Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH FARMAKOTERAPI LANJUTAN

BRONKHITIS AKUT

OLEH :
KELOMPOK 7
LETI LISNAWATI DARMA F1F1 13 095
IKKE DIAN NURHAYATI

F1F1 13 106

HANADYA SALSABILA

F1F1 13 108

AMALIAH SAPUTRI H.

F1F1 13 113

WA ODE NIA HELMIA

F1F1 13 114

WA ODE ANGGRE YANI

F1F1 13 118

RAHMAH

F1F1 13 125

JUFRIANA

F1F1 13 126

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi saluran pernafasan adalah penyebab utama morbiditas dan
mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal
akibat infeksi saluran nafas setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi
saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anakanak, dan orang lanjut usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan per
kapita rendah dan menengah. Infeksi saluran nafas juga merupakan salah satu
penyebab utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan
terutama pada bagian perawatan anak.
Bronkitis akut merupakan penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang
setiap tahun angkanya bertambah di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat
penyakit bronkitis menempati peringkat kesepuluh penyebab terbanyak pada
pasien yang menjalani perawatan medis di rumah sakit. Kejadian paling
banyak terjadi pada orang dewasa.
Ditinjau dari prevalensinya, di Indonesia dari 10 penyakit terbanyak pada
rawat jalan, penyakit saluran pernafasan menempati urutan pertama pada
tahun 1999, menjadi kedua pada tahun 2007 dan menjadi pertama pada tahun
2008. Berdasarkan hasil survey kesehatan nasional 2001 diketahui bahwa
penyakit infeksi saluran pernafasan bawah merupakan salah satu infeksi yang
penyebab kematian bayi kedua setelah perinatal.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan bronkhitis akut?
2. Bagaimana patobiologi pada bronkhitis akut?
3. Bagaimana tanda dan gejala pada bronkhitis akut?
4. Bagaimana terapi farmakologi dan non farmakologi pada bronkhitis akut?
C. Tujuan
Tujuan pada makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian bronkhitis akut
2. Untuk mengetahui patobiologi pada bronkhitis akut

3. Untuk mengetahui tanda dan gejala pada bronkhitis akut


4. Untuk mengetahui terapi baik farmakologi maupun non farmakologi pada
bronkhitis akut

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bronkhitis

Bronkhitis adalah kondisi peradangan pada daerah trakheobronkhial.


Peradangan tidak meluas sampai alveoli. Bronkhitis seringkali diklasifikasikan
sebagai akut dan kronik. Bronkhitis akut mungkin terjadi pada semua usia,
namun bronkhitis kronik umumnya hanya dijumpai pada dewasa. Pada bayi
penyakit ini dikenal dengan nama bronkhiolitis. Bronkhitis akut umumnya
terjadi pada musim dingin, hujan, kehadiran polutan yang mengiritasi seperti
polusi udara, dan rokok.
Awal mulanya adanya bronkhitis akut sulit dibedakan dengan infeksi
saluran pernapasan atas. Kemudian adanya bronkhitis akut dan pneumonia
hampir sama. Biasanya, pasien dengan penyakit pneumonia lebih sakit dan
memiliki

beberapa

ketidaknormalan

pada

dada.

Organisme

yang

menyebabkan bronkhitis juga dapat menyebabkan penyakit pneumonia.


Perbedaannya adalah tempat dimana terinfeksi. Bronkhitis menyerang saluran
pernapasan secara luas, dimana pneumonia menyerang saluran pernapasan
kecil dan pundi-pundi udara.
Bronkhitis akut dapat disebabkan baik virus maupun bakteri. Infeksi
yang disebabkan oleh virus kurang lebih sekitar 90% dan yang disebabkan
oleh bakteri sekitar 10%. Virus yang menyerang antara lain Influenza A or B,
adenovirus, rhinovirus, para-influenzae, corona virus, Respiratory Syncytial
Virus (RSV). Bakteri yang menyerang antara lain Mycoplasma pneumoniae,
Chlamydia pneumoniae, Bordetella pertussis.
B. Patobiologi
Bronkhitis akut menggambarkan respon inflamasi dan infeksi pada
epitelium bronkhi. Sel epitel menyerang dan menghilangkan saluran udara ke
tingkat membran bawah berhubungan dengan kehadiran sel limfosit yang
menerobos ke saluran udara. Uji dengan mikroskopik menunjukkan penebalan
pada mukosa bronkhial dan trakeal pada area yang terjadi inflamasi.
C. Tanda dan Gejala
Bronkhitis memiliki manifestasi klinik sebagai berikut

Batuk yang menetap yang bertambah parah pada malam hari serta
biasanya disertai sputum. Rhinorrhea sering pula menyertai batuk dan ini

biasanya disebabkan oleh rhinovirus.


Sesak napas bila harus melakukan gerakan eksersi (naik tangga,

mengangkat beban berat)


Lemah, lelah, lesu
Nyeri telan (faringitis)
Laringitis, biasanya bila penyebab adalah Chlamydia
Nyeri kepala
Demam pada suhu tubuh yang rendah yang dapat disebabkan oleh virus

influenza, adenovirus ataupun infeksi bakteri.


Adanya ronchii
Skin rash dijumpai pada sekitar 25% kasus
Diagnosis bronkhitis dilakukan dengan cara: Tes C- reactive protein

(CRP) dengan sensitifitas sebesar 80-100%, namun hanya menunjukkan 6070% spesifisitas dalam mengidentifikasi infeksi bakteri. Metode diagnosis
lainnya adalah pemeriksaan sel darah putih, dimana dijumpai peningkatan
pada sekitar 25% kasus. Pulse oksimetri, gas darah arteri dan tes fungsi paru
digunakan untuk mengevaluasi saturasi oksigen di udara kamar. Pewarnaan
Gram pada sputum tidak efektif dalam menentukan etiologi maupun respon
terhadap terapi antibiotika.

D. Terapi
1.) Terapi Farmakologi
Terapi Pokok
Tanpa adanya komplikasi yang berupa superinfeksi bakteri,
bronkhitis akut akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tujuan
penatalaksanaan hanya memberikan kenyamanan pasien, terapi
dehidrasi dan gangguan paru yang ditimbulkannya.
Terapi antibiotika pada bronkhitis akut tidak dianjurkan kecuali
bila disertai demam dan batuk yang menetap lebih dari 6 hari, karena

dicurigai adanya keterlibatan bakteri saluran napas seperti S.


pneumoniae, H. Influenzae. Untuk batuk yang menetap > 10 hari
diduga adanya keterlibatan

Mycobacterium pneumoniae sehingga

penggunaan antibiotika disarankan. Untuk anak dengan batuk > 4


minggu

harus

menjalani

pemeriksaan

lebih

lanjut

terhadap

kemungkinan TBC, pertusis atau sinusitis. Lama terapi pada bronkhitis


akut selama 5-14 hari.
Tabel 1. Terapi pada Bronkhitis Akut

Untuk mengelola rasa sakit dan demam dapat diberikan


asetaminofen 325 mg atau ibuprofen 200 mg. Jika terjadi nyeri dada,
adanya suara saat bernapas dan sesak napas dapat diberikan inhaler
salbutamol 100 mcg 1 sampai 2 tiupan.
Antibiotik dapat diberikan jika terjadi resiko komplikasi tinggi
karena adanya penyakit yang sebelumnya ada (jantung, paru-paru,
ginjal, hati, kelainan neuromuscular, gagal jantung, diabetes mellitus,
penggunaan oral glukokortikosteroid). Selain itu dapat diberikan pada
pasien dengan bronchitis akut hampir menuju sakit bronchitis kronis
dengan dua atau lebih gejala seperti meningkatnya volume sputum,
meningkatnya nanah pada sputum meningkatnya terjadi nyeri dada.
Hal ini dapat diberikan amoksisilin 500 mg 2x sehari, atau doksisiklin
200 mg 1x sehari, atau trimetoprim 160 mg/sulphametoxazole 800 mg
2x sehari selama 5-7 hari.
Pasien juga perlu diinformasikan untuk mencuci tangan untuk
mencegah penyebaran infeksi terhadap peralatan rumah tangga, batuk
yang diderita dapat terjadi lebih dari 2 minggu, penggunaan antibiotik
tidak direkomendasikan untuk terapi rutin.

Untuk bronchitis akut disebabkan oleh virus Influenza dapat


diberikan oseltamivir 75 mg 2x sehari selama 5 hari atau zanamivir
inhaler 2x sehari selama 5 hari dengan dosis 2x tiupan (5 mg/tiupan).
Karena antibiotik tidak direkomendasikan untuk terapi rutin pada
bronkhitis, maka dilakukan kontrol gejala pada sindrom perkembangan
viral. Terapi yang biasanya digunakan seperti antitusiv, ekspektoran
dan inhaler. Namun, terapi dengan menggunakan ekspektoran
menunjukkan tidak efektif untuk terapi bronkhitis akut.

Terapi Pendukung
- Bronkhodilasi menggunakan salbutamol, albuterol.
- Analgesik atau antipiretik menggunakan parasetamol, NSAID.
- Antitusiv, codein atau dextrometorfan untuk menekan batuk.
- Vaporizer

2.) Terapi Non Farmakologi


- Banyak beristirahat (terutama jika terjadi demam)
- Banyak meminum air (8-10 gelas per hari)
- Meningkatkan kelembaban dalam lingkungan
- Mencegah iritan pada paru-paru (berhenti merokok)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada hasil makalah ini, yaitu :
1. Bronkhitis adalah kondisi peradangan pada daerah trakheobronkhial yang
menyerang saluran pernapasan secara luas.
2. Patobiologi bronkhitis akut yaitu respon inflamasi dan infeksi pada
epitelium bronkhi. Sel epitel menyerang dan menghilangkan saluran udara
ke tingkat membran bawah berhubungan dengan kehadiran sel limfosit
yang menerobos ke saluran udara sehingga terjadi penebalan pada mukosa
bronkhial dan trakeal pada area yang mengalami inflamasi.
3. Tanda dan gejala bronchitis akut yaitu batuk menetap yang bertambah
parah biasanya disertai sputum, sesak napas bila harus melakukan gerakan
eksersi (naik tangga, mengangkat beban berat), lemah, lelah, lesu, nyeri

telan (faringitis), laringitis, nyeri kepala, demam pada suhu tubuh yang
rendah, adanya ronchii, ruam kulit.
4. Terapi farmakologi pada bronkhitis akut yaitu terapi antibiotik bila infeksi
disebabkan bakteri dan terapi antiviral bila infeksi disebabkan virus dan
terapi pendukung dengan bronkhodilasi, analgetik-antipireutik, antitusiv
dan vaporizer. Terapi non farmakologi seperti banyak beristirahat
(terutama jika terjadi demam), banyak meminum air, meningkatkan
kelembaban dalam lingkungan, dan mencegah iritan pada paru-paru
(berhenti merokok).

DAFTAR PUSTAKA
Albert, R.H., 2010, Diagnosis and Treatment of Acute Bronchitis, American
Family Physician, Vol. 82 (11).
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005, Pharmaceutical Care untuk
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Wenzel, R. P., Fowler, A. A., 2006, Acute Bronchitis, The New England Journal
of Medicine, Vol. 355 (20).

Anda mungkin juga menyukai