Diusulkan oleh:
HARI PRABOWO
NIM. 1610411024
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SITOTOKSIK SERTA KANDUNGAN
FENOLIK TOTAL DARI EKSTRAK DAUN JAMBU AIR (Syzygium aqueum
(Burm. F.) Alston) KULTIVAR PUTIH
Oleh:
HARI PRABOWO
NIM. 1610411024
Skripsi diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Hari Prabowo
iv
INTISARI
Oleh:
Syzygium aqueum (burm.F.) Alston atau yang dikenal dengan jambu air termasuk
kedalam famili Myrtaceae. Tumbuhan ini banyak digunakan sebagai obat
tradisional semenjak zaman dahulu. Manfaat tumbuhan jambu air adalah untuk
mengobati penyakit batuk, demam, asma, bronkitis, dan diabetes mellitus.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, tumbuhan jambu air mengandung senyawa
flavonoid, fenolik, triterpeneoid, dan steroid serta memiliki aktivitas antioksidan
dan sitotoksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fenolik total,
aktivitas antioksidan, sitotoksik, dan hubungan antara kandungan fenolik total
dengan aktivitas antioksidan pada ekstrak daun jambu air putih. Pelarut yang
digunakan dalam proses ekstraksi adalah metanol, etil asetat, dan heksana
dengan metode maserasi. Penentuan kandungan fenolik total dilakukan dengan
metode Follin-Ciocalteau, pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan
metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrihidrazil) dan sitotoksik dilakukan dengan metode
BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Hasil penelitian yang telah dilakukan,
didapatkan bahwa kandungan fenolik total tertinggi terdapat pada ekstrak metanol
(4,6405 mg GAE/10 mg ekstrak) di ikuti oleh ekstrak etil asetat (3,3548 mg
GAE/10 mg ekstrak) dan ekstrak heksana (0,5929 mg GAE/10 mg ekstrak).
Aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol dan etil asetat bersifat kuat sebagai
antioksidan dengan nilai IC50 berturut-berturut 19,08 mg/L dan 69,74 mg/L,
sedangkan ekstrak heksan tidak bersifat sebagai antioksidan dengan nilai 372,63
mg/L. Pengujian aktivitas sitotoksik didapatkan bahwa ketiga ekstrak memiliki sifat
toksik, namun ekstrak etil asetat memiliki sifat toksisitas paling kuat dengan nilai
LC50 sebesar 51,99 mg/L dari pada ekstrak heksana 206,06 mg/L dan ekstrak
metanol 353,18 mg/L. Aktivitas antioksidan yang terdapat didalam ekstrak daun
jambu air putih dipengaruhi oleh kandungan fenolik total. Semakin tinggi
kandungan fenolik total dari ekstrak daun jambu air putih, maka aktivitas
antioksidan semakin kuat yang ditandai dengan nilai IC50 yang kecil.
v
ABSTRACT
By:
Syzygium aqueum (Burm.F.) Alston also known as water guava belongs to the family
Myrtaceae. This plant is widely used as traditional medicine since ancient times. The
benefits of guava water are to treat cough, fever, asthma, bronchitis, and diabetes
mellitus. Based on previous research, water guava plants contain flavonoids,
phenolics, triterpenoids, and steroids and also have antioxidant and cytotoxic activity.
This study aims to determine the total phenolic content, antioxidant activity,
cytotoxics, and the correlations between total phenolic content and antioxidant
activity that contained in the leaf extract of water guava. The solvents used in the
extraction process are methanol, ethyl acetate, and hexane by maceration method.
Determination of total phenolic content was carried out by the Follin-ciocalteau
method, antioxidant activty determined by DPPH (2,2-diphenyl-1-phycrihydrazil), and
cytotoxic activity determined by BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). The result of
research that have been done, it was found that the highest total phenolic content
was found in methanol extract (4,6405 mg GAE/10 mg extract) followed by ethyl
acetate (3,3548 mg GAE/10 mg extract) and hexane (0,5929 mg GAE/10 mg
extract). The antioxidant activity of methanol and ethyl acetate extracts is strong as
an antioxidant with the IC50 19,08 mg/L and 69,74 mg/L, respectively, while hexane
extract is not an antioxidant with the IC50 372,63 mg/L. Cytotoxic activity testing
showed that all three extracts had toxic properties, but ethyl acetate extract had the
strongest toxicity with LC50 51,99 mg/L than hexane extract 206,06 mg/L and
methanol extract 353,18 mg/L. The antioxidant activity that contained in the guava
leaf extract is influenced by the total phenolic content. The higher of total phenolic
content from guava leaf extract, so the stronger the antioxidant activity indicated by a
small IC50 value.
vi
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang
senantiasa menyertai dan memberikan kekuatan bagi penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul, ”Uji Aktivitas Antioksidan dan Sitotoksik
Serta Kandungan Fenolik Total Dari Ekstrak Daun Jambu Air (Syzygium
aqueum (Burm.F.) Alston) Kultivar Putih” diajukan sebagai salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Sains dari Program S-1 Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Kedua orang tua penulis, papa Raya dan mama Wati yang selalu mengirimkan
do’a yang terbaik dan selalu memberikan semangat kepada penulis. Kakak (Uci)
yang selalu memberikan nasihat dan motivasi kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini.
2. Bapak Dr. Afrizal sebagai pembimbing I dan Bapak Dr. Mai Efdi sebagai
pembimbing II atas semua bimbingan, kesabaran, dan ilmu yang diberikan
kepada penulis selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini dengan baik.
3. Bapak Dr. Zulhadjri, M.Eng sebagai pembimbing akademik yang telah
memberikan nasihat dan bimbingan selama menuntut ilmu di jurusan kimia.
4. Bapak Dr. Mai Efdi selaku ketua Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Andalas.
5. Bapak Dr. Syukri selaku Koordinator Pendidikan Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas.
6. Bapak Emil Salim, M.Sc , Bapak Norman Ferdinal, M.Si, dan Ibu Refinel, M.S
selaku dosen penguji dalam seminar hasil dan ujian sarjana yang telah
memberikan saran kepada penulis untuk bisa menjadi lebih baik setelah
menyelesaikan studi.
7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen serta karyawan jurusan kimia yang telah
memberikan ilmu terbaik dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bang Boy dan Bang Yudi sebagai analis laboratorium Kimia Organik Bahan Alam
(KOBA) yang selama penelitian bersedia dan sabar telah direpotkan oleh
penulis.
vii
9. TROUBLEMAKER (Sadek, Meci, Penia, Mute, Pela, Onyet, Mpus, Fakhri, Rifki,
Zil) yang telah menjadi sahabat selama perkuliahan dan Beliau (Kak Tysa) yang
selalu mau menerima ocehan penulis dan mau direpotkan dengan pertanyaan
penulis.
10. Teman pertama kali di kimia, Ilhardi Akbar yang telah mau menjadi sahabat
penulis selama 4 tahun dan mau menerima penulis apa adanya.
11. Keluarga BP 024 (Kak dwik, Kak Ijah, Kak Inon, Uja Sobep, Siddiq Sotong, Iqbal,
Riga, Arxhel, Cepi, Wilda, Fadhil) yang telah memberikan dukungan kepada
penulis.
12. Sodara Sepebimbingan (Siti, Elin, Nia) yang telah saling membantu dan saling
ada selama penelitian. Adik-adik (Resin, Angga, Rifno) yang telah mau
membantu saat pengambilan sampel
13. Teman-teman SianidA (Kelas A) yang telah menjadi keluarga pertama saat
kuliah.
14. Teman-teman sepermainan (Bang Apis, Tian, Hazim, Mahesa) yang telah
menjadi teman tertawa dan tempat bercerita disaat masa-masa sulit. Teman-
teman REMUSBHA (Acha, Ami, Kak Dila, Puput) yang selalu memberikan
dukungan kepada penulis.
15. Sahabat-sahabat di saat SMA, DCT (Dodo, Irwan, Cibel, Pane, Ade, Ila, Tatak,
Nadip) dan iTunes (Fikri, Nadia, Rani, Ame, Nevi) yang selalu ada bersama
penulis walaupun memiliki kesibukan masing-masing.
16. Teman-teman angkatan 2016 (OKS16EN) yang bersama-sama berjuang dari
maba.
17. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi
nasihat, motivasi, dan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan kuliah dan
tugas akhir.
Akhir kata penulis berharap kebaikan semua pihak yang selama ini telah
membantu penelitian dan penyelesaian skripsi ini akan dibalas oleh Allah SWT.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak.
Padang, November 2020
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
3.3.6 Pengujian Sitotoksik Ekstrak Daun Jambu Air Putih dengan Brine Shrimp
Lethality Test ................................................................................................................ 13
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 15
4.1 Hasil Identifikasi Sampel Daun Jambu Air Putih .................................................... 15
4.2 Hasil Pengujian Profil Fitokimia Sampel Daun Jambu Air Putih .......................... 15
4.3 Hasil Ekstraksi Sampel Daun Jambu Air Putih ....................................................... 15
4.4 Hasil Penentuan Kandungan Fenolik Total Ekstrak Daun Jambu Air Putih
dengan Metode Follin-Ciocalteu ............................................................................... 16
4.5 Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Air Putih dengan
Metode DPPH .............................................................................................................. 17
4.6 Pengujian Sitotoksik Ekstrak Daun Jambu Air Putih dengan Metode Brine
Shrimp Lethality Test .................................................................................................. 19
4.7 Hubungan Antara Kandungan Fenolik Total dengan Aktivitas Antioksidan ....... 21
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 23
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 23
5.2 Saran ............................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 24
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 27
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Bioaktivitas dari Berbagai Jenis Jambu Air ....................................... 4
Tabel 4.1 Hasil Uji Profil Fitokimia dari Sampel Segar Daun Jambu Air Putih .......... 12
Tabel 4.2 Kadar Fenolik Total Daun Jambu Air Putih ................................................ 14
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Air Putih .... 16
Tabel 4.4 Hasil Uji Sitotoksik Ekstrak Daun .............................................................. 17
xiii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
xiv
1
BAB I. PENDAHULUAN
langkah awal dalam menguji senyawa yang dapat membunuh sel kanker, dengan
adanya senyawa antioksidan akan dapat membantu dalam pengurangan produksi
radikal bebas yang merupakan salah satu agen penyebab kanker.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji bioaktivitas dari ekstrak daun jambu air
putih dengan menggunakan beberapa pelarut. Bioaktivitas yang akan diuji pada
penelitian ini adalah antioksidan, total fenolik dan sitotoksik. Metode yang digunakan
untuk pengujian bioaktivitas adalah DPPH sebagai pengujian antioksidan, Follin-
Ciocalteu sebagai pengujian total fenolik, dan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
sebagai pengujian sitotoksik.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Berapa kandungan fenolik total yang terkandung dalam ekstrak daun jambu air
putih?
2. Bagaimana aktivitas antioksidan dari ekstrak daun jambu air putih?
3. Bagaimana aktivitas sitotoksik ekstrak daun jambu air putih terhadap larva udang
Artemia salina?
4. Bagaimana hubungan kandungan fenolik total ekstrak daun jambu air putih
terhadap aktivitas antioksidan?
Jambu air (S. aqueum) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak
digunakan sebagai tanaman obat yang dapat ditemukan di negara tropis seperti
Indonesia dan Malaysia. Seluruh bagian tanaman jambu air, khususnya daun jambu
air memiliki khasiat sebagai antibiotik dalam mengobati penyakit pasca melahirkan,
anti-inflamasi, anti-oksidan, sitotoksik dan obat gatal14. Data penelitian sebelumnya
mengenai bioaktivitas dari berbagai jenis jambu air dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Gambar tumbuhan jambu air dapat dilihat pada Gambar 2.1.
4
OH
OH
OH
OH
HO O HO O
OH OH
CH3
OH
O O
OH
OH O
OH O
OH OH
a b
OH
HO OCH3
HO OH
H3C
OH O
OH O
c d
O2N
N N NO2
O2N
N N
N NH
+ RH +R
O 2N NO2 O2N NO2
NO2 NO2
DPPH DPPH-H
2.4 Sitotoksik
Pengujian sitotoksik adalah uji toksisitas suatu senyawa terhadap sel secara in vitro
yang dapat digunakan untuk menentukan adanya aktivitas antikanker didalam suatu
senyawa. Parameter pengujian sitotoksik ini adalah nilai IC50, dimana nilai ini
menunjukkan nilai kemampuan suatu senyawa untuk dapat menghambat poliferasi
sel sebesar 50% dan menunjukkan potensi toksisitas senyawa terhadap sel.
Pengujian sitotoksik ini merupakan suatu analisa kuantitatif dengan mengukur
kematian dari sel26.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengujian sitotoksisitas
adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan menggunakan metode Meyer.
Metode ini merupakan metode yang banyak digunakan untuk pencarian senyawa
antikanker baru yang berasal dari tanaman. Metode ini telah terbukti memiliki korelasi
dengan aktivitas antikanker. Selain itu, metode ini juga mudah dikerjakan, murah,
cepat, dan cukup akurat27,28. Senyawa aktif yang memiliki daya bioaktivitas tinggi
diketahui berdasarkan nilai Lethal Concentration 50% (LC50), yaitu suatu nilai yang
menunjukkan konsentrasi zat toksik yang dapat menyebabkan kematian hewan uji
sampai 50%. Data mortalitas yang diperoleh kemudian diolah dengan analisis probit
yang dirumuskan oleh Finney (1971) untuk menentukan nilai LC 50 pada derajat
kepercayaan 95%29. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini adalah banyaknya
mortalitas yang disebabkan oleh senyawa uji terhadap larva udang Artemia salina.L.
Senyawa dengan nilai LC50 <1000 µg/mL menunjukkan adanya aktivitas sitotoksik30.
2.5 Total Fenolik
Senyawa fenolik adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus hidroksil yang
melekat pada cincin aromatik. Senyawa fenolik terbentuk dari jalur metabolisme
asam sikimat dan fenil propanoid31. Kandungan fenolik total dalam suatu sampel
dapat diukur secara kolorimetri dengan metode Folin-Ciocalteu dan dinyatakan
dengan massa ekuivalen asam galat atau Gallic Acid Equivalent (GAE). Pereaksi
Folin-Ciocalteu merupakan suatu larutan kompleks yang terbentuk dari asam
fosfomolibdat dan asam heteropoli fosfotungstat. Pereaksi ini terbuat dari air, natrium
tungstate, natrium molibdat, asam fosfat, asam klorida, litium, sulfat, dan bromin32.
Prinsip dasar untuk metode ini adalah oksidasi gugus fenolik-hidroksil. Pereaksi
Folin-Ciocalteu mengoksidasi fenolat serta mereduksi asam heteropoli menjadi suatu
kompleks molybdenum-tungsten. Selama reaksi berlangsung, gugus fenolik-hidroksil
akan bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteu membentuk kompleks fosfotungstat-
fosfomolibdenum berwarna biru. Warna biru yang dihasilkan dari reaksi ini akan
8
semakin pekat setara dengan konsentrasi senyawa fenolik yang terdapat pada
larutan uji dan memiliki serapan kuat pada panjang gelombang 760 nm 33. Metode ini
merupakan metode yang sederhana, sensitif, dan teliti. Metode ini terjadi dalam
suasana basa sehingga dalam penentuan kadar fenolik dengan pereaksi Folin-
Ciocalteu digunakan natrium karbonat yang bertujuan untuk membentuk suasana
basa34.
9
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Juni 2020. Identifikasi daun jambu
air putih dilakukan di Herbarium Universitas Andalas. Pengerjaan fitokimia, ekstraksi,
dan sitotoksik di Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam (KOBA). Pengukuran
absorban pada pengujian aktivitas antioksidan dan penentuan kandungan fenolik
total dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Andalas.
gelombang 765 nm. Berdasarkan nilai absorban yang didapatkan, dibuat kurva
kalibrasi dan didapatkan persamaan regresi dari larutan standar. Skema kerja ini
dapat dilihat pada Lampiran 3.
2. Penentuan Kandungan Fenolik Total Dari Larutan Ekstrak Daun Jambu Air
Putih
Masing-masing ekstrak ditimbang sebanyak 10 mg dan dilarutkan dalam 10 mL
metanol sehingga didapatkan konsentrasi sebesar 1000 mg/L. Larutan induk 1000
mg/L selanjutnya diencerkan menjadi 100 mg/L. Larutan 100 mg/L diambil sebanyak
0,5 mL dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan 0,5 mL reagen
Follin-Ciocalteu. Campuran tersebut didiamkan selama 5 menit kemudian
ditambahkan 1 mL larutan natrium karbonat 20% dan diencerkan dengan akuades
sampai tanda batas. Larutan tersebut didiamkan selama 2 jam dan absorban diukur
pada panjang gelombang 765 nm. Kandungan fenolik total dinyatakan dalam Gallic
Acid Equivalent (GAE). Skema kerja ini dapat dilihat pada Lampiran 3.
3.3.5 Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Air Putih Dengan
Metode DPPH
Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH berdasarkan penelitian
sebelumnya yang telah dimodifikasi36. Skema kerja ini dapat dilihat pada Lampiran
4.
1 Pembuatan Larutan DPPH
Sebanyak 4 mg DPPH ditimbang kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL
dan dilarutkan dengan metanol sampai tanda batas sehingga diperoleh larutan
DPPH 0,1 mM.
Larutan uji dibuat dengan cara melarutkan 10 mg ekstrak metanol dan etil asetat
menggunakan metanol dalam labu ukur 100 mL, sehingga didapatkan konsentrasi
larutan induk sebesar 100 mg/L. Ekstrak heksana ditimbang sebanyak 50 mg dan
dilarutkan dengan metanol, sehingga didapatkan konsentrasi larutan induk 1000
mg/L. Selanjutnya dibuat variasi kosentrasi dari masing-masing ekstrak, untuk
ekstrak metanol dibuat variasi konsentrasi sebesar 5; 10; 20; 30; 35; 40 mg/L.
Ekstrak etil asetat dibuat variasi konsentrasi sebesar 40; 50; 60; 70; 80; 90 mg/L.
Ekstrak heksana dibuat variasi konsentrasi sebesar 100; 200; 300; 400; 500 mg/L.
13
setelah didaptkan nilai % inhibisi dari perhitungan, dapat ditentukan nilai IC50 dengan
mengunakan persamaan regresi yang didapatkan.
3.3.6 Pengujian Sitotoksik Ekstrak Daun Jambu Air Putih dengan Brine Shrimp
Lethality Test
Pengujian sitotoksik menggunakan metode BSLT berdasarkan penelitian Itam, dkk
2018 yang telah dimodifikasi35. Skema kerja ini dapat dilihat pada Lampiran 5.
14
4.2 Hasil Pengujian Profil Fitokimia Sampel Daun Jambu Air Putih
Pengujian profil fitokimia dilakukan pada sampel segar daun jambu air putih dan hasil
pengujian tertera pada Tabel 4.1, sedangkan hasil pengamatan dapat dilihat pada
Lampiran 7.
Tabel 4.1 Hasil uji profil fitokimia dari sampel segar daun jambu air putih
Hasil
No. Metabolit Sekunder Pereaksi Teori
Uji
1. Flavonoid HCl + serbuk Mg Orange-Merah +
2. Fenolik FeCl3 Hijau-biru +
3. Saponin HCl pekat Busa -
4. Alkaloid Mayer Endapan putih +
5. Triterpenoid Liebermann-Burchard Merah -
6. Steroid Liebermann-Burchard Hijau +
7. Kumarin KLT + NaOH 2% Fluoresensi biru -
Keterangan : (+) : Mengandung metabolit sekunder
(-) : Tidak mengandung metabolit sekunder
Berdasarkan data tabel diatas, didapatkan bahwa daun jambu air putih mengandung
beberapa jenis senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, fenolik, alkaloid, dan
steroid. Menurut Hariyati et al (2015) tanaman jambu air (Syzygium aqueum)
mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, fenolik, alkaloid, terpenoid, dan
steroid.
4.3 Hasil Ekstraksi Sampel Daun Jambu Air Putih
Sampel daun jambu air putih diekstraksi menggunakan pelarut metanol, etil asetat,
dan heksana. Berat sampel yang digunakan dalam ekstraksi adalah 200 gram. Hasil
ekstraksi ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
16
30
25,65
20
15
10 7,15
5 3,5
0
Metanol Etil asetat Heksana
Pelarut
Gambar 4.1 Kadar ekstrak daun jambu air putih dari masing-masing pelarut
Berdasarkan data diatas, didapatkan bahwa hasil ekstraksi paling banyak terdapat
pada ekstrak metanol sebesar 25,65% dibandingkan dengan ekstrak etil asetat
sebesar 7,15% dan ekstrak heksana sebesar 3,5%. Hal ini menunjukkan bahwa
pelarut metanol dapat melarutkan senyawa metabolit sekunder yang bersifat polar
dan non polar, sedangkan pelarut etil asetat dan heksana hanya bisa melarutkan
senyawa metabolit sekunder yang sesuai dengan sifat kepolarannya. Menurut
Matheos et al (2014) melaporkan bahwa banyaknya hasil ekstraksi dapat
dipengaruhi oleh kepolaran pelarut. Apabila kepolaran suatu pelarut semakin
meningkat, maka kadar ekstrak yang didapatkan akan semakin banyak 37,38.
Perhitungan persentase dan massa ekstrak daun jambu air putih dapat dilihat pada
Lampiran 8.
4.4 Hasil Penentuan Kandungan Fenolik Total Ekstrak Daun Jambu Air Putih
dengan Metode Follin-Ciocalteu
Penentuan kandungan fenolik total dari ekstrak daun jambu air putih diperoleh dari
persamaan regresi standar asam galat. Kurva standar asam galat dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
0,4
R² = 0,9844
0,3
0,2
0,1
0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi (mg/L)
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa persamaan regresi standar dari
asam galat didapatkan dengan nilai y = 0,0042x - 0,0059 dengan koefisien korelasi r
= 0,9921 dan koefisien determinasi R = 0,9844, artinya 98,44% absorban
dipengaruhi oleh konsentrasi asam galat. Persamaan ini digunakan untuk
menentukan nilai kandungan fenolik total dari nilai absorban masing-masing ekstrak
daun jambu air putih. Kadar fenolik total dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa ekstrak metanol memiliki kandungan
fenolik total yang tinggi diikuti oleh ekstrak etil asetat dan ekstrak heksana. Hal ini
disebabkan karena ekstrak metanol dapat menarik sebagian besar senyawa fenolik
yang terdapat di dalam sampel, sehingga kandungan fenolik total tertinggi
terkandung pada ekstrak metanol. Menurut Verdiana et al (2018) pelarut metanol
merupakan pelarut universal, sehingga mampu melarutkan sebagian besar senyawa-
senyawa polar dan non polar39,40. Perhitungan kadar fenolik total dari masing-masing
ekstrak daun jambu air putih dapat dilihat pada Lampiran 9.
4.5 Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Air Putih
dengan Metode DPPH
Masing-masing ekstrak daun jambu air putih di uji aktivitas antioksidannya dengan
menggunakan metode DPPH dan asam askorbat berfungsi sebagai kontrol positif.
Hasil pengaruh konsentrasi ekstrak terhadap persen inihibisi dapat dilihat pada
Gambar 4.3.
18
120
y = 1.8534x + 14.63
100
R2 = 0.931
% Inhibisi
80
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (mg/L)
(A)
70
60 y = 0.6434x + 5.1271
50 R2 = 0.9914
% Inhibisi
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100
Konsentrasi (mg/L)
(B)
80
70 y = 0.1423x - 3.025
60 R2 = 0.9878
% Inhibisi
50
40
30
20
10
0
0 100 200 300 400 500 600
Konsentrasi (mg/L)
(C)
Gambar 4.3 Kurva hubungan konsentrasi dengan persen inhibisi
A : Ekstrak metanol
B : Ekstrak etil asetat
C : Ekstrak heksana
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
persen inhibisi semakin meningkat. Hal ini menandakan bahwa konsentrasi yang
semakin tinggi dapat menghambat senyawa radikal bebas. Apabila konsentrasi suatu
19
ekstrak tinggi, maka kandungan senyawa yang terkandung didalamnya banyak dan
akan semakin banyak pula senyawa tersebut dapat menghambat radikal bebas.
Persamaan regresi yang didapatkan dari masing-masing ekstrak, kemudian
digunakan untuk menentukan nilai IC50. Hasil nilai IC50 dari masing-masing ekstrak
daun jambu air putih dan kontrol positif dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak daun jambu air putih
Ekstrak IC50 (mg/L)
Metanol 19,08
Etil asetat 69,74
Heksana 372,63
Asam askorbat 10,67
Berdasarkan data diatas dapat dilihat nilai IC50 dari ekstrak metanol lebih kecil
daripada ekstrak etil asetat dan ekstrak heksana, sedangkan asam askorbat
dijadikan pembanding dari masing-masing ekstrak. Suatu senyawa dikatakan
memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat apabila nilai IC 50 <50 mg/L, kuat
apabila nilai IC50 berkisar antara 50-100 mg/L, lemah apabila nilai IC50 berkisar
antara 100-250 mg/L dan dinyatakan tidak aktif apabila nilai IC 50 > 250 mg/L41.
Berdasarkan data pada Tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol
dan etil asetat memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, sedangkan ekstrak heksana
tidak memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung
didalam ekstrak daun jambu air putih seperti fenolik dan flavonoid memiliki potensi
sebagai senyawa antioksidan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wati
(2018) pada sampel daun jambu air merah, menunjukkan bahwa aktivitas
antioksidan paling kuat terdapat pada ekstrak metanol dan etil asetat, sedangkan
tidak aktif antioksidan terdapat pada ekstrak heksana42. Perhitungan nilai persen
inhibisi dan IC50 dari masing-masing ekstrak daun jambu air putih dan asam askorbat
dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 11.
4.6 Pengujian Sitotoksik Ekstrak Daun Jambu Air Putih dengan Metode Brine
Shrimp Lethality Test
Persentase kematian larva udang menggunakan variasi konsentrasi dilakukan
konversi menjadi nilai probit dengan menggunakan nilai probit sesuai persentase
kematian pada Lampiran 12. Perhitungan pembuatan larutan uji dengan berbagai
variasi konsentrasi dapat dilihat pada Lampiran 13 sedangkan penentuan nilai LC 50
20
dari masing-masing ekstrak daun jambu air putih dapat dilihat pada Lampiran 14.
Hubungan antara log konsentrasi dengan nilai probit dapat dilihat pada Gambar 4.4.
6
y = 1,076x + 2,2579
5 R² = 0,9611
Nilai probit
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4
Log konsentrasi
(A)
7
y = 1,0348x + 3,2237
6
R² = 0,9838
Nilai probit
5
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4
Log konsentrasi
(B)
7
6 y = 1,4873x + 1,5576
R² = 0,9942
Nilai probit
5
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4
Log konsentrasi
(C)
Gambar 4.4 Hubungan log konsentrasi dengan nilai probit dari ekstrak daun
jambu air putih
A : Ekstrak metanol
B : Ekstrak etil asetat
C : Ekstrak heksana
21
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi senyawa,
maka akan semakin tinggi pula jumlah kematian larva udang. Hal ini menunjukkan
bahwa konsentrasi yang tinggi mengandung senyawa metabolit yang diduga dapat
memiliki sifat toksik. Hasil pengujian sitotoksik dari ekstrak daun jambu air putih
dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil uji sitotoksik ekstrak daun jambu air putih
No Ekstrak LC50 (mg/L)
1. Metanol 353,18
2. Etil asetat 51,99
3. Heksana 206,06
Berdasarkan data tersebut, didapatkan bahwa nilai LC50 yang paling kecil terdapat
pada ekstrak etil asetat, kemudian diikuti dengan ekstrak heksana dan ekstrak
metanol. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat diduga mengandung
senyawa metabolit sekunder seperti fenolik, flavonoid, dan alkaloid yang bersifat
toksik. Suatu senyawa dinyatakan bersifat toksik apabila memiliki nilai LC 50 < 1000
mg/L27. Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun
jambu air putih memiliki aktivitas sitotoksik yang kuat.
4.7 Hubungan Antara Kandungan Fenolik Total dengan Aktivitas Antioksidan
Hubungan antara kandungan fenolik total dengan aktivitas antioksidan dari ekstrak
daun jambu air putih dapat dilihat pada Gambar 4.5.
400
350
300 Metanol
y = -90,894x + 414,02 4,6405
250 R² = 0,9668
Nilai IC50
100
Heksana
50 0,5929
0
0 1 2 3 4 5
-50
Total Fenolik
Gambar 4.5 Hubungan aktivitas antioksidan dengan kandungan total fenolik dari
ekstrak daun jambu air putih
22
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai kandungan fenolik total dalam
ekstrak berbanding terbalik dengan nilai IC50. Nilai IC50 menunjukkan konsentrasi
yang dibutuhkan untuk menghambat 50% radikal bebas. Semakin banyak
kandungan fenolik dari suatu ekstrak, maka nilai IC50 semakin kecil. Hal ini
disebabkan karena banyaknya senyawa fenolik yang terkandung memiliki sifat aktif
dalam menangkal radikal bebas, sehingga konsentrasi senyawa yang dibutuhkan
untuk menghambat sebanyak 50% radikal bebas juga akan semakin kecil.
Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa ekstrak metanol memiliki aktivitas
antioksidan yang tinggi dibandingkan ekstrak etil asetat dan ekstrak heksana. Hal ini
terjadi karena didalam ekstrak metanol terkandung senyawa fenolik yang banyak,
dan senyawa fenolik inilah yang dapat menangkal radikal bebas dengan konsentrasi
yang kecil.
23
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disarankan untuk penelitian
selanjutnya untuk dapat melakukan isolasi dan karakterisasi senyawa metabolit
sekunder yang terdapat didalam ekstrak metanol, etil asetat, dan heksana karena
telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan dan sitotoksik serta untuk dapat
melakukan uji bioaktivitas lain dari ekstrak daun jambu air putih
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Cock, I.E., Matthew, C.: Plants of The Genus Syzygium (Myrtaceae): A Review
On Ethnobotany, Medicinal Properties and Phytochemistry. Bioactive
Compounds of Medicinal Plants. 2018.
2. Msomi, N.Z., Mthokozisi, B.C.S.: Herbal Medicine. Intechopen. 2018, 11, 215-
227.
3. Barboza, G.E., Cantero, J.J., Nunez, C., Pacciaroni, A., Espinar, L.A.: Medicinal
Plants: A General Review and A Phytochemical and Ethnopharmacological
Screening of The Native Argentine Flora. Kurtziana. 2009, 34, 7-365.
4. Hariana, A. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri Pratama. Penebar
Swadaya. Jakarta.
5. Khandaker, M.M., Amru, N.B.:Growth, Distribution, and Physiochemical
Properties of Wax Apple (Syzygium samarangense): A Review. Australian
Journal of Crop Science. 2016, 10(12),1640-1648.
6. Gurib-Fakim, A. Medicinal Plants: Tradition of Yesterday and Drugs of Tomorrow.
Mol Aspects Med. 2006, 27(1), 1-93.
7. Manaharan, T., Cheng, H.M., Uma, D.P.: Syzygium aqueum Leaf Extract and Its
Bioactive Compunds Enhances Pre-Adipocyte Differentiation and 2-NBDG
Uptake In 3T3-L1 Cells. Food Chemistry.2013, 136, 354-363.
8. Panggabean, G.: Syzygium aqueum, Syzygium malaccense & Syzygium
samarangense Edible Fruits and Nuts (Second Edition). Prosea Foundation
Bogor. 1992, 292-294.
9. Manaharan, T., David, A., Cheng, H.M., Uma, D.P.: Flavonoids Isolated From
Syzygium aqueum Leaf Extract as Potential Antihyperglycaemic Agents. Food
Chemistry. 2012, 132, 1802-1807.
10. Palanisamy, U.D., Ling, L.T., Manaharan, T., Sivapalan, V., Subramaniam, T.,
Helme, M.H.: Standardized Extract of Syzygium aqueum : A Safe Cosmetic
Ingredient. International Journal of Cosmetic Science.2011, 1, 7.
11. Yoshikawa, M., Shimada, H., Nishida, N., Li, Y., Toguchida, L., Yamahara, J.
Antidiabetic Principle of Natural Medicines.II. Aldose Reductase and Alpha-
Glucosidase Inhibitors From Brazilian Natural Medicine, The Leaves of Myrcia
multiflora DC. (Myrtaceae): Structures of Myrciacitrins I and II and
Myrciaphenones A and B. Chemical & Pharmaceutical Bulletin. 1998, 46(1), 113-
119.
12. Chang, W.T., Huang, W.C., Liou, C.J.: Evaluation of The Anti-Inflammatory
Effects of Phloretin and Phlorizin in Lipopolysaccharide-Stimulated Mouse
Macrophages. Food Chemistry. 2012. 134(2), 972-979.
13. Osman.M, Rahim. A, Isa Mand Bakhir M.Antioxidant Activity and Phenolic
Content of Paederia foetida and Syzygium aqueum. International Journal of
Molecules,,2009, 14, 970-978.
14. Manaharan, T., Srikumar, C., Ammu, K.R., Uma, D.P.: In vivo Toxicity Evaluation
of Standardized Extract of Syzygium aqueum Leaf. Toxicology Reports.2014. 1,
718-725.
15. Agustina, E., Funsu, A., Nova, L., Risa, P., Moch, I.H.: Identifikasi Senyawa Aktif
Dari Ekstrak Daun Jambu Air (Syzygium aqueum) Dengan Perbandingan
Beberapa Pelarut Pada Metode Maserasi. BIOTROPIC The Journal of Tropical
Biology. 2018, Vol 2(2), 108-118.
16. Makari, H.K., Patil, R.: In Vitro Antioxidant Activity of The Hexane and Methanolic
Extracts of Cordia wallichii and Celastrus paniculata. Int. J. Aesthetic Antiag.
Med.2008, 1, 1-10.
25
17. Bursal, E., Gulcin, I.: Polyphenol Contents and In Vitro Antioxidant Activities of
Lyophilised Aqueous Extract of Kiwi Fruit (Actinidia deliciosa). Food Rest. Int.
2011, 44(5), 1482-1489.
18. Surbakti, P.A.A., Edwin, D.Q., Widdhi, B.: Skrining Fitokimia dan Uji Toksisitas
Ekstrak Etanol Daun Binahong (Andredera cordifolia (Ten.) Steenis) dengan
Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi.
2018. Vol.7, No.3. 22-31.
19. Ngoc, H.N., Lisa, M., Duc, T.N., Kim, L.T., Johanna, M.G., Herman, S., Markus,
G.: Phenolic Compounds From The Stems of Fissistigma polyanthoides and
Their Antioxidant Activities. Fitoterapia. 2019, 137, 104252.
20. Yahfoufi, N., Alsadi, N., Jambi, M., Matar, C.: The Immunomodulatory and Anti-
Inflammatory Role of Polyphenols. Nutrients. 2018, 10, 1618.
21. Tutik., I Nyoman, D., Vida, E.: Identifikasi dan Perbandingan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Daun Kelor Pada Variasi Pelarut dengan Metode DPPH.
Jurnal Farmasi Malahayati. 2018. Vol. 1, No.2. 80-87.
22. Tristantini, D., Alifah, I., Bhayangkara, T.P., Jason, G.J.: Pengujian Aktivitas
Antioksidan Menggunakan Metode DPPH Pada Daun Tanjung (Mimusops elengi
L). Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. Yogyakarta 17 Maret
2016. 1-7.
23. Ridho, E.A.: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Buah Lakum (Cayratia
trifolia) Dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil), Skripsi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, 2013.
24. Dehpour, A.A., Ebrahimzadeh, M.A., Nabavi, S.F.: Antioxidant Activity of
Methanol Extract of Ferula assafoetida and its Essential Oil Composition. Grasas
Aceites.2009. Vol. 60(4). 405-412.
25. Kuncahyo, I., dan Sunardi.: Uji Aktivitas Ekstrak Belimbing Wuluh (Averhoa
bilimbi .L) Terhadap DPPH. SNT. 2007. 1-9.
26. Haryoto., Muhtadi., Peni, I., Tanti, A., Andi, S.: Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol
Tumbuhan Sala (Cynometra ramiflora Linn) Terhadap Sel HeLa, T47D, dan
WiDR. Jurnal Penelitian Saintek. 2013, Vol 18(2), 21-28.
27. Meyer, H.N. Brine Shrimp Lethality Test: Med. Plant Research. Vol. 45.
Amsterdam, Hipokrates Verlag Gmbrl., 1982; 3 1-34.
28. Susilowati, F.: Uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Ekstrak Etil Asetat Spons
Calthropella sp. Asal Zona Intertidal Pantai Krakal Gunung Kidul Yogyakarta.
Pharmasipha. 2017. Vol.1, No.1.
29. Salamah, N., E. Widyasari.: Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun
Kelengkeng (Euphoria longan (L) Steud.) Dengan Metode Penangkapan Radikal
2,2’-difenil-1-pikrihidrazil. Pharmaciana. 2015. Vol. 5, No. 1, 25-34.
30. Aminah., Maryam., Muzakkir, B., Ummi, K.: Perbandingan Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) Berdasarkan Tempat Tumbuh
Dengan Metode DPPH. Jurnal Fitofarmaka Indonesia. . Vol. 3, No.1, 146-150.
31. Proestos, C., Sereli, D., dan Komaitis, M.: Determination of Phenolic Compounds
in Aromatic Plants by RP-HPLC and GC-MS. Journal of Food Science. 2006. Vol.
95. 44-52.
32. Nurhayati., Siadi, K., dan Herjono.: Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat dan
Lama Penyimpanan pada Kadar Fenolat Total Pasta Tomat. Indo.J.Chem.Sci.
2012. Vol. 1(2). 158-163.
33. Blainski, A., Cristiny, G., dan de Mello, J.: Application and Analysis of The Folin
Ciocalteu Method for The Determination of The Total Phenolic Content From
Limonium brasiliense L. J. Mdpi Molecules. 2013. 18(6855).
26
34. Prior, R.L., Wu, X., dan Schaich, K.: Standarized Methods for Determination of
Antioxidant Capacity and Phenolics in Foods and Dietary Supplements. 2005.
J.Agric. Food Chem.55, 2698 A-J.
35. Itam, A., Annisa, W.M., Muhammad, M.R., Norman, F.: Preliminary
Phytochemical Screening, Total Phenolic Content, Antioxidant and Cytotoxic
Activities of Alstonia scholaris R. Br Leaves and Stem Bark Extracts. Journal of
Pharmaceutical Sciences and Research. 2018, Vol 10(3), 518-522.
36. Ekawati, Minanti Arna; I Wayan Suirta. Sri Rahayu Santi. Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Flavonoid Pada Daun Sembukan (Paederia foetida L) Serta Uji
Aktivitasnya Sebagai Antioksidan. Jurnal Kimia. 2017 : 11 (1). 43-48.
37. Matheos, H., Max, R.J.R., Sri, S.: Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Daun Kayu
Bulan (Pisonia alba). Jurnal Ilmiah Farmasi. 2014. Vol. 3, No 3.
38. Syahbirini, G., I. Batubara, T., Setiawati., Nulhakim.: Senyawa Aktif Daun Picung
(Pangium edule) Sebagai Insektisida Botani Terhadap Ulat Grapyak (Spodoptera
litura F). Prosiding Simposium Nasional Kimia Bahan Alam XV IPB. Bogor.2005,
56-66.
39. Verdiana, M., Widarta, I.W.R., Permana, I.D.G.M.: Pengaruh Jenis Pelarut pada
Ekstraksi Menggunakan Gelombang Ultrasonik Terhadap Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Kulit Buah Lemon (Citrus limon (Linn.) Burm F.). Jurnal Ilmu dan
Teknologi Pangan. 2018. Vol. 7, No. 4, 213-222.
40. Salamah, N., E. Widyasari.: Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun
Kelengkeng (Euphoria longan (L) Steud.) Dengan Metode Penangkapan Radikal
2,2’-difenil-1-pikrihidrazil. Pharmaciana. 2015. Vol. 5, No. 1, 25-34.
41. Albab, Ulil., Ratih, Rizki Nirwana., R. Arizal, Firmansyah.: Aktivitas Antioksidan
Daun Jambu Air (Syzygium samarangense (BL.) Merr et. Perry) Serta optimasi
Suhu dan Lama Penyeduhan. Walisongo Journal of Chemistry. 2018. Vol.2, No.
1, 18-30.
42. Wati, Mutia Siska.: Kandungan Fenolik Total, Aktivitas Antioksidan, dan
Sitotoksik Dari Ekstrak Daun Jambu Air Merah (Syzygium aqueum (Burm.F.)
Alston). Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Universitas Andalas. 2018.
27
- dipotong kecil-kecil
- dimasukkan kedalam gelas piala
- dimaserasi dengan 100 mL metanol
- disaring
- ditambahkan kloroform dan akuades (1:1)
- diaduk dengan baik
Lapisan air
Lapisan kloroform
c. Uji alkaloid
Filtrat Residu
- Dimasukkan 1 mL kedalam
tabung reaksi
- Ditambahkan beberapa
tetes pereaksi mayer
- terbentuk endapan putih
atau larutan keruh
Positif Alkaloid
d. Uji Kumarin
1 g sampel daun jambu air putih
- diekstrak dengan 15 mL
metanol
- disaring
Filtrat Residu
- Dikeringkan
pelarut
Asam Galat
- Ditimbang 10mg
- Dilarutkan dengan 10 mL metanol
Asam Galat 1000 mg/L
- Dibuat variasi konsentrasi 10; 25; 50; 60; 80 dan 100 mg/L
- Dipipet kedalam labu ukur 10 mL masing-masing 0,5 mL
- Ditambahkan 0,5 mL reagen Follin-Ciocalteu dan dibiarkan 5
menit
- Ditambahkan 1 mL Na2CO320%
- Diencerkan sampai tanda batas dengan akuades diaduk dan
diinkubasi selama 2 jam
- Diukur absorbannya pada panjang gelombang 765 nm
- Didapatkan kurva kalibrasi larutan standar
Hasil
B. Penentuan kandungan fenolik total dari larutan ekstrak daun jambu air
putih
Hasil
31
(IC50)
32
3. Penentuan aktivitas antioksidan dari ekstrak etil asetat dengan metode DPPH
Ekstrak etil asetat ditimbang 10 mg
(IC50)
(IC50)
33
- dilarutkan dengan
- dimasukkan ke wadah
10 mL metanol
penetasan yang berisi air laut
pada bagian gelap, dilengkapi
dengan aerotor dan cahaya Larutan induk
- dibiarkan selama 48 jam 1000 mg/L
- Dibuat variasi
Larva
konsentrasi
Nilai LC50
34
Lampiran 7. Hasil Uji Kandungan Metabolit Sekunder Daun Jambu Air Putih
(+)
2. Fenolik FeCl3
(+)
3. Saponin H2O/HCl
pekat
(-)
4. Triterpenoid Lieberman-
Burchard
(-)
36
5. Steroid Lieberman-
Burchard
(+)
6. Alkaloid Mayer
(+)
7. Kumarin KLT +
NaOH 2%
(-)
37
Heksana 7 3,5
a. Metanol
51,3gram
% metanol = ×100% = 25,65 %
200 gram
b. Etil asetat
14,291 gram
% etil asetat = ×100% = 7,15%
200 gram
c. Heksana
7 gram
% heksana = ×100% = 3,5%
200 gram
38
Lampiran 9. Penentuan Kandungan Fenolik Total Pada Ekstrak Daun Jambu Air
Putih
V1 =1 mL
V1 = 8 mL
60 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 80 mg/L = 10 mL . 60 mg/L
V1 = 6 mL
40 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 60 mg/L = 10 mL . 40 mg/L
V1 = 4 mL
20 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 40 mg/L = 10 mL . 20 mg/L
V1 = 2 mL
10 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 20 mg/L = 10 mL . 10 mg/L
V1 = 1 mL
39
No Konsentrasi Absorban
1 10 mg/L 0,044
2 20 mg/L 0,075
3 40 mg/L 0,134
4 60 mg/L 0,273
5 80 mg/L 0,321
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi (mg/L)
X = 46,4047 mg/L
46,4047 mg 1L 10 mL
Fenolik total = × × ×10 mL
1L 1000 mL 1 mL
X = 33,5470 mg/L
33,5470 mg 1L 10 mL
Fenolik total = × × ×10 mL
1L 1000 mL 1 mL
c. Ekstrak Heksana
y = 0,0042x + 0,0059
X = 5,9286 mg/L
5,9286 mg 1L 10 mL
Fenolik total = × × ×10 mL
1L 1000 mL 1 mL
Konsentrasi mg GAE/ 10 mg
No Ekstrak Absorban
(mg/L) ekstrak
Lampiran 10. Penentuan Nilai Persen Inhibisi dan Nilai IC50 dengan Metode
DPPH
= 0,039433 g/L
= 39,433 mg/L
39,433 mg 1L
Massa DPPH 100 mL
L 1000 mL
3,9433 mg, berat tertimbang 4 mg
100 mg 1L
Ekstrak metanol 100 mg/L 100 mL
1L 1000 mL
10 mg
50 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 25 mL
40 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 50 mg/L = 50 mL . 40 mg/L
V1 = 40 mL
35 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 40 mg/L = 50 mL . 35 mg/L
V1 = 43,8 mL
42
30 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 35 mg/L = 50 mL . 30 mg/L
V1 = 42,8 mL
20 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 30 mg/L = 50 mL . 20 mg/L
V1 = 33,3 mL
10 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 20 mg/L = 50 mL . 10 mg/L
V1 = 25 mL
5 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 10 mg/L = 50 mL . 5 mg/L
V1 = 25 mL
Konsentrasi Absorban
Blanko 0,528
5 mg/L 0,447
10 mg/L 0,365
20 mg/L 0,223
30 mg/L 0,113
35 mg/L 0,073
40 mg/L 0,045
50 mg/L 0,030
43
A kontrol A sampel
Rumus : Persen inhibisi 100%
A kontrol
5 mg/L
0,528 0,447
Persen inhibisi 100% 15,34%
0,528
10 mg/L
0,528 0,365
Persen inhibisi 100% 30,87%
0,528
20 mg/L
0,528 0,223
Persen inhibisi 100% 57,77%
0,528
30 mg/L
0,528 0,113
Persen inhibisi 100% 78,60%
0,528
35 mg/L
0,528 0,073
Persen inhibisi 100% 86,17%
0,528
40 mg/L
0,528 0,045
Persen inhibisi 100% 91,48%
0,528
50 mg/L
0,528 0,030
Persen inhibisi 100% 94,32%
0,528
44
% Inhibisi
80
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (mg/L)
X = 19,08
100 mg 1L
Ekstrak etil asetat 100 mg/L 100 mL
1L 1000 mL
10 mg
90 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 45 mL
80 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 90 mg/L = 50 mL . 80 mg/L
45
V1 = 44,4 mL
70 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 80 mg/L = 50 mL . 70 mg/L
V1 = 43,8 mL
60 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 70 mg/L = 50 mL . 60 mg/L
V1 = 42,9 mL
50 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 60 mg/L = 50 mL . 50 mg/L
V1 = 41,7 mL
40 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 50 mg/L = 50 mL . 40 mg/L
V1 = 40 mL
Konsentrasi Absorban
Blanko 0,415
40 mg/L 0,281
50 mg/L 0,263
60 mg/L 0,236
70 mg/L 0,213
80 mg/L 0,179
90 mg/L 0,149
46
A kontrol A sampel
Rumus : Persen inhibisi 100%
A kontrol
40 mg/L
0,415 0,281
Persen inhibisi 100% 32,30%
0,415
50 mg/L
0,415 0,263
Persen inhibisi 100% 36,63%
0,415
60 mg/L
0,415 0,236
Persen inhibisi 100% 43,14%
0,415
70 mg/L
0,415 0,213
Persen inhibisi 100% 48,67%
0,415
80 mg/L
0,415 0,179
Persen inhibisi 100% 56,87%
0,415
90 mg/L
0,415 0,149
Persen inhibisi 100% 64,09%
0,415
50 R2 = 0.9914
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100
Konsentrasi (mg/L)
X = 69,74
1000 mg 1L
Ekstrak heksan 1000 mg/L 50 mL
1L 1000 mL
50 mg
500 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 25 mL
400 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 40 mL
300 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 37,5 mL
200 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 33,3 mL
48
100 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 25 mL
Konsentrasi Absorban
Blanko 0,466
A kontrol A sampel
Rumus : Persen inhibisi 100%
A kontrol
100 mg/L
0,466 0,427
Persen inhibisi 100% 8,37%
0,466
200 mg/L
0,466 0,340
Persen inhibisi 100% 27,04%
0,466
300 mg/L
0,466 0,267
Persen inhibisi 100% 42,7%
0,466
400 mg/L
0,466 0,213
Persen inhibisi 100% 54,29%
0,466
49
500 mg/L
0,466 0,159
Persen inhibisi 100% 65,88%
0,466
50
40
30
20
10
0
0 100 200 300 400 500 600
Konsentrasi (mg/L)
X = 372,63
Lampiran 11. Penentuan Nilai Persen Inhibisi dan Nilai IC50 dari Asam Askorbat
50 mg 1L
Asam askorbat 50 mg/L 100 mL
1L 1000 mL
5 mg
20 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 50 mg/L = 50 mL . 20 mg/L
V1 = 20 mL
12,5 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 31,3 mL
10 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 40 mL
6,25 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 31,3 mL
3,125 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 25 mL
51
A kontrol A sampel
Rumus : Persen inhibisi 100%
A kontrol
3,125 mg/L
0,564 0,468
Persen inhibisi 100% 18,67%
0,564
6,25 mg/L
0,564 0,412
Persen inhibisi 100% 26,95%
0,564
10 mg/L
0,564 0,358
Persen inhibisi 100% 36,52%
0,564
12,5 mg/L
0,564 0,193
Persen inhibisi 100% 65,78%
0,564
20 mg/L
0,564 0,028
Persen inhibisi 100% 95,03%
0,564
60
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25
Konsentrasi (mg/L)
X = 10,67
% 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 - 2.67 2.95 3.12 3.25 3.36 3.45 3.52 3.59 3.66
10 3.72 3.77 3.82 3.87 3.92 3.96 4.01 4.05 4.08 4.12
20 4.16 4.19 4.23 4.26 4.29 4.33 4.36 4.39 4.42 4.45
30 4.48 4.50 4.53 4.56 4.59 4.61 4.64 4.67 4.69 4.72
40 4.75 4.77 4.80 4.82 4.85 4.87 4.90 4.92 4.95 4.97
50 5.00 5.03 5.05 5.08 5.10 5.13 5.15 5.18 5.20 5.23
60 5.25 5.28 5.31 5.33 5.36 5.39 5.41 5.44 5.47 5.50
70 5.52 5.55 5.58 5.61 5.64 5.67 5.71 5.74 5.77 5.81
80 5.84 5.88 5.92 5.95 5.99 6.04 6.08 6.13 6.18 6.23
90 6.28 6.34 6.41 6.48 6.55 6.64 6.75 6.88 7.05 7.33
54
Keterangan : Total larva udang yang dimasukkan kedalam vial berjumlah 10 ekor
X = Log konsentrasi
Y = Nilai probit
56
a. Metanol
Hasil Pengujian Sitotoksik Ekstrak Metanol
6
y = 1,076x + 2,2579
5 R² = 0,9611
Nilai probit
4
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Log konsentrasi
b. Etil asetat
Hasil Pengujian Sitotoksik Ekstrak Etil Asetat
7
y = 1,0348x + 3,2237
6 R² = 0,9838
5
Nilai probit
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Log konsentrasi
LC50 = antilog x
= antilog 1,716
= 51,99
LC50 = 51,99 mg/L
c. Ekstrak heksana
Hasil Pengujian Sitotoksik Ekstrak Heksana
7
y = 1,4873x + 1,5576
6
R² = 0,9942
5
Nilai probit
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Log konsentrasi