Anda di halaman 1dari 17

KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalibrasi adalah memastikan kebenaran nilai-nilai yang


ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai-
nilai pada suatu bahan ukur dengan cara membandingkan dengan
nilai konvensional yang diwakili oleh standar ukur yang memiliki
kemampuan telusur ke standar nasional atau internasional. Dengan
kata lain kalibrasi adalah adalah suatu kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat inspeksi, alat
pengukuran dan alat pengujian.
Peralatan dalam analisis farmasi meliputi instrumen analisis,
alat-alat ukur, wadah dan sebagainya, sedangkan bahan-bahan yang
digunakan terdiri dari senyawa murni, pereaksi dan sampel. Prosedur
analisis dan penggunaan alat dan bahan untuk analisis harus
memenuhi syarat ketepatan, keteitian dan selektifitas sesuai dengan
metode resmi dalam Farmakope Indonesia, oleh karena itu harus
dilakukan kalibrasi (standarisasi).
Tujuan kalibrasi adalah menentukan deviasa atau
penyimpangan kebenaran nilai konvensional penunkukkan suatu
instrumen ukur, menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan
standar nasional maupun internasional. Manfaat kalibrasi ini adalah
menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai
dengan spesifikasinya. Kemampuan untuk tepat mengukur  volume
larutan sangat penting untuk akurasi dalam kimia analisis.
Alat dan bahan laboratorium harus secara rutin ditara, agar
selalu memberikan hasil yang benar. Kelemahan alat pengukur seperti
pengukur kadar air memiliki kerumitan instrumen sehingga
mengakibatkan banyak kemungkinan tidak  berfungsi secara benar,
sehingga data yang dihasilkan tidak akurat. Dengan melakukan
kalibrasi, segera dapat diketahui kesalahan-kesalahan yang terjadi

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

pada alat tersebut.


Untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran, alat-alat yang
akan digunakan perlu dilakukannya kalibrasi terlebih dahulu.
Pengkalibrasian dapat dapat dilakukan dengan cara membandingkan
dua data dengan menggunakan alat ukur yang berbeda. Pada
percobaan tentang kalibrasi, alat ukur yang digunakan untuk
membandingkan data adalah spetrofotometer UV-Vis.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
memahami kalibrasi alat dan bahan yang memenuhi syarat ketepatan,
ketelitian dan selektifitas

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari Adapun maksud dari percobaan ini adalah
untuk mengetahui dan memahami percobaan ini adalah untuk
menentukan kalibrasi alat spektrofotemeter UV-Vis meliputi skala
absorbansi, panjang gelombang resolusi spektrofotometer, sesatan
sinar (stray radiation) dan menentukan bobot konstan paracetamol.

BAB II

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Teori Umum


Pada dasarnya, analisis kimia dapat dilakukan dengan (a)
analisis kualitatif yang bertujuan untuk mencari jenis ion,
molekul, atau radikal yang terdapat dalam sampel; (b) analisis
kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan kadar ion atau
molekul dalam suatu sampel; dan (c) analisis insrumen, yakni
analisis kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan peralatan
elektronik (Sumardjo 2009, h. 4).
Analisis kuantitatif konvensional dapat dilakukan dengan
cara volumetri dan gravimetri. Peralatan kimia yang canggih
dewasa ini banyak dipakai untuk pemeriksaan jenis dan kadar
zat dalam bahan atau campuran bahan (Sumardjo, 2009 h. 4).
Berdasarkan ukuran sampel yang tersedia untuk dianalisis,
analisis kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi (a) analisis
makro, jika sampel mempunyai berat lebih besar dari 0,1 g; (b)
analisis semimikro, dilakukan terhadap sampel yang beratnya
antara 10-100 mg; (c) analisis mikro, dilakukan terhadap sampel
yang beratnya 10 – 10 mg; dan (d) analisis ultramikro, yang
melibatkan sampel pada orde 1 mcg (Sumardjo 2009, h. 4).
Analisis kimia dapat digunakan untuk pemeriksaan obat-
obatan, makanan, minuman, dan bahan-bahan kimia yang
apabila berkontak dengan tubuh atau masuk kedalam tubuh
dapat mengganggu kesehatan (Sumardjo 2009, h. 4).
Insrumen merupakan alat yang selalu digunakan, mudah
terkena korosi, dan sering mendapatkan penanganan yang
salah. Jika tidak digunakan dengan benar, instrument dapat
menimbulkan kesalahan hasil analisis yang seirus dan
kemungkinan tetap tidak terdeteksi kecuali pemeriksaan yang
sistemik (Syahputri 2007, h. 199)
Beberapa instrument menimbulkan perlindungan terhadap
RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm
15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

temperature atau kelembapan yan ekstrim dalam area yang


dirancang khusus. Jika tidak, instrument analisis dapat
dikelompokkan bersama atau disebar dia antara berbagai unit.
Pilihan akan bergantung pada jenis instrument, kerapuhan,
tingkat pemakaian, dan keahlan yang dibutuhkan untuk
mengoperasikannya (Syahputri 2007, h. 199)
Reabilitas skala panjang gelombang pada instrument
pengujian titik lebur dan spektrofotometer yang bekerja pada
daerah ultraviolet harus diperiksa sekali seminggu dan dikalibrasi
penuh dilakukan sekali sebulan (Syahputri 2007, h. 199)
Spektrofotometer adalah perangkat yang dapat digunakan
untuk mengukur konsentrasi DNA serta kemurnian DNA.
Peralatan ini juga dapat dipergunakan untuk mengukur
kerapatan sel dalam aktivitas yang berkaitan dengan kultur
mikroba (Maftuchah dkk 2014, h. 18)
Bobot konstan prlu dijelaskan lebih seksama. Bobot suatu
endapan dalam krus bisanya diperoleh dari selisih, penanganan
krus kosong sama dengan krus berisi endapan, kemudian
dipanggang. Stelah itu didinginkan, ditimbang, dipanaskan ulang
dan ditimbang lai. Jika kedua penimbangan tercabut bersesuaian
(katakana dalam 0,2 – 0,5 mg) krus telah dipanggang sampai
“bobot konstan” Jika tidak, prosedur diulang sampai didapatkan
hasil yan sesuai. Kemudian ditambahkan endapan, dan krus
dipanggang pada temperature yang sama sampai diperoleh
bobot konstan, Selisih dari kedua penimbangan menunjukkan
bobot endapan (Underwood 2002, h. 596)
Kalibrasi merupakan proses verifikasi keakuratan alat ukur
sesuai dengan rancangannya, Ada beberapa tujuan dari
kalibrasi, Berikut tujuan-tujuan tersebut (Underwood 2002, h.
597) :
1. Mengetahui apakah kondisi alat masih standar.

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

2. Dapat menentukan konsentrasi yang tepat sesuai dengan


dosis yang telah ditetapkan
3. Meningkatkan output pekerja sehingga pekerjaan tepat pada
sasaran
Tujuan kalibrasi adalah menentukan deviasa atau
penyimpangan kebenaran nilai konvensional penunkukkan suatu
instrumen ukur, menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan
standar nasional maupun internasional. Manfaat kalibrasi ini
adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar
tetap sesuai dengan spesifikasinya. Kemampuan untuk tepat
mengukur  volume larutan sangat penting untuk akurasi dalam
kimia analisis (Fatimah 2003, h. 199).
Panjang gelombang mengacu ke jarak antara dua gunung
(atau lembah/ yang berdampingan) dari gelombang itu.
Kebalikan panjang gelombang yakni banyak gelombang dalam
satuan, diacu sebagai bilangan gelombang. Garis depan
gelombang bergerak dengan kecepatan tertentu. Banyaknya
daur atau gelombang lengkap yang melewati suatu titik yang
diam per satuan waktu diberi istilah frekuensi (Underwood 2002,
h. 383).
Benda bercahaya seperti matahari atau suatu bohlam listrik
memancarkan spectrum yang lebar terdiri dari panjang
gelombang. Panjang gelombang yang dikaitkan dengan cahaya
tampak itu mampu mempengaruhi selaput pelangi mata manusia
dan karenanya menimbulkjan kesan subyektif akan ketampakkan
(vision) (Underwood 2002, h. 383).
Banyak radiasi yang dipancarkan oleh benda panas terletak
di luar daerah di mana mata itu peka, dan kita bicara mengenai
daerah ultraviolet dan inframerah dari spektrum yang terletak di
kiri dan di kanan daerah tampak (Underwood 2002, h. 383).
2.2 Uraian Bahan

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

1. Aquadest (Dirjen POM 1979, h.96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA


Nama Lain : Aquadest, air suling
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 18,02


Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan : Zat pelarut
2. Kalium Bikromat (Dirjen POM 1995, h. 690)

Nama Resmi : KALIUM BIKROMAT


Nama Lain : Kalium Bikromat
RM/BM : K2Cr2O7/294,18.
Rumus Struktur :

Pemarian : massa hablur; kuning


Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan
jernih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
3. Kalium Klorida (Dirjen POM 1979, hal,329)

Nama Resmi : KALII CHLORIDUM


Nama Lain : Kalium Klorida
RM/BM : KCl/74,55
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur bentuk memanjang, prisma atau


kubus, tidak berbau atau serbuk granul
putih, tidak berbau, rasa garam, stabil di
udara, larutan bereaksi netral terhadap
lakmus
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air, sangat mudah
larut dalam air mendidih, praktis tidak larut
dalam etanol mutlak P dan dalam eter P
Kegunaan : Sumber ion kalium
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm
15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

4. Toluen (Dirjen POM 1979, h. 735)

Nama Resmi : TOLUEN


Nama Lain : Toluen
RM/BM : C6H5CH3/92.14
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, mudah terbakar, tidak


berwarna
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dapat
bercampur dengan etanol mutlak P
Penyimpanan : Dalam wadah terutup rapat
Kegunaan : Pereaksi
5. Asam Sulfat (Dirjen POM 1979, h. 52)

Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM


Nama Lain : Asam sulfat
RM/BM : H2SO4/98,07
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak, tidak


berwarna, bau sangat tajam dan korosif
Kelarutan : Bercampur dengan air dan etanol dengan
menimmbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaaan : Pemberi suasana asam

6. Heksana (Dirjen POM 1995, h. 1158)

Nama Resmi : HEKSANA


Nama Lain : Heksana
RM/BM : C6H14/86,18

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap, berbau


seperti eter lemah atau bau seperti
petroleum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari


cahaya
Kegunaan : Zat tambahan.

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2017 h. 2-3)

1. Kalibrasi skala absorbansi : Dibuat larutan kalium bikromat 0,0065%


dalam H2SO4 0,005 M, kemudian dilakukan penentuan absorbansi larutan
1%
pada ƛ (nm) 235,257,313,dan 350. Hitunglah nilai ∑ ❑masing-masing ƛ
1 cm

tersebut, sehingga diperoleh hubungan antara ƛ (nm) kalium bikromat


1%
dengan kisaran nilai ∑ ❑, seperti pada tabel berikut :
1 cm

Tabel 1. Range Absortivitas untuk kalibrasi skala absorbansi

ƛ (nm) 1%
Nilai ∑ ❑
1 cm
235 112,9-126,2
257 142,4-145,7
313 47,0-50,3
350 104,9-108,2

2. Penentuan resolusi (daya pisah) spektrofotometer : Dilakukan


pengujian dengan larutan toluen 0,02% b/v dalam heksan,kemudian
dilakukan pengukuran absorbsi pada ƛ 269 nm dan 266 nm. Farmakope
inggeris mensyaratkan bahwa rasio antara absorbansi larutan ini pada ƛ
269 nm terhadap absorbansi pada ƛ 266 nm harus ≥ 1,5.

3. Penentuan adanya sesatan sinar (stray radiation) : Dilakukan


pengukuran nilai absorbansi larutan KCl 1,2% b/v dalam air terhadap
blanko air pada panjang gelombang 200 nm. Jika absorbansi larutan ini

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

kurang dari 2,00 maka terjadi sesatan sinar, sehingga spektrofotometer ini
tidak bisa digunakan atau perlu dilakukan perbaikan.

4. Penentuan bobot konstan bahan obata

Timbang seksama lebih kurang 500 mg bahan obat yang


telah dikeringkan dalam wadah cawan penguap yang bobotnya telah
dikalibrasi, kemudian keringkan pada suhu 105 0 selama 1 jam dalam
oven, setelah didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang kembali
bobotnya. Apabila dua kali penimbangan berturut-turut terhadap bahan
yang telah dikeringkan berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang
ditimbang, maka bahan dinyatakan telah mencapai bobot tetap atau bobot
konstan.

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

BAB III

METODE KERJA

Alat Praktikum

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang pengaduk,


cawan porselin, deksikator, gelas ukur, , gelas kimia, kertas timbang,
kuvet, labu takar, sendok tanduk, oven, pipet tetes, spektrofotometer UV-
Vis dan timbangan analitik.

Bahan Praktikum

Adapun bahan yang digunakan yaitu larutan kalium bikromat 0,0065%


dalam H2SO4 0,005 M, larutan toluen 0,02% b/v dalam heksan, dan
larutan KCl 1,2% b/v.

Cara Kerja

Kalibrasi Spektrofotometer

Kalibrasi skala absorbansi

Pertama-tama dibuat larutan kalium bikromat 0,0065% dalam H 2SO4


0,005%. Kemudian dilakukan penentuan absorbansi larutan pada λ (nm)
1%
235 257, 313 dan 350. Selanjutnya dihitung nilai ∑ ❑ masing-masing λ,
1 cm

sehingga didapat hubungan antara λ (nm) kalium bikromat dengan kisaran


panjang gelombang

Penentuan resolusi (daya pisah) spektrofotometer

Diukur absorbansi larutan toluene 0,02% dalam heksan padaλ269 nm


dan 266 nm. Farmakope inggris mensyaratkan bahwa rasio antara
absorbansi larutan pada λ 269 nm terhadap absorbansi λ 266 nm harus ≥
1,5.

Penentuan adanya sesatan sinar (stray radiation)

Diukur absorbansi terhadap larutan KCl 1,2 % b/v dalam air terhadap
blanko air dengan λ 200 nm. Jika absorbansi larutan kurang dari 2 maka
terjadi sesatan sinar, sehingga spektrofotometer ini tidak bisa digunakan
atau perlu dilakukan perbaikan.

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

lBAB IV

lHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikuml

lllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll

lTabel 2. Hasil nilai absortivitas kalibrasi skala absorban

Absorban Range Nilai


lƛ(nm) (A) 1% 1%
Nilai ∑ ❑ ∑❑
1 cm 1 cm
235 0,926 122,9 – 126,2 142,46
l257 1,038 142,4 – 145,7 166,61
l313 0,387 47,0 – 50,3 59,53
l350 0,764 104,9 – 108,2 117,53
l

Tabel 3. Hasil nilali penentuan resolusi (daya pisah)


spektrofotometer

ƛ(nm) Absorban (A) Rasio Range

266 1,558 1,161 ≥ 1,5


269 1,809

Tabel 4. Hasil nilai penentuan adanya sesatan sinar (Stray


radiation)

ƛ (nm) Absorban(A) Range

200 2,118 ≤ 2,0

4.2 Pembahasan

Kalibrasi adalah memastikan kebenaran nilai-nilai yang


ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai-
nilai suatu bahan ukur dengan cara membandingkan dengan nilai
konvensional yang diwakili oleh standar ukur yang memiliki

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

kemampuan telusur ke standar nasional atau internasional. Dengan


kata lain, kalibrasi adalah adalah suatu kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat inspeksi, alat
pengukuran dan alat pengujian.
Untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran, alat-alat yang
akan digunakan perlu dilakukannya kalibrasi terlebih dahulu.
Pengkalibrasian dapat dapat dilakukan dengan cara membandingkan
dua data dengan menggunakan alat ukur yang berbeda. Pada
percobaan tentang kalibrasi, alat ukur yang digunakan untuk
membandingkan data adalah spetrofotometer UV-Vis.
Tujuan dilakukannya kalibrasi skala alat adalah kita ingin
mengetahui apakah alat yang digunakan telah memenuhi syarat
ketepatan, ketelitian maupun selektifitas sesuai dengan Farmakope
Indonesia, kemudian dilakukan penentuan resolusi daya pisah yaitu
kita ingin mengetahui baik atau tidaknya resolusi alat yang digunakan,
semakin rendah resolusinya maka objek yang diamati akan semakin
jelek begitupun sebaliknya. Dan tujuan dilakukan penentuan sesatan
sinar adalah kita ingin mengetahui apakah alat yang digunakan masih
bisa digunaka, ketika nilai absorbannya kurang dari 2,00 atau yang
telah ditentukan maka alat tersebut tidak dapat digunakan atau harus
dilakukan perbaikan.
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
kelayakan dari spektrofotometer dengan membandingkan hasil dari
penentuan kalibrasi skala absorbansi pada Kalium bikromat 0,0065 %
dalam H2SO4 0,005 M, penentuan resolusi (daya pisah)
spektrofotometer pada larutan toluen 0,02 % b/v dalam blanko
heksan, dan penentuan adanya sesatan sinar (stray radiation) pada
larutan KCl 1,2 % b/v dalam blanko air dengan standar yang telah
ditetapkan. Sehingga kita dapat mengetahui spektrofotometer yang
digunakan memenuhi persyaratan atau layak tidaknya alat tersebut
digunakan. Dan menentukan bobot konstan dari paracetamol.

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

Pada percobaan penentuan kalibrasi skala absorbansi yang


dilakukan yaitu Disiapkan alat dan bahan lalu diatur spektrofotometer
pada panjang gelombang 235, 257, 313 dan 350 nm, kemudian
dimasukkan kalium bikromat dan H 2SO4 dalam masing-masing kuvet,
kemudian diblankokan, setelah itu dilihat nilai absorbansinya pada
masing-masing panjang gelombang kemudian hasil absorbansi yang
1%
didapatkan dihitung menggunakan rumus ∑ , setelah didapatkan hasil
1 cm

dibandingkan hasil perhitungan dengan tabel yang telah ditentukan.


1%
Pada panjang gelombang 235 nm didapatkan nilai dari ∑ adalah
1 cm

133,23, hal ini tidak sesuai dengan range dimana nilai sigma untuk
panjang gelombang 235 yaitu 122,9 – 126,2. Pada panjang
1%
gelombang 257 nm didapatkan nilai dari ∑ adalah 138,30, hal ini tidak
1 cm

sesuai dengan literatur dimana range untuk panjang gelombang 257


yaitu 142,4 – 145,7. Pada panjang gelombang 313 nm didapatkan
1%
nilai dari ∑ adalah 49,69, nilai tersebut masuk dalam range dimana
1 cm

nilai sigma untuk panjang gelombang 313 yaitu 47,0 – 50,3. Pada
1%
panjang gelombang 350 nm didapatkan nilai dari ∑ adalah 209,07 ,
1 cm

hal ini tidak sesuai dengan range dimana nilai sigma untuk panjang
gelombang 350 yaitu 104,9 – 108,2 nm.
Pada percobaan penentuan resolusi (daya pisah)
spektrofotometer yang dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan lalu
diatur spektrofotometer pada panjang gelombang 266 dan 269 nm,
kemudian dimasukkan Toluen 0,02% b/v dan heksan dalam masing-
masing kuvet, kemudian diblankkan, selanjutnya hasil yang
didapatkan dibandingkan dengan syarat rasio yang tertera pada
Farmakope Inggris yaitu Rasio antara absorbansi larutan pada λ 269

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

nm terhadap absorbansi pada λ 266 nm harus ≥ 1,5. Pada panjang


gelombang 266 nm didapatkan nilai absorbansi 0,433 A, dan panjang
gelombang 269 nm nilai absorbansi 0,440 A. Jadi dari hasil rasio yang
didapatkan adalah 1,016. Hal ini sesuai dengan syarat rasio yang
tertera pada Farmakope Inggris yaitu Rasio antara absorbansi larutan
pada λ 269 nm terhadap absorbansi pada λ 266 nm harus ≥ 1,5.
Pada percobaan penentuan adanya sesatan sinar (stray
radiation) yang dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan, lalu diatur
spektrofotometer pada panjang gelombang 200 nm, kemudian
dimasukkan KCl 1,2% b/v dan air dalam masing-masing kuvet,
kemudian diblankkan, setelah itu dibandingkan dengan literatur
bahwa Jika absorbansi larutan kurang dari 2,00 maka terjadi sesatan
sinar, sehingga spektrofotometer ini tidak bisa digunakan atau perlu
dilakukan perbaikan. Pada panjang gelombang 200 nm yaitu 1,311 A,
yang berarti idak terjadi sesatan sinar karena sesuai dengan literatur
bahwa Jika absorbansi larutan kurang dari 2,00 maka terjadi sesatan
sinar.
Pada percobaan kalibrasi alat dan bahan terjadi beberapa
penyimpangan hasil dari kalibrasi yang dilakukan dengan literatur atau
syarat yang telah ditetapkan pada percobaan kalibrasi skala absorbsi,
hal ini disebabkan oleh beberapa faktor kesalahan yaitu tidak
stabilnya alat spektrofotometer dan terjadinya kontak dengan
mikroorganisme dalam pengerjaan.
Kemudian pada percobaan penentuan bobot konstan bahan obat,
digunakan paracetamol sebagai sesampel. Ditimbang seksama lebih
kurang 500 mg paracetamol yang telah dikeringkan di dalam cawan
penguap yang bobotnya telah dikalibasi. Kemudian dikeringkan pada
suhu 105o selama 1 jam didalam oven. Selanjutnya didingankan
didalam eksikator kemudian ditimbang kembali bobot sampel –turut
sebanyak 2 kali. apabila 2 kali penimbangan berturut-turut selisihnya
tidak lebih dari 0,5 mg maka bahan tersebut konstan.

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

Dari semua percobaan yang tidak ada yang sesuai dengan nilai
range yang telah ditentukan, sehingga hal ini menjadi perhatian
karena seharusmya alat spektrofotometer harus dalam kondisi yang
baik.

Penyebab faktor kesalahan yang mungkin saja dapat terjadi


yaitu kurang telitinya praktikan dalam melakukan pengukuran,
praktikan mungkin saja menggunakan alat yang kurang bersih pada
saat ingin mengambil atau memipet bahan yang akan digunakan,
kurang berkualitasnya bahan yang digunakan dan lain sebagainya.

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

BAB v

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu alat instrument


spektrofotometer UV yang dikalibrasi tidak layak digunakan

5.2 Saran
Sebaiknya alat yang digunakn diperbanyak kemudian pembagian
tugas setiap orang di kelompok merata supaya semua mahasiswa
bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017, Analisis Instrumen Farmasi, Laboratorium Kimia Farmasi


UMI, Makassar.

Day. Underwood, 2002, Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Fatimah. Soja, 2003, Kalibrasi dan Perawatan Spektrofotometer UV-Vis,

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

Makalah disampaikan pada program pengabdian pada masyarakat


Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI,  Bandung.

Sumardjo. D, 2009, Pengantar Kimia, Penerbit Kedokteran EGC: Jakarta

Swadaya. N, 2017, Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit, Penebar


Swadaya, 2017

Syahputri. M, 2007, Pemastian Mutu Obat, Penerbit Kedokteran EGC,


Jakarta

RAHMADHANI AZIS RIFKI SALDY A. WAHID.S.Farm


15020160244

Anda mungkin juga menyukai