguasai K3. Faktor dari teknik serta instrumen penilaian
telah melalui tahap menguji-coba (membakukan) yang ditujukan agar
mendapatkan instrumen tes (tertulis) hasil belajar yang baik. Pengujian terhadap
item soal menurut Nana Sudjana berupa tingkat kesukaran, daya pembeda,
validitas (isi, konstruk, dan empirik), dan reabilitas.8 Meskipun mencoba
menghilangkan (mengurangi) faktor teknik serta instrumen penilaian terhadap
hasil penelitian, namun tidak dapat dipungkiri faktor tersebut merupakan bagian
dari faktor kurikulum dan tidak menutup kemungkinan juga hasil dari tes (tertulis)
juga dipengeruhi oleh faktor-faktor lainnya yang telah disebutkan.

8
Sudjana, op. cit., h. 135.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta mengetahui kualitas
tingkat pengetahuan K3 (Keselamatan dan Keamanan Kerja) di laboratorium kimia
yang dimiliki oleh mahasiswa pendidikan kimia di FITK (Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015. Berdasarkan temuan
dan pembahasan penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. secara umum tingkat pengetahuan K3 mahasiswa pendidikan kimia di
laboratorium kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015
berada pada kualitas kurang, yaitu sebesar 38 %
2. kualitas tingkat pengetahuan K3 mahasiswa pada masing-masing
indikator yaitu:
a. pada pengetahuan menentukan penyimpanan zat kimia berbahaya
sebesar 33 % (kurang)
b. pada pengetahuan menentukan prosedur kerja umum zat kimia
berbahaya sebesar 34 % (kurang)
c. pada pengetahuan menentukan pembuangan zat kimia berbahya
sebesar 47 % (cukup).
Temuan dari penelitian tersebut dikarenakan adanya faktor; tidak adanya motivasi
(dari dalam peserta didik), keterbatasan sarana-prasarana di laboratorium kimia
(dari luar peserta didik), serta dari tidak adanya kurikulum pembelajaran yang
tertulis secara langsung (mengenai K3).
B. Saran
Setelah mengidentifikasi serta mengetahui tingkat pengetahuan K3
(Keselamatan dan Keamanan Kerja) di laboratorium kimia yang dimiliki oleh
mahasiswa pendidikan kimia di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015,
maka pengetahuan K3 hendaknya menjadi salah satu bagian terpenting pada
kurikulum pendidikan kimia.

64
65

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin W.. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan


Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. 5,


2013.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 9, 2007.

−−−−−. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,


Cet. 14, 2010.

Bahasa, Tim Penyusun Kamus Pusat. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, Cet. 4, 2007.

BOC: A Member of The Linde Group. “Safety data sheet; Hydrogen


compressed”. https://www.boconline.co.uk/, 25 Januari 2015.

Cahyono, Achadi Budi. Keselamatan Kerja Bahan Kimia Di Industri.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Cet. 2, 2010.

Chang, Raymond. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Jilid I. Terj. Muhamad


Abdulkadir Martoprawiro. Jakarta: Erlangga, Cet. 3, 2005.

Faris, Iqbal Al dan Feri Harianto, “Pengaruh Perilaku Tenaga Kerja dan
Lingkungan Kerja yang Dimoderasi Faktor Pengalaman Kerja dan
Tingkat pendidikan Terhadap Kecelakaan Kerja Konstruksi di
Surabaya”, Jurnal pada Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS
Surabaya, ISBN 978-979-99327-9-2, Surabaya, 2014.

Feronika, Tonih, Kinkin Suartini, dan Zulfiani. Strategi Pembelajaran Sains.


Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Lindawati, “Analisis Risiko Bahan Kimia Berdasarkan Konsekuensi Kebakaran


dan Kesehatan di Laboratorium kimia Pusat Laboratorium Terpadu UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”, Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, h. ii, tidak dipublikasikan.

Hidayati, Wahyu. “Tingkat Pengetahuan Keselamatan Kerja dan Keterampilan


Kerja Di Laboratorium Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA Semester 1
SMAN Di kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung Jawa
Tengah”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011. tidak
dipublikasikan.
66

Ibrahim, H. M. Sanusi, dan Marham Sitorus. Teknik Laboratorium Kimia


Organik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik. “Peraturan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi. http://mwa.itb.ac.id/), 25 Januari 2015.

Indonesia, Pemerintah Republik. “Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2001


tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun”.
http://jdih.menlh.go.id/, 25 Januari 2015.

Islam, Direktoral Jendral Pendidikan. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah


RI tentang Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama RI, 2006.

Lab, Science. “Material Safety Data Sheet; Benzene MSDS”.


https://www.sciencelab.com/, 25 Januari 2015.

−−−−−. “Material Safety Data Sheet; Ethyl ether MSDS”.


https://www.sciencelab.com/, 25 Januari 2015.

−−−−−. “Material Safety Data Sheet; Hydrogen Peroxide 30% MSDS”.


https://www.sciencelab.com/, 25 Januari 2015.

−−−−−. “Material Safety Data Sheet; Sodium Hydroxide MSDS”.


https://www.sciencelab.com/, 25 Januari 2015.

−−−−−. “Material Safety Data Sheet; Zinc Sulfate, 0.05M MSDS”.


https://www.sciencelab.com/, 25 Januari 2015.

Leath, Steven. Laboratory Safety Manual. A.S.: Iowa State University, Cet. 2,
2013.

Lindawati, “Analisis Risiko Bahan Kimia Berdasarkan Konsekuensi Kebakaran


dan Kesehatan di Laboratorium kimia Pusat Laboratorium Terpadu UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”, Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012. tidak dipublikasikan.

Moran, Lisa, dan Tina Masciangioli. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium


Kimia. Washington DC: The National Academies Press, 2010.

Nations, United. Globally Harmonized System of Classification and Labelling of


Chemicals (GHS). New York and Geneva: United Nations, Cet. 4, 2011.

Nolan, Dennis P.. Handbook of Fire and Explosion Protection Engineering


Principles: for Oil, Gas, Chemical and Related Facilities. U.K.:
Elsevier. Cet. 2, 2011.

Nord, Nancy A.. School Chemistry Laboratory Guide. Columbia: Department of


Health and Human Services, 2006.
67

Noviyanti, Yuni. Buku Pintar Praktikum Kimia SMA. Jakarta: Laskar Aksara,
2015.

Ong, Faye. Science Safety Handbook for California Public Schools. Califronia:
California Department of Education. 2012.

Organization, World Health. Bahaya Bahan Kimia pada Kesehatan Manusia dan
Lingkungan, Terj. Palupi Widyastuti,. Jakarta: EGC, 2005.

. Laboratory Biosafety Manual. Geneva: WHO Library Cataloguing-in-


Publication Data, Cet. 3, 2004.

Perdini, Maharani, “Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Berisiko dengan


Kejadian Kecelakaan Kerja”, Unnes Journal of Public Health 1 (1)
(2012) ISSN 2252-6781, Semarang, 2012.

Petrucci, Ralph H., dkk.. Kimia Dasar: Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern. Jilid
I. Terj. Suminar Setiati Achmadi. Jakarta: Erlangga, Cet. 9, 2011.

Pruss, A.. Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan, Terj. Munaya Fauziah,
dkk.. Jakarta: EGC, 2005.

Rasyid, Harun dan Mansur. Penilaian Hasil Belajar. (Bandung: Wacana Prima,
2009), h. 241.

ASEAN University Network Quality Assurance, “AUN-QA Manual For The


Implementation Of The Guidelines”. http://www.aunsec.org/, 25 Januari
2015.

Ridley, John. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Terj. Soni Astranto.
Jakarta: Erlangga, Cet. 3, 2008.

Riyadhi, Adi dkk.. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006.

Sartono. Racun dan Keracunan. Jakarta: Widya Medika, 2001.

Shofwati, Iting, dan Yuli Prapanca Satar. Hygine Industri. Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Siregar, Dewi Indah Sari, “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan


Ringan di PT. Aqua Golden Missisippi Bekasi Tahun 2014”, Skripsi pada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014, Jakarta, 2014. tidak
dipublikasikan.

Siregar, Syofian Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan


Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
68

Sitorus, Marham dan Ani Sutiani. Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium


Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta, Cet. 5, 2010.

Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanudin Mialama. Evaluasi


Pmebelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, Cet. 11,
2011.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya, Cet. 14, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta, Cet. 8, 2009.

Suharto, Ign. Limbah Kimia dalam Pencemaran Air dan Udara. Yogyakarta:
ANDI, 2011.

Sukardi, M.. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Oprasionalnya. Jakarta: Bumi


Aksara, Cet. 3, 2009.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya, Cet. 2, 2006.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres, 2010.

Suryani, Siti. “Hubungan Kemampuan Ranah Kognitif dengan Kemampuan


Ranah Psikomotorik Pada Bidang Studi Biologi: Studi Kasus Siswa
Kelas XI SMA Negeri 1 Ciputat”, Skripsi pada UIN Jakarta: 2006. tidak
dipublikasikan.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendetakan Baru. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, Cet. 15, 2010.

Tilaar, H. A. R.. Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis.


Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

UCLA. Laboratory Safety Manual. California: Office of Enviromental, Health


and Safety, 2011.

WorkSafeBC. LaboratoryHealth and Safety Haandbook. Canada: Workers


Compensation Board of British Columbia, 2008.
Lampiran 1

PERHITUNGAN DAN HASIL TES TERTULIS

NOMOR INDUK NOMOR ITEM SOAL JML.


NO. NAMA MAHASISWA
BENAR
(NIM) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BAGUS S. 11140162000003 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5
2 DEWITRI U. 11140162000005 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4
3 DEWI K. S. 11140162000006 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 8
4 GHINA F. K. 11140162000008 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
5 WIDYA M. 11140162000009 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2
6 UTAWATI 11140162000011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
7 FITRIA H. 11140162000012 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 7
8 LIANA A. 11140162000014 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3
9 ILHAM M. 11140162000015 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 10
10 ERNA B. 11140162000017 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6
11 WIDI A. F. 11140162000018 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6
12 LAELA N. 11140162000019 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 6
13 ASTI S. 11140162000020 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 6
14 NAHAARY F 11140162000021 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 10
15 AULIYA N. 11140162000023 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

69
NOMOR INDUK NOMOR ITEM SOAL JML.
NO. NAMA MAHASISWA
BENAR
(NIM) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
16 SHOIMATUL 11140162000024 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
17 YAYANG N. 11140162000026 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3
18 UMMI M. 11140162000028 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 9
19 ANDINI N. 11140162000029 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3
20 LALITA S. 11140162000030 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 8
21 DINNAH R. 11140162000031 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 4
22 SUCI N. 11140162000032 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 8
23 M. RUSDIL 11140162000033 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 5
24 DEVITA A. Y 11140162000034 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 9
25 RAHMAWAT 11140162000007 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 5
26 DALVA N. 11140162000002 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 7
27 LILIS D. H. 11140162000004 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
28 RENDRA T. 11140162000010 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 11
29 SILVI N. F. 11140162000016 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 9
30 ARINI N. K. 11140162000025 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 9
31 HARUM I. 11140162000035 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4
32 ISMI I. 11140162000037 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
33 S.NURMILA. 11140162000038 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 16
34 DUROCHTU 11140162000039 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
35 DINDA N. A. 11140162000022 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
36 ARDELIA A. 11140162000041 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21

70
37 MULYAWAT 11140162000043 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
NOMOR INDUK NOMOR ITEM SOAL JML.
NO. NAMA MAHASISWA
BENAR
(NIM) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
38 GAOSIATUL 11140162000044 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 9
39 HADITSTY 11140162000045 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 9
40 ROSTY K. 11140162000046 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
41 ROYYA M. 11140162000047 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
42 ERNAWATI 11140162000048 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 7
43 S.NURAENI 11140162000049 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 12
44 ARTHY H S 11140162000050 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
45 ZAHRA A. A. 11140162000051 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
46 ENDAH N. 11140162000053 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 12
47 PUTRI F. S. 11140162000054 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 8
48 KHADIJAH . 11140162000055 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
49 PUTRI R. 11140162000056 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
50 INDAH N. 11140162000057 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
51 LIZDA T.W. 11140162000058 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 17
52 ELMA G. S. 11140162000059 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
53 SYARIFAH . 11140162000060 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
54 JANNAH A. 11140162000061 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6
55 SYLVIA E. 11140162000062 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 14
56 RENI N. 11140162000063 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
57 ANNISA N. 11140162000065 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 8
58 NITA M. 11140162000066 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21

71
59 HERAWATI 11140162000067 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
NOMOR INDUK NOMOR ITEM SOAL JML.
NO. NAMA MAHASISWA
BENAR
(NIM) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
60 M. RADHI S. 11140162000068 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7
61 RIDHO Z A 1113016200001 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 12
62 KHANSA N. 1113016200002 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 8
63 WULAN S. 1113016200003 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
64 M. YUSUF S. 1113016200004 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
65 M. BASIR N. 1113016200006 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 8
66 DINI ISLAMI 1113016200008 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 9
67 ABDUL K. 1113016200009 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 4
68 VEGA N. S. 1113016200010 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
69 NUR H. 1113016200011 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 9
70 GHINA R. 1113016200012 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4
71 WIJI DWI U. 1113016200014 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 7
72 RINANDA R. 1113016200015 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8
73 RADEN R. P. 1113016200016 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 7
74 KAIROL A. 1113016200017 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6
75 MEGA F. 1113016200018 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 5
76 AI FIYANI 1113016200019 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3
77 S.MAEMUNA 1113016200020 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 6
78 RAJA M.A N. 1113016200021 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4
79 FITRI H. 1113016200022 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
80 S.AMALIYA 1113016200023 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4

72
81 RAHMATIK 1113016200024 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 4
NOMOR INDUK NOMOR ITEM SOAL JML.
NO. NAMA MAHASISWA
BENAR
(NIM) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
82 A.HAMDANI 1113016200025 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4
83 MURNI A. 1113016200026 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 10
84 SEPTIA M. 1113016200027 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
85 S.NURUL 1113016200029 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
86 IAS F. 1113016200030 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3
87 RAYHANAH 1113016200031 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 8
88 AJENG DWI 1113016200032 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 6
89 ANGGI S.I. 1113016200033 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 8
90 FAAIZAH A. 1113016200034 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 7
91 TRI BAGUS P 1113016200035 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7
92 MUTIAH U. 1113016200036 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 8
93 VIVIN N.Z. 1113016200037 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5
94 SINTYA A. 1113016200038 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
95 VELDA M. B 1113016200039 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7
96 TEDI N. 1113016200040 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 8
97 CAHYAG. 1113016200041 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 8
98 NUR A. R. 1113016200042 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 8
99 KIKI N. 1113016200043 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5
100 RAHMA TIA 1113016200044 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 8
101 BINA P.P. 1113016200045 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4
102 LOLA M. 1113016200049 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 10

73
103 ERNIS M. H. 1113016200050 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 7
NOMOR INDUK NOMOR ITEM SOAL JML.
NO. NAMA MAHASISWA
BENAR
(NIM) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
104 DIANA R. S. 1113016200051 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 8
105 ISNY M. 1113016200053 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
106 FLAVIA F. 1113016200054 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 8
107 MIRRAH A. 1113016200055 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6
108 RINA A. 1113016200056 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 8
109 LINTANGV. 1113016200057 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 9
110 AFINAH Z. 1113016200059 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 5
111 FITRIA K. W. 1113016200060 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4
112 INTAN M. A. 1113016200061 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5
113 S. FAZRIAH 1113016200062 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
114 AMIR AG. 1113016200063 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4
115 NUR A. A. 1113016200064 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7
116 S.HAJIJAH 1113016200065 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5
117 FARAH F. M. 1113016200058 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 7
118 AGUS S. 1113016200054 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 3
119 A.AINUL Y. 1112016200001 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6
120 INDAH D.P. S 1112016200002 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 9
121 FIKA R. 1112016200003 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 5
122 WIDYA K. 1112016200005 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3
123 S.MASITOH 1112016200006 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 9
124 IPA I. R. 1112016200007 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 6

74
125 NURUL M. A. 1112016200008 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 8
NOMOR INDUK NOMOR ITEM SOAL JML.
NO. NAMA MAHASISWA
BENAR
(NIM) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
126 ANNISA E. A 1112016200009 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5
127 AISYAH 1112016200010 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
128 UMMU K. A 1112016200012 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6
129 ADE IRA N 1112016200013 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 10
130 AINI N. H. 1112016200017 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 9
131 NARYANTO 1112016200018 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 9
132 DEWI Y. 1112016200019 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4
133 FITRI R. 1112016200022 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5
134 CITRA C. 1112016200023 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 10
135 NIDA N. R 1112016200024 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 8
136 AMELIA R. 1112016200025 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 12
137 A.YANDI R F 1112016200026 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 11
138 MASHFUFAT 1112016200027 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 7
139 FIKRI S. 1112016200028 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5
140 IRA N. 1112016200029 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7
141 DITA K. 1112016200030 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 5
142 EKA Y.K. 1112016200031 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 7
143 M IKHWAN 1112016200032 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 7
144 FAISAL A. 1112016200033 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5
145 NINA A. D. 1112016200034 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6
146 SEPTIWI T. 1112016200035 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 9

75
147 RENDHIKA T 1112016200036 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 11
NOMOR INDUK NOMOR ITEM SOAL JML.
NO. NAMA MAHASISWA
BENAR
(NIM) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
148 MELINDA I. 1112016200037 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 10
149 RAISA S. 1112016200038 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 7
150 ADINDA P. 1112016200014 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 6
151 FAHMIH 1112016200039 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8
152 MARWAH S. 1112016200040 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 7
153 S.IPAH M. 1112016200041 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
154 DIAH A.P. 1112016200042 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 9
155 AMALIYYA 1112016200043 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 7
156 HUDA R. 1112016200044 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 12
157 WIWIEK A. 1112016200045 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 4
158 WIDYA F. 1112016200046 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 5
159 SARIP H. 1112016200047 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
160 MUDZILATU 1112016200049 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
161 YENI S. 1112016200050 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6
162 ANISFAH L. 1112016200051 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 8
163 FIKA A. 1112016200053 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 7
164 RAHMAH N. 1112016200054 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 8
165 NURR. 1112016200055 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4
166 DEVI C. R. 1112016200056 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 6
167 HANNA A. 1112016200057 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 11
168 NUR H. 1112016200058 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6

76
169 DANGIR R. 1112016200061 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
NOMOR INDUK NOMOR ITEM SOAL JML.
NO. NAMA MAHASISWA
BENAR
(NIM) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
170 YASA E. Y. 1112016200062 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 4
171 RISTA F.H. 1112016200064 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
172 AMELIA D. 1112016200066 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5
173 KIKI S. 1112016200067 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7
174 AIDA NADIA 1112016200068 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 5
175 RIZKY D. U. 1112016200070 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 6
176 SIVIA D. S. 1112016200071 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4
177 DEVITA A.S. 1112016200072 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 7
178 MILLAH H. 1112016200073 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 6
179 SAVIRA A. 1112016200076 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 6
180 A 11120162000 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4
181 B 11120162000 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 6
182 GILANG Y. 1112016200065 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 9
183 RIZKY H. S 1112016200069 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 10
JUMLAH BENAR 168 115 98 89 44 30 30 63 `101 51 41 76 60 86 58 49 68 56 38 62 43 1426
PROSENTASE (%) JUMLAH BENAR* 92 63 54 49 24 16 16 34 55 28 22 42 33 47 32 27 37 31 21 34 23
Catatan:
* Jumlah sampel (N) = 183

77
Lampiran 2 KISI-KISI INSTRUMEN TES TERTULIS

Pembelajaran : K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Penyusun : Agia Ghalby (1110016200049)


Jumlah soal : 50 item Standar (kompetensi) K3 : menentukan pengelolaan dan
Bentuk tes : soal objektif dengan pilihan berganda (lima pilihan) penanganan zat kimia berbahaya
STANDAR K3 NO.
TAHAPAN INDIKATOR
SUB- PERNYATAAN SOAL ITEM
INDIKATOR BERPIKIR SOAL
INDIKATOR SOAL
peserta didik dapat Salah satu tindakan yang efektif untuk meminimalkan bahaya etuna yaitu meletakkan
menyebutkan etuna bersamaan dengan penyimpanan gas ...
menentukan penyimpanan zat a. reaktif
menentukan
penyimpanan zat kimia mudah b. korosif
penyimpanan zat C1 6
kimia mudah terbakar c. oksidator
kimia berbahaya
terbakar d. mudah terbakar
e. mudah meledak
Kunci jawaban: D
diberikan tabel sifat Perhatikan tabel dan gambar berikut untuk menjawab soal nomor 17 – 18
zat kimia dan
gambar lemari
penyimpanan zat
kimia, peserta didik
dapat menyimpulkan
penyimpanan zat
C4 kimia mudah tebakar 17
dan zat pengoksidasi
di lemari
penyimpanan zat Berdasarkan data tabel dan gambar lemari penyimpanan zat kimia, maka eter dan
kimia hidrogen peroksida secara berurutan dapat diletakkan pada bagian ... dan ... di dalam
lemari penyimpanan zat kimia.
a. atas (D)  atas (L)

78
b. atas (L)  tengah (F)
STANDAR K3 NO.
TAHAPAN INDIKATOR
SUB- PERNYATAAN SOAL ITEM
INDIKATOR BERPIKIR SOAL
INDIKATOR SOAL
c. bawah (X)  bawah (B)
d. tengah (C)  bawah (X)
e. tengah (E)  tengah (F)
Kunci jawaban: B
Perhatikan tabel berikut,
ZAT KIMIA SIMBOL ZAT

diberikan zat kimia H 2O 2


beserta simbol zat (Hydrogen
kimia mudah peroxide)
menentukan
meledak, peserta
penyimpanan zat
C2 didik dapat salah satu tindakan yang efektif untuk meminimalkan bahaya hidrogen peroksida yaitu 7
kimia mudah
memperkirakan menyimpan di ...
meledak
penyimpanan zat a. lemari asam
kimia mudah b. dekat jendela
meledak c. lemari pendingin
d. lemari berventilasi
e. dekat pemdam kebakaran
Kunci jawaban: C
diberikan beberapa Perhatikan langkah-langkah pengelolaan berikut,
cara penyimpanan 1) dilarutkan dalam etanol
zat kimia, peserta 2) menyimpan di tempat gelap
didik dapat 3) simpan dalam peroksidanya
menyimpulkan 4) menyimpan dalam botol gelap
C2 penyimpanan zat 5) menyimpan zat selama 3 bulan 12
kimia mudah 6) memberi N2 dalam botol penyimpanan
meledak 7) memberi O2 dalam botol penyimpanan
langkah pengelolaan yang tepat untuk zat butadiena yaitu pada nomor ...
a. 1, 2, 3

79
b. 2, 4, 6
STANDAR K3 NO.
TAHAPAN INDIKATOR
SUB- PERNYATAAN SOAL ITEM
INDIKATOR BERPIKIR SOAL
INDIKATOR SOAL
c. 1, 4, 5
d. 4, 5, 6, 7
e. 1,3 , 5, 7
Kunci jawaban: B
diberikan tabel sifat Perhatikan tabel dan gambar berikut untuk menjawab soal nomor 17 – 18
zat kimia dan
gambar lemari
penyimpanan zat
kimia, peserta didik
dapat menyimpulkan
penyimpanan zat
oksidator dan zat
reduktor di lemari
C4 penyimpanan zat 18
kimia Berdasarkan data tabel dan gambar lemari penyimpanan zat kimia, maka asam nitrat
dan etanol secara berurutan dapat diletakkan pada bagian ... dan ... di dalam lemari
penyimpanan zat kimia.
a. tengah (E)  atas (L)
b. atas (A)  tengah (C)
c. bawah (X)  bawah (B)
d. tengah (F)  bawah (X)
e. tengah (C)  tengah (F)
Kunci jawaban: A
peserta didik dapat Pada penyimpanan zat kimia piroforik yang memiliki sifat reaktif yaitu mudah bereaksi
menyebutkan ciri dengan ... dan menimbulkan ...
penyimpanan zat a. oksigen  api
menentukan kimia reaktif b. api  kebakaran
penyimpanan zat C1 3
c. panas  gas panas
kimia reaktif
d. benturan  ledakan
e. getaran  kerusakan

80
Kunci jawaban: A
STANDAR K3 NO.
TAHAPAN INDIKATOR
SUB- PERNYATAAN SOAL ITEM
INDIKATOR BERPIKIR SOAL
INDIKATOR SOAL
diberikan beberapa Perhatikan langkah-langkah pengelolaan berikut,
prosedur kerja 1) harus bekerja dengan cepat
umum pada lemari 2) membutuhkan generator/ disel
asap, peserta didik 3) untuk meletakkan zat kimia berbahaya
dapat menyimpulkan 4) untuk pereaksian dengan instrumen kecil
menentukan menentukan prosedur kerja 5) membuka dan menutup pintu dengan cepat
prosedur kerja prosedur kerja umum zat kimia 6) untuk pereaksian zat kimia berbahaya sedang
umum umum C2 beracun di dalam 7) tempat pembuangan zat kimia mudah menguap 11
(penanganan) zat (penanganan) zat lemari asap langkah pengelolaan yang tepat untuk tudung kimia/ lemari asap yaitu pada nomor ...
kimia berbahaya kimia beracun a. 2, 4, 6
b. 1, 2, 3
c. 3, 5, 6
d. 1, 4, 7
e. 4, 5, 7
Kunci jawab: A
diberikan beberapa Perhatikan langkah-langkah penanganan berikut,
prosedur kerja 1) menyerap tumpahan dengan pasir
umum (tumpahan), 2) memberikan zat natrium bikarbonat
peserta didik dapat 3) menggunakan alat perlindungan diri
menyimpulkan jenis 4) mengencerkan tumpahan dengan air
zat kimia beracun 5) memberi tanda peringatan disekitar tumpahan
C4 langkah penanganan tumpahan tersebut dapat digunakan untuk zat ... 14
a. KI
b. MnO2
c. H2SO4
d. CH3OH
e. Pb(CH3COO)2
Kunci jawaban: C
menentukan peserta didik dapat Jika terjadi kebakaran yang bersumber dari heksana, maka jenis pemadam kebakaran
prosedur kerja C2 memperkirakan yang tepat yaitu ... 8

81
umum prosedur kerja a. H2
STANDAR K3 NO.
TAHAPAN INDIKATOR
SUB- PERNYATAAN SOAL ITEM
INDIKATOR BERPIKIR SOAL
INDIKATOR SOAL
(penanganan) zat umum (pemadam) b. N2
kimia mudah zat kimia mudah c. O2
terbakar terbakar d. H2O
e. CO2
Kunci jawaban: E
diberikan zat kimia Perhatikan tabel berikut,
beserta simbol zat ZAT KIMIA SIMBOL ZAT
kimia mudah
terbakar, peserta
didik dapat C6H14
menyimpulkan (Hexanes)
prosedur kerja
C2 umum (alat 9
pemanasan) zat jika melakukan pemanasan terhadap heksana, maka menggunakan ...
kimia mudah a. oven
terbakar b. bunsen
c. kompor listrik
d. heating mantle
e. pembakar spirtus
Kunci jawaban: D
peserta didik dapat Contoh reaksi zat kimia yang harus dilakukan di dalam lemari asap karena
mencontohkan menghasilkan gas mudah terbakar yaitu ...
prosedur kerja a. Na (s) + HCl (aq) → ...
umum yang b. CaCO3 (s) + HCl (aq) → ...
C2 15
menghasilkan zat c. HBr (aq) + CaCO3 (s) → ...
kimia mudah d. C6H12O6 (aq) + O2 (g) → ...
terbakar e. NH4Cl (aq) + NaOH (aq) → ...
Kunci jawaban: A
menentukan diberikan beberapa Perhatikan langkah-langkah penanganan berikut,
prosedur kerja C4 prosedur kerja 1) larutkan dalam heksana 16

82
umum umum, peserta didik 2) larutkan dalam metanol
STANDAR K3 NO.
TAHAPAN INDIKATOR
SUB- PERNYATAAN SOAL ITEM
INDIKATOR BERPIKIR SOAL
INDIKATOR SOAL
(penanganan) zat dapat memilih 3) gunakan dalam jumlah sedikit
kimia mudah prosedur kerja 4) hindarkan dengan sumber api
meledak umum zat kimia 5) gunakan botol dengan tutup berulir
mudah meledak 6) gunakan pengaduk magnetik untuk mengaduk
7) letakkan pada suhu rendah dibawah titik beku zat
langkah penanganan yang tepat untuk zat peroksida organik yaitu pada nomor ...
a. 1, 2, 3
b. 3, 5, 7
c. 2, 4, 6
d. 5, 6, 7
e. 3, 4, 5
Kunci jawaban: E
peserta didik dapat Instrumen analisis yang sangat reaktif dengan adanya logam disekitar instrumen
menyebutkan sehingga dapat menimbulkan bahaya kerusakan yaitu ...
menentukan
prosedur kerja a. AAS
prosedur kerja
umum instrumen b. NMR
umum C1 5
analisis zat kimia c. FT-IR
(penanganan) zat
reaktif (logam) d. HPLC
kimia reaktif
e. GC-MS
Kunci jawaban: B
peserta didik dapat Kalium memiliki perbedaan sifat kereaktifan dengan natrium, maka pemotongan
menyimpulkan kalium dilakukan dengan pemotong berbahan ...
prosedur kerja a. aloy
umum (jenis b. kaca
C2 10
pemotong) zat kimia c. kayu
reaktif (logam) d. platina
e. tembaga
Kunci jawaban: B
diberikan beberapa Perhatikan langkah-langkah penngelolaan berikut,
C2 prosedur kerja 1) tidak untuk menyimpan zat pangan 13

83
umum pada freezer, 2) untuk menyimpan zat kimia beracun
STANDAR K3 NO.
TAHAPAN INDIKATOR
SUB- PERNYATAAN SOAL ITEM
INDIKATOR BERPIKIR SOAL
INDIKATOR SOAL
peserta didik dapat 3) gunakan baki untuk melapisi wadah zat
menyimpulkan 4) beri label pada masing-masing wadah zat
prosedur kerja 5) tidak membiarkan wadah zat yang terbuka
umum zat kimia 6) untuk menyimpan zat kimia mudah meledak
reaktif di dalam 7) penutup wadah zat menggunakan alumunium foil
freezer laboratorium langkah penanganan yang tepat untuk freezer di laboratorium yaitu pada nomor ...
a. 1, 3, 5
b. 2, 3, 6
c. 2, 6, 7
d. 2, 4, 6
e. 3, 4, 5
Kunci jawaban: E
peserta didik dapat Kelompok limbah zat kimia yang memiliki sifat mudah terbakar pada umumnya yaitu
menyebutkan salah zat kimia yang memiliki ...
menentukan satu ciri zat kimia a. kerapatan uap (Vapor Density) ≠1
menentukan
pembuangan zat mudah terbakar di b. titik nyala (Flash Point) < suhu kamar
pembuangan zat C1 4
kimia mudah tempat pembuangan c. titik didih (Boilling Point) > suhu kamar
kimia berbahaya
terbakar d. tekanan uap (Vapor Pressure) > 10 mmHg
e. suhu penyulutan (Ignition Temp.) > suhu kamar
Kunci jawaban: B
diberikan simbol Perhatikan simbol bahaya zat kimia berikut,
pembuangan zat
kimia, peserta didik
dapat menyebutkan
menentukan arti dari simbol zat
pembuangan zat kimia mudah
C1 1
kimia mudah meledak
meledak simbol bahaya tersebut terdapat pada kelompok limbah zat kimia yang memiliki sifat
...
a. iritan
b. korosif

84
c. oksidator
STANDAR K3 NO.
TAHAPAN INDIKATOR
SUB- PERNYATAAN SOAL ITEM
INDIKATOR BERPIKIR SOAL
INDIKATOR SOAL
d. mudah terbakar
e. mudah meledak
Kunci jawaban: E
peserta didik dapat Penyebab utama pada proses ledakan limbah zat kimia yaitu adanya ...
menyebutkan faktor a. nyala api
utama terjadinya b. gas yang panas
C1 ledakan di tempat c. zat kimia reaktif 2
pembuangan zat d. energi yang besar
kimia mudah e. benturan yang keras
meledak Kunci jawaban: C
diberikan data tabel Gunakan tabel berikut untuk menjawab soal nomor 19
msds pembuangan
zat kimia, peserta
didik dapat
menyimpulkan zat
kimia yang bersifat
mudah terbakar,
mledak, dan reaktif

19

C4
Berdasarkan tabel MSDS zat kimia, maka limbah zat kimia yang paling mempunyai
sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan reaktif terhadap zat lain secara berurutan
adalah ...
a. oksigen, amonia, dan eter
b. etanol, eter, dan kloroform
c. natrium, eter, dan asam sulfat
d. eter, oksigen, dan asam sulfat

85
e. natrium, oksigen, dan kalium permanganat
STANDAR K3 NO.
TAHAPAN INDIKATOR
SUB- PERNYATAAN SOAL ITEM
INDIKATOR BERPIKIR SOAL
INDIKATOR SOAL
Kunci jawaban: D
peserta didik dapat Zat hidrogen merupakan salah satu zat kimia yang memiliki sifat mudah meledak,
memperkira-kan maka salah satu faktor penyebab limbah hidrogen memiliki sifat mudah meledak
faktor penyebab zat adalah ... sehingga mengakibatkan kehancuran di tempat pembuangan.
kimia mudah a. peroksida yang bereaksi dengan udara
C2 meledak di tempat b. berwujud gas yang bereaksi dengan api 20
pembuangan c. reduktor yang bereaksi dengan oksidator
d. gas mudah terbakar yang bereaksi dengan api
e. berwujud gas panas yang bereaksi dengan udara
Kunci jawaban: B
peserta didik dapat Reaksi antara limbah natrium hidroksida dengan kloroform akan menghasilkan
memperkirakan ledakan, maka salah satu faktor penyebab natrium hidroksida memiliki sifat reaktif
faktor penyebab zat terhadap kloroform adalah ... sehingga mengakibatkan ledakan di tempat pembuangan.
menentukan kimia reaktif di a. oksidator yang bereaksi dengan reduktor
pembuangan zat C2 tempat pembuangan b. reduktor yang bereaksi dengan halokarbon 21
kimia reaktif c. reduktor yang bereaksi dengan zat piroforik
d. oksidator yang bereaksi dengan hidrokarbon
e. zat piroforik yang bereaksi dengan oksidator
Kunci jawaban: B

SUMBER:

Anderson, Lorin W. (eds.). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom, Terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Moran, Lisa, dan Tina Masciangioli (eds.). Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. Washington DC: The National
Academies Press, 2010.

86
87

Lampiran 3

INSTRUMEN TES TERTULIS

PETUNJUK PENGERJAAN SOAL

1. Isi data diri dengan lengkap


2. Periksa kelengkapan halaman serta kebersihan lembar soal & lembar jawab
3. Berdoa serta pilih dan jawablah soal yang anda yakini dapat anda jawab
dengan benar
4. Berdoa serta berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang anda pilih di
lembar jawab
5. Lembar soal berisikan pertanyaan-pertanyaan yang mengukur kemampuan
K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) mahasiswa pendidikan kimia di
laboratorium, maka diharapkan pertanyaan tersebut dijawab dengan
sebenar-benarnya
6. Periksa kembali isi pada lembar jawab dan kebersihan lembar soal anda
sebelum menyerahkan kepada pengawas

NAMA : .........................................................................................
NIM : .........................................................................................
JURUSAN/ PRODI/ KELAS : .........................................................................................
ASAL SEKOLAH : (SMA/ SMAN/ MA/ MAN/ SMK/ Sekolah lainnya)*
...........................................................................................
NO. HP/ TELEPON : .........................................................................................
“Pernyataan yang saya berikan sesuai dengan kemampuan yang benar saya miliki, jika
saya melakukan kecurangan maka kelak Allah akan memberi ujian dan musibah atas
kecurangan yang saya lakukan.”
TTD.

....................................................
88

LEMBAR JAWAB

Berilah Tanda Silang ( X ) Pada Jawaban Yang Dipilih

NO A B C D E NO. A B C D E
1 26
2 27
3 28
4 29
5 30
6 31
7 32
8 33
9 34
10 35
11 36
12 37
13 38
14 39
15 40
16 41
17 42
18 43
19 44
20 45
21 46
22 47
23 48
24 49
25 50
89

LEMBAR SOAL

1. Perhatikan simbol bahaya zat kimia berikut,

simbol bahaya tersebut terdapat pada kelompok zat kimia yang memiliki sifat
...
a. iritan
b. korosif
c. oksidator
d. mudah terbakar
e. mudah meledak
2. Penyebab utama pada proses ledakan zat kimia yaitu adanya ...
a. nyala api
b. gas yang panas
c. zat kimia reaktif
d. energi yang besar
e. benturan yang keras
3. Zat kimia memiliki sifat reaktif apabila zat tersebut mudah bereaksi dengan ...
dan menimbulkan ...
a. oksigen  api
b. api  kebakaran
c. panas  gas panas
d. benturan  ledakan
e. getaran  kerusakan
4. Kelompok zat kimia yang memiliki sifat mudah terbakar pada umumnya
yaitu zat kimia yang memiliki ...
a. kerapatan uap (Vapor Density) ≠1
b. titik nyala (Flash Point) < suhu kamar
90

c. titik didih (Boilling Point) > suhu kamar


d. tekanan uap (Vapor Pressure) > 10 mmHg
e. suhu penyulutan (Ignition Temp.) > suhu kamar
5. Instrumen analisis yang sangat reaktif dengan adanya logam disekitar
instrumen sehingga dapat menimbulkan bahaya kerusakan yaitu ...
a. AAS
b. NMR
c. FT-IR
d. HPLC
e. GC-MS
6. Salah satu tindakan yang efektif untuk meminimalkan bahaya etuna yaitu
meletakkan etuna bersamaan dengan penyimpanan gas ...
a. reaktif
b. korosif
c. oksidator
d. mudah terbakar
e. mudah meledak
7. Perhatikan tabel berikut,
ZAT KIMIA SIMBOL ZAT

H2O2
(Hydrogen
peroxide)

salah satu tindakan yang efektif untuk meminimalkan bahaya hidrogen


peroksida yaitu menyimpan di ...
a. lemari asam
b. dekat jendela
c. lemari pendingin
d. lemari berventilasi
e. dekat pemdam kebakaran
8. Jika terjadi kebakaran yang bersumber dari heksana, maka jenis pemadam
kebakaran yang tepat yaitu ...
a. H2
91

b. N2
c. O2
d. H2O
e. CO2
9. Perhatikan tabel berikut,
ZAT KIMIA SIMBOL ZAT

C6H14
(Hexanes)

jika melakukan pemanasan terhadap heksana, maka menggunakan ...


a. oven
b. bunsen
c. kompor listrik
d. heating mantle
e. pembakar spirtus
10. Kalium memiliki perbedaan sifat kereaktifan dengan natrium, maka
pemotongan kalium dilakukan dengan pemotong berbahan ...
a. aloy
b. kaca
c. kayu
d. platina
e. tembaga
11. Perhatikan langkah-langkah pengelolaan berikut,
1) harus bekerja dengan cepat
2) membutuhkan generator/ disel
3) untuk meletakkan zat kimia berbahaya
4) untuk pereaksian dengan instrumen kecil
5) membuka dan menutup pintu dengan cepat
6) untuk pereaksian zat kimia berbahaya sedang
7) tempat pembuangan zat kimia mudah menguap
langkah pengelolaan yang tepat untuk tudung kimia/ lemari asap yaitu pada
nomor ...
92

a. 2, 4, 6
b. 1, 2, 3
c. 3, 5, 6
d. 1, 4, 7
e. 4, 5, 7
12. Perhatikan langkah-langkah pengelolaan berikut,
1) larutkan dalam etanol
2) simpan di tempat gelap
3) simpan dalam botol besi
4) simpan dalam botol gelap
5) simpan zat selama 3 bulan
6) memberi N2 dalam botol penyimpanan
7) memberi O2 dalam botol penyimpanan
langkah pengelolaan yang tepat untuk zat butadiena yaitu pada nomor ...
a. 1, 2, 3
b. 2, 4, 6
c. 1, 4, 5
d. 4, 5, 6, 7
e. 1,3 , 5, 7
13. Perhatikan langkah-langkah pengelolaan berikut,
1) tidak untuk menyimpan zat pangan
2) untuk menyimpan zat kimia beracun
3) gunakan baki untuk melapisi wadah zat
4) beri label pada masing-masing wadah zat
5) tidak membiarkan wadah zat yang terbuka
6) untuk menyimpan zat kimia mudah meledak
7) penutup wadah zat menggunakan alumunium foil
langkah pengelolaan yang tepat untuk freezer di laboratorium yaitu pada
nomor ...
a. 1, 3, 5
b. 2, 3, 6
c. 2, 6, 7
93

d. 2, 4, 6
e. 3, 4, 5
14. Perhatikan langkah-langkah penanganan berikut,
1) menyerap tumpahan dengan pasir
2) memberikan zat natrium bikarbonat
3) menggunakan alat perlindungan diri
4) mengencerkan tumpahan dengan air
5) memberi tanda peringatan disekitar tumpahan
langkah penanganan tumpahan tersebut digunakan untuk zat ...
a. KI
b. MnO2
c. H2SO4
d. CH3OH
e. Pb(CH3COO)2
15. Contoh reaksi zat kimia yang harus dilakukan di dalam lemari asap karena
menghasilkan gas mudah terbakar yaitu ...
a. Na (s) + HCl (aq) → ...
b. CaCO3 (s) + HCl (aq) → ...
c. HBr (aq) + CaCO3 (s) → ...
d. C6H12O6 (aq) + O2 (g) → ...
e. NH4Cl (aq) + NaOH (aq) → ...
16. Perhatikan langkah-langkah penanganan berikut,
1) larutkan dalam heksana
2) larutkan dalam metanol
3) gunakan dalam jumlah sedikit
4) hindarkan dengan sumber api
5) gunakan botol dengan tutup berulir
6) gunakan pengaduk magnetik untuk mengaduk
7) letakkan pada suhu rendah dibawah titik beku zat
langkah penanganan yang tepat untuk zat peroksida organik yaitu pada nomor
...
a. 1, 2, 3
94

b. 3, 5, 7
c. 2, 4, 6
d. 5, 6, 7
e. 3, 4, 5

Perhatikan tabel dan gambar berikut untuk menjawab soal nomor 17 dan
18

17. Berdasarkan data tabel dan gambar lemari penyimpanan zat kimia, maka eter
dan hidrogen peroksida secara berurutan dapat diletakkan pada bagian ... dan
... di dalam lemari penyimpanan zat kimia.
a. atas (D)  atas (L)
b. atas (L)  tengah (F)
c. bawah (X)  bawah (B)
d. tengah (C)  bawah (X)
e. tengah (E)  tengah (F)
95

18. Berdasarkan data tabel dan gambar lemari penyimpanan zat kimia, maka
asam nitrat dan etanol secara berurutan dapat diletakkan pada bagian ... dan ...
di dalam lemari penyimpanan zat kimia.
a. tengah (E)  atas (L)
b. atas (A)  tengah (C)
c. bawah (X)  bawah (B)
d. tengah (F)  bawah (X)
e. tengah (C)  tengah (F)

Gunakan tabel berikut untuk menjawab soal nomor 19

ZAT
NO. MSDS
KIMIA
Remarks on Fire Hazards: When heated to decomposition it emits toxic fumes
1 Na
Remarks on Explosion Hazards: Not available
Remarks on Fire Hazards: Spontaneously flammable on contact with ethylene glycol.
2 KMnO4 Remarks on Explosion Hazards: Take care in handling as explosions may occur if it is
brought in contact with organic or other readily oxidizable substances
Remarks on Fire Hazards: Not available.
3 H2SO4 Remarks on Explosion Hazards: Mixtures of sulfuric acid and any of the following can
explode: alcohols, hydrogen peroxide, potassium permanganate, potassium chloride
Hazard Statements: H280 Contains gas under pressure; may explode if heated
4 O2
H270 May cause or intensify fire; oxidiser.
Hazard Statements: H280 Contains gas under pressure; may explode if heated
5 NH3
H221 Flammable gas
Remarks on Fire Hazards: Not available
6 CHCl3 Remarks on Explosion Hazards: May explode if it comes in contact with aluminum
powder, sodium hydroxide and methanol
Remarks on Fire Hazards: Will be easily ignited by heat, sparks, and flames
7 C4H10O
Remarks on Explosion Hazards: Vapors may form explosive mixtures with air
Remarks on Fire Hazards: may burn with near invisible flame, may form explosive
mixtures with air
8 C2H5OH
Remarks on Explosion Hazards: has an explosive reaction with the oxidized coating
around potassium metal
96

19. Berdasarkan tabel MSDS zat kimia, maka zat kimia yang paling mempunyai
sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan reaktif terhadap zat lain secara
berurutan adalah ...
a. oksigen, amonia, dan eter
b. etanol, eter, dan kloroform
c. natrium, eter, dan asam sulfat
d. eter, oksigen, dan asam sulfat
e. natrium, oksigen, dan kalium permanganat
20. Zat hidrogen merupakan salah satu zat kimia yang memiliki sifat mudah
meledak, maka salah satu faktor penyebab hidrogen memiliki sifat mudah
meledak adalah ... sehingga mengakibatkan kehancuran di tempat
pembuangan.
a. peroksida yang bereaksi dengan udara
b. berwujud gas yang bereaksi dengan api
c. reduktor yang bereaksi dengan oksidator
d. gas mudah terbakar yang bereaksi dengan api
e. berwujud gas panas yang bereaksi dengan udara
21. Reaksi antara natrium hidroksida dengan kloroform akan menghasilkan
ledakan, maka salah satu faktor penyebab natrium hidroksida memiliki sifat
reaktif terhadap kloroform adalah ... sehingga mengakibatkan ledakan di
tempat pembuangan.
a. oksidator yang bereaksi dengan reduktor
b. reduktor yang bereaksi dengan halokarbon
c. reduktor yang bereaksi dengan zat piroforik
d. oksidator yang bereaksi dengan hidrokarbon
e. zat piroforik yang bereaksi dengan oksidator
97

Lampiran 4

KISI-KISI INSTRUMEN NON-TES WAWANCARA

Pembelajaran : K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


Jumlah soal : 17 item
Bentuk non-tes : wawancara
Penyusun : Agia Ghalby (1110016200049)
Standar (Kompetensi) K3 : menentukan pengelolaan dan penanganan zat kimia
berbahaya

FOKUS NOMOR
INDIKATOR DESKRIPSI
PENELITIAN SOAL
sumber 1.menyebutkan sumber 1.jawaban mengenai telah
pengetahuan pengetahuan K3 yang memiliki pengetahuan K3 1
K3 dimilikinya atau tidak
2.jawaban mengenai macam-
macam asal/ sumber
2
pengetahuan K3 yang telah
dimilikinya
3.jawaban mengenai
seberapa penting
3
pengetahuan K3 untuk
dirinya
2.menyebutkan pengetahuan 1.jawaban mengenai telah
K3 yang telah memberikan memberikan pengetahuan K3
4
sumber pengetahuan K3 tiap praktikum di lab. atau
(pada saat praktikum di tidak
laboratorium kimia) 2.jawaban mengenai judul
praktikum di lab. yang 5
memberikan pengetahuan K3
pemahaman menjelaskan item soal nomor 1.jawaban mengenai telah
K3 1 pada 6 bahasan (yang ada memiliki pengetahuan untuk
6
pada bab pembahasan) item menjawab item soal nomor 1
soal standar K3 dengan atau tidak
pengetahuan serta 2.jawaban mengenai alasan
pemahaman K3 yang dalam menjawab item soal 7
dimilikinya nomor 1
menjelaskan item soal nomor 1.jawaban mengenai telah
6 pada 6 bahasan (yang ada memiliki pengetahuan untuk
8
pada bab pembahasan) item menjawab item soal nomor 6
soal standar K3 dengan atau tidak
pengetahuan serta 2.jawaban mengenai alasan
pemahaman K3 yang dalam menjawab item soal
9
dimilikinya nomor 6
98

FOKUS NOMOR
INDIKATOR DESKRIPSI
PENELITIAN SOAL
menjelaskan item soal nomor 1.jawaban mengenai telah
7 pada 6 bahasan (yang ada memiliki pengetahuan untuk
10
pada bab pembahasan) item menjawab item soal nomor 7
soal standar K3 dengan atau tidak
pengetahuan serta 2.jawaban mengenai alasan
pemahaman K3 yang dalam menjawab item soal 11
dimilikinya nomor 7
menjelaskan item soal nomor 1.jawaban mengenai telah
13 pada 6 bahasan (yang ada memiliki pengetahuan untuk
12
pada bab pembahasan) item menjawab item soal nomor
soal standar K3 dengan 13 atau tidak
pengetahuan serta 2.jawaban mengenai alasan
pemahaman K3 yang dalam menjawab item soal 13
dimilikinya nomor 13
menjelaskan item soal nomor 1.jawaban mengenai telah
10 pada 6 bahasan (yang ada memiliki pengetahuan untuk
14
pada bab pembahasan) item menjawab item soal nomor
soal standar K3 dengan 10 atau tidak
pengetahuan serta 2.jawaban mengenai alasan
pemahaman K3 yang dalam menjawab item soal 15
dimilikinya nomor 10
menjelaskan item soal nomor 1.jawaban mengenai telah
5 pada 6 bahasan (yang ada memiliki pengetahuan untuk
16
pada bab pembahasan) item menjawab item soal nomor 5
soal standar K3 dengan atau tidak
pengetahuan serta 2.jawaban mengenai alasan
pemahaman K3 yang dalam menjawab item soal 17
dimilikinya nomor 5
99

Lampiran 5

INSTRUMEN NON-TES WAWANCARA

A. Keterangan Informan
Peserta dengan perolehan nilai K3: (terbaik / terendah) ..................................

Nama : ....................................................................................
NIM : ....................................................................................
Kelas : ....................................................................................
Asal sekolah : ....................................................................................
No. HP / Telp. : ....................................................................................

B. Pertanyaan-pertanyaan (Sumber Pengetahuan K3)


1. Apakah anda sudah mendapatkan pengetahuan mengenai K3?
a. Ya b. Tidak
2. Apabila Ya, melalui apa?
a. Perkuliahan dengan dosen c. ............................................
b. Eksperimen di lab. pendidikan kimia
3. Menurut anda seberapa penting pengetahuan mengenai K3?
4. Apabila melalui Eksperimen di lab. pendidikan kimia, apakah setiap
eksperimen memberikan pengetahuan mengenai K3?
a. Ya b. Tidak
5. Apabila Ya / Tidak, mohon dapat disebutkan pada judul eksperimen apa
saja yang memberikan pengetahuan mengenai K3?

C. Pertanyaan-pertanyaan (Pemahaman K3)

PROSENTASE (%)
JUMLAH SAMPEL
ITEM SOAL NOMOR 1
YANG MEMILIH*
A B C D E**
Perhatikan simbol bahaya zat kimia berikut, 1 4 3 0 92

simbol bahaya tersebut terdapat pada kelompok zat kimia


yang memiliki sifat ...
a. iritan
b. korosif
c. oksidator
d. mudah terbakar
e. mudah meledak
100

6. Apakah anda memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan item


soal nomor 1?
a. Ya b. Tidak
7. Apabila Ya / Tidak, mohon berikan alasan mengapa anda menjawab item
soal nomor 1 dengan Benar / Salah, serta alasan anda memilih pengecoh (
... )?

PROSENTASE (%)
JUMLAH SAMPEL
ITEM SOAL NOMOR 6
YANG MEMILIH*
A B C D** E
Salah satu tindakan yang efektif untuk meminimalkan bahaya 17 22 25 16 8
etuna yaitu meletakkan etuna bersamaan dengan penyimpanan
gas ...
a. reaktif
b. korosif
c. oksidator
d. mudah terbakar
e. mudah meledak

8. Apakah anda memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan item


soal nomor 6?
a. Ya b. Tidak
9. Apabila Ya / Tidak, mohon berikan alasan mengapa anda menjawab item
soal nomor 6 dengan Benar / Salah?

PROSENTASE (%)
JUMLAH SAMPEL
ITEM SOAL NOMOR 7
YANG MEMILIH*
A B C** D E
Perhatikan tabel berikut, 34 13 16 16 19
ZAT KIMIA SIMBOL ZAT

H2O2
(Hydrogen
peroxide)

salah satu tindakan yang efektif untuk meminimalkan bahaya


hidrogen peroksida yaitu menyimpan di ...
a. lemari asam
b. dekat jendela
c. lemari pendingin
d. lemari berventilasi
e. dekat pemdam kebakaran
10. Apakah anda memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan item
soal nomor 7?
101

a. Ya b. Tidak
11. Apabila Ya / Tidak, mohon berikan alasan mengapa anda menjawab
item soal nomor 7 dengan Benar / Salah, serta alasan anda memilih
pengecoh ( ... )?

PROSENTASE (%)
JUMLAH SAMPEL
ITEM SOAL NOMOR 13
YANG MEMILIH*
A B C D E**
Perhatikan langkah-langkah penanganan berikut, 36 7 8 10 33
1) tidak untuk menyimpan zat pangan
2) untuk menyimpan zat kimia beracun
3) gunakan baki untuk melapisi wadah zat
4) beri label pada masing-masing wadah zat
5) tidak membiarkan wadah zat yang terbuka
6) untuk menyimpan zat kimia mudah meledak
7) penutup wadah zat menggunakan alumunium foil
langkah penanganan yang tepat untuk freezer di laboratorium
yaitu pada nomor ...
a. 1, 3, 5
b. 2, 3, 6
c. 2, 6, 7
d. 2, 4, 6
e. 3, 4, 5

12. Apakah anda memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan item


soal nomor 13?
a. Ya b. Tidak
13. Apabila Ya / Tidak, mohon berikan alasan mengapa anda menjawab item
soal nomor 13 dengan Benar / Salah, serta alasan anda memilih pengecoh
( ... )?

PROSENTASE (%)
JUMLAH SAMPEL
ITEM SOAL NOMOR 10
YANG MEMILIH*
A B** C D E
Kalium memiliki perbedaan sifat kereaktifan dengan natrium, 32 28 9 16 7
maka pemotongan kalium dilakukan dengan pemotong
berbahan ...
a. aloy
b. kaca
c. kayu
d. platina
e. tembaga
102

14. Apakah anda memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan item


soal nomor 10?
a. Ya b. Tidak
15. Apabila Ya / Tidak, mohon berikan alasan mengapa anda menjawab item
soal nomor 10 dengan Benar / Salah, serta alasan anda memilih pengecoh
( ... )?

PROSENTASE (%)
JUMLAH SAMPEL
ITEM SOAL NOMOR 5
YANG MEMILIH*
A B** C D E
Instrumen analisis yang sangat reaktif dengan adanya logam 31 24 10 11 8
disekitar instrumen sehingga dapat menimbulkan bahaya
kerusakan yaitu ...
a. AAS
b. NMR
c. FT-IR
d. HPLC
e. GC-MS

16. Apakah anda memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan item


soal nomor 5?
a. Ya b. Tidak
17. Apabila Ya / Tidak, mohon berikan alasan mengapa anda menjawab item
soal nomor 5 dengan Benar / Salah, serta alasan anda memilih pengecoh (
... )?
103

Lampiran 6

PERHITUNGAN DAN HASIL UJI VALIDITAS ISI


(OLEH ASISTEN LABORAN)

Berikut perincian data mengenai perhitungan uji valititas isi trhadap 50


item soal oleh asisten laboran (pakar K3):
PROSENTASE (%) JUMLAH PAKAR K3
NO. YANG MENYETUJUI**
INDIKATOR
INDIKATOR SOAL ITEM % MATERI TELAH % PENGGUNAAN
PEMBELAJARAN
SOAL DIBERIKAN DI ALAT DAN BAHAN
LAB. KIMIA DI LAB. KIMIA
Menentukan Diberikan simbol zat kimia
pengelolaan dan berbahaya, peserta didik dapat
1 60 80
penanganan zat menyebutkan arti dari simbol
kimia beracun tersebut
Peserta didik dapat memilih
contoh limbah zat kimia yang
17 80 100
dapat diencerkan sebelum
dibuang ke lingkungan
Peserta didik dapat menyebutkan
perbedaan zat kimia korosif dan 9 60 80
zat kimia iritan
Diberikan langkah-langkah
pengelolaan mengenai lemari
asap, peserta didik dapat
30* 80 100
menyimpulkan penanganan
lemari asap dari daftar yang
tersedia
Diberikan tabel sifat zat kimia
dan gambar lemari penyimpanan
zat kimia, peserta didik dapat
menyimpulkan penyimpanan zat 40 100 100
kimia asam organik dan asam
anorganik di lemari penyimpanan
zat kimia
Diberikan tabel sifat zat kimia
dan gambar lemari penyimpanan
zat kimia, peserta didik dapat
menyimpulkan penyimpanan zat 41 100 100
kimia basa anorganik dan asam
anorganik di lemari penyimpanan
zat kimia
Peserta didik dapat memperkira-
kan jenis sarung tangan untuk 5 80 80
asam pekat
Peserta didik dapat menyebutkan
alat perlindungan diri untuk
13 80 60
menampung uap zat kimia
beracun
104

PROSENTASE (%) JUMLAH PAKAR K3


NO. YANG MENYETUJUI**
INDIKATOR
INDIKATOR SOAL ITEM % MATERI TELAH % PENGGUNAAN
PEMBELAJARAN
SOAL DIBERIKAN DI ALAT DAN BAHAN
LAB. KIMIA DI LAB. KIMIA
Peserta didik dapat memperkira-
kan penanganan tumpahan untuk 22 100 80
zat kimia beracun akut
Diberikan langkah-langkah
penanganan mengenai tumpahan
zat kimia berbahaya, peserta didik 35* 80 100
dapat menyimpulkan penanganan
tumpahan zat kimia korosif
Diberikan pernyataan mengenai
ciri-ciri zat kimia berbahaya,
peserta didik dapat 47 100 80
menyimpulkan penanganan untuk
zat kimia asfiksian
Peserta didik dapat memperkira-
23 40 80
kan penanganan zat kimia korosif
Menentukan Diberikan simbol zat kimia
pengelolaan dan mudah terbakar, peserta didik
penanganan zat dapat menyebutkan arti dari 2 100 100
kimia mudah simbol tersebut
terbakar
Peserta didik dapat menyebutkan
penyimpanan zat kimia mudah 18* 40 20
terbakar
Diberikan tabel sifat zat kimia
mudah terbakar, peserta didik
31 100 100
dapat mengurutkan daya bakar zat
kimia terendah dan tertinggi
Diberikan tabel sifat zat kimia
dan gambar lemari penyimpanan
zat kimia, peserta didik dapat
menyimpulkan penyimpanan zat 42* 80 100
kimia mudah tebakar dan zat
pengoksidasi di lemari
penyimpanan zat kimia
Peserta didik dapat memilih
contoh zat kimia yang dapat
19 60 100
disimpan dengan zat kimia mudah
terbakar
Peserta didik dapat menyebutkan
salah satu ciri zat kimia mudah 10* 60 80
terbakar
Peserta didik dapat menyebutkan
jenis oxygen yang dapat
6 40 80
menyebabkan terjadinya
kebakaran
Peserta didik dapat memilih
14 60 80
contoh zat kimia oksidator
Diberikan zat kimia beserta
simbol zat kimia mudah terbakar, 25* 20 100
peserta didik dapat
105

PROSENTASE (%) JUMLAH PAKAR K3


NO. YANG MENYETUJUI**
INDIKATOR
INDIKATOR SOAL ITEM % MATERI TELAH % PENGGUNAAN
PEMBELAJARAN
SOAL DIBERIKAN DI ALAT DAN BAHAN
LAB. KIMIA DI LAB. KIMIA
menyimpulkan alat pemanasan
untuk zat kimia tersebut
Peserta didik dapat mencontohkan
reaksi zat kimia yang 36* 60 100
menghasilkan gas mudah terbakar
Diberikan tabel sifat zat kimia
mudah terbakar, peserta didik
dapat menyimpulkan penanganan 48 20 80
tumpahan zat kimia mudah
terbakar
Peserta didik dapat memperkira-
kan pemadam kebakaran untuk 24* 40 60
zat pelarut organik
Menentukan Diberikan simbol zat kimia
pengelolaan dan mudah meledak, peserta didik
penanganan zat dapat menyebutkan arti dari 3* 100 100
kimia mudah simbol tersebut
meledak
Peserta didik dapat menyebutkan
perbedaan zat kimia mudah 11 80 80
terbakar dan meledak
Diberikan zat kimia beserta
simbol zat kimia mudah meledak,
peserta didik dapat memperkira- 20* 100 100
kan penyimpanan zat kimia
mudah meledak
Diberikan langkah-langkah
pengelolaan mengenai
penyimpanan zat kimia mudah
32* 20 20
meledak, peserta didik dapat
menyimpulkan penyimpanan zat
butadiena
Diberikan tabel sifat zat kimia
dan gambar lemari penyimpanan
zat kimia, peserta didik dapat
43* 80 100
menyimpulkan penyimpanan zat
oksidator dan zat reduktor di
lemari penyimpanan zat kimia
Diberikan data tabel sifat zat
kimia berbahaya, peserta didik
dapat menyimpulkan zat kimia 45* 100 100
yang bersifat mudah terbakar,
mudah meledak, dan reaktif
Peserta didik dapat menyebutkan
7* 80 100
faktor utama terjadinya ledakan
Peserta didik dapat memilih
contoh pemanasan zat kimia yang 15 60 80
menyebabkan ledakan di oven
Diberikan langkah-langkah
37* 60 100
penanganan mengenai zat kimia
106

PROSENTASE (%) JUMLAH PAKAR K3


NO. YANG MENYETUJUI**
INDIKATOR
INDIKATOR SOAL ITEM % MATERI TELAH % PENGGUNAAN
PEMBELAJARAN
SOAL DIBERIKAN DI ALAT DAN BAHAN
LAB. KIMIA DI LAB. KIMIA
mudah meledak, peserta didik
dapat memilih penanganan zat
peroksida organik
Peserta didik dapat
menyimpulkan penanganan zat 26 60 80
kimia mudah meledak
Peserta didik dapat memperkira-
kan faktor penyebab zat kimia 49* 100 80
mudah meledak
Diberikan langkah-langkah
pernyataan penanganan mengenai
zat kimia mudah meledak, peserta 38 60 60
didik dapat memilih penanganan
zat perklorat
Menentukan Peserta didik dapat menyebutkan
pengelolaan dan simbol zat kimia reaktif
4 100 100
penanganan zat
kimia reaktif
Peserta didik dapat memperkira-
kan penyimpanan zat kimia 21 80 60
piroforik
Diberikan tabel sifat zat kimia
dan gambar lemari penyimpanan
zat kimia, peserta didik dapat
menyimpulkan penyimpanan zat 44 100 100
pelarut organik dan air di lemari
penyimpanan zat kimia

Diberikan tabel sifat zat kimia


berbahaya, peserta didik dapat
33 60 100
memilih penyimpanan zat kimia
reaktif
Diberikan langkah-langkah
pengelolaan mengenai freezer,
peserta didik menyimpul- 34* 80 80
kan pengelolaan freezer
laboratorium
Diberikan data tabel sifat zat
kimia berbahaya, peserta didik
dapat menyimpulkan zat kimia 46 80 100
yang reaktif terhadap panas, api,
dan udara
Peserta didik dapat memilih
12 60 80
contoh zat kimia reaktif udara
Peserta didik dapat menyebutkan
instrumen analisis yang reaktif 16* 60 20
logam
Peserta didik dapat menyebutkan
8* 80 100
ciri zat kimia reaktif
Diberikan langkah-langkah 39 20 80
107

PROSENTASE (%) JUMLAH PAKAR K3


NO. YANG MENYETUJUI**
INDIKATOR
INDIKATOR SOAL ITEM % MATERI TELAH % PENGGUNAAN
PEMBELAJARAN
SOAL DIBERIKAN DI ALAT DAN BAHAN
LAB. KIMIA DI LAB. KIMIA
penanganan mengenai zat kimia
berbahaya, peserta didik dapat
memilih penanganan zat kimia
reaktif
Peserta didik dapat
menyimpulkan penanganan zat 27 40 40
kimia reaktif air
Peserta didik dapat menyebutkan
jenis pemadam kebakaran untuk 28 20 80
logam piroforik
Peserta didik dapat memperkira-
kan faktor penyebab zat kimia 50* 20 60
reaktif
Peserta didik dapat
menyimpulkan jenis pemotong 29* 60 80
untuk zat kimia reaktif logam
RATA-RATA 68,00 82,40
VALIDITAS ISI INSTRUMEN 75,20
Catatan:
* Nomor item soal yang valid empirik
** Jumlah as-lab (N) = 5
108

Lampiran 7

PERHITUNGAN DAN HASIL UJI VALIDITAS EMPIRIK

Contoh perhitungan uji validitas empirik item soal nomor 1, sebagai


berikut:

r=

r=

r=

r=

r=

r=

r = - 0,0780 (- 0,08)

Dengan dk = n – 2 = 183 – 2 = 181,  = 5 %, maka diperoleh r tabel = 0,146


Pada item soal nomor 1, nilai r hitung <r tabel, maka item soal nomor 1 = Tidak
Valid ()
Untuk item soal nomor 2 hingga 21, 22 maupun 50, perhitungan uji validitas
empirik-nya sama dengan perhitungan pada item soal nomor 1. Berikut perincian
data uji validitas empirik item soal pada data (kuantitatif) penelitian:
109

A. Perhitungan Uji Validitas Empirik Pertama

NO. NO.
NILAI KRITERIA NILAI KRITERIA
ITEM ITEM
KORELASI VALIDITAS KORELASI VALIDITAS
SOAL SOAL
1 - 0,080  26 0,004 
2 0,126  27 0,068 
3 0,220 VALID 28 0,116 
4 - 0,105  29 0,383 VALID
5 0,060  30 0,386 VALID
6 - 0,124  31 0,005 
7 0,307 VALID 32 0,560 VALID
8 0,263 VALID 33 - 0,016 
9 0,066  34 0,516 VALID
10 0,428 VALID 35 0,462 VALID
11 0,131  36 0,383 VALID
12 0,082  37 0,415 
13 - 0,035  38 0,021 
14 0,056  39 0,142 
15 0,116  40 - 0,090 
16 0,546 VALID 41 - 0,078 
17 - 0,042  42 0,527 VALID
18 0,561 VALID 43 0,556 VALID
19 - 0,068  44 0,179 VALID
20 0,363 VALID 45 0,546 VALID
21 0,049  46 0,032 
22 - 0,036  47 0,090 
23 0,033  48 0,120 
24 0,481 VALID 49 0,417 VALID
25 0,325 VALID 50 0,453 VALID

B. Perhitungan Uji Validitas Empirik Ke-dua

NO. NO.
NILAI KRITERIA NILAI KRITERIA
ITEM ITEM
KORELASI VALIDITAS KORELASI VALIDITAS
SOAL SOAL
1 0,186 VALID 12 0,562 VALID
2 0,289 VALID 13 0,560 VALID
3 0,333 VALID 14 0,478 VALID
4 0,482 VALID 15 0,465 VALID
5 0,648 VALID 16 0,487 VALID
110

NO. NO.
NILAI KRITERIA NILAI KRITERIA
ITEM ITEM
KORELASI VALIDITAS KORELASI VALIDITAS
SOAL SOAL
6 0,650 VALID 17 0,553 VALID
7 0,525 VALID 18 0,626 VALID
8 0,561 VALID 19 0,066 
9 0,395 VALID 20 0,632 VALID
10 0,414 VALID 21 0,485 VALID
11 0,518 VALID 22 0,592 VALID

C. Perhitungan Uji Validitas Empirik Ke-tiga

NO. NO.
NILAI KRITERIA NILAI KRITERIA
ITEM ITEM
KORELASI VALIDITAS KORELASI VALIDITAS
SOAL SOAL
1 0,186 VALID 12 0,551 VALID
2 0,283 VALID 13 0,568 VALID
3 0,336 VALID 14 0,477 VALID
4 0,489 VALID 15 0,459 VALID
5 0,650 VALID 16 0,496 VALID
6 0,653 VALID 17 0,551 VALID
7 0,533 VALID 18 0,614 VALID
8 0,565 VALID 19 0,644 VALID 
9 0,392 VALID 20 0,490 VALID
10 0,413 VALID 21 0,605 VALID
11 0,522 VALID
111

Lampiran 8

PERHITUNGAN DAN HASIL UJI REABILITAS

Contoh perhitungan uji reabilitas instrumen penelitian (yang berisikan 21


item soal), sebagai berikut:

Dengan dk = k (n) – 2 = 21 – 2 = 19,  = 5 %, maka diperoleh r tabel = 0,456


Pada item soal nomor 1, nilai r hitung< r tabel, maka instrumen tes tertulis (yang
terdiri dari 21 item soal) yaitu Reliabel.
Berikut perincian data uji reabilitas instrument tes tertulis (yang terdiri dari 21
item soal) pada data (kuantitatif) penelitian:

SAMPEL
PENELITIAN
1 5 7,79 -2,79 7,78
2 4 7,79 -3,79 14,36
3 8 7,79 0,21 0,04
4 2 7,79 -5,79 33,52
5 2 7,79 -5,79 33,52
6 1 7,79 -6,79 46,10
7 7 7,79 -0,79 0,62
8 3 7,79 -4,79 22,94
9 10 7,79 2,21 4,88
112

SAMPEL
PENELITIAN
10 6 7,79 -1,79 3,20
11 6 7,79 -1,79 3,20
12 6 7,79 -1,79 3,20
13 6 7,79 -1,79 3,20
14 10 7,79 2,21 4,88
15 3 7,79 -4,79 22,94
16 2 7,79 -5,79 33,52
17 3 7,79 -4,79 22,94
18 9 7,79 1,21 1,46
19 3 7,79 -4,79 22,94
20 8 7,79 0,21 0,04
21 4 7,79 -3,79 14,36
22 8 7,79 0,21 0,04
23 5 7,79 -2,79 7,78
24 9 7,79 1,21 1,46
25 5 7,79 -2,79 7,78
26 7 7,79 -0,79 0,62
27 2 7,79 -5,79 33,52
28 11 7,79 3,21 10,30
29 9 7,79 1,21 1,46
30 9 7,79 1,21 1,46
31 4 7,79 -3,79 14,36
32 17 7,79 9,21 84,82
33 16 7,79 8,21 67,40
34 20 7,79 12,21 149,08
35 20 7,79 12,21 149,08
36 21 7,79 13,21 174,50
37 18 7,79 10,21 104,24
38 9 7,79 1,21 1,46
39 9 7,79 1,21 1,46
40 21 7,79 13,21 174,50
41 18 7,79 10,21 104,24
42 7 7,79 -0,79 0,62
43 12 7,79 4,21 17,72
44 20 7,79 12,21 149,08
45 21 7,79 13,21 174,50
46 12 7,79 4,21 17,72
47 8 7,79 0,21 0,04
113

SAMPEL
PENELITIAN
48 21 7,79 13,21 174,50
49 20 7,79 12,21 149,08
50 21 7,79 13,21 174,50
51 17 7,79 9,21 84,82
52 20 7,79 12,21 149,08
53 21 7,79 13,21 174,50
54 6 7,79 -1,79 3,20
55 14 7,79 6,21 38,56
56 21 7,79 13,21 174,50
57 8 7,79 0,21 0,04
58 21 7,79 13,21 174,50
59 16 7,79 8,21 67,40
60 7 7,79 -0,79 0,62
61 12 7,79 4,21 17,72
62 8 7,79 0,21 0,04
63 3 7,79 -4,79 22,94
64 5 7,79 -2,79 7,78
65 8 7,79 0,21 0,04
66 9 7,79 1,21 1,46
67 4 7,79 -3,79 14,36
68 4 7,79 -3,79 14,36
69 9 7,79 1,21 1,46
70 4 7,79 -3,79 14,36
71 7 7,79 -0,79 0,62
72 8 7,79 0,21 0,04
73 7 7,79 -0,79 0,62
74 6 7,79 -1,79 3,20
75 5 7,79 -2,79 7,78
76 3 7,79 -4,79 22,94
77 6 7,79 -1,79 3,20
78 4 7,79 -3,79 14,36
79 2 7,79 -5,79 33,52
80 4 7,79 -3,79 14,36
81 4 7,79 -3,79 14,36
82 4 7,79 -3,79 14,36
83 10 7,79 2,21 4,88
84 4 7,79 -3,79 14,36
85 3 7,79 -4,79 22,94
114

SAMPEL
PENELITIAN
86 3 7,79 -4,79 22,94
87 8 7,79 0,21 0,04
88 6 7,79 -1,79 3,20
89 8 7,79 0,21 0,04
90 7 7,79 -0,79 0,62
91 7 7,79 -0,79 0,62
92 8 7,79 0,21 0,04
93 5 7,79 -2,79 7,78
94 1 7,79 -6,79 46,10
95 7 7,79 -0,79 0,62
96 8 7,79 0,21 0,04
97 8 7,79 0,21 0,04
98 8 7,79 0,21 0,04
99 5 7,79 -2,79 7,78
100 8 7,79 0,21 0,04
101 4 7,79 -3,79 14,36
102 10 7,79 2,21 4,88
103 7 7,79 -0,79 0,62
104 8 7,79 0,21 0,04
105 6 7,79 -1,79 3,20
106 8 7,79 0,21 0,04
107 6 7,79 -1,79 3,20
108 8 7,79 0,21 0,04
109 9 7,79 1,21 1,46
110 5 7,79 -2,79 7,78
111 4 7,79 -3,79 14,36
112 5 7,79 -2,79 7,78
113 7 7,79 -0,79 0,62
114 4 7,79 -3,79 14,36
115 7 7,79 -0,79 0,62
116 5 7,79 -2,79 7,78
117 7 7,79 -0,79 0,62
118 3 7,79 -4,79 22,94
119 6 7,79 -1,79 3,20
120 9 7,79 1,21 1,46
121 5 7,79 -2,79 7,78
122 3 7,79 -4,79 22,94
123 9 7,79 1,21 1,46
115

SAMPEL
PENELITIAN
124 6 7,79 -1,79 3,20
125 8 7,79 0,21 0,04
126 5 7,79 -2,79 7,78
127 2 7,79 -5,79 33,52
128 6 7,79 -1,79 3,20
129 10 7,79 2,21 4,88
130 9 7,79 1,21 1,46
131 9 7,79 1,21 1,46
132 4 7,79 -3,79 14,36
133 5 7,79 -2,79 7,78
134 10 7,79 2,21 4,88
135 8 7,79 0,21 0,04
136 12 7,79 4,21 17,72
137 11 7,79 3,21 10,30
138 7 7,79 -0,79 0,62
139 5 7,79 -2,79 7,78
140 7 7,79 -0,79 0,62
141 5 7,79 -2,79 7,78
142 7 7,79 -0,79 0,62
143 7 7,79 -0,79 0,62
144 5 7,79 -2,79 7,78
145 6 7,79 -1,79 3,20
146 9 7,79 1,21 1,46
147 11 7,79 3,21 10,30
148 10 7,79 2,21 4,88
149 7 7,79 -0,79 0,62
150 6 7,79 -1,79 3,20
151 8 7,79 0,21 0,04
152 7 7,79 -0,79 0,62
153 3 7,79 -4,79 22,94
154 9 7,79 1,21 1,46
155 7 7,79 -0,79 0,62
156 12 7,79 4,21 17,72
157 4 7,79 -3,79 14,36
158 5 7,79 -2,79 7,78
159 3 7,79 -4,79 22,94
160 4 7,79 -3,79 14,36
161 6 7,79 -1,79 3,20
116

SAMPEL
PENELITIAN
162 8 7,79 0,21 0,04
163 7 7,79 -0,79 0,62
164 8 7,79 0,21 0,04
165 4 7,79 -3,79 14,36
166 6 7,79 -1,79 3,20
167 11 7,79 3,21 10,30
168 6 7,79 -1,79 3,20
169 6 7,79 -1,79 3,20
170 4 7,79 -3,79 14,36
171 2 7,79 -5,79 33,52
172 5 7,79 -2,79 7,78
173 7 7,79 -0,79 0,62
174 5 7,79 -2,79 7,78
175 6 7,79 -1,79 3,20
176 4 7,79 -3,79 14,36
177 7 7,79 -0,79 0,62
178 6 7,79 -1,79 3,20
179 6 7,79 -1,79 3,20
180 4 7,79 -3,79 14,36
181 6 7,79 -1,79 3,20
182 9 7,79 1,21 1,46
183 10 7,79 2,21 4,88
JUMLAH 1426 4026,11
117

Lampiran 9

PERHITUNGAN DAN HASIL UJI DAYA BEDA

Contoh perhitungan uji daya beda item soal nomor 1, sebagai berikut:

Dengan jumlah sampel kelompok atas maupun kelompok yang digunakan pada
perhitungan hanya 27%, maka n = 183 x 27% = 49 sampel. Pada item soal nomor
1, nilai D = 0,14 yang termasuk pada rentang ukuran patokan kriteria D < 0.2,
maka daya beda item soal nomor 1 yaitu Buruk.
Untuk item soal nomor 2 hingga 21, perhitungan nilai daya bedanya sama dengan
perhitungan pada item soal nomor 1. Berikut perincian data uji daya beda dari 21
item soal pada data (kuantitatif) penelitian:
NOMOR JUMLAH SAMPEL BENAR NILAI KRITERIA
ITEM KELOMPOK KELOMPOK DAYA DAYA
SOAL ATAS BAWAH PEMBEDA PEMBEDA
1 48 41 0,14 buruk
2 38 21 0,35 sedang
3 35 12 0,47 baik
4 38 7 0,63 baik
5 32 2 0,61 baik
6 22 1 0,43 baik
7 17 0 0,35 sedang
8 35 7 0,57 baik
9 40 14 0,53 baik
10 27 5 0,45 baik
11 23 2 0,43 baik
12 40 3 0,76 baik sekali
13 33 5 0,57 baik
14 37 8 0,59 baik
118

NOMOR JUMLAH SAMPEL BENAR NILAI KRITERIA


ITEM KELOMPOK KELOMPOK DAYA DAYA
SOAL ATAS BAWAH PEMBEDA PEMBEDA
15 30 9 0,43 baik
16 26 7 0,39 sedang
17 34 5 0,59 baik
18 36 5 0,63 baik
19 28 2 0,53 baik
20 30 11 0,39 sedang
21 27 4 0,47 baik
119

Lampiran 10

PERHITUNGAN DAN HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN

Contoh perhitungan uji tingkat kesukaran item soal nomor 1, sebagai


berikut:

Pada item soal nomor 1, nilai I = 0,92 yang termasuk pada rentang ukuran patokan
kriteria 0.7 – 1.0, maka tingkat kesukaran item soal nomor 1 yaitu Mudah.
Untuk item soal nomor 2 hingga 22, perhitungan nilai tingkat kesukarannya sama
dengan perhitungan pada item soal nomor 2. Berikut perincian uji data tingkat
kesukaran dari 21 item soal pada data (kuantitatif) penelitian:
NOMOR KRITERIA
JUMLAH SAMPEL NILAI TINGKAT
ITEM TINGKAT
MENJAWAB BENAR KESUKARAN
SOAL KESUKARAN
1 168 0,92 mudah
2 115 0,63 sedang
3 98 0,54 sedang
4 89 0,49 sedang
5 44 0,24 sukar
6 30 0,16 sukar
7 30 0,16 sukar
8 63 0,34 sedang
9 101 0,55 sedang
10 51 0,28 sukar
11 41 0,22 sukar
12 76 0,42 sedang
13 60 0,33 sedang
14 86 0,46 sedang
15 58 0,32 sedang
16 49 0,27 sukar
17 68 0,37 sedang
18 56 0,31 sedang
19 38 0,21 sukar
20 62 0,34 sedang
21 43 0,24 sukar
120

Lampiran 11

PERHITUNGAN DAN HASIL 5 (LIMA) PILIHAN/ ALTERNATIF YANG


DIPILIH (OLEH SAMPEL)

Contoh perhitungan 5 (lima) pilihan/ alternatif yang dipilih (oleh sampel)


pada pilihan/ alternatif A item soal nomor 1, sebagai berikut:

Untuk pilihan/ alternatif lain (B, C, D, dan E) item soal nomor item soal nomor 1
hingga 22, perhitungan 5 (lima) pilihan/ alternatif yang dipilih (oleh sampel) sama
dengan perhitungan pada pilihan/ alternatif A item soal nomor 1. Berikut
perincian data 5 (lima) pilihan/ alternatif yang dipilih (oleh sampel) dari 21 item
soal pada data (kuantitatif) penelitian:

JUMLAH SAMPEL YANG MEMILIH*


NOMOR ITEM SOAL
A B C D E
1 2 7 5 0 168**
2 14 22 115** 18 13
3 98** 26 4 24 11
4 9 89** 26 11 36
5 57 44** 18 20 14
6 31 41 45 30** 15
7 62 23 30** 29 35
8 11 41 7 44 63**
9 18 23 14 101** 20
10 59 51** 17 29 12
11 41** 23 52 28 28
12 11 77** 21 16 22
13 65 13 15 19 60**
14 22 24 85** 7 20
15 58** 21 29 40 19
121

JUMLAH SAMPEL YANG MEMILIH*


NOMOR ITEM SOAL
A B C D E
16 24 25 49 14 49**
17 33 68** 24 21 19
18 56** 33 35 25 11
19 24 38 31 38** 39
20 43 62** 26 19 29
21 27 43** 37 20 44
Catatan:
* Jumlah sampel (N) = 183
** Kunci jawaban
Berikut perincian data prosentase 5 (lima) pilihan/ alternatif yang dipilih (oleh
sampel) dari 21 item soal pada data (kuantitatif) penelitian:
PROSENTASE (%) JUMLAH SAMPEL YANG
NOMOR ITEM SOAL MEMILIH*
A B C D E
1 1 4 3 0 92**
2 8 12 63** 10 7
3 54** 14 2 13 6
4 5 49** 14 6 20
5 31 24** 10 11 8
6 17 22 25 16** 8
7 34 13 16** 16 19
8 6 22 4 24 34**
9 10 13 8 55** 11
10 32 28** 9 16 7
11 22** 13 28 15 15
12 6 42** 11 9 12
13 36 7 8 10 33**
14 12 13 46** 4 11
15 32** 11 16 22 10
16 13 14 27 8 27**
17 18 37** 13 11 10
18 31** 18 19 14 6
19 13 21 17 21** 21
20 23 34** 14 10 16
21 15 23** 20 11 24
122

Lampiran 12

DATA ZAT KIMIA YANG DIGUNAKAN UNTUK BEREKSPERIMEN DI


LABORATORIUM KIMIA

Berikut perincian data zat kimia yang digunakan untuk bereksperimen di


laboratorium kimia pada masing-masing matakuliah:
ALAT KIMIA
MATA JUDUL ZAT KIMIA YANG
NO. UTAMA YANG
KULIAH EKSPERIMEN DIGUNAKAN
DIGUNAKAN
Laju reaksi Mg, HCl, Na2S2O3,
Elektrolisis CuSO4, ZnSO4, C, Cu, Zn catu daya
Sel galvani ZnSO4, CuSO4, Zn, Cu volt-meter
Kimia
KI, Na2CO3, HCl, NaOH, ph-meter
lingkungan
KIMIA
1 DASAR
Termokimia NaCl, NaOH kalorimeter
CuSO4, NaOH, HCl, NH4Cl,
Ion kompleks oven
Fe, H2SO4, NH3
Larutan CaCO3, bunsen
ZnSO4, NH4OH, BaCl2,
Reaksi kimia
K2CrO4, KmnO4
Perbedaan
CH3COOH, C6H5OH,
senyawa organik penangas minyak
C2H5OH, Glukosa, C3H6O,
dan anorganik
CO(NH2)2
Titik leleh penangas minyak
Uji kelarutan
Sifat magnet magnet
NaCl, MnO2, SiO2, Sitrun ,
Uji daya hantar
Kamper, C2H5OH, C4H10O konduktometer
listrik
Uji nyala pembakar spirtus
Sampel: Sulfatiramid,
CO(NH2)2, S, NaCl, Na,
Unsur tambahan pembakar spritus
FeSO4, AgNO3, Pb asetat,
FeCl3, NH4OH
Alkohol dan
KIMIA
2 ORGANIK
fenol Lucas (HCl+ZnCl2), C3H6O,
Uji lucas H2CrO4
Uji asam kromat Sampel: C2H5OH, CH3OH, 2- pembakar spirtus
Uji keasaman propanol
Uji kelarutan
Tollens (AgNO3), NaOH, I2,
Aldehid dan C3H6O, jones (H2CrO4)
keton Sampel: Glukosa, C3H6O, CH3
g, Br2 g, C6H14
Uji bromin Sampel, Br2 2%
Sampel, KMnO4 0.5 %,
Uji KP - bayer
Na2CO3 10%
Uji tollens –
AgNO3, NaOH 3M, NaOH
aldehid
28%
123

ALAT KIMIA
MATA JUDUL ZAT KIMIA YANG
NO. UTAMA YANG
KULIAH EKSPERIMEN DIGUNAKAN
DIGUNAKAN
Uji asam kromat C3H6O, H2CrO4
Uji iodoform Dioksan, NaOH 3M, I2
HCl 2M, HNO3 20%, NaNO2,
Uji amina C2H5OH 0.5N, CHCl3, Sampel:
NH4OH
Asam As. Kromat, NH3, NaHCO3,
karboksilat Zn, sampel: CH3OH, C2H5OH
Pembuatan as.
Salisilat dari
Metil salisilat, NaOH, H2SO4, refluks, desikator
minyak
gandapura
Tanaman penghasil minyak
Destilasi destilasi
atsiri (kulit jeruk, biji pala, dll)
Tanaman penghasil minyak soklet, heating
Teknik isolasi atsiri, C4H10O, NaHCO3, mantel, hotplate,
CH2Cl2 corong pisah
Iodofrom dari
KI, C3H6O neraca analitik
aseton
H2SO4, HNO3, C6H6, NaHCO3,
Nitrobenzen corog pisah
CaCl2,
C2H5OH, C, HNO3, C4H10O ,
Urea dari urin pembakar spirtus
CaCO3,
Aspirin dari as. As. Salisilat, H2SO4, C4H10O ,
oven, alat titrasi
Salisilat FeCl3, minyak goreng, NaOH
NaBr, C4H10O , H2SO4, corong pisah,
Bromobutana
NaHCO3, NaCl, MgSO4, destilasi
As. Salisilat, CH4O, H2SO4,
Metil salisilat destilasi
NaHCO3
Isolasi DNA
Ekstrak buah, sabun, C2H5OH blender
buah
Produksi
NaOH 1, 3, & 5 M, Al foil, H2
hidrogen
Produksi tawas Al, KOH, H2SO4, C2H5OH
Pembuatan
H2SO4, Cu catu-daya
CuSO4
Pembuatan dry
Sitrun s, NaHCO3
ice
Percobaan
dengan HNO3 HNO3 15M, Cu
dan Cu
Pembuatan KI HCl 1M, H2O2, Betadin, KOH.
KIMIA water bath
3 ANORGANIK
dari Iodin I2
Reaksi nyala
NaCl, CaCl2, BaCl2, KCl, HCl
alkali & alkali pembakar spirtus
6M
tanah
Kereaktifan
Na, Mg, Pp
logam alkali
Daya oksida
NaI 0.1M, NaBr 0.1 M, NaCl
relatif dari
0.1 M, Trikloretana
halogen
Fe2(SO4)3 0.1M, NaBr 0.1M,
Daya reduksi
NaCl 0.1M, KI 0.1M
halida
124

ALAT KIMIA
MATA JUDUL ZAT KIMIA YANG
NO. UTAMA YANG
KULIAH EKSPERIMEN DIGUNAKAN
DIGUNAKAN
Pemisahan
H2C2O3, NaCl, MgCl2, CaCO3,
komponen dari
SiO, CaCl2,
campuran
NaCl s, KCl s, Ca(NO2)2 s,
Air hidrat
NaH2PO4, BaCl2
Ekstraksi
alumina (Al2O3) NaOH, lumpur kering
dari lumpur
Penentuan
keasaman dari HCl, NaOH, H2C2O3, zeolit, Pp
mineral alam
Pembuatan
kalsium sulfat H2SO4, HCl, HNO3, KSCN,
dari batu NaCO3, Na2CO3
gamping
Kompleks
koordinasi besi Sgaram Mohr s, H2SO4 6N,
(kalium H2C2O4, H2O2 30%, C2H5OH
trioksalato ferat 95%, NaCl, KSCN 1M, H3PO4
iii)
Pembuatan CO(NH2)2 s, HCl 2N, NaOH p,
amonia dari urea NaOH 2M, Pp
Pembuatan CaCO3 s, HCl 5M, CO(NH2)2,
kalsium oksalat NH4OH 6M, CO(NH2)2
hidrat H2C2O4
Penentuan kadar
air dalam zat Biskuit oven
pangan
BaSO4 1M, HNO3 6M, AgNO3
Uji anion 0.1M, NH4OH 6M, Sampel
AgCl
Penentuan kadar AgNO3 0.1M, HNO3 0.05N,
oven
klorida HCl 0.1N, BaCl2 0.06g
penentuan kadar
DMG 1%, Sampel NiCl, HCl oven
nikel
Sampel: CaCl2, NH4Cl,
Identifikasi ZnSO4, Al(OH)3, Pb(NO3),
kation CuSO4, FeSO4, FeCl3
KIMIA NaOH, KI, NH4OH
4 ANALITIK Identifikasi NaHPO4, NaCl, ZnSO4,
anion NaNO3
Identifikasi
PbNO3, AgNO3
kation gol 1
Identifikasi
MgSO3
kation gologan v
Identifikasi
ZnSO4, NaBr, Pb-asetat
anion
AgNO3, Pb-asetat, FeCl3,
Identifikasi
Al(OH)3, MgSO4, ZnSO4
kation
BaCl2, KCl
Ba(OH)2, NaCO3, Na3PO4,
Identifikasi
NaCl, CuSO4, NaI
anion
125

ALAT KIMIA
MATA JUDUL ZAT KIMIA YANG
NO. UTAMA YANG
KULIAH EKSPERIMEN DIGUNAKAN
DIGUNAKAN
Penentuan
desikator, water
massa molekul Al, C2H5OH
bath
dari massa jenis
CuSO4, KI, Cu, C, Na2S2O3,
coulometer alat titrasi
KI, C2H5OH
Energi aktifitas
dan laju suatu HCl, Na2S2O3
reaksi
Kenaikan titik
NaCl, KCl pembakar spirtus
didih
Kinetika
C, CH3COOH, NaOH, pp, oven
absorpsi
Kalor
C4H9OH , C2H5OH, C3H7OH,
pembakaran pembakar spritus
CH3OH
deret alkohol
ostwald,
Viskositas C2H5OH, oli, kreosin
piknometer
KIMIA Reaksi orde 1 H2O2, MnO2,
5 FISIKA Kesetimbangan
CH3COOH, CHCl3, C6H5OH alat titrasi
fasa
Penentuan
koefisien I2, CHCl3, Na2S2O3
distribusi
Bilangan angkut
ion pada larutan C, Cu, HCl, Metil ungu, H2
elektrolit
Derajat ionisasi NaOH, NaCl, NH4OH, NH3,
basa lemah HCl, NH4Cl
Sel elektrolisis CuSO4, Cu, C
Difusi gas HCl, C4H9OH, HCl, NH3,
Tetapan ionisasi
NaCl, KCl, CH3COOH, HCl
asam
Titrasi
NaOH, Na2(COOH), HCl alat titrasi
konduktometri
GGL sel

pogendorff
Pemisahan
HCl 3M 10%, C2H5OH 95%,
kasein dari susu
C4H10O
sapi
(Uji karbo 1)
Benedict & CuSO4, NaOH
trommer
HCl p, NaOH 10%, CuSO4,
Uji karbo 2
Na2S2O3, I2 e
6 BIOKIMIA (Lipid 1)
CHCl3, C2H5OH, C4H10O
Kelarutan lemak
(Lipid 1) Protein
sebagai Minyak goreng
emulgator
(Lipid 2)
KOH, NaOH
Penyabunan
(Lipid 2) Uji
Etanol, Eter
noda
126

ALAT KIMIA
MATA JUDUL ZAT KIMIA YANG
NO. UTAMA YANG
KULIAH EKSPERIMEN DIGUNAKAN
DIGUNAKAN
(Enzim
pencernaan)
Hidrolisis pati I2
oleh amilase air
liur
(Enzim
pencernaan) Uji CuSO4
benedic
(Enzim
pencernaan) Uji AgNO3, HNO3 3M
klor
(Protein)
HgCl2 2%, Pb-asetat 5%,
Pengendapan
AgNO3 5%
oleh logam
(Protein) Uji
NaOH 3M, CuSO4 2%
buret
(Protein) Uji
NaOH 10%, Pb-asetat 5%
PbS

SUMBER:

Irwandi, Dedi. Experiments of Organic Chemistry. Jilid I. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2011.

Irwandi, Dedi. Experiments of Organic Chemistry. Jilid II. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2012.

Irwandi, Dedi, Tonih Feronika, Iwan Setiawan. General Chemistry. Jilid I. Jakarta: UIN Jakarta
Press. 2014.

Irwandi, Dedi, Tonih Feronika, Iwan Setiawan. General Chemistry. Jilid II. Jakarta: UIN Jakarta
Press. 2015.

Milama, Burhanudin. Pnaduan Praktikum Kimia Fisika. Jilid I. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2014.

Milama, Burhanudin. Pnaduan Praktikum Kimia Fisika. Jilid II. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2015.

Ramli, Munas Priyanto. Panduan Praktikum Kimia Analitik. Jilid I. Jakarta: UIN Jakarta Press.
2011.

Ramli, Munas Priyanto. Panduan Praktikum Kimia Analitik. Jilid II. Jakarta: UIN Jakarta Press.
2012.

Riyadhi, Adi. Panduan Praktikum Kimia Anorganik. Jilid I. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2011.

Saridewi, Nanda. Panduan Praktikum Kimia Anorganik. Jilid II. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2012.

Sumarlin, La Ode. Panduan Praktikum Biokimia. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2012.
127

Lampiran 13

HASIL UJI VALIDITAS KONSTRUK (OLEH DOSEN)

1. Adi Riyadhi, M.Si


128

2. Nanda Saridewi, M.Si


129

3. Burhanudin Milama, M.Pd


130

4. Evi Sapinatul Bahriyah, M.Pd


131

Lampiran 14

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN


132

Lampiran 15

HASIL UJI REFERENSI

Nama : Agia Ghalby


NIM : 1110016200049
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan/ Prodi : Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia
Judul Skripsi : Tingkat Pengetahuan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
: Mahasiswa Pendidikan Kimia
133
134
135
136
137
138
139

Anda mungkin juga menyukai