Anda di halaman 1dari 2

RINITIS ALERGIKA

Zahratul Riadho

Subjective
- Bersin berulang - Keluar ingus (rinore) encer dan banyak - Hidung tersumbat - Hidung gatal - Kadang disertai banyak air mata keluar (lakrimasi)

Objective
- Pada rinoskopi anterior mukosa edema, basah, berwarna pucat/livid, sekret encer dan banyak, apabila persisten dapat ditemui mukosa inferior hipertropi - Allergic shiner - Allergic salute - Allergic crease - Facies adenoid : Bayangan gelap di daerah bawah mata : Menggosok hidung karena gatal dengan punggung tangan : Garis melintang di dorsum nasi sepertiga bawah : Mulut sering terbuka dengan langit-langit tinggi

- Cobblestone appearance : Dinding posterior faring granuler dan edema - Geographic tounge : Lidah tampak seperti gambaran peta - Pemeriksaan Penunjang lain : Hitung eosinophil bisa normal/tinggi, tes cukit kulit, SET (skin end-point

titration), Intracutaneus provocative dilutional food test, challenge test, sitology hidung, hitung basophil dan PMN, IgE total dan Spesifik.

Analysis
Rinitis Alergika (WHO ARIA 2001) Kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantai IgE.

Klasifikasi WHO ARIA: Berdasarkan sifat berlangsungnya: (1) Intermiten : bila gejala kurang dari 4hari/minggu atau kurang dari 4 minggu (2) Persisten : bila gejala lebih dari 4hari/minggu dan lebih dari 4 minggu

Berdasarkan tingkat berat ringannya penyakit: (3) Ringan : bila tidak mengganggu aktivitas

(4) Sedang-berat : bila telah menyebabkan gangguan aktivitas

Planning
- Sesuai Algoritma rinitis Alergi WHO-ARIA 2001 - Hindari kontak dengan allergen penyebabnya - Antihistamin oral/topikal - Dekongestan oral - Kortikosteroid topikal - Natrium Kromoglikat - Rinore menetap dapat digunakan ipatroprium bromida - Pertimbangan Imunoterapi menetap - Sumbatan hidung menetap dapat dipertimbangkan konkotomi

Anda mungkin juga menyukai