Anda di halaman 1dari 31

MODUL AJAR 1

PATOFISIOLOGI PENYAKIT SALURAN NAFAS


MK PENYAKIT-PENYAKIT KESEHATAN REPRODUKSI

Oleh :
Tingkat III Reguler 2

Nama Mahasiswa :
DARYANA (18154710530)
BELA SETIANI (1815471055)
INDAH MADA (1815471058)
ENDANG MULYANA (1815471060)
DWI RATNA ANGGRAINI (18154710162)
MODUL KEGIATAN PEMBELAJARAN PPKR
1. LATAR BELAKANG

Gangguan pada sistem pernapasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortilitas. Interaksipada
saluran pernapasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi pada sistem organ tubuh laindan
berkisar dari flu biasa dengan gejala-gejala serta gangguan yang relatif ringan sampai pneumonia berat.Pada
tahun 1989, kira-kira 142000 orang meninggal dunia karena kanker paru-paru, hal ini membuatkanker paru-
paru menduduki peringkat pertama dari urutan kematian akibat kanker baik pada pria maupunwanita di
Amerika Serikat.

Angka ini akan terus mencuat ke tingkat yang membahayakan dan prevalensinyasaat ini kira-kira 25 kali lebih
tinggi daripada 45 tahun yang lalu. Insidens penyakit pernapasan kronik,terutama emfisema paru-paru dan
bronkitis kronik semakin meningkatkan dan sekarang merupakanpenyebab utama gangguan serta cacat kronik
pada pria. Karena penyakit-penyakit pernapasan inimempunyai pengaruh yang kuat, baik dalam hal fisik,
sosial maupun ekonomi, terhadap masyarakat secarakeseluruhan, maka pencegahan, diagnosis dan pengobatan
gangguan pernapasan ini mempunyai maknayang penting sekali.Makalah ini mencakup tinjauan ringkas
tentang anatomi dan fisiologi saluran pernapasan, diskusitentang tes diagnostik yang umum digunakan untuk
mendeteksi disfungsi sistem pernapasan, tanda-tandaserta gejala-gejala utama penyakit pernapasan,
manifestasi insufisiensi dan kegagalan respirasi, sertadiskusi tentang penyakit-penyakit respirasi
umum lainnya
2. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah influenza?
2. Apa definisi bronkhitis?
3. Apa yang dimaksud pneumonia?
4. Bagaimana patofisiologi asthma bronchiale?
5. Bagaimana tanda dan gejala dari tbc paru?

3. TUJUAN

1. Menjelaskan apakah influenza?


2. Menjelaskan apa definisi bronkhitis?
3. Menjelaskan apa yang dimaksud pneumonia?
4. Menjelaskan bagaimana patofisiologi asthma bronchiale?
5. Menjelaskan bagaimana tanda dan gejala dari tbc paru?

.
Materi Modul

2.1 INFLUENZA
a.Definisi

Influenza adalah infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus influenza, dan menyebar dengan mudah dari
orang ke orang. Virus ini beredar di seluruh dunia dan dapat mempengaruhi orang tanpa memandang usia dan
jenis kelamin (WHO, 2009). Flu sendiri merupakan suatu penyakit yang self-limiting, dimana bila tidak terjadi
komplikasi dengan penyakit lain, maka setelah 4-7 hari penyakit akan sembuh sendiri. Daya tahan tubuh
seseorang akan sangat berpengaruh terhadap berat ringannya penyakit tersebut. Daya tahan tubuh dipengaruhi
oleh pola hidup seseorang (BPOM, 2006).

b. Etiologi

Dikenal tiga jenis influenza musiman (seasonal) yakni A, B dan Tipe C. Di antara banyak subtipe virus
influenza A, saat ini subtipe influenza A (H1N1) dan A (H3N2) adalah yang banyak beredar di antara
manusia. Virus influenza bersirkulasi di setiap bagian dunia. Kasus flu akibat virus tipe C terjadi lebih jarang
dari A dan B. Itulah sebabnya hanya virus influenza A dan B termasuk dalam vaksin influenza musiman.
Influenza musiman menyebar dengan mudah Saat seseorang yang terinfeksi batuk, tetesan yang terinfeksi
masuk ke udara dan orang lain bisa tertular. Mekanisme ini dikenal sebagai air borne transmission. Virus juga
dapat menyebar oleh tangan yang terinfeksi virus. Untuk mencegah penularan, orang harus menutup mulut
dan hidung mereka dengan tisu ketika batuk, dan mencuci tangan mereka secara teratur (WHO, 2009).

Virus influenza A inang alamiahnya adalah unggas akuatik. Virus ini dapat ditularkan pada spesies lain dan
dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada peternakan unggas domestik atau menimbulkan suatu
wabah influenza manusia. Virus A merupakan patogen manusia yang paling virulen di antara ketiga tipe
infleuenza dan menimbulkan penyakit paling berat, yang paling terkenal di Indonesia adalah flu babi (H1N1)
dan flu burung (H5N1) (Spickler, 2009).

Virus influenza B hampir secara ekslusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan virus
influenza A. karena tidak mengalami keragaman antigenik, beberapa tingkat kekebalan diperoleh pada usia
muda, tapi sistem kekebalan ini tidak permanen karena adanya kemungkinan mutasi virus. Virus influenza C
menginfeksi manusia, anjing dan babi, kadangkala menyebabkan penyakit yang berat dan epidemi lokal.
Namun, influenza C jarang terjadi disbanding jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan
pada anak -anak (Spickler, 2009).
c. Gejala

Gejala influenza biasanya diawali dengan demam tiba-tiba, batuk (biasanya kering), sakit kepala, nyeri otot,
lemas, kelelahan dan hidung berair. Pada anak dengan influenza B dapat menjadi lebih parah dengan
terjadinya diare 4 serta nyeri abdomen. Kebanyakan orang dapat sembuh dari gejala-gejala ini dalam waktu
kurang lebih satu minggu tanpa membutuhkan perawatan medis yang serius. Waktu inkubasi yaitu dari saat
mulai terpapar virus sampai munculnya gejala kurang lebih dua hari (Abelson, 2009).

Pada masa inkubasi virus tubuh belum merasakan gejala apapun. Setelah masa inkubasi gejala-gejala mulai
dirasakan dan berlangsung terus-menerus kurang lebih selama satu minggu. Hal ini akan memicu kerja dari
sistem imun tubuh yang kemudian setelah kurang lebih satu minggu tubuh akan mengalami pemulihan hingga
akhirnya benar-benar sembuh dari influenza (Spickler, 2009).

Untuk orang-orang dengan faktor resiko tinggi seperti usia di atas 65 tahun, atau orang-orang dengan
penyakit tertentu seperti penyakit kronis pada hati, paru-paru, ginjal, jantung, gangguan metabolik seperti
diabetes melitus, atau orang yang sistem imunnya rendah berpotensi mengalami keparahan. Kadang sulit
untuk membedakan flu dan salesma pada tahap awal infeksi ini, namun flu dapat diidentifikasi dengan adanya
demam mendadak dan rasa lelah atau lemas (Spickler, 2009). Prognosis pada umumnya baik, penyakit yang
tanpa komplikasi berlangsung 1-7 hari. Kematian terbanyak oleh karena infeksi bakteri sekunder. Bila panas
menetap lebih dari 4 hari dan leukosit > 10.000/ul, biasanya didapatkan infeksi bakteri sekunder (WHO,
2009).

d. Pengobatan

Orang yang menderita flu disarankan banyak beristirahat, meminum banyak cairan, dan bila perlu
mengkonsumsi obat-obatan untuk meredakan gejala yang mengganggu. Tindakan yang dianjurkan untuk
meringankan gejala flu tanpa pengobatan meliputi antara lain :

a. Beristirahat 2-3 hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan.

b. Meningkatkan gizi makanan. Makanan dengan kalori dan protein yang tinggi akan menambah daya tahan
tahan tubuh. Makan buah-buahan segar yang banyak mengandung vitamin.

c. Banyak minum air, teh, sari buah akan mengurangi rasa kering di tenggorokan, mengencerkan dahak dan
membantu menurunkan demam.

d. Sering-sering berkumur dengan air garam untuk mengurangi rasa nyeri di tenggorokan. (BPOM, 2006)

Beberapa obat yang dapat digunakan adalah penurun panas pada saat terjadi demam, penghilang sakit untuk
meredakan nyeri serta obat batuk jika terjadi batuk. Karena influenza disebabkan oleh virus, maka antibiotik
tidak memiliki pengaruh terhadap infeksi kecuali diberikan untuk infeksi sekunder seperti pneumonia
bakterialis. Pengobatan antiviral dapat efektif, namun sebagian galur influenza dapat menunjukan resistensi
terhadap obat-obatan antivirus standar (Abelson, 2009).

Obat flu pada umumnya adalah obat tanpa resep dokter yang dapat diperoleh di apotek-apotek dan toko
obat berizin. Obat flu umumnya merupakan kombinasi dari beberapa zat aktif, seperti kombinasi-kombinasi
dari :

a. Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan.

b. Analgesik/antipretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan dan antihistamin.

c. Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan, antihistamin dan antitusif atau


ekspektoran

Berikut adalah zat aktif yang umumnya terdapat sebagai komponen obat flu :

a. Analgesik dan antipiretik Secara umum obat golongan ini mempunyai cara kerja obat yang dapat
meringankan rasa sakit dan menurunkan demam. Zat aktif yang memiliki khasiat analgesik sekaligus
antipiretik yang lazim digunakan dalam obat flu adalah : parasetamol.

b. Antihistamin Antihistamin adalah suatu kelompok obat yang dapat berkompetisi melawan histamin, yaitu
salah satu me diator dalam tubuh yang dilepas pada saat terjadi reaksi alergi. Zat aktif yang termasuk
golongan ini antara lain klorfeniramin maleat, deksklorfeniramin maleat.

c. Dekongestan hidung Dekongestan hidung adalah obat yang mempunyai efek mengurangi hidung tersumbat.
Obat-obat yang dapat digolongkan sebagai dekongestan hidung antara lain : fenilpropanolamin, fenilefrin,
pseudoefedrin dan efedrin.

d. Ekspektoran dan Mukolitik Ekspektoran dan mukolitik digunakan untuk batuk berdahak, dimaksudkan
untuk mempermudah pengeluaran dahak. Zat aktif yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain gliseril
guaiakolat, ammonium klorida, bromheksin.

e. Antitusif Antitusif yaitu obat yang bekerja pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan
ambang rangsang batuk. Zat aktif yang termasuk antitusif antara lain dekstrometorfan HBr dan difenhidramin
HCl (dalam dosis tertentu). (BPOM, 2006)
2.2 BRONKHITIS

1. Pengertian
Bronkhitis adalah inflamasi jalan pernafasan dengan penyempitan atau hambatan jalan nafas di tandai
peningkatan produksi sputum mukoid, menyebabkan ketidak cocokan ventilasi- perfusi dan menyebabkan
sianosis .Bronkhitis adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung dan tenggorokan di mana
bronkus merupakan suatu pipa sempit yang berawal pada trakhea, yang menghubungkan saluran
pernafasan atas, hidung, tenggorokan, dan sinus ke paru. Gejala bronkhitis di awali dengan batuk pilek,
akan tetapi infeksi ini telah menyebar ke bronkus, sehingga menjadikan batuk akan bertambah parah dan
berubah sifatnya

2. Klasifikasi bronkhitis
Bronchitis terbagi menjadi 2 jenis sebagai berikut :
a. Bronchitis akut. Yaitu, bronchitis yang biasanya datang dan sembuh hanya dalam waktu 2 hingga 3
minggu saja. Kebanyakan penderita bronchitis akut akan sembuh total tanpa masalah yang lain.
b. Bronchitis kronis. Yaitu, bronchitis yang biasanya datang secara berulang-ulang dalam jangka waktu
yang lama. Terutama, pada perokok. Bronchitis kronis ini juga berarti menderita batuk yang dengan
disertai dahak dan diderita selama berbulan-bulan hingga tahunan.

3. Etiologi Bronchitis
Etiologi Bronchitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti rhinovirus, Respiratory Syncitial
Virus (RSV), virus influenza, virus par influenza, dan Coxsackie virus. Bronchitis adalah suatu
peradangan pada bronchus yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme baik virus, bakteri,
maupun parasit.Bronkitis akut merupakan proses radang akut pada mukosa bronkus berserta cabang–
cabangnya yang disertai dengan gejala batuk dengan atau tanpasputum yang dapat berlangsung sampai 3
minggu. Tidak dijumpai kelainanradiologi pada bronkitis akut. Gejala batuk pada bronkitis akut harus
dipastikantidak berasal dari penyakit saluran pernapasan lainnya
Bronkitis akut dapat disebabkan oleh:
a. Infeksi virus: influenza virus, parainfluenza virus, respiratory syncytialvirus (RSV), adenovirus,
coronavirus, rhinovirus, dan lain-lain.
b. Infeksi bakteri: Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis,Haemophilus influenzae, Streptococcus
pneumoniae, atau bakteri atipik (Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumonia, Legionella).
c. Jamur
d. Noninfeksi: polusi udara, rokok, dan lain-lain.Penyebab bronkitis akut
yang paling sering adalah infeksi virus yakni sebanyak 90% sedangkan
infeksi bakteri hanya sekitar < 10%
Bronchitis kronik dan batuk berulang adalah sebagai berikut:
a. Asma
b. Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronchitis).
c. Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi
mycoplasma, chlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.
d. Penyakit paru yang telah ada misalnya bronchiectasis.
e. Sindrom aspirasi.
f. Penekanan pada saluran napas.
g. Benda asing
h. Kelainan jantung bawaan
i. Kelainan sillia primer
j. Defisiensi imunologis
k. Kekurangan anfa-1-antitripsin
l. Fibrosis kistik
m. Psikis
Tidak seperti bronchitis akut, bronchitis kronis terus berlanjut dan merupakan penyakit yang serius.Merokok
adalah penyebab yang paling besar, tetapi polusi udara dan debu atau gas beracun pada lingkungan atau
tempat kerja juga dapat berkontribusi pada penyakit ini.
Faktor yang meningkatkan risiko terkena bronchitis antara lain:
a. Merokok
b. Daya tahan tubuh yang lemah, dapat karena baru sembuh dari sakit atau kondisi lain yang membuat daya
tahan tubuh menjadi lemah.
c. Kondisi dimana asam perut naik ke esophagus (gastroesophageal reflux disease).
d. Terkena iritan, seperti polusi, asap atau debu.

4. Tanda dan Gejala Penderita Bronkhitis


a. Sesak nafas / Dispnea
Sesak nafas atau dispnea adalah perasaan sulit bernafas dan merupakan gejala yang sering di jumpai pada
penderita bronkhitis. Tanda objektif yang dapat di amati dari sesak nafas adalah nafas yang cepat, terengah-
engah, bernafas dengan bibir tertarik kedalam (pursed lip), hiperkapnia (berkurangnya oksigen dalam darah),
hiperkapnia atau meningkatnya kadar karbondioksida dalam darah.
b. Nafas berbunyi
Bunyi mengi (weezing) adalah suara pernafasan yang di sebabkan oleh mengalirnya udara yang melalui
saluran nafas sempit akibat kontriksi atau ekskresi mucus yang berlebihan
c. Batuk dan sputum
Batuk adalah gejala paling umum pada penderita bronkhitis, seringkali pada penderita bronkhitis mengalami
batuk- batuk hampir setiap hari serta pengeluaran dahak sekurang- kurangnya 3 bulan berturut- turut dalam
satu tahun dan paling sedikit 2 tahun.
d. Nyeri dada.
Nyeri dada sering sekali terjadi pada penderita bronkitis karena ada inflamasi pada bronkus. Pada penderita
bronkitis rasa nyeri di dada di rasakan dengan tingkat keparahan penyakit.
e. Nafas cuping hidung
Pada balita dan anak- anak penderita bronkhitis kadang terjadi adanya nafas cuping hidung, tetapi tidak semua
penderita bronkhitis mengalami hal tersebut.Dengan adanya cuping hidung berarti terdapat gangguan pada
sistem pernafasan yang menyebabkan kepayahan dalam bernafas
5. Patofisiologi Bronkhitis
Bronkhitis akut dikaraterisiroleh adanya infeksi pada cabang trakeobrokhial.Infeksi ini menyebabkan
hiperemia dan edema pada memberan mukosa, yang kemudian menyebabkan peningkatan sekresi dahak
bronchial.Karena adanya perubahan memberan mukosa ini, maka terjadi kerusakan pada epitelia saluran nafas
yang menyebabkan berkurangnya fungsi pembersihan mukosilir.Selain itu, peningkatan sekresi dahak
bronchial yang dapat menjadi kental dan liat, makin memperparah gangguan
pembersihan mukosilir.Perubahan ini bersifat permanen, belum diketahui, namun infeksi pernafasan akut yang
berulang dapat berkaitan dengan peningkatan hiper-reaktivitas saluran nafas, atau terlibat dalam fatogenesis
asma atau PPOK. Pada umumnya perubahan ini bersifat sementara dan akan kembali normal jika infeksi
sembuh
6. Manifestasi klinis Bronkhitis
a. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
b. Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan.
c. Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
d. Bengek
e. Lelah
f. Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
g. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
h. Pipi tampak kemerahan
i. Sakit kepala
j. Gangguan penglihatan
k. Sedikit demam.

7. Komplikasi Bronkhitis
Ada beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien, antara lain :
a. Bronchitis kronik
b. Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronchitis sering mengalamiinfeksi berulang biasanya sekunder
terhadap infeksi pada saluran nafas bagian ata. Hal ini sering terjadi pada mereka drainase sputumnya kurang
baik.
c. Pleuritis.
d. Efusi pleura atau empisema
e. Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi supuratif pada bronkus. Sering
menjadi penyebab kematian
f. Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena (arteri pulmonalis), cabang arteri (arteri
bronchialis) atau anastomisis pembuluh darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan tidak terkendali merupakan
tindakan beah gawat darurat.
g. Sinusitis merupakan bagian dari komplikasi bronchitis pada saluran nafas
h. Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabang-cabang arteri dan vena pulmonalis pada
dinding bronkus akan terjadi arterio-venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis sentral,
selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi hipertensi pulmonal, kor pulmoner kronik,.
Selanjutnya akan terjadi gagal jantung kanan.
i. Kegagalan pernafasan merupakan komlikasi paling akhir pada bronchitis yang berat da luas
j. Amiloidosis keadaan ini merupakan perubahan degeneratif, sebagai komplikasi klasik dan jarang terjadi.
Pada pasien yang mengalami komplikasi ini dapat ditemukan pembesaran hati dan limpa serta proteinurea.

8. Penatalaksanaan Bronkhitis
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita diberikan aspirin atau acetaminophen;
kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum
banyak cairan.Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya adalah
infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang
sebelumnya memiliki penyakit paru-paru.Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprim-sulfametoksazol,
tetracyclin atau ampisilin.Erythromycin diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah Mycoplasma
pneumoniae.Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin.Jika penyebabnya virus, tidak diberikan
antibiotik.

9. Diagnosa keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus.
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.
2.3 PNEUMONIA
1. Definisi

Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang biasanya disebabkan oleh
bakteri-bakteri, virus-virus, atau jamur. Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru
meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan
sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Di dalam buku “Pedoman
Pemberantasan Penyakit ISPA untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita”, disebutkan
bahwa pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang
mengenai bagian paru (jaringan alveoli) (Depkes RI, 2004:4)

Klasifikasi pneumonia antara lain:

1. PneumoniaLobaris

Penyakit pneumonia dimana seluruh lobus ( biasanya 1 lobus ) terkena infeksi scara difusi.
Penyebabnya adalah streptococcus pneumonia. Lesinya yaitu bakteri yang dihasilkannya
menyebar merata ke seluruh lobus.

2. Bronchopneumonia

Pada Bronchopneumonia terdapat kelompok-kelompok infeksi pada seluruh jaringan pulmo


dengan “multiple focl infection” yang terdistibusi berdasarkan tempat dimana gerombolan
bakteri dan debrisnya tersangkut di bronchus. Penyebab utamanya adalah obstruksi bronchus
oleh mukus dan aspirasi isi lambung lalu bakteri terperangkap disana kemudian memperbanyak
diri dan terjadi infeksi pada pulmo. Bronchopneumonia terbagi menjadi 2subtipe,yakni:

a. Pneumonia aspirasi

Mekanisme infeksi terjadi saat partikel-partikel udara membawa bakteri masuk ke


paru-paru. Banyak terjadi pada pasien-pasien post operasi dan pasien-pasien dengan
kondisi yang lemah.

b. Pneumoniaintertitialis

Reaksi inflamasi melibatkan dinding alveoli dengan eksudat yang relatif sedikit dan
sel-sel lekosit poli-morfo-nuklear dalam jumlah yang relatif sedikit. Pneumonia
intertitialis biasanya ada kaitannya dengan infeksi saluran pernapasan atas.
4

Penyebabnya adalah virus ( influenza A dan B, respiratory syncytial virus, dan


rhino virus ) dan mycoplasmapneumonia.

2. Etiologi

Penyebab pneumonia bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi dengan sumber
utama: bakteri, virus, mikroplasma, jamur, dan senyawa kimia maupun partikel.

a. Pneumonia olehbakteri.

Heiskansen et.al (1997) menjelaskan bahwa “S. pneumoniae adalah jenis bakteri penyebab
pneumonia pada anak-anak di semua umur berdasarkan komunitas penyakit pneumonia.
Sedangkan M. pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae adalah penyebab utama pneumonia pada
anak di atas umur 5 tahun.” Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau
malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Seluruh jaringan
paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi sampai usia lanjut.
Pada pencandu alkohol, pasien pasca-operasi, orang-orang dengan penyakit gangguan
pernapasan, dan penurunan kekebalan tubuh adalah golongan yang paling berisiko.

Penelitian lainnya menyebutkan bahwa S.pneumoniae diidentifikasikan sebagai agen etiologi


pada 34 dari 64 pasien (53%) dan pada 34 dari 43 pasien (79%). S.pneumonia adalah pathogen
teridentifikasi yang sering ditemukan pada pasien di segala usia walaupun tidak ada hubungan
antara usia dan kemungkinan jenis darah positif terinfeksi (Wall., et al: 1986).

b. Pneumonia olehvirus

Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Sebagian besar virus-
virus ini menyerang saluran pernapasan bagian atas (terutama pada anak). Namun, sebagian
besar pneumonia jenis ini tidak beratdan dapat disembuhkan dalam waktu singkat. Bila infeksi
terjadi bersamaan dengan virus influensa, gangguan ini masuk ke dalam tingkatan berat dan
kadang menyebabkan kematian. Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak walau
tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhicairan.

4
5

c. Pneumonia olehMikoplasma

Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia.
Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri walaupun memiliki
karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas.
Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia
muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan pada orang yang tidak menjalani pengobatan.

Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda fisiknya bila dibandingkan dengan pneumonia
pada umumnya.Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi saat perang duniaII.

d. Pneumonia jenis lainnya

Pneumonia lain yang jarang ditemukan, yakni disebabkan oleh masuknya makanan, cairan, gas,
debu maupun jamur. Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP) yang diduga disebabkan oleh
jamur, adalah salah satu contoh dari pneumonia jenis lainnya. PCP biasanya menjadi tanda awal
serangan penyakit pada pengidap HIV/AIDS. PCP dapat diobati pada banyak kasus. Namun,
bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan kemudian. Rickettsia (golongan antara virus
dan bakteri yang menyebabkan demam Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis) juga
mengganggu fungsi paru.

3. Patofisiologi

Gejala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh mikroorganisme dan
respon sistem imun terhadap infeksi.Meskipun lebih dari seratus jenis mikroorganisme yang
dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit dari mereka yang bertanggung jawab pada
sebagian besar kasus.Penyebab paling sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab
yang jarang menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi danparasit.

Virus.

Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak.Biasanya virus masuk kedalamparu-paru
bersamaan droplet udara yang terhirup melalui mulut dan hidung.setelahmasuk virus menyerang jalan nafas
dan alveoli. Invasi ini

5
6

sering menunjukan kematiansel, sebagian virus langsung mematikan sel atau melalui suatu tipe
penghancur sel yang disebut apoptosis.Ketika sistem imun (DL leukosit meningkat) merespon
terhadap infeksi virus,dapat terjadi kerusakan paru.Sel darah putih,sebagian besar limfosit, akan
mengaktivasi sejenis sitokin yang membuat cairan masuk ke dalam alveoli.Kumpulan dari sel
yang rusak dan cairan dalam alveoli mempengaruhi pengangkutan oksigen ke dalam aliran
darah (terjadi pertukarangas)

Sebagai tambahan dari proses kerusakan paru,banyak virus merusak organ lain dan kemudian
menyebabkan fungsi organ lain terganggu.Virus juga dapat membuat tubuh rentan terhadap
infeksi bakteri, untuk alasan ini, pneumonia karena bakteri sering merupakan komplikasi dari
pneumonia yang disebabkan oleh virus.Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus seperti
vitus influensa,virus syccytial respiratory (RSV), adenovirus metapneumovirus.Virus herpes
simpleks jarang menyebabkan pneumonia kecuali pada bayi baru lahir. Orang dengan masalah
pada sistem imun juga berresiko terhadap pneumonia yang disebabkan
olehcytomegalovirus(CMV).

Bakteri.

Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada di udara dihirup,tetapi
mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah ketika ada infeksi pada bagian lain
dari tubuh.Banyak bakteri hidup pada bagian atas dari saluran pernapasan atas seperti
hidung,mulut,dan sinus dan dapat dengan mudah dihirup menuju alveoli.Setelah memasuki
alveoli,bakteri mungkin menginvasi ruangan diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga
penghubung.Invasi ini memacu sistem imun untuk mengirim neutrophil yang adalah tipe dari
pertahanan sel darah putih,menuju paru.Neutrophil menelan dan membunuh organisme yang
berlawanan dan mereka juga melepaskan cytokin,menyebabkan aktivasi umum dari sistem
imun.Hal ini menyebabkan demam,menggigil,dan mual umumnya pada pneumoni yang
disebabkan bakteri dan jamur.Neutrophil,bakteri,dan cairan dari sekeliling pembuluh darah
mengisi alveoli dan mengganggu transportasioksigen.

Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah menyebabkan
penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok dengan

6
7

tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh seperti otak,ginjal,dan
jantung.Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-paru dan dinding dada(cavitas
pleura) menyebabkan komplikasi yang dinamakan empyema.Penyebab paling umum dari
pneumoni yang disebabkan bakteri adalah Streptococcus pneumoniae,bakteri gram negatif dan
bakteri atipikal.Penggunaan istilah “Gram positif” dan “Gram negatif” merujuk pada warna
bakteri(unguatau merah) ketika diwarnai menggunakan proses yang dinamakan pewarnaan
Gram.Istilah “atipikal” digunakan karena bakteri atipikal umumnya mempengaruhi orang yang
lebih sehat,menyebabkan pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada antibiotik yang
berbeda dari bakteri yanglain.

Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada hidung atau mulut dari
banyak orang sehat. Streptococcus pneumoniae, sering disebut”pneumococcus” adalah bakteri
penyebab paling umum dari pneumoni pada segala usia kecuali pada neonatus.Gram positif
penting lain penyebab dari pneumonia adalah Staphylococcus aureus.Bakteri Gram negatif
penyebab pneumonia lebih jarang daripada bakteri gram negatif.Beberapa dari bakteri gram
negatif yang menyebabkan pneumoni termasuk Haemophilus influenzae,Klebsiella
pneumoniae,Escherichia coli,Pseudomonas aeruginosa,dan Moraxella catarrhalis.Bakteri ini
sering hidup pada perut atau intestinal dan mungkin memasuki paru-paru jika muntahan
terhirup.Bakteri atipikal yang menyebabkan pneumonia termasuk Chlamydophila
pneumoniae,Mycoplasma pneumoniae,dan Legionellapneumophila.

Jamur

Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal ini mungkin terjadi pada individu
dengan masalah sistem imun yang disebabkan AIDS,obat- obatan imunosupresif atau masalah
kesehatan lain.patofisiologi dari pneumonia yang disebabkan oleh jamur mirip dengan
pneumonia yang disebabkan bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur paling sering
disebabkan oleh Histoplasma capsulatum,Cryptococcus neoformans,Pneumocystis jiroveci
dan Coccidioides immitis.Histoplasmosis paling sering ditemukan pada lembah sungai
Missisipi,dan Coccidiomycosis paling sering ditemukan pada Amerika Serikat bagian barat
daya.

7
11

Parasit

Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi paru-paru.Parasit ini secara khas
memasuki tubuh melalui kulit atau dengan ditelan.Setelah memasuki tubuh,mereka berjalan
menuju paru-paru,biasanya melalui darah.Terdapat seperti pada pneumonia tipe lain ,kombinasi
dari destruksi seluler dan respon imun yang menyebabkan ganguan transportasi oksigen.Salah
satu tipe dari sel darah putih,eosinofil berespon dengan dahsyat terhadap infeksi
parasit.Eosinofil pada paru-paru dapat menyebabkan pneumonia eosinofilik yang
menyebabkan komplikasi yang mendasari pneumonia yang disebabkan parasit.Parasit paling
umum yang dapat menyebabkan pneumonia adalah Toxoplasma gondii,Strongioides
stercoralis danAscariasis.

4. Penatalaksanaan
1. Indikasi MRS:

a. Ada kesukaran nafas,toksis

b. Sianosis

c. Umur kurang 6bulan

d. Ada penyulit, misalnya :muntah-muntah, dehidrasi,empiema

e. Diduga infeksi olehStafilokokus

f. Imunokompromais

g. Perawatan di rumah kurangbaik

h. Tidak respon dengan pemberian antibiotikaoral

2. Pemberian oksigenasi : dapat diberikan oksigen nasal atau masker, monitor


dengan pulse oxymetry. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasi
mekanik.
3. Mempertahankan suhu tubuh normal melalui pemberiankompres

4. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu cairan parenteral). Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan statushidrasi.
5. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai diet enteral bertahap melalui selang
nasogastrik.
6. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salinnormal
11
12

7. Pemilihan antibiotik berdasarkan umur, keadaan umum penderita dan dugaan


penyebab Evaluasi pengobatan dilakukan setiap 48-72 jam. Bila tidak ada
perbaikan klinis dilakukan perubahan pemberian antibiotik sampai anak
dinyatakan sembuh. Lama pemberian antibiotik tergantung : kemajuan klinis
penderita, hasil laboratoris, foto toraks dan jenis kuman penyebab:
 Stafilokokus : perlu 6 mingguparenteral

 Haemophylus influenzae/Streptokokus pneumonia : cukup 10-14 hari


Pada keadaan imunokompromais (gizi buruk, penyakit jantung bawaan,
gangguan neuromuskular, keganasan, pengobatan kortikosteroid jangka
panjang, fibrosis kistik, infeksi HIV), pemberian antibiotik harus segera dimulai
saat tanda awal pneumonia didapatkan dengan pilihan antibiotik : sefalosporin
generasi3.
Dapat dipertimbangkan juga pemberian :

- Kotrimoksasol pada Pneumonia PneumokistikKarinii

- Anti viral (Aziclovir , ganciclovir) pada pneumonia karenaCMV

- Anti jamur (amphotericin B, ketokenazol, flukonazol) pada pneumonia


karenajamur
- Imunoglobulin

a. Vaksin

Saat ini ada 2 jenis vaksin pneumokokus yaitu vaksin pneumococcal


conjugate (PCV13) dan vaksin polisakarida pneumokokus (PPSV). Berikut tahap
pemberian vaksin :

1. Bayi dan Anak di bawah Usia 2Tahun


a. PCV13 secara rutin diberikan kepada bayi sebagai rangkaian 4 dosis,
satu dosis di setiap usia: 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 12 sampai 15
bulan. Anak-anak yang kehilangan tembakan mereka atau memulai seri
nanti masih harus mendapatkanvaksin.
b. Jumlah dosis yang dianjurkan dan interval antara dosis akan tergantung
pada usia anak saat vaksinasidimulai.

12
2. Anak-anak usia 2 sampai 5Tahun

Sehat anak-anak 24 bulan sampai 4 tahun yang tidak divaksinasi atau belum
menyelesaikan seri PCV13 harus mendapatkan 1 dosis. Anak-anak 24 bulan
sampai 5 tahun dengan kondisi medis seperti berikut ini harus mendapatkan 1
atau 2 dosis PCV13 jika mereka belum menyelesaikan seri 4-dosis. Tanyakan
pada penyedia layanan kesehatan untuk rincian penyakit sel sabit, limpa limpa
rusak atau tidak,koklea implan, cairan cerebrospinal (CSF) kebocoran,HIV /
AIDS atau penyakit lain yang mempengaruhi sistem kekebalan (seperti diabetes,
kanker, atau penyakit hati), kronis jantung atau penyakit paru-paru, atau anak-
anak yang memakai obat yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti
kemoterapi atau steroid.

3. Anak-anak usia 6 sampai 18Tahun

Dosis tunggal PCV13 dapat diberikan kepada anak-anak 6 sampai 18 tahun


dengan kondisi medis tertentu (misalnya, penyakit sel sabit, infeksi HIV, atau
kondisi immunocompromising lainnya, implan koklea, atau kebocoran cairan
serebrospinal), terlepas dari apakah mereka sebelumnya telah menerima vaksin
pneumokokus. Tanyakan pada penyedia layanan kesehatan untuk rincian. PCV
dapat diberikan pada waktu yang sama dengan vaksin lainnya

2.4 ASTHMA BRONCHIALE

A. Definisi Asma bronkheal

Asma bronkial adalah obstruksi jalan napas akut, episodik yang diakibatkan oleh rangsangan

yang tidak menimbulkan respons pada orang sehat. Asma telah didefinisikan sebagai

gangguan yang dikarakteristikkan oleh paroksisme rekurens mengi dan dispnea yang tidak

disertai oleh penyakit jantung atau penyakit lain. Meskipun asma dikarakteristikkan oleh

mengi, tidak semua mengi dihubungkan dengan asma. Mengi lokal unilateral dapat

disebabkan oleh aspirasi benda asing atau oleh tumor. Penyebab lain mencakupemboli

pulmonal, infeksi, gagal ventrikel kiri, fibro- sis kistik, defisiiensi imunologis, cn penyakit

pernapasan karena virus. Mengi selalu suatu tanda bermakna yang harus diselidiki.
Modul Ajar PPKRDiploma III

Patogenesis asma mengacu pada non- spesific hyperirritability pada percabangan (pohon)

trakea. Agens penyebab asma adalah alergen, lingkungan (polusi) dan emosi atau stres.

Asma adalah suatu keadaan klinik yang ditandai oleh terjadinya penyempitan bronkus yang

berulang namun reversibel, dan diantara episode penyempitan bronkus tersebut terdapat

keadaan ventilasi yang lebih normal. Keadaan ini pada orang-orang yang rentan terkena asma

mudah ditimbulkan oleh berbagai rangsangan, yang menandakan suatu keadaan hipere aktivitas bronkus

yang khas. .Penyakit asma adalah penyakit yang terjadi akibat adanya penyempitan saluran

pernapasan sementara waktu sehingga sulit bernapas. Asma terjadi ketika ada kepekaan yang

meningkat terhadap rangsangan dari lingkungan sebagai pemicunya.Diantaranya adalah

dikarenakan gangguan emosi, kelelahan jasmani,perubahan cuaca, temperatur,debu, asap,

bau-bauan yang merangsang, infeksisaluran napas, faktor makanan dan reaksi alergi.

Penyakit asma bronkial di masyarakat sering disebut sebagai bengek, asma, mengi, ampek,

sasak angok, dan berbagai istilah lokal lainnya. Asma merupakan suatu penyakit gangguan

jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode

bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang

menyebabkan penyempitan jalan nafas.

Orang yang menderita asma memiliki ketidak mampuan mendasar dalam mencapai angka

aliran udara normal selama pernapasan (terutama pada ekspirasi). Ketidak mampuan ini

tercermin dengan rendahnya volume udara yang dihasilkan sewaktu melakukan usaha eksirasi

paksa pada detik pertama. Karena banyak saluran udara yang menyempit tidak dapat dialiri dan

dikosongkan secara cepat,tidak terjadi aerasi paru dan hilangnya ruang penyesuaian normal

antara ventilasidan aliran darah paru. Turbulensi arus udara dan getaran mukus bronkus

mengakibatkan suara mengi yang terdengar jelas selama serangan asma, namun tanda fisik ini

juga terlihat mencolok pada masalah saluran napas obstruktif.Diantara serangan asma, pasien

Modul Ajar PPKR | 14


Modul Ajar PPKRDiploma III

bebas dari mengi dan gejala, walaupun reaktivitas bronkus meningkat dan kelainan pada

ventilasi tetap berlanjut. Namun, pada asmakronik, masa tanpa serangan dapat menghilang,

sehingga mengakibatkan keadaan asma yang terus-menenrus yang sering disertai infeksi

bakteri sekunder.

B. Etiologi

Sampai saat ini etiologi dari asma bronchial belum diketahui. Berbagai teori sudah diajukan,

akan tetapi yang paling disepakati adalah adanya gangguan parasimpatis (hiperaktivitas saraf

kolinergik), gangguan simpatis (blok pada reseptor beta adrenergic dan hiperaktifitas reseptor

alfa adrenergik).

Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :

1. Ekstrinsik (alergik).

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik,

seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora

jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik

terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang

disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.

2. Intrinsik (non alergik).

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik

atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi

saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan

dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema.

Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.

Modul Ajar PPKR | 15


Modul Ajar PPKRDiploma III

3. Asma gabungan

Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan

non-alergik.

Berdasarkan Keparahan Penyakitnya :

a. Asma intermiten

Gejala muncul < 1 kali dalam 1 minggu, eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari,

gejala asma malam hari terjadi < 2 kali dalam 1 bulan, fungsi paru normal dan asimtomatik di

antara waktu serangan, Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory Value in 1 second

(PEV1) > 80%

b. Asma ringan

Gejala muncul > 1 kali dalam 1 minggu tetapi < 1 kali dalam 1 hari, eksaserbasi mengganggu

aktifitas atau tidur, gejala asma malam hari terjadi > 2 kali dalam 1 bulan,

PEF dan PEV1 > 80%

c. Asma sedang (moderate)

Gejala muncul tiap hari, eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur, gejala asma malam hari

terjadi >1 kali dalam 1 minggu, menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat dalam

keseharian, PEF dan PEV1 >60% dan < 80%

d. Asma parah (severe)

Gejala terus menerus terjadi, eksaserbasi sering terjadi, gejala asma malam hari seringterjadi,

aktifitas fisik terganggu oleh gejala asma, PEF dan PEV1 < 60%

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan

asma bronchial:

1. Faktor predisposisi

a.  Genetik

2. Faktor presipitasi

Modul Ajar PPKR | 16


Modul Ajar PPKRDiploma III

a.  Alergen

3. Perubahan cuaca

4. Stress

5. Lingkungan kerja

C. Patofisiologi

Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar

bernapas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhiolus terhadap benda-benda

asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai

berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah

antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila

reaksi dengan antigen spesifikasinya.

Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru

yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup

alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang

telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,

diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient),

faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua factor-faktor ini akan

menghasilkan edema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang

kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan

tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.  

Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi

karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar

bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah

akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi.

Modul Ajar PPKR | 17


Modul Ajar PPKRDiploma III

Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi

sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional

dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran

mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.

Gejala Klinis

Gejala patofisiologi
Dispnea, ortopnea, batuk, mengi, sesak dada, Spasme bronkiolus, jebakan udara,
peningkatan nadi paradoksik, penurunan pendataran diafragmatik
bising napas, hiperesonans, hipoksia
Takikardia, pernapasan sulit, lapar udara, Peningkatan kerja pernapasan, keletihan,
retraksi interkostal peningkatan konsumsi oksigen
Sputum kental dan lengket, turgor kulit Peningkatun produksi sputum, dehidrasi,
buruk, tanda lain dari dehidrasi demam yang dihubungkan dengan infeksi
Sputum kental hijau atau kuning Infeksi
Spasme bronkus, eosinofilia, bila ada alergi Inflamasi
Ketakutan/panik Ansietas

Keluhan utama penderita asma ialah sesak napas mendadak, disertai fase inspirasi yang lebih

pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi, dan diikuti bunyi mengi (wheezing), batuk yang

disertai serangn napas yang kumat-kumatan. Pada beberapa penderita asma, keluhan tersebut

dapat ringan, sedang atau berat dan sesak napas penderita timbul mendadak, dirasakan makin

lama makin meningkat atau tiba-tiba menjadi lebih berat.

Wheezing terutama terdengar saat ekspirasi. Berat ringannya wheezing tergantung cepat

atau lambatnya aliran udara yang keluar masuk paru. Bila dijumpai obstruksi ringan atau

kelelahan otot pernapasan, wheezing akan terdengar lebih lemah atau tidak terdengar

sama sekali. Batuk hamper selalu ada, bahkan seringkali diikuti dengan dahak putih

berbuih. Selain itu, makin kental dahak, maka keluhan sesak akan semakin berat.

Modul Ajar PPKR | 18


Modul Ajar PPKRDiploma III

Dalam keadaan sesak napas hebat, penderita lebih menyukai posisi duduk membungkuk

dengan kedua telapak tangan memegang kedua lutut. Posisi ini didapati juga pada pasien

dengan Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Tanda lain yang menyertai sesak

napas adalah pernapasan cuping hidung yang sesuai dengan irama pernapasan. Frekuensi

pernapasan terlihat meningkat (takipneu), otot Bantu pernapasan ikut aktif, dan penderita

tampak gelisah. Pada fase permulaan, sesak napas akan diikuti dengan penurunan PaO2 dan

PaCO2, tetapi pH normal atau sedikit naik. Hipoventilasi yang terjadi kemudian akan

memperberat sesak napas, karena menyebabkan penurunan PaO2 dan pH serta meningkatkan

PaCO2 darah. Selain itu, terjadi kenaikan tekanan darah dan denyut nadi sampai

110-130/menit, karena peningkatan konsentrasi katekolamin dalam darah akibat respons

hipoksemia

2.5 TBC PARU

1. Definisi Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular
yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV. Penyakit ini
disebabkan oleh hasil dari bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis sendiri dapat
menyerang bagian tubuh manapun, tetapi yang tersering dan paling umum adalah infeksi
tuberkulosis pada paru-paru.

Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui orang yang telah mengidap TBC. Kemudian,
batuk atau bersin menyemburkan air liur yang telah terkontaminasi dan terhirup oleh orang
sehat yang kekebalan tubuhnya lemah terhadap penyakit tuberkulosis. Walaupun biasanya
menyerang paru-paru, penyakit ini dapat memberi dampak juga pada tubuh lainnya, seperti
sistem saraf pusat, jantung, kelenjar getah bening, dan lainnya.

Modul Ajar PPKR | 19


Modul Ajar PPKRDiploma III

2. Patofisiologi
Tuberkulosis paru (TB paru) melibatkan inhalasi Mycobacterium tuberculosis, suatu basil
tahan asam (acid-fast bacilli). Setelah inhalasi, ada beberapa kemungkinan perkembangan
penyakit yang akan terjadi, yaitu pembersihan langsung dari bakteri tuberkulosis, infeksi
laten, atau infeksi aktif.
Ketika seorang pengidap TB paru aktif batuk, bersin, menyanyi, atau meludah, orang ini dapat
mengeluarkan titik-titik air liur kecil (droplets) ke udara bebas.  Droplets yang
berisi Mycobacterium tuberculosis ini, apabila terinhalasi orang lain akan masuk sampai di
antara terminal alveoli paru. Organisme kemudian akan tumbuh dan berkembang biak dalam
waktu 2-12 minggu sampai jumlahnya mencapai 1000-10.000. Jumlah tersebut akan cukup
untuk mengeluarkan respon imun seluler yang mampu dideteksi melalui reaksi terhadap tes
tuberkulin. Namun, tubuh tidak tinggal diam, dan akan mengirimkan pertahanan berupa sel-
sel makrofag yang memakan kuman-kuman TB ini.  Selanjutnya, kemampuan basil tahan
asam ini untuk bertahan dan berproliferasi dalam sel-sel makrofag paru menjadikan
organisme ini mampu untuk menginvasi parenkim, nodus-nodus limfatikus lokal, trakea,
bronkus (intrapulmonary TB), dan menyebar ke luar jaringan paru (extrapulmonary TB).
Organ di luar jaringan paru yang dapat diinvasi oleh Mycobacterium tuberculosis diantaranya
adalah sum-sum tulang belakang, hepar, limpa, ginjal, tulang, dan otak.  Penyebaran ini
biasanya melalui rute hematogen.
Apabila terjadi keterlibatan multi organ, maka TB paru akan memerlukan pengobatan yang
lebih lama, hal ini biasanya sebagai konsekuensi terhadap ketidakpatuhan penderita terhadap
tatalaksana pengobatan TB, atau keterlambatan diagnosis.

3. Etiologi

Tuberkulosis paru (TB paru) adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan


reaksi granula paru. Sebanyak 90% infeksi bersifat laten dan pada penurunan status imunologi
akan menjadi aktif. MDR-TB (multi drug resistent tuberculosis) bervariasi 1,2-14%.

4. Penyebab Tuberkulosis

Penyebab tuberkulosis adalah bakteri yang menyebar di udara melalui semburan air liur dari
batuk atau bersin pengidap TB. Nama bakteri TB adalah Mycobacterium tuberculosis. Berikut
ini beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi tertular TB:

Modul Ajar PPKR | 20


Modul Ajar PPKRDiploma III

 Orang yang sistem kebebalan tubuhnya menurun. Contohnya, pengidap diabetes,


orang yang menjalani rangkaian kemoterapi, atau pengidap HIV/AIDS.

 Orang yang mengalami malanutrisi atau kekurangan gizi.

 Pecandu narkoba.

 Para perokok.

 Para petugas medis yang sering berhubungan dengan pengidap TB.

5. Gejala Tuberkulosis

Tuberkulosis umumnya menyerang paru-paru dengan gejala utama batuk berdahak yang
berlangsung lebih dari 2 minggu. Batuk yang terjadi juga kadang mengeluarkan dahak
berwarna seperti karat atau batuk darah. Pengidap TB juga biasanya akan kehilangan nafsu
makan dan mengalami penurunan berat badan yang disertai dengan demam, keringat malam
hari, dan kelelahan. Jika infeksi tuberkulosis pada paru telah menyebabkan kerusakan pada
paru, akan timbul gejala sesak napas.

Bakteri TB bisa saja bersifat tidak aktif saat masuk ke dalam tubuh, tetapi seiring dengan
berjalannya waktu, akhirnya menyebabkan kemunculan gejala-gejala TB. Pada kasus ini,
kondisi tersebut dikenal sebagai tuberkulosis laten. Sedangkan TB yang langsung memicu
gejala dikenal dengan istilah tuberkulosis aktif.

 6. Pengobatan Tuberkulosis

Dokter biasanya menggunakan beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ini, seperti
rontgen dada, tes Mantoux, tes darah, dan tes dahak. Hal tersebut dikarenakan tuberkulosis
adalah penyakit yang sulit dideteksi, terutama jika pengidapnya adalah anak-anak. Dengan
pengobatan yang benar, penyakit yang serius ini bisa disembuhkan. Langkah pengobatan yang
dibutuhkan adalah dengan mengonsumsi beberapa jenis obat antituberkulosis yang harus
diminum selama jangka waktu tertentu, minimal 6 bulan.

 7. Pencegahan Tuberkulosis

Modul Ajar PPKR | 21


Modul Ajar PPKRDiploma III

Langkah utama yang bisa dilakukan untuk mencegah TB adalah dengan menerima vaksin
BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam
daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia tiga bulan.

Vaksin BCG juga dianjurkan bagi anak-anak, remaja, ataupun orang dewasa yang belum
pernah menerimanya pada waktu bayi. Namun, harap diingat bahwa efektivitas vaksin ini
akan berkurang pada orang dewasa.

Modul Ajar PPKR | 22


Modul Ajar PPKRDiploma III

SOAL!

A. PILIHAN GANDA
1. Seorang pasien mengalami batuk-batuk dan sering berkeringat pada malam hari. Setelah
dilakukan pemeriksaan di laboratorium diketahui bahwa terjadi peradangan pada dinding
alveolus nya. Peradangan tersebut disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis.
Berdasarkan gejala- gejalanya dan faktor penyebabnya pasien tersebut menderita penyakit . . .
.A. Pneumonia

B. Pleuritis

C. Asma

D. TBC (Tuberculosis)

2. Pak Ahmad merasakan nyeri di bagian dadanya ketika bernafas. Hasil pemeriksaan dokter
dapat diketahui bahwa selaput paru-parunya mengalami peradangan. Penyakit yang diderita
Pak Ahmad adalah . . . .

A. Pleuritis

B. Bronkitis

C. Pneumonia

D. Tuberkulosis

3. Pneumonia merupakan penyakit yang menyerang...

a. saluran nafas atas

b. saluran nafas bawah

c. faring

d. nasofaring

e. orofaring

Modul Ajar PPKR | 23


Modul Ajar PPKRDiploma III

4. bakteri penyebab pneumonia salah satunya adalah

a. streptococcus pneumonia

b. staphylococcus aureusc

c. legionella pneumohilliad

d.histoplasma

e. mycoplasma pneumonia

5. Penyebab utama dari penyakit asma adalah

a. genetik

b. adanya elergen

c. lingkungan

d.efek samping obat

e. semua benar

6. berikut ini gejala klinis dari asma , kecuali

a. chees tighness

b. wheezing

c. batuk terutama di mlam hari

d. dahak kental sulit dikeluarkan

e. sering sendawa dan perut kembung

7. menurut global initiativefor asthma (GINA) dibagi menjadi berapa golongan....

a. 2

Modul Ajar PPKR | 24


Modul Ajar PPKRDiploma III

b. 3

c. 4

d. 5

e. 6

8. contoh obat penyakit asma dari gologan antikolinergik adalah..

a. atropine

b. salbutamol

c. aminophyline

d. dexamethason

9. peradangan pada batang tenggorokan disebut dengan

a. asma

b. pnenumonia

c. tbc

d. bronkhitis

10. dua jalur yang dikenal menyebabkan penyakit asma adalah

a. Ig E dan saraf otonom

b. Ig A dan Ig E

c. Ig E dan Ig D

d. semua benar

Modul Ajar PPKR | 25


Modul Ajar PPKRDiploma III

Referensi

https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/tuberkulosis-paru/penatalaksanaan

Prawirohardjo,Sarwono.2010.Ilmu Kebidanan.JAKARTA:PT Bina Pustaka

Asih, Retno., S, Landia., MS, Makmuri. 2006. Naskah Lengkap Continuing Education
Ilmu Kesehatan Anak XXXVI Kapita Selekta Ilmu Kesehatan Anak VI: Pneumonia.

http://eprints.ums.ac.id/24209/2/BAB_1.pdf

https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/tuberkulosis-paru/penatalaksanaan

Prawirohardjo,Sarwono.2010.Ilmu Kebidanan.JAKARTA:PT Bina Pustaka

Dr tambayong, jan.2000.patofisiologi untuk keperawatan.JAKARTA:EGC

Modul Ajar PPKR | 26

Anda mungkin juga menyukai