Disusun Oleh :
1182080034
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................iv
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................................5
E. Definisi Operasional...............................................................................................................5
F. Kerangka Pemikiran...............................................................................................................5
I. Metode Penelitian.................................................................................................................12
2. Prosedur Penelitian..........................................................................................................13
3. Jenis Data.........................................................................................................................15
5. Instrumen Penelitian........................................................................................................16
K. Daftar Pustaka......................................................................................................................21
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
A. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari materi, sifat zat, hukum, serta
prinsip yang sebagian konsepnya bersifat abstrak seperti unsur (Sari et al., 2014).
Pembelajaran kimia mempunyai karakteristik yang khas (Adriani & Silitonga, 2017) serta
identik dengan proses dalam bentuk eksperimen atau praktikum dimana sebagian besar
dilakukan di laboratorium. Pembelajaran kimia pada tingkat universitas biasanya
mencakup 2 bagian penting, diantaranya pembelajaran teori yang umumnya dilakukan di
kelas serta pembelajaran praktikum yang biasanya dilakukan di laboratorium. Di dalam
kelas, mahasiswa diperkenalkan dengan ilmu kimia, sedangkan di laboratorium mahasiswa
akan dilatih untuk mengembangkan keterampilannya terutama dalam menggunakan
berbagai macam alat dan instrumen, serta memecahkan masalah-masalah ilmu kimia yang
berupa teori, fakta, dan lain sebagainya (An et al., 2019). Salah satu ilmu kimia yang
penting dipelajari pada tingkat universitas adalah kimia unsur (Xiao et al., 2020).
Walaupun penting, biasanya sebagian mahasiswa merasa kesulitan dalam memahami dan
menguasai materi kimia unsur disebabkan karena cakupan pembahasannya sangat
kompleks (Arham & Dwiningsih, 2016). Pokok bahasannya meliputi sifat fisika dan kimia
unsur, sejarah, kelimpahan, proses pembuatan, manfaat atau kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari, serta hal lain sebagainya (Xiao et al., 2020).
Pembelajaran kimia unsur tidak akan faham hanya dengan pengenalan dan
penguasaan konsep atau teori saja (Gunawan & Dwiningsih, 2020), melainkan perlu juga
didukung dengan kegiatan praktikum di laboratorium (Gao et al., 2020). Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan oleh (Fatah & Wulandari, 2017) di Universitas Palangka
Raya menunjukkan banyak sekali mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi kimia unsur, terutama materi unsur nitrogen dan oksigen. Hal ini dikarenakan
mahasiswa cenderung hanya menghafalkan konsepnya saja. Penelitian lain menyebutkan
bahwa hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah kimia unsur memiliki nilai rata-rata yang
cukup rendah, yaitu di bawah angka 61. Ini menunjukkan kurangnya pemahaman
mahasiswa mengenai kimia unsur dan menjadi masalah yang harus segera ditemukan
solusinya karena ilmu ini sangat diperlukan dalam mempelajari pokok bahasan kimia
selanjutnya (Haetami et al., 2016).
Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat, bahwa materi kimia unsur perlu
dilakukan kegiatan praktikum sebagai penunjang dari teori yang telah dipelajari (Gunawan
& Dwiningsih, 2020). Kegiatan praktikum dapat memancing pemahaman mahasiswa serta
28
menemukan prinsip secara mandiri (Kodani et al., 2019) karena dalam prosesnya,
mahasiswa diharuskan untuk menemukan dan membuktikan suatu fakta tertentu
(Gunawan & Dwiningsih, 2020). Manfaat lainnya, memberikan pengalaman belajar yang
berharga bagi mahasiswa (An et al., 2019). Dengan kata lain laboratorium kimia adalah
tempat bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilannya melalui serangkaian kegiatan
praktikum (Hensen et al., 2020).
Salah satu percobaan yang perlu dilaksanakan adalah pembentukan senyawa
dengan melibatkan reaksi kimia. Praktikum tersebut menunjukan bagaimana proses
produksi sehingga menghasilkan senyawa ataupun gas yang kita inginkan dalam skala
laboratorium atau skala kecil, seperti gas nitrogen dioksida, oksigen, hidrogen, dan
sebagainya (Ng et al., 2020).
Berdasarkan analisis konsepnya, senyawa nitrogen memiliki konsep yang abstrak
serta contoh konkrit. Senyawa nitrogen dianggap sebagai materi kimia unsur yang cukup
sulit untuk dipahami dikarenakan memiliki banyak pokok bahasan. Banyaknya pokok
bahasan ini mengakibatkan mahasiswa cenderung hanya menghafalkan konsepnya saja
(Fatah & Wulandari, 2017). Untuk mengatasi hal ini, maka sangat dibutuhkan praktikum
sebagai penunjang dari teori yang telah diterima (Gunawan & Dwiningsih, 2020).
Praktikum sintesis senyawa nitrogen dalam skala laboratorium dilakukan untuk
menghasilkan gas amonia dan gas nitrogen dioksida. Hal yang perlu diperhatikan ketika
melakukan praktikum tersebut diantaranya mengenai keamanan laboratorium hal ini
disebabkan oleh prosesnya yang membutuhkan bahan kimia yang bersifat korosif sehingga
bahaya yang akan ditimbulkan di laboratorium jangan sampai dianggap remeh (Loughlin
& Cresswell, 2020). Kendala lain yang dialami oleh sebagian sekolah atau universitas
ialah minimnya ketersediaan alat dan bahan (Ullah et al., 2016), juga terbatasnya waktu
membuat mahasiswa cenderung berfokus pada hasil dan bukan pada proses serta jarang
mengulangi praktikum bila terjadi kegagalan pada percobaannya (Moozeh et al., 2020).
Kegiatan praktikum di masa pandemi tidak dapat dilakukan di laboratorium
sebagaimana mestinya, karena hingga saat ini pandemi Covid-19 di Indonesia masih terus
meningkat sehingga kegiatan pembelajaran di seluruh level pendidikan dilakukan secara
virtual. Walaupun demikian, kegiatan praktikum tidak boleh dihilangkan begitu saja,
karena praktikum merupakan salah satu aspek penting yang dapat menunjang proses
pemahaman pembelajaran kimia (An et al., 2019). Umumnya, kegiatan praktikum kimia
cukup sulit jika dilaksanakan di rumah karena memerlukan penggunaan alat dan bahan
yang memiliki standar keamanan serta kriteria tertentu (Saraswati & Mertayasa, 2020).
29
Pelaksaanan kegiatan praktikum bisa saja dilaksanakan melalui video demonstrasi, namun
hal ini dirasa kurang efektif dalam meningkatkan keterampilan mahasiswa (Silawati,
2006).
Wabah Corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda banyak
Negara, termasuk Indonesia (Pamungkas & Sukarman, 2020) memiliki kecepatan
penyebaran yang tinggi (Herliandry, dkk., 2020). Dengan demikian, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan Surat Edaran dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah
dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona virus disease (Covid-19) (Argaheni, 2020).
Pembelajaran secara daring diartikan sebagai pembelajaran jarak jauh (Rosali,
2020) yang memanfaatkan jaringan internet dalam proses penyampaian materi ataupun
digunakan sebagai sarana interaksi antara guru dengan peserta didiknya (Saleh, 2020).
Pada prosesnya, pembelajaran daring ini tentu akan menghilangkan proses tatap muka
seperti pembelajaran biasanya (Mastura & Santaria, 2020). Hal tersebut mendorong setiap
lembaga pendidikan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, serta mendorong
para peneliti khususnya dibidang teknologi pendidikan untuk mengembangkan media
pembelajaran berbasis teknologi yang dapat memudahkan peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran (Atsani, 2020).
Media pembelajaran berbasis teknologi digunakan sebagai alat penunjang proses
belajar mengajar untuk menciptakan situasi belajar yang aktif dan efektif (Nursamsu &
Kusafizal, 2017) terutama pada situasi pembelajaran seperti sekarang ini. Media
pembelajaran berbasis teknologi salah satunya yang memanfaatkan android semakin
banyak diminati.
Hal tersebut disebabkan karena media pembelajaran berbasis android lebih
praktis, mudah digunakan, mudah didapatkan dan lebih menarik daripada media
konvensional. Hanya dengan menggunakan smartphone, media dapat digunakan kapan
saja dan dimana saja. 2 Laboratorium virtual merupakan suatu media pembalajaran yang
memanfaatkan teknologi untuk memberikan gambaran tentang simulasi praktikum di
laboratorium (Billah & Widiyatmoko, 2018). Berdasarkan penelitian, masih banyak
lembaga pendidikan yang mengalami kendala mengenai kondisi, biaya, tempat, alat dan
bahan untuk melakukan proses praktikum.
Eksperimen di laboratorium merupakan dasar untuk pendidikan Sains, Teknologi,
Teknik, dan Matematika (STEM). Beberapa peneliti melaporkan bahwa eksperimen
praktis memainkan peran penting dalam pendidikan sains dan teknik (Kolil, dkk., 2020).
30
Dengan demikian laboratorium virtual dapat dijadikan sebagai alternatif untuk
melaksanakan praktikum.
Seperti yang telah diketahui bahwa belakangan ini laboratorium virtual telah
banyak dikembangkan di berbagai cabang ilmu, termasuk ilmu kimia. Hanya saja belum
banyak peneliti yang menerapkan media tersebut untuk mengetahui pengaruh
penggunaannya terhadap hasil belajar peserta didik serta kekurangan dari media tersebut
agar bisa diperbaiki oleh peneliti lain. Menurut Gunawan, dkk., (2017) pada penelitiannya
menjelaskan bahwa media laboratorium virtual dapat meningkatkan kreativitas peserta
didik ataupun pendidik.
Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermansyah, dkk.,
(2015) bahwa laboratorium virtual mampu meningkatkan kemampuan dalam berpikir
kreatif. Sedangkan menurut Nur Hikamh, dkk (2017) pada penelitiannya menjelaskan
bahwa penggunaan media laboratorium virtual dapat memudahkan peserta didik dalam
memahami konsep, hal tersebut karena media laboratorium virtual dapat menggambarkan
sesuatu yang bersifat rumit atau abstrak (Dwiningsih, dkk., 2018).
Adapun media pembelajaran Laboratorium Virtual tentang sintesis Nitrogen sebelumnya
telah dibuat oleh Nurul (2021), sehingga pada penelitian ini peneliti bertujuan untuk
melakukan penelitian mengenai penerapan media pembelajaran Laboratorium Viirtual
dengan judul “Penerapan Laboratorium Virtual Berbasis Karakter Untuk
Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa Semester 4 Pada Praktikum Sintesis
Senyawa Nitrogen Di Uin Sunan Gunung Djati Bandung”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
31
2. Mengetahui tanggapan mahasiswa pada Penerapan Laboratorium Virtual Berbasis
Android dapat Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa Pada Praktikum Sintesis
Senyawa Nitrogen
3. Menganalisis hasil Penerapan Laboratorium Virtual Berbasis Android dapat
Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa Pada Praktikum Sintesis Senyawa Nitrogen
D. Manfaat Penelitian
1. Penerapan Laboratorium virtual yang dilakukan dapat menjadi media yang membantu
mahasiswa dalam melakukan praktikum agar menjadi lebih efektif dan efisien
2. Penerapan Laboratorium virtual yang dilakukan sebagai alternatif jika tidak bisa
melakukan praktikum di laboratorium serta menambah wawasan dan pengetahuan
mahasiswa
3. Penerapan Laboratorium virtual yang dilakukan dapat membantu mahasiswa dalam
memahami konsep sintesis senyawa nitrogen
E. Definisi Operasional
F. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran kimia unsur bukan hanya pengenalan dan penguasaan konsep atau
teori semata, namun juga didukung dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Kegiatan
32
praktikum dapat memacu mahasiswa untuk lebih memahami dan menemukan prinsip
secara mandiri dikarenakan dalam prosesnya, mahasiswa diharuskan untuk menemukan
juga membuktikan fakta tertentu, kemudian dapat memberikan pengalaman yang berharga
bagi para mahasiswa. Praktikum yang menarik untuk dilakukan oleh mahasiswa adalah
pembentukan senyawa yang melibatkan reaksi kimia. Praktikum tersebut menggambarkan
bagaimana suatu proses produksi sehingga menghasilkan sebuah senyawa atau gas yang
kita inginkan pada skala laboratorium, contohnya saja gas nitrogen dioksida, oksigen,
hidrogen, dan yang lainnya. Dalam praktikum sintesis senyawa nitrogen memerlukan
waktu yang relatif lama, bahan kimia yang memiliki sifat korosif, perangkat praktikum
dengan biaya yang besar, juga sulit mengidentifikasi gas yang dihasilkan. Berdasarkan hal
tersebut, perlu adanya media pembelajaran laboratorium virtual guna memudahkan
mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum dimanapun dan kapanpun, serta bisa
memvisualisasikan gas yang dihasilkan.
Dalam penerapan media pembelajaran laboratorium virtual pada praktikum
senyawa nitrogen ini terdapat tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu meningkatkan
pemahaman mahasiswa dalam melakukan sintesis senyawa asam nitrat dan amonia, serta
mengidentifikasi sifatnya. Secara sistematik kerangka pemikiran dapat dipaparkan pada
gambar berikut.
33
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
1. Media Pembelajaran
Dalam menguraikan bahan pelajaran, suatu media bisa digunakan pendidik
sebagai alat bantu (Yektyastuti & Ikhsan, 2016), sehingga pembelajaran dapat berlangsung
lebih efektif dan tercapai tujuan pembelajaran (Titi et al., 2015). Media juga dapat
diartikan sebagai teknik yang dapat memperjelas korelasi antara siswa dengan guru dalam
suatu pembelajaran (Tafonao, 2018). Segala sesuatu yang berkaitan dengan konsep abstrak
bisa dijelaskan secara detail dengan bantuan media pembelajaran (Romandhoni &
Setyaedi, 2020).
Media secara bahasa sering dijabarkan sebagai perantara atau pengantar. Secara
umum, media merupakan salah satu bentuk komunikasi yang di dalamnya mencakup
proses transfer ilmu dari guru kepada siswa (Mahnun, 2012). Dengan media, guru menjadi
mudah dalam menjelaskan materi, dan diharapkan dapat memunculkan ide-ide kreatif
siswa, sehingga akan merangsang minat, antusias, dan ketertarikan siswa dalam proses
pembelajaran. Pemilihan, penempatan, dan pemanfaatan media juga sangat penting bagi
36
guru untuk menunjang dan menjangkau tujuan dan proses pembelajaran baik di dalam
maupun di luar kelas (Tafonao, 2018).
2. Laboratorium virtual
Laboratorium virtual merupakan serangkaian simulasi percobaan yang dapat
memvisualisasikan sesuatu yang rumit atau yang secara nyata tidak dapat tergambarkan
secara makroskopiknya (Gao et al., 2020). Melalui kegiatan praktikum di laboratorium
virtual, seorang mahasiswa dituntut untuk memahami fenomena dan membangun konsep
secara matematis (Ristina et al., 2017). Rangkaian percobaan dalam laboratorium virtual
bisa diakses secara bebas oleh pengguna dimanapun dan kapanpun tanpa ada batasan
waktu.
Keterbatasan alat atau perangkat laboratorium, mahalnya biaya, keterbatasan
waktu, dan bahayanya bahan yang digunakan ketika praktikum bisa diatasi dengan cara
menggunakan laboratorium virtual (Nirwana, 2011). Keuntungan lainnya yaitu dapat
menghemat biaya, dan lebih aman sehingga dapat berpotensi lebih mendidik dan menarik
bagi mahasiswa (Winkelmann et al., 2017), serta dapat memvisualisasikan konsep yang
abstrak menjadi lebih konkrit (Sugiarti & Salempa, 2018).
3. Android
Android merupakan suatu platform yang ideal untuk perangkat seluler dalam
bentuk aplikasi (Agustina & Wahyudi, 2015) yang diluncurkan pada tahun 2007
(Surahman & Setiawan, 2017). Platform ini bebas digunakan oleh siapapun secara gratis.
Saat ini, android mengalami perkembangan yang sangat pesat dan paling banyak
peminatnya dibanding platform lain. Hampir setiap tahun android mengeluarkan versi
terbarunya, mulai versi pertama yaitu Astro dan yang paling terbaru dinamai Android 11.
Selain Linux, Android Software Development Kit, Android Virtual Device, dan Java juga
bisa dimanfaatkan untuk merancang suatu aplikasi android. Aplikasi yang dihasilkan
melalui android lebih bervariasi dan dilengkapi dengan berbagai fitur yang mudah untuk
diakses (Lengkong et al., 2015).
4. Sintesis senyawa nitrogen
Nitrogen sebagai senyawa diatomik yang tersedia di alam sebanyak 78,1%.
Dalam tabel periodik, unsur Nitrogen memiliki lambang N, bernomor atom 7, dan terletak
37
pada golongan VA. Senyawa yang memiliki ikatan rangkap tiga ini dapat berbentuk
sebagai gas yang tidak berwarna, dan tidak berasa. Pada suhu kamar, Nitrogen sebagai gas
inert yang diubah menjadi senyawa nitrogen melalui proses fiksasi biologis, sedangkan di
bidang industri nitrogen disintesis menjadi amonia. Terdapat 2 isotop nitrogen yang
keduanya aktif pada NMR yaitu N dan
14 15
N (Saito, 1996). Nitrogen dapat berikatan
dengan oksigen dan hidrogen, misalnya NH3 dan HNO3.
Oksida nitrogen
Nitrogen dioksida sebagai senyawa Nitrogen yang memiliki rumus molekul NO 2.
Bilangan Nitrogen dalam senyawa NO2 memiliki biloks +4. Dilihat dari jumlah
elektronnya, senyawa ini memiliki jumlah elektron ganjil dengan elektron yang tidak
berpasangan. Gas NO2 beracun dan memiliki ciri fisik antara lain berwarna merah
kecoklatan, serta berbau menyengat. Senyawa NO2 jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan asam nitrat dan nitrit (Saito, 1996). Adapun persamaan reaksinya yaitu:
2 NO2 + H2O → HNO3 + HNO2 (Saito, 1996)
0 -3 +4 +5 (Saito, 1996)
Asam nitrat merupakan asam kuat sekaligus sebagai oksidator kuat sehingga
dapat melarutkan berbagai jenis logam yang tidak dapat larut dalam asam lainnya.
Campuran antara asam nitrat dengan asam klorida biasa disebut sebagai air raja, air ini
mampu melarutkan emas dan platina (Saito, 1996).
Amonia
Amonia adalah senyawa nitrogen yang bersifat basa dengan rumus molekul NH 3.
Amonia sebagai salah satu bahan kimia terpenting di dunia dengan produksi terbesar
kedua yaitu sebanyak 200 juta ton per tahun. Sekitar 85% dari produksi amonia digunakan
38
untuk mensintesis berbagai macam pupuk seperti urea, amonium nitrat, amonium sulfat,
dan lain sebagainya (Sanchez et al., 2019).
Gas amonia tidak berwarna tetapi memiliki bau yang sangat menyengat atau
tajam serta beracun. Gas ini sangat reaktif, memiliki kepadatan uap sekitar 0,59 udara dan
paparannya secara signifikan mengakibatkan perubahan iklim dan serta menimbulkan
bahaya bagi kesehatan manusia dalam bentuk beberapa penyakit berbahaya seperti
gangguan pernapasan, bronkiolus, kanker nasofaring, edema alveolar dan luka bakar
trakea, serta dapat mempengaruhi sistem pernapasan manusia, mata, kulit, dan lainnya
(Shrivastav et al., 2018).
Gas amonia terdapat di lingkungan yang berasal dari alam maupun dari industri.
Secara alami, amonia dihasilkan oleh petir selama curah hujan karena berinteraksi dengan
nitrogen alami yang ada di udara. Selain itu, sejumlah besar amonia dihasilkan oleh
bakteri di air dan tanah sebagai produk pembusukan kotoran tumbuhan dan hewan
(Shrivastav et al., 2018). Amonia bisa disintesis dengan menggabungkan nitrogen dan
hidrogen pada tekanan tinggi (Ojha et al., 2019) atau yang biasa disebut dengan proses
Haber-Bosch.
5. Hasil Belajar
Dalam proses belajar mengajar akan diperoleh hasil belajar. Hasil belajar merupakan
ukuran kuantitatif yang mewakili kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Syah (2012)
mengatakan sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efisien apabila dengan usaha
belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang tinggi. Setelah belajar diharapkan akan
mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk
melihat hasil belajar siswa setelah proses belajar mengajar, dapat dilihat dengan
menggunakan tes hasil belajar. Hasil belajar yang dicoba diungkapkan melalui tes hasil
belajar dapat mengacu pada hasil pengajaran secara keseluruhan pada akhir pertengahan
semester. Sebagian tes yang menitikberatkan perhatiannya pada hasil yang telah dapat
dicapai selama belajar, tes hasil belajar berkaitan erat dengan apa yang telah diajarkan.
Kaitannya terutama pada isi tes yang harus mencerminkan isi pengajaran yang secara
nyata telah diselenggarakan.
I. Metode Penelitian
39
pelaksanaannya menggunakan analisis yang berupa angka-angka, baik pada
pengumpulan data, penafsiran data serta hasil dari penelitiannya. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Sugiyono bahwa, metode kuantitatif merupakan metode
yang memiliki data penelitian berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan
statistik (Sugiyono, 2013).
Mahasiswa semester II O1 X O2
(Winarno, 2018)
Keterangan :
O1 = Pretest
X = Perlakuan
O2 = O2
40
Praktikum Sintesis Nitrogen dengan menggunakan media pembelajaran
laboratorium virtual. Kemudian diberikan tes akhir berupa posttest untuk
mengetahui kemampuan akhir mahasiswa. Peningkatan hasil belajar mahasiswa
dapat dilihat dengan membandingkan hasil pretest dan posttest (Winarno, 2018).
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis jurnal terlebih dahulu mengenai
perkembangan media pembelajaran yang akan diterapkan berupa media
pembelajaran laboratorium virtual. Kemudian peneliti menyusun proposal
penelitian mengenai penerapan media pembelajaran laboratorium virtual beserta
instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini. Instrumen tersebut
diantaranya yaitu lembar kerja mahasiswa, tes tertulis berupa pretest-posttest,
lembar observasi dan lembar validasi instrumen yang sudah dibuat.
2. Tahap pelaksanaan
41
media pembelajaran laboratorium virtual secara berkelompok untuk memperoleh data
yang dibutuhkan oleh peneliti. Lalu, mahasiswa diberikan tes tertulis lagi berupa
posttest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir mahasiswa setelah
pembelajaran menggunakan media laboratorium virtual pada materi sel elektrolisis
untuk meningkatkan kemampuan representasi kimia. Peningkatan hasil belajar
tersebut dapat diperoleh dengan membandingkan hasil pretest dan posttest. Selain itu,
selama pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan secara online pada mata kuliah praktikum kimia
dasar II.
3. Tahap Akhir
1
Analisis Materi
Sintesis Nitrogen
2
1. Jenis Data
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester IV Pendidikan Kimia UIN Sunan
Gunung Djati Bandung. Mahasiswa tersebut dibagi kedalam 2 kelompok berdasarkan susunan
nomor urut absen. Kelompok tersebut digunakan untuk berdiskusi pada saat penerapan media
laboratorium virtual. Adapun pengisian lembar kerja mahasiswa dilakukan secara individu.
Data yang diambil meliputi hasil dari lembar kerja mahasiswa, lembar observasi dan
tes tertulis. Data tersebut diperoleh selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini yang dipakai sebagai instrumen atau alat pengumpul data adalah
sebagai berikut.
a. Flowchart
Flowchart merupakan diagram alir yang menjelaskan langkah-langkah atau alur dari
suatu program (Hanum, 2017). Dengan adanya flowchart, akan memudahkan seseorang untuk
memahami urutan prosedur yang rumit dan panjang (Santoso & Nurmalina, 2017).
b. Storyboard
Storyboard merupakan rancangan gambar yang digunakan untuk menjelaskan suatu
tampilan program secara keseluruhan, baik digambarkan menggunakan simbol maupun dalam
bentuk strip (potongan-potongan gambar) serta dilengkapi dengan penjelasan lengkap agar
dimengerti oleh orang lain (Lestari et al., 2019).
c. Angket validasi dan kelayakan
Menurut Sugiyono yang dikutip oleh (Sari et al., 2014) teknik pengumpulan data
pada angket dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan (bukan pertanyaan
negatif), lalu meminta responden untuk menjawabnya.
3
Angket bertujuan untuk mengetahui validitas dan kelayakan dari media pembelajaran
laboratorium virtual berbasis android pada praktikum sintesis senyawa nitrogen. Uji validitas
dan kelayakan pada angket diberikan kepada ahli materi, dan ahli media, serta dilakukan pula
uji terbatas kepada 10 mahasiswa semester 4 UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Hasil angket
berupa saran dan masukan yang digunakan untuk mengevaluasi media yang telah dibuat.
Setelah data-data terkumpul, prosedur dilanjutkan pada tahap akhir yaitu dilakukan
analisis data sebagai berikut.
Data kualitatif
Data ini berisi saran dan masukan berdasarkan angket yang diisi oleh ahli media, ahli
materi, dan 10 orang mahasiswa. Saran dan masukan tersebut dianalisis secara deskriptif, lalu
4
digunakan untuk merevisi media yang telah dibuat sampai benar-benar layak digunakan
dalam praktikum.
Data kuantitatif
Data ini diperoleh dari angket validasi dan kelayakan yang telah dianalisis dalam
bentuk angka sehingga menjadi data kuantitatif. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.
1) Angket uji validasi
Kelayakan media pembelajaran laboratorium virtual ditinjau dari angket validitas
yang dilakukan oleh 2 orang dosen ahli kimia dan ahli materi dengan menggunakan
perhitungan skala Likert sebagai berikut.
1 SS (sangat setuju) 5
2 S (setuju) 4
3 N (netral) 3
4 TS (tidak setuju) 2
Selanjutnya, dilakukan analisis data dengan cara membandingkan nilai kelayakan (r)
dengan nilai r kritis yang nilainya telah ditetapkan (r = 0,3) (Sugiyono, 2012). Suatu media
dinyatakan valid jika diperoleh nilai r ≥ 0,3, dan tidak valid apabila nilai r ≤ 0,3. Adapun
perumusannya sebagai berikut
x
r=
N .n
Keterangan:
r = nilai kelayakan
N = jumlah item
n = jumlah responden
5
Setelah didapat nilai kelayakan (r), langkah selanjutnya yaitu menginterpretasikan
6
70 – 79 Cukup layak Produk media pembelajaran laboratorium virtual layak
digunakan untuk mendukung proses pembelajaran
dengan merevisi bagian yang kurang sesuai dengan
saran dari validator
1 Pengajuan proposal
2 Perbaikan proposal
3 Ujian proposal
4 Perbaikan proposal
6 Implementasi penelitian
8 Ujian skripsi
7
8
K. Daftar Pustaka
Adriani, N., & Silitonga, F. S. (2017). Pengembangan Modul Ajar Kimia Unsur Berbasis
Inkuiri Terbimbing Fase Development untuk Mahasiswa Pendidikan Kimia. Jurnal
Zarah, 5(2), 44–47.
Agustina, C., & Wahyudi, T. (2015). Aplikasi Game Pendidikan Berbasis Android untuk
Memperkenalkan Pakaian Adat Indonesia. Indonesian Journal on Software Engineering,
1(1), 1–8.
An, J., Poly, L.-P., & Holme, T. A. (2019). Usability Testing and the Development of an
Augmented Reality Application for Laboratory Learning. Journal of Chemical
Education, 97(1), 97–105. https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.9b00453
Arham, U. U., & Dwiningsih, K. (2016). Kelayakan Multimedia Interaktif Berbasis Blended
Learning pada Materi Pokok Kimia Unsur. Journal of Chemical Education, 5(2), 345–
352.
Budiman, H. (2017). Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan. Jurnal
Pendidikan Islam, 8(I), 31–43.
Epinur, Y. (2019). Pengembangan Laboratorium Virtual pada Materi Laju Reaksi untuk
Kimia Dasar II Prodi Pendidikan Kimia. Konfigurasi: Jurnal Pendidikan Kimia Dan
Terapan, 3(1), 40–45.
Fatah, A. H., & Wulandari, A. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Materi Unsur Nitrogen dan
Fosfor Berbasis Kontekstual untuk Mata Kuliah Kimia Dasar. Jurnal Ilmiah Kanderang
Tingang, 8(2), 68–76.
Gao, R., Lloyd, J., & Kim, Y. (2020). A Desirable Combination for Undergraduate Chemistry
Laboratories: Face-to-Face Teaching with Computer-Aided, Modifiable Program for
Grading and Assessment. Journal of Chemical Education, 97(9), 3028–3032.
https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.0c00634
Gunawan, A. S. W., & Dwiningsih, K. (2020). Validitas Media Pembelajaran Virtual Lab
pada Sub Materi Kimia Unsur (Golongan Halogen). Journal Of Chemical Education,
9(1), 64–70.
Haetami, A., Rudi, L., & Musta, R. (2016). Peningkatan Hasil Belajar Kimia Unsur Melalui
Penerapan Lesson Study Berbasis Kooperatif Jigsaw pada Mahasiswa Pendidikan Kimia
FKIP UHO. Gema Pendidikan, 23(1), 1–8.
Hanafi. (2017). Konsep Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan. Jurnal Kajian Keislaman,
4(2), 129–150.
9
Hensen, C., Glinowiecka-Cox, G., & Barbera, J. (2020). Assessing Differences between
Three Virtual General Chemistry Experiments and Similar Hands-On Experiments.
Journal of Chemical Education, 97(3), 616–625.
https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.9b00748
Khaeruman, Khery, Y., & Murdiono. (2018). Pengembangan Laboratorium Virtual pada
Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Jurnal Ilmiah IKIP Mataram, 3(2), 691–
695.
Kodani, S., Fukuda, M., Tsuboi, Y., & Koga, N. (2019). Stepwise Approach to Hess’s Law
Using Household Desiccants: A Laboratory Learning Program for High School
Chemistry Courses. Journal of Chemical Education, 97(1), 166–171.
https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.9b00492
Lengkong, H. N., Sinsuw, A. A. E., & Lumenta, A. S. M. (2015). Perancangan Penunjuk Rute
pada Kendaraan Pribadi Menggunakan Aplikasi Mobile GIS Berbasis Android yang
Terintegrasi pada Google Maps. E-Journal Teknik Elektro Dan Komputer, 4(2), 18–25.
Lestari, K. D., Agustini, K., & Sugihartini, N. (2019). Pengembangan Modul Ajar Storyboard
Berbasis Project Based Learning untuk Siswa Kelas XI Multimedia di SMK TI Bali
Global Singaraja. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI), 8(2), 309–318. https://doi.org/10.23887/karmapati.v8i2.18379
Loughlin, W. A., & Cresswell, S. L. (2020). Online Safety Quiz for Interactive Revision
Reveals Areas for Laboratory Safety Development in Second-Year Undergraduate
Chemistry. Journal of Chemical Education.
https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.0c00064
Moozeh, K., Farmer, J., Tihanyi, D., & Evans, G. J. (2020). Learning Beyond the Laboratory:
A Web Application Framework for Development of Interactive Postlaboratory Exercises.
Journal of Chemical Education, 97(5), 1481–1486.
https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.9b00756
Ng, E. W. M., Song, Z., Yau, C. D., Liew, O. W., & Ng, T. W. (2020). Safe Handling of Gas
Generating Experiments Using Disposable Plastic Syringes. Journal of Chemical
Education, 1–6. https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.0c00102
Ristina, Herdini, & Rery, U. (2017). Development of Learning Chemistry Media Lectora
Inspire 12 on the Topic of Chemical Elements Class XII Science SMA/MA. Jurnal
Online Mahasiswa, 4(2), 1–15.
Romandhoni, F. R., & Setyaedi, H. S. (2020). Pengembangan Media E-Modul Materi Kimia
Unsur Mata Pelajaran Kimia Kelas XII IPA di SMA PGRI 1 Jombang. Jurnal
Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 10(22), 1–8.
Sanchez, A., Martin, M., & Vega, P. (2019). Biomass Based Sustainable Ammonia
Production: Digestion vs Gasification. ACS Sustainable Chemistry & Engineering, 7(11),
9995–10007. https://doi.org/10.1021/acssuschemeng.9b01158
Saraswati, N. L. P. A., & Mertayasa, N. E. (2020). Pembelajaran Praktikum Kimia pada masa
Pandemi Covid-19: Qualitative Content Analysis Kecenderungan Pemanfaatan
Teknologi Daring. Jurnal Matematika, 14(2), 144–161.
Sari, R. A., Saputro, S., & Catur, N. (2014). Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia
Berbasis Blog untuk Materi Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur SMA Kelas XI.
Jurnal Pendidikan Kimia, 3(2), 7–15.
Setiawan, B., & Dwiningsih, K. (2020a). Validitas Virtual Lab Sebagai Media Pembelajaran
pada Materi Kimia Unsur Sub Materi Hidrogen. Journal of Chemical Education, 9(1),
115–120.
Setiawan, B., & Dwiningsih, K. (2020b). Validitas Virtual Lab Sebagai Media Pembelajaran
Pada Materi Kimia Unsur Sub Materi Hidrogen. Journal of Chemical Education, 9(1),
115–120.
Shrivastav, A. M., Sharma, G., Rathore, A. S., & Jha, R. (2018). Hypersensitive and Selective
Interferometric Nose for Ultra-Trace Ammonia Detection with Fast Response Utilizing
PANI@Sno2 Nanocomposite. ACS Photonics, 5(11), 4402–4412.
https://doi.org/10.1021/acsphotonics.8b00828
Surahman, S., & Setiawan, E. B. (2017). Aplikasi Mobile Driver Online Berbasis Android
untuk Perusahaan Rental Kendaraan. Ultima InfoSys, 8(1), 35–42.
Titi, A., Retno, P., & Saputro, S. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Buletin. Jurnal
Pendidikan Kimia, 4(2), 74–81.
Ullah, S., Ali, N., & Rahman, S. U. (2016). The Effect of Procedural Guidance on Students’
Skill Enhancement In A Virtual Chemistry Laboratory. Journal of Chemical Education,
93(12), 2018–2025. https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.5b00969
Winkelmann, K., Keeney-kennicutt, W., Fowler, D., & Macik, M. (2017). Development,
Implementation, and Assessment of General Chemistry Lab Experiments Performed in
the Virtual World of Second Life. Journal of Chemical Education, 94(7), 849–858.
https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.6b00733
Winkelmann, K., Scott, M., & Wong, D. (2014). A Study of High School Students’
Performance of a Chemistry Experiment Within the Virtual World of Second Life.
Journal of Chemical Education, 91(9), 1432–1438.
https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.ed500009e
Xiao, C., Cai, H., Su, Y., & Shen, L. (2020). Online Teaching Practices and Strategies for
Inorganic Chemistry Using a Combined Platform Based on Ding Talk, Learning@ZJU,
and WeChat. Journal of Chemical Education, 97(9), 2940–2944.
https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.0c00642
Yektyastuti, R., & Ikhsan, J. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android
pada Materi Kelarutan untuk Meningkatkan Performa Akademik Peserta Didik SMA
Developing Android-Based Instructional Media of Solubility to Improve Academic
Performance of High School Students. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2(1), 88–99.
12
FLOWCHART
23
STORYBOARD
Scene 1
Tampilan awal membuka media pembelajaran laboratorium virtual Loading: tampilan untuk mempersiapkan ke halaman menu
sintesis senyawa Nitrogen
Scene 2
24
1. Menu 1. Menu: tombol untuk memulai aplikasi yang didalamnya berisi
2. Keluar beberapa menu pilihan di halaman selanjutnya
2. Keluar: tombol untuk mengakhiri atau keluar dari aplikasi
Scene 3
25
1. Menu utama 1. Menu utama: menampilkan tentang menu dasar teori, pre-test, alat
2. Petunjuk dan bahan, MSDS, prosedur, dan post-test
3. Profil pengembang 2. Petunjuk: menampilkan petunjuk penggunaan aplikasi
4. Back laboratorium virtual
5. Next 3. Profil pengembang: menampilkan info profil pengembang aplikasi
4. Back: tombol untuk kembali ke halaman sebelumnya
5. Next: tombol untuk lanjut ke halaman berikutnya
Scene 4
26
1. Dasar teori 1. Dasar teori: menampilkan dasar teori atau konsep yang harus
2. Pre-test dipelajari oleh user sebelum memulai praktikum
3. Alat & bahan 2. Pre-test: menampilkan beberapa soal yang harus diisi oleh user
4. MSDS dengan jawaban yang tepat, jika jawaban salah maka user tidak
5. Prosedur bisa melanjutkan ke menu berikutnya dan harus menjawab
6. Post-test kembali soal tersebut
3. Alat & bahan: menampilkan beberapa alat dan bahan yang harus
dipilih oleh user sesuai dengan lat dan bahan yang dibutuhkan
ketika praktikum
27
4. MSDS: menampilkan MSDS bahan kimia yang akan digunakan
saat praktikum
5. Prosedur: menampilkan prosedur percobaan. Pada menu ini, user
mulai melakukan praktikum sesuai dengan prosedur yang
disajikan
6. Post-test: menampilkan beberapa soal yang harus diisi oleh user
setelah melakukan praktikum
Scene 5
Tampilan menu dasar teori Dasar teori atau konsep mengenai Nitrogen dan senyawanya
28
User dapat mengklik tombol back untuk kembali ke pilihan menu
utama
User dapat mengklik tombol next untuk melanjutkan dasar teori di
halaman berikutnya
Jika belum selesai mengklik dasar teori, maka user tidak bisa
membuka menu selanjutnya (Pre-test)
Scene 6
30
Tampilan menu alat & bahan Alat dan bahan yang akan digunaan saat praktikum
User dapat mengklik tombol back untuk kembali ke pilihan menu
utama
User dapat mengklik tombol next untuk melanjutkan halaman
berikutnya
User harus memilih alat dan bahan dengan tepat
Alat dan bahan yang sesuai nantinya akan otomatis terletak di
meja praktikum
Jika pemilihan alat dan bahan kurang tepat, maka alat dan bahan
31
tersebut otomatis kembali ke dalam lemari
Jika menu alat & bahan belum diselesaikan, maka user tidak bisa
membuka menu selanjutnya (MSDS)
Scene 8
Tampilan menu MSDS MSDS dari bahan kimia yang digunakan saat praktikum
User dapat mengklik tombol back untuk kembali ke pilihan menu
utama
User dapat mengklik tombol next untuk melanjutkan halaman
berikutnya
32
Jika menu MSDS belum diselesaikan, maka user tidak bisa
membuka menu selanjutnya (Prosedur)
Scene 9
Tampilan menu petunjuk penggunaan Penjelasan menu yang tersedia di dalam aplikasi
35
Back: tombol untuk kembali ke halaman sebelumnya
Next: tombol untuk lanjut ke halaman berikutnya
Scene 12
36
37
PETA KONSEP
38
ANALISIS KONSEP
Atribut Hirarki
N Label Non
Definisi Konsep Super Jenis Konsep Contoh
o Konsep Kritis Variabel Ordinat Sub Ordinat contoh
Ordinat
1 Nitrogen Senyawa diatomik yang Nomor atom 7 - - - Senyawa Konsep abstrak HNO2 NaCl
memiliki nomor atom 7, terletak Golongan VA Sifat contoh konkrit
pada golongan VA, serta dapat Gas yang tidak Sintesis
berbentuk gas yang tidak berwarna & tidak Kegunaan
berwarna dan tidak berasa berasa
2 Senyawa Gabungan dari dua unsur atau Dua unsur/lebih Massa Nitrogen Sifat Hidrida Konsep abstrak HNO3 He
lebih yang terbentuk melalui Reaksi kimia unsur dan Sintesis Asam contoh konkrit
reaksi kimia dengan Perbandingan senyawa Kegunaan okso
perbandingan massa tertentu dan massa tertentu Oksida
tetap dan tetap
3 Hidrida Senyawa biner dari suatu unsur Senyawa biner Massa Senyawa Oksida - Konsep abstrak NH3 H2
hidrogen yang bereaksi dengan Hidrogen dengan unsur dan Asam contoh konkrit
unsur lain unsur lain senyawa okso
4 Oksida Senyawa kimia yang tersusun Senyawa kimia Massa Senyawa Hidrida - Konsep abstrak NO2 O2
antara unsur oksigen dengan Oksigen bereaksi unsur dan Asam contoh konkrit
39
unsur lain dengan unsur senyawa okso
lain
Atribut Hirarki
N Label Non
Definisi Konsep Super Jenis Konsep Contoh
o Konsep Kritis Variabel Ordinat Sub Ordinat contoh
Ordinat
5 Asam Asam yang mengandung unsur Asam Massa Senyawa Hidrida - Konsep abstrak HNO3 H2O
okso hidrogen, oksigen, dan unsur Hidrogen, unsur dan Asam contoh konkrit
lain oksigen, dan senyawa okso
unsur lain
6 Sifat Karakteristik spesifik yang Karakteristik - Nitrogen Senyawa Fisika Konsep yang Mudah Pembua
dimiliki oleh suatu unsur yang spesifik Sintesis Kimia menyatakan terbaka tan gas
berbeda dengan unsur lain Kegunaan sifat dan nama r
atribut
7 Sifat Sifat yang menggambarkan ciri Sifat khas suatu Ukuran zat Sifat Sifat kimia Titik Konsep yang Titik Kestabi
fisika khas suatu zat yang dapat diukur zat didih menyatakan didih, lan,
dan diamati secara kasat mata Dapat diukur Titik leleh sifat dan nama leleh, inert
Dapat diamati Kelarutan atribut kelaruta
n
8 Sifat Sifat yang menunjukkan reaksi Reaksi kimia - Sifat Sifat fisika Kereaktif Konsep yang Kestabi Titik
kimia kimia antar zat yang Pembentukan zat an menyatakan lan, didih,
menimbulkan terjadinya sifat dan nama inert, leleh,
40
pembentukan zat baru baru Daya atribut reaktif kelaruta
oksidasi n
Atribut Hirarki
N Label Non
Definisi Konsep Super Jenis Konsep Contoh
o Konsep Kritis Variabel Ordinat Sub Ordinat contoh
Ordinat
9 Titik Suhu atau temperatur ketika Temperatur/suhu Besar Sifat Titik leleh - Konsep yang Titik Titik
didih tekanan uap zat cair sama Tekanan uap temperat fisika Kelarutan menyatakan didih didih
dengan tekanan eksternal cairan Tekanan ur & sifat dan nama 77,36 0,54
tersebut eksternal tekanan atribut K ppm
uap
1 Titik Temperatur ketika suatu zat Temperatur Besar Sifat Titik didih - Konsep yang Titik Titik
0 leleh mengalami perubahan fasa dari Perubahan fasa temperatur fisika Kelarutan menyatakan leleh leleh
padat menjadi cair padat menjadi sifat dan nama 63,15 0,25
cair atribut K ppm
1 Kelarutan Kemampuan suatu zat terlarut Zat terlarut Jumlah Sifat Titik didih - Konsep yang Larut Mengge
1 untuk dapat larut dalam suatu Pelarut zat fisika Titik leleh menyatakan dalam lembun
pelarut terlarut sifat dan nama air g,
Jumlah atribut mengua
pelarut p
41
1 Kereaktif Kemampuan suatu unsur untuk Bereaksi dengan - Sifat - - Konsep yang Mudah Mudah
2 an bereaksi dengan unsur lain unsur lain kimia menyatakan bereak mengua
dalam membentuk ikatan kimia Ikatan kimia sifat dan nama si p
atribut
Atribut Hirarki
N Label Non
Definisi Konsep Super Sub Jenis Konsep Contoh
o Konsep Kritis Variabel Ordinat contoh
Ordinat Ordinat
1 Sintesis Proses pembuatan suatu Proses Jumlah Nitrogen Sifat Distilasi Konsep yang Distilas Titrasi
3 senyawa yang menghasilkan pembuatan produk Senyawa menyatakan nama i
satu atau beberapa produk baru Produk baru yang Kegunaa proses
dihasilka n
n
1 Distilasi Salah satu teknik pemisahan Pemisahan Nilai Sintesis - - Konsep yang Distilas Ekstrak
4 kimia yang didasarkan pada senyawa kimia suhu menyatakan nama i si
perbedaan titik didih komponen- Titik didih untuk proses berting senyaw
komponen zat penyusunnya mencapa kat a tanin
i titik
didih
1 Kegunaa Fungsi atau manfaat dari suatu Fungsi - Nitrogen Senyawa Bidang Konsep konkrit Pembua Mudah
5 n unsur yang bisa diaplikasikan Diaplikasikan Sifat kesehata tan terbaka
42
dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan Sintesis n pupuk r
sehari-hari Bidang urea
industri
Atribut Hirarki
N Label Non
Definisi Konsep Super Sub Jenis Konsep Contoh
o Konsep Kritis Variabel Ordinat contoh
Ordinat Ordinat
1 Bidang Suatu bidang yang berkaitan Pengolahan - Kegunaan Bidang - Konsep konkrit Pembua Memba
6 industri dengan pengolahan bahan baku bahan baku kesehatan tan kar
menggunakan keterampilan dan Keterampilan pupuk kutil
tenaga kerja Tenaga kerja dan
tumor
jinak
kecil
1 Bidang Suatu bidang yang berkaitan Kondisi fisik - Kegunaan Bidang - Konsep konkrit Memba Pembua
7 kesehatan dengan kondisi atau keadaan tubuh manusia industri kar tan
yang menggambarkan fisik kutil pupuk
manusia dan urea
tumor
jinak
43
kecil
44
LEMBAR VALIDASI UNTUK AHLI MATERI
Petunjuk:
1. Lembar evaluasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dari Bapak/Ibu sebagai ahli
materi mengenai kualitas materi pembelajaran yang dibuat pada laboratorium virtual
berbasis android
2. Pendapat, penilaian, kritik, dan saran dari Bapak/Ibu akan sangat bermanfaat bagi peneliti
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas media pembelajaran ini
3. Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon Bapak/Ibu memberikan penilaian pada setiap
pertanyaan dalam lembar evaluasi dengan memberikan tanda ceklis () pada kolom yang
tersedia
Keterangan:
SS = Sangat setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju
4. Kritik dan saran dari Bapak/Ibu mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan
5. Atas bantuan ketersediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar evaluasi ini, saya ucapkan
terima kasih
Penilaian
No Pertanyaan SS S N T STS
S
ASPEK DESAIN PEMBELAJARAN
1 Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai
45
2 Kejelasan tujuan pembelajaran
3 Soal dirumuskan dengan jelas
4 Soal sesuai dengan konsep senyawa Nitrogen
5 Pembahasan jawaban dirumuskan dengan jelas
ASPEK BAHASA
6 Bahasa yang digunakan komunikatif
7 Istilah dan pertanyaan yang digunakan tepat dan sesuai
B. KEBENARAN MEDIA
Petunjuk: Apabila ada kesalahan atau kekurangan pada materi, mohon untuk dituliskan jenis
kesalahan atau kekurangan pada kolom (a) dan mohon diberikan saran perbaikan pada kolom
(b)
C. KESIMPULAN
Aplikasi ini dinyatakan *):
1. Layak digunakan untuk penelitian tanpa revisi
2. Layak digunakan untuk penelitian dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak digunakan untuk penelitian
*) pilih salah satu dengan melingkari kesimpulan yang sesuai
______________________
46
LEMBAR VALIDASI UNTUK AHLI MEDIA
Petunjuk:
1. Lembar evaluasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dari Bapak/Ibu sebagai ahli
materi mengenai kualitas materi pembelajaran yang dibuat pada laboratorium virtual
berbasis android
2. Pendapat, penilaian, kritik, dan saran dari Bapak/Ibu akan sangat bermanfaat bagi peneliti
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas media pembelajaran ini
3. Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon Bapak/Ibu memberikan penilaian pada setiap
pertanyaan dalam lembar evaluasi dengan memberikan tanda ceklis () pada kolom yang
tersedia
Keterangan:
SS = Sangat setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju
4. Kritik dan saran dari Bapak/Ibu mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan
5. Atas bantuan ketersediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar evaluasi ini, saya ucapkan
terima kasih
A. PENILAIAN KELAYAKAN ASPEK MEDIA
Penilaian
No Pertanyaan
SS S N TS STS
ASPEK REKAYASA PERANGKAT LUNAK
1 File aplikasi tidak besar
2 Aplikasi tidak berjalan lambat
47
3 Aplikasi tidak berhenti saat pengoperasian
4 Aplikasi dapat dijalankan di berbagai spesifikasi smartphone
5 Aplikasi mudah dijalankan
6 Dilengkapi petunjuk menjalankan aplikasi
7 Pengoperasian sederhana
8 Pengoperasian sesuai petunjuk
ASPEK KOMUNIKASI VISUAL
9 Kreatif dalam menggunakan ide gagasan
10 Penggunaan suara tidak mengganggu
11 Suara yang digunakan menarik dan sesuai
12 Tampilan yang digunakan dalam aplikasi menarik
13 Tulisan dapat dibaca dengan baik
14 Ketepatan warna yang digunakan
15 Animasi yang digunakan menarik dan tidak mengganggu
16 Tombol sesuai dan berfungsi dengan baik
B. KEBENARAN MEDIA
Petunjuk: Apabila ada kesalahan atau kekurangan pada media, mohon untuk dituliskan jenis
kesalahan atau kekurangan pada kolom (a) dan mohon diberikan saran perbaikan pada kolom
(b)
C. KESIMPULAN
Aplikasi ini dinyatakan *):
1. Layak digunakan untuk penelitian tanpa revisi
2. Layak digunakan untuk penelitian dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak digunakan untuk penelitian
*) pilih salah satu dengan melingkari kesimpulan yang sesuai
48
………., …………….2021
Validator
______________________
NIM :
Petunjuk:
1. Berikan tanda ceklis () pada kolom yang tersedia sesuai dengan penilaian yang diberikan
Keterangan:
SS = Sangat setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju
2. Kritik dan saran dari rekan-rekan mahasiswa mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan
3. Atas bantuan ketersediaan rekan-rekan mahasiswa untuk mengisi lembar evaluasi ini, saya
ucapkan terima kasih
A. PENILAIAN KELAYAKAN MEDIA
Penilaian
No Pertanyaan
SS S N TS STS
ASPEK REKAYASA PERANGKAT LUNAK
1 Media dapat diinstal dengan mudah
2 Media ini memiliki petunjuk pengoperasian yang jelas
3 Media tidak berhenti saat dimainkan
ASPEK DESAIN PEMBELAJARAN
49
4 Bahasa yang digunakan komunikatif
5 Media ini efektif digunakan untuk praktikum
6 Alur penyampaian materi dalam game runtut dan jelas
7 Perumusan soal dalam media jelas dan mudah dipahami
8 Soal-soal dalam media sesuai dengan materi
ASPEK KOMUNIKASI VISUAL
9 Musik yang digunakan tidak mengganggu dan menarik
10 Tulisan dalam media dapat dibaca dengan jelas
11 Tampilan media menarik
12 Tombol navigasi dalam media berfungsi dengan baik
13 Animasi dalam media menarik dan tidak mengganggu
14 Aplikasi media pembelajaran ini kreatif dan inovatif
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
C. KESIMPULAN
Aplikasi ini dinyatakan *):
1. Layak digunakan untuk penelitian tanpa revisi
2. Layak digunakan untuk penelitian dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak digunakan untuk penelitian
*) pilih salah satu dengan melingkari kesimpulan yang sesuai
______________________
50
NIM.
51