Anda di halaman 1dari 152

PROFIL SIFAT FISIKOKIMIA, PREDIKSI

BIOAVAILABILITAS DAN TOKSISITAS SENYAWA-


SENYAWA PADA FAMILI APOCYNACEAE DAN
RUBIACEAE BERDASARKAN MONOGRAFI
FARMAKOPE HERBAL INDONESIA

SKRIPSI

Oleh
NORMA YUNITA
NRP: 110115355

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA
2021
PROFIL SIFAT FISIKOKIMIA, PREDIKSI
BIOAVAILABILITAS DAN TOKSISITAS SENYAWA-
SENYAWA PADA FAMILI APOCYNACEAE DAN
RUBIACEAE BERDASARKAN MONOGRAFI
FARMAKOPE HERBAL INDONESIA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Pelaksanaan Skripsi

Oleh
NORMA YUNITA
NRP: 110115355

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal skripsi ini diajukan oleh


Nama : Norma Yunita
NRP : 110115355
Fakultas/program : Fakultas Farmasi, Program Studi Farmasi
Judul Proposal Skripsi : Profil sifat fisikokimia, prediksi bioavailabilitas
dan toksisitas senyawa-senyawa pada famili
Apocynaceae dan Rubiaceae berdasarkan
monografi Farmakope Herbal Indonesia.
Telah diperiksa oleh Dosen Pembimbing untuk diterima sebagai bagian
persyaratan mengikuti Sidang Proposal pada Program Studi Sarjana Farmasi,
Fakultas Farmasi Universitas Surabaya.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr.Dini Kesuma, S.Si.,M.Si.,Apt. Dr. Dra. Azminah M.Si

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Drs. Harry Santosa M.Si., Apt. Dr. Krisyanti B. S.Farm., M.Farm., Apt..

Ditetapkan di : Surabaya
Tanggal : 18 Januari 2021
Mengetahui
Ketua Program Studi

Dr. Dra. Farida Suhud,M.Si.,Apt.

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Nama : Norma Yunita

Nrp : 110115355

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Farmasi

Judul : Profil sifat fisikokimia, prediksi bioavailabilitas dan


toksisitas senyawa-senyawa pada famili Apocynaceae dan
Rubiaceae berdasarkan monografi Farmakope Herbal
Indonesia

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, semua sumber kutipan dan rujukan
telah saya tulis dengan benar dan telah disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat terhadap
karya orang lain, maka saya bersedia bertanggung jawab atas nama diri sendiri
dan menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas
Surabaya.

Surabaya, 14 Januari 2021

Norma Yunita

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala,


karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Profil sifat fisikokimia, prediksi bioavailabilitas dan
toksisitas senyawa-senyawa pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae
berdasarkan monografi Farmakope Herbal Indonesia” yang merupakan salah
satu syarat untuk mencapai gelar sarjana farmasi pada fakultas farmasi
Universitas Surabaya.
Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya
dan sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
moral maupun materi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
penulis, terutama kepada yang penulis hormati dan cintai:
1. Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas karunia dan izin-Nya lah
penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini dengan penuh
perjuangan
2. Dr. Dra. Farida Suhud, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Surabaya, Dr. Amelia Lorensia, S.Farm., M.Farm-Klin.,
Apt. selaku Wakil Dekan I Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, dan
Dr. Dini Kesuma, S.Si., M.Si., Apt. selaku Wakil Dekan II Fakultas
Farmasi Universitas Surabaya.
3. Drs. Dini Kesuma, S.Si., M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing satu
atas kesediaan dalam meluangkan waktu untuk memberikan dorongan
mental, semangat, arahan dan motivasi yang membangun kepada
penulis dari awal proses penyusunan hingga skripsi ini terselesaikan.
4. Dr. Dra. Azminah M.Si selaku dosen pembimbing dua atas kesediaan
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, semangat
dan motivasi kepada penulis hingga skripsi ini terselesaikan dengan
baik.
5. Alfian Hendra Krisnawan S.Farm., M.Farm., Apt. selaku dosen wali
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama masa
perkuliahan.
6. Drs. Harry Santosa M.Si., Apt. dan Dr. Krisyanti B. S.Farm., M.Farm.,
Apt. selaku dosen penguji atas kesediaan meluangkan waktu untuk
memberi koreksi, kritik, saran, dan perbaikan hingga naskah skripsi ini
selesai.

iv
7. Bapak dan Ibu dosen fakultas Farmasi Universitas Surabaya yang telah
mendidik, mengajar, mengarahkan dan memberikan motivasi kepada
penulis selama proses perkuliahan di Ubaya.
8. Kepada yang tercinta Orang Tua penulis, Arbayu Kanan dan Arbayah
Amur yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, doa yang tulus,
nasihat, motivasi dan dukungannya baik dari segi moral maupun materi
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Terima kasih kepada kakak Eva, Sartono, Qurtubi, Ariska, Meisa,
Vinda dan Mas Ludy yang telah memberikan motivasi dan semangat
selama masa perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat Penulis Wentri, Selly, Bella, Regina, Dhewi, Iyen,
Sesil, Ka Ica, Meyin dan Della yang selalu memberikan dukungan,
bantuan, kasih sayang dan cerita yang menarik dalam hidup penulis.
11. Rekan tim skripsi Windi Agustina yang selalu menjelaskan dengan
sabar, mendukung, memotivasi, menenangkan dan membantu selama
proses pembuatan skripsi hingga selesai. Semoga kita sukses di masa
depan!
12. Teman dekat penulis mbok Siti, Andira, Yuyun, Ruth dan Putri Chajar
yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.
13. Terima kasih kepada teman-teman Fakultas Farmasi dan seluruh teman-
teman seangkatan lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas
doa dan dukungan yang telah diberikan.
14. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
skripsi ini sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini dan untuk penelitian selanjutnya. Penulis
mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu kefarmasian di masa mendatang.
Akhir kata penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan,
kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan skripsi ini.

Surabaya, 14 Januari 2021

Penulis

v
PROFIL SIFAT FISIKOKIMIA, DRUG LIKENESS, PREDIKSI
BIOAVAILABILITAS DAN TOKSISITAS SENYAWA-SENYAWA
PADA FAMILI APOCYNACEAE DAN RUBIACEAE BERDASARKAN
MONOGRAFI FARMAKOPE HERBAL INDONESIA
Norma Yunita, Program Studi Sarjana Farmasi, 2021
Mentor: (I) Dini Kesuma, (II) Azminah

ABSTRAK
Famili Apocynaceae pada Farmakope Herbal Indonesia dari 2 tanaman
yaitu Parameria laevigata Cortex dan Alstonia scholaris Cortex dan famili
Rubiaceae 3 yaitu Unicaria gambir Folium, Morindae citrifoliae Fructus dan
Hedyotis corymbosa Herba yang umumnya digunakan sebagai obat. Namun,
pengembangan obat herbal dibutuhkan informasi bioavailabilitas dan toksisitas.
Penelitian ini bertujuan mengetahui profil sifat fisikokimia, drug likeness,
prediksi bioavailabilitas dan toksisitas dari senyawa pada famili Apocynaceae
dan Rubiaceae berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia edisi II. Metode
penelitian ini virtual screening dengan penyaringan basis data dengan konsep
drug likeness. Hasil penelitian didapatkan golongan senyawa terbanyak yaitu
alkaloid 35 senyawa. Senyawa yang memenuhi semua sifat fisikokimia (drug
likeness) menurut Lipinski sebanyak 58 senyawa, menurut Ghose sebanyak 14
senyawa, menurut Veber sebanyak 71 senyawa, menurut Egan sebanyak 71
senyawa, menurut Oprea sebanyak 23 senyawa, menurut Muegge sebanyak 48
senyawa dan menurut REOS sebanyak 52 senyawa. Hasil analisis
bioavailabilitas dari 100 senyawa famili Apocynaceae dan Rubiaceae
didapatkan senyawa yang memenuhi bioavailabilitas yang baik dari
ADMETlab sebesar 50.004% dan admetSAR sebesar 39.424%. Hasil toksisitas
yang didapatkan ADMETlab adalah 2% untuk kategori toksisitas tinggi dan
5% sedang untuk admetSAR kategori I ialah 3% dan kategori II adalah 5%
Hasil dapat digunakan untuk informasi dasar pada pengembangan obat herbal
baru.

Kata Kunci : famili Apocynaceae, famili Rubiaceae, sifat fisikokimia, drug


likeness, bioavailabilitas, toksisitas

vi
PROFILE OF PHYSICALCHEMICAL PROPERTIES, DRUG
LIKENESS, BIOAVAILABILITY PREDICTION AND TOXICITY OF
COMPOUNDS IN APOCYNACEAE AND RUBIACEAE FAMILIES
BASED ON INDONESIAN HERBAL PHARMACOPE MONOGRAPHY
Norma Yunita, Pharmacy Undergraduate Study Program, 2021
Mentor (I) Dini Kesuma, (II) Azminah

ABSTRACT

The Apocynaceae family in the Indonesian Herbal Pharmacopoeia consists of


2 plants, namely Parameria laevigata Cortex and Alstonia scholaris Cortex
and the Rubiaceae 3 family, namely Unicaria gambir Folium, Morindae
citrifoliae Fructus and Hedyotis corymbosa Herba which are commonly used
as medicine. However, the development of herbal drugs requires
bioavailability and toxicity information. This study aims to determine the
physicochemical properties profile, drug likeness, bioavailability and toxicity
predictions of compounds in the Apocynaceae and Rubiaceae families based on
the second edition of Indonesian Herbal Pharmacopoeia. This research method
is virtual screening with database filtering with the concept of drug likeness.
The results showed that the most compound groups were alkaloids 35
compounds. According to Lipinski, there are 58 compounds that fulfill all
physicochemical properties, 14 according to Ghose, 71 compounds according
to Egan, 23 compounds according to Oprea, 48 compounds according to
Muegge and 52 according to REOS. compound. The bioavailability analysis of
100 compounds from the Apocynaceae and Rubiaceae families showed that the
compounds that meet the good bioavailability of ADMETlab were 50.004%
and admetSAR was 39.424%. The toxicity result obtained by ADMETlab is 2%
for the high toxicity category and 5% moderate for admetSAR category I is 3%
and category II is 5% The results can be used for basic information on the
development of new herbal drugs.

Keywords: Apocynaceae family, Rubiaceae family, physicochemical


properties, drug likeness, bioavailability, toxicity

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR SINGKATAN xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Penelitian 1

1.2 Rumus Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1Keanekaragaman hayati 7

2.2Basis data 8

2.3Apocynaceaee 9

2.4 Rubiaceae 11

2.5 Sifat fisikokimia 14

2.6 Bioavailabilitas 16

2.7 Toksisitas 17

2.8 Kerangka konsep 19

viii
BAB III METODE PENELITIAN 20

3.1 Bahan penelitian 20

3.2 Alat penelitian 20

3.3 Parameter uji 22

3.3.1 Parameter bioavailabilitas 22

3.3.2Parameter toksisitas 22

3.4 Variabel penelitian 22

3.4.1Variabel bebas 22

3.4.2Variabel tergantung 22

3.5 Lokasi penelitian 22

3.6Waktu penelitian 23

3.7Prosedur kerja 23

3.8 Kerangkaoperasional 25

BAB IV HASILPENELITIAN 26

4.1Klasifikasi hasil senyawa 26

4.2 Struktur 2D dan 3D 30

4.3Parameter sifat fisikokimia 42

4.4 Drug likeness 45

4.5 Parameter bioavailabilitas 72

4.6 Parameter toksisitas 76

4.7 Analisis 92

4.7.1 Analisis drug likeness 93

4.7.2 Analisis biavailabilitas 96

4.7.3 Analisis toksisitas 97

4.3 Analisis profil sifat fisikokimia, bioavailabilitas, dan toksisitas 99

ix
BAB V PEMBAHASAN 107

BAB VI KESIMPULAN 115

BAB VII SARAN 119

RINGKASAN 120

DAFTAR PUSTAKA 124

LAMPIRAN 127

RIWAYAT HIDUP 136

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Basis data KNApSAcK famili 9

Gambar 2.2 Parameria lavigatae 10

Gambar 2.3. Alstonia scholaris Cortex. 11

Gambar 2.4. Uncaria gambir Folium 12

Gambar 2.5 Morindae citrifoliae Fructus 13

Gambar 2.6 Hedyotis corymbosa 14

Gambar 4.2.1 Analisis Penggolongan senyawa pada famili Apoynaceae dan

Rubiaceae. 87

Gambar 4.2.2 Analisis Drug Likeness Menurut (a) Lipinski, (b) Ghose, (c)

Veber, (d) Egan, (e) Oprea, (f) Muegge, dan (g) REOS 81

Gambar 4.2.3 Analisis Bioavailabilitas pada basis data (a) ADMETlab, (b)

admetSAR 85

Gambar 4.2.4 Analisis Toksisitas pada basis data (a) admetSAR 2.0,

(b)ADMETlab 87

Gambar 4.9 senyawa yang memenuhi 35 perameter dari total 36 pameter (a)

Cantleyine,(b)Leuconolam, (c)Picrinine 105

Gambar 4.10 senyawa yang memenuhi 35 perameter dari total 36 pameter (a)

1-Hydroxy-2-methoxyanthraquinone, (b) Peucedanocoumarin III,(c) 5,15-O-

dimethylmorindol,(d) Damnacanthol 105

xi
DAFTAR TABEL

4.1.1Klasifikasi tanaman Parameria lavigata 26


4.1.2 1Klasifikasi tanaman Alstonia scholaris Cortex 27
4.1. 1Klasifikasi tanaman Uncaria gambir Folium 28
4.1.4 1Klasifikasi tanaman Morindae citrifoliae Fructus 28
4.1.5 1Klasifikasi tanaman Hedyotis corymbosa 29
4.1.6 Visualisasi 2D&3D tanaman Parameria lavigata Cortex 30
4.1.7 Visualisasi 2D&3D tanaman Alstonia scholaris Cortex 31
4.1.8 Visualisasi 2D&3D tanaman Uncaria gambir Folium 35
4.1.9 Visualisasi 2D&3D tanaman Morindae citrifoliae Fructus 37
4.1.10 Visualisasi 2D&3D tanaman Hedyotis corymbosa 42
4.1.11 Parameter sifat fisikokimia Parameria lavigata 42
4.1.12Parameter sifat fisikokimia Alstonia scholaris Cortex 42
4.1.13Parameter sifat fisikokimia Uncaria gambir Folium 43
4.1.14 Parameter sifat fisikokimia Morindae citrifoliae Fructus 44
4.1.15 Parameter sifat fisikokimia Hedyotis corymbosa 45
4.1.16 Drug likeness Lipinski Parameria lavigata 45
4.1.17 Drug likeness Lipinski Alstonia scholaris Cortex 46
4.1.18 Drug likeness Lipinski Uncaria gambir Folium 46
4.1.19Drug likeness Lipinski Morindae citrifoliae Fructus 47
4.1.20 Drug likeness Lipinski Hedyotis corymbosa 48
4.1.21 Drug likeness Ghose Parameria lavigata 49
4.1.22 Drug likeness Ghose Alstonia scholaris Cortex 49
4.1.23 Drug likeness Ghose Uncaria gambir Folium 50
4.1.24Drug likeness Ghose Morindae citrifoliae Fructus 51
4.1.25 Drug likeness Ghose Hedyotis corymbosa 52
4.1.26 Drug likeness Veber Parameria lavigata. 52
4.1.27 Drug likeness Veber Alstonia scholaris Cortex 53
4.1.28 Drug likeness Veber Uncaria gambir Folium 54
4.1.29 Drug likeness Veber Morindae citrifoliae Fructus. 55

xii
4.1.30 Drug likeness Veber Hedyotis corymbosa 56
4.1.31 Drug likeness Egan Parameria lavigata 56
4.1.32 Drug likeness Egan Alstonia scholaris Cortex 56
4.1.33 Drug likeness Egan Uncaria gambir Folium 58
4.1.34 Drug likeness Egan Morindae citrifoliae Fructus 58
4.1.35 Drug likeness Egan Hedyotis corymbosa 59
4.1.36 Drug likeness Oprea Parameria lavigata 59
4.1.37 Drug likeness Oprea Alstonia scholaris Cortex 60
4.1.38 Drug likeness Oprea Uncaria gambir Folium 61
4.1.39 Drug likeness Oprea Morindae citrifoliae Fructus 62
4.1.40 Drug likeness Oprea Hedyotis corymbosa 63
4.1.41 Drug likeness Muegge Parameria lavigata 63
4.1.42 Drug likeness Muegge Alstonia scholaris Cortex 64
4.1.42 Drug likeness Muegge Uncaria gambir Folium 65
4.1.44 Drug likeness Muegge Morindae citrifoliae Fructus 66
4.1.45 Drug likeness Muegge Hedyotis corymbosa 67
4.1.46 Drug likeness REOS Parameria lavigata 67
4.1.47 Drug likeness REOS Alstonia scholaris Cortex 68
4.1.48 Drug likeness REOS Uncaria gambir Folium 69
4.1.49 Drug likeness REOS Morindae citrifoliae Fructus 70
4.1.50 Drug likeness REOS Hedyotis corymbosa 71
4.1.51 Parameter bioavailabilitas Parameria lavigata 72
4.1.52 Parameter bioavailabilitas Alstonia scholaris Cortex 72
4.1.53 Parameter bioavailabilitas Uncaria gambir Folium 74
4.1.54 Parameter bioavailabilitas Morindae citrifoliae Fructus. 74
4.1.55 parameter bioavailabilitas Hedyotis corymbosa 76
4.1.56 Parameter toksisitas Parameria lavigata 76
4.1.57 Parameter toksisitas Alstonia scholaris Cortex 77
4.1.58 Parameter toksisitas Uncaria gambir Folium 78
4.1.59 Parameter toksisitas Morindae citrifoliae Fructus 70
4.1.60 parameter toksisitas Hedyotis corymbosa 80

xiii
DAFTAR SINGKATAN

ADME : Absorption, Distribution, Metabolism, and Excretion


AdmetSAR 2.0 : Absorption, Distribusion, Metabolism, Excretion,
and Toxicity (ADMET) Structure-Activity Relationship

eMo1Tox : Prediction of Molecular Toxicity

HMDB : Human Metabolome Basis data

TCM @ Taiwan : Traditional Chinese Medicine @ Taiwan


TCM-ID : Traditional Chinese Medicine Integrated Basis data
YaTCM : Yet Another Traditional Chinese Medicine Basis data
CMAUP : Collective Molecular Activities of Useful Plants
TIPdb-3D : the Three-Dimensional Structure Basis data 3D
MW : Molecular Weight
RB : Rotatable Bond
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
MR : Molar Refractivity
TPSA : Topological Polar Surface Area
LD50 : Lethal Dose 50
SMILES : Simplified Molecular Input Line Entry System
(Sistem Masuk Jalur Input Molekuler yang
Disederhanakan)
CID : Configuration Interaction Doubles
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Senyawa dan (format dengan struktur *.smile) 127


Lampiran 2 : Gambar Profil Sifat Fisikokimia pada Senyawa
berdasarkan drug likeness menurut (a) Lipinski, (b) REOS, (c) Ghose, (d)
Veber, (e) Egan, (f) Oprea, dan (g) Muegge 133

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Obat herbal merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang

sudah terbukti banyak memberikan kontribusi pada pemelihara kesehatan dan

sudah digunakan secara turun temurun (Farmakope Herbal Indonesia, 2017).

Budaya ini perlu dilestarikan dan dikembangkan dengan berbasis dari tanaman

tradisional. Penelitian tentang tanaman herbal Indonesia telah banyak

dilakukan untuk mengetahui khasiat dari tanaman herbal yang tersebar dari

Sabang sampai Merauke. Obat tradisional sendiri adalah bahan atau ramuan

yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik),

atau campuran dari bahan yang digunakan turun temurun untuk pengobatan,

dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat (BPOM,

2019).

Konsep back to nature yang menjadi populer saat ini membawa

masyarakat kembali memanfaatkan bahan alam, termasuk pengobatan dengan

tanaman herbal berkhasiat (Jefrin, Nyoman Maria, 2016). Bagi negara

Indonesia yang memiliki banyak tanaman herbal yang bermanfaat, diperlukan

pengembangan obat secara maksimal untuk memenuhi permintaan obat

1
2

tradisional dan suplemen kesehatan dari tanaman herbal yang semakin diminati

masyarakat karena obat herbal dianggap lebih murah dan minim efek samping.

Sebagai salah satu bentuk pengembangan obat herbal, Kementrian

Kesehatan RI telah menerbitkan standarisasi dengan membuat Farmakope

Herbal indonesia sebagai acuan di bidang farmasi. Buku Farmakope Herbal

Indonesia edisi II merupakan edisi terbaru yang terbit pada tahun 2017,

berisikan 253 monografi dan 49 famili tanaman dan terdapat ketentuan umum,

monografi tanaman dan ekstrak yang memuat persyaratan mutu yang terdiri

dari organoleptik, makroskopis, mikroskopis, kandungan kimia, serta lampiran

dengan metode analisis termasuk prosedur dan peralatannya (DepKes RI,

2017).

Berdasarkan buku panduan Farmakope Herbal Indonesia 2017, pada salah

satu familinya, yaitu Apocynaceae mempunyai peranan penting untuk

pemanfaatan sebagai obat-obat tradisional. Terdapat beberapa tanaman antara

lain, Parameriae laevigata Cortex (kulit batang kayu rapat) dan Alstonia

scholaris Cortex (kulit pule). Famili Rubiaceae terdapat 3 tanaman, yaitu

Uncaria gambir Folium (gambir), Morindae citrifoliae Fructus (buah

mengkudu) Hedyotis corymbosa Herba (rumput mutiara). Beberapa jenis dari

(Sudarsono, dkk. 2005). Suku Apocynaceae, mempunyai menurut Dalimartha

kulit kayu pulai berfungsi sebagai bahan baku obat-obatan, antara lain sebagai

peluruh dahak, peluruh haid, antipiretik, pereda kejang, menurunkan gula darah

(hipoglikemik), tonik dan antiseptik. Pada famili Rubiaceae contohnya adalah

mengkudu. Mengkudu merupakan salah satu tanaman yang cukup banyak


3

ditemukan di berbagai tempat dan sangat berpotensi sebagai antioksidan alami,

karena mengandung flavonoid, triterpen dan triterpenoid (Winarsi, 2007;

Wang, dkk.,2002). Selain itu, mengkudu juga punya manfaat hipotensif dan

antelmintik (Tanaman Obat, 2019).

Secara umum, tanaman Herbal memiliki banyak senyawa aktif yang

terkandung di dalamnya dan dapat digunakan sebagai pengobatan (Yanuar et

al, 2011). Rancangan dan pengembangan obat baru perlu penelitian lebih lanjut

untuk mendapatkan senyawa terpilih (Siswandono, 2016). Berkaitan dengan

senyawa aktif dari tanaman herbal maka perlu mengetahui tentang sifat

fisikokimia (Drug likeness), prediksi bioavailabilitas, dan toksisitas.

Sifat fisikokimia (Drug Likeness) meliputi 3 parameter yaitu parameter

lipofilik, sterik dan elektronik. Parameter lipofilik dapat berpengaruh dalam

proses distribusi obat dan penembusan membran biologis. Parameter sterik dan

parameter elektronik yang berpengaruh dalam interaksi obat-reseptor

(Siswandono, 2016). Sifat fisikokimia (Drug Likeness) yang tidak diinginkan

dan toksisitas yang tidak sesuai adalah penyebab kegagalan kriteria obat pada

tahap uji klinis, oleh karena itu dipilih kriteria yang sesuai dengan potensi yang

baik seperti absorbsi, distribusi, metabolisme, ekskresi, dan toksisitas

(ADMET) dalam pengembangan obat seperti drug likeness (Jia, 2020).

Parameter bioavailabilitas yaitu menunjukan suatu pengukuran laju dan

jumlah bahan aktif atau bagian aktif yang diabsorpsi dari suatu produk obat dan

tersedia pada site aksi (Shargel, L. et al., 2012) dan toksisitas diartikan sebagai

kemampuan suatu zat untuk menyebabkan organisme hidup mengalami efek


4

merugikan saat terpapar (Satinder, 2009).

Berdasarkan permasalahan diatas dalam perancangan dan pengembangan

obat baru maka diperlukan basis data dari sifat fisikokimia (drug likeness),

bioavailabilitas, dan toksisitas famili Apocynaceae dan Rubiaceae yang

terdapat pada Farmakope Herbal Indonesia tanaman herbal. Fokus penelitian

ini adalah pengumpulan data senyawa menggunakan basis data KNApSAcK

Familyyang dikembangkan oleh IPB dan NAIST (Afendi et al, 2016). Basis

data merupakan kumpulan data untuk menganalisa informasi yang didukung

dengan aplikasi basis data dengan maksud lebih cepat dan lebih mudah

(Ramon et al, 2007).

Dilakukan prediksi bioavailabilitas pada senyawa dengan digunakan

program ADMETlab dan admetSAR 2.0 (Cheng et al., 2012; Dong et al.,

2018). Dilakukan prediksi toksisitas pada senyawa dengan digunakan program

ADMETlab dan admetSAR 2.0 (Cheng et al., 2012; et al., 2017; Dong et al.,

2018). Data senyawa yaitu sifat fisikokimia, bioavailabilitas dan toksisitas,

dilakukan analisis data dalam bentuk profil (deskriptif) dan statistik dari

tanaman Apocynaceae dan Rubiaceae.

Basis data yang diperoleh diharapkan membantu peneliti tentang famili

Apocynaceae dan Rubiaceae terutama keamanannya. Dari penelitian ini

diharapkan akan diperoleh senyawa-senyawa sebagai calon obat terkait drug

likeness (sifat fisikokimia), bioavailabilitas dan toksisitas yang sesuai karena

sangat penting dalam pengembangan obat baru.


5

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana profil golongan senyawa-senyawa dari 5 tanaman yang

termasuk dalam famili Apocynaceae dan Rubiaceae berdasarkan

monografi Farmakope Herbal Indonesia ?

2. Bagaimana profil sifat fisikokimia senyawa dari 5 tanaman yang termasuk

dalam famili Apocynaceae dan Rubiaceae berdasarkan monografi

Farmakope Herbal Indonesia ?

3. Bagaimana profil prediksi bioavailabilitas dan toksisitas senyawa dari 5

tanaman yang termasuk dalam famili Apocynaceae dan Rubiaceae

berdasarkan monografi Farmakope Herbal Indonesia ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui profil senyawa senyawa-senyawa dari 5 tanaman yang

termasuk dalam famili Apocynaceae dan Rubiaceae berdasarkan

monografi Farmakope Herbal Indonesia.

2. Mengetahui profil sifat fisikokimia senyawa-senyawa dari 5 tanaman yang

termasuk dalam famili Apocynaceae dan Rubiaceae berdasarkan

monografi Farmakope Herbal Indonesia.

3. Mengetahui profil bioavailabilitas dan toksisitas senyawa-senyawa dari 5

tanaman yang termasuk dalam famili Apocynaceae dan Rubiaceae

berdasarkan monografi Farmakope Herbal Indonesia.


6

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan :

1. Memberikan informasi tentang senyawa dari 5 tanaman yang termasuk

dalam famili Apocynaceae dan Rubiaceae dalam bidang basis data,

kimia medisinal dan komputasi farmasi untuk mengembangkan obat-

obat baru.

2. Memberikan informasi pada peneliti tentang senyawa-senyawa pada

famili Apocynaceae dan Rubiaceae berdasarkan monografi dari

Farmakope Herbal Indonesia dengan hubungan parameter

bioavailabilitas dan toksisitas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan

tersebar di seluruh Indonesia (Darajati, 2016). Keanekaragam hayati

(biological-diversity atau biodiversity) adalah semua makhluk hidup di

bumi (tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme) termasuk

keanekaragaman genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman

ekosistem yang dibentuknya (Cecep Kusmana, 2015). Indonesia

merupakan negara kepulauan yang menempati keanekaragaman hayati

kedua terbesar setelah Brazil. Diperkirakan 9600 spesies dari jumlah

tersebut merupakan tanaman obat. Namun, baru sekitar 300 spesies yang

dimanfaatkan sebagai obat tradisional di Indonesia (Direktorat Bina

Kefarmasian, 2014).

Tanaman obat sendiri memiliki ribuan jenis spesies. Dari total

sekitar 40.000 jenis tumbuh-tumbuhan obat yang telah dikenal di dunia,

30.000-nya disinyalir berada di Indonesia. Jumlah tersebut mewakili 90%

dari tanaman obat yang terdapat di wilayah Asia. Dari jumlah tersebut,

25% diantaranya atau sekitar 7.500 jenis sudah diketahui memiliki

khasiat herbal atau tanaman obat. Namun, hanya 1.200 jenis tanaman

7
8

yang sudah dimanfaatkan untuk bahan baku obat-obatan herbal atau jamu

(Ernawati Munadi, 2017). Meskipun demikian, para peneliti terus

melakukan penelitian untuk mengembangkan keanekaragaman tanaman

Herbal yang memenuhi standar.

2.2 BASIS DATA

Basis data adalah kumpulan file yang mempunyai kaitan antara satu

file dengan file yang lain sehingga membentuk bangunan data untuk

menginformasikan dalam bahasa tertentu (Muhammad dan Tedy, 2014).

Basis data sangat penting karena berfungsi sebagai gudang penyimpanan

data. Basis data menjadi penting karena dapat mengorganisasi data, dapat

menyeleksi data secara cepat dan terurut.

Basis data tanaman obat terdiri dari KNApSAcK, TCM @ Taiwan,

TCMID (Xue et al, 2012) yang sudah banyak mengklasifikasikan tanaman

obat dari Indonesia. Terdapat Name Herb, Herb Local Name (Indonesia),

Herb Local Name (English/Chinese), Science Name, Position Of Plants dan

Effect. Seperti pada Gambar 2.1


9

Gambar 2.1 Tampilan Basis Data KNApSAcK Family


(http://www.knapsackfamily.com/jamu/jamu.php)

Pada beberapa basis data yang digunakan untuk umum mencari informasi

struktural dan lainnya tentang obat, antara lain ChemSpider, DrugBank,

PubChem, dan lain-lain (Hettne et al., 2010; Kim et al., 2019). Serta, untuk

mengklasifikasikan senyawa-senyawa dengan menggunakan Google Scholar,

HMDB dan PMDB (Udayakumar et al., 2012; Wishart et al., 2018).

2.3 APOCYNACEAE

Suku Apocynaceae mempunyai peranan penting untuk pembuatan

obat-obatan dan tanaman hias (Sudarsono, dkk. 2005). Suku Apocynaceae di

kawasan Asia-Pasifik digunakan untuk mengobati demam, malaria, nyeri,

diabetes, dan penyakit gastrointestinal. Suku Apocynaceae kaya akan

senyawa triterpenoid, iridoid, alkaloid, dan cardenolides ini golongan

senyawa diketahui memiliki jangkauan yang luas kegiatan biologis dan

farmakologis seperti kardioprotektif, hepatoprotektif, pelindung saraf, sifat

hipoglikemik dan anti-inflamasi (Eric et al., 2016). Ada sekitar 5350 spesies

pada Apocynaceae (Middleton dan Rodda, 2019).


10

2.3.1 Parameria lavigata Cortex (kulit batang kayu rapat)

Di dalam kulit kayu dan akar dari Parameria lavigata Cortex terkandung

senyawa kimia seperti flavonoid dan polifenol (Dian et al., 2005). Secara

tradisional digunakan sebagai obat anti maag dan anti diare serta untuk

mengobati luka (Kohei et al., 2001). Kulit batang kayu rapat mempunyai

kandungan kimia tanin yang diduga dapat berfungsi sebagai bahan

pelangsing. Tumbuhan ini biasanya ditemukan di hutan alam dan merupakan

tanaman yang tergolong semak (Sika et al., 2019). Parameria lavigata Cortex

dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Parameria lavigata Cortex

(Farmakope Herbal Indonesia, 2017)

2.3.2 Alstonia scholaris Cortex (kulit pule)

Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, dan bergetah putih. Kulit

kayu pule memiliki rasa pahit, tidak berbau serta memiliki kandungan

kimia alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin,

ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen (alfa-amyrin dan lupeol)

(Indartik, 2009). Kulit pule dapat dilihat pada Gambar 2.3


11

Gambar 2.3 Alstonia Scholaris Cortex

(Farmakope Herbal Indonesia, 2017)

2.4 RUBIACEAE

Sebagian besar spesies Rubiaceae adalah pohon kecil atau semak,

tetapi hampir semua spesies kehidupan bentuk yang ditemukan, termasuk

pohon besar, tanaman Herba tahunan dan tahunan, geofrutices (batang

Herba lebih atau kurang dengan batang bawah berkayu), myrmecophiles

(batang berlubang atau umbi berongga khusus, berisi semut atau koloni

semut), dan aquatic life forms (Aaron et al., 2009).

Famili Rubiaceae telah lama dikenal sebagai sumber tumbuhan obat

tradisional Indonesia. Beberapa jenis telah digunakan sebagai obat

tradisional dan diduga mempunyai aktivitas sebagai penangkal radikal

bebas yaitu atom yang memiliki satu elektron tidak berpasangan (Sofnie et

al., 2013)

2.4.1 Unicaria gambir Folium (daun gambir)

Tanaman ini banyak dijumpai di beberapa daerah di Indonesia, seperti

Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, dan Kalimantan


12

Tengah (Rundit et al., 2007). Gambir sudah diolah menjadi berbagai

produk. Produk gambir dapat dihasilkan dari tanaman gambir dengan cara

mengolah daun dan ranting muda menggunakan air panas, dilanjutkan

dengan pengepresan, pengendapan cairan, dan pengeringan bagian

endapan, hingga diperoleh produk gambir (Pambayun dkk., 2001). Bentuk

dari daun Gambir dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Uncaria gambir Folium


(Farmakope Herbal Indonesia, 2017)

2.4.2 Morindae citrifoliae Fructus (buah mengkudu)

Mengkudu merupakan tanaman tropis yang telah digunakan sebagai

makanan dan pengobatan herbal. Tanaman mengkudu (morinda citrifolia

L.) memiliki ciri umum yaitu pohon dengan tinggi 4-6 meter. Buah yang

matang akan berwarna putih transparan dan lunak. Efek buah mengkudu

diantaranya sebagai antitrombolitik, antioksidan, analgesik, anti inflamasi

dan aktifitas xanthine oxidase inhibitor (Cici, 2015). Tumbuh pada tanah
13

yang berkapur tanpa tergantung keadaan tanah, dan dapat tumbuh pada

ketinggian sampai dengan 1000 m dpi, banyak ditanam di kebun lada

sebagai pohon tempat merambat (BPOM RI, 2006). Bentuk buah

mengkudu dapat dilihat di Gambar 2.5

Gambar 2.5 Morindae citrifoliae Fructus


(Farmakope Herbal Indonesia, 2017)

2.4.3 Hedyotis corymbosa Herba (rumput mutiara)

Bagian yang digunakan adalah seluruh tanaman (Herba) rasa Herba

manis, sedikit pahit, bersifat agak dingin. Herba rumput mutiara berkhasiat

sebagai pereda demam (antipiretik), antiradang, antibakteri, peluruh

kencing (diuretik), menghilangkan panas dan racun (detoksikan),

melancarkan sirkulasi darah, dan antikanker. Bagian tanaman rumput

mutiara yang digunakan sebagai obat, yaitu seluruh tanaman, segar atau

yang dikeringkan (Andreanus et al., 2015). Bentuk rumput mutiara dapat

dilihat pada Gambar 2.6


14

Gambar 2.6 Hedyotis corymbosa Herba

Farmakope Herbal Indonesia, 2017

2.5 SIFAT FISIKOKIMIA (Drug likeness)

Sifat fisikokimia tersendiri meliputi 3 parameter berupa parameter

lipofilik yang dapat berpengaruh dalam proses distribusi obat dan

penembusan membran biologis serta parameter sterik dan parameter

elektronik yang berpengaruh dalam interaksi obat-reseptor (Siswandono,

2016). Sifat lipofilik senyawa terkait dengan kemampuan senyawa untuk

dapat didistribusikan dan menembus membran biologis tubuh untuk bisa

berikatan dengan reseptor. Sifat elektronik terkait dengan kemampuan

senyawa untuk menembus membran biologis dan berikatan dengan

reseptor. Sifat sterik menentukan keserasian interaksi senyawa dengan

reseptor (Siswandono, 2016).

Drug likeness adalah senyawa-senyawa yang memiliki sifat

fisikokimia seperti obat dengan adanya aturan “Rule of Five” yang telah

ditetapkan oleh Lipinski dan dalam perkembangan lebih lanjut muncul


15

aturan lain seperti, aturan Veber, Ghose, Egan, Oprea, REOS, dan Muegge

(Huggins, Venkitaraman dan Spring, 2011; Jia et al., 2020).

Aturan menurut Lipinski adalah suatu senyawa obat akan memiliki

absorpsi atau permeasi yang baik jika (1) berat molekul kurang dari 500

Da (2) nilai log P kurang dari 5, (3) jumlah donor ikatan hidrogen kurang

dari 5, dan (4) jumlah akseptor ikatan hidrogen kurang dari 10 Aturan

Lipinski dapat menentukan sifat fisikokimia (Drug Likeness) ligan untuk

menentukan karakter hidrofobik/hidrofilik suatu senyawa untuk melalu

membran sel oleh difusi pasif. Aturan ini kemudian disebut “Lipinski Rule

of Five” (La Kilo et al., 2019).

Menurut aturan Ghose rentang kualifikasi untuk log P (-0,4 hingga

5,6), bobot molekul (160 sampai 480), molar refractivity (40 hingga 130),

dan jumlah atom (20 sampai 70). Menurut aturan Veber jumlah ikatan

yang dapat diputar ≤10 dan luas permukaan topologi (TPSA)≤140 Å2, total

H bond donor dan acceptor ≤12 (Sharaf, 2017). Menurut aturan Egan

kualifikasi untuk TPSA ≤130 Å dan LogP (-1.0 hingga 5.8)

(Huggins,2011). Dan Menurut aturan Muegge, dilakukan klasifikasi sifat

fisikokimia antara lain, Molecular Weight (Mw) antara 200 sampai 600,

Prediction Octanol-Water Partition Coefficient (Xlog P) antara -2 sampai

5 antara -2 sampai 5, dan Topological Polar Surface Area (TPSA) ≤150,

Hydrogen Bond Donors (HBD) ≤5, Hydrogen Bond Acceptor (HBA) ≤10,

Rotatable Bond ≤15, jumlah cincin ≤7, jumlah karbon >4, dan jumlah

heteroatom >1 (Huggins, Venkitaraman dan Spring, 2011; Daina, Michielin


16

dan Zoete, 2017; Pehar Vesna, Davor Oršolić, 2019).

Sedangkan menurut aturan Oprea rentang kualifikasi untuk HBA (2

hingga 9), HBD ≤2, rotatable bonds (2 hingga 8), ring number (1 hingga 4)

(Mignani, 2018). Menurut aturan REOS menghilangkan senyawa yang

mengandung gugus fungsional yang diketahui menjadi resiko bagi

ADMET. Aturan REOS rentang kualifikasi untuk MW (200 hingga 500),

HBA ≤ 10, HBD ≤5, LogP (-5 hingga 5), rotatable bonds ≤8, Formal

Charge (-2 hingga 2) (Huggins, 2011).

Untuk mempermudah pencarian sifat fisikokimia (Drug Likeness) dari

senyawa yang didapat. Digunakan beberapa basis data yaitu PubChem,

ChemSpider, eMolTox dan SwissADME. PubChem adalah basis data yang

berisi informasi tentang berbagai entitas kimia, termasuk molekul kecil,

lipid, karbohidrat, dan urutan asam amino dan asam nukleat (yang

dimodifikasi secara kimiawi) (termasuk siRNA dan miRNA) (Kim et al.,

2016). SwissADME yang memberikan informasi prediktif terkait sifat

fisikokimia (Drug Likeness), farmakokinetik serta kemiripan obat (Daina,

Michielin dan Zoete, 2017).

2.6 BIOAVAILABILITAS

Bioavailabilitas menunjukan suatu pengukuran laju dan jumlah bahan

aktif atau bagian aktif yang diabsorbsi dari suatu produk obat dan tersedia

pada site aksi. Untuk produk obat yang tidak ditujukan diabsorbsi ke dalam

aliran darah, bioavailabilitas dapat ditetapkan dengan pengukuran yang

ditujukan untuk mencerminkan laju dan jumlah bahan aktif atau bagian
17

aktif tersedia pada site aksi (Shargel, 2012).

ADMETlab yang memberikan kumpulan model prediktif terkait

ADMET dalam pengembangan obat (Dong etal.,2018). Open source dan

komprehensif

basis data yang dapat dibaca, yaitu admetSAR, untuk memfilter atau

memprediksi Sifat terkait ADMET (absorbsi distribusi, metabolisme,

ekskresi dan toksisitas) dari beragam molekul dan untuk prediksi molekul

baru (Cheng et al., 2012).

Program ADMETlab merupakan sebuah program berbasis online

yang sangat diperlukan untuk meminimalkan kegagalan dalam proses

penemuan obat. Terdapat 4 fungsi utama yaitu untuk Drug likeness,

prediksi ADMET (penilaian 31 titik akhir), evaluasi ADMET sistematis

untuk bahan kimia tunggal dan pencarian basis data / kesamaan

berdasarkan basis data ADMET dengan 288.967 entries. Program web pada

ADMETlab dirancang berdasarkan kerangka kerja dan dapat diakses gratis

melalui http://admet.scbdd.com/ (Dong et al, 2018).

2.7 TOKSISITAS

Toksisitas bahan kimia dapat diukur dengan sudut pandang toksisitas,

mutagenesitas, karsinogenesitas dan dapat diukur lebih lanjut dengan nilai

LD50 (lethal dose) dalam mg/kg BB. LD50 merupakan dosis dimana 50%

subjek uji mati setelah terpapar senyawa. Nilai LD50 semakin kecil

menunjukkan senyawa dengan toksisitas yang tinggi dan nilai LD 50

semakin besar menunjukkan senyawa dengan toksisitas yang rendah.


18

Prediksi toksisitas menggunakan basis data online admetSAR dan

ADMETlab yang dapat memprediksi nilai LD50 dan kelas toksisitas dari

data hasil uji eksperimental pada hewan pengerat. (Dong et al., 2018; Yang

et al., 2019).

Program ADMETlab merupakan sebuah program untuk mengatasi

kegagalan yang tak terduga dalam berbagai tahap penemuan obat. Salah

satu alasan utama dalam kegegalan (R&D) karena kekurangan keamanan

sebagaian besar terkait dengan ADMET. Oleh karena itu, dibutuhkan untuk

meminimalkan kegagalan dalam proses penemuan obat. Platform berbasis

web ADMETlab mengevaluasi secara sistematis bahan kimia berdasarkan

basis data yang dikumpulkan dan dilihat nilai LD50 dan dapat diakses

melalui http://admet.scbdd.com/ (Dong et al, 2018).

Program admetSAR merupakan sebuah program untuk prediksi

ADMET dalam desain obat. admetSAR tidak hanya dapat memberikan

informasi kimia dan biologi, tetapi juga memberikan prediksi untuk

sebagian besar titik akhir yang terkait dengan ADMET. admetSAR

dikembangkan sebagai sumber yang luas dan dapat diakses gratis melalui

http://lmmd.ecust.edu.cn/admetsar1/ untuk prediksi sifat ADMET (Yang et

al, 2019).
19

2.8 KERANGKA KONSEPTUAL

Obat herbal merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang
perlu dilestarikan dan dikembangkan dengan berbasis dari tanaman
tradisional sehingga perlu distandarisasi.

Farmakope Herbal Indonesia yang dijadikan sebagai


acuan di bidang Farmasi dengan terdapat 253
monografi tanaman dan 49 famili (DepKes RI, 2017)

Famili Rubiaceae :
Famili Apocynaceae : • Uncaria gambir folium
 Parameria laevigata cortex • Morindae citrifoliae fructus
 Alstonia scholaris cortex • Hedyotis corymbosa Herba

Knapsack Famili

Pencarian senyawa

Famili Apocynaceae : Famili Rubiaceae :


• Parameria laevigata Cortex (6 • Uncaria gambir Folium (18
senyawa) senyawa)
• Morindae citrifoliae Fructus (37
• Alstonia scholaris Cortex (38 senyawa)
senyawa) • Hedyotis corymbosa Herba (1
senyawa)

Parameter bioavailabilitas Sifat fisiko kimia : Drug likeness Parameter toksisitas

Analisis profil sifat fisikokimia (drug likeness), bioavailabilitas,


dan toksisitas senyawa-senyawa dari famili Apocynaceae dan
Rubiaceae.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 BAHAN PENELITIAN

Pada penelitian ini bahan tanaman yang digunakan dari

Apocynaceae pada Farmakope Herbal Indonesia terdiri dari 2 tanaman

yaitu Parameria laevigata Cortex dan Alstonia scholaris Cortex dan famili

Rubiaceae 3 yaitu Unicaria gambir Folium, Morindae citrifoliae Fructus

dan Hedyotis corymbosa Herba. Data senyawa-senyawa (format dengan

struktur *.smile) dari tanaman diperoleh dengan diunduh pada website

online yaitu KNApSAcK Familymelalui link

http://www.knapsackfamily.com. PubChem dengan melalui link

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/ dan ChemSpider dengan melalui link .

http://www.chemspider.com/.

3.2 ALAT PENELITIAN

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

- Perangkat laptop ASUS dengan processor Intel® Core™ i5-8250U

- KNApSAcK. merupakan basis data online tanaman obat (Xue et al, 2012)

http://www.knapsackfamily.com Copyright (C) 2011 NAIST Comparative

Genomics Laboratory (Japan)

20
21

- Program MarvinSketch 20.12. untuk penggambaran struktur senyawa

kimia 2D https://chemaxon.com/products/marvin v20.12.0 Copyright Ⓒ

1998–2021 ChemAxon Ltd. (Budapest)

- Program Avogadro untuk penggambaran struktur senyawa kimia 3D dapat

diunduh melalui link https://avogadro.cc/ v1.2.0 © 2018 Avogadro

Chemistry. (Pittsburgh, Pennsylvania)

- HMDB untuk klasifikasi senyawa basis data online (Wishart et al, 2018)

dapat diakses melalui https://hmdb.ca/ HMDB Version 4.0 Genome Canada

- PMDB basis data online yang mengumpulkan model protein tiga dimensi

yang diperoleh dengan metode prediksi struktur

(http://srv00.recas.ba.infn.it/PMDB/main.php) PMDB v.2.3 (Rome, Italy)

- PubChem untuk mencari sifat fisikokimia (Kim et al,2016) basis data online

melalui link https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/ PubChem® is a registered

trademark of the National Library of Medicine, USA

- ChemSpider untuk mencari sifat fisikokimia (Pence and Williams, 2010)

http://www.chemspider.com/. Version 2021.0.5.0 © Royal Society of

Chemistry 2021 Cambridge,UK

- eMolTox. untuk mencari sifat fisikokimia (Ji et al, 2018)

http://xundrug.cn/moltox

- SwissADME. untuk mencari sifat fisikokimia (Daina, 2017) © 2021 Swiss

Institute of Bioinformatics (Switzerland)

- admetSAR. untuk prediksi bioavailabilitas dan toksisitas (Yang et al, 2019)

http://lmmd.ecust.edu.cn/admetsar2/
22

- ADMETlab. untuk prediksi bioavailabilitas dan toksisitas (Dong et al,

2018) http://admet.scbdd.com/

- Google Scholar https://scholar.google.com/ https://scholar.google.com/

3.3 PARAMETER UJI

3.3.1 Parameter bioavailabilitas

Parameter bioavailabilitas dari senyawa didapatkan dengan program

admetSAR 2.0 dengan melalui link http://lmmd.ecust.edu.cn/admetsar2/

dan ADMETlab dengan melalui link http://admet.scbdd.com/.

3.3.2 Parameter toksisitas

Parameter toksisitas dari senyawa didapatkan dengan program

ADMETlab dengan melalui link http://admet.scbdd.com/ dan admetSAR

2.0 dengan melalui link http://lmmd.ecust.edu.cn/admetsar2/.

3.4 VARIABEL PENELITIAN

3.4.1 Variabel bebas

Variabel bebas dari penelitian ini adalah parameter sifat fisikokimia

dan drug likeness dari senyawa pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae

dari Knapsack.

2.8.1 Variabel tergantung

Variabel tergantung dari penelitian ini adalah nilai parameter

bioavailabilitas dan parameter toksisitas dari pada famili Apocynaceae dan

Rubiaceae.

3.5 LOKASI PENELITIAN

Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah lab. komputasi


23

Fakultas Farmasi Ubaya.

3.6 WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu enam bulan yaitu

bulan Agustus 2020 sampai Januari 2021.

3.7 PROSEDUR KERJA

3.7.1 Pengumpulan dan klasifikasi senyawa dari tanaman yang termasuk

pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae

Mengumpulkan data senyawa dari masing-masing tanaman yang

termasuk pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae menggunakan basis data

KNapSacK Family, melalui link http://www.knapsackfamily.com .

klasifikasi dilakukan klasifikasi terhadap senyawa dari tanaman yang

termasuk pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae. Bagi senyawa dari

tanaman yang tidak tercantum pada basis data dapat dicari melalui jurnal-

jurnal penelitian. Setelah mengklasifikasi hasil senyawa dengan

menggunakan Google Scholar https://scholar.google.co.id/, basis data

HMDB dengan link https://hmdb.ca/, dan basis data PMDB dengan link

http://scbt.sastra.edu /pmdb/.

3.7.2 Visualisasi struktur 1D, 2D dan 3D pada hasil senyawa dari tanaman

yang termasuk pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae

Visualisasi struktur 1 dimensi (1D) format *.Smiles, 2 dimensi (2D)

format *SDF, dan struktur 3 dimensi (3D) format *.mol2. pada senyawa

dari tanaman yang termasuk pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae

diperoleh menggunakan basis data ChemSpider melalui link


24

http://www.chemspider. com/ dan basis data PubChem melalui link

https://PubChem.ncbi.nlm.nih.gov/ kemudian digambar menggunakan

program MarvinSketch 20.8 untuk struktur 2D dan program Avogadro 1.2.0

untuk struktur 3D.

3.7.3 Pencarian sifat fisikokimia pada hasil senyawa dari tanaman yang

termasuk pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae

Sifat fisikokimia (Drug Likeness) pada hasil senyawa dari tanaman

yang termasuk pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae menggunakan

basis data ChemSpider melalui link http://www.chemspider.com/, basis

data PubChem melalui link https://PubChem.ncbi.nlm.nih.gov/, basis data

eMolTox melalui link http://xundrug.cn/moltox, basis data admetSAR 2.0

melalui link http://lmmd.ecust.edu.cn/admetsar2/, dan basis data

SwissADME melalui link http://www.swissadme.ch/.

3.7.4 Parameter bioavailabilitas dari tanaman yang termasuk pada famili

Apocynaceae dan Rubiaceae

Nilai parameter bioavailabilitas pada hasil senyawa dari tanaman

yang termasuk pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae diperoleh

menggunakan basis data ADMETlab melalui link http://admet.scbdd.com/,

admetSAR 2.0 melalui link http://lmmd.ecust.edu.cn/admetsar2/.

3.7.5 Pencarian nilai parameter toksisitas pada senyawa dari tanaman yang

termasuk pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae

Nilai parameter toksisitas pada hasil senyawa dari tanaman yang

termasuk pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae diperoleh


25

mengggunakan basis data yaitu admetSAR 2.0 melalui link

http://lmmd.ecust.edu.cn/admetsar2/ dan basis data ADMETlab melalui

link http://admet.scbdd.com/

3.7.6 Analisis

Analisis data yang diperoleh dari parameter sifat fisikokimia

bioavailabilitas dan toksisitas diolah dalam bentuk deskriptif dan statistika

untuk menyatakan secara komputasi.


26

3.8 KERANGKA OPERASIONAL

Farmakope Herbal Indonesia edisi II tahun 2017 yang terdapat 253 monografi
tanaman dan ekstrak yang terdiri dari 49 famili (DepKes RI, 2017)

Famili Apocynaceae : Google


• Parameria laevigata Cortex (6 senyawa) Scholar
• Alstonia scholaris Cortex (38 senyawa) HMDB
Famili Rubiaceae : PMDB Klasifikasi
• Uncaria gambir Folium (18 senyawa) senyawa
• Morindae citrifoliae Fructus (37 senyawa) Jurnal
• Hedyotis corymbosa Herba (1 senyawa)

(KNapSack Family)

Basis data PubChem


Basis data ChemSpider

CID

SMILES (1D)
2D 3D

MarvinSketch Avogadro

Parameter Parameter
Sifat fisikokimia bioavailabilitas toksisitas
SwissADME ADMElab
eMolTox admetSAR ADMElab
admetSAR

Analisis profil sifat fisikokimia,


bioavailabiltas dan toksisitas dalam
bentuk statistik deskriptif
27

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 HASIL PENGGOLONGAN SENYAWA PADA FAMILI

APOCYNACEAE DAN RUBIACEAE

Mengumpulkan data senyawa yang termasuk pada famili

Apocynaceae Parameria laevigata Cortex dan Alstonia scholaris Cortex

sedangkan Rubiaceae yaitu uncaria gambir Folium, Morindae citrifoliae

Fructus dan Hedyotis corymbosa Herba menggunakan basis data

KNapSacK Family, melalui link http://www.knapsackfamily.com dan

melalui jurnal. Kemudian, dilakukan penggolongan data senyawa dari

tanaman yang termasuk pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae dan

mengklasifikasi hasil golongan senyawa menggunakan Google Scholar

https://scholar.google.co.id/, basis data HMDB melalui link

https://hmdb.ca/, dan basis data PMDB melalui link

http://scbt.sastra.edu/pmdb/. Penggolongan senyawa-senyawa dapat dilihat

pada Tabel 4.1.1


28

Tabel 4.1.1 Golongan Senyawa dari Tanaman Parameria Laevigata


Cortex Famili Apocynaceae
No. Senyawa tanaman Parameria Golongan
laevigata Cortex
1. Procyanidin A2 Flavonoid
2. Proanthocyanidin A-6 Flavonoid
3. Cinnamtannin B1 Tanin
4. Aesculitannin B Tanin
5. Parameritannin A1 Tanin
6. Parameritannin A2 Tanin

Tabel 4.1.2 Golongan Senyawa dari Tanamam Alstonia scholaris Cortex


Famili Apocynaceae
Senyawa tanaman Alstonia scholaris
No. Golongan
Cortex
1. Akuammicine Alkaloid
2. Akuammidine Alkaloid
3. Echitamine Alkaloid
4. Salutaridine Alkaloid
5. Cantleyine Alkaloid
6. Stigmasterol Steroid
7. Lupeol acetate Terpenoid
8. Isookaninrhamnoside Flavonoid
9. Leuconolam Alkaloid
10. Leuconoxine Alkaloid
11 Akuammiline Alkaloid
12 N(4)-demethylechitamine Alkaloid
13 Picrinine Alkaloid
14 Pseudoakuammigine Alkaloid
15 Tetrahydroalstonine Alkaloid
16 Tubotaiwine Alkaloid
17 Dicentrine Alkaloid
18 Stemmadenine Alkaloid
19 Vallesamine Alkaloid
20 Vallesiachotamine Alkaloid
21 Aequaline Alkaloid
22 Corypalmine Alkaloid
23 Deacetylakuammiline Alkaloid
24 Strictosidine Alkaloid
25 6,7-seco-Angustilobine B Alkaloid
26 Manilamine Alkaloid
29

27 Citral Terpenoid
28 Echitamidine Alkaloid
29 Akuammicine N-oxide Alkaloid
30 Akuammiginone Alkaloid
31 Echitamidine N-oxide Alkaloid
32 Echitamidine-N-oxide 19-O-beta-D-
glucopyranoside Alkaloid
33 Echitaminic acid Alkaloid
34 Nb-Demethylalstogustine N-oxide Alkaloid
35 Picraline Alkaloid
36 Alstonic acid A Terpenoid
37 Alstonic acid B Terpenoid
38 Isogentialutine Alkaloid

Tabel 4.1.3 Golongan Senyawa dari Tanamam Uncaria Gambir Folium


Famili Rubiaceae

No. Senyawa tanaman Uncaria gambir Golongan


Folium

1. (+)-Catechin Flavonoid
2. (-)-Epicatechin Flavonoid
3. (+)-Epicatechin Flavonoid
4. Mitraphylline Alkaloid
5. Roxburghine B Alkaloid
6. Pyrocatechin Phenol
7. Gallic acid Benzene
8. Cinchonain Ia Flavonoid
9. Gambiriin C Flavonoid
10. Gambiriin A1 Flavonoid
11 Gambiriin A3 Flavonoid
12 Gambiriin B1 Flavonoid
13 Gambiriin B3 Flavonoid
14 Procyanidin B3 Flavonoid
15 Procyanidin B1 Flavonoid
16 Uncarine B Alkaloid
17 Gambiriin A2 Flavonoid
18 Gambiriin B2 Flavonoid
30

Tabel 4.1.4 Golongan Senyawa dari Tanamam Morindae Citrifoliae


Fructus Famili Rubiaceae
No. Senyawa tanaman Morindae citrifoliae
Golongan
Fructus
1. Methyl pheophorbide a Tetrapyrrol
2. (-)-Pinoresinol Lignan glikosida
3. Pteryxin Kumarin
4. Scopoletin Kumarin
5. Vanillin Phenol
6. Coniferaldehyde Phenol
7. Alizarin Anthraquinon
8. 1-Hydroxy-2-methoxyanthraquinone Anthraquinon
9. Morindone Anthraquinon
10. Rubiadin Anthraquinon
11 Asperuloside Komponen Organooxygen
12 Phytol Lemak prenol
13 Ursolic acid Lemak prenol
14 beta-Sitosterol Steroid
Apigenin 5,7-dimethyl ether 4'-
15
galactoside Flavonoid
16 Kaempferol Flavonoid
17 Nicotiflorin Flavonoid
18 Quercetin-3-O-rhamnoside Flavonoid
19 Rutin Flavonoid
20 Oleanolic acid Lemak prenol
21 Daucosterin Steroid
22 Physcion Antrasena
23 Peucedanocoumarin III Kumarin
24 Roseoside Asil Lemak
25 Phaeophorbide-a-methyl ester Tetrapyrrol
26 beta-Hydroxypropiovanillone fenolik glikosida
27 3-O-Acetylpomolic acid Lemak prenol
28 5,15-O-dimethylmorindol Anthraquinon
29 6alpha-Hydroxyadoxoside Glikosida iridoid
30 Asperulosidic acid Glikosida iridoid
31 Barbinervic acid Lemak prenol
32 Citrifoside Terpenoid
33 Clethric acid Terpenoid
34 Damnacanthol Anthraquinone
35 Deacetylasperuloside Glikosida iridoid
36 Deacetylasperulosidic acid Glikosida iridoid
37 Hederagenin Lemak prenol
31

Tabel 4.1.5 Golongan Senyawa dari Tanamam Hedyotis Corymbosa


Herba Famili Rubiaceae
No. Senyawa tanaman Hedyotis Golongan
Corymbosa Herba
1. Stigmasterol Steroid

Tabel 4.1.6 Visualisasi 2D dan 3D dari Tanaman Parameria Laevigata


Cortex

No. Senyawa Gambar struktur


tanaman
Parameria Dua dimensi Tiga dimensi
laevigata Cortex

1. Procyanidin A2

Proanthocyanidin
2.
A-6

3. Cinnamtannin B1

4. Aesculitannin B

Parameritannin
5.
A1
32

Parameritannin
6.
A2

Tabel 4.1.7 Visualisasi 2D dan 3D dari Tanaman Alstonia Scholaris Cortex


Gambar struktur
No. Senyawa tanaman
Alstonia scholaris Dua dimensi Tiga dimensi
Cortex

1. Akuammicine

2. Akuammidine

3. Salutaridine

4. Cantleyine

5. Stigmasterol

6 Lupeol acetate
33

Isookaninrhamnosid
7
e

8 Leuconolam

9 Leuconoxine

10 Akuammiline

Echitamidine
11

N(4)-
12
demethylechitamine

13 Picrinine

14 Pseudoakuammigine
34

Tetrahydroalstonine
15

16 Tubotaiwine

17 Dicentrine

18 Stemmadenine

19 Vallesamine

20 Vallesiachotamine

21 Aequaline

22 Corypalmine

23 Deacetylakuammiline
35

24 Strictosidine

6,7-seco-
25
Angustilobine B

26 Manilamine

27 Citral

28 Echitamidine

29 Akuammicine N-oxide

30 Akuammiginone

31 Echitamidine N-oxide

Echitamidine-N-oxide
32 19-O-beta-D-
glucopyranoside
36

33 Echitaminic acid

Nb-
34 Demethylalstogustine
N-oxide

35 Picraline

36 Alstonic acid A

37 Alstonic acid B

38 Isogentialutine

Tabel 4.1.8 Visualisasi 2D dan 3D dari Tanaman Uncaria Gambir Folium


No. Senyawa tanaman Gambar struktur
Uncaria gambir Dua dimensi Tiga dimensi
Folium

1. (+)-Catechin
37

2. (-)-Epicatechin

3. (+)-Epicatechin

4. Mitraphylline

5. Roxburghine B

6. Pyrocatechin

7 Gallic acid

8 Cinchonain Ia

9 Gambiriin C
38

10 Gambiriin A1

11 Gambiriin A3

12 Gambiriin B1

13 Gambiriin B3

14 Procyanidin B3

15 Procyanidin B1

16 Uncarine B

17 Gambiriin A2

18 Gambiriin B2
39

Tabel 4.1.9 Visualisasi 2D dan 3D dari Tanaman Morindae Citrifoliae


Fructus
Gambar struktur
No. Senyawa tanaman
Morindae citrifoliae Dua dimensi Tiga dimensi
Fructus

Methyl pheophorbide
1. a

2. (-)-Pinoresinol

3. Pteryxin

4. Scopoletin

5. Vanillin

6. Coniferaldehyde

7 Alizarin
40

1-Hydroxy-2-
8
methoxyanthraquinone

9 Morindone

10 Rubiadin

11 Asperuloside

12 Phytol

13 Ursolic acid

14 beta-Sitosterol

Apigenin 5,7-dimethyl
15 ether 4'-galactoside

16 Kaempferol
41

17 Nicotiflorin

Quercetin-3-O-
18
rhamnoside

19 Rutin

20 Oleanolic acid

21 Daucosterin

22 Physcion

Peucedanocoumarin
23 III

24 Roseoside

Phaeophorbide-a-
25 methyl ester
42

beta-
26 Hydroxypropiovanillo
ne

3-O-Acetylpomolic
27
acid

5,15-O-
28 dimethylmorindol

6alpha-
29 Hydroxyadoxoside

30 Asperulosidic acid

31 Barbinervic acid

32 Citrifoside

33 Clethric acid

34 Damnacanthol
43

35 Deacetylasperuloside

Deacetylasperulosidic
36
acid

37 Hederagenin

Tabel 4.1.10 Visualisasi 2D dan 3D dari Tanaman Hedyotis Corymbosa


Herba
No. Senyawa tanaman Gambar struktur
Hedyotis corymbosa Dua dimensi Tiga dimensi
Herba

1. Stigmasterol

Tabel 4.1.11 Parameter Sifat Fisikokimia Tanaman Parameria Laevigata


Cortex
Senyawa tanaman Parameter Parameter
Parameter sterik
No. Parameria laevigata lipofilik elektronik
Cortex XLogP3 HBA HBD MW TPSA RB
1. Procyanidin A2 2.4 12 9 576.5 210 2
2. Proanthocyanidin A-6 1.3 12 9 576.5 210 2
3. Cinnamtannin B1 3.3 18 14 864.8 320 4
4. Aesculitannin B 3.3 18 14 864.8 320 4
5. Parameritannin A1 4.3 24 19 1153 431 6
6. Parameritannin A2 4.3 24 18 1151 420 5
44

Keterangan :
XlogP3 : Prediction Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donors
MW : Molecular Weight
TPSA : Topological Polar Surface Area
RB : Rotatable Bond

Tabel 4.1.12 Parameter Sifat Fisikokimia Tanaman Alstonia Scholaris


Cortex
Parameter Parameter
Senyawa tanaman Alstonia Parameter sterik
No. lipofilik elektronik
scholaris Cortex XLogP3 HBA HBD MW TPSA RB
1. Akuammicine 2.4 4 2 322.4 41.6 2
2. Akuammidine 1.5 4 2 352.4 65.6 3
3. Echitamine 0.7 5 3 385.5 78.8 3
4. Salutaridine 1.9 5 1 327.4 59 2
5. Cantleyine 0.7 4 1 207.23 59.4 2
6. Stigmasterol 8.6 1 1 412.7 20.2 5
7. Lupeol acetate 10.4 2 0 468.8 26.3 3
8. Isookaninrhamnoside 0.2 10 6 434.4 166 3
9. Leuconolam 1 3 2 326.4 69.6 1
10. Leuconoxine 1.9 2 0 310.4 40.6 1
11. Akuammiline 1.5 6 0 394.5 68.2 5
12. N(4)-demethylechitamine 0.7 6 3 370.4 82 3
13. Picrinine 2.1 5 1 338.4 50.8 2
14. Pseudoakuammigine 1.9 5 0 366.5 42 2
15. Tetrahydroalstonine 2.7 4 1 352.4 54.6 2
16. Tubotaiwine 3.1 4 1 324.4 41.6 3
17. Dicentrine 3.2 5 0 339.4 40.2 2
18. Stemmadenine 1.8 4 2 354.4 65.6 3
19. Vallesamine 1.3 4 2 340.4 65.6 3
20. Vallesiachotamine 2.7 4 1 350.4 62.4 4
21. Aequaline 2.6 5 2 327.4 62.2 2
22. Corypalmine 2.9 5 1 341.4 51.2 3
23. Deacetylakuammiline 0.9 5 1 352.4 62.1 3
24. Strictosidine 0.6 10 6 530.6 163 8
25. 6,7-seco-Angustilobine B 1.6 4 1 340.4 54.6 3
26. Manilamine 2.6 2 2 282.4 39.3 3
27. Citral 3 1 0 152.23 17.1 4
28. Echitamidine 1.9 5 2 340.4 61.8 3
45

29. Akuammicine N-oxide 1.8 4 1 338.4 56.4 2


30. Akuammiginone 0.7 5 2 367.4 75.6 1
31. Echitamidine N-oxide 1.4 5 2 356.4 76.6 3
32. Echitamidine-N-oxide 19- -0.2 10 5 518.6 156 6
O-beta-D-glucopyranoside
33. Echitaminic acid 0.4 5 4 371.4 89.8 2
34. Nb-Demethylalstogustine 1.4 5 2 356.4 76.6 3
N-oxide
35. Picraline 1.8 7 1 410.5 77.1 5
36. Alstonic acid A 7.5 3 1 456.7 54.4 5
37. Alstonic acid B 7.5 3 1 454.7 54.4 3
38. Isogentialutine 0.86 2 1 149.19 33.12 0

Keterangan :
XlogP3 : Prediction Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donors
MW : Molecular Weight
TPSA : Topological Polar Surface Area
RB : Rotatable Bond

Tabel 4.1.13 Parameter Sifat Fisikokimia Tanaman Uncaria Gambir


Folium
No. Senyawa tanaman Parameter Parameter Parameter Sterik
Uncaria gambir Folium Lipofilik Elektronik
XLogP3 HBA HBD MW TPSA RB
1. (+)-Catechin 0.4 6 5 290.27 110 1
2. (-)-Epicatechin 0.4 6 5 290.27 110 1
3. (+)-Epicatechin 0.4 6 5 290.27 110 1
4. Mitraphylline 1.6 5 1 368.4 67.9 2
5. Roxburghine B 4.4 4 2 492.6 64.4 2
6. Pyrocatechin 0.9 2 2 110.11 40.5 0
7. Gallic acid 0.7 5 4 170.12 98 1
8. Cinchonain Ia 2.2 9 6 452.4 157 2
9. Gambiriin C 2.7 11 9 562.5 201 3
10. Gambiriin A1 2.7 12 11 580.5 232 6
11. Gambiriin A3 1.6 12 11 580.5 232 6
12. Gambiriin B1 3.5 11 9 562.5 201 4
13. Gambiriin B3 3.5 11 9 562.5 201 4
14. Procyanidin B3 2.4 12 10 578.5 221 3
15. Procyanidin B1 2.4 12 10 578.5 221 3
16. Uncarine B 1.6 5 1 368.4 67.9 2
17. Gambiriin A2 2.7 12 11 580.5 232 6
18. Gambiriin B2 3.5 11 9 562.5 201 4
46

Keterangan :
XlogP3 : Prediction Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donors
MW : Molecular Weight
TPSA : Topological Polar Surface Area
RB : Rotatable Bond

Tabel 4.1.14 Parameter Sifat Fisikokimia Tanaman Morindae Citrifoliae


Fructus
No. Senyawa tanaman Parameter Parameter Parameter sterik
morindae citrifoliae lipofilik elektronik
Fructus XLogP3 HBA HBD MW TPSA RB
1. Methyl pheophorbide a 3.1 9 2 606.7 122 8
2. (-)-Pinoresinol 2.3 6 2 358.4 77.4 4
3. Pteryxin 3.1 7 0 386.4 88.1 5
4. Scopoletin 1.5 4 1 192.17 55.8 1
5. Vanillin 1.2 3 1 152.15 46.5 2
6. Coniferaldehyde 1.5 3 1 178.18 46.5 3
7. Alizarin 3.2 4 2 240.21 74.6 0
1-Hydroxy-2-
8. 3 4 1 254.24 63.6 1
methoxyanthraquinone
9. Morindone 3.3 5 3 270.24 94.8 0
10. Rubiadin 3.1 4 2 254.24 74.6 0
11. Asperuloside -2,4 11 4 414.4 161 6
12. Phytol 8.2 1 1 296.5 20.2 13
13. Ursolic acid 7.3 3 2 456.7 57.5 1
14. beta-Sitosterol 9.3 1 1 414.7 20.2 6
Apigenin 5,7-dimethyl
15. 1 10 4 460.4 144 6
ether 4'-galactoside
16. Kaempferol 1.9 6 4 286.24 107 1
17. Nicotiflorin -0.9 15 9 594.5 245 6
18. Quercetin-3-O-rhamnoside 0.9 11 7 448.4 186 3
19. Rutin -1.3 16 10 610.5 266 6
20. Oleanolic acid 7.5 3 2 456.7 57.5 1
21. Daucosterin 7.7 6 4 576.8 99.4 9
22. Physcion 3 5 2 284.26 83.8 1
23. Peucedanocoumarin III 3.1 7 0 386.4 88.1 5
24. Roseoside -1 8 5 386.4 137 5
Phaeophorbide-a-methyl
25. 3.1 9 2 606.7 122 8
ester
beta-
26. -.0.2 4 2 196.2 66.8 4
hydroxypropiovanillone
47

27. 3-O-Acetylpomolic acid 6.5 5 2 514.7 83.8 3


28. 5,15-O-Dimethylmorindol 2.3 6 2 314.29 93.1 3
29. 6alpha-hydroxyadoxoside -2.1 11 6 406.4 175 6
30. Asperulosidic acid -3.2 12 6 432.4 192 7
31. Barbinervic acid 5.3 5 4 488.7 98 2
32. Citrifoside -1.9 10 5 374.34 155 5
33. Clethric acid 4 6 5 504.7 118 3
34. Damnacanthol 2.1 5 2 284.26 83.8 2
35. Deacetylasperuloside -3 10 5 372.32 155 4
36. Deacetylasperulosidic acid -3.8 11 7 390.34 186 5
37. Hederagenin 6.8 4 3 472.7 77.8 2

Keterangan :
XlogP3 : Prediction Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donors
MW : Molecular Weight
TPSA : Topological Polar Surface Area
RB : Rotatable Bond

Tabel 4.1.15 Parameter Sifat Fisikokimia Tanaman Hedyotis Corymbosa


Herba

Senyawa tanaman Parameter Parameter


Parameter Sterik
Lipofilik Elektronik
No. Hedyotis corymbosa
TPS
Herba XLogP3 HBA HBD MW RB
A
1. Stigmasterol 8.6 1 1 412.7 20.2 5

Keterangan :
XlogP3 : Prediction Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donors
MW : Molecular Weight
TPSA : Topological Polar Surface Area
RB : Rotatable Bond
48

Tabel 4.1.16 Drug Likeness Menurut Lipinski Tanaman parameria


Laevigata Cortex
Senyawa tanaman Drug Likeness
Parameria laevigata (Menurut Lipinski)
No.
Cortex MW MLogP HBA HBD
<500 <5 ≤10 ≤5
1. Procyanidin A2 576.50 0.14 12 9
2. Proanthocyanidin A-6 576.50 0.14 12 9
3. Cinnamtannin B1 864.76 -0.70 18 14
4. Aesculitannin B 864.76 -0.70 18 14
5. Parameritannin A1 1153.01 -1.44 24 19
6. Parameritannin A2 1150.99 -1.03 24 18

Dari Tabel 4.1.16 diketahui bahwa 6 senyawa tidak ada yang memenuhi semua
parameter Lipinski.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
MW : Molecular Weight
MLogP : Moriguchi Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor

Tabel 4.1.17 Drug Likeness Menurut Lipinski Tanaman Alstonia scholaris


Cortex
Drug Likeness
(Menurut Lipinski)
No. Senyawa tanaman
MLogP HBA HBD
Alstonia scholaris Cortex MW <500
<5 ≤10 ≤5
1. Akuammicine 322.40 2.82 3 1
2. Akuammidine 352.43 2.13 4 2
3. Echitamine 385.48 -1.58 4 3
4. Salutaridine 327.37 1.22 5 1
5. Cantleyine 207.23 0.72 4 1
6. Stigmasterol 412.69 6.62 1 1
7. Lupeol acetate 468.75 7.08 2 0
8. Isookaninrhamnoside 434.39 -1.15 10 6
9. Leuconolam 326.39 1.76 3 2
10. Leuconoxine 310.39 2.67 2 0
49

11. Akuammiline 394.46 2.56 6 0


12. N(4)-demethylechitamine 370.44 1.89 5 3
13. Picrinine 338.40 2.88 4 1
14. Pseudoakuammigine 366.45 2.92 4 0
15. Tetrahydroalstonine 352.43 2.13 4 1
16. Tubotaiwine 324.42 2.90 3 1
17. Dicentrine 339.39 2.38 5 0
18. Stemmadenine 354.44 2.13 4 2
19. Vallesamine 340.42 1.91 4 2
20. Vallesiachotamine 350.41 1.98 3 1
21. Aequaline 327.37 1.75 5 2
22. Corypalmine 341.40 1.98 5 1
23. Deacetylakuammiline 352.43 2.21 5 1
24. Strictosidine 530.57 -0.59 10 6
25. 6,7-seco-Angustilobine B 340.42 1.91 4 1
26. Manilamine 282.38 2.32 2 2
27. Citral 152.23 2.49 1 0
28. Echitamidine 340.42 2.07 4 2
29. Akuammicine N-oxide 338.40 0.88 4 1
30. Akuammiginone 367.42 1.80 4 2
31. Echitamidine N-oxide 356.42 0.14 5 2
32. Echitamidine-N-oxide 518.56 -2.07 10 5
19-O-beta-D-
glucopyranoside
33. Echitaminic acid 371.45 1.89 4 4
34. Nb-Demethylalstogustine 356.42 0.14 5 2
N-oxide
35. Picraline 410.46 2.65 6 1
36. Alstonic acid A 456.70 5.73 3 1
37. Alstonic acid B 454.68 5.73 3 1
38. Isogentialutine 149.19 0.87 2 1

Dari Tabel 4.1.17 diketahui bahwa 31 yang memenuhi semua parameter


Lipinski
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
MW : Molecular Weight
MLogP : Moriguchi Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
50

Tabel 4.1.18 Drug Likeness Menurut Lipinski Uncaria Gambir Folium

Senyawa tanaman Drug Likeness(Menurut Lipinski)


No. Uncaria gambir MLogP HBA HBD
MW <500
Folium <5 ≤10 ≤5
1. (+)-Catechin 290.27 0.24 6 5
2. . (-)-Epicatechin 290.27 0.24 6 5
3. . (+)-Epicatechin 290.27 0.24 6 5
4. . Mitraphylline 368.43 1.80 5 1
5. Roxburghine B 492.61 3.25 3 2
6. Pyrocatechin 110.11 0.79 2 2
7. Gallic acid 170.12 -0.16 5 4
8. Cinchonain Ia 492.61 3.25 3 2
9. Gambiriin C 562.52 0.23 11 9
10. Gambiriin A1 580.54 -0.26 12 11
11. Gambiriin A3 580.54 -0.26 12 11
12. Gambiriin B1 562.52 0.49 11 9
13. Gambiriin B3 562.52 0.49 11 9
14. Procyanidin B3 578.52 -0.26 12 10
15. Procyanidin B1 578.52 -0.26 12 10
16. Uncarine B 368.43 1.80 5 1
17. Gambiriin A2 580.54 -0.26 12 11
18. Gambiriin B2 562.52 0.49 11 9

Dari Tabel 4.1.18 diketahui bahwa 9 yang memenuhi semua parameter


Lipinski.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
MW : Molecular Weight
MLogP : Moriguchi Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
51

Tabel 4.1.19 Drug Likeness Menurut Lipinski Tanaman Morindae


Citrifoliae Fructus

Senyawa tanaman Drug Likeness


(Menurut Lipinski)
No.
Morindae citrifoliae
MLogP HBA HBD
Fructus MW <500
<5 ≤10 ≤5
1. . Methyl pheophorbide a 606.71 1.80 7 2
2. . (-)-Pinoresinol 358.39 1.17 6 2
3. . Pteryxin 386.40 2.22 7 0
4. Scopoletin 192.17 0.76 4 1
5. Vanillin 152.15 0.51 3 1
6. Coniferaldehyde 178.18 1.04 3 1
7. Alizarin 240.21 0.67 4 2
8. 1-Hydroxy-2- 254.24 0.92 4 1
methoxyanthraquinone
9. Morindone 270.24 0.36 5 3
10. Rubiadin 254.24 0.92 4 2
11. Asperuloside 414.36 -1.66 11 4
12. Phytol 296.53 5.25 1 1
13. Ursolic acid 456.70 5.82 3 2
14. beta-Sitosterol 414.71 6.73 1 1
15. Apigenin 5,7-dimethyl ether 460.43 -1.18 10 4
4'-galactoside
16. Kaempferol 286.24 -0.03 6 4
17. Nicotiflorin 594.52 -3.43 15 9
18. Quercetin-3-O-rhamnoside 448.38 -1.84 11 7
19. Rutin 610.52 -3.89 16 10
20. Oleanolic acid 456.70 5.82 3 2
21. Daucosterin 576.85 3.96 6 4
22. Physcion 284.26 0.61 5 2
23. Peucedanocoumarin III 386.40 2.22 7 0
24. Roseoside 386.44 -1.06 8 5
25. Phaeophorbide-a-methyl 606.71 1.80 7 2
ester
26. Beta- 196.20 0.28 4 2
Hydroxypropiovanillone
27. 3-O-Acetylpomolic acid 514.74 5.23 5 2
28. 5,15-O-dimethylmorindol 314.29 0.04 6 2
29. 6alpha-Hydroxyadoxoside 406.38 -2.52 11 6
30. Asperulosidic acid 432.38 -2.41 12 6
31. Barbinervic acid 488.70 4.14 5 4
32. Citrifoside 374.34 -2.10 10 5
33. Clethric acid 504.70 3.33 6 5
34. Damnacanthol 284.26 0.34 5 2
35. Deacetylasperuloside 372.32 -2.10 10 5
36. Deacetylasperulosidic acid 390.34 -2.86 11 7
37. Hederagenin 472.70 4.97 4 3
52

Dari Tabel 4.1.19 diketahui bahwa 18 yang memenuhi semua parameter


Lipinski.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
MW : Molecular Weight
MLogP : Moriguchi Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor

Tabel 4.1.20 Drug Likeness Menurut Lipinski Tanaman Hedyotis


Corymbosa Herba
Drug Likeness
Senyawa tanaman Hedyotis (Menurut Lipinski)
No.
corymbosa Herba MW MLogP HBA HBD
<500 <5 ≤10 ≤5
1. . Stigmasterol 412.69 6.62 1 1

Dari Tabel 4.1.20 diketahui bahwa tidak ada yang memenuhi semua parameter
Lipinski.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
MW : Molecular Weight
MLogP : Moriguchi Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
53

Tabel 4.1.21 Drug Likeness Menurut Ghose Tanaman Parameria


Laevigata Cortex
Drug likeness
(Menurut Ghose)
Senyawa parameria
ALog ∑
No. MR MW
P Atoms
laevigata Cortex 40 ≤ x ≤ 160 ≤ x ≤
-0,4 ≤ 20 ≤ x
130 480
x ≤ 5,6 ≤ 70
1. Procyanidin A2 2.794 141.285 576.5 66
2. Proanthocyanidin A-6 2,9 345.424 576.5 43
3. Cinnamtannin B1 4,242 864,765 864.8 99
4. Aesculitannin B 4.242 212.047 864.8 99
5. Parameritannin A1 5,691 1153,02 1153 132
6. Parameritannin A2 5,49 1151,004 1151 130

Dari Tabel 4.1.21 diketahui bahwa tidak ada yang memenuhi semua parameter
Ghose.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
ALogP : Atomic Octanol-Water Partition Coefficient
MR : Molar Refractivity
MW : Molecular Weight
∑ Atoms : jumlah atom

Tabel 4.1.22 Drug Likeness menurut Ghose tanaman Alstonia scholaris


Cortex
Drug likeness
(Menurut Ghose)
Senyawa Alstonia scholaris ALogP MR MW ∑
No. Cortex -0,4 ≤ x 40 ≤ x ≤ 160 ≤ x Atoms
≤ 5,6 130 ≤ 480 20 ≤ x ≤
70
1. Akuammicine 2.831 322.408 322.40 46
2. Akuammidine 2.567 352.434 352.43 50
3. Echitamine 1.389 385.484 385.48 57
4. Salutaridine 1.938 327.38 327.37 45
5. Cantleyine 0.889 207.229 207.23 28
6. Stigmasterol 7.801 412.702 412.69 78
7. Lupeol acetate 8.596 468.766 468.75 86
54

8. Isookaninrhamnoside 0,716 434.397 434.39 53


9. Leuconolam 2.523 326.396 326.39 46
10. Leuconoxine 3.029 310.397 310.39 45
11. Akuammiline 2.787 394.471 394.46 55
12. N(4)-demethylechitamine 1.244 370.449 370.44 53
13. Picrinine 2.246 338.407 338.40 47
14. Pseudoakuammigine 2.314 366.461 366.45 53
15. Tetrahydroalstonine 3.179 352.434 352.43 50
16. Tubotaiwine 2.911 324.424 324.42 48
17. Dicentrine 3.185 339.391 339.39 46
18. Stemmadenine 2.395 354.45 354.44 52
19. Vallesamine 2.353 340.423 340.42 49
20. Vallesiachotamine 3.289 350.418 350.41 48
21. Aequaline 2.771 327.38 327.37 45
22. Corypalmine 3.074 341.407 341.40 48
23. Deacetylakuammiline 2.216 352.434 352.43 50
24. Strictosidine 0,393 530.574 530.57 72
25. 6,7-seco-Angustilobine B 2.487 340.423 340.42 49
26. Manilamine 3.052 282.387 282.38 43
27. Citral 2.878 152.237 152.23 27
28. Echitamidine 1.882 340.423 340.42 49
29. Akuammicine N-oxide 2.844 338.407 338.40 47
30. Akuammiginone 1.525 367.425 367.42 50
31. Echitamidine N-oxide 1.894 356.422 356.42 50
Echitamidine-N-oxide 19-
32. -0,281 518.563 518.56 71
O-beta-D-glucopyranoside
33. Echitaminic acid 1.3 371.457 371.45 54
Nb-Demethylalstogustine
34. 1.894 356.422 356.42 50
N-oxide
35. Picraline 2.179 410.47 410.46 56
36. Alstonic acid A 7.688 456.711 456.70 81
37. Alstonic acid B 7.298 454.695 454.68 79
38. Isogentialutine 1.102 149.193 149.19 22

Dari Tabel 4.1.22 diketahui bahwa tidak ada yang memenuhi semua parameter
Ghose.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
ALogP : Atomic Octanol-Water Partition Coefficient
MR : Molar Refractivity
MW : Molecular Weight
55

∑ Atoms : jumlah atom

Tabel 4.1.23 Drug Likeness Menurut Ghose Tanaman Uncaria gambir


Folium
Drug likeness
(Menurut Ghose)
Senyawa Uncaria gambir ALog MR MW ∑
No.
Folium P 40 ≤ x ≤ 160 ≤ x ≤ Atoms
-0,4 ≤ 130 480 20 ≤ x ≤
x ≤ 5,6 70
1. (+)-Catechin 1.546 290.271 290.27 35
2. (-)-Epicatechin 1.546 290.271 290.27 35
3. (+)-Epicatechin 1.546 290.271 290.27 35
4. Mitraphylline 2.062 368.433 368.43 51
5. Roxburghine B 5.072 492.623 492.61 69
6. Pyrocatechin 1.098 110.112 110.11 14
7. Gallic acid 0.502 170.12 170.12 18
8. Cinchonain Ia 2.693 452.415 492.61 53
9. Gambiriin C 3.289 562.527 562.52 67
10. Gambiriin A1 2.81 580.542 580.54 70
11. Gambiriin A3 2.81 580.542 580.54 70
12. Gambiriin B1 3.504 562.527 562.52 67
13. Gambiriin B3 2.995 578.526 562.52 68
14. Procyanidin B3 2.995 143.385 578.52 68
15. Procyanidin B1 2.995 143.385 578.52 68
16. Uncarine B 2.063 98.971 368.43 61
17. Gambiriin A2 2.81 145.385 580.54 70
18. Gambiriin B2 3.504 142.129 562.52 67

Dari Tabel 4.1.23 diketahui bahwa 1 senyawa yang memenuhi semua


parameter Ghose.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
ALogP : Atomic Octanol-Water Partition Coefficient
MR : Molar Refractivity
MW : Molecular Weight
∑ Atoms : jumlah atom
56

Tabel 4.1.24 Drug Likeness Menurut Ghose Tanaman Morindae


citrifoliae Fructus
Drug likeness
No. Senyawa Morindae (Menurut Ghose)
citrifoliae Fructus ALog MR MW ∑
P 40 ≤ x ≤ 160 ≤ x ≤ Atoms
-0,4 ≤ 130 480 20 ≤ x ≤
x ≤ 5,6 70
1. Methyl pheophorbide a 7.016 174.86 606.71 83
7
2. (-)-Pinoresinol 3.19 93.684 358.39 48
3. Pteryxin 3.446 101.00 386.40 50
9
4. Scopoletin 1.507 50.701 192.17 22
5. Vanillin 1.213 40.046 152.15 19
6. Coniferaldehyde 1.613 49.757 178.18 23
7. Alizarin 1.873 63.079 240.21 26
8. 1-Hydroxy-2- 2.176 67.966 254.24 29
methoxyanthraquinone
9. Morindone 1.887 69.48 270.24 30
10. Rubiadin 2.182 67.816 254.24 29
11. Asperuloside -2.296 89.384 414.36 51
12. Phytol 6.364 95.562 296.53 61
13. Ursolic acid 7.09 132.61 456.70 81
2
14. beta-Sitosterol 8.025 128.21 414.71 80
7
15. Apigenin 5,7-dimethyl ether 0.656 115.41 460.43 57
4'-galactoside 9
16. Kaempferol 2.282 74.579 286.24 31
17. Nicotiflorin -1.393 138.53 594.52 72
1
18. Quercetin-3-O-rhamnoside 0.489 107.56 448.38 52
3
19. Rutin -1.687 140.19 610.52 73
6
20. Oleanolic acid 7.234 132.68 576.859 81
2
21. Daucosterin 5.849 160.85 576.85 101
22. Physcion 2.19 74.368 284.26 33
23. Peucedanocoumarin III 3.446 101.00 386.40 50
9
24. Roseoside -0.576 95.566 386.44 57
25. Phaeophorbide-a-methyl ester 7.016 174.86 606.71 83
7
26. Beta-Hydroxypropiovanillone 0.966 50.692 196.20 26
27. 3-O-Acetylpomolic acid 6.775 143.61 514.74 87
9
28. 5,15-O-dimethylmorindol 2.028 80.344 314.29 37
57

29. 6alpha-Hydroxyadoxoside -3.178 88.004 406.38 54


30. Asperulosidic acid -2.776 93.147 432.38 54
31. Barbinervic acid 5.177 135.48 488.70 83
3
32. Citrifoside -2.621 81.951 374.34 48
33. Clethric acid 4.149 136.89 504.70 84
5
34. Damnacanthol 1.668 73.889 284.26 33
35. Deacetylasperuloside -2.867 79.837 372.32 46
36. Deacetylasperulosidic acid -3.347 83.6 390.34 49
37. Hederagenin 6.206 134.09 472.70 82
3

Dari Tabel 4.1.24 diketahui bahwa 13 senyawa yang memenuhi semua


parameter Ghose.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
ALogP : Atomic Octanol-Water Partition Coefficient
MR : Molar Refractivity
MW : Molecular Weight
∑ Atoms : jumlah atom

Tabel 4.1.25 Drug Likeness Menurut Ghose Tanaman Hedyotis


Corymbosa Herba

No. Drug likeness


Senyawa tanaman Hedyotis (Menurut Ghose)
corymbosa Herba ALogP MR MW ∑
-0,4 ≤ x 40 ≤ x 160 ≤ x ≤ Atoms
≤ 5,6 ≤ 130 480 20 ≤ x ≤
70
128.12
1 Stigmasterol 7.801 412.69 78
3

Dari Tabel 4.1.25 diketahui bahwa tidak ada yang memenuhi semua parameter
Ghose.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
58

Keterangan :
ALogP : Atomic Octanol-Water Partition Coefficient
MR : Molar Refractivity
MW : Molecular Weight
∑ Atoms : jumlah atom

Tabel 4.1.26 Drug Likeness Menurut Veber tanaman Parameria Laevigata

No. Drug Likeness


Senyawa Parameria (Menurut Veber)
laevigata Cortex RB TPSA HBA +
≤10 ≤140 Å HBD
≤12
1. Procyanidin A2 2 209.76 21
2. Proanthocyanidin A-6 2 209.76 21
3. Cinnamtannin B1 4 320.14 32
4. Aesculitannin B 4 320.14 32
5. Parameritannin A1 6 430.52 43
6. Parameritannin A2 5 419.52 42
Dari Tabel 4.1.26 diketahui bahwa 2senyawa yang memenuhi semua
parameter Veber.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
RB : Rotatable Bond
TPSA : Topological Polar Surface Area
HBA + HBD : Hydrogen Bond Acceptor + Hydrogen Bond Donor
59

Tabel 4.1.27 Drug Likeness Menurut Veber Tanaman Alstonia


Scholaris Cortex

Drug Likeness
Senyawa tanaman (Menurut Veber)
No. Alstonia scholaris HBA +
RB TPSA
Cortex HBD
≤10 ≤140 Å
≤12
1. Akuammicine 2 41.6 6
2. Akuammidine 3 65.6 6
3. Echitamine 3 78.8 8
4. Salutaridine 2 59 6
5. Cantleyine 2 59.4 5
6. Stigmasterol 5 20.2 2
7. Lupeol acetate 3 26.3 2
8. Isookaninrhamnoside 3 166 16
9. Leuconolam 1 69.6 5
10. Leuconoxine 1 40.6 2
11. Akuammiline 5 68.2 6
12. N(4)- 3 82 9
demethylechitamine
13. Picrinine 2 50.8 6
14. Pseudoakuammigine 2 42 5
15. Tetrahydroalstonine 2 54.6 5
16. Tubotaiwine 3 41.6 5
17. Dicentrine 2 40.2 5
18. Stemmadenine 3 65.6 6
19. Vallesamine 3 65.6 6
20. Vallesiachotamine 4 62.4 5
21. Aequaline 2 62.2 7
22. Corypalmine 3 51.2 6
23. Deacetylakuammiline 3 62.1 6
24. Strictosidine 8 163 16
25. 6,7-seco-Angustilobine 3 54.6 5
B
26. Manilamine 3 39.3 4
27. Citral 4 17.1 1
28. Echitamidine 3 61.8 7
29. Akuammicine N-oxide 2 56.4 5
30. Akuammiginone 1 75.6 7
31. Echitamidine N-oxide 3 76.6 7
32. Echitamidine-N-oxide 6 156 15
19-O-beta-D-
glucopyranoside
33. Echitaminic acid 2 89.8 9
34. Nb- 3 76.6 7
60

Demethylalstogustine N-
oxide
35. Picraline 5 77.1 8
36. Alstonic acid A 5 54.4 4
37. Alstonic acid B 3 54.4 4
38. Isogentialutine 0 33.1 3

Dari Tabel 4.1.27 diketahui bahwa 35 senyawa yang memenuhi


semua parameter Veber.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
RB : Rotatable Bond
TPSA : Topological Polar Surface Area
HBA + HBD : Hydrogen Bond Acceptor + Hydrogen Bond Donor

Tabel 4.1.28 Drug Likeness Menurut Veber Tanaman Uncaria Gambir


Folium

No. Drug Likeness


Senyawa tanaman (Menurut Veber)
Uncaria gambir Folium RB TPSA HBA + HBD
≤10 ≤140 Å ≤12
1. (+)-Catechin 1 110.38 11
2. (-)-Epicatechin 1 110.38 11
3. (+)-Epicatechin 1 110.38 11
4. Mitraphylline 2 67.87 6
5. Roxburghine B 2 64.36 6
6. Pyrocatechin 0 40.46 4
7. Gallic acid 1 97.99 9
8. Cinchonain Ia 2 156.91 15
9. Gambiriin C 3 200.53 20
10. Gambiriin A1 6 231.76 23
11. Gambiriin A3 6 231.76 23
12. Gambiriin B1 4 200.53 20
13. Gambiriin B3 4 200.53 20
14. Procyanidin B3 3 220.76 22
15. Procyanidin B1 3 220.76 22
16. Uncarine B 2 67.87 6
61

17. Gambiriin A2 6 231.76 23


18. Gambiriin B2 4 200.53 20

Dari Tabel 4.1.28 diketahui bahwa 8 senyawa yang memenuhi semua


parameter Veber.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
RB : Rotatable Bond
TPSA : Topological Polar Surface Area
HBA + HBD : Hydrogen Bond Acceptor + Hydrogen Bond Donor

Tabel 4.1.29 Drug Likeness Menurut Veber Tanaman Morindae Citrifoliae


Fructus

No. Drug Likeness


Senyawa Morindae citrifoliae (Menurut Veber)
Fructus RB TPSA HBA + HBD
≤10 ≤140 Å ≤12
1. Methyl pheophorbide a 8 125.97 11
2. (-)-Pinoresinol 4 77.38 8
3. Pteryxin 5 92.04 7
4. Scopoletin 1 59.67 5
5. Vanillin 2 46.53 4
6. Coniferaldehyde 3 46.53 4
7. Alizarin 0 74.60 6
8. 1-Hydroxy-2- 1 63.60 5
methoxyanthraquinone
9. Morindone 0 94.83 8
10. Rubiadin 0 74.60 6
11. Asperuloside 6 161.21 15
12. Phytol 13 20.23 2
13. Ursolic acid 1 57.53 5
14. beta-Sitosterol 6 20.23 2
15. Apigenin 5,7-dimethyl ether 4'- 6 148.05 14
galactoside
16. Kaempferol 1 111.13 10
17. Nicotiflorin 6 249.20 24
18. Quercetin-3-O-rhamnoside 3 190.28 18
19. Rutin 6 269.43 26
20. Oleanolic acid 1 57.53 5
21. Daucosterin 9 99.38 10
62

22. Physcion 1 83.83 7


23. Peucedanocoumarin III 5 92.04 7
24. Roseoside 5 136.68 13
25. Phaeophorbide-a-methyl ester 8 125.97 11
26. beta-Hydroxypropiovanillone 4 66.76 6
27. 3-O-Acetylpomolic acid 3 83.83 7
28. 5,15-O-dimethylmorindol 3 93.06 8
29. 6alpha-Hydroxyadoxoside 6 175.37 17
30. Asperulosidic acid 7 192.44 18
31. Barbinervic acid 2 97.99 9
32. Citrifoside 5 155.14 15
33. Clethric acid 3 118.22 11
34. Damnacanthol 2 83.83 7
35. Deacetylasperuloside 4 155.14 15
36. Deacetylasperulosidic acid 5 186.37 18
37. Hederagenin 2 77.76 7

Dari Tabel 4.1.29 diketahui bahwa 25 senyawa yang memenuhi semua


parameter Veber.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
RB : Rotatable Bond
TPSA : Topological Polar Surface Area
HBA + HBD : Hydrogen Bond Acceptor + Hydrogen Bond Donor

Tabel 4.1.30 Drug Likeness Menurut Veber Tanaman Hedyotis


Corymbosa Herba

No. Drug Likeness


Senyawa Hedyotis (Menurut Veber)
corymbosa Herba RB TPSA HBA + HBD
≤10 ≤140 Å ≤12
1. Stigmasterol 5 20.23 2

Dari Tabel 4.1.30 diketahui bahwa semua senyawa memenuhi semua


parameter Veber.
63

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
RB : Rotatable Bond
TPSA : Topological Polar Surface Area
HBA + HBD : Hydrogen Bond Acceptor + Hydrogen Bond Donor

Tabel 4.1.31 Drug Likeness Menurut Egan Tanaman Parameria Laevigata


Cortex

Drug Likeness
Senyawa parameria (Menurut Egan)
No. laevigata Cortex LogP TPSA
-1.0≤ x ≤5.8 ≤130 Å
1. Procyanidin A2 2.794 209.76
2. Proanthocyanidin A-6 2.794 209.76
3. Cinnamtannin B1 4.242 320.14
4. Aesculitannin B 4.242 320.14
5. Parameritannin A1 5.691 430.52
6. Parameritannin A2 5.49 419.52

Dari Tabel 4.1.31 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi semua
parameter Egan.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
TPSA : Topological Polar Surface Area
64

Tabel 4.1.32 Drug Likeness Menurut Egan Tanaman Alstonia Scholaris


Cortex

Drug Likeness
Senyawa Alstonia (Menurut Egan)
No. scholaris Cortex LogP TPSA
-1.0≤ x ≤5.8 ≤130 Å
1. Akuammicine 2.831 41.6
2. Akuammidine 2.567 65.6
3. Echitamine 1.389 78.8
4. Salutaridine 1.938 59
5. Cantleyine 0.889 59.4
6. Stigmasterol 7.801 20.2
7. Lupeol acetate 8.596 26.3
8. Isookaninrhamnoside 0,716 166
9. Leuconolam 2.523 69.6
10. Leuconoxine 3.029 40.6
11. Akuammiline 2.787 68.2
12. N(4)- 1.244 82
demethylechitamine
13. Picrinine 2.246 50.8
14. Pseudoakuammigine 2.314 42
15. Tetrahydroalstonine 3.179 54.6
16. Tubotaiwine 2.911 41.6
17. Dicentrine 3.185 40.2
18. Stemmadenine 2.395 65.6
19. Vallesamine 2.353 65.6
20. Vallesiachotamine 3.289 62.4
21. Aequaline 2.771 62.2
22. Corypalmine 3.074 51.2
23. Deacetylakuammiline 2.216 62.1
24. Strictosidine 0,393 163
25. 6,7-seco-Angustilobine B 2.487 54.6
26. Manilamine 3.052 39.3
27. Citral 2878 17.1
28. Echitamidine 1.882 61.8
29. Akuammicine N-oxide 2.844 56.4
30. Akuammiginone 1.525 75.6
31. Echitamidine N-oxide 1.894 76.6
32. Echitamidine-N-oxide -0,281 156
19-O-beta-D-
glucopyranoside
33. Echitaminic acid 1.3 89.8
34. Nb-Demethylalstogustine 1.894 76.6
N-oxide
35. Picraline 2.179 77.1
65

36. Alstonic acid A 7.688 54.4


37. Alstonic acid B 7.298 54.4
38. Isogentialutine 1.102 33.1

Dari Tabel 4.1.32 diketahui bahwa 31 senyawa yang memenuhi semua


parameter Egan.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
TPSA : Topological Polar Surface Area

Tabel 4.1.33 Drug Likeness Menurut Egan Tanaman Uncaria gambir


Folium

Drug Likeness
Senyawa Uncaria (Menurut Egan)
gambir Folium LogP
No. -1.0≤ x ≤5.8 TPSA
≤130 Å
1. (+)-Catechin 1.546 110.38
2. (-)-Epicatechin 1.546 110.38
3. (+)-Epicatechin 1.546 110.38
4. Mitraphylline 2.062 67.87
5. Roxburghine B 5.072 64.36
6. Pyrocatechin 1.098 40.46
7. Gallic acid 0.502 97.99
8. Cinchonain Ia 2.693 156.91
9. Gambiriin C 3.289 200.53
10. Gambiriin A1 2.81 231.76
11. Gambiriin A3 2.81 231.76
12. Gambiriin B1 3.504 200.53
13. Gambiriin B3 2.995 200.53
14. Procyanidin B3 2.995 220.76
15. Procyanidin B1 2.995 220.76
16. Uncarine B 2.063 67.87
17. Gambiriin A2 2.81 231.76
18. Gambiriin B2 3.504 200.53

Dari Tabel 4.1.33 diketahui bahwa 8 senyawa yang memenuhi semua


66

parameter Egan.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
TPSA : Topological Polar Surface Area

Tabel 4.1.34 Drug Likeness Menurut Egan Tanaman Morindae


citrifoliae Fructus

Drug Likeness
Senyawa Morindae citrifoliae (Menurut Egan)
No. Fructus LogP TPSA
-1.0≤ x ≤5.8 ≤130 Å
1. Methyl pheophorbide a 7.016 125.97
2. (-)-Pinoresinol 3.19 77.38
3. Pteryxin 3.446 92.04
4. Scopoletin 1.507 59.67
5. Vanillin 1.213 46.53
6. Coniferaldehyde 1.613 46.53
7. Alizarin 1.873 74.60
8. 1-Hydroxy-2- 2.176 63.60
methoxyanthraquinone
9. Morindone 1.887 94.83
10. Rubiadin 2.182 74.60
11. Asperuloside -2.296 161.21
12. Phytol 6.364 20.23
13. Ursolic acid 7.09 57.53
14. beta-Sitosterol 8.025 20.23
15. Apigenin 5,7-dimethyl ether 0.656 148.05
4'-galactoside
16. Kaempferol 2.282 111.13
17. Nicotiflorin -1.393 249.20
18. Quercetin-3-O-rhamnoside 0.489 190.28
19. Rutin -1.687 269.43
20. Oleanolic acid 7.234 57.53
21. Daucosterin 5.849 99.38
22. Physcion 2.19 83.83
23. Peucedanocoumarin III 3.446 92.04
24. Roseoside -0.576 136.68
67

25. Phaeophorbide-a-methyl ester 7.016 125.97


26. beta-Hydroxypropiovanillone 0.966 66.76
27. 3-O-Acetylpomolic acid 6.775 83.83
28. 5,15-O-dimethylmorindol 2.028 93.06
29. 6alpha-Hydroxyadoxoside -3.178 175.37
30. Asperulosidic acid -2.776 192.44
31. Barbinervic acid 5.177 97.99
32. Citrifoside -2.621 155.14
33. Clethric acid 4.149 118.22
34. Damnacanthol 1.668 83.83
35. Deacetylasperuloside -2.867 155.14
36. Deacetylasperulosidic acid -3.347 186.37
37. Hederagenin 6.206 77.76

Dari Tabel 4.1.34 diketahui bahwa 18 senyawa yang memenuhi semua


parameter Egan.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
TPSA : Topological Polar Surface Area

Tabel 4.1.35 Drug Likeness Menurut Egan Tanaman Hedyotis


corymbosa Herba

Drug Likeness
Senyawa Hedyotis (Menurut Egan)
No. corymbosa Herba LogP TPSA
-1.0≤ x ≤5.8 ≤130 Å
1. Stigmasterol 7.801 20.23

Dari Tabel 4.1.35 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Egan.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
68

LogP : Octanol-Water Partition Coefficient


TPSA : Topological Polar Surface Area

Tabel 4.1.36 Drug Likeness Menurut Oprea Parameria laevigata Cortex


Drug Likeness
No. Senyawa Parameria (Menurut Oprea)
laevigata Cortex HBA HBD RB Ring
2≤x≤ 0 ≤ x 2 ≤ x ≤ Number
9 ≤2 8 1≤x≤4
1. Procyanidin A2 12 9 2 7
2. Proanthocyanidin A-6 12 9 2 7
3. Cinnamtannin B1 18 14 4 10
4. Aesculitannin B 18 14 4 10
5. Parameritannin A1 24 19 6 13
6. Parameritannin A2 24 18 5 13

Dari Tabel 4.1.36 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Oprea.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : jumlah cincin

Tabel 4.1.37 Drug Likeness Menurut Oprea Alstonia scholaris Cortex

Drug Likeness
No. (Menurut Oprea)
Senyawa Alstonia
HBD Ring
scholaris Cortex HBA
0≤x≤
RB
Number
2≤x≤9 2≤x≤8
2 1≤x≤4
1. Akuammicine 3 1 2 2
2. Akuammidine 4 2 3 3
69

3. Echitamine 4 3 3 4
4. Salutaridine 5 1 2 4
5. Cantleyine 4 1 2 3
6. Stigmasterol 1 1 5 1
7. Lupeol acetate 2 0 3 2
8. Isookaninrhamnoside 10 6 3 4
9. Leuconolam 3 2 1 3
10. Leuconoxine 2 0 1 2
11. Akuammiline 6 0 5 4
12. N(4)- 5 3 3 4
demethylechitamine
13. Picrinine 4 1 2 3
14. Pseudoakuammigine 4 0 2 3
15. Tetrahydroalstonine 4 1 2 3
16. Tubotaiwine 3 1 3 2
17. Dicentrine 5 0 2 4
18. Stemmadenine 4 2 3 3
19. Vallesamine 4 2 3 3
20. Vallesiachotamine 3 1 4 3
21. Aequaline 5 2 2 2
22. Corypalmine 5 1 3 4
23. Deacetylakuammiline 5 1 3 3
24. Strictosidine 10 6 8 9
25. 6,7-seco-Angustilobine 4 1 3 3
B
26. Manilamine 2 2 3 3
27. Citral 1 0 4 1
28. Echitamidine 4 2 3 3
29. Akuammicine N-oxide 4 1 2 5
30. Akuammiginone 4 2 1 4
31. Echitamidine N-oxide 5 2 3 8
32. Echitamidine-N-oxide 10 5 6 6
19-O-beta-D-
glucopyranoside
33. Echitaminic acid 4 4 2 6
34. Nb- 5 2 3 5
Demethylalstogustine
N-oxide
35. Picraline 6 1 5 5
36. Alstonic acid A 3 1 5 3
37. Alstonic acid B 3 1 3 3
38. Isogentialutine 2 1 0 2

Dari Tabel 4.1.37 diketahui bahwa 12 senyawa yang memenuhi semua


parameter Oprea.
70

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : jumlah cincin

Tabel 4.1.38 Drug Likeness Menurut Oprea Uncaria gambir Folium

Drug Likeness
No. Senyawa tanaman (Menurut Oprea)
Uncaria gambir Folium HBA HBD RB Ring
2≤x≤9 0≤x≤ 2≤x≤8 Number
2 1≤x≤4
1. (+)-Catechin 6 5 1 3
2. (-)-Epicatechin 6 5 1 3
3. (+)-Epicatechin 6 5 1 3
4. Mitraphylline 5 1 2 5
5. Roxburghine B 3 2 2 8
6. Pyrocatechin 2 2 0 3
7. Gallic acid 5 4 1 1
8. Cinchonain Ia 3 2 2 5
9. Gambiriin C 11 9 3 6
10. Gambiriin A1 12 11 6 5
11. Gambiriin A3 12 11 6 5
12. Gambiriin B1 11 9 4 6
13. Gambiriin B3 11 9 4 6
14. Procyanidin B3 12 10 3 6
15. Procyanidin B1 12 10 3 6
16. Uncarine B 5 1 2 5
17. Gambiriin A2 12 11 6 5
18. Gambiriin B2 11 9 4 6
Dari Tabel 4.1.38 diketahui bahwa 1 senyawa yang memenuhi semua
parameter Oprea.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
71

HBA : Hydrogen Bond Acceptor


HBD : Hydrogen Bond Donor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : jumlah cincin

Tabel 4.1.39 Drug Likeness menurut Oprea Morindae citrifoliae Fructus

Drug Likeness
No. Senyawa tanaman Morindae (Menurut Oprea)
citrifoliae Fructus HBA HBD RB Ring
2≤x≤9 0≤x 2≤x≤8 Number
≤2 1≤x≤4
1. Methyl pheophorbide a 7 2 8 6
2. (-)-Pinoresinol 6 2 4 4
3. Pteryxin 7 0 5 3
4. Scopoletin 4 1 1 2
5. Vanillin 3 1 2 1
6. Coniferaldehyde 3 1 3 2
7. Alizarin 4 2 0 3
8. 1-Hydroxy-2- 4 1 1 3
methoxyanthraquinone
9. Morindone 5 3 0 3
10. Rubiadin 4 2 0 3
11. Asperuloside 11 4 6 4
12. Phytol 1 1 13 0
13. Ursolic acid 3 2 1 5
14. beta-Sitosterol 1 1 6 4
15. Apigenin 5,7-dimethyl ether 10 4 6 4
4'-galactoside
16. Kaempferol 6 4 1 3
17. Nicotiflorin 15 9 6 5
18. Quercetin-3-O-rhamnoside 11 7 3 0
19. Rutin 16 10 6 5
20. Oleanolic acid 3 2 1 5
21. Daucosterin 6 4 9 5
22. Physcion 5 2 1 3
23. Peucedanocoumarin III 7 0 5 3
24. Roseoside 8 5 5 2
25. Phaeophorbide-a-methyl ester 7 2 8 6
26. beta-hydroxypropiovanillone 4 2 4 1
27. 3-O-Acetylpomolic acid 5 2 3 1
28. 5,15-O-Dimethylmorindol 6 2 3 2
29. 6alpha-hydroxyadoxoside 11 6 6 1
30. Asperulosidic acid 12 6 7 3
31. Barbinervic acid 5 4 2 5
72

32. Citrifoside 10 5 5 3
33. Clethric acid 6 5 3 5
34. Damnacanthol 5 2 2 3
35. Deacetylasperuloside 10 5 4 4
36. Deacetylasperulosidic acid 11 7 5 3
37. Hederagenin 4 3 2 5

Dari Tabel 4.1.39 diketahui bahwa 9 senyawa yang memenuhi semua


parameter Oprea.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : jumlah cincin

Tabel 4.1.40 Drug Likeness Menurut Oprea Hedyotis corymbosa Herba

Drug Likeness
No. Senyawa tanaman (Menurut Oprea)
Hedyotis corymbosa HBA HBD RB Ring
Herba 2≤x≤9 0≤x≤ 2≤x≤8 Number
2 1≤x≤4
1. Stigmasterol 1 1 5 4

Dari Tabel 4.1.40 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Oprea
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
RB : Rotatable Bond
73

Ring Number : jumlah cincin

Tabel 4.1.41 Drug Likeness menurut Muegge Parameria laevigata Cortex


Drug Likeness
No. Senyawa (Menurut Muegge)
Parameria MW HB HB RB Ring TPSA XLog C Heteroato
laevigata Cortex 200 ≤ x D A ≤1 Numbe ≤ 150 Å P Numbe m Number
≤ 600 ≤5 ≤10 5 r ≤7 -2 ≤ x rs >4 >1
≤5
1. Procyanidin A2 576.5 9 12 2 7 209.76 2,39 30 12
2. Proanthocyanidi 576.5 9 12
2 7 209.76 1,33 30 12
n A-6
3. Cinnamtannin 864.8 14 18
4 10 320.14 3,33 45 18
B1
4. Aesculitannin B 864.8 14 18 4 10 320.14 3,33 45 18
5. Parameritannin 1153 19 24
6 13 430.52 4,28 60 24
A1
6. Parameritannin 6 13 4.30 60 24
1151 18 24 419.52
A2

Dari Tabel 4.1.41 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Muegge.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syararat

Keterangan :
MW : Molecular Weight
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : Jumlah cincin
TPSA : Topological Polar Surface Area
XLogP : Prediction Octanol-Water Partition Coefficients
C Numbers : Jumlah karbon
HeteroatomNumber : Jumlah heteroatom
74

Tabel 4.1.42 Drug Likeness menurut Muegge Alstonia scholaris Cortex

Drug Likeness
No. Senyawa tanaman (Menurut Muegge)
Alstonia MW HBD HBA RB Ring TPSA XLogP C Heteroatom
scholaris Cortex 200 ≤ x ≤ ≤5 ≤10 ≤15 Number ≤ 150 Å -2 ≤ x Numbers Number
600 ≤7 ≤5 >4 >1
1. Akuammicine 322.4 2 4 2 2 41.6 2,38 20 2
2. Akuammidine 352.4 2 4 3 1 65.6 1,51 21 3
3. Echitamine 385.5 3 5 3 3 78.8 0,74 22 4
4. Salutaridine 327.4 1 5 2 3 59 1,95 19 4
5. Cantleyine 207.23 1 4 2 4 59.4 0,71 11 3
6. Stigmasterol 412.7 1 1 5 2 20.2 8,56 29 1
7. Lupeol acetate 468.8 0 2 3 1 26.3 10,45 32 2
8. Isookaninrhamnos 434.4 6 10 3 3 166 0.18 21 10
ide
9. Leuconolam 326.4 2 3 1 3 69.6 1,01 19 3
10. Leuconoxine 310.4 0 2 1 4 40.6 1,86 19 2
11. Akuammiline 394.5 0 6 5 2 68.2 1,47 23 4
12. N(4)- 370.4 3 6 3 6 82 0,73 21 4
demethylechitami
ne
13. Picrinine 338.4 1 5 2 6 50.8 2,06 20 3
14. Pseudoakuammigi 366.5 0 5 2 6 42 1,86 22 3
ne
15. Tetrahydroalston 352.4 1 4 2 5 54.6 2,75 21 3
ine
16. Tubotaiwine 324.4 1 4 3 5 41.6 3,06 20 2
17. Dicentrine 339.4 0 5 2 5 40.2 3,24 20 4
18. Stemmadenine 354.4 2 4 3 5 65.6 1,80 21 3
19. Vallesamine 340.4 2 4 3 5 65.6 1,34 20 3
20. Vallesiachotami 350.4 1 4 4 4 62.4 2,69 21 3
ne
21. Aequaline 327.4 2 5 2 3 62.2 2.59 19 4
22. Corypalmine 341.4 1 5 3 4 51.2 2,91 20 4
23. Deacetylakuam 352.4 1 5 3 4 62.1 2.65 21 3
miline miline
24. Strictosidine 530.6 6 10 8 5 163 0,60 27 9
25. 6,7-seco- 340.4 1 4 3 4 54.6 1,58 20 3
Angustilobine B
26. Manilamine 282.4 2 2 3 4 39.3 2.6 18 1
27. Citral 152.23 0 1 4 0 17.1 3,03 10 1
28. Echitamidine 340.4 2 5 3 5 61.8 1,92 20 3
29. Akuammicine 338.4 1 4 2 3 56.4 1.8 20 3
75

N-oxide
30. Akuammiginone 367.4 2 5 1 6 75.6 0,75 21 4
31. Echitamidine N- 356.4 2 5 3 2 76.6 -0,54 20 8
oxide
32. Echitamidine-N- 518.6 5 10 6 3 156 -0.2 26 9
oxide 19-O-beta-
D-
glucopyranoside
33. Echitaminic acid 371.4 4 5 2 3 89.8 0.4 21 4
34. Nb- 356.4 2 5 3 5 76.6 1.4 20 4
Demethylalstogu
stine N-oxide
35. Picraline 410.5 1 7 5 6 77.1 1,78 23 5
36. Alstonic acid A 456.7 1 3 5 4 54.4 7,52 30 3
37. Alstonic acid B 454.7 1 3 3 5 54.4 7,42 30 3
38. Isogentialutine 149.19 1 2 0 2 33.1 0.9 9 1

Dari Tabel 4.1.42 diketahui bahwa 29 senyawa yang memenuhi semua


parameter Muegge.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
MW : Molecular Weight
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : Jumlah cincin
TPSA : Topological Polar Surface Area
XLogP : Prediction Octanol-Water Partition Coefficients
C Numbers : Jumlah karbon
Heteroatom Number : Jumlah heteroatom
76

Tabel 4.1.43 Drug Likeness Menurut Muegge Uncaria gambir Folium

Drug Likeness
No. Senyawa tanaman (Menurut Muegge)
Uncaria gambir MW HBD HBA RB Ring TPSA XLogP C Heteroatom
Folium 200 ≤ x ≤ ≤5 ≤10 ≤15 Number ≤ 150 Å -2 ≤ x Numbers Number
600 ≤7 ≤5 >4 >1
1. (+)-Catechin 290.27 5 6 1 3 110 0.36 15 6
2. (-)-Epicatechin 290.27 5 6 1 3 110 0,36 15 6
3. (+)-Epicatechin 290.27 5 6 1 3 110 0.36 15 6
4. Mitraphylline 368.43 1 5 2 5 67.9 1,62 21 4
5. Roxburghine B 492.61 2 3 2 8 64.4 4,38 31 2
6. Pyrocatechin 110.11 2 2 0 4 40.5 0.9 6 2
7. Gallic acid 170.12 4 5 1 1 98 0,70 7 5
8. Cinchonain Ia 492.61 2 3 2 5 157 2,74 25 8
9. Gambiriin C 562.52 9 11 3 6 201 2,72 30 11
10. Gambiriin A1 580.54 11 12 6 5 232 2,69 30 12
11. Gambiriin A3 580.54 11 12 6 5 232 1,64 30 12
12. Gambiriin B1 562.52 9 11 4 6 201 3,48 30 11
13. Gambiriin B3 562.52 9 11 4 6 201 3,48 30 11
14. Procyanidin B3 578.52 10 12 3 6 221 2,37 30 12
15. Procyanidin B1 578.52 10 12 3 6 221 2,37 30 12
16. Uncarine B 368.43 1 5 2 5 67.9 1,62 21 45
17. Gambiriin A2 580.54 11 12 6 5 232 2,69 30 12
18. Gambiriin B2 562.52 9 11 4 6 201 3,48 30 11

Dari Tabel 4.1.43 diketahui bahwa 6 senyawa yang memenuhi semua


parameter Muegge.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : Jumlah cincin
TPSA : Topological Polar Surface Area
XLogP : Prediction Octanol-Water Partition Coefficients
C Numbers : Jumlah karbon
Heteroatom Number : Jumlah heteroatom
77

Tabel 4.1.44 Drug Likeness Menurut Muegge Morindae citrifoliae Fructus

Drug Likeness
No. Senyawa tanaman (Menurut Muegge)
Morindae MW HBD HBA RB Ring TPSA XLogP C Heteroatom
citrifoliae 200 ≤ x ≤ ≤5 ≤10 ≤15 Number ≤ 150 Å -2 ≤ x Numbers Number
600 ≤7 ≤5 >4 >1
Fructus

1. Methyl 6
606.7 2 9 8 125.97 5.35 36 5
pheophorbide a
2. (-)-Pinoresinol 358.4 2 6 4 4 77.38 2.28 20 6
3. Pteryxin 386.4 0 7 5 3 92.04 3.15 21 7
4. Scopoletin 192.17 1 4 1 2 59.67 1.53 10 4
5. Vanillin 152.15 1 3 2 1 46.53 1.21 8 3
6. Coniferaldehyde 178.18 1 3 3 1 46.53 1.51 10 3
7. Alizarin 240.21 2 4 0 3 74.60 3.16 14 4
1-Hydroxy-2-
8. methoxyanthraqui 254.24 1 4 1 3 63.60 3.03 15 4
none
9. Morindone 270.24 3 5 0 3 94.83 3.27 15 5
10. Rubiadin 254.24 2 4 0 3 74.60 3.07 15 4
11. Asperuloside 414.4 4 11 6 4 161.21 -2.42 18 11
12. Phytol 296.5 1 1 13 0 20.23 8.19 20 1
13. Ursolic acid 456.7 2 3 1 5 57.53 7.34 30 3
14. beta-Sitosterol 414.7 1 1 6 4 20.23 9.34 29 1
Apigenin 5,7-
15. dimethyl ether 4'- 460.4 4 10 6 4 148.05 1.92 23 10
galactoside
16. Kaempferol 286.24 4 6 1 3 111.13 1.90 15 6
17. Nicotiflorin 594.5 9 15 6 5 249.20 0.02 27 15
18. Quercetin-3-O- 0
448.4 7 11 3 190.28 0.86 21 11
rhamnoside
19. Rutin 610.5 10 16 6 5 269.43 -0.33 27 16
20. Oleanolic acid 456.7 2 3 1 5 57.53 7.49 30 3
21. Daucosterin 576.8 4 6 9 4 99.38 7.74 35 6
22. Physcion 284.26 2 5 1 3 83.83 8.83 16 5
23. Peucedanocoumar 3
386.4 0 7 5 92.04 3.15 21 7
in III
24. Roseoside 386.4 5 8 5 2 136.68 -1.05 19 8
25. Phaeophorbide-a- 6
606.7 2 9 8 125.97 5.35 36 5
methyl ester
beta-
26. hydroxypropiovan 196.2 2 4 4 1 66.76 -0.24 10 4
illone
27. 3-O- 3
514.7 2 5 3 83.83 6.51 32 5
Acetylpomolic
78

acid
28. 5,15-O- 4
314.29 2 6 3 93.06 2.33 17 6
Dimethylmorindol
29. 6alpha- 4
406.4 6 11 6 175.37 -2.61 17 11
hydroxyadoxoside
30. Asperulosidic acid 432.4 6 12 7 3 192.44 -3.20 18 12
31. Barbinervic acid 488.7 4 5 2 5 97.99 5.26 30 5
32. Citrifoside 374.34 5 10 5 3 155.14 -1.95 16 10
33. Clethric acid 504.7 5 6 3 5 118.22 4.04 30 6
34. Damnacanthol 284.26 2 5 2 3 83.83 2.15 16 5
35. Deacetylasperulos 4
372.32 5 10 4 155.14 -2.99 16 10
ide
36. Deacetylasperulos 3
390.34 7 11 5 186.37 -3.78 16 11
idic acid
37. Hederagenin 472.7 3 4 2 5 77.76 6.82 30 4

Dari Tabel 4.1.44 diketahui bahwa 13 senyawa yang memenuhi semua


parameter Muegge.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
MW : Molecular Weight
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : Jumlah cincin
TPSA : Topological Polar Surface Area
XLogP : Prediction Octanol-Water Partition Coefficients
C Numbers : Jumlah karbon
Heteroatom Number : Jumlah heteroatom

Tabel 4.1.45 Drug Likeness Menurut Muegge Hedyotis Corymbosa Herba


Drug Likeness
No Senyawa tanaman (Menurut Muegge)
. hedyotis corymbosa MW HBD HBA RB Ring TPSA XLogP C Heteroatom
Herba 200 ≤ x ≤ ≤5 ≤10 ≤15 Number ≤ 150 Å -2 ≤ x Numbers Number
600 ≤7 ≤5 >4 >1
1. Stigmasterol 412.69 1 1 5 4 20.23 8.56 29 1
79

Dari Tabel 4.1.45 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Muegge.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
MW : Molecular Weight
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : Jumlah cincin
TPSA : Topological Polar Surface Area
XLogP : Prediction Octanol-Water Partition Coefficients
C Numbers : Jumlah karbon
Heteroatom Number : Jumlah heteroatom

Tabel 4.1.46 Drug Likeness menurut REOS Parameria Laevigata Cortex

Drug Likeness(Menurut REOS)


Senyawa
HB FC
No. parameria MW LogP HBD RB
A -2 ≤ x ≤
laevigata Cortex 200 ≤ x ≤ 500 -5≤ x ≤ 5 ≤5 ≤8
≤10 2
1. Procyanidin A2 576.5 2.794 9 12 2 0
Proanthocyanidin
2. A-6 576.5 2.794 9 12 2 0
3. Cinnamtannin B1 864.8 4.242 14 18 4 0
4. Aesculitannin B 864.8 4.242 14 18 4 0
Parameritannin
5. A1 1153 5.691 19 24 6 0
Parameritannin
6. A2 1151 5.49 18 24 5 0

Dari Tabel 4.1.46 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter REOS.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
80

Keterangan :
MW : Molecular Weight
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
FC : Formal Charge

Tabel 4.1.47 Drug Likeness Menurut REOS Alstonia Scholaris Cortex


Drug Likeness
Senyawa tanaman (Menurut REOS)
No. Alstonia
MW HBD HBA RB FC
scholaris Cortex LogP
200 ≤ x ≤ 500 ≤5 ≤10 ≤8 -2 ≤ x ≤ 2
-5≤ x ≤ 5
1. Akuammicine 322.4 2.831 2 4 2 0
2. Akuammidine 352.4 2.567 2 4 3 0
3. Echitamine 385.5 1.389 3 5 3 1
4. Salutaridine 327.4 1.938 1 5 2 0
5. Cantleyine 207.23 0.889 1 4 2 0
6. Stigmasterol 412.7 7.801 1 1 5 0
7. Lupeol acetate 468.8 8.596 0 2 3 0
8. Isookaninrhamno 434.4 0,716 6 10 3 0
side
9. Leuconolam 326.4 2.523 2 3 1 0
10. Leuconoxine 310.4 3.029 0 2 1 0
11. Akuammiline 394.5 2.787 0 6 5 0
12. N(4)- 370.4 1.244 3 6 3 0
demethylechitami
ne
13. Picrinine 338.4 2.246 1 5 2 0
14. Pseudoakuammig 366.5 2.314 0 5 2 0
ine
15. Tetrahydroalstoni 352.4 3.179 1 4 2 0
ne
16. Tubotaiwine 324.4 2.911 1 4 3 0
17. Dicentrine 339.4 3.185 0 5 2 0
18. Stemmadenine 354.4 2.395 2 4 3 0
19. Vallesamine 340.4 2.353 2 4 3 0
20. Vallesiachotamin 350.4 3.289 1 4 4 0
e
21. Aequaline 327.4 2.771 2 5 2 0
81

22. Corypalmine 341.4 3.074 1 5 3 0


23. Deacetylakuamm 352.4 2.216 1 5 3 0
iline
24. Strictosidine 530.6 0,393 6 10 8 0
25. 6,7-seco- 340.4 2.487 1 4 3 0
Angustilobine B
26. Manilamine 282.4 3.052 2 2 3 0
27. Citral 152.23 2878 0 1 4 0
28. Echitamidine 340.4 1.882 2 5 3 0
29. Akuammicine N- 338.4 2.844 1 4 2 0
oxide
30. Akuammiginone 367.4 1.525 2 5 1 1
31. Echitamidine N- 356.4 1.894 2 5 3 0
oxide
32. Echitamidine-N- 518.6 -0,281 5 10 6 0
oxide 19-O-beta-
D-
glucopyranoside
33. Echitaminic acid 371.4 1.3 4 5 2 1
34 Nb- 356.4 1.894 2 5 3 0
Demethylalstogus
tine N-oxide
35. Picraline 410.5 2.179 1 7 5 0
36. Alstonic acid A 456.7 7.688 1 3 5 0
37. Alstonic acid B 454.7 7.298 1 3 3 0

38 Isogentialutine 149.19 1.102 1 2 0 0

Dari Tabel 4.1.47 diketahui bahwa 31 senyawa yang memenuhi semua


parameter REOS.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
MW : Molecular Weight
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
FC : Formal Charge
82

Tabel 4.1.48 Drug Likeness Menurut REOS Uncaria Gambir Folium

Drug Likeness
Senyawa tanaman (Menurut REOS)
No. Uncaria gambir LogP
MW HBD HBA RB FC
Folium -5≤ x ≤ 5
200 ≤ x ≤ 500 ≤5 ≤10 ≤8 -2 ≤ x ≤ 2
1. (+)-Catechin 290.27 1.546 5 6 1 0
2. (-)-Epicatechin 290.27 1.546 5 6 1 0
3. (+)-Epicatechin 290.27 1.546 5 6 1 0
4. Mitraphylline 368.4 2.062 1 5 2 0
5. Roxburghine B 492.6 5.072 2 4 2 0
6. Pyrocatechin 110.11 1.098 2 2 0 0
7. Gallic acid 170.12 0.502 4 5 1 0
8. Cinchonain Ia 452.4 2.693 6 9 2 0
9. Gambiriin C 562.5 3.289 9 11 3 0
10. Gambiriin A1 580.5 2.81 11 12 6 0
11. Gambiriin A3 580.5 2.81 11 12 6 0
12. Gambiriin B1 562.5 3.504 9 11 4 0
13. Gambiriin B3 562.5 2.995 9 11 4 0
14. Procyanidin B3 578.5 2.995 10 12 3 0
15. Procyanidin B1 578.5 2.995 10 12 3 0
16. Uncarine B 368.4 2.063 1 5 2 0
17. Gambiriin A2 580.5 2.81 11 12 6 0
18. Gambiriin B2 562.5 3.504 9 11 4 0

Dari Tabel 4.1.48 diketahui bahwa 4 senyawa yang memenuhi semua


parameter REOS.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
MW : Molecular Weight
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
FC : Formal Charge
83

Tabel 4.1.49 Drug Likeness menurut REOS Morindae Citrifoliae Fructus

Drug Likeness
Senyawa tanaman (Menurut REOS)
No. Morindae LogP
MW HBD HBA RB FC
citrifoliae Fructus -5≤ x ≤ 5
200 ≤ x ≤ 500 ≤5 ≤10 ≤8 -2 ≤ x ≤ 2

1. Methyl 606.7 7.016 2 9 8 0


pheophorbide a
2. (-)-Pinoresinol 358.4 3.19 2 6 4 0
3. Pteryxin 386.4 3.446 0 7 5 0
4. Scopoletin 192.17 1.507 1 4 1 0
5. Vanillin 152.15 1.213 1 3 2 0
6. Coniferaldehyde 178.18 1.613 1 3 3 0
7. Alizarin 240.21 1.873 2 4 0 0
8. 1-Hydroxy-2- 254.24 2.176 1 4 1 0
methoxyanthraquin
one
9. Morindone 270.24 1.887 3 5 0 0
10. Rubiadin 254.24 2.182 2 4 0 0
11. Asperuloside 414.4 -2.296 4 11 6 0
12. Phytol 296.5 6.364 1 1 13 0
13. Ursolic acid 456.7 7.09 2 3 1 0
14. beta-Sitosterol 414.7 8.025 1 1 6 0
15. Apigenin 5,7- 460.4 0.656 4 10 6 0
dimethyl ether 4'-
galactoside
16. Kaempferol 286.24 2.282 4 6 1 0
17. Nicotiflorin 594.5 -1.393 9 15 6 0
18. Quercetin-3-O- 448.4 0.489 7 11 3 0
rhamnoside
19. Rutin 610.5 -1.687 10 16 6 0
20. Oleanolic acid 456.7 7.234 2 3 1 0
21. Daucosterin 576.8 5.849 4 6 9 0
22. Physcion 284.26 2.19 2 5 1 0
23. Peucedanocoumari 386.4 3.446 0 7 5 0
n III
24. Roseoside 386.4 -0.576 5 8 5 0
25. Phaeophorbide-a- 606.7 7.016 2 9 8 0
methyl ester
26. beta- 196.2 0.966 2 4 4 0
hydroxypropiovani
llone
27. 3-O- 514.7 6.775 2 5 3 0
84

Acetylpomolic
acid
28. 5,15-O- 314.29 2.028 2 6 3 0
Dimethylmorindol
29. 6alpha- 406.4 -3.178 6 11 6 0
hydroxyadoxoside
30. Asperulosidic acid 432.4 -2.776 6 12 7 0
31. Barbinervic acid 488.7 5.177 4 5 2 0
32. Citrifoside 374.34 -2.621 5 10 5 0
33. Clethric acid 504.7 4.149 5 6 3 0
34. Damnacanthol 284.26 1.668 2 5 2 0
35. Deacetylasperulosi 372.32 -2.867 5 10 4 0
de
36. Deacetylasperulosi 390.34 -3.347 7 11 5 0
dic acid
37. Hederagenin 472.7 6.206 3 4 2 0

Dari Tabel 4.1.49 diketahui bahwa 16 senyawa yang memenuhi semua


parameter REOS.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
MW : Molecular Weight
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
FC : Formal Charge

Tabel 4.1.50 Drug Likeness Menurut REOS Hedyotis Corymbosa Herba

Drug Likeness
Senyawa tanaman (Menurut REOS)
No. Hedyotis LogP
MW HBD HBA RB FC
corymbosa Herba -5≤ x ≤ 5
200 ≤ x ≤ 500 ≤5 ≤10 ≤8 -2 ≤ x ≤ 2
1. Stigmasterol 412.7 7.801 1 1 5 0

Dari Tabel 4.1.50 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter REOS.
85

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Keterangan :
MW : Molecular Weight
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
FC : Formal Charge

Tabel 4.1.51 Parameter Bioavailabilitas Senyawa Parameria Laevigata


Cortex
Bioavailabilitas
No Senyawa Parameria ADMETlab admetSAR 2.0
. Laevigata Cortex Probabilitas HIA probabilita HIA
s
1. Procyanidin A2 0.35 - 0.8000 -
2. Proanthocyanidin A-6 0.35 - 0.8143 -
3. Cinnamtannin B1 0.35 - -
0.8000
4. Aesculitannin B 0.35 - 0.2535 -
5. Parameritannin A1 0.35 - 0.7857 -
6. Parameritannin A2 0.35 - 0.9515 +

Dari Tabel 4.1.51 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Bioavailabilitas dari 2 basis data.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
86

Tabel 4.1.52 Parameter Bioavailabilitas Senyawa Alstonia Scholaris


Cortex

Bioavailabilitas
Senyawa Alstonia ADMETlab admetSAR 2.0
No.
scholaris Cortex probabili
Probabilitas HIA HIA
tas
1. Akuammicine 0.713 + 0.5857 -
2. Akuammidine 0.573 + 0.7857 -
3. Echitamine 0.262 - 0.7000 -
4. Salutaridine 0.645 + 0.5429 -
5. Cantleyine 0.779 + 0.5857 +
6. Stigmasterol 0.924 + 0.5571 -
7. Lupeol acetate 0.837 + 0.5857 -
8. Isookaninrhamnosi 0.373 - -
de 0.8143

9. Leuconolam 0.697 + 0.7143 +


10. Leuconoxine 0.703 + 0.6143 +
11. Akuammiline 0.557 + 0.6429 -
12
Isogentialutine 0.902 + 0.7000 +
13. N(4)- 0.407 - 0.6571 -
demethylechitamin
e
14. Picrinine 0.673 + 0.5857 +
15. Pseudoakuammigin 0.587 + 0.6571 -
e
16. Tetrahydroalstonin 0.715 + -
e 0.8143

17. Tubotaiwine 0.728 + 0.5571 +


18. Dicentrine 0.61 + 0.5714 -
19. Stemmadenine 0.52 + 0.6571 -
20. Vallesamine 0.521 + 0.6571 -
21. Vallesiachotamine 0.722 + 0.8429 -
22. Aequaline 0.541 + 0.8571 -
23. Corypalmine 0.611 + 0.7857 -
24. Deacetylakuammili 0.58 + 0.6000 -
ne
25. Strictosidine 0.229 - 0.8571 -

26. 6,7-seco- 0.641 + 0.5857 -


Angustilobine B
27. Manilamine 0.725 + 0.5143 +
87

28. Citral 0.762 + 0.5000 -

29. Echitamidine 0.615 + 0.6143 -


30. Akuammicine N- 0.341 - 0.5714 +
oxide
31. Akuammiginone 0.286 - 0.5857 +
32. Echitamidine N- 0.316 - 0.5429 +
oxide
33. Echitamidine-N- 0.281 - 0.7000 -
oxide 19-O-beta-D-
glucopyranoside
34. Echitaminic acid 0.27 - 0.7429 -
35. Nb- 0.316 - 0.5429 +
Demethylalstogusti
ne N-oxide
36. Picraline 0.515 + 0.6000 -
37. Alstonic acid A 0.82 + 0.5286 +
38. Alstonic acid B 0.806 - 0.7000 +

Dari Tabel 4.1.52 diketahui bahwa 8 senyawa yang memenuhi semua


parameter Bioavailabilitas dari 2 basis data.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Tabel 4.1.53 Parameter Bioavailabilitas Senyawa Uncaria Gambir


Folium
Bioavailabilitas
Senyawa tanaman
ADMETlab admetSAR 2.0
No. Uncaria gambir
Probabilita HIA probabilita HIA
Folium
s s
1. (+)-Catechin 0.401 - 0.7857 -
2. (-)-Epicatechin 0.401 - 0.7857 -
3. (+)-Epicatechin 0.401 - 0.7857 -
4. Mitraphylline 0.555 + 0.5714 -
5. Roxburghine B 0.705 + 0.8143 -
6. Pyrocatechin 0.598 + 0.7714 +
7. Gallic acid 0.431 - 0.7143 +
8. Cinchonain Ia 0.453 - 0.7571 -
9. Gambiriin C 0.386 - 0.8000 -
10. Gambiriin A1 0.369 - 0.8286 -
11. Gambiriin A3 0.369 - 0.9000 -
12. Gambiriin B1 0.374 - 0.7714 -
88

13. Gambiriin B3 0.386 - 0.7857 -


14. Procyanidin B3 0.386 - 0.7857 -
15. Procyanidin B1 0.386 - 0.7857 -
16. Uncarine B 0.555 + 0.5714 -
17. Gambiriin A2 0.369 - 0.8286 -
18. Gambiriin B2 0.374 - 0.7714 -

Dari Tabel 4.1.53 diketahui bahwa 1 senyawa yang memenuhi semua


parameter Bioavailabilitas dari 2 basis data.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Tabel 4.1.54 Parameter Bioavailabilitas Senyawa Morindae Citrifoliae


Fructus
Bioavailabilitas
Senyawa tanaman
ADMETlab admetSAR 2.0
No. Morindae
Probabilita HIA probabilita HIA
citrifoliae Fructus
s s
1. Methyl 0.534 + 0.6000 -
pheophorbide a
2. (-)-Pinoresinol 0.59 + 0.5857 -
3. Pteryxin 0.615 + 0.6143 -
4. Scopoletin 0.642 + 0.7000 +
5. Vanillin 0.79 + 0.5714 +
6. Coniferaldehyde 0.787 + 0.5143 -
7. Alizarin 0.44 - 0.6429 +
1-Hydroxy-2- 0.673 + 0.7714 +
methoxyanthraquin
8. one
9. Morindone 0.511 + 0.6714 +
10. Rubiadin 0.448 - 0.7571 +
11. Asperuloside 0.174 - 0.7857 -
12. Phytol 0.77 + 0.5571 -
13. Ursolic acid 0.803 + 0.5143 +
14. beta-Sitosterol 0.924 + 0.5286 +
15. Apigenin 5,7- 0.175 - 0.6143 -
dimethyl ether 4'-
galactoside
16. Kaempferol 0.47 - 0.6286 -
17. Nicotiflorin 0.21 - 0.7571 -
89

Quercetin-3-O- 0.394 - 0.6857 -


18. rhamnoside
19. Rutin 0.21 - 0.7429 -
20. Oleanolic acid 0.803 + 0.5429 +
21. Daucosterin 0.408 - 0.7143 -
22. Physcion 0.674 + 0.5857 +
Peucedanocoumari 0.615 + 0.6143 -
23. n III
24. Roseoside 0.272 - 0.7429 -
Phaeophorbide-a- 0.534 + 0.6000 -
25. methyl ester
beta- 0.581 + 0.6143 +
hydroxypropiovanil
26. lone
3-O-Acetylpomolic 0.726 + 0.5143 +
27. acid
5,15-O- 0.56 + 0.5714 -
28. Dimethylmorindol
29. 6alpha- 0.105 - 0.8000 -
hydroxyadoxoside
30. Asperulosidic acid 0.109 - 0.8286 -
31. Barbinervic acid 0.646 + 0.5429 -
32. Citrifoside 0.177 - 0.7714 -
33. Clethric acid 0.592 + 0.5143 -
34. Damnacanthol 0.429 - 0.6286 +
0.148 - -
35. Deacetylasperulosi 0.7286
de
Deacetylasperulosi 0.091 - 0.7714 -
36.
dic acid
0.651 + -
37. Hederagenin 0.5429

Dari Tabel 4.1.54 diketahui bahwa 10 senyawa yang memenuhi semua


parameter Bioavailabilitas dari 2 basis data.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
90

Tabel 4.1.55 Parameter Bioavailabilitas Senyawa Hedyotis Corymbosa


Herba
Bioavailabilitas
Senyawa tanaman
ADMETlab admetSAR 2.0
No. Hedyotis
Probabilita HIA probabilita HIA
corymbosa Herba
s s
1. Stigmasterol 0.924 + -
0.5571

Dari Tabel 4.1.55 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Bioavailabilitas dari 2 basis data.

Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat

Tabel 4.1.56 Parameter Toksisitas Senyawa Parameria Laevigata Cortex

Toksisitas LD50
Senyawa parameria
No. ADMETlab AdmetSAR 2.0
laevigata Cortex
LD50 Ket. LD50 Kategori
(mg/kg) toksisitas (mg/kg)
1. Procyanidin A2 315 sedang 3235 IV
2. Proanthocyanidin rendah
3144 3995 IV
A-6
3. Cinnamtannin B1 3199 rendah 3149 IV
4. Aesculitannin B 3199 rendah 3149 IV
5. Parameritannin A1 3208 rendah 3296 IV
6. Parameritannin A2 3211 rendah 3290 IV

Dari Tabel 4.1.56 diketahui bahwa 5 senyawa yang mempunyai toksisitas


rendah dari basis data ADMETlab. Pada basis data AdmetSAR 2.0 semua
senyawa tidak toksik ( kategori IV)

Keterangan
- ADMETlab :

Toksisitas tinggi : LD50 1-50 mg/kg


Toksisitas sedang : LD50 51-500 mg/kg
Toksisitas rendah : LD50 501-5000 mg/kg
- admetSAR 2.0 :
91

kategori I : LD50 ≤ 50 mg/kg = senyawa toksik


kategori II : 50 mg/kg > LD50 ≤ 500 mg/kg = senyawa toksik
kategori III : 500 mg > LD50 ≤ 5000 mg/kg = senyawa tidak toksik
kategori IV : LD50 > 5000 mg/kg = senyawa tidak toksik

Tabel 4.1.57 Parameter Toksisitas Senyawa Alstonia Scholaris Cortex

Toksisitas LD50
Senyawa tanaman ADMETlab AdmetSAR 2.0
No. Alstonia scholaris LD50 Ket. LD50 Kate
Cortex (mg/kg) toksisit (mg/kg) gori
as
1. Akuammicine 3095 rendah 3357 III
2. Akuammidine 3243 rendah 3758 III
3. Echitamine 3148 rendah 4070 III
4. Salutaridine 2951 rendah 3260 III
5. Cantleyine 2409 rendah 1540 III
6. Stigmasterol 3251 rendah 3389 I
7. Lupeol acetate 3286 rendah 2339 III
8. Isookaninrhamnosi III
29 tinggi 2336
de
9. Leuconolam 2932 rendah 3273 III
10. Leuconoxine 3021 rendah 2846 II
11. Akuammiline 3263 rendah 3389 III
12. N(4)- III
demethylechitamin 3264 rendah 4128
e
13. Picrinine 3177 rendah 3661 III
14. Pseudoakuammigin III
3438 rendah 3797
e
15. Tetrahydroalstonin III
2844 rendah 2661
e
16. Tubotaiwine 3155 rendah 3541 III
17. Dicentrine 2716 rendah 2423 III
18. Stemmadenine 32 tinggi 3678 III
19. Vallesamine 3195 rendah 3725 III
20. Vallesiachotamine 276 sedang 2218 III
21. Aequaline 2725 rendah 1938 III
22. Corypalmine 2678 rendah 1387 III
23. Deacetylakuammili III
332 sedang 3832
ne
24. Strictosidine 3145 rendah 3425 III
25. 6,7-seco- III
3041 rendah 3289
Angustilobine B
92

26. Manilamine 2634 rendah 2568 III


27. Citral 1978 rendah 2094 III
28. Echitamidine 3203 rendah 2470 III
29. Akuammicine N- III
3151 rendah 2780
oxide
30. Akuammiginone 3147 rendah 3370 III
31. Echitamidine N- III
3143 rendah 2370
oxide
32. Echitamidine-N- III
oxide 19-O-beta-D- 3218 rendah 3970
glucopyranoside
33. Echitaminic acid 3122 rendah 4660 III
34. Nb- III
Demethylalstogusti 3143 rendah 2370
ne N-oxide
35. Picraline 3248 rendah 3060 III
36. Alstonic acid A 3175 rendah 2770 III
37. Alstonic acid B 3212 rendah 2605 III
38 Isogentialutine 2082 rendah 2760 III

Dari Tabel 4.1.57 diketahui bahwa 34 senyawa yang mempunyai toksisitas


rendah dari basis data ADMETlab. Pada basis data AdmetSAR 2.0 terdapat
36 senyawa tidak toksik ( kategori III)

Keterangan
- ADMETlab :

Toksisitas tinggi : LD50 1-50 mg/kg


Toksisitas sedang : LD50 51-500 mg/kg
Toksisitas rendah : LD50 501-5000 mg/kg
- admetSAR 2.0 :
kategori I : LD50 ≤ 50 mg/kg = senyawa toksik
kategori II : 50 mg/kg > LD50 ≤ 500 mg/kg = senyawa toksik
kategori III : 500 mg > LD50 ≤ 5000 mg/kg = senyawa tidak toksik
kategori IV : LD50 > 5000 mg/kg = senyawa tidak toksik
93

Tabel 4.1.58 Parameter Toksisitas Senyawa Uncaria Gambir Folium

Toksisitas LD50
Senyawa Uncaria ADMETlab AdmetSAR 2.0
No. LD50 Ket. LD50 Kate
gambir Folium
(mg/kg toksisitas (mg/kg) gori
)
1. (+)-Catechin 2528 rendah 1972 IV
2. (-)-Epicatechin 2528 rendah 1972 IV
3. (+)-Epicatechin 2528 rendah 1972 IV
4. Mitraphylline 3186 rendah 2657 III
5. Roxburghine B 3642 rendah 2427 III
6. Pyrocatechin 2515 rendah 2609 II
7. Gallic acid 1943 rendah 1552 III
8. Cinchonain Ia 3197 rendah 3183 II
9. Gambiriin C 3344 rendah 2480 IV
10. Gambiriin A1 3328 rendah 2826 IV
11. Gambiriin A3 3305 rendah 2901 IV
12. Gambiriin B1 3378 rendah 329 IV
13. Gambiriin B3 3209 rendah 2727 IV
14. Procyanidin B3 3209 rendah 2727 IV
15. Procyanidin B1 3209 rendah 2727 IV
16. Uncarine B 3186 rendah 2657 III
17. Gambiriin A2 3328 rendah 2826 IV
18. Gambiriin B2 3378 rendah 3290 IV

Dari Tabel 4.1.58 diketahui bahwa semua senyawa yang mempunyai


toksisitas rendah dari basis data ADMETlab. Pada basis data AdmetSAR
2.0 terdapat 12 senyawa tidak toksik ( kategori IV) dan 4 senyawa tidak
toksik (kategori III)

Keterangan
- ADMETlab :
Toksisitas tinggi : LD50 1-50 mg/kg
Toksisitas sedang : LD50 51-500 mg/kg
Toksisitas rendah : LD50 501-5000 mg/kg
- admetSAR 2.0 :
kategori I : LD50 ≤ 50 mg/kg = senyawa toksik
kategori II : 50 mg/kg > LD50 ≤ 500 mg/kg = senyawa toksik
kategori III : 500 mg > LD50 ≤ 5000 mg/kg = senyawa tidak toksik
kategori IV : LD50 > 5000 mg/kg = senyawa tidak toksik
94

Tabel 4.1.59 Parameter Toksisitas Senyawa Morindae Citrifoliae


Fructus
Toksisitas LD50
Senyawa Morindae ADMETlab AdmetSAR 2.0
No. LD50 Ket. LD50 Kate
citrifoliae Fructus
(mg/kg) toksisitas (mg/kg) gori

1. Methyl 2898 rendah 2487 III


pheophorbide a
2. (-)-Pinoresinol 2801 rendah 1061 III
3. Pteryxin 2681 rendah 2602 III
4. Scopoletin 1929 rendah 1810 III
5. Vanillin 2023 rendah 1537 III
6. Coniferaldehyde 1925 rendah 1744 III
7. Alizarin 2388 rendah 1732 III
8. 1-Hydroxy-2- 248 sedang 2123 III
methoxyanthraquin
one
9. Morindone 2794 rendah 1138 III
10. Rubiadin 2545 rendah 2097 III
11. Asperuloside 2957 rendah 3227 III
12. Phytol 1702 rendah 2421 III
13. Ursolic acid 3259 rendah 2720 III
14. beta-Sitosterol 3118 rendah 3059 I
15. Apigenin 5,7- 3121 rendah 2973 III
dimethyl ether 4'-
galactoside
16. Kaempferol 2647 rendah 1739 II
17. Nicotiflorin 3203 rendah 2351 III
18. Quercetin-3-O- 3052 rendah 2664 III
rhamnoside
19. Rutin 3163 rendah 2627 III
20. Oleanolic acid 3115 rendah 2034 III
21. Daucosterin 346 sedang 1739 III
22. Physcion 2792 rendah 2351 II
23. Peucedanocoumari 2681 rendah 2664 III
n III
24. Roseoside 2977 rendah 2627 III
25. Phaeophorbide-a- 2898 rendah 2034 III
methyl ester
95

26. beta- 1916 rendah 1739 III


hydroxypropiovanil
lone
27. 3-O-Acetylpomolic 3259 rendah 2351 III
acid
28. 5,15-O- 2756 rendah 2664 III
Dimethylmorindol
29. 6alpha- 2895 rendah 2627 III
hydroxyadoxoside
30. Asperulosidic acid 2913 rendah 2034 III
31. Barbinervic acid 3317 rendah 2894 III
32. Citrifoside 2764 rendah 2934 III
33. Clethric acid 3397 rendah 2783 III
34. Damnacanthol 2782 rendah 1931 III
35. Deacetylasperulosi 2933 rendah 2979 III
de
36. Deacetylasperulosi 2815 rendah 3197 IV
dic acid
37. Hederagenin 3018 rendah 2004 III

Dari Tabel 4.1.59 diketahui bahwa 35 senyawa yang mempunyai toksisitas


rendah dari basis data ADMETlab. Pada basis data AdmetSAR 2.0 terdapat
11 senyawa tidak toksik ( kategori IV) dan 33 senyawa tidak toksik
(kategori III)

Keterangan
- ADMETlab :

Toksisitas tinggi : LD50 1-50 mg/kg


Toksisitas sedang : LD50 51-500 mg/kg
Toksisitas rendah : LD50 501-5000 mg/kg
- admetSAR 2.0 :

kategori I : LD50 ≤ 50 mg/kg = senyawa toksik


kategori II : 50 mg/kg > LD50 ≤ 500 mg/kg = senyawa toksik
kategori III : 500 mg > LD50 ≤ 5000 mg/kg = senyawa tidak toksik
kategori IV : LD50 > 5000 mg/kg = senyawa tidak toksik
96

Tabel 4.1.60 Parameter Toksisitas Senyawa Hedyotis Corymbosa Herba

Senyawa tanaman Toksisitas LD50


ADMETlab AdmetSAR
No. hedyotis LD50 Ket. LD50 Kate
corymbosa Herba (mg/kg) toksisita (mg/kg) gori
s

1. Stigmasterol 3251 rendah 3285 III

Dari Tabel 4.1.60 diketahui bahwa 1 senyawa yang mempunyai toksisitas


rendah dari basis data ADMETlab. Pada basis data AdmetSAR 2.0 terdapat
1 senyawa tidak toksik ( kategori III)

Keterangan
- ADMETlab :

Toksisitas tinggi : LD50 1-50 mg/kg


Toksisitas sedang : LD50 51-500 mg/kg
Toksisitas rendah : LD50 501-5000 mg/kg
- admetSAR 2.0 :
kategori I : LD50 ≤ 50 mg/kg = senyawa toksik
kategori II : 50 mg/kg > LD50 ≤ 500 mg/kg = senyawa toksik
kategori III : 500 mg > LD50 ≤ 5000 mg/kg = senyawa tidak toksik
kategori IV : LD50 > 5000 mg/kg = senyawa tidak toksik

4.2 HASIL ANALISIS


Tahapan lanjutan dilakukan analisis terkait data yang sudah
dikumpulkan. Data bersifat numerik dan dianalisis dalam bentuk statistika
untuk melihat sifat fisikokimia, drug likeness, bioavailabilitas, dan
toksisitas pada hasil penggolongan senyawa dari tanaman yang termasuk
dalam famili Apoynaceae dan Rubiaceae berdasarkan Farmakope Herbal
Indonesia.
Pada klasifikasi hasil senyawa dari tanaman yang termasuk dalam
famili Apoynaceae dan Rubiaceae dilakukan analisis untuk melihat
golongan klasifikasi dari hasil senyawa dan melihat jumlah senyawa pada
97

tiap golongannya.

Gambar 4.2.1 Analisis Penggolongan Senyawa Pada Famili


Apoynaceae Dan Rubiaceae
Pada gambar 4.2.1 menunjukkan klasifikasi hasil senyawa pada famili
Apoynaceae dan Rubiaceae memiliki 17 golongan antara lain :
1. 21 senyawa termasuk golongan flavonoid
2. 4 senyawa termasuk golongan tanin
3. 35 senyawa termasuk golongan alkaloid
4. 6 senyawa termasuk golongan terpenoid
5. 4 senyawa termasuk golongan steroid
6. 3 senyawa termasuk golongan phenol
7. 1 senyawa termasuk golongan benzena
8. 2 senyawa termasuk golongan tetrapyrrol
9. 1 senyawa termasuk golongan lignan glikosida
10. 3 senyawa termasuk golongan kumarin
11. 6 senyawa termasuk golongan antraquinon
12. 1 senyawa termasuk golongan komponen organooksigen
13. 6 senyawa termasuk golongan lemak prenol
14. 1 senyawa termasuk golongan Fenolik glikosida
15. 4 senyawa termasuk golongan glikosida iridoid
16. 1 senyawa termasuk golongan antrasena
17. 1 senyawa termasuk golongan asil lemak

4.2.1 ANALISIS SIFAT FISIKOKIMIA


Pada analisis sifat fisikokimia, data sifat fisikokimia yang telah
terkumpul kemudian dianalisis sifat fisikokimianya menggunakan
aturan drug likeness. Gambar diagram pada Gambar 4.2.2 merupakan
98

penggabungan dua famili yaitu Apocynaceae yaitu Parameria laevigata


Cortex 6 senyawa dan Alstonia scholaris Cortex 38 senyawa dan
Rubiaceae yaitu Uncaria gambir Folium 18 senyawa, Morindae
citrifoliae Fructus 37 senyawa dan Hedyotis corymbosa Herba 1
senyawa yang pada semua sifat fisikokimia disesuaikan dengan aturan
drug likeness menurut Lipinski, Ghose, Veber, Oprea, Muegge, Egan,
dan REOS.
Analisis drug likeness dengan membuat kategori violation
(pelanggaran) untuk melihat jumlah senyawa yang memenuhi aturan
drug likeness.

(a)

(b)
99

(c)

(d)

(e)

(f)
100

(g)

Gambar 4.2.2 Analisis Drug Likeness Menurut (a) Lipinski, (b) Ghose,
(c) Veber, (d) Egan, (e) Oprea, (f) Muegge, dan (g) REOS

4.2.2 ANALISIS BIOAVAILABILITAS


Pada analisis bioavailabilitas, data bioavailabilitas yang sudah
terkumpul dari 2 basis data yaitu ADMETlab dan admetSAR yang telah
disesuaikan dengan persyaratan bioavailabilitas yang optimal
berdasarkan masing-masing basis data. Kemudian dilakukan analisis
berupa bagan untuk melihat jumlah senyawa yang memenuhi syarat
bioavailabilitas yang optimal berdasarkan masing-masing basis data.

(a)
101

Gambar 4.2.3 Analisis Bioavailabilitas Pada Basis Data (a)


ADMETlab, (b) admetSAR

4.2.3 ANALISIS TOKSISITAS


Pada analisis toksisitas, data toksisitas yang sudah terkumpul dari
2 basis data yaitu ADMETlab dan admetSAR yang telah disesuaikan
dengan persyaratan toksisitas berdasarkan masing-masing basis data.
Kemudian dilakukan analisis berupa statistik untuk melihat jumlah
senyawa yang memenuhi syarat toksisitas pada masing-masing basis
data.

(a)
102

(b)

Gambar 4.2.4 Analisis Toksisitas Pada Basis Data (a) admetSAR 2.0, (b)
ADMETlab
103

4.3 ANALISIS PROFIL SIFAT FISIKOKIMIA, DRUG LIKENESS,


BIOAVAILABILITAS, DAN TOKSISITAS PADA SENYAWA
Analisis profil sifat fisikokimia, bioavailabilitas, dan toksisitas Tidak
toksik) pada senyawa dalam bentuk radar. Profil sifat fisikokimia diambil
dari aturan drug likeness.

(a)

(b)
104

(c)

(d)

(e)
105

(f)

(g)

Gambar 4.8 Profil Sifat Fisikokimia, Bioavailabilitas, dan Toksisitas


pada Senyawa berdasarkan Aturan Drug Likeness
menurut (a) Lipinski, (b) Ghose, (c) Veber, (d) Egan, (e)
Oprea, (f) Muegge, dan (g) Reos
106

(b)
(a)

(c)

Gambar 4.9 senyawa yang memenuhi 35 perameter dari


total 36 pameter (a) Cantleyine,(b)Leuconolam,
(c)Picrinine
(a)
(b)

(c)
(d)

Gambar 4.10 senyawa yang memenuhi 35 perameter dari


total 36 pameter (a) 1-Hydroxy-2-
methoxyanthraquinone, (b) Peucedanocoumarin
III,(c) 5,15-O-dimethylmorindol,(d) Damnacanthol
107

BAB V

PEMBAHASAN

Obat herbal merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang

sudah terbukti banyak memberikan kontribusi pada pemelihara kesehatan dan

sudah digunakan secara turun temurun (Farmakope Herbal Indonesia, 2017).

Riset penelitian sudah banyak dilakukan berkaitan dengan obat herbal.

Berbagai jenis tanaman Herbal terus-menerus dilakukan uji untuk

menghasilkan obat-obat herbal yang berkhasiat, aman, dan memenuhi standar.

Mengingat hal tersebut dan menyadari bahwa Indonesia sebagai mega

centre tanaman obat dan bahan bersumber alam lainnya, maka perlu adanya

suatu standar bahan-bahan tersebut untuk digunakan masyarakat dalam

berbagai keperluan. Farmakope Herbal Indonesia Edisi II merupakan buku

acuan edisi terbaru yang berisi 253 monografi tanaman dan ekstrak yang terdiri

dari 213 monografi yang merupakan hasil revisi dari Farmakope Herbal

Indonesia Edisi I dan suplemennya serta 40 monografi berasal dari tumbuhan

baru (Farmakope Herbal Indonesia, 2017). Famili Apocynaceae pada

Farmakope Herbal Indonesia terdiri dari 2 tanaman yaitu Parameria laevigata

Cortex dan Alstonia scholaris Cortex dan famili Rubiaceae 3 tanaman yaitu

Unicaria gambir Folium, Morindae citrifoliae Cortex dan Hedyotis corymbosa

Herba yang secara umum menjadi tanaman digunakan sebagai obat-obatan.

Pada penelitian ini dilakukan analisis profil fisikokimia drug likeness,


108

bioavailabilitas, dan toksisitas terhadap senyawa-senyawa dari tanaman yang

termasuk dalam famili Apocynaceae dan Rubiaceae. Dilakukan pengumpulan

data terkait senyawa pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae dengan

menggunakan basis data KNapSacK Family. Sehingga, diperoleh masing-

masing senyawa dari tanaman antara lain Parameria laevigata Cortex 6

senyawa dan Alstonia scholaris Cortex 38 senyawa untuk famili Apocynaceae

dan famili Rubiaceae 3 tanaman yaitu Unicaria gambir Folium 18 senyawa,

Morindae citrifoliae Cortex 37 senyawa dan Hedyotis corymbosa Herba 1

senyawa. Dilakukan penggolongan senyawa berdasarkan basis data HMDB

dan google scholar dan dilakukannnya pengumpulan data terkait sifat

fisikokimia menggunakan basis data PubChem, Chemspider, admetSAR,

SwissADME, dan eMolTox.

Hasil penelitian ini didapatkan senyawa dari total 5 tanaman (100

senyawa) yang termasuk dalam famili Apocynaceae dan Rubiaceae yang

memiliki kandungan senyawa fenol (3 senyawa), tanin (4 senyawa), flavonoid

(21 senyawa), steroid (4 senyawa), alkaloid (35 senyawa), terpenoid (6

senyawa), benzena (1 senyawa), tetrapyrol (2 senyawa), lignan glikosida (

senyawa 1), kumarin (3 senyawa), antraquinon (6 senyawa), komponen

organooksigen (1 senyawa), lemak prenol (6 senyawa), fenolik glikosida (4

senyawa), glikosida iridoid (4 senyawa), antrasena (1 senyawa) dan asil lemak

(1 senyawa).

Parameter sifat fisikokimia (Drug Likeness) terdiri dari lipofilik, elektronik

dan sterik. Parameter tersebut menggambarkan proses distribusi atau


109

pengangkutan obat, penembusan membran biologis, dan interaksi obat dan

reseptor (Siswandono, 2016). Parameter lipofilik mempunyai kemampuan

untuk menembus membran biologis yang dipengaruhi oleh sifat kelarutan obat

dalam air maupun lemak. Parameter elektronik mempengaruhi proses

penembusan membran biologis juga berpengaruh pada interaksi obat-reseptor.

Parameter sterik berpengaruh dalam menentukan ikatan interaksi senyawa

dengan reseptor. Pencarian terkait bioavailabilitas (HIA) dilakukan pada

masing-masing senyawa menggunakan 2 basis data yaitu ADMETlab dan

admetSAR 2.0. Pada basis data admetSAR dan ADMETlab. HIA dinyatakan

dalam 2 kategori antara lain, (+) untuk senyawa dengan bioavailabilitas

optimal apabila nilai HIA ≥ 30%, dan (-) untuk senyawa dengan

bioavailabilitas tidak optimal apabila nilai HIA <30% (Dong et al., 2018; Yang

et al., 2019).

Pendekatan dalam pengukuran “Drug likeness” dilakukan dengan berbasis

aturan, dengan penentuan batas-batasan yang dapat diterima oleh molekul

tertentu berdasarkan sifat fisikokimia obat dan/ atau kandidat obat. Aturan/

filter yang telah dikembangkan dalam “Drug likeness” yaitu “Rule of Five”

(RO5) yang dikembangkan oleh Lipinski (Tian et al., 2015) perkembangan

lanjutan oleh Ghose, Veber, Egan, REOS dan Muegge (Huggins,

Venkitaraman dan Spring, 2011; Jia et al., 2020)

1. Aturan menurut Lipinski


Persyaratan :
- Molecular Weight (Mw) <500 g/mol
- Moriguchi Octanol-Water Partition Coefficient (Mlog P) <5
110

- Hydrogen Bond Donors (HBD) <5


- Hydrogen Bond Acceptor (HBA) <10
2. Aturan menurut Ghose
Persyaratan :
- Molecular Weight (Mw) antara 160 sampai 480 g/mol
- jumlah atom antara 20 sampai 70
- Atomic Octanol-Water Partition Coefficient (ALog P) antara -0,4
sampai 5,6
- Molar Refractivity (MR) antara 40 sampai 130
3. Aturan menurut Veber
Persyaratan :
- Rotatable Bond (RB) ≤10
- Topological Polar Surface Area (TPSA) ≤140 Å2
- Hydrogen Bond Acceptor(HBA)+Hydrogen Bond Donors(HBD)
≤12
4. Aturan menurut Egan
Persyaratan :
- Octanol-Water Partition Coefficient (Log P) antara -1.0 sampai
5.8
- Topological Polar Surface Area (TPSA) ≤130 Å2
5. Aturan menurut Oprea
Persyaratan :
- Hydrogen Bond Donors (HBD) antara 0 sampai 2
- Hydrogen Bond Acceptor (HBA) antara 2 sampai 9
- Rotatable Bond (RB) antara 2 sampai 8
- Jumlah ring number atau cincin angka antara 1 sampai 4
6. Aturan menurut Muegge
Persyaratan :
- Molecular Weight (Mw) antara 200 sampai 600
- Prediction Octanol-Water Partition Coefficient (XLog P) antara -
2 sampai 5
111

- Topological Polar Surface Area (TPSA) ≤150


- Hydrogen Bond Donors (HBD) ≤5
- Hydrogen Bond Acceptor (HBA) ≤10
- Rotatable Bond (RB) ≤15
- jumlah cincin ≤7
- jumlah karbon >4
- jumlah heteroatom >1
7. Aturan menurut REOS
Persyaratan :
- Molecular Weight (Mw) antara 200 sampai 500
- Hydrogen Bond Acceptor (HBA) ≤10
- Hydrogen Bond Donors (HBD) ≤5
- Octanol-Water Partition Coefficient (log P) antara -5 sampai 5
- Rotatable Bond (RB) ≤8
- Formal Charge antara -2 sampai 2

Pada analisis Drug likeness, dilakukan analisis dalam bentuk statistik

dengan memberikan kategori violation (pelanggaran) untuk melihat jumlah

senyawa yang memenuhi aturan bioavailabilitas pada basis data. Hasil dari

analisis drug likeness didapatkan beberapa senyawa yang memenuhi semua

sifat fisikokimia untuk aturan menurut Lipinski sebanyak 58 senyawa, menurut

Ghose sebanyak 14 senyawa, menurut Veber sebanyak 71 senyawa, menurut

Egan sebanyak 71 senyawa, menurut Oprea sebanyak 23 senyawa, menurut

Muegge sebanyak 48 senyawa dan menurut REOS sebanyak 52 senyawa,.

Hasil dari analisis bioavailabilitas yang memenuhi syarat bioavailabilitas

yang baik ≥30% dari 100 senyawa yang masing-masing dicari dengan 2 basis

data didapatkan sebanyak 53 senyawa pada basis data ADMETlab dan 28


112

senyawa pada basis data admetSAR. Dinyatakan dalam bentuk persen adalah

pada basis data ADMETlab sebesar 50.004% dan pada basis data admetSAR

sebesar 39.424%.

Analisis toksisitas dilakukan dalam bentuk statistika dengan melihat

jumlah senyawa pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae yang memenuhi

syarat aturan toksisitas pada basis data ADMETlab dan admetSAR. Pencarian

data untuk toksisitas menggunakan LD50 (lethal dose). LD50 digunakan untuk

mengetahui jika suatu dosis diberikan kepada sekelompok hewan coba dengan

tujuan eksperimental dan 50% hewan mati dalam pemberian dosis tersebut.

Semakin kecil nilai LD50 semakin semakin toksik. Sebaliknya jika semakin

besar nilai LD50 semakin rendah toksisitas (Paramveer, 2010). Toksitas pada

basis data ADMETlab jika Toksisitas tinggi: 1 - 50 mg / kg; Toksisitas: 51 -

500 mg / kg; toksisitas rendah: 501 - 5000 mg / kg. Toksisitas pada basis data

admetSAR dikatakan Kategori I mengandung senyawa dengan nilai LD50

kurang dari atau sama dengan 50mg / kg. Kategori II mengandung senyawa

dengan nilai LD50 lebih besar dari 50mg / kg tetapi kurang dari 500mg / kg.

Kategori III mencakup senyawa dengan nilai LD50 lebih dari 500mg / kg tetapi

kurang dari 5000mg / kg. Kategori IV terdiri dari senyawa dengan nilai LD50

lebih besar dari 5000mg / kg. Berdasarkan Gambar 4.2.4 maka hasil yang

didapatkan untuk ADMETlab adalah 2% untuk kategori toksisitas tinggi dan

5% sedang dengan total 7%. Untuk admetSAR kategori I ialah 3% dan kategori

II adalah 5% dengan total 8%. Data tersebut berdasarkan 100 senyawa pada

famili Apocynaceae dan Rubiaceae.


113

Hasil analisis dari semua parameter yang memenuhi semua parameter,

mulai dari sifat fisikokimia yang memenuhi aturan Drug likeness dan rules

of 5, bioavailabilitas dan toksisitas berdasarkan masing-masing tanaman

adalah untuk Parameria laevigata Cortex ada 2 senyawa yang memenuhi

17 parameter dari total 36 parameter yaitu senyawa procyanidin A2 dan

proanthocyanidin A-6. Tanaman Alstonia scholaris Cortex ada 3 senyawa

yang memenuhi 35 parameter dari total 36 parameter parameter yaitu

senyawa cantleyine, leuconolam dan picrinine untuk famili Apocynaceae.

Sedangkan, untuk famili Rubiaceae tanaman Uncaria gambir Folium ada 2

senyawa yang memenuhi 33 parameter dari total 36 parameter yaitu

senyawa mitraphylline dan uncarine B. Tanaman Morindae citrifoliae

Fructus ada 4 senyawa yang mmemenuhi 35 parameter dari total 36

parameter yaitu senyawa 1-Hydroxy-2-methoxyanthraquinone,

peucedanocoumarin III, 5,15-O-dimethylmorindol dan damnacanthol.

Pada tahapan selanjutnya dilakukan analisis profil sifat fisikokimia,

bioavailabilitas, dan toksisitas pada hasil senyawa dalam bentuk bagan.

Profil sifat fisikokimia diambil dari masing-masing aturan drug likeness

dengan melihat fisikokimia yang memenuhi aturan dari masing-masing drug

likeness, kemudian jumlah sifat fisikokimia yang memenuhi diubah dalam

bentuk persentase pada grafik radar. Berdasarkan Gambar 4.8 Hasil

analisis profil sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness, antara

lain:
114

1. Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness menurut

Lipinski, yaitu Mw 65.15%, MLogP 75.19%, HBA 64.594%,

dan HBD 66.242%.

2. Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness menurut

Ghose, yaitu MR 35.19%, AlogP 64.83%, Mw 60.27%, dan ∑

atom 70.33%.

3. Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness menurut

Veber, yaitu RB 99.46%, TPSA 69%, dan HBA+HBD 68.03%.

4. Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness menurut

Egan, yaitu LogP 69.24% dan TPSA 61.36%.

5. Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness menurut

Oprea, yaitu HBA 41%, HBD 56.99%, RB 81.96%, dan ring

number 57.00%

6. Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness menurut

Muegge, yaitu Mw 79.61%, HBD 65.70%, HBA 66.22%, RB

93.33%, TPSA 63.01%, XLogP3 70.33%, C number 100%, ring

number 85.55% dan heteroatom number 76.81%.

7. Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness menurut

REOS, yaitu Mw 62.88%, LogP 64.65%, HBD 64.56%, HBA

66.22%, RB 98.92%, dan FC 100%


115

BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, maka dapat disimpilkan bahwa :

1. Hasil penelitian ini didapatkan senyawa dari total 5 tanaman (100

senyawa) yang termasuk dalam famili Apocynaceae dan Rubiaceae

dengan kandungan fenol sebanyak 3 senyawa, tanin sebanyak 4

senyawa, flavonoid sebanyak 21 senyawa, steroid sebanyak 4 senyawa,

alkaloid sebanyak 35 senyawa, terpenoid sebanyak 6 senyawa, benzena

sebanyak 1 senyawa, tetrapyrol sebanyak 2 senyawa, lignan glikosida

sebanyak senyawa 1, kumarin sebanyak 3 senyawa, antraquinon

sebanyak 6 senyawa, komponen organooksigen sebanyak 1 senyawa,

lemak prenol sebanyak 6 senyawa, fenolik glikosida sebanyak 4

senyawa, glikosida iridoid sebanyak 4 senyawa, sebanyak 1 senyawa

dan asil lemak sebanyak 1 senyawa.

2. Hasil dari analisis drug likeness didapatkan beberapa senyawa yang

memenuhi semua sifat fisikokimia untuk aturan menurut Lipinski

sebanyak 58 senyawa, menurut Ghose sebanyak 14 senyawa, menurut

Veber sebanyak 71 senyawa, menurut Egan sebanyak 71 senyawa,

menurut Oprea sebanyak 23 senyawa, menurut Muegge sebanyak 48

senyawa dan menurut REOS sebanyak 52 senyawa.


116

3. Pada hasil analisis senyawa (100 senyawa) dari 5 tanaman yang

termasuk famili Apocynaceae dan Rubiaceae berdasarkan Farmakope

Herbal Indonesia memiliki sifat fisikokimia yang memenuhi beberapa

aturan drug likeness, antara lain

- Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness

menurut Lipinski, yaitu Mw 65.15%, MLogP 75.19%, HBA

64.594%, dan HBD 66.242%.

- Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness

menurut Ghose, yaitu MR 35.19%, AlogP 64.83%, Mw

60.27%, dan ∑ atom 70.33%.

- Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness

menurut Veber, yaitu RB 99.46%, TPSA 69%, dan

HBA+HBD 68.03%.

- Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness

menurut Egan, yaitu LogP 69.24% dan TPSA 61.36%.

- Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness

menurut Oprea, yaitu HBA 41%, HBD 56.99%, RB 81.96%,

dan ring number 57.00%

- Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness

menurut Muegge, yaitu Mw 79.61%, HBD 65.70%, HBA

66.22%, RB 93.33%, TPSA 63.01%, XLogP3 70.33%, C

number 100%, ring number 85.55% dan heteroatom number

76.81%.
117

- Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness

menurut REOS, yaitu Mw 62.88%, LogP 64.65%, HBD

64.56%, HBA 66.22%, RB 98.92%, dan FC 100%.

4. Hasil dari analisis bioavailabilitas yang memenuhi syarat

bioavailabilitas yang baik ≥30% dari 100 senyawa yang masing-masing

dicari dengan 2 basis data didapatkan sebanyak 53 senyawa pada basis

data ADMETlab dan 28 senyawa pada basis data admetSAR.

Dinyatakan dalam bentuk persen adalah pada basis data ADMETlab

sebesar 50.004% dan pada basis data admetSAR sebesar 39.424%,.

5. Hasil toksisitas yang didapatkan untuk ADMETlab adalah 2% untuk

kategori toksisitas tinggi dan 5% sedang dengan total 7%. Untuk

admetSAR kategori I ialah 3% dan kategori II adalah 5% dengan total

8%. Data tersebut berdasarkan 100 senyawa pada famili Apocynaceae

dan Rubiaceae.

6. Hasil analisis dari semua parameter yang memenuhi semua parameter,

mulai dari sifat fisikokimia yang memenuhi aturan Drug likeness dan

rules of 5, bioavailabilitas dan toksisitas berdasarkan masing-masing

tanaman adalah untuk Parameria laevigata Cortex ada 2 senyawa yang

memenuhi 17 parameter dari total 36 parameter yaitu senyawa

procyanidin A2 dan proanthocyanidin A-6. Tanaman Alstonia scholaris

Cortex ada 3 senyawa yang memenuhi 35 parameter dari total 36

parameter parameter yaitu senyawa cantleyine, leuconolam dan

picrinine untuk famili Apocynaceae. Sedangkan, untuk famili


118

Rubiaceae tanaman Uncaria gambir Folium ada 2 senyawa yang

memenuhi 33 parameter dari total 36 parameter yaitu senyawa

mitraphylline dan uncarine B. Tanaman Morindae citrifoliae Fructus

ada 4 senyawa yang mmemenuhi 35 parameter dari total 36 parameter

yaitu senyawa 1-Hydroxy-2-methoxyanthraquinone,

peucedanocoumarin III, 5,15-O-dimethylmorindol dan damnacanthol.


119

BAB VII

SARAN

Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk pengujian in silico

(molecular docking) dari senyawa-senyawa (5 simplisia) yang

memenuhi sifat fisikokimia (drug likeness), bioavailabilitas, dan

toksisitas famili Apocynaceae dan Rubiaceae berdasarkan monografi

Farmakope Herbal Indonesia edisi II tahun 2017 dengan beberapa

reseptor yang sudah diketahui aktivitasnya (Antioksidan, antidiabetes,

antibakteri, antidiare, antiinflamasi dsb).


RINGKASAN

Dalam penelitian ini digunakan 5 tanaman dari famili Apocynaceae pada

Farmakope Herbal Indonesia terdiri dari 2 tanaman yaitu Parameria laevigata

Cortex dan Alstonia scholaris Cortex dan famili Rubiaceae 3 tanaman yaitu

unicaria gambir Folium, morindae citrifoliae dan hedyotis corymbosa yang

secara umum menjadi tanaman digunakan sebagai obat-obatan. Namun, dalam

pengembangan obat herbal dibutuhkan informasi terkait bioavailabilitas dan

toksisitas. Penelitian ini bertujuan mengetahui profil sifat fisikokimia, drug

likeness, prediksi bioavailabilitas dan toksisitas dari senyawa-senyawa pada

famili Apocynaceae dan Rubiaceae berdasarkan monografi Farmakope Herbal

Indonesia.

Metode dalam penelitian ini secara virtual screening dengan penyaringan

basis data dalam menyaring sifat fisikokimia yang tidak diinginkan dan

mengoptimalkan farmakokinetik dalam absorpsi, distribusi, metabolisme, dan

ekskresi serta toksisitas dengan konsep drug likeness. Senyawa yang terdapat

pada setiap famili. Bisa didapatkan dengan mengakses laman KNApSAcK

sehingga didapatkan Parameria laevigata Cortex (6 senyawa), Alstonia

scholaris Cortex (38 senyawa) untuk famili Apocynaceae dan Uncaria gambir

Folium (18 senyawa), Morindae citrifoliae Fructus (37 senyawa), Hedyotis

corymbosa Herba (1 senyawa) untuk famili Rubiaceae lalu dilakukan

pengklasifikasian dengan menggunakan beberapa basis data yaitu HMDB dan

120
121

Google Scholar. Maka hasil yang didapatkan ialah memiliki kandungan

senyawa fenol (3 senyawa), tanin (4 senyawa), flavonoid (21 senyawa), steroid

(4 senyawa), alkaloid (35 senyawa), terpenoid (6 senyawa), benzena (1

senyawa), tetrapyrol (2 senyawa), lignan glikosida ( senyawa 1), kumarin (3

senyawa), antraquinon (6 senyawa), komponen organooksigen (1 senyawa),

lemak prenol (6 senyawa), fenolik glikosida (4 senyawa), glikosida iridoid (4

senyawa), antrasena (1 senyawa) dan asil lemak (1 senyawa).

Pembuatan gambar struktur dua dimensi dan tiga dimensi dengan

menggunakan Marvin Sketch 20.10 dan Avogadro. Tahap selanjutnya

dilakukan pengumpulan data terkait sifat fisikokimia menggunakan basis data

PubChem, ChemSpider, eMolTox dan SwissADME. Aturan kemiripan dengan

obat berdasarkan sifat molekul sederhana telah dikembangkan seperti yang

diusulkan oleh Ghose, Oprea, Veber, Muegge, REOS, Egan dan Aturan

Lipinski rules of five (Ro5). Hasil dari analisis drug likeness pada hasil

senyawa didapatkan beberapa senyawa yang memenuhi masing-masing aturan

drug likeness, antara lain hasil dari analisis drug likeness didapatkan beberapa

senyawa yang memenuhi semua sifat fisikokimia untuk aturan menurut

Lipinski sebanyak 58 senyawa, menurut Ghose sebanyak 14 senyawa, menurut

Veber sebanyak 71 senyawa, menurut Egan sebanyak 71 senyawa, menurut

Oprea sebanyak 23 senyawa, menurut Muegge sebanyak 48 senyawa dan

menurut REOS sebanyak 52 senyawa,.

Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness menurut Lipinski,

yaitu Mw 65.15%, MLogP 75.19%, HBA 64.594%, dan HBD 66.242%., Sifat
122

fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness menurut Ghose, yaitu MR

35.19%, AlogP 64.83%, Mw 60.27%, dan ∑ atom 70.33%, Sifat fisikokimia

yang memenuhi aturan drug likeness menurut Veber, yaitu RB 99.46%, TPSA

69%, dan HBA+HBD 68.03%., Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug

likeness menurut Egan, yaitu LogP 69.24% dan TPSA 61.36%, Sifat

fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness menurut Oprea, yaitu HBA

41%, HBD 56.99%, RB 81.96%, dan ring number 57.00%, Sifat fisikokimia

yang memenuhi aturan drug likeness menurut Muegge, yaitu Mw 79.61%,

HBD 65.70%, HBA 66.22%, RB 93.33%, TPSA 63.01%, XLogP3 70.33%, C

number 100%, ring number 85.55% dan heteroatom number 76.81%, Sifat

fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness menurut REOS, yaitu Mw

62.88%, LogP 64.65%, HBD 64.56%, HBA 66.22%, RB 98.92%, dan FC

100%.

Untuk bioavailabilitas dari 2 basis data didapatkan sebanyak 53 senyawa

pada basis data ADMETlab dan 28 senyawa pada basis data admetSAR.

Dinyatakan dalam bentuk persen adalah pada basis data ADMETlab sebesar

50.004% dan pada basis data admetSAR sebesar 39.424%. Hasil toksisitas

yang didapatkan untuk ADMETlab adalah 2% untuk kategori toksisitas

tinggi dan 5% sedang dengan total 7%. Untuk admetSAR kategori I ialah 3%

dan kategori II adalah 5% dengan total 8%. Data tersebut berdasarkan 100

senyawa pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae.

Hasil analisis dari semua parameter yang memenuhi semua parameter,

mulai dari sifat fisikokimia yang memenuhi aturan Drug likeness dan rules of
123

5, bioavailabilitas dan toksisitas berdasarkan masing-masing tanaman adalah

untuk Parameria laevigata Cortex ada 2 senyawa yang memenuhi 17

parameter dari total 36 parameter yaitu senyawa procyanidin A2 dan

proanthocyanidin A-6. Tanaman Alstonia scholaris Cortex ada 3 senyawa

yang memenuhi 35 parameter dari total 36 parameter parameter yaitu senyawa

cantleyine, leuconolam dan picrinine untuk famili Apocynaceae. Sedangkan,

untuk famili Rubiaceae tanaman Uncaria gambir Folium ada 2 senyawa yang

memenuhi 33 parameter dari total 36 parameter yaitu senyawa mitraphylline

dan uncarine B. Tanaman Morindae citrifoliae Fructus ada 4 senyawa yang

mmemenuhi 35 parameter dari total 36 parameter yaitu senyawa 1-Hydroxy-2-

methoxyanthraquinone, peucedanocoumarin III, 5,15-O-dimethylmorindol dan

damnacanthol.
124

DAFTAR PUSTAKA

Afendi, et al, 2016. Jamu Informatics: A New Perspective in Jamu Research.


Vol. 34. Division of Chemical Information and Computer Sciences The
Chemical Society of Japan: 47. doi: 10.11546/cicsj.34.47
Ahuja S. (2009) Handbook of Water Purity and Quality. First edition. E-book
library [online]. Tersedia di: https://www.elsevier.com/books/handbook-of-
water-purity-and-quality/ahuja/978-0-12-374192-9 (Diakses: 12 September
2020)
Badan Pengawas Obat dan Makan Republik Indonesia. Acuan Sediaan herbal.
2006;2(10):55.
Barus, S. H., Hamidah, S. and Satriadi, T. (2019) ‘UJI FITOKIMIA
SENYAWA AKTIF TUMBUHAN MANGGARSIH ( Parameria
laevigata ( Juss ) Moldenke ) DARI HUTAN ALAM DESA
MALINAU LOKSADO DAN HASIL BUDIDAYA EKSITU
BANJARBARU’, 02(3).
Cheng, F. et al. (2012) “admetSAR: A Comprehensive Source and Free Tool
for Assessment of Chemical ADMET Properties.” doi:
10.1021/ci300367a.
Daina, A., Michielin, O. dan Zoete, V. (2017) “SwissADME: A free web tool
to evaluate pharmacokinetics, drug-likeness and medicinal chemistry
friendliness of small molecules,” Scientific Reports. Nature Publishing
Group, 7(March), hal. 1–13. doi: 10.1038/srep42717.
Dalimartha. (2001). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.
Darajati, W., Pratiwi, S., Herwinda, E., Radiansyah, A. D., Nalang, V. S.,
Nooryanto, B. & Prasetyo, T. A. (2016). Indonesian biodiversity strategy
and action plan 2015-2020. Kementrian Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPE-NAS). Jakarta
Depkes RI (2017) “Farmakope Herbal Indonesia edisi ke II.”
Direktorat Bina Kefarmasian (2014) “kebijakan dan program pengembangan
pusat pengolahan pasca panen tanaman obat dan pusat ekstrak daerah
125

untuk mendukung kemandirian bahan baku obat.” doi:


10.1017/CBO9781107415324.004.
Dong, J., Wang, N.-N., Yao, Z.-J., Zhang, L., Cheng, Y., Ouyang, D., … Cao,
D.-S. (2018). ADMETlab: a platform for systematic ADMET evaluation
based on a comprehensively collected ADMET basis data. Journal of
Cheminformatics, 10(1). doi:10.1186/s13321-018-0283-x
Huggins, D. J., Venkitaraman, A. R. dan Spring, D. R. (2011) “Rational
methods for the selection of diverse screening compounds,” ACS
Chemical Biology, 6(3), hal. 208–217. doi: 10.1021/cb100420r.
Jefrin S., Ni Nyoman Y., Maria Y. E. (2016) pemanfaatan tanaman obat
tradisional oleh masyarakat kupang timur 2016
Jia, C. Y. et al. (2020) “A drug-likeness toolbox facilitates ADMET study in
drug discovery,” Drug Discovery Today. Elsevier Ltd, 25(1), hal.
248–258. doi: 10.1016/j.drudis.2019.10.014.

Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2019)


“Tanaman obat warisan tradisi nusantara untuk kesejahteraan rakyat”,
hal 67.
Kusmana, C. (2015) ‘Keanekaragaman hayati (biodiversitas) sebagai elemen
kunci ekosistem kota hijau’, (December 2015). doi:
10.13057/psnmbi/m010801.
Munadi Ernawati (2017) ‘TANAMAN OBAT, SEBUAH TINJAUAN
SINGKAT’, in Info Komoditi Tanaman Obat, p. 1. doi:
10.7748/ldp.5.4.28.s16.
Pehar, Vesna, Davor Oršolić, and V. S. (2019) “Drug-likeness, herbicide-
likeness and toxicity of herbicidal compounds – in silico analysis.”
Salim, Z., Munadi, E., Nugroho, R. A., Ningsih, E. A., Paryadi, D., Utama, R.,
& Faradila, F. (2017). Info komoditi tanaman obat. Jakarta: Badan
Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia, 1-2.
Samedi, S. (2015). Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia:
Rekomendasi Perbaikan Undang-Undang Konservasi. Jurnal Hukum
126

Lingkungan Indonesia, 2(2), 1-28.


Shargel, L., Wu, S., & Yu, A. B. C. (2012). Biofarmasetika dan
Farmakokinetika Terapan Edisi Kelima. Diterjemahkan dari Bahasa
Inggris oleh Fasich dan Budi Suprapti, Pusat Penerbitan dan Percetakan
Universitas Airlangga, Surabaya.
Sharaf, 2017. Virtual Screening, Drug Likeness, Bioavaibility And Docking
Studies of Small Molecules of Heterocyclic Sulfonamide. World Journal
of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. DOI: 10.20959/wjpps20173-
8821
Siswandono, E. 2016. Kimia Medisinal 1 Edisi 2. Airlangga University Press.
Setiady, T. and Rahmad, M. B. (2014) ‘Perancangan Sistem Informasi
Inventory Spare Part Elektronik Berbasis Web PHP’, Jurnal Sarjana
Teknik Informatika, 2(2).
Sutrisna, E. (2016) Herbal Medicine: Suatu Tujuan Farmakologis. Tersedia
pada:
https://books.google.co.id/books?id=ycpqDwAAQBAJ&printsec=cop
yright&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false (Diakses: 2 Sept 2020).
Yang, H. et al. (2019) “AdmetSAR 2.0: Web-service for prediction and
optimization of chemical ADMET properties,” Bioinformatics, 35(6),
hal. 1067–1069. doi: 10.1093/bioinformatics/bty707.
Yanuar, A., Mun'im, A., Lagho, A. B. A., Syahdi, R. R., Rahmat, M., &
Suhartanto, H. (2011). Medicinal plants basis data and three
dimensional structure of the chemical compounds from medicinal
plants in Indonesia.
127

Lampiran 1 : Senyawa dan format struktur *.smile (1 dimensi)

No. Senyawa SMILES


Procyanidin A2
c1(cc(c2c(c1)O[C@@]1([C@@H]([C@H]2c2
1. c3c(c(cc2O1)O)C[C@H]([C@H](O3)c1cc(c(c
c1)O)O)O)O)c1cc(c(cc1)O)O)O)O
c1c(cc(c2c1O[C@@]1([C@@H]([C@H]2c2c
2. Proanthocyanidin A-6 (O1)cc1c(c2O)C[C@H]([C@H](O1)c1ccc(c(c
1)O)O)O)O)c1ccc(c(c1)O)O)O)O
c1c(cc(c2c1O[C@@]1([C@@H]([C@H]2c2c
(O1)cc(c1c2O[C@@H]([C@@H]([C@@H]1
3. Cinnamtannin B1 c1c(cc(c2c1O[C@@H]([C@@H](C2)O)c1cc(
c(cc1)O)O)O)O)O)c1cc(c(cc1)O)O)O)O)c1ccc
(c(c1)O)O)O)O
c1c(cc(c2c1O[C@@]1([C@@H]([C@H]2c2c
(O1)cc(c1c2O[C@@H]([C@@H]([C@@H]1
4. Aesculitannin B c1c(cc(c2c1O[C@@H]([C@@H](C2)O)c1cc(
c(cc1)O)O)O)O)O)c1cc(c(cc1)O)O)O)O)c1ccc
(c(c1)O)O)O)O
O1c2c([C@@H]3c4c(O[C@]1([C@@H]3O)c
1cc(c(cc1)O)O)c(c(c1c4O[C@@H]([C@@H](
[C@@H]1c1c(cc(c3c1O[C@@H]([C@@H](
5. Parameritannin A1
C3)O)c1ccc(c(c1)O)O)O)O)O)c1cc(c(cc1)O)O
)O)[C@@H]1[C@H]([C@H](Oc3c1c(cc(c3)
O)O)c1ccc(c(c1)O)O)O)c(cc(c2)O)O
[C@H]12[C@H]([C@@](c3cc(c(cc3)O)O)(O
c3c1c1c([C@@H]4[C@H]([C@](O1)(c1cc(c(
cc1)O)O)Oc1c4c(cc(c1)O)O)O)c1c3[C@@H]
6. Parameritannin A2
([C@H]([C@H](O1)c1cc(c(cc1)O)O)O)c1c3c
(c(cc1O)O)C[C@H]([C@H](O3)c1cc(c(cc1)O
)O)O)Oc1c2c(cc(c1)O)O)O
c1cccc2c1[C@@]13C(=C([C@@H]4C[C@@
7. Akuammicine
H]1N(CC3)C/C/4=C/C)C(=O)OC)N2
c1cccc2c1c1c([nH]2)[C@H]2N3[C@@H](C1
8. Akuammidine )[C@]([C@@H](C2)/C(=C\C)/C3)(C(=O)OC)
CO
c1ccc2c(c1)[C@@]13[C@@]4(N2)[N@@+](
9. Echitamine CC1)(C/C(=C/C)/[C@H](C[C@@H]4O)[C@
@]3(C(=O)OC)CO)C
c1(c2c(ccc1OC)C[C@@H]1C3=CC(=O)C(=C
10. Salutaridine
[C@]23CCN1C)OC)O
c1(cncc2c1C[C@@H]([C@@H]2C)O)C(=O)
11. Cantleyine
OC
C1[C@@H](CC2=CC[C@@H]3[C@@H]([C
12. Stigmasterol @]2(C1)C)CC[C@]1([C@H]3CC[C@@H]1[
C@H](/C=C/[C@H](C(C)C)CC)C)C)O
C1[C@@H](C([C@H]2[C@](C1)([C@@H]1
13. Lupeol acetate
[C@@](CC2)([C@]2([C@H](CC1)[C@@H]
128

1[C@](CC2)(C)CC[C@H]1C(=C)C)C)C)C)(C
)C)OC(=O)C
c1(ccc2c(c1O)O[C@H](CC2=O)c1ccc(c(c1)O
14. Isookaninrhamnoside )O)O[C@H]1[C@@H]([C@H]([C@H]([C@
H](O1)C)O)O)O
C1CC[C@@]2([C@@]3(N1C(=O)C=C3c1c(
15. Leuconolam
NC(=O)CC2)cccc1)O)CC
c1ccc2c(c1)N1[C@@]34[C@@H]2CC(=O)N
16. Leuconoxine
3CCC[C@]4(CCC1=O)CC
c1ccc2c(c1)[C@@]13C(=N2)[C@H]2N(CC1)
17. Akuammiline C/C(=C/C)/[C@H](C2)[C@]3(C(=O)OC)CO
C(=O)C
[C@]1(CO)(C(=O)OC)[C@@H]2/C(=C/C)/C
18. N(4)-demethylechitamine N3[C@]4([C@]1(c1ccccc1N4)CC3)[C@H](C
2)O
[C@H]1([C@]23c4ccccc4N[C@@]42[C@H]
19. Picrinine 2N([C@H](C3)O4)C/C(=C/C)/[C@@H]1C2)
C(=O)OC
c1ccc2c(c1)N([C@]13[C@]42CCN2[C@H]1
20. Pseudoakuammigine C[C@@H](/C(=C/C)/C2)[C@@]4(CO3)C(=
O)OC)C
c1ccc2c(c1)c1c([nH]2)[C@H]2N(CC1)C[C@
21. Tetrahydroalstonine
@H]1[C@H](C2)C(=CO[C@H]1C)C(=O)OC
c1ccc2c(c1)[C@]13C(=C([C@@H]4[C@H]([
22. Tubotaiwine
C@H]1N(CC3)CC4)CC)C(=O)OC)N2
c1(c(cc2c(c1)c1c3[C@H](C2)N(CCc3cc2c1O
23. Dicentrine
CO2)C)OC)OC
c1ccc2c(c1)c1c([nH]2)[C@@](C(=O)OC)([C
24. Stemmadenine
@H]2CCN(CC1)C/C/2=C/C)CO
C\1(=C\C)/CN2Cc3c([C@]([C@H]1CC2)(C(
25. Vallesamine
=O)OC)CO)[nH]c1c3cccc1
[C@@H]12C[C@H](C(=CN1CCc1c2[nH]c2c
26. Vallesiachotamine
1cccc2)C(=O)OC)/C(=C/C)/C=O
c12c(CN3[C@@H](C1)c1c(CC3)cc(c(c1)OC)
27. Aequaline
O)c(c(cc2)O)OC
c12c(CN3[C@H](C1)c1c(CC3)cc(c(c1)OC)O)
28. Corypalmine
c(c(cc2)OC)OC
c1ccc2c(c1)[C@@]13C(=N2)[C@H]2N(CC1)
29. Deacetylakuammiline C/C(=C/C)/[C@H](C2)[C@@]3(C(=O)OC)C
O
c12c(CCN[C@H]1C[C@H]1C(=CO[C@H]([
C@@H]1C=C)O[C@@H]1O[C@@H]([C@
30. Strictosidine
H]([C@@H]([C@H]1O)O)O)CO)C(=O)OC)c
1c([nH]2)cccc1
C1OC[C@]([C@@H]2C(=C1)CN(CC2)C)(C(
31. 6,7-seco-Angustilobine B
=O)OC)c1[nH]c2c(c1)cccc2
c12c(cc([nH]1)C(=C)[C@H]1CCN(C/C/1=C/
32. Manilamine
CO)C)cccc2
33. Citral O=C/C=C(/CCC=C(C)C)\C
129

c1ccc2c(c1)[C@@]13C(=C([C@H]4C[C@@
34. Echitamidine H]1N(CC3)C[C@H]4[C@H](C)O)C(=O)OC)
N2
c1ccc2c(c1)[C@@]13C(=C([C@H]4C[C@@
35. Akuammicine N-oxide
H]1N(=O)(CC3)C/C/4=C/C)C(=O)OC)N2
CC=C1C[N+]2(CCC34C5=CC=CC=C5NC36
36. Akuammiginone
C2C(=O)C1C4(CO6)C(=O)O)C
[C@@]123C(=C([C@H]4C[C@@H]1N(=O)(
37. Echitamidine N-oxide CC2)C[C@H]4[C@H](C)O)C(=O)OC)Nc1c3
cccc1
[C@@]123C(=C([C@H]4C[C@@H]1N(=O)(
Echitamidine-N-oxide 19- CC2)C[C@H]4[C@@H](O[C@@H]1O[C@
38.
O-beta-D-glucopyranoside @H]([C@H]([C@@H]([C@H]1O)O)O)CO)C
)C(=O)OC)Nc1c3cccc1
CC=C1C[N+]2(CCC34C2(C(CC1C3(CO)C(=
39. Echitaminic acid
O)O)O)NC5=CC=CC=C45)C
[C@@]123C(=C([C@H]4C[C@@H]1N(=O)(
Nb-Demethylalstogustine
40. CC2)C[C@@H]4[C@H](O)C)C(=O)OC)Nc1
N-oxide
c3cccc1
[C@]123[C@@]4(C[C@@H](N5[C@H]1C[
41. Picraline C@@H](/C(=C\C)/C5)[C@@]4(C(=O)OC)C
OC(=O)C)O3)c1c(N2)cccc1
C1[C@]2([C@]([C@H]3[C@](C1)([C@H](C
42. Alstonic acid A C3)C(C)C)C)(CCC1=C2CC[C@H]([C@@]1(
CC(=O)O)C)C(C)(C)C=O)C)C
C1[C@]2([C@]([C@H]3[C@](C1)([C@H](C
43. Alstonic acid B C3)C(C)C)C)(CC[C@]13C2=CC[C@H]([C@
]1(CC(=O)O)C)C(C3=O)(C)C)C)C
44. Isogentialutine CC1C(CC2=C1C=NC=C2)O
c1(cc(c2c(c1)O[C@@H]([C@H](C2)O)c1cc(c
45. (+)-Catechin
(cc1)O)O)O)O
c1(cc(c2c(c1)O[C@@H]([C@@H](C2)O)c1c
46. (-)-Epicatechin
c(c(cc1)O)O)O)O
c1(cc(c2c(c1)O[C@H]([C@H](C2)O)c1cc(c(c
47. (+)-Epicatechin
c1)O)O)O)O
[C@H]12[C@@H](C(=CO[C@H]1C)C(=O)
48. Mitraphylline OC)C[C@@H]1N(C2)CC[C@]21c1c(NC2=O
)cccc1
c12c3c([nH]c1[C@@H]1N(CC2)C[C@@H]2
49. Roxburghine B [C@H](C1)C(=CN1[C@]2(Cc2c(C1)c1c([nH]
2)cccc1)C)C(=O)OC)cccc3
50. Pyrocatechin c1ccc(c(c1)O)O
51. Gallic acid c1(c(cc(cc1O)C(=O)O)O)O
c1c(ccc(c1O)O)[C@H]1CC(=O)Oc2c1c1c(c(c
52. Cinchonain Ia
2)O)C[C@H]([C@H](O1)c1cc(c(cc1)O)O)O
c1(cc2c(c(c1)O)[C@@H]([C@H]([C@H](O2)
53. Gambiriin C c1ccc(cc1)O)O)c1c(cc(c2c1O[C@@H]([C@H
](C2)O)c1cc(c(cc1)O)O)O)O)O
c1(c2c(c(c(c1)O)[C@@H]([C@H](Cc1c(cc(cc
54. Gambiriin A1
1O)O)O)O)c1ccc(c(c1)O)O)O[C@@H]([C@
130

H](C2)O)c1cc(c(cc1)O)O)O
c1(c(cc(cc1)[C@H]([C@@H](Cc1c(cc(cc1O)
55. Gambiriin A3 O)O)O)c1c(c2c(cc1O)O[C@H]([C@H](C2)O)
c1cc(c(cc1)O)O)O)O)O
c1(c2c(c3c(c1)O[C@@H]([C@H]3c1ccc(c(c1
56. Gambiriin B1 )O)O)Cc1c(cc(cc1O)O)O)O[C@@H]([C@H](
C2)O)c1cc(c(cc1)O)O)O
c12c([C@H]([C@@H]([C@H](O1)c1cc(c(cc1
57. Gambiriin B3 )O)O)O)c1c3c(C[C@@H]([C@@H](O3)c3cc
(c(cc3)O)O)O)c(cc1O)O)c(cc(c2)O)O
c12c([C@H]([C@@H]([C@H](O1)c1cc(c(cc1
58. Procyanidin B3 )O)O)O)c1c3c(C[C@@H]([C@@H](O3)c3cc
(c(cc3)O)O)O)c(cc1O)O)c(cc(c2)O)O
c12c([C@@H]([C@H]([C@H](O1)c1ccc(c(c1
59. Procyanidin B1 )O)O)O)c1c3c(C[C@H]([C@H](O3)c3ccc(c(c
3)O)O)O)c(cc1O)O)c(cc(c2)O)O
c1ccc2c(c1)[C@@]1(C(=O)N2)[C@H]2N(CC
60. Uncarine B 1)C[C@H]1[C@H](C2)C(=CO[C@@H]1C)C
(=O)OC
c1(cc(c2c(c1[C@H]([C@H](Cc1c(cc(cc1O)O)
61. Gambiriin A2 O)O)c1ccc(c(c1)O)O)O[C@H]([C@H](C2)O)
c1ccc(c(c1)O)O)O)O
c12cc(c3c(c1[C@H]([C@@H](O2)Cc1c(cc(cc
62. Gambiriin B2 1O)O)O)c1ccc(c(c1)O)O)O[C@H]([C@H](C3
)O)c1ccc(c(c1)O)O)O
c1(/c/2=C/C3=N/C(=C\c4[nH]c(c(c4C=C)C)/
C=C/4\N=C(C5=c([nH]2)c1C(=O)[C@@H]5
63. Methyl pheophorbide a
C(=O)OC)[C@H]([C@@H]4C)CCC(=O)OC)
/C(=C3CC)C)C
c1cc(c(cc1[C@@H]1OC[C@@H]2[C@H]1C
64. (-)-Pinoresinol
O[C@H]2c1ccc(c(c1)OC)O)OC)O
c1c2c(c3c(c1)ccc(=O)o3)[C@@H](OC(=O)/C
65. Pteryxin
(=C\C)/C)[C@@H](OC(=O)C)C(O2)(C)C
66. Scopoletin c1(c(cc2c(c1)ccc(=O)o2)O)OC
67. Vanillin c1(c(cc(cc1)C=O)OC)O
68. Coniferaldehyde c1(c(ccc(c1)/C=C/C=O)O)OC
69. Alizarin c1ccc2c(c1)C(=O)c1c(C2=O)ccc(c1O)O
1-Hydroxy-2-
70. c1ccc2c(c1)C(=O)c1c(C2=O)ccc(c1O)OC
methoxyanthraquinone
c1c(c(c2c(c1)C(=O)c1c(C2=O)ccc(c1O)C)O)
71. Morindone
O
72. Rubiadin c1ccc2c(c1)C(=O)c1c(C2=O)cc(c(c1O)C)O
[C@@H]1([C@@H]([C@@H]([C@@H](O[
C@@H]1CO)O[C@@H]1OC=C2[C@@H]3[
73. Asperuloside
C@H]1C(=C[C@H]3OC2=O)COC(=O)C)O)
O)O
CC(C)CCC[C@H](CCC[C@H](CCC/C(=C/C
74. Phytol
O)/C)C)C
75. Ursolic acid C1[C@@H](C([C@H]2[C@](C1)([C@@H]1
131

[C@@](CC2)([C@]2(C(=CC1)[C@H]1[C@
@](CC2)(CC[C@H]([C@@H]1C)C)C(=O)O)
C)C)C)(C)C)O
C1[C@@H](CC2=CC[C@@H]3[C@@H]([C
76. beta-Sitosterol @]2(C1)C)CC[C@]1([C@H]3CC[C@@H]1[
C@@H](CC[C@H](C(C)C)CC)C)C)O
c1(cc(c2c(c1)oc(cc2=O)c1ccc(cc1)O[C@H]1[
Apigenin 5,7-dimethyl
77. C@H]([C@@H]([C@H]([C@@H](O1)CO)O
ether 4'-galactoside
)O)O)OC)OC
78. Kaempferol c1(cc(c2c(c1)oc(c(c2=O)O)c1ccc(cc1)O)O)O
c1(cc(c2c(c1)oc(c(c2=O)O[C@H]1[C@@H]([
C@H]([C@@H]([C@@H](O1)CO[C@H]1[C
79. Nicotiflorin
@@H]([C@H]([C@H]([C@@H](O1)C)O)O)
O)O)O)O)c1ccc(cc1)O)O)O
c1(cc(c2c(c1)oc(c(c2=O)O[C@@H]1O[C@H]
80. Quercetin-3-O-rhamnoside ([C@@H]([C@H]([C@@H]1O)O)O)C)c1ccc
(c(c1)O)O)O)O
c1(cc(c2c(c1)oc(c(c2=O)O[C@H]1[C@@H]([
C@H]([C@@H]([C@H](O1)CO[C@H]1[C@
81. Rutin
H]([C@H]([C@H]([C@@H](O1)C)O)O)O)O
)O)O)c1ccc(c(c1)O)O)O)O
C1[C@@H](C([C@@H]2[C@](C1)([C@H]1
[C@@](CC2)([C@]2(C(=CC1)[C@@H]1[C
82. Oleanolic acid
@@](CC2)(CCC(C1)(C)C)C(=O)O)C)C)C)(C
)C)O
C1[C@@H](CC2=CC[C@@H]3[C@@H]([C
@]2(C1)C)CC[C@]1([C@H]3CC[C@@H]1[
83. Daucosterin C@@H](CC[C@H](C(C)C)CC)C)C)O[C@H]
1[C@@H]([C@H]([C@@H]([C@@H](O1)C
O)O)O)O
c1(cc(c2c(c1)C(=O)c1c(C2=O)c(cc(c1)C)O)O
84. Physcion
)OC
c1(=O)ccc2c(o1)c1c(cc2)OC([C@H]([C@@H
85. Peucedanocoumarin III
]1OC(=O)/C(=C/C)/C)OC(=O)C)(C)C
CC1=CC(CC(C)(C)[C@@]1(O)/C=C/[C@@
86. Roseoside H](C)O[C@@H]2O[C@H](CO)[C@@H](O)[
C@H](O)[C@H]2O)=O
c1(/c/2=C/C3=N/C(=C\c4[nH]c(/C=C/5\N=C(
Phaeophorbide-a-methyl C6=c([nH]2)c1C(=O)[C@H]6C(=O)OC)[C@
87.
ester @H]([C@@H]5C)CCC(=O)OC)c(c4C=C)C)/
C(=C3CC)C)C
beta-
88. c1c(c(cc(c1)C(=O)CCO)OC)O
hydroxypropiovanillone
C1[C@@H](C([C@H]2[C@](C1)([C@@H]1
[C@@](CC2)([C@]2(C(=CC1)[C@H]1[C@
89. 3-O-Acetylpomolic acid
@](CC2)(CC[C@H]([C@@]1(C)O)C)C(=O)
O)C)C)C)(C)C)OC(=O)C
c12c(C(=O)c3c(C1=O)c(c(cc3)COC)O)c(c(cc
90. 5,15-O-Dimethylmorindol
2)O)OC
91. 6alpha-hydroxyadoxoside O1C=C([C@@H]2[C@H]([C@@H]1O[C@
132

@H]1O[C@@H]([C@H]([C@@H]([C@H]1
O)O)O)CO)[C@H](C[C@@H]2O)CO)C(=O)
OC
O1C=C([C@@H]2[C@H]([C@@H]1O[C@
@H]1O[C@@H]([C@H]([C@@H]([C@H]1
92. Asperulosidic acid
O)O)O)CO)C(=C[C@H]2O)COC(=O)C)C(=O
)O
C1[C@H]([C@@]([C@H]2[C@](C1)([C@@
H]1[C@@](CC2)([C@]2(C(=CC1)[C@H]1[C
93. Barbinervic acid
@@](CC2)(CC[C@H]([C@@]1(C)O)C)C(=
O)O)C)C)C)(CO)C)O
O1C=C([C@H]2[C@H]([C@@H]1O[C@H]1
94. Citrifoside O[C@@H]([C@H]([C@@H]([C@H]1O)O)O
)CO)[C@@H](C=C2)O)C(=O)OC
C1[C@H](C([C@H]2[C@](C1)([C@@H]1[C
@@](CC2)([C@]2(C(=CC1)[C@@H]1[C@
95. Clethric acid
@](CC2)(CC[C@H]([C@]1(O)C)C)C(=O)O)
C)C)C)(CO)CO)O
c12c(C(=O)c3c(C1=O)c(c(c(c3)O)CO)OC)ccc
96. Damnacanthol
c2
[C@H]1(OC=C2[C@@H]3[C@H]1C(=C[C@
97. Deacetylasperuloside @H]3OC2=O)CO)O[C@@H]1O[C@@H]([C
@H]([C@@H]([C@H]1O)O)O)CO
O1C=C([C@@H]2[C@H]([C@@H]1O[C@
98. Deacetylasperulosidic acid @H]1O[C@@H]([C@@H]([C@@H]([C@H]
1O)O)O)CO)C(=C[C@H]2O)CO)C(=O)O
C1[C@@H]([C@@]([C@H]2[C@](C1)([C@
@H]1[C@@](CC2)([C@]2(C(=CC1)[C@H]1
99. Hederagenin
[C@@](CC2)(CCC(C1)(C)C)C(=O)O)C)C)C)
(C)CO)O
C1[C@@H](CC2=CC[C@@H]3[C@@H]([C
100. Stigmasterol @]2(C1)C)CC[C@]1([C@H]3CC[C@@H]1[
C@H](/C=C/[C@H](C(C)C)CC)C)C)O
133

Lampiran 2 : Gambar Profil Sifat Fisikokimia pada Senyawa berdasarkan

drug likeness menurut (a) Lipinski, (b) REOS, (c) Ghose, (d) Veber, (e)

Egan, (f) Oprea, dan (g) Muegge

(a)

(b)
134

(c)

(d)

(e)
135

(f)

(g)
RIWAYAT HIDUP MAHASISWA

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Norma Yunita
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Fakultas Farmasi
4. NRP 110115355
5. TTL Kuala Kapuas, 9 Oktober 1997
6. Email Normay52@yahoo.com
7. No. Tlp/ hp 087763489004

B. Riwayah Pendidikan
Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk-
Lulus
SD SDN 3 SELAT - 2003-2009
KUALA KAPUAS
SMP SMPN 1 KUALA - 2009-2012
KAPUAS
SMA/SMK SMAN 1 KUALA IPA 2012-2015
KAPUAS

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam penyusunan skripsi.

Surabaya, 14/01/21
Tanda Tangan

(Norma Yunita)

136

Anda mungkin juga menyukai