(CJR)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. HARSONA SINURAT ( 8226142006)
2. SANTRI ANGELIA DAMANIK ( 8226142002)
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
berlimpah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review yang
berjudul “KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN DI LABORATORIUM
KIMIA sebagai tugas rutin mata kuliah Pengembangan Praktikum Kimia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para pendukung penulis dalam
menyelesaikan tugas CJR ini, khususnya kepada ibu Dr. Ir. Nurfajriani, M.Si selaku
dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan.
Kami menyadari bahwa tugas CJR ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan dan kesempurnaan pada karya yang
berikutnya. kami juga berharap tugas CJR ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii
I. Identitas Jurnal………………………………………………………………………..1
II. Ringkasan Isi Jurnal…………………………………………………………………..1
- Pendahuluan…………………………………………………………………………….1
- Metode Penelitian……………………………………………………………………….2
- Hasil dan Pembahasan…………………………………………………………………..3
- Kesimpulan……………………………………………………………………………...4
III. Kelebihan Jurnal………………………………………………………………………6
IV. Kelemahan Jurnal……………………………………………………………………..7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….8
I. Identitas Jurnal
Jurnal 1
Judul: Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Kimia
Penulis : Dinda Nur Syakbania dan Anik Setyo Wahyuningsih
Tahun Terbit : 2017
Edisi : 1(2)
Nama Jurnal : Higeia Journal of Public Health Research and Development
ISSN : 1475-362846
Jumlah halaman : 9 halaman (49-57)
Jurnal 2
Judul: Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Kimia
Penulis : Dwi Cahyaningruma
Tahun Terbit : 2020
Edisi : 2(1)
Nama Jurnal : Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan
ISSN : 2654-251X
Jumlah halaman : 6 halaman
Berdasarkan hasil penelitian, penelitian ini dibahas dalam penerapan 4 variabel yang terdiri atas: faktor
kimia, faktor ergonomi, faktor fisik dan manajemen laboratorium.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang dilakukan peneliti di laboratorium
kimia SMK Yayasan Pharmasi Semarang diperoleh hasil penerapan pada faktor kimia yang terdiri atas 14
poin, yang diketahui bahwa 11 poin (78,5%) sesuai dengan standar Kemenkes RI Standar Laboratorium
Farmasi tahun 2010 dan Kepmenkes RI no. 605 tahun 2008. Sebanyak 3 poin (21,5%) tidak sesuai dengan
standar Kemenkes RI Standar Laboratorium Farmasi tahun 2010 dan Kepmenkes RI no. 605 tahun 2008.
Hasil penerapan pada faktor ergonomi yang terdiri atas 20 poin, yang diketahui bahwa 17 poin (85%)
sesuai dengan standar Kemenkes RI Standar Laboratorium Farmasi tahun 2010, OHSAS 18001, ISO
17025 dan Kepmenkes RI no. 605 tahun 2008. Sebanyak 3 poin (15%) tidak sesuai dengan standar
Kemenkes RI Standar Laboratorium Farmasi tahun 2010 dan Kepmenkes RI no. 605 tahun 2008.
Hasil penerapan pada faktor fisik yang terdiri atas 5 poin, yang diketahui bahwa 4 poin (80%) sesuai
dengan standar Kemenkes RI Standar Laboratorium Farmasi tahun 2010 dan Kepmenkes RI no. 605 tahun
2008. Sebanyak 1 poin (20%) tidak sesuai dengan standar Kemenkes RI Standar Laboratorium Farmasi
tahun 2010 dan Kepmenkes RI no. 605 tahun 2008.
Hasil penerapan pada faktor manajemen K3 yang terdiri atas 22 poin, yang diketahui bahwa 22 poin
(68,75%) sesuai dengan standar OHSAS 18001, ISO 17025, Kemenkes RI Standar Laboratorium Farmasi
tahun 2010. Sebanyak 10 poin (31,25) belum sesuai dengan standar OHSAS 18001, ISO 17025,
Kemenkes RI Standar Laboratorium Farmasi tahun 2010
Kesimpulan
Simpulan dari ini adalah dari variabel penelitian yang terdiri atas faktor kimia, faktor ergonomi, faktor
fisik, dan manajemen K3 di laboratorium dari poin yang dibahas Faktor Kimia yang tidak sesuai/tidak
memenuhi standar terdiri atas: ruang pemeliharaan dan penyimpanan alattidak berAC; tidak terdapat
catatan tanggal botol pertama kali dibuka; tersedia MSDS, Faktor Ergonomi tidak sesuai/tidak memenuhi
standar terdiri atas: luas ruang 1 peserta didik 2,5m; jarak ujung meja berdampingan seharusnya 1,5m;
lebar pintu ganda lebarnya 90cm, Faktor Fisik tidak sesuai/tidak memenuhi standar terdiri atas: luas
ventilasi minimum 15-20%; luas lantai laboratorium dan Manajemen K3 tidak sesuai/tidak memenuhi
standar terdiri atas pendidikan administrator S1/DVI sarjana sains terapan; pendidikan minimal DIII
sesuai bidangnya; menurunkan risiko hirarki pengendalian: eliminasi belum dilakukan, subtitusi dalam
bahan kimia berbahaya beberapa sudah di gantikan dengan yang tidak terlalu berbahaya dengan fungsi
yang sama, pengendalian teknik untuk tempat kerja yang lebih nyaman menggunakan meja dari bahan
kramik, pengendalian admisitrasi terdapat tata tertib laboratorium yang di tempel didinding, aturan
didalam laboratorium, label yang di tempel pada zat kimia. Namun tidak terdapat poster yang tanda
bahaya yang dipasang. Penggunaan APD di lakukan sebelum saat siswa masuk ke dalam ruang
laboratorium. APD yang di gunakan seperti jas lab, hairnet, masker, dan sarung tangan; tidak tersedianya
eyewash dan shower; tanda peringatan daerah berbahaya; tidak terdapat pintu darurat; tidak tersedia
lemari APD; tidak tersedia detektor asap, tidak menggunakan blower, laboratorium hanya menggunakan
kipas angin dan exhaust; tidak memiliki denah evakuasi hanya ada safety sign untuk jalur evakuasi.
Jurnal 2
Pendahuluan
Laboratorium merupakan unsur penting dan salah satu syarat bagi keberadaan suatu perguruan tinggi.
Kelas praktikum membantu mahasiswa untuk menguji teori yang dipelajari lebih terperinci sehingga dapat
meningkatkan ketertarikan pada bidang yang dipelajari. Laboratorium pendidikan seringkali belum
mempunyai program keselamatan yang maksimal. Program keselamatan lebih ditekankan pada
penanggulangan kebakaran yang merupakan tugas dari bagian umum dan pemeliharaan. Sehingga
keselamatan tidak begitu diperhatikan sebagaimana seharusnya di institusi penelitian pendidikan. Fakta
mencatat, pada tanggal 16 Maret 2015 telah terjadi kecelakaan kerja di laboratorium Kimia Fakultas.
Farmasi Universitas Indonesia, yaitu terjadinya ledakan labu destilasi saat praktikum sedang
dilaksanakan. Tidak sedikit mahasiswa yang harus dirawat akibat pecahan labu destilasi tersebut
(Merdeka, 2015). Kerugian akibat kecelakaan kerja bagaikan fenomena gunung es. Dari mulai cedera,
hilangnya waktu efektif akibat cedera, kerugian biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan ataupun dalam
skala besar yaitu rusaknya fasilitas. Potensi bahaya apapun sebenarnya dapat dikendalikan sehingga tidak
menimbulkan kerugian. Potensi bahaya dapat dikurangi melalui satu sistem managemen dan penanganan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang menggambarkan bagaimana penyusunan
dan penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium pendidikan. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen K3 dan standart operating prosedur di laboratorium
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
Hasil dan Pembahasan
Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Pendidikan
Penetapan Kebijakan K3
Langkah pertama dalam penerapan program K3 adalah penetapan kebijakan K3. Kunci keberhasilan
program K3 adalah adanya budaya K3 yang kuat, dan budaya K3 yang kuat tidak akan ada tanpa
komitmen pimpinan pada K3. Perlu ditetapkan kebijakan K3 tertulis yang ditandatangani oleh Dekan.
Tanpa komitmen pimpinan, keefektifan program K3 akan terbatas. Pimpinan harus mengenalkan
pentingnya menerapkan program K3 secara terstruktur untuk bekerja secara aman, dan yang sangat
penting adalah adanya komitmen pimpinan akan memastikan tersedianya sumber daya untuk menjalankan
program K3 baik secara finansial maupun sarana dan prasarana. Jika sarana dan prasarana tidak memadai
potensi bahaya tidak akan dapat dikendalikan.
Perencanaan
Perencanaan K3 ini didasarkan pada hasil identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
melalui pengendalian teknis maupun administratif dan penggunaan alat pelindung diri. Dalam menyusun
rencana K3 harus mengacu juga kepada pemenuhan pedoman dan perundang-undangan K3 lainnya.
Dalam menyusun program K3 harus dapat terukur,dan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Penerapan
Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Salah satu upaya pengendalian administratif adalah
penyusunan SOP. SOP adalah suatu rangkaian instruksi tertulis dari suatu kegiatan atau proses kerja. SOP
menyediakan informasi bagi pengguna laboratorium bagi proses kerja yang harus dilakukan. Penerapan
SOP adalah salah satu pengendalian administratif yang apabila dilakukan secara konsisten akan
mengurangi paparan pada potensi bahaya dan resiko terjadinya cedera.
Pendidikan dan Pelatihan
Upaya penerapan K3 yang lain yaitu melalui pendidikan dan pelatihan. Teori dasar penyebab kecelakaan
menyebutkan bahwa tindakan tidak aman dari manusia adalah salah satu faktor penyebab timbulnya
kecelakaan. Seseorang melakukan tindakan tidak aman salah satunya adalah karena kurangnya
pengetahuan tentang bagaimana cara beraktivitas dengan tepat dan bagaimana caranya menghadapi resiko
Berikut beberapa pelatihan sebagai upaya untuk mengendalikan resiko kecelakaan di laboratorium :
a. Pengenalan tentang keselamatan laboratorium kepada mahasiswa melalui video
b. Pelatihan penggunaan APAR untuk petugas laboratorium
c. Pelatihan penanggulangan keadaan darurat
Kesimpulan
Program keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium pendidikan akan berhasil apabila didukung oleh
komitmen manajemen yang kuat dan partisipasi dari seluruh pengelola dan pengguna laboratorium.
Peningkatan budaya K3 dalam hal ini kepatuhan dan kesadaran untuk mengikuti SOP, penggunaan alat
pelindung diri yang tepat, kelengkapan sarana dan prasarana K3, dan personil yang mempunyai
pengetahuan K3 yang memadai. Untuk menilai keefektifan program K3 yang telah disusun perlu
dilakukan tinjauan ulang untuk mengevaluasi kekurangan dari program yang telah dilakukan untuk
perbaikan pada penyusunan program yang akan datang. Pada setiap akhir tahun dilaksanakan review
program apa yang telah dapat dijalankan sesuai dengan target dan jadwal, sarana dan prasarana yang
diusulkan apakah dapat terpenuhi, inventarisasi kejadian kecelakaan kerja dan keadaan darurat yang
terjadi, apa penyebabnya dan seberapa besar kerugiannya. Hal ini untuk menyusun program K3 tahun
selanjutnya.
- Originalitas Temuan
Pada artikel yang direview terkait hasil penelitian menunjukkan tabel hasil peneltian untuk
menunjukkan hasil temuan yang didapatkan sehingga menguatkan artikel ini.
- Kemukhtahiran Masalah
Pada artikel yang direview kemukhtahiran masalah dapat dilihat pada hasil dan kesimpulan.
Jurnal 2
Pada artikel yang direview, semuanya saling berhubungan mulai dari judul yang digunakan, abstrak,
pendahuluan, metode, hasil dan kesimpulan. Keterkaitan antar elemen baik, sehingga memudahkan
pembaca memahami isi artikel ini. Banyaknya kutipan-kutipan sebagai landasan dan penguatan hasil
penelitian ini lebih terpercaya.
- Originalitas Temuan
Pada artikel yang direview terkait hasil penelitian menunjukkan tabel hasil peneltian untuk
menunjukkan hasil temuan yang didapatkan sehingga menguatkan artikel ini.
- Kemukhtahiran Masalah
Pada artikel yang direview kemukhtahiran masalah dapat dilihat pada hasil dan kesimpulan.
Jurnal 2
Pada dasarnya artikel pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya, namun secara subjektif
penulis tidak menemukan kekurangan pada artikel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyaningrum, D. 2020. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium Kimia. Jurnal
Pengelolaan Laboratorium Pendidikan. 2(1).
Wahyuningsih A.S, & Syakbania D.N. 2017. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Laboratorium Kimia. Higea Journal of Public Health Research and Development. 1(2), 49-
57.