SKRIPSI
Oleh
NORMA YUNITA
NRP: 110115355
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA
2021
PROFIL SIFAT FISIKOKIMIA, PREDIKSI
BIOAVAILABILITAS DAN TOKSISITAS SENYAWA-
SENYAWA PADA FAMILI APOCYNACEAE DAN
RUBIACEAE BERDASARKAN MONOGRAFI
FARMAKOPE HERBAL INDONESIA
SKRIPSI
Oleh
NORMA YUNITA
NRP: 110115355
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN
Drs. Harry Santosa M.Si., Apt. Dr. Krisyanti B. S.Farm., M.Farm., Apt..
Ditetapkan di : Surabaya
Tanggal : 18 Januari 2021
Mengetahui
Ketua Program Studi
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Nrp : 110115355
Fakultas : Farmasi
Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, semua sumber kutipan dan rujukan
telah saya tulis dengan benar dan telah disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat terhadap
karya orang lain, maka saya bersedia bertanggung jawab atas nama diri sendiri
dan menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas
Surabaya.
Norma Yunita
iii
KATA PENGANTAR
iv
7. Bapak dan Ibu dosen fakultas Farmasi Universitas Surabaya yang telah
mendidik, mengajar, mengarahkan dan memberikan motivasi kepada
penulis selama proses perkuliahan di Ubaya.
8. Kepada yang tercinta Orang Tua penulis, Arbayu Kanan dan Arbayah
Amur yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, doa yang tulus,
nasihat, motivasi dan dukungannya baik dari segi moral maupun materi
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Terima kasih kepada kakak Eva, Sartono, Qurtubi, Ariska, Meisa,
Vinda dan Mas Ludy yang telah memberikan motivasi dan semangat
selama masa perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat Penulis Wentri, Selly, Bella, Regina, Dhewi, Iyen,
Sesil, Ka Ica, Meyin dan Della yang selalu memberikan dukungan,
bantuan, kasih sayang dan cerita yang menarik dalam hidup penulis.
11. Rekan tim skripsi Windi Agustina yang selalu menjelaskan dengan
sabar, mendukung, memotivasi, menenangkan dan membantu selama
proses pembuatan skripsi hingga selesai. Semoga kita sukses di masa
depan!
12. Teman dekat penulis mbok Siti, Andira, Yuyun, Ruth dan Putri Chajar
yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.
13. Terima kasih kepada teman-teman Fakultas Farmasi dan seluruh teman-
teman seangkatan lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas
doa dan dukungan yang telah diberikan.
14. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
skripsi ini sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini dan untuk penelitian selanjutnya. Penulis
mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu kefarmasian di masa mendatang.
Akhir kata penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan,
kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis
v
PROFIL SIFAT FISIKOKIMIA, DRUG LIKENESS, PREDIKSI
BIOAVAILABILITAS DAN TOKSISITAS SENYAWA-SENYAWA
PADA FAMILI APOCYNACEAE DAN RUBIACEAE BERDASARKAN
MONOGRAFI FARMAKOPE HERBAL INDONESIA
Norma Yunita, Program Studi Sarjana Farmasi, 2021
Mentor: (I) Dini Kesuma, (II) Azminah
ABSTRAK
Famili Apocynaceae pada Farmakope Herbal Indonesia dari 2 tanaman
yaitu Parameria laevigata Cortex dan Alstonia scholaris Cortex dan famili
Rubiaceae 3 yaitu Unicaria gambir Folium, Morindae citrifoliae Fructus dan
Hedyotis corymbosa Herba yang umumnya digunakan sebagai obat. Namun,
pengembangan obat herbal dibutuhkan informasi bioavailabilitas dan toksisitas.
Penelitian ini bertujuan mengetahui profil sifat fisikokimia, drug likeness,
prediksi bioavailabilitas dan toksisitas dari senyawa pada famili Apocynaceae
dan Rubiaceae berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia edisi II. Metode
penelitian ini virtual screening dengan penyaringan basis data dengan konsep
drug likeness. Hasil penelitian didapatkan golongan senyawa terbanyak yaitu
alkaloid 35 senyawa. Senyawa yang memenuhi semua sifat fisikokimia (drug
likeness) menurut Lipinski sebanyak 58 senyawa, menurut Ghose sebanyak 14
senyawa, menurut Veber sebanyak 71 senyawa, menurut Egan sebanyak 71
senyawa, menurut Oprea sebanyak 23 senyawa, menurut Muegge sebanyak 48
senyawa dan menurut REOS sebanyak 52 senyawa. Hasil analisis
bioavailabilitas dari 100 senyawa famili Apocynaceae dan Rubiaceae
didapatkan senyawa yang memenuhi bioavailabilitas yang baik dari
ADMETlab sebesar 50.004% dan admetSAR sebesar 39.424%. Hasil toksisitas
yang didapatkan ADMETlab adalah 2% untuk kategori toksisitas tinggi dan
5% sedang untuk admetSAR kategori I ialah 3% dan kategori II adalah 5%
Hasil dapat digunakan untuk informasi dasar pada pengembangan obat herbal
baru.
vi
PROFILE OF PHYSICALCHEMICAL PROPERTIES, DRUG
LIKENESS, BIOAVAILABILITY PREDICTION AND TOXICITY OF
COMPOUNDS IN APOCYNACEAE AND RUBIACEAE FAMILIES
BASED ON INDONESIAN HERBAL PHARMACOPE MONOGRAPHY
Norma Yunita, Pharmacy Undergraduate Study Program, 2021
Mentor (I) Dini Kesuma, (II) Azminah
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
2.1Keanekaragaman hayati 7
2.2Basis data 8
2.3Apocynaceaee 9
2.4 Rubiaceae 11
2.6 Bioavailabilitas 16
2.7 Toksisitas 17
viii
BAB III METODE PENELITIAN 20
3.3.2Parameter toksisitas 22
3.4.1Variabel bebas 22
3.4.2Variabel tergantung 22
3.6Waktu penelitian 23
3.7Prosedur kerja 23
3.8 Kerangkaoperasional 25
BAB IV HASILPENELITIAN 26
4.7 Analisis 92
ix
BAB V PEMBAHASAN 107
RINGKASAN 120
LAMPIRAN 127
x
DAFTAR GAMBAR
Rubiaceae. 87
Gambar 4.2.2 Analisis Drug Likeness Menurut (a) Lipinski, (b) Ghose, (c)
Veber, (d) Egan, (e) Oprea, (f) Muegge, dan (g) REOS 81
Gambar 4.2.3 Analisis Bioavailabilitas pada basis data (a) ADMETlab, (b)
admetSAR 85
Gambar 4.2.4 Analisis Toksisitas pada basis data (a) admetSAR 2.0,
(b)ADMETlab 87
Gambar 4.9 senyawa yang memenuhi 35 perameter dari total 36 pameter (a)
Gambar 4.10 senyawa yang memenuhi 35 perameter dari total 36 pameter (a)
xi
DAFTAR TABEL
xii
4.1.30 Drug likeness Veber Hedyotis corymbosa 56
4.1.31 Drug likeness Egan Parameria lavigata 56
4.1.32 Drug likeness Egan Alstonia scholaris Cortex 56
4.1.33 Drug likeness Egan Uncaria gambir Folium 58
4.1.34 Drug likeness Egan Morindae citrifoliae Fructus 58
4.1.35 Drug likeness Egan Hedyotis corymbosa 59
4.1.36 Drug likeness Oprea Parameria lavigata 59
4.1.37 Drug likeness Oprea Alstonia scholaris Cortex 60
4.1.38 Drug likeness Oprea Uncaria gambir Folium 61
4.1.39 Drug likeness Oprea Morindae citrifoliae Fructus 62
4.1.40 Drug likeness Oprea Hedyotis corymbosa 63
4.1.41 Drug likeness Muegge Parameria lavigata 63
4.1.42 Drug likeness Muegge Alstonia scholaris Cortex 64
4.1.42 Drug likeness Muegge Uncaria gambir Folium 65
4.1.44 Drug likeness Muegge Morindae citrifoliae Fructus 66
4.1.45 Drug likeness Muegge Hedyotis corymbosa 67
4.1.46 Drug likeness REOS Parameria lavigata 67
4.1.47 Drug likeness REOS Alstonia scholaris Cortex 68
4.1.48 Drug likeness REOS Uncaria gambir Folium 69
4.1.49 Drug likeness REOS Morindae citrifoliae Fructus 70
4.1.50 Drug likeness REOS Hedyotis corymbosa 71
4.1.51 Parameter bioavailabilitas Parameria lavigata 72
4.1.52 Parameter bioavailabilitas Alstonia scholaris Cortex 72
4.1.53 Parameter bioavailabilitas Uncaria gambir Folium 74
4.1.54 Parameter bioavailabilitas Morindae citrifoliae Fructus. 74
4.1.55 parameter bioavailabilitas Hedyotis corymbosa 76
4.1.56 Parameter toksisitas Parameria lavigata 76
4.1.57 Parameter toksisitas Alstonia scholaris Cortex 77
4.1.58 Parameter toksisitas Uncaria gambir Folium 78
4.1.59 Parameter toksisitas Morindae citrifoliae Fructus 70
4.1.60 parameter toksisitas Hedyotis corymbosa 80
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Obat herbal merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang
Budaya ini perlu dilestarikan dan dikembangkan dengan berbasis dari tanaman
dilakukan untuk mengetahui khasiat dari tanaman herbal yang tersebar dari
Sabang sampai Merauke. Obat tradisional sendiri adalah bahan atau ramuan
yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik),
atau campuran dari bahan yang digunakan turun temurun untuk pengobatan,
dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat (BPOM,
2019).
1
2
tradisional dan suplemen kesehatan dari tanaman herbal yang semakin diminati
masyarakat karena obat herbal dianggap lebih murah dan minim efek samping.
Indonesia edisi II merupakan edisi terbaru yang terbit pada tahun 2017,
berisikan 253 monografi dan 49 famili tanaman dan terdapat ketentuan umum,
monografi tanaman dan ekstrak yang memuat persyaratan mutu yang terdiri
2017).
lain, Parameriae laevigata Cortex (kulit batang kayu rapat) dan Alstonia
kulit kayu pulai berfungsi sebagai bahan baku obat-obatan, antara lain sebagai
peluruh dahak, peluruh haid, antipiretik, pereda kejang, menurunkan gula darah
Wang, dkk.,2002). Selain itu, mengkudu juga punya manfaat hipotensif dan
al, 2011). Rancangan dan pengembangan obat baru perlu penelitian lebih lanjut
senyawa aktif dari tanaman herbal maka perlu mengetahui tentang sifat
proses distribusi obat dan penembusan membran biologis. Parameter sterik dan
dan toksisitas yang tidak sesuai adalah penyebab kegagalan kriteria obat pada
tahap uji klinis, oleh karena itu dipilih kriteria yang sesuai dengan potensi yang
jumlah bahan aktif atau bagian aktif yang diabsorpsi dari suatu produk obat dan
tersedia pada site aksi (Shargel, L. et al., 2012) dan toksisitas diartikan sebagai
obat baru maka diperlukan basis data dari sifat fisikokimia (drug likeness),
Familyyang dikembangkan oleh IPB dan NAIST (Afendi et al, 2016). Basis
dengan aplikasi basis data dengan maksud lebih cepat dan lebih mudah
program ADMETlab dan admetSAR 2.0 (Cheng et al., 2012; Dong et al.,
ADMETlab dan admetSAR 2.0 (Cheng et al., 2012; et al., 2017; Dong et al.,
dilakukan analisis data dalam bentuk profil (deskriptif) dan statistik dari
obat baru.
TINJAUAN PUSTAKA
tersebut merupakan tanaman obat. Namun, baru sekitar 300 spesies yang
Kefarmasian, 2014).
dari tanaman obat yang terdapat di wilayah Asia. Dari jumlah tersebut,
khasiat herbal atau tanaman obat. Namun, hanya 1.200 jenis tanaman
7
8
yang sudah dimanfaatkan untuk bahan baku obat-obatan herbal atau jamu
Basis data adalah kumpulan file yang mempunyai kaitan antara satu
file dengan file yang lain sehingga membentuk bangunan data untuk
data. Basis data menjadi penting karena dapat mengorganisasi data, dapat
obat dari Indonesia. Terdapat Name Herb, Herb Local Name (Indonesia),
Pada beberapa basis data yang digunakan untuk umum mencari informasi
PubChem, dan lain-lain (Hettne et al., 2010; Kim et al., 2019). Serta, untuk
2.3 APOCYNACEAE
hipoglikemik dan anti-inflamasi (Eric et al., 2016). Ada sekitar 5350 spesies
Di dalam kulit kayu dan akar dari Parameria lavigata Cortex terkandung
senyawa kimia seperti flavonoid dan polifenol (Dian et al., 2005). Secara
tradisional digunakan sebagai obat anti maag dan anti diare serta untuk
mengobati luka (Kohei et al., 2001). Kulit batang kayu rapat mempunyai
tanaman yang tergolong semak (Sika et al., 2019). Parameria lavigata Cortex
Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, dan bergetah putih. Kulit
kayu pule memiliki rasa pahit, tidak berbau serta memiliki kandungan
2.4 RUBIACEAE
(batang berlubang atau umbi berongga khusus, berisi semut atau koloni
bebas yaitu atom yang memiliki satu elektron tidak berpasangan (Sofnie et
al., 2013)
produk. Produk gambir dapat dihasilkan dari tanaman gambir dengan cara
L.) memiliki ciri umum yaitu pohon dengan tinggi 4-6 meter. Buah yang
matang akan berwarna putih transparan dan lunak. Efek buah mengkudu
dan aktifitas xanthine oxidase inhibitor (Cici, 2015). Tumbuh pada tanah
13
yang berkapur tanpa tergantung keadaan tanah, dan dapat tumbuh pada
manis, sedikit pahit, bersifat agak dingin. Herba rumput mutiara berkhasiat
mutiara yang digunakan sebagai obat, yaitu seluruh tanaman, segar atau
fisikokimia seperti obat dengan adanya aturan “Rule of Five” yang telah
aturan lain seperti, aturan Veber, Ghose, Egan, Oprea, REOS, dan Muegge
absorpsi atau permeasi yang baik jika (1) berat molekul kurang dari 500
Da (2) nilai log P kurang dari 5, (3) jumlah donor ikatan hidrogen kurang
dari 5, dan (4) jumlah akseptor ikatan hidrogen kurang dari 10 Aturan
membran sel oleh difusi pasif. Aturan ini kemudian disebut “Lipinski Rule
5,6), bobot molekul (160 sampai 480), molar refractivity (40 hingga 130),
dan jumlah atom (20 sampai 70). Menurut aturan Veber jumlah ikatan
yang dapat diputar ≤10 dan luas permukaan topologi (TPSA)≤140 Å2, total
H bond donor dan acceptor ≤12 (Sharaf, 2017). Menurut aturan Egan
fisikokimia antara lain, Molecular Weight (Mw) antara 200 sampai 600,
Hydrogen Bond Donors (HBD) ≤5, Hydrogen Bond Acceptor (HBA) ≤10,
Rotatable Bond ≤15, jumlah cincin ≤7, jumlah karbon >4, dan jumlah
hingga 9), HBD ≤2, rotatable bonds (2 hingga 8), ring number (1 hingga 4)
HBA ≤ 10, HBD ≤5, LogP (-5 hingga 5), rotatable bonds ≤8, Formal
lipid, karbohidrat, dan urutan asam amino dan asam nukleat (yang
2.6 BIOAVAILABILITAS
aktif atau bagian aktif yang diabsorbsi dari suatu produk obat dan tersedia
pada site aksi. Untuk produk obat yang tidak ditujukan diabsorbsi ke dalam
ditujukan untuk mencerminkan laju dan jumlah bahan aktif atau bagian
17
komprehensif
basis data yang dapat dibaca, yaitu admetSAR, untuk memfilter atau
ekskresi dan toksisitas) dari beragam molekul dan untuk prediksi molekul
berdasarkan basis data ADMET dengan 288.967 entries. Program web pada
2.7 TOKSISITAS
LD50 (lethal dose) dalam mg/kg BB. LD50 merupakan dosis dimana 50%
subjek uji mati setelah terpapar senyawa. Nilai LD50 semakin kecil
ADMETlab yang dapat memprediksi nilai LD50 dan kelas toksisitas dari
data hasil uji eksperimental pada hewan pengerat. (Dong et al., 2018; Yang
et al., 2019).
kegagalan yang tak terduga dalam berbagai tahap penemuan obat. Salah
sebagaian besar terkait dengan ADMET. Oleh karena itu, dibutuhkan untuk
basis data yang dikumpulkan dan dilihat nilai LD50 dan dapat diakses
dikembangkan sebagai sumber yang luas dan dapat diakses gratis melalui
al, 2019).
19
Obat herbal merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang
perlu dilestarikan dan dikembangkan dengan berbasis dari tanaman
tradisional sehingga perlu distandarisasi.
Famili Rubiaceae :
Famili Apocynaceae : • Uncaria gambir folium
Parameria laevigata cortex • Morindae citrifoliae fructus
Alstonia scholaris cortex • Hedyotis corymbosa Herba
Knapsack Famili
Pencarian senyawa
METODE PENELITIAN
yaitu Parameria laevigata Cortex dan Alstonia scholaris Cortex dan famili
http://www.chemspider.com/.
- KNApSAcK. merupakan basis data online tanaman obat (Xue et al, 2012)
20
21
- HMDB untuk klasifikasi senyawa basis data online (Wishart et al, 2018)
- PMDB basis data online yang mengumpulkan model protein tiga dimensi
- PubChem untuk mencari sifat fisikokimia (Kim et al,2016) basis data online
http://xundrug.cn/moltox
http://lmmd.ecust.edu.cn/admetsar2/
22
2018) http://admet.scbdd.com/
dan drug likeness dari senyawa pada famili Apocynaceae dan Rubiaceae
dari Knapsack.
Rubiaceae.
tanaman yang tidak tercantum pada basis data dapat dicari melalui jurnal-
HMDB dengan link https://hmdb.ca/, dan basis data PMDB dengan link
http://scbt.sastra.edu /pmdb/.
3.7.2 Visualisasi struktur 1D, 2D dan 3D pada hasil senyawa dari tanaman
format *SDF, dan struktur 3 dimensi (3D) format *.mol2. pada senyawa
3.7.3 Pencarian sifat fisikokimia pada hasil senyawa dari tanaman yang
3.7.5 Pencarian nilai parameter toksisitas pada senyawa dari tanaman yang
link http://admet.scbdd.com/
3.7.6 Analisis
Farmakope Herbal Indonesia edisi II tahun 2017 yang terdapat 253 monografi
tanaman dan ekstrak yang terdiri dari 49 famili (DepKes RI, 2017)
(KNapSack Family)
CID
SMILES (1D)
2D 3D
MarvinSketch Avogadro
Parameter Parameter
Sifat fisikokimia bioavailabilitas toksisitas
SwissADME ADMElab
eMolTox admetSAR ADMElab
admetSAR
BAB IV
HASIL PENELITIAN
27 Citral Terpenoid
28 Echitamidine Alkaloid
29 Akuammicine N-oxide Alkaloid
30 Akuammiginone Alkaloid
31 Echitamidine N-oxide Alkaloid
32 Echitamidine-N-oxide 19-O-beta-D-
glucopyranoside Alkaloid
33 Echitaminic acid Alkaloid
34 Nb-Demethylalstogustine N-oxide Alkaloid
35 Picraline Alkaloid
36 Alstonic acid A Terpenoid
37 Alstonic acid B Terpenoid
38 Isogentialutine Alkaloid
1. (+)-Catechin Flavonoid
2. (-)-Epicatechin Flavonoid
3. (+)-Epicatechin Flavonoid
4. Mitraphylline Alkaloid
5. Roxburghine B Alkaloid
6. Pyrocatechin Phenol
7. Gallic acid Benzene
8. Cinchonain Ia Flavonoid
9. Gambiriin C Flavonoid
10. Gambiriin A1 Flavonoid
11 Gambiriin A3 Flavonoid
12 Gambiriin B1 Flavonoid
13 Gambiriin B3 Flavonoid
14 Procyanidin B3 Flavonoid
15 Procyanidin B1 Flavonoid
16 Uncarine B Alkaloid
17 Gambiriin A2 Flavonoid
18 Gambiriin B2 Flavonoid
30
1. Procyanidin A2
Proanthocyanidin
2.
A-6
3. Cinnamtannin B1
4. Aesculitannin B
Parameritannin
5.
A1
32
Parameritannin
6.
A2
1. Akuammicine
2. Akuammidine
3. Salutaridine
4. Cantleyine
5. Stigmasterol
6 Lupeol acetate
33
Isookaninrhamnosid
7
e
8 Leuconolam
9 Leuconoxine
10 Akuammiline
Echitamidine
11
N(4)-
12
demethylechitamine
13 Picrinine
14 Pseudoakuammigine
34
Tetrahydroalstonine
15
16 Tubotaiwine
17 Dicentrine
18 Stemmadenine
19 Vallesamine
20 Vallesiachotamine
21 Aequaline
22 Corypalmine
23 Deacetylakuammiline
35
24 Strictosidine
6,7-seco-
25
Angustilobine B
26 Manilamine
27 Citral
28 Echitamidine
29 Akuammicine N-oxide
30 Akuammiginone
31 Echitamidine N-oxide
Echitamidine-N-oxide
32 19-O-beta-D-
glucopyranoside
36
33 Echitaminic acid
Nb-
34 Demethylalstogustine
N-oxide
35 Picraline
36 Alstonic acid A
37 Alstonic acid B
38 Isogentialutine
1. (+)-Catechin
37
2. (-)-Epicatechin
3. (+)-Epicatechin
4. Mitraphylline
5. Roxburghine B
6. Pyrocatechin
7 Gallic acid
8 Cinchonain Ia
9 Gambiriin C
38
10 Gambiriin A1
11 Gambiriin A3
12 Gambiriin B1
13 Gambiriin B3
14 Procyanidin B3
15 Procyanidin B1
16 Uncarine B
17 Gambiriin A2
18 Gambiriin B2
39
Methyl pheophorbide
1. a
2. (-)-Pinoresinol
3. Pteryxin
4. Scopoletin
5. Vanillin
6. Coniferaldehyde
7 Alizarin
40
1-Hydroxy-2-
8
methoxyanthraquinone
9 Morindone
10 Rubiadin
11 Asperuloside
12 Phytol
13 Ursolic acid
14 beta-Sitosterol
Apigenin 5,7-dimethyl
15 ether 4'-galactoside
16 Kaempferol
41
17 Nicotiflorin
Quercetin-3-O-
18
rhamnoside
19 Rutin
20 Oleanolic acid
21 Daucosterin
22 Physcion
Peucedanocoumarin
23 III
24 Roseoside
Phaeophorbide-a-
25 methyl ester
42
beta-
26 Hydroxypropiovanillo
ne
3-O-Acetylpomolic
27
acid
5,15-O-
28 dimethylmorindol
6alpha-
29 Hydroxyadoxoside
30 Asperulosidic acid
31 Barbinervic acid
32 Citrifoside
33 Clethric acid
34 Damnacanthol
43
35 Deacetylasperuloside
Deacetylasperulosidic
36
acid
37 Hederagenin
1. Stigmasterol
Keterangan :
XlogP3 : Prediction Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donors
MW : Molecular Weight
TPSA : Topological Polar Surface Area
RB : Rotatable Bond
Keterangan :
XlogP3 : Prediction Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donors
MW : Molecular Weight
TPSA : Topological Polar Surface Area
RB : Rotatable Bond
Keterangan :
XlogP3 : Prediction Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donors
MW : Molecular Weight
TPSA : Topological Polar Surface Area
RB : Rotatable Bond
Keterangan :
XlogP3 : Prediction Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donors
MW : Molecular Weight
TPSA : Topological Polar Surface Area
RB : Rotatable Bond
Keterangan :
XlogP3 : Prediction Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donors
MW : Molecular Weight
TPSA : Topological Polar Surface Area
RB : Rotatable Bond
48
Dari Tabel 4.1.16 diketahui bahwa 6 senyawa tidak ada yang memenuhi semua
parameter Lipinski.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
MLogP : Moriguchi Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
Keterangan :
MW : Molecular Weight
MLogP : Moriguchi Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
50
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
MLogP : Moriguchi Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
51
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
MLogP : Moriguchi Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
Dari Tabel 4.1.20 diketahui bahwa tidak ada yang memenuhi semua parameter
Lipinski.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
MLogP : Moriguchi Octanol-Water Partition Coefficient
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
53
Dari Tabel 4.1.21 diketahui bahwa tidak ada yang memenuhi semua parameter
Ghose.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
ALogP : Atomic Octanol-Water Partition Coefficient
MR : Molar Refractivity
MW : Molecular Weight
∑ Atoms : jumlah atom
Dari Tabel 4.1.22 diketahui bahwa tidak ada yang memenuhi semua parameter
Ghose.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
ALogP : Atomic Octanol-Water Partition Coefficient
MR : Molar Refractivity
MW : Molecular Weight
55
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
ALogP : Atomic Octanol-Water Partition Coefficient
MR : Molar Refractivity
MW : Molecular Weight
∑ Atoms : jumlah atom
56
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
ALogP : Atomic Octanol-Water Partition Coefficient
MR : Molar Refractivity
MW : Molecular Weight
∑ Atoms : jumlah atom
Dari Tabel 4.1.25 diketahui bahwa tidak ada yang memenuhi semua parameter
Ghose.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
58
Keterangan :
ALogP : Atomic Octanol-Water Partition Coefficient
MR : Molar Refractivity
MW : Molecular Weight
∑ Atoms : jumlah atom
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
RB : Rotatable Bond
TPSA : Topological Polar Surface Area
HBA + HBD : Hydrogen Bond Acceptor + Hydrogen Bond Donor
59
Drug Likeness
Senyawa tanaman (Menurut Veber)
No. Alstonia scholaris HBA +
RB TPSA
Cortex HBD
≤10 ≤140 Å
≤12
1. Akuammicine 2 41.6 6
2. Akuammidine 3 65.6 6
3. Echitamine 3 78.8 8
4. Salutaridine 2 59 6
5. Cantleyine 2 59.4 5
6. Stigmasterol 5 20.2 2
7. Lupeol acetate 3 26.3 2
8. Isookaninrhamnoside 3 166 16
9. Leuconolam 1 69.6 5
10. Leuconoxine 1 40.6 2
11. Akuammiline 5 68.2 6
12. N(4)- 3 82 9
demethylechitamine
13. Picrinine 2 50.8 6
14. Pseudoakuammigine 2 42 5
15. Tetrahydroalstonine 2 54.6 5
16. Tubotaiwine 3 41.6 5
17. Dicentrine 2 40.2 5
18. Stemmadenine 3 65.6 6
19. Vallesamine 3 65.6 6
20. Vallesiachotamine 4 62.4 5
21. Aequaline 2 62.2 7
22. Corypalmine 3 51.2 6
23. Deacetylakuammiline 3 62.1 6
24. Strictosidine 8 163 16
25. 6,7-seco-Angustilobine 3 54.6 5
B
26. Manilamine 3 39.3 4
27. Citral 4 17.1 1
28. Echitamidine 3 61.8 7
29. Akuammicine N-oxide 2 56.4 5
30. Akuammiginone 1 75.6 7
31. Echitamidine N-oxide 3 76.6 7
32. Echitamidine-N-oxide 6 156 15
19-O-beta-D-
glucopyranoside
33. Echitaminic acid 2 89.8 9
34. Nb- 3 76.6 7
60
Demethylalstogustine N-
oxide
35. Picraline 5 77.1 8
36. Alstonic acid A 5 54.4 4
37. Alstonic acid B 3 54.4 4
38. Isogentialutine 0 33.1 3
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
RB : Rotatable Bond
TPSA : Topological Polar Surface Area
HBA + HBD : Hydrogen Bond Acceptor + Hydrogen Bond Donor
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
RB : Rotatable Bond
TPSA : Topological Polar Surface Area
HBA + HBD : Hydrogen Bond Acceptor + Hydrogen Bond Donor
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
RB : Rotatable Bond
TPSA : Topological Polar Surface Area
HBA + HBD : Hydrogen Bond Acceptor + Hydrogen Bond Donor
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
RB : Rotatable Bond
TPSA : Topological Polar Surface Area
HBA + HBD : Hydrogen Bond Acceptor + Hydrogen Bond Donor
Drug Likeness
Senyawa parameria (Menurut Egan)
No. laevigata Cortex LogP TPSA
-1.0≤ x ≤5.8 ≤130 Å
1. Procyanidin A2 2.794 209.76
2. Proanthocyanidin A-6 2.794 209.76
3. Cinnamtannin B1 4.242 320.14
4. Aesculitannin B 4.242 320.14
5. Parameritannin A1 5.691 430.52
6. Parameritannin A2 5.49 419.52
Dari Tabel 4.1.31 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi semua
parameter Egan.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
TPSA : Topological Polar Surface Area
64
Drug Likeness
Senyawa Alstonia (Menurut Egan)
No. scholaris Cortex LogP TPSA
-1.0≤ x ≤5.8 ≤130 Å
1. Akuammicine 2.831 41.6
2. Akuammidine 2.567 65.6
3. Echitamine 1.389 78.8
4. Salutaridine 1.938 59
5. Cantleyine 0.889 59.4
6. Stigmasterol 7.801 20.2
7. Lupeol acetate 8.596 26.3
8. Isookaninrhamnoside 0,716 166
9. Leuconolam 2.523 69.6
10. Leuconoxine 3.029 40.6
11. Akuammiline 2.787 68.2
12. N(4)- 1.244 82
demethylechitamine
13. Picrinine 2.246 50.8
14. Pseudoakuammigine 2.314 42
15. Tetrahydroalstonine 3.179 54.6
16. Tubotaiwine 2.911 41.6
17. Dicentrine 3.185 40.2
18. Stemmadenine 2.395 65.6
19. Vallesamine 2.353 65.6
20. Vallesiachotamine 3.289 62.4
21. Aequaline 2.771 62.2
22. Corypalmine 3.074 51.2
23. Deacetylakuammiline 2.216 62.1
24. Strictosidine 0,393 163
25. 6,7-seco-Angustilobine B 2.487 54.6
26. Manilamine 3.052 39.3
27. Citral 2878 17.1
28. Echitamidine 1.882 61.8
29. Akuammicine N-oxide 2.844 56.4
30. Akuammiginone 1.525 75.6
31. Echitamidine N-oxide 1.894 76.6
32. Echitamidine-N-oxide -0,281 156
19-O-beta-D-
glucopyranoside
33. Echitaminic acid 1.3 89.8
34. Nb-Demethylalstogustine 1.894 76.6
N-oxide
35. Picraline 2.179 77.1
65
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
TPSA : Topological Polar Surface Area
Drug Likeness
Senyawa Uncaria (Menurut Egan)
gambir Folium LogP
No. -1.0≤ x ≤5.8 TPSA
≤130 Å
1. (+)-Catechin 1.546 110.38
2. (-)-Epicatechin 1.546 110.38
3. (+)-Epicatechin 1.546 110.38
4. Mitraphylline 2.062 67.87
5. Roxburghine B 5.072 64.36
6. Pyrocatechin 1.098 40.46
7. Gallic acid 0.502 97.99
8. Cinchonain Ia 2.693 156.91
9. Gambiriin C 3.289 200.53
10. Gambiriin A1 2.81 231.76
11. Gambiriin A3 2.81 231.76
12. Gambiriin B1 3.504 200.53
13. Gambiriin B3 2.995 200.53
14. Procyanidin B3 2.995 220.76
15. Procyanidin B1 2.995 220.76
16. Uncarine B 2.063 67.87
17. Gambiriin A2 2.81 231.76
18. Gambiriin B2 3.504 200.53
parameter Egan.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
TPSA : Topological Polar Surface Area
Drug Likeness
Senyawa Morindae citrifoliae (Menurut Egan)
No. Fructus LogP TPSA
-1.0≤ x ≤5.8 ≤130 Å
1. Methyl pheophorbide a 7.016 125.97
2. (-)-Pinoresinol 3.19 77.38
3. Pteryxin 3.446 92.04
4. Scopoletin 1.507 59.67
5. Vanillin 1.213 46.53
6. Coniferaldehyde 1.613 46.53
7. Alizarin 1.873 74.60
8. 1-Hydroxy-2- 2.176 63.60
methoxyanthraquinone
9. Morindone 1.887 94.83
10. Rubiadin 2.182 74.60
11. Asperuloside -2.296 161.21
12. Phytol 6.364 20.23
13. Ursolic acid 7.09 57.53
14. beta-Sitosterol 8.025 20.23
15. Apigenin 5,7-dimethyl ether 0.656 148.05
4'-galactoside
16. Kaempferol 2.282 111.13
17. Nicotiflorin -1.393 249.20
18. Quercetin-3-O-rhamnoside 0.489 190.28
19. Rutin -1.687 269.43
20. Oleanolic acid 7.234 57.53
21. Daucosterin 5.849 99.38
22. Physcion 2.19 83.83
23. Peucedanocoumarin III 3.446 92.04
24. Roseoside -0.576 136.68
67
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
TPSA : Topological Polar Surface Area
Drug Likeness
Senyawa Hedyotis (Menurut Egan)
No. corymbosa Herba LogP TPSA
-1.0≤ x ≤5.8 ≤130 Å
1. Stigmasterol 7.801 20.23
Dari Tabel 4.1.35 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Egan.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
68
Dari Tabel 4.1.36 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Oprea.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : jumlah cincin
Drug Likeness
No. (Menurut Oprea)
Senyawa Alstonia
HBD Ring
scholaris Cortex HBA
0≤x≤
RB
Number
2≤x≤9 2≤x≤8
2 1≤x≤4
1. Akuammicine 3 1 2 2
2. Akuammidine 4 2 3 3
69
3. Echitamine 4 3 3 4
4. Salutaridine 5 1 2 4
5. Cantleyine 4 1 2 3
6. Stigmasterol 1 1 5 1
7. Lupeol acetate 2 0 3 2
8. Isookaninrhamnoside 10 6 3 4
9. Leuconolam 3 2 1 3
10. Leuconoxine 2 0 1 2
11. Akuammiline 6 0 5 4
12. N(4)- 5 3 3 4
demethylechitamine
13. Picrinine 4 1 2 3
14. Pseudoakuammigine 4 0 2 3
15. Tetrahydroalstonine 4 1 2 3
16. Tubotaiwine 3 1 3 2
17. Dicentrine 5 0 2 4
18. Stemmadenine 4 2 3 3
19. Vallesamine 4 2 3 3
20. Vallesiachotamine 3 1 4 3
21. Aequaline 5 2 2 2
22. Corypalmine 5 1 3 4
23. Deacetylakuammiline 5 1 3 3
24. Strictosidine 10 6 8 9
25. 6,7-seco-Angustilobine 4 1 3 3
B
26. Manilamine 2 2 3 3
27. Citral 1 0 4 1
28. Echitamidine 4 2 3 3
29. Akuammicine N-oxide 4 1 2 5
30. Akuammiginone 4 2 1 4
31. Echitamidine N-oxide 5 2 3 8
32. Echitamidine-N-oxide 10 5 6 6
19-O-beta-D-
glucopyranoside
33. Echitaminic acid 4 4 2 6
34. Nb- 5 2 3 5
Demethylalstogustine
N-oxide
35. Picraline 6 1 5 5
36. Alstonic acid A 3 1 5 3
37. Alstonic acid B 3 1 3 3
38. Isogentialutine 2 1 0 2
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : jumlah cincin
Drug Likeness
No. Senyawa tanaman (Menurut Oprea)
Uncaria gambir Folium HBA HBD RB Ring
2≤x≤9 0≤x≤ 2≤x≤8 Number
2 1≤x≤4
1. (+)-Catechin 6 5 1 3
2. (-)-Epicatechin 6 5 1 3
3. (+)-Epicatechin 6 5 1 3
4. Mitraphylline 5 1 2 5
5. Roxburghine B 3 2 2 8
6. Pyrocatechin 2 2 0 3
7. Gallic acid 5 4 1 1
8. Cinchonain Ia 3 2 2 5
9. Gambiriin C 11 9 3 6
10. Gambiriin A1 12 11 6 5
11. Gambiriin A3 12 11 6 5
12. Gambiriin B1 11 9 4 6
13. Gambiriin B3 11 9 4 6
14. Procyanidin B3 12 10 3 6
15. Procyanidin B1 12 10 3 6
16. Uncarine B 5 1 2 5
17. Gambiriin A2 12 11 6 5
18. Gambiriin B2 11 9 4 6
Dari Tabel 4.1.38 diketahui bahwa 1 senyawa yang memenuhi semua
parameter Oprea.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
71
Drug Likeness
No. Senyawa tanaman Morindae (Menurut Oprea)
citrifoliae Fructus HBA HBD RB Ring
2≤x≤9 0≤x 2≤x≤8 Number
≤2 1≤x≤4
1. Methyl pheophorbide a 7 2 8 6
2. (-)-Pinoresinol 6 2 4 4
3. Pteryxin 7 0 5 3
4. Scopoletin 4 1 1 2
5. Vanillin 3 1 2 1
6. Coniferaldehyde 3 1 3 2
7. Alizarin 4 2 0 3
8. 1-Hydroxy-2- 4 1 1 3
methoxyanthraquinone
9. Morindone 5 3 0 3
10. Rubiadin 4 2 0 3
11. Asperuloside 11 4 6 4
12. Phytol 1 1 13 0
13. Ursolic acid 3 2 1 5
14. beta-Sitosterol 1 1 6 4
15. Apigenin 5,7-dimethyl ether 10 4 6 4
4'-galactoside
16. Kaempferol 6 4 1 3
17. Nicotiflorin 15 9 6 5
18. Quercetin-3-O-rhamnoside 11 7 3 0
19. Rutin 16 10 6 5
20. Oleanolic acid 3 2 1 5
21. Daucosterin 6 4 9 5
22. Physcion 5 2 1 3
23. Peucedanocoumarin III 7 0 5 3
24. Roseoside 8 5 5 2
25. Phaeophorbide-a-methyl ester 7 2 8 6
26. beta-hydroxypropiovanillone 4 2 4 1
27. 3-O-Acetylpomolic acid 5 2 3 1
28. 5,15-O-Dimethylmorindol 6 2 3 2
29. 6alpha-hydroxyadoxoside 11 6 6 1
30. Asperulosidic acid 12 6 7 3
31. Barbinervic acid 5 4 2 5
72
32. Citrifoside 10 5 5 3
33. Clethric acid 6 5 3 5
34. Damnacanthol 5 2 2 3
35. Deacetylasperuloside 10 5 4 4
36. Deacetylasperulosidic acid 11 7 5 3
37. Hederagenin 4 3 2 5
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : jumlah cincin
Drug Likeness
No. Senyawa tanaman (Menurut Oprea)
Hedyotis corymbosa HBA HBD RB Ring
Herba 2≤x≤9 0≤x≤ 2≤x≤8 Number
2 1≤x≤4
1. Stigmasterol 1 1 5 4
Dari Tabel 4.1.40 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Oprea
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
HBD : Hydrogen Bond Donor
RB : Rotatable Bond
73
Dari Tabel 4.1.41 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Muegge.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syararat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : Jumlah cincin
TPSA : Topological Polar Surface Area
XLogP : Prediction Octanol-Water Partition Coefficients
C Numbers : Jumlah karbon
HeteroatomNumber : Jumlah heteroatom
74
Drug Likeness
No. Senyawa tanaman (Menurut Muegge)
Alstonia MW HBD HBA RB Ring TPSA XLogP C Heteroatom
scholaris Cortex 200 ≤ x ≤ ≤5 ≤10 ≤15 Number ≤ 150 Å -2 ≤ x Numbers Number
600 ≤7 ≤5 >4 >1
1. Akuammicine 322.4 2 4 2 2 41.6 2,38 20 2
2. Akuammidine 352.4 2 4 3 1 65.6 1,51 21 3
3. Echitamine 385.5 3 5 3 3 78.8 0,74 22 4
4. Salutaridine 327.4 1 5 2 3 59 1,95 19 4
5. Cantleyine 207.23 1 4 2 4 59.4 0,71 11 3
6. Stigmasterol 412.7 1 1 5 2 20.2 8,56 29 1
7. Lupeol acetate 468.8 0 2 3 1 26.3 10,45 32 2
8. Isookaninrhamnos 434.4 6 10 3 3 166 0.18 21 10
ide
9. Leuconolam 326.4 2 3 1 3 69.6 1,01 19 3
10. Leuconoxine 310.4 0 2 1 4 40.6 1,86 19 2
11. Akuammiline 394.5 0 6 5 2 68.2 1,47 23 4
12. N(4)- 370.4 3 6 3 6 82 0,73 21 4
demethylechitami
ne
13. Picrinine 338.4 1 5 2 6 50.8 2,06 20 3
14. Pseudoakuammigi 366.5 0 5 2 6 42 1,86 22 3
ne
15. Tetrahydroalston 352.4 1 4 2 5 54.6 2,75 21 3
ine
16. Tubotaiwine 324.4 1 4 3 5 41.6 3,06 20 2
17. Dicentrine 339.4 0 5 2 5 40.2 3,24 20 4
18. Stemmadenine 354.4 2 4 3 5 65.6 1,80 21 3
19. Vallesamine 340.4 2 4 3 5 65.6 1,34 20 3
20. Vallesiachotami 350.4 1 4 4 4 62.4 2,69 21 3
ne
21. Aequaline 327.4 2 5 2 3 62.2 2.59 19 4
22. Corypalmine 341.4 1 5 3 4 51.2 2,91 20 4
23. Deacetylakuam 352.4 1 5 3 4 62.1 2.65 21 3
miline miline
24. Strictosidine 530.6 6 10 8 5 163 0,60 27 9
25. 6,7-seco- 340.4 1 4 3 4 54.6 1,58 20 3
Angustilobine B
26. Manilamine 282.4 2 2 3 4 39.3 2.6 18 1
27. Citral 152.23 0 1 4 0 17.1 3,03 10 1
28. Echitamidine 340.4 2 5 3 5 61.8 1,92 20 3
29. Akuammicine 338.4 1 4 2 3 56.4 1.8 20 3
75
N-oxide
30. Akuammiginone 367.4 2 5 1 6 75.6 0,75 21 4
31. Echitamidine N- 356.4 2 5 3 2 76.6 -0,54 20 8
oxide
32. Echitamidine-N- 518.6 5 10 6 3 156 -0.2 26 9
oxide 19-O-beta-
D-
glucopyranoside
33. Echitaminic acid 371.4 4 5 2 3 89.8 0.4 21 4
34. Nb- 356.4 2 5 3 5 76.6 1.4 20 4
Demethylalstogu
stine N-oxide
35. Picraline 410.5 1 7 5 6 77.1 1,78 23 5
36. Alstonic acid A 456.7 1 3 5 4 54.4 7,52 30 3
37. Alstonic acid B 454.7 1 3 3 5 54.4 7,42 30 3
38. Isogentialutine 149.19 1 2 0 2 33.1 0.9 9 1
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : Jumlah cincin
TPSA : Topological Polar Surface Area
XLogP : Prediction Octanol-Water Partition Coefficients
C Numbers : Jumlah karbon
Heteroatom Number : Jumlah heteroatom
76
Drug Likeness
No. Senyawa tanaman (Menurut Muegge)
Uncaria gambir MW HBD HBA RB Ring TPSA XLogP C Heteroatom
Folium 200 ≤ x ≤ ≤5 ≤10 ≤15 Number ≤ 150 Å -2 ≤ x Numbers Number
600 ≤7 ≤5 >4 >1
1. (+)-Catechin 290.27 5 6 1 3 110 0.36 15 6
2. (-)-Epicatechin 290.27 5 6 1 3 110 0,36 15 6
3. (+)-Epicatechin 290.27 5 6 1 3 110 0.36 15 6
4. Mitraphylline 368.43 1 5 2 5 67.9 1,62 21 4
5. Roxburghine B 492.61 2 3 2 8 64.4 4,38 31 2
6. Pyrocatechin 110.11 2 2 0 4 40.5 0.9 6 2
7. Gallic acid 170.12 4 5 1 1 98 0,70 7 5
8. Cinchonain Ia 492.61 2 3 2 5 157 2,74 25 8
9. Gambiriin C 562.52 9 11 3 6 201 2,72 30 11
10. Gambiriin A1 580.54 11 12 6 5 232 2,69 30 12
11. Gambiriin A3 580.54 11 12 6 5 232 1,64 30 12
12. Gambiriin B1 562.52 9 11 4 6 201 3,48 30 11
13. Gambiriin B3 562.52 9 11 4 6 201 3,48 30 11
14. Procyanidin B3 578.52 10 12 3 6 221 2,37 30 12
15. Procyanidin B1 578.52 10 12 3 6 221 2,37 30 12
16. Uncarine B 368.43 1 5 2 5 67.9 1,62 21 45
17. Gambiriin A2 580.54 11 12 6 5 232 2,69 30 12
18. Gambiriin B2 562.52 9 11 4 6 201 3,48 30 11
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : Jumlah cincin
TPSA : Topological Polar Surface Area
XLogP : Prediction Octanol-Water Partition Coefficients
C Numbers : Jumlah karbon
Heteroatom Number : Jumlah heteroatom
77
Drug Likeness
No. Senyawa tanaman (Menurut Muegge)
Morindae MW HBD HBA RB Ring TPSA XLogP C Heteroatom
citrifoliae 200 ≤ x ≤ ≤5 ≤10 ≤15 Number ≤ 150 Å -2 ≤ x Numbers Number
600 ≤7 ≤5 >4 >1
Fructus
1. Methyl 6
606.7 2 9 8 125.97 5.35 36 5
pheophorbide a
2. (-)-Pinoresinol 358.4 2 6 4 4 77.38 2.28 20 6
3. Pteryxin 386.4 0 7 5 3 92.04 3.15 21 7
4. Scopoletin 192.17 1 4 1 2 59.67 1.53 10 4
5. Vanillin 152.15 1 3 2 1 46.53 1.21 8 3
6. Coniferaldehyde 178.18 1 3 3 1 46.53 1.51 10 3
7. Alizarin 240.21 2 4 0 3 74.60 3.16 14 4
1-Hydroxy-2-
8. methoxyanthraqui 254.24 1 4 1 3 63.60 3.03 15 4
none
9. Morindone 270.24 3 5 0 3 94.83 3.27 15 5
10. Rubiadin 254.24 2 4 0 3 74.60 3.07 15 4
11. Asperuloside 414.4 4 11 6 4 161.21 -2.42 18 11
12. Phytol 296.5 1 1 13 0 20.23 8.19 20 1
13. Ursolic acid 456.7 2 3 1 5 57.53 7.34 30 3
14. beta-Sitosterol 414.7 1 1 6 4 20.23 9.34 29 1
Apigenin 5,7-
15. dimethyl ether 4'- 460.4 4 10 6 4 148.05 1.92 23 10
galactoside
16. Kaempferol 286.24 4 6 1 3 111.13 1.90 15 6
17. Nicotiflorin 594.5 9 15 6 5 249.20 0.02 27 15
18. Quercetin-3-O- 0
448.4 7 11 3 190.28 0.86 21 11
rhamnoside
19. Rutin 610.5 10 16 6 5 269.43 -0.33 27 16
20. Oleanolic acid 456.7 2 3 1 5 57.53 7.49 30 3
21. Daucosterin 576.8 4 6 9 4 99.38 7.74 35 6
22. Physcion 284.26 2 5 1 3 83.83 8.83 16 5
23. Peucedanocoumar 3
386.4 0 7 5 92.04 3.15 21 7
in III
24. Roseoside 386.4 5 8 5 2 136.68 -1.05 19 8
25. Phaeophorbide-a- 6
606.7 2 9 8 125.97 5.35 36 5
methyl ester
beta-
26. hydroxypropiovan 196.2 2 4 4 1 66.76 -0.24 10 4
illone
27. 3-O- 3
514.7 2 5 3 83.83 6.51 32 5
Acetylpomolic
78
acid
28. 5,15-O- 4
314.29 2 6 3 93.06 2.33 17 6
Dimethylmorindol
29. 6alpha- 4
406.4 6 11 6 175.37 -2.61 17 11
hydroxyadoxoside
30. Asperulosidic acid 432.4 6 12 7 3 192.44 -3.20 18 12
31. Barbinervic acid 488.7 4 5 2 5 97.99 5.26 30 5
32. Citrifoside 374.34 5 10 5 3 155.14 -1.95 16 10
33. Clethric acid 504.7 5 6 3 5 118.22 4.04 30 6
34. Damnacanthol 284.26 2 5 2 3 83.83 2.15 16 5
35. Deacetylasperulos 4
372.32 5 10 4 155.14 -2.99 16 10
ide
36. Deacetylasperulos 3
390.34 7 11 5 186.37 -3.78 16 11
idic acid
37. Hederagenin 472.7 3 4 2 5 77.76 6.82 30 4
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : Jumlah cincin
TPSA : Topological Polar Surface Area
XLogP : Prediction Octanol-Water Partition Coefficients
C Numbers : Jumlah karbon
Heteroatom Number : Jumlah heteroatom
Dari Tabel 4.1.45 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Muegge.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
Ring Number : Jumlah cincin
TPSA : Topological Polar Surface Area
XLogP : Prediction Octanol-Water Partition Coefficients
C Numbers : Jumlah karbon
Heteroatom Number : Jumlah heteroatom
Dari Tabel 4.1.46 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter REOS.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
80
Keterangan :
MW : Molecular Weight
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
FC : Formal Charge
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
FC : Formal Charge
82
Drug Likeness
Senyawa tanaman (Menurut REOS)
No. Uncaria gambir LogP
MW HBD HBA RB FC
Folium -5≤ x ≤ 5
200 ≤ x ≤ 500 ≤5 ≤10 ≤8 -2 ≤ x ≤ 2
1. (+)-Catechin 290.27 1.546 5 6 1 0
2. (-)-Epicatechin 290.27 1.546 5 6 1 0
3. (+)-Epicatechin 290.27 1.546 5 6 1 0
4. Mitraphylline 368.4 2.062 1 5 2 0
5. Roxburghine B 492.6 5.072 2 4 2 0
6. Pyrocatechin 110.11 1.098 2 2 0 0
7. Gallic acid 170.12 0.502 4 5 1 0
8. Cinchonain Ia 452.4 2.693 6 9 2 0
9. Gambiriin C 562.5 3.289 9 11 3 0
10. Gambiriin A1 580.5 2.81 11 12 6 0
11. Gambiriin A3 580.5 2.81 11 12 6 0
12. Gambiriin B1 562.5 3.504 9 11 4 0
13. Gambiriin B3 562.5 2.995 9 11 4 0
14. Procyanidin B3 578.5 2.995 10 12 3 0
15. Procyanidin B1 578.5 2.995 10 12 3 0
16. Uncarine B 368.4 2.063 1 5 2 0
17. Gambiriin A2 580.5 2.81 11 12 6 0
18. Gambiriin B2 562.5 3.504 9 11 4 0
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
FC : Formal Charge
83
Drug Likeness
Senyawa tanaman (Menurut REOS)
No. Morindae LogP
MW HBD HBA RB FC
citrifoliae Fructus -5≤ x ≤ 5
200 ≤ x ≤ 500 ≤5 ≤10 ≤8 -2 ≤ x ≤ 2
Acetylpomolic
acid
28. 5,15-O- 314.29 2.028 2 6 3 0
Dimethylmorindol
29. 6alpha- 406.4 -3.178 6 11 6 0
hydroxyadoxoside
30. Asperulosidic acid 432.4 -2.776 6 12 7 0
31. Barbinervic acid 488.7 5.177 4 5 2 0
32. Citrifoside 374.34 -2.621 5 10 5 0
33. Clethric acid 504.7 4.149 5 6 3 0
34. Damnacanthol 284.26 1.668 2 5 2 0
35. Deacetylasperulosi 372.32 -2.867 5 10 4 0
de
36. Deacetylasperulosi 390.34 -3.347 7 11 5 0
dic acid
37. Hederagenin 472.7 6.206 3 4 2 0
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
FC : Formal Charge
Drug Likeness
Senyawa tanaman (Menurut REOS)
No. Hedyotis LogP
MW HBD HBA RB FC
corymbosa Herba -5≤ x ≤ 5
200 ≤ x ≤ 500 ≤5 ≤10 ≤8 -2 ≤ x ≤ 2
1. Stigmasterol 412.7 7.801 1 1 5 0
Dari Tabel 4.1.50 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter REOS.
85
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
MW : Molecular Weight
LogP : Octanol-Water Partition Coefficient
HBD : Hydrogen Bond Donor
HBA : Hydrogen Bond Acceptor
RB : Rotatable Bond
FC : Formal Charge
Dari Tabel 4.1.51 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Bioavailabilitas dari 2 basis data.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
86
Bioavailabilitas
Senyawa Alstonia ADMETlab admetSAR 2.0
No.
scholaris Cortex probabili
Probabilitas HIA HIA
tas
1. Akuammicine 0.713 + 0.5857 -
2. Akuammidine 0.573 + 0.7857 -
3. Echitamine 0.262 - 0.7000 -
4. Salutaridine 0.645 + 0.5429 -
5. Cantleyine 0.779 + 0.5857 +
6. Stigmasterol 0.924 + 0.5571 -
7. Lupeol acetate 0.837 + 0.5857 -
8. Isookaninrhamnosi 0.373 - -
de 0.8143
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
90
Dari Tabel 4.1.55 diketahui bahwa tidak ada senyawa yang memenuhi
semua parameter Bioavailabilitas dari 2 basis data.
Keterangan :
Warna merah artinya tidak memenuhi syarat
Warna hitam artinya memenuhi syarat
Toksisitas LD50
Senyawa parameria
No. ADMETlab AdmetSAR 2.0
laevigata Cortex
LD50 Ket. LD50 Kategori
(mg/kg) toksisitas (mg/kg)
1. Procyanidin A2 315 sedang 3235 IV
2. Proanthocyanidin rendah
3144 3995 IV
A-6
3. Cinnamtannin B1 3199 rendah 3149 IV
4. Aesculitannin B 3199 rendah 3149 IV
5. Parameritannin A1 3208 rendah 3296 IV
6. Parameritannin A2 3211 rendah 3290 IV
Keterangan
- ADMETlab :
Toksisitas LD50
Senyawa tanaman ADMETlab AdmetSAR 2.0
No. Alstonia scholaris LD50 Ket. LD50 Kate
Cortex (mg/kg) toksisit (mg/kg) gori
as
1. Akuammicine 3095 rendah 3357 III
2. Akuammidine 3243 rendah 3758 III
3. Echitamine 3148 rendah 4070 III
4. Salutaridine 2951 rendah 3260 III
5. Cantleyine 2409 rendah 1540 III
6. Stigmasterol 3251 rendah 3389 I
7. Lupeol acetate 3286 rendah 2339 III
8. Isookaninrhamnosi III
29 tinggi 2336
de
9. Leuconolam 2932 rendah 3273 III
10. Leuconoxine 3021 rendah 2846 II
11. Akuammiline 3263 rendah 3389 III
12. N(4)- III
demethylechitamin 3264 rendah 4128
e
13. Picrinine 3177 rendah 3661 III
14. Pseudoakuammigin III
3438 rendah 3797
e
15. Tetrahydroalstonin III
2844 rendah 2661
e
16. Tubotaiwine 3155 rendah 3541 III
17. Dicentrine 2716 rendah 2423 III
18. Stemmadenine 32 tinggi 3678 III
19. Vallesamine 3195 rendah 3725 III
20. Vallesiachotamine 276 sedang 2218 III
21. Aequaline 2725 rendah 1938 III
22. Corypalmine 2678 rendah 1387 III
23. Deacetylakuammili III
332 sedang 3832
ne
24. Strictosidine 3145 rendah 3425 III
25. 6,7-seco- III
3041 rendah 3289
Angustilobine B
92
Keterangan
- ADMETlab :
Toksisitas LD50
Senyawa Uncaria ADMETlab AdmetSAR 2.0
No. LD50 Ket. LD50 Kate
gambir Folium
(mg/kg toksisitas (mg/kg) gori
)
1. (+)-Catechin 2528 rendah 1972 IV
2. (-)-Epicatechin 2528 rendah 1972 IV
3. (+)-Epicatechin 2528 rendah 1972 IV
4. Mitraphylline 3186 rendah 2657 III
5. Roxburghine B 3642 rendah 2427 III
6. Pyrocatechin 2515 rendah 2609 II
7. Gallic acid 1943 rendah 1552 III
8. Cinchonain Ia 3197 rendah 3183 II
9. Gambiriin C 3344 rendah 2480 IV
10. Gambiriin A1 3328 rendah 2826 IV
11. Gambiriin A3 3305 rendah 2901 IV
12. Gambiriin B1 3378 rendah 329 IV
13. Gambiriin B3 3209 rendah 2727 IV
14. Procyanidin B3 3209 rendah 2727 IV
15. Procyanidin B1 3209 rendah 2727 IV
16. Uncarine B 3186 rendah 2657 III
17. Gambiriin A2 3328 rendah 2826 IV
18. Gambiriin B2 3378 rendah 3290 IV
Keterangan
- ADMETlab :
Toksisitas tinggi : LD50 1-50 mg/kg
Toksisitas sedang : LD50 51-500 mg/kg
Toksisitas rendah : LD50 501-5000 mg/kg
- admetSAR 2.0 :
kategori I : LD50 ≤ 50 mg/kg = senyawa toksik
kategori II : 50 mg/kg > LD50 ≤ 500 mg/kg = senyawa toksik
kategori III : 500 mg > LD50 ≤ 5000 mg/kg = senyawa tidak toksik
kategori IV : LD50 > 5000 mg/kg = senyawa tidak toksik
94
Keterangan
- ADMETlab :
Keterangan
- ADMETlab :
tiap golongannya.
(a)
(b)
99
(c)
(d)
(e)
(f)
100
(g)
Gambar 4.2.2 Analisis Drug Likeness Menurut (a) Lipinski, (b) Ghose,
(c) Veber, (d) Egan, (e) Oprea, (f) Muegge, dan (g) REOS
(a)
101
(a)
102
(b)
Gambar 4.2.4 Analisis Toksisitas Pada Basis Data (a) admetSAR 2.0, (b)
ADMETlab
103
(a)
(b)
104
(c)
(d)
(e)
105
(f)
(g)
(b)
(a)
(c)
(c)
(d)
BAB V
PEMBAHASAN
Obat herbal merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang
centre tanaman obat dan bahan bersumber alam lainnya, maka perlu adanya
acuan edisi terbaru yang berisi 253 monografi tanaman dan ekstrak yang terdiri
dari 213 monografi yang merupakan hasil revisi dari Farmakope Herbal
Cortex dan Alstonia scholaris Cortex dan famili Rubiaceae 3 tanaman yaitu
(1 senyawa).
untuk menembus membran biologis yang dipengaruhi oleh sifat kelarutan obat
admetSAR 2.0. Pada basis data admetSAR dan ADMETlab. HIA dinyatakan
optimal apabila nilai HIA ≥ 30%, dan (-) untuk senyawa dengan
bioavailabilitas tidak optimal apabila nilai HIA <30% (Dong et al., 2018; Yang
et al., 2019).
tertentu berdasarkan sifat fisikokimia obat dan/ atau kandidat obat. Aturan/
filter yang telah dikembangkan dalam “Drug likeness” yaitu “Rule of Five”
senyawa yang memenuhi aturan bioavailabilitas pada basis data. Hasil dari
yang baik ≥30% dari 100 senyawa yang masing-masing dicari dengan 2 basis
senyawa pada basis data admetSAR. Dinyatakan dalam bentuk persen adalah
pada basis data ADMETlab sebesar 50.004% dan pada basis data admetSAR
sebesar 39.424%.
syarat aturan toksisitas pada basis data ADMETlab dan admetSAR. Pencarian
data untuk toksisitas menggunakan LD50 (lethal dose). LD50 digunakan untuk
mengetahui jika suatu dosis diberikan kepada sekelompok hewan coba dengan
tujuan eksperimental dan 50% hewan mati dalam pemberian dosis tersebut.
Semakin kecil nilai LD50 semakin semakin toksik. Sebaliknya jika semakin
besar nilai LD50 semakin rendah toksisitas (Paramveer, 2010). Toksitas pada
500 mg / kg; toksisitas rendah: 501 - 5000 mg / kg. Toksisitas pada basis data
kurang dari atau sama dengan 50mg / kg. Kategori II mengandung senyawa
dengan nilai LD50 lebih besar dari 50mg / kg tetapi kurang dari 500mg / kg.
Kategori III mencakup senyawa dengan nilai LD50 lebih dari 500mg / kg tetapi
kurang dari 5000mg / kg. Kategori IV terdiri dari senyawa dengan nilai LD50
lebih besar dari 5000mg / kg. Berdasarkan Gambar 4.2.4 maka hasil yang
5% sedang dengan total 7%. Untuk admetSAR kategori I ialah 3% dan kategori
II adalah 5% dengan total 8%. Data tersebut berdasarkan 100 senyawa pada
mulai dari sifat fisikokimia yang memenuhi aturan Drug likeness dan rules
analisis profil sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness, antara
lain:
114
atom 70.33%.
number 57.00%
BAB VI
KESIMPULAN
HBA+HBD 68.03%.
76.81%.
117
dan Rubiaceae.
mulai dari sifat fisikokimia yang memenuhi aturan Drug likeness dan
BAB VII
SARAN
Cortex dan Alstonia scholaris Cortex dan famili Rubiaceae 3 tanaman yaitu
Indonesia.
basis data dalam menyaring sifat fisikokimia yang tidak diinginkan dan
ekskresi serta toksisitas dengan konsep drug likeness. Senyawa yang terdapat
scholaris Cortex (38 senyawa) untuk famili Apocynaceae dan Uncaria gambir
120
121
diusulkan oleh Ghose, Oprea, Veber, Muegge, REOS, Egan dan Aturan
Lipinski rules of five (Ro5). Hasil dari analisis drug likeness pada hasil
drug likeness, antara lain hasil dari analisis drug likeness didapatkan beberapa
yaitu Mw 65.15%, MLogP 75.19%, HBA 64.594%, dan HBD 66.242%., Sifat
122
yang memenuhi aturan drug likeness menurut Veber, yaitu RB 99.46%, TPSA
69%, dan HBA+HBD 68.03%., Sifat fisikokimia yang memenuhi aturan drug
likeness menurut Egan, yaitu LogP 69.24% dan TPSA 61.36%, Sifat
fisikokimia yang memenuhi aturan drug likeness menurut Oprea, yaitu HBA
41%, HBD 56.99%, RB 81.96%, dan ring number 57.00%, Sifat fisikokimia
number 100%, ring number 85.55% dan heteroatom number 76.81%, Sifat
100%.
pada basis data ADMETlab dan 28 senyawa pada basis data admetSAR.
Dinyatakan dalam bentuk persen adalah pada basis data ADMETlab sebesar
50.004% dan pada basis data admetSAR sebesar 39.424%. Hasil toksisitas
tinggi dan 5% sedang dengan total 7%. Untuk admetSAR kategori I ialah 3%
dan kategori II adalah 5% dengan total 8%. Data tersebut berdasarkan 100
mulai dari sifat fisikokimia yang memenuhi aturan Drug likeness dan rules of
123
untuk famili Rubiaceae tanaman Uncaria gambir Folium ada 2 senyawa yang
damnacanthol.
124
DAFTAR PUSTAKA
1[C@](CC2)(C)CC[C@H]1C(=C)C)C)C)C)(C
)C)OC(=O)C
c1(ccc2c(c1O)O[C@H](CC2=O)c1ccc(c(c1)O
14. Isookaninrhamnoside )O)O[C@H]1[C@@H]([C@H]([C@H]([C@
H](O1)C)O)O)O
C1CC[C@@]2([C@@]3(N1C(=O)C=C3c1c(
15. Leuconolam
NC(=O)CC2)cccc1)O)CC
c1ccc2c(c1)N1[C@@]34[C@@H]2CC(=O)N
16. Leuconoxine
3CCC[C@]4(CCC1=O)CC
c1ccc2c(c1)[C@@]13C(=N2)[C@H]2N(CC1)
17. Akuammiline C/C(=C/C)/[C@H](C2)[C@]3(C(=O)OC)CO
C(=O)C
[C@]1(CO)(C(=O)OC)[C@@H]2/C(=C/C)/C
18. N(4)-demethylechitamine N3[C@]4([C@]1(c1ccccc1N4)CC3)[C@H](C
2)O
[C@H]1([C@]23c4ccccc4N[C@@]42[C@H]
19. Picrinine 2N([C@H](C3)O4)C/C(=C/C)/[C@@H]1C2)
C(=O)OC
c1ccc2c(c1)N([C@]13[C@]42CCN2[C@H]1
20. Pseudoakuammigine C[C@@H](/C(=C/C)/C2)[C@@]4(CO3)C(=
O)OC)C
c1ccc2c(c1)c1c([nH]2)[C@H]2N(CC1)C[C@
21. Tetrahydroalstonine
@H]1[C@H](C2)C(=CO[C@H]1C)C(=O)OC
c1ccc2c(c1)[C@]13C(=C([C@@H]4[C@H]([
22. Tubotaiwine
C@H]1N(CC3)CC4)CC)C(=O)OC)N2
c1(c(cc2c(c1)c1c3[C@H](C2)N(CCc3cc2c1O
23. Dicentrine
CO2)C)OC)OC
c1ccc2c(c1)c1c([nH]2)[C@@](C(=O)OC)([C
24. Stemmadenine
@H]2CCN(CC1)C/C/2=C/C)CO
C\1(=C\C)/CN2Cc3c([C@]([C@H]1CC2)(C(
25. Vallesamine
=O)OC)CO)[nH]c1c3cccc1
[C@@H]12C[C@H](C(=CN1CCc1c2[nH]c2c
26. Vallesiachotamine
1cccc2)C(=O)OC)/C(=C/C)/C=O
c12c(CN3[C@@H](C1)c1c(CC3)cc(c(c1)OC)
27. Aequaline
O)c(c(cc2)O)OC
c12c(CN3[C@H](C1)c1c(CC3)cc(c(c1)OC)O)
28. Corypalmine
c(c(cc2)OC)OC
c1ccc2c(c1)[C@@]13C(=N2)[C@H]2N(CC1)
29. Deacetylakuammiline C/C(=C/C)/[C@H](C2)[C@@]3(C(=O)OC)C
O
c12c(CCN[C@H]1C[C@H]1C(=CO[C@H]([
C@@H]1C=C)O[C@@H]1O[C@@H]([C@
30. Strictosidine
H]([C@@H]([C@H]1O)O)O)CO)C(=O)OC)c
1c([nH]2)cccc1
C1OC[C@]([C@@H]2C(=C1)CN(CC2)C)(C(
31. 6,7-seco-Angustilobine B
=O)OC)c1[nH]c2c(c1)cccc2
c12c(cc([nH]1)C(=C)[C@H]1CCN(C/C/1=C/
32. Manilamine
CO)C)cccc2
33. Citral O=C/C=C(/CCC=C(C)C)\C
129
c1ccc2c(c1)[C@@]13C(=C([C@H]4C[C@@
34. Echitamidine H]1N(CC3)C[C@H]4[C@H](C)O)C(=O)OC)
N2
c1ccc2c(c1)[C@@]13C(=C([C@H]4C[C@@
35. Akuammicine N-oxide
H]1N(=O)(CC3)C/C/4=C/C)C(=O)OC)N2
CC=C1C[N+]2(CCC34C5=CC=CC=C5NC36
36. Akuammiginone
C2C(=O)C1C4(CO6)C(=O)O)C
[C@@]123C(=C([C@H]4C[C@@H]1N(=O)(
37. Echitamidine N-oxide CC2)C[C@H]4[C@H](C)O)C(=O)OC)Nc1c3
cccc1
[C@@]123C(=C([C@H]4C[C@@H]1N(=O)(
Echitamidine-N-oxide 19- CC2)C[C@H]4[C@@H](O[C@@H]1O[C@
38.
O-beta-D-glucopyranoside @H]([C@H]([C@@H]([C@H]1O)O)O)CO)C
)C(=O)OC)Nc1c3cccc1
CC=C1C[N+]2(CCC34C2(C(CC1C3(CO)C(=
39. Echitaminic acid
O)O)O)NC5=CC=CC=C45)C
[C@@]123C(=C([C@H]4C[C@@H]1N(=O)(
Nb-Demethylalstogustine
40. CC2)C[C@@H]4[C@H](O)C)C(=O)OC)Nc1
N-oxide
c3cccc1
[C@]123[C@@]4(C[C@@H](N5[C@H]1C[
41. Picraline C@@H](/C(=C\C)/C5)[C@@]4(C(=O)OC)C
OC(=O)C)O3)c1c(N2)cccc1
C1[C@]2([C@]([C@H]3[C@](C1)([C@H](C
42. Alstonic acid A C3)C(C)C)C)(CCC1=C2CC[C@H]([C@@]1(
CC(=O)O)C)C(C)(C)C=O)C)C
C1[C@]2([C@]([C@H]3[C@](C1)([C@H](C
43. Alstonic acid B C3)C(C)C)C)(CC[C@]13C2=CC[C@H]([C@
]1(CC(=O)O)C)C(C3=O)(C)C)C)C
44. Isogentialutine CC1C(CC2=C1C=NC=C2)O
c1(cc(c2c(c1)O[C@@H]([C@H](C2)O)c1cc(c
45. (+)-Catechin
(cc1)O)O)O)O
c1(cc(c2c(c1)O[C@@H]([C@@H](C2)O)c1c
46. (-)-Epicatechin
c(c(cc1)O)O)O)O
c1(cc(c2c(c1)O[C@H]([C@H](C2)O)c1cc(c(c
47. (+)-Epicatechin
c1)O)O)O)O
[C@H]12[C@@H](C(=CO[C@H]1C)C(=O)
48. Mitraphylline OC)C[C@@H]1N(C2)CC[C@]21c1c(NC2=O
)cccc1
c12c3c([nH]c1[C@@H]1N(CC2)C[C@@H]2
49. Roxburghine B [C@H](C1)C(=CN1[C@]2(Cc2c(C1)c1c([nH]
2)cccc1)C)C(=O)OC)cccc3
50. Pyrocatechin c1ccc(c(c1)O)O
51. Gallic acid c1(c(cc(cc1O)C(=O)O)O)O
c1c(ccc(c1O)O)[C@H]1CC(=O)Oc2c1c1c(c(c
52. Cinchonain Ia
2)O)C[C@H]([C@H](O1)c1cc(c(cc1)O)O)O
c1(cc2c(c(c1)O)[C@@H]([C@H]([C@H](O2)
53. Gambiriin C c1ccc(cc1)O)O)c1c(cc(c2c1O[C@@H]([C@H
](C2)O)c1cc(c(cc1)O)O)O)O)O
c1(c2c(c(c(c1)O)[C@@H]([C@H](Cc1c(cc(cc
54. Gambiriin A1
1O)O)O)O)c1ccc(c(c1)O)O)O[C@@H]([C@
130
H](C2)O)c1cc(c(cc1)O)O)O
c1(c(cc(cc1)[C@H]([C@@H](Cc1c(cc(cc1O)
55. Gambiriin A3 O)O)O)c1c(c2c(cc1O)O[C@H]([C@H](C2)O)
c1cc(c(cc1)O)O)O)O)O
c1(c2c(c3c(c1)O[C@@H]([C@H]3c1ccc(c(c1
56. Gambiriin B1 )O)O)Cc1c(cc(cc1O)O)O)O[C@@H]([C@H](
C2)O)c1cc(c(cc1)O)O)O
c12c([C@H]([C@@H]([C@H](O1)c1cc(c(cc1
57. Gambiriin B3 )O)O)O)c1c3c(C[C@@H]([C@@H](O3)c3cc
(c(cc3)O)O)O)c(cc1O)O)c(cc(c2)O)O
c12c([C@H]([C@@H]([C@H](O1)c1cc(c(cc1
58. Procyanidin B3 )O)O)O)c1c3c(C[C@@H]([C@@H](O3)c3cc
(c(cc3)O)O)O)c(cc1O)O)c(cc(c2)O)O
c12c([C@@H]([C@H]([C@H](O1)c1ccc(c(c1
59. Procyanidin B1 )O)O)O)c1c3c(C[C@H]([C@H](O3)c3ccc(c(c
3)O)O)O)c(cc1O)O)c(cc(c2)O)O
c1ccc2c(c1)[C@@]1(C(=O)N2)[C@H]2N(CC
60. Uncarine B 1)C[C@H]1[C@H](C2)C(=CO[C@@H]1C)C
(=O)OC
c1(cc(c2c(c1[C@H]([C@H](Cc1c(cc(cc1O)O)
61. Gambiriin A2 O)O)c1ccc(c(c1)O)O)O[C@H]([C@H](C2)O)
c1ccc(c(c1)O)O)O)O
c12cc(c3c(c1[C@H]([C@@H](O2)Cc1c(cc(cc
62. Gambiriin B2 1O)O)O)c1ccc(c(c1)O)O)O[C@H]([C@H](C3
)O)c1ccc(c(c1)O)O)O
c1(/c/2=C/C3=N/C(=C\c4[nH]c(c(c4C=C)C)/
C=C/4\N=C(C5=c([nH]2)c1C(=O)[C@@H]5
63. Methyl pheophorbide a
C(=O)OC)[C@H]([C@@H]4C)CCC(=O)OC)
/C(=C3CC)C)C
c1cc(c(cc1[C@@H]1OC[C@@H]2[C@H]1C
64. (-)-Pinoresinol
O[C@H]2c1ccc(c(c1)OC)O)OC)O
c1c2c(c3c(c1)ccc(=O)o3)[C@@H](OC(=O)/C
65. Pteryxin
(=C\C)/C)[C@@H](OC(=O)C)C(O2)(C)C
66. Scopoletin c1(c(cc2c(c1)ccc(=O)o2)O)OC
67. Vanillin c1(c(cc(cc1)C=O)OC)O
68. Coniferaldehyde c1(c(ccc(c1)/C=C/C=O)O)OC
69. Alizarin c1ccc2c(c1)C(=O)c1c(C2=O)ccc(c1O)O
1-Hydroxy-2-
70. c1ccc2c(c1)C(=O)c1c(C2=O)ccc(c1O)OC
methoxyanthraquinone
c1c(c(c2c(c1)C(=O)c1c(C2=O)ccc(c1O)C)O)
71. Morindone
O
72. Rubiadin c1ccc2c(c1)C(=O)c1c(C2=O)cc(c(c1O)C)O
[C@@H]1([C@@H]([C@@H]([C@@H](O[
C@@H]1CO)O[C@@H]1OC=C2[C@@H]3[
73. Asperuloside
C@H]1C(=C[C@H]3OC2=O)COC(=O)C)O)
O)O
CC(C)CCC[C@H](CCC[C@H](CCC/C(=C/C
74. Phytol
O)/C)C)C
75. Ursolic acid C1[C@@H](C([C@H]2[C@](C1)([C@@H]1
131
[C@@](CC2)([C@]2(C(=CC1)[C@H]1[C@
@](CC2)(CC[C@H]([C@@H]1C)C)C(=O)O)
C)C)C)(C)C)O
C1[C@@H](CC2=CC[C@@H]3[C@@H]([C
76. beta-Sitosterol @]2(C1)C)CC[C@]1([C@H]3CC[C@@H]1[
C@@H](CC[C@H](C(C)C)CC)C)C)O
c1(cc(c2c(c1)oc(cc2=O)c1ccc(cc1)O[C@H]1[
Apigenin 5,7-dimethyl
77. C@H]([C@@H]([C@H]([C@@H](O1)CO)O
ether 4'-galactoside
)O)O)OC)OC
78. Kaempferol c1(cc(c2c(c1)oc(c(c2=O)O)c1ccc(cc1)O)O)O
c1(cc(c2c(c1)oc(c(c2=O)O[C@H]1[C@@H]([
C@H]([C@@H]([C@@H](O1)CO[C@H]1[C
79. Nicotiflorin
@@H]([C@H]([C@H]([C@@H](O1)C)O)O)
O)O)O)O)c1ccc(cc1)O)O)O
c1(cc(c2c(c1)oc(c(c2=O)O[C@@H]1O[C@H]
80. Quercetin-3-O-rhamnoside ([C@@H]([C@H]([C@@H]1O)O)O)C)c1ccc
(c(c1)O)O)O)O
c1(cc(c2c(c1)oc(c(c2=O)O[C@H]1[C@@H]([
C@H]([C@@H]([C@H](O1)CO[C@H]1[C@
81. Rutin
H]([C@H]([C@H]([C@@H](O1)C)O)O)O)O
)O)O)c1ccc(c(c1)O)O)O)O
C1[C@@H](C([C@@H]2[C@](C1)([C@H]1
[C@@](CC2)([C@]2(C(=CC1)[C@@H]1[C
82. Oleanolic acid
@@](CC2)(CCC(C1)(C)C)C(=O)O)C)C)C)(C
)C)O
C1[C@@H](CC2=CC[C@@H]3[C@@H]([C
@]2(C1)C)CC[C@]1([C@H]3CC[C@@H]1[
83. Daucosterin C@@H](CC[C@H](C(C)C)CC)C)C)O[C@H]
1[C@@H]([C@H]([C@@H]([C@@H](O1)C
O)O)O)O
c1(cc(c2c(c1)C(=O)c1c(C2=O)c(cc(c1)C)O)O
84. Physcion
)OC
c1(=O)ccc2c(o1)c1c(cc2)OC([C@H]([C@@H
85. Peucedanocoumarin III
]1OC(=O)/C(=C/C)/C)OC(=O)C)(C)C
CC1=CC(CC(C)(C)[C@@]1(O)/C=C/[C@@
86. Roseoside H](C)O[C@@H]2O[C@H](CO)[C@@H](O)[
C@H](O)[C@H]2O)=O
c1(/c/2=C/C3=N/C(=C\c4[nH]c(/C=C/5\N=C(
Phaeophorbide-a-methyl C6=c([nH]2)c1C(=O)[C@H]6C(=O)OC)[C@
87.
ester @H]([C@@H]5C)CCC(=O)OC)c(c4C=C)C)/
C(=C3CC)C)C
beta-
88. c1c(c(cc(c1)C(=O)CCO)OC)O
hydroxypropiovanillone
C1[C@@H](C([C@H]2[C@](C1)([C@@H]1
[C@@](CC2)([C@]2(C(=CC1)[C@H]1[C@
89. 3-O-Acetylpomolic acid
@](CC2)(CC[C@H]([C@@]1(C)O)C)C(=O)
O)C)C)C)(C)C)OC(=O)C
c12c(C(=O)c3c(C1=O)c(c(cc3)COC)O)c(c(cc
90. 5,15-O-Dimethylmorindol
2)O)OC
91. 6alpha-hydroxyadoxoside O1C=C([C@@H]2[C@H]([C@@H]1O[C@
132
@H]1O[C@@H]([C@H]([C@@H]([C@H]1
O)O)O)CO)[C@H](C[C@@H]2O)CO)C(=O)
OC
O1C=C([C@@H]2[C@H]([C@@H]1O[C@
@H]1O[C@@H]([C@H]([C@@H]([C@H]1
92. Asperulosidic acid
O)O)O)CO)C(=C[C@H]2O)COC(=O)C)C(=O
)O
C1[C@H]([C@@]([C@H]2[C@](C1)([C@@
H]1[C@@](CC2)([C@]2(C(=CC1)[C@H]1[C
93. Barbinervic acid
@@](CC2)(CC[C@H]([C@@]1(C)O)C)C(=
O)O)C)C)C)(CO)C)O
O1C=C([C@H]2[C@H]([C@@H]1O[C@H]1
94. Citrifoside O[C@@H]([C@H]([C@@H]([C@H]1O)O)O
)CO)[C@@H](C=C2)O)C(=O)OC
C1[C@H](C([C@H]2[C@](C1)([C@@H]1[C
@@](CC2)([C@]2(C(=CC1)[C@@H]1[C@
95. Clethric acid
@](CC2)(CC[C@H]([C@]1(O)C)C)C(=O)O)
C)C)C)(CO)CO)O
c12c(C(=O)c3c(C1=O)c(c(c(c3)O)CO)OC)ccc
96. Damnacanthol
c2
[C@H]1(OC=C2[C@@H]3[C@H]1C(=C[C@
97. Deacetylasperuloside @H]3OC2=O)CO)O[C@@H]1O[C@@H]([C
@H]([C@@H]([C@H]1O)O)O)CO
O1C=C([C@@H]2[C@H]([C@@H]1O[C@
98. Deacetylasperulosidic acid @H]1O[C@@H]([C@@H]([C@@H]([C@H]
1O)O)O)CO)C(=C[C@H]2O)CO)C(=O)O
C1[C@@H]([C@@]([C@H]2[C@](C1)([C@
@H]1[C@@](CC2)([C@]2(C(=CC1)[C@H]1
99. Hederagenin
[C@@](CC2)(CCC(C1)(C)C)C(=O)O)C)C)C)
(C)CO)O
C1[C@@H](CC2=CC[C@@H]3[C@@H]([C
100. Stigmasterol @]2(C1)C)CC[C@]1([C@H]3CC[C@@H]1[
C@H](/C=C/[C@H](C(C)C)CC)C)C)O
133
drug likeness menurut (a) Lipinski, (b) REOS, (c) Ghose, (d) Veber, (e)
(a)
(b)
134
(c)
(d)
(e)
135
(f)
(g)
RIWAYAT HIDUP MAHASISWA
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Norma Yunita
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Fakultas Farmasi
4. NRP 110115355
5. TTL Kuala Kapuas, 9 Oktober 1997
6. Email Normay52@yahoo.com
7. No. Tlp/ hp 087763489004
B. Riwayah Pendidikan
Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk-
Lulus
SD SDN 3 SELAT - 2003-2009
KUALA KAPUAS
SMP SMPN 1 KUALA - 2009-2012
KAPUAS
SMA/SMK SMAN 1 KUALA IPA 2012-2015
KAPUAS
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam penyusunan skripsi.
Surabaya, 14/01/21
Tanda Tangan
(Norma Yunita)
136