PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
Indah Lestari
06101181621060
Program Studi Pendidikan Kimia
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
I. PENDAHULUAN................................................................................................3
ii
Universitas Sriwijaya
3.5.1 Wawancara 29
3.5.2 Walkthrough 29
3.5.3 Angket 29
3.5.4 Tes 30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
iii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
iv
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
v
Universitas Sriwijaya
I. PENDAHULUAN
1
Universitas Sriwijaya
hasil pembelajaran. Hal serupa dikemukakan oleh Marsh (1996: 10) menyatakan
bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik
membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan
pembelajaran, dan mengevaluasi.
Salah satu perangkat pembelajaran yang mampu menyokong mahasiswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu bahan ajar. Bahan ajar merupakan
seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran,
metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis
dan menarik dalam rangka mencapai kompetensi dan sub kompetensi dengan
segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi, 2008: 40). Tujuan penyusunan
bahan ajar, yakni: (1) menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurukulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah; (2)
membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar, dan (3) memudahkan
guru dalam melaksanakan pembelajaran (Depdiknas, 2008: 10).
Bahan ajar yang digunakan oleh Mahasiswa FKIP Program Studi Kimia
Universitas Sriwijaya pada Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran ialah buku.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu dosen pengampuh pada mata
kuliah yang bersangkutan menyatakan bahwa bahan ajar terkait mata kuliah
belajar dan pembelajaran memiliki cakupan materi yang luas, sehingga bahan ajar
cetak yang digunakan khususnya pada materi model pembelajaran masih
diperlukan penyesuaian dengan silabus maupun RPS dikarenakan materi ini
belum dilengkapi dengan contoh implementasi sintaks model pembelajaran pada
materi kimia serta evaluasi belum menunjukan keterampilan psikomotor.
Berdasarkan hasil penyebaran angket menunjukan bahwa 100% dari 39
mahasiswa FKIP pendidikan kimia angkatan 2017 yang mengikuti Mata Kuliah
Belajar dan Pembelajaran, selain ingin memperoleh wawasan pengetahuan
mahasiswa juga ingin memperoleh wawasan keterampilan sehingga terampil
dalam merencanakan maupun mengimplementasikan sintaks model pembelajaran
pada pembelajaran kimia. Keterampilan seorang guru dalam menetapkan dan
mengimplementasi model pembelajaran yang tepat sangat menentukan keefektifan
guru dalam menggiring siswa mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran
2
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
mahasiswa sebagai calon guru, yaitu kemampuan berpikir kritis dan pemecahan
masalah, kolaborasi dan kepemimpinan, kemampuan beradaptasi, serta kreatif.
Berdasarkan penelitian relevan yang dilakukan oleh Parmin (2012) yang
berjudul “Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar IPA
Berbasis Hasil Penelitian Pembelajaran” hasil uji kevalidan menunjukan bahwa
modul dikatakan layak digunakan dalam pembelajaran. Ahli materi memberikan
penilaian sangat baik karena modul tidak hanya mengkaji teori-teori pembelajaran
melainkan juga mengulas kebutuhan guru di sekolah sehingga dalam modul
diikutsertakan dengan rincian tahapan pembelajaran secara lengkap dan diberi
ilustrasi melalui contoh-contoh nyata di sekolah. Penggunaan modul yang telah
dikembangkan ini berdampak nyata pada kegiatan mengajar oleh dosen, dalam
pengelolaan kelas menjadi lebih mudah karena bahan diskusi yang disajikan
menjadikan mahasiswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Modul ini juga telah
dinilai efektif dengan rerata nilai sebesar 74 yang berarti mampu meningkatkan
nilai mahasiswa jika dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak menggunakan
modul.
Hasil penelitian relevan yang dilakukan oleh Putri (2017) yang berjudul
“Pengembangan Modul Berbasis Pendekatan Kontekstual Untuk Pembelajaran
Menulis Teks Anekdot” menghasilkan modul yang valid, praktis, dan efektif yang
diperoleh melalui tahapan model pengembangan 4-D. Nilai validitas modul
sebesar 86,46% dengan kategori sangat valid. Nilai praktikalitas sebesar 87,72%
oleh penilaian guru menunjukan kategori yang sangat praktis, penilaian dari siswa
sebesar 94,27% menunjukan kategori sangat praktis, dan penilaian dari aktivitas
siswa sebesar 89,69% menunjukan kategori sangat praktis. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan Alias dkk (2014) mengungkapkan
bahwa adanya perbedaan nilai yang signifikan antara sebelum dan sesudah
menggunakan modul yang mengindikasi bahwa pencapaian skor siswa meningkat
setelah menggunakan modul dalam kegiatan belajar.
4
Universitas Sriwijaya
5
2. TINJAUAN PUSTAKA
7
Universitas Sriwijaya
8
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
Universitas Sriwijaya
11
Universitas Sriwijaya
4) Glosarium
b. Bagian Inti
1) Pendahuluan
a) Standar kompetensi
b) Deskripsi
c) Waktu
d) Prasyarat
e) Petunjuk penggunaan modul
2) Kegiatan belajar 1
a) Indikator pembelajaran
b) Uraian materi
c) Rangkuman
d) Tugas
e) Evaluasi
3) Kegiatan belajar 2
a) Indikator pembelajaran
b) Uraian materi
c) Rangkuman
d) Tugas
e) Evaluasi
c. Bagian Penutup
1) Kunci Jawaban
2) Daftar Pustaka
12
Universitas Sriwijaya
karakteristik sasaran, serta soal altihan dan soal evaluasi sesuai RPS. Sementara
menurut penelitian Anggoro (2015) peserta didik lebih mudah memahami isi
materi apabila modul dilengkapi dengan gambar, serta dicantumkannya contoh
dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Astuti (2019) dalam hasil penelitian pengembangan modulnya
menyatakan bahwa modul dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan
pengetahuan mahasiswa dalam memecahkan masalah yang bersifat kontestual.
Menurut Daryanto (2013: 9) modul dapat meningkatkan motivasi belajar apabila
memenuhi karakteristik yang diperlukan modul.
1. Self Instruction, melalui karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar
secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi
karakter self instruction, maka modul harus:
a. Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan
pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
b. Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang
kecil/spesifik, sehingga memudahkan untuk dipelajari secara tuntas.
c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan
materi pembelajaran.
d. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan
untuk mengukur penguasaan peserta didik.
e. Aspek isi/materi bersifat kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait
dengan suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta
didik.
f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif
g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran
h. Terdapat instrumen penilaianl yang memungkinkan peserta didik
melakukan penilaian mandiri (self assesment).
i. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik
mengetahui tingkat penguasaan materi.
j. Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung
materi pembelajaran yang dimaksud.
13
Universitas Sriwijaya
2. Self Contained, modul dikatakan memenuhi kriteria ini jika seluruh materi
pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari
pemenuhan kriteria ini adalah memberikan kesempatan peserta didik
mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar
dikemas dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau
pemisahan materi dari satu standar kompetensi/kompetensi dasar maka harus
dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan standar
kompetensi/kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.
3. Stand alone, modul tidak tergantung pada bahan ajar lain, atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Jika peserta didik masih
menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang
digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang
berdiri sendiri.
4. Adaptive, modul memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan
ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat keras (hardware).
5. User friendly, setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan
pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan.
Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan
istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly.
14
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
Universitas Sriwijaya
17
Universitas Sriwijaya
18
Universitas Sriwijaya
1. Perencanaan
Pada tahap ini perancang mengidentifikasi kebutuhan peserta didik dan
guru/dosen untuk mengetahui dan mengidentifikasi perkiraan kebutuhan dan
19
Universitas Sriwijaya
Preliminary Expert
Review
revisi revisi
Self revisi Small Group Field Test
Evaluation
One To One
Selanjutnya untuk memahi tiap langkah pada alur desain di atas, maka
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Preliminary
Tahap ini adalah tahap penentuan tempat dan subjek penelitian.
2. Tahap Formative Evaluation
1) Self Evaluation
20
Universitas Sriwijaya
21
Universitas Sriwijaya
22
Universitas Sriwijaya
23
III. METODE PENELITIAN
9 Subjek Penelitian
Subjek penelitian pengembangan ini adalah mahasiwa program studi
pendidikan kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya
tahun ajaran 2019-2020 semester 4 yang mengikuti mata kuliah belajar dan
pembelajaran.
24
Universitas Sriwijaya
a. Analisis Kebutuhan
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kurikulum dan analisis materi
model pembelajaran. Analisis kurikulum dilakukan untuk melihat potensi
kompetensi yang dapat dimuat dalam pengembangan modul. Peneliti
menganalisis materi yang diajarkan oleh guru/dosen kepada peserta didik
melalui wawancara dengan guru/dosen dan angket yang disebarkan
kepada peserta didik, materi yang diajarkan disesuaikan dengan analisis
Standar kompetensi/ Kompetensi Dasar. Peneliti juga melakukan
penyebaran angket pra pebelitian untuk menganalisis kebutuhan bahan
ajar dan karakteristik mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis ini maka
peneliti dapat mengkaji permasalahan serta dapat memuat kriteria materi
model pembelajaran yang memenuhi kebutuhan.
b. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Peneliti merumuskan tujuan pembelajaran dan indikator yang akan
dicapai dalam modul yang akan dikembangkan.
2. Pengembangan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengembangan materi, penyusunan draft,
serta memproduksi prototipe I.
3. Evaluasi
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kevalidan, kepraktisan, dan
keefektifan modul yang dikembangkan. Evaluasi yang digunakan ialah
evaluasi formatif yang dikembangkan oleh Tessmer. Pada tahap eveluasi ini
terdiri atas:
a. Self Evaluation
Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan sendiri terhadap prototipe
I. Pengecekan juga dapat dilakukan oleh dosen pembimbing dan teman
sejawat.
b. Expert Review
Setelah prototipe I melalui tahap self evaluation, maka selanjutnya
dilakukan uji validitas oleh 3 orang pakar (expert), yaitu ahli desain, ahli
materi dan ahli pedagogik. Validator melakukan pengecekan, menelaah
25
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
TAHAP
PENGEMBANGAN
Penyusunan Draft
Pembuatan flowchart dan Analisis Kebutuhan
storyboard Produksi Prototipe Analisis kebutuhan peserta didik
Analisis kurikulum
Analisis materi
Prototipe I
Analisis karakteristik peserta didik
TAHAP
EVALUASI FORMATIF
Self Evaluation
Prototipe II
Revisi Revisi
Small Group
Praktis
Revisi
Prototipe III
KAAkan dilakukan oleh
penelitian berikutnya
Field Test Efektif
27
Universitas Sriwijaya
28
Universitas Sriwijaya
29
Universitas Sriwijaya
30
Universitas Sriwijaya
31
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. (2013). Menyusun modul bahan ajar untuk persiapan guru dalam
mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
32
Universitas Sriwijaya
Delors, J., dkk. (1996). Learning: The treasure within: Report to UNESCO of
the international commission on education for the twenty-first century.
Paris: UNESCO.
Landis, J.R. & Koch, G.G. (1977). Measurement of Observer Agreement for
Categorical Data. Biometrics. 33(1): 159-174.
33
Parwati, N.N., Suryawan, P.P. & Apsari, R.A. (2018). Belajar dan
pembelajaran. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
34
Wager. (1981). Handbook of procedures for the design of instruction. New
Jersey: Englewood Cliffs.
Wagner, T. (2008). The global achievement gap: Why even our best scholls
don’t teach the new survival skills our children need and what we can do
about it. New York: Basic Books.
Widodo, C. & Jasmadi. (2008). Buku panduan menyusun bahan ajar. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
35
Lampiran 2. Usulan Judul Skripsi
36
Lampiran 3. Fotocopy KPM
37
Lampiran 4.
38
Lampiran 5. Fotocopy Penunjukan Pembimbing Skripsi
39
40