SKRIPSI
i
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Disetujui Oleh :
ii
Drs. Syaharuddin Kasim, M.Si., Apt Suwahyuni Mus, S.Si, M.Kes,Apt
NIP. 19630801 199003 1 001 NIDN. 0930058502
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Disetujui Oleh :
iii
Pembimbing Utama Pembimbing pertama
iv
v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 17.01.320
Dengan ini menyatakan bahwa data-data yang terdapat dalam skripsi yang
berjudul :
vi
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mencapai gelar sarjana ini. Sejauh ini hanya ini yang bisa penulis
persembahkan buat semua jerih payah, doa dan kasih sayang ayah dan
vii
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
sebesar-besarnya kepada:
2. Ibu Dr. Nursamsiar, M.Si., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
(STIFA) Makassar.
3. Tim dewan penguji yang telah berkenan untuk menguji skripsi ini dan
viii
semoga tetap menjadi keluarga meskipun mungkin nanti tidak
bersama-sama lagi.
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari
membacanya.
Penulis
ABSTRAK
ix
sebesar 240,56 ppm, metodi uji ABTS memiliki nilai IC50 129,696 ppm
dan pada metode FRAP dinyatakan ekuivalen dengan vitamin C sebesar
48,2 µmol AEAC/gr sampel.
x
ABSTRACT
xi
xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ........................................................................................ ix
xiii
II. 1.3 Morfologi Tumbuhan .................................................................. 6
xiv
III. 3.4 Variabel Penelitian .................................................................. 28
V.1 Simpulan...................................................................................... 36
V. 2 Saran .......................................................................................... 36
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
antiradikal........................................................................... 14
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xviii
Dengan metode Maserasi .............................................. 47
DPPH ............................................................................. 48
ABTS ............................................................................. 52
Bulan.............................................................................. 59
Bulan ............................................................................ 60
DPPH ............................................................................. 61
ABTS ............................................................................. 62
FRAP ............................................................................. 63
xix
xx
BAB I
PENDAHULUAN
radikal dan radikal bebas semakin berkembang. Hal ini didasari karena
jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih, maka tubuh
1
2
fitokimia yaitu alkaloid, saponin, tanin, terpenoid, flavonoid dan fenol yang
memiliki gugus hidroksil yang terikat pada karbon cincin aromatik dan akan
4,525 ppm dan termasuk dalam kategori antioksidan yang sangat kuat.
daun kembang bulan. Penelitan pada bagian batang kembang bulan belum
metode uji?
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Tithonia
5
6
7
Ki pahit (Sunda).
tunggal dengan panjang 26-32 cm, lebar 15-25 cm, ujung dan pangkal
berbentuk kotak, bulat, buah muda berwarna hijau dan buah tua
Tanaman ini berakar tunggang dan berwarna putih kotor (Hutapea, 1994).
polifenol dan flavonoid pada bagian daun, kulit batang dan akarnya
secara oral untuk mengobati abses, hematoma, dan kram otot, di Meksiko
II.2 Ekstraksi
Pelarut organik akan menembus dinding sel dan selanjutnya akan masuk
ke dalam rongga sel tumbuhan yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan
9
terlarut dalam pelarut organik pada bagian luar sel untuk selanjutnya
berdifusi masuk ke dalam pelarut. Proses ini terus berulang sampai terjadi
menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai, diluar
sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi itu sendiri. Metode ekstraksi
terdapat dalam simplisia yang tidak tahan terhadap panas atau bersifat
2016).
satu atau lebih elektron tidak berpasangan. Radikal ini dapat berasal dari
atom hidrogen, molekul oksigen, atau ion logam transisi. Senyawa radikal
bebas sangat reaktif dan selalu berusaha mencari pasangan elektron agar
nitrat (NO), nitrogen dioksida (NO2), peroksil (ROO) dan lipid peroxyl
(LOO). Selain itu, hidrogen peroksida (H2O2), ozon (O3), oksigen singlet,
dan lipid peroksida bukanlah radikal bebas dan umumnya disebut oksidan,
termodifikasi yag tidak dikenali oleh sistem imun, dan bahkan mutasi.
II.4 Antioksidan
3 kelompok, yaitu :
1. Antioksidan primer
radikal bebas baru, atau mengubah radikal bebas yang telah terbentuk
2. Antioksidan sekunder
radikal bebas.
1. Antioksidan sintetik
2. Antioksidan alami
(Trilaksani, 2003).
14
berikut :
K3Fe(CN)6 K4Fe(CN)6
Fe3+ + e- Fe2+
(ABTS)
'
DPPH. Sumber radikal bebas dari metode ini adalah senyawa 2,2-
al., 2007).
Aktif 50-100
Sedang 101-250
Lemah 250-500
ikatan yang mungkin ada dalam suatu molekul (Gandjar dan Rohman,
2007).
sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur (Gandjar dan
sampel atau blanko dan alat ini dapat mengukur perbedaan absorbsi
1. Sumber radiasi
2009).
19
2. Monokromator
3. Kuvet
4. Detektor
5. Rekorder
Larutan seri dibuat dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
3. Waktu operasional
METODE PENELITIAN
berskala laboratorium.
Tinggi Ilmu Farmasi Makassar pada bulan Agustus 2018 sampai Januari
209i.
(Tithonia diversifolia) kering, aquades, asam sitrat ,etanol p.a, etanol 70%,
20
21
tertentu. Dikeringkan di dalam herbs drier pada suhu 45°C selama 6 hari,
500 ml etanol 70%, kemudian tambahkan etanol 70% sebanyak 1000 ml.
ekstrak kental.
prosedur standar (Kokate et al. 1997, Trease dan Evan 2002, Hegde et al.
2010) :
22
a. Alkaloid
test:
b. Flavonoid
1) Uji NaOH 10% : Sampel dilarutkan dalam air dan disaring lalu
kuning coklat.
kelompok fenolik.
HCl. Warna merah muda, orange, atau warna merah dan ungu
c. Saponin
d. Steroid/Terpenoid
e. Tanin
etanol p.a dalam labu tentukur 5 ml (larutan stok konsentrasi 10000 ppm).
p.a dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan dengan etanol p.a hingga
515 nm.
80 μl, 140 μl, 160 μl, 200 μl pada larutan stok kedalam labu tentukur 5 ml
sehingga diperoleh konsentrasi 80 ppm, 160 ppm 240 ppm, 320 ppm, 400
etanol p.a sampai tanda batas dan diukur serapan sampel pada panjang
400-800 nm.
dengan etanol p.a sampai 25 ml, kemudian diinkubasi selama 12-16 jam.
dicukupkan dengan etanol p.a hingga tanda batas. Larutan ini kemudian
26
Bulan
volume dengan etanol p.a. dalam labu tentukur 5 mL dan diinkubasi pada
kuantitatif berupa grafik dan table. Nilai persentase inhibisi yang diperoleh
sebagai ordintanya (sumbu Y). Nilai IC50 dihitung pada saat nilai % inhibisi
(Molyneux, 2004).
BAB IV
bulan dengan beberapa metode uji yaitu DPPH, ABTS, dan FRAP.
itu dipilih metode maserasi, dimana metode ekstraksi ini dilakukan tanpa
perbedaan tekanan osmosis di dalam sel dan di luar sel (Dean, 2009).
29
Penggunaan etanol 70% sebagai pelarut dalam maserasi karena Pelarut
30
31
Etanol memiliki dua sisi yang terdiri dari gugus OH- yang bersifat polar dan
senyawa organik dalam tumbuhan baik yang bersifat polar maupun non
polar, tidak beracun dan tidak mudah ditumbuhi kapang serta kuman (Aziz,
al., 2017).
Ekstrak yang diperoleh berupa ekstrak kental, dengan bau yang khas,
warna coklat dan rasa ekstrak sedikit pahit. Ekstrak kental yang
dalam tanaman yang dipengaruhi oleh suhu, pH, aktivitas air dan intensitas
2010).
senyawa radikal bebas yang lebih stabil. Semua elektron pada radikal
larutan ungu tua menjadi kuning. Absorbansi yang terbaca adalah molekul
DPPH berkurang (Zuhra, et al., 2008). Intensitas warna ini diukur pada
gambar 5.
240.56
Nilai IC50 (ppm)
3.738 2.437
DPPH ABTS
adalah 3,738 ppm (<50 ppm) sangat kuat. Pada metode ABTS nilai IC50
berbeda-beda dari metode DPPH dan ABTS. Hal ini disebabkan dari
radikal bebas. Hasil IC50 ABTS lebih kecil atau kuat daripada DPPH,
yang lebih cepat, memiliki fleksibilitas karena dapat digunakan pada range
pH yang luas, ABTS larut dalam air dan pelarut organik sehingga dapat
2013).
berwarna biru intensif oleh antioksidan pada suasana asam. Daya reduksi
36
linier dari kurva baku equivalen vitamin C antara sampel banding kadar
49,2 µmol AEAC/gr sampel, replikasi II 49,3 µmol AEAC/gr sampel, dan
replikasi III 49,5 µmol AEAC/gr sampel, dengan nilai rata-rata aktivitas
PENUTUP
V.1 Simpulan
disimpulkan bahwa nilai IC50 dari ekstrak etanol batang kembang bulan
dengan metode DPPH yaitu sebesar 240,56 ppm, metode ABTS yaitu
V.2 Saran
36
37
38
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, A.A., Aiyelaagbe, O,O., Usman, L.A, Ameen O.M., Lawal, A. 2010.
“Antioxidant: It’s Medical and Pharmacological Applications”.
Africcan Journal of Pure and Applied Chemistry Vol 4(8): 142-151.
Jacinto, S.D., Ramos, E,F., Siguan, A.P.T., Can oy, R.J.C. 2011.
“Determining the Antioxidant Property of Plant Extracts: A
Laboratory Exercise”. Asian Journal Of Biology Education. (5): 22–
25.
Kokate C,K, Purohit A.P dan Ghokhale S,B. 1997. Pharmacognosy. Nirali
Prakashan, Pune. India
40
Pujimulyani, D., Raharjo, S., Marsono, Y., dan Santoso, U. 200 . “Aktivitas
Antiosidan Dan Kadar Senyawa Fenolik Pada Kunir Putih (Curcuma
Mangga Val) Segar Dan Setelah Blanching”. Agritech. 30(2): 68-74.
Rusli, R. 2009. “Penetapan Kadar Boraks Pada Mie Basah Yang Beredar
Di Pasar Ciputat Dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis
Menggunakan Pereaksi Kurkumin”. Skripsi, Jakarta: Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
Roberta, R., Nicoletta, P., Anna, P., Ananth, P., Min, Y.C., Rice, E. 1999.
“Antioxidant activity applying an improved ABTS Radical cation
decolorization assay”. Free radical Biology and Medicine.26: 1232.
Trease, G.E. dan Evan, W.C. 2002. Pharmacognosy Edition 15th. Saunder
Publishers. London
- Pengumpulan sampel
- Sortasi basah
- Pencucian
- Perajangan
- Pengeringan dengan oven
- Sortasi kering
- Penyerbukan
- Dimaserasi dengan etanol 70% selama 3 × 24 jam
Filtrat Residu
- Diremaserasi
Filtrat Residu
- Disaring
- Diuapkan
Uji Fitokimia
-Uji Flavonoid
-Uji Alkaloid Ekstrak kental
-Uji Tanin
-Uji Steroid/ terpenoid
44
1000 ppm
Absorbansi
Analisis Data
45
Absorbansi
46
- -Dipipet
Dibuat larutan Induk konsentrasi
masing-masing
10000 ppm
20 ɥL 40 ɥL 60 ɥL 80 ɥL 100 ɥL
- Dipipet 0,5 mL
- Dimasukkan kedalam labu tentukur 5 ml
- Ditambahkan 1,5 mL TPTZ
- Diinkubasi selama 3 menit
- Ditambahkan 0,5 mL FeCl3
- Dicuk etanol p.a hingga tanda batas
- Diinkubasi selama 30 menit
- Diukur dengan spektrofotometri UV- Vis
Absorbansi
pada panjang gelombang 400-800 nm.
Analisis Data
Kesimpulan
49
7,775 g
= 100 %
100 g
= 7,775 %
50
0,8483 0,2317
konsentrasi 5 ppm = x 100% = 72,686 %
0,8483
80
70 y = 15.281x - 7.1258
60 R² = 0.9861
% Inhibisi
50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi (ppm)
0,849
0,738
1 0,775 0,7643 9,9021
0,780
0,691
2 0,640 0,6567 22,586
0,639
0,551
3 0,530 0,521 38,583 3,738
0,482
0,421
4 0,442 0,4257 49,817
0,414
0,230
5 0,224 0,2317 72,686
0,241
0,8616 0,6526
Konsentrasi 80 ppm = x 100 % = 24,257 %
0,8616
0,8616 0,5600
Konsentrasi 160 ppm = x 100 % = 35,004 %
0,8616
0,8616 0,4086
Konsentrasi 240 ppm = x 100 % = 52,576 %
0,8616
53
0,8616 0,3043
Konsentrasi 320 ppm = x 100 % = 64,681 %
0,8616
0,8616 0,2320
Konsentrasi 400 ppm = x 100 % = 73,073 %
0,8616
80
70
60
50
%inhibisi
y = 0.1591x + 11.726
40 R² = 0.987
30
20
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Konsentrasi (ppm)
Konsentrasi
Absorbansi Rata-rata % Inhibisi Nilai IC50 (ppm)
(ppm)
0,824
Blanko 0,880 0,8616 - -
0,881
0,604
80 0,681 0,6526 24,257
0,673
0,559
160 0,558 0,5600 35,004
0,563
0,406
240 0,395 0,4086 53,576 240,56
0,425
0,313
320 0,292 0,3043 64,681
0,308
0,210
400 0,241 0,2320 73,073
0,245
0,9156 0,7253
konsentrasi 1 ppm = x 100% = 20,784 %
0,9156
55
0,9156 0,6556
konsentrasi 1,5 ppm = x 100 % = 28,396 %
0,9156
0,9156 0,5570
konsentrasi 2 ppm = x 100 % = 39,165 %
0,9156
0,9156 0,4630
konsentrasi 2,5 ppm = x 100 % = 49,432 %
0,9156
0,9156 0,3240
konsentrasi 3 ppm = x 100 % = 64,613 %
0,9156
70
y = 21.74x - 2.9996
60
R² = 0.986
50
%I nhibisi
40
30
20
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
konsentrasi (ppm)
y = 21,74x - 2,9996
50 = 21,74x - 2,9996
50 2,9996
x =
21,74
= 2,437 ppm (Aktivitas sangat kuat)
0,7783 0,5746
konsentrasi 40 ppm = x 100% = 26,172 %
0,7783
0,7783 0,4666
konsentrasi 80 ppm = x 100 % = 40,048 %
0,7783
0,7783 0,3736
konsentrasi 120 ppm = x 100 % = 51,997 %
0,7783
0,7783 0,3386
konsentrasi 160 ppm = x 100 % = 56,494 %
0,7783
0,7783 02793
konsentrasi 200 ppm = x 100 % = 64,114%
0,7783
70
60
50
%Inhibisi
40
y = 0.2308x + 20.066
30 R² = 0.9609
20
10
0
0 50 100 150 200 250
Konsentrasi (ppm
58
Konsentrasi
Absorbansi Rata-rata % Inhibisi Nilai IC50 (ppm)
(ppm)
0,755
Blanko 0,795 0,7783 - -
0,785
0,575
40 0,574 0,5746 26,172
0,575
0,426
80 0,504 0,4666 40,048
0,47
0,384
120 0,364 0,3736 51,997 129,696
0,373
0,336
160 0,341 0,3386 56,494
0,339
0,265
200 0,294 0,2793 64,114
0,279
59
𝑚𝑔 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 1000
M= x
𝑀𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 𝑝 (𝑚𝐿)
10 𝑚𝑔 1000
M= x
176,124 𝑔/𝑚𝑜𝑙 𝑝 (𝑚𝐿)
Perhitungan Pengenceran:
1. Konsentrasi µmol sebanyak 5 mL (5000 µL)
C1 x V1 = C2 x V2
568 µmol x V1 = 5,68 µmol x 5000 µL
V1 = 50 µL ad etanol p.a 5 mL (1 µg/mL)
2. Konsentrasi µmol sebanyak 5 mL (5000 µL)
C1 x V1 = C2 x V2
568 µmol x V1 = 11,35 µmol x 5000 µL
V1 = 100 µL ad etanol p.a 5 mL (2 µg/mL)
3. Konsentrasi µmol sebanyak 5 mL (5000 µL)
C1 x V1 = C2 x V2
568 µmol x V1 = 17,03 µmol x 5000 µL
V1 = 150 µL ad etanol p.a 5 mL (3 µg/mL)
60
a. Pengukuran Absorbansi
Tabel. Data absorbansi kurva baku vitamin C
Konsentrasi Konsentrasi Kadar Sampel
Absorbansi Rata-rata
(µg/mL) (µMol) (µmol)
1 5,68 0,291 45,9 48,2
2 11,35 0,332 49,3
3 17,03 0,415 49,5
4 22,71 0,504
5 28,39 0,572
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi (µmol)
= 4,59 x 10
= 45,9 µmol
Uji Alkaloid
Uji Flavonoid
Pembacaan absorbansi
dengan spektrofotometri UV-
67
``