Anda di halaman 1dari 18

FIBROSIS KISTIK

(CYSTIC FIBROSIS)
Oleh : Dr. H. Arif Fadillah, SpPD
Pendahuluan
Fibrosis Kistik adalah kelainan genetik yang
bersifat resesif heterogen dengan gambaran
patobiologik yang mencerminkan mutasi pada
gen regulator transmembrana fibrosis kistik
(cystic fibrosis transmembrane conductance
regulator = CFTR).

Penyakit ini ditandai dengan infeksi saluran
napas kronik yang akhirnya akan menimbulkan
bronkiektasis serta bronkioelaktasis, insufisiensi
kelenjar eksokrin pankreas dan disfungsi
intestinal, fungsi kelenjar keringat yang
abnormal dan disfungsi urogenital.
Patogenesis
Dasar Genetika
Fibrosis kistik merupakan penyakit autosomal
resesif akibat mutasi gen yang terletak pada
kromosom 7, menyebabkan hilangnya fenilamin
pada rantai asam amino 508 ( F508) gen
fibrosis kistik (CFTR).

Protein CTFR
Merupakan rantai asam amino yang berfungsi
sebagai saluran Cl
-
diatur AMP siklik. Mutasi
DF508 menyebabkan proses yang tidak benar
dan pemecahan protein CFTR intraselular,
sehingga tidak ditemukannya protein CFTR pada
lokasi selular.

Patogenesis
Disfungsi Epitel
Epitel yang rusak oleh fibrosis kistik
memperlihatkan fungsi yang berbeda, seperti :
Bersifat volume absorbsi (epitel saluran nafas dan usus
distal)

Bersifat volume sekretoris (pankreas)

Bersifat garam absorbsi tetapi tidak volume absorbsi
(saluran keringat) dimana pada kelenjar keringat
konsentrasi Na
+
dan Cl
-
disekresikan ke lumen kelenjar
normal, tetapi epitel yang melapisi duktus kelenjar tidak
permeabel terhadap Cl
-
.

Patogenesis
Gambaran Patobiologik
Pelebaran saluran kelenjar (dihubungkan dengan
sumbatan oleh mucus) dan ditutupinya permukaan
saluran nafas oleh debris yang tebal, kental dan
berupa mukopurulen yang mengandung banyak
neutrofil.

Kuman patogen seperti Pseudomonas aeruginosa,
Burkholderia cepacia, Staphylococcus aureus dan
Haemophilus influenzae dapat berkembang dengan
baik dalam secret saluran nafas dan tidak mudah
untuk dieradikasi.

Radang paru merupakan penyebab utama yang lain
dari menurunnya fungsi paru pada pasien fibrosis
kistik dan mungkin akan menyebabkan infeksi kronis.
Patogenesis
Gambaran Patobiologik
Tidak adanya aktifitas CFTR normal pada pasien fibrosis
kistik membuat penyumbatan pada organ-organ lain.

Sekret yang tebal dalam saluran pankreas menyebabkan
fibrosis kronik dan kelenjar ditempati lemak atau
keduanya.

Mutasi CFTR menyebabkan kemandulan pada laki-laki
normal.

Tidak berfungsinya CFTR, mencegah reabsorbsi Cl,
sehingga membatasi jumlah garam yang dapat diambil
kembali.

Na juga diabsorbsi secara jelek dan keringat yang muncul
di atas permukaan kulit berisi garam yang berkadar
tinggi.
Manifestasi Klinis
Merupakan gambaran dari kelainan multisistem,
keterlibatan paru adalah dominan.

Selama fase eksaserbasi, batuk menjadi lebih
parah dan dahak makin banyak dan purulen dan
kadang-kadang bercampur darah.

Pada keadaan tersebut di atas sering dijumpai
anoreksia, berat badan menurun dan demam.
Faal paru terganggu dan dijumpai sesak napas.
Akhirnya menyebabkan hipertensi paru dan kor
pulmonal, diikuti gagal napas dan kematian.
Manifestasi Klinis
Juga bisa dijumpai pneumotoraks dan
hemoptisis.

Sering dijumpai Allergic bronchopulmonary
aspergilosis.

Malabsorbsi karena kekurangan eksokrin
pankreas.

Juga dijumpai diabetes mellitus, pankreatitis,
obstruksi usus, intususepsi, kolelitiasis, sirosis
bilier dan azoospermia.
Diagnosis Fibrosis Kistik
Kriteria diagnosis yang baku untuk fibrosis kistik
yang klasik adalah :
Peningkatan konsentrasi yang menetap dari elektrolit
pada kelenjar keringat ditambah dengan gambaran
klinin yang khas (tipe gastrointestinal atau tipe paru dan
kadang-kadang azoospermia obstruktif) atau adanya
riwayat famili.
Diagnosis Fibrosis Kistik
Uji Laboratorium

Uji Keringat
Merupakan uji yang menunjukkan positif kuat (Cl
3
80
mmol/I) bersama dengan manifestasi klinis yang khas.

Foto Toraks
Menunjukkan hiperinflasi, dengan diafragma yang
mendatar. Dinding bronkus menebal, yang dalam
potongan melintang terlihat seperti cincin dan dalam
posisi longitudinal terlihat seperti garis yang paralel.


Diagnosis Fibrosis Kistik
Uji Laboratorium
Uji Faal Paru
Volume residu meningkat, mencerminkan udara yang
terperangkap. Kapasitas difusi normal namun akan
menurun bila penyakit sudah dalam tahap lanjut. Akan
muncul hipoksemia yang progresif karena gangguan faal
paru; hiperkapnia dijumpai dalam fase lanjut.

Genotyping
Mutasi CFTR dapat dipakai untuk mengidentifikasi lebih
dari 90% dari seluruh gen fibrosis kistik.

Diagnosis Fibrosis Kistik
Uji Laboratorium
Analisa Semen
Azoospermia obstruktif merupakan bukti yang kuat dari
fibrosis kistik. Harus dikonfirmasi dengan biopsi testis dan
harus tidak ada penjelasan lain untuk keadaan
azoospermia tersebut (misalnya vasektomi).

Foto Sinus
Pansinusitis sering dijumpai pada fibrosis kistik. Karena
ini tidak biasa pada anak-anak atau dewasa muda maka
keadaan ini sangat menyokong diagnosis fibrosis kistik
atau kelaianan imunologi lain.

Diagnosis Fibrosis Kistik
Uji Laboratorium

Uji Fungsi Kelenjar Eksokrin
Klinisi sering menjumpai pasien dengan keluhan dan tanda
malnutrisi pada pasien fibro kistik dan respon pasien sangat
baik dengan pemberian enzim pankreas. Hal ini merupakan
bukti tambahan tentang adanya kekurangan eksokrin
pankreas.

Bronchoalveoral Lavage (BAL)
BAL selalu menunjukkan persentase yang tinggi dari neutrofil
(50 % pada pasien fibrosis kistik, dibandingkan dengan kira-
kira 3% pada orang normal).

Pengukuran Beda Potensial Nasal
Dilakukan dengan mengukur beda potensial antara elektrode
yang dipasang di lengan dan dicavum nasi. Tidak boleh
dilakukan bila ada infeksi akut.
Pengobatan
Antibiotika

Dua (2) antibiotika diberikan secara parenteral selama
14-21 hari, ditambah dengan pembersihan saluran
napas dan pemberian bronkodilator.

Kombinasi penisilin semi sintetik atau sefalosporin
generasi III dan aminoglikosida diberikan karena kuman
Pseudomonas aeroginosa yang sering merupakan
penyebab.

Antibiotika diberikan secara oral dan siprofloksasin
sering digunakan.
Pengobatan
Bronkodilator
2-agonis dan anti kolinergik memperbaiki ekspirasi dan
jika diberikan secara bersamaan akan memberikan efek
potensiasi. Obat-obat ini juga diberikan pada keadaan
eksaserbasi.

Steroid
Pada anak usia 1-12 tahun, diberikan prednison dosis
tinggi (3 mg/kgBB). Tetapi karena efek samping seperti
gangguan pertumbuhan, gangguan metabolisme glukosa,
maka pengobatan jangka panjang tidak dianjurkan.
Pemberian selama 12 minggu prednisolon, memperbaiki
faal paru.
Pengobatan
Menurunkan Kekentalan Dahak
Kekentalan sekresi saluran napas pada fibrosis kistik
disebabkan oleh banyaknya PMNL (neutrofil) dan hasil-
hasil pemecahannya. DNA dari neutrofil yang mati juga
akan meningkatkan kekentalan dahak. Recombinant
human desoxyribonuclease I (rhDNase I) yang dapat
memakan DNA ekstraselular menurunkan kekentalan
sputum secara in vitro.

Pengobatan Gen
Fibrosis Kistik adalah kelainan gen resesif yang
merupakan target potensial untuk pengobatan
penggantian gen. Uji-uji klinis telah dilakukan namun
hasilnya belum memuaskan.
Pengobatan
Modulasi Farmakologi dari Transport Ion
Dua pendekatan farmakologi menghambat absorbsi Na dan
mengaktifkan Cl alternatif ditemukan untuk menormalkan defek
transport.
Menghambat absorbsi Na
Amirolade yang merupakan suatu antagonis Na akan
menghambat absorbsi Na yang berlebihan.
Aktivasi Cl Alternatif
Obat-obat yang merangsang sekresi Cl lewat jalan yang
tidak tergantung pada cAMP juga dapat digunakan pada
pasien fibrosis kistik.

Fisioterapi
Pada saluran napas, dapat dilakukan fisioterapi dengan cara
drainase
postural, perkusi dinding dada, latihan napas dan olahraga.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai