Anda di halaman 1dari 20

SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

Penyakit Sistem Pernafasan Manusia &


Upaya Pencegahan dan Penanggulangannya
Materi Pembelajaran IPA
Kelas VIII – Semester II
Oleh : Fitria Darmawati, S.Pd
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kajian literatur, peserta didik mampu menyebutkan


macam-macam gangguan pernafasan dengan benar
2. Melalui kegiatan diskusi kelompok peserta didik mampu
menjelaskan gangguan pada system pernafasan dan upaya
pencegahan dan penanggulangannya dengan benar
3. Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik mampu
menganalisis dampak pencemaran udara terhadap
Kesehatan system pernafasan manusia dengan benar
4. Melalui tugas proyek, peserta didik mampu membuat poster
tentang upaya menjaga Kesehatan sistem pernafasan
manusia dengan benar
PENYAKIT SYSTEM PERNAFASAN

Influenza Tonsilitis Faringitis

Pneumonia Tuberculosis (TBC) Asma Kanker Paru-paru


INFLUENZA
Influenza adalah Infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza.

Apakah Virus Influenza itu?


 Virus RNA, golongan Orthomyxoviridae
 Mudah bermutasi
 Memiliki bermacam tipe : A, B, dan C
Gejala yang ditimbulkan tipe A lebih berat dari tipe B, sementara tipe C lebih cenderung
tidak menimbulkan gejala. Tipe A juga paling mudah bermutasi (baik mutasi minor
maupun mutasi mayor)

Apa saja gejala penyakit yang ditimbulkan influenza?


 Demam
 Batuk
 Pilek
 Nyeri kepala
 Nyeri tenggorokan
 Pegal linu
 Lemah lesu
INFLUENZA
Influenza Harus Diwaspadai !!
 INFLUENZA sangat MUDAH MENULAR (Teman, Anggota Keluarga, dan Pasien)
Menular lewat udara dengan perantaraan
• Batuk
• Bersin
• Air liur
• Benda-benda terkontaminasi oleh batuk, bersin, dan air liur

 INFLUENZA menurunkan PRODUKTIVITAS


Tidak masuk kerja atau tidak masuk kuliah, dan sekolah karena terserang influenza

 MENCEGAH lebih baik daripada MENGOBATI


• Biaya pengobatanlebih tinggi
• Rasa tidak nyaman karena gejala influenza selama beberapa hari (pusing, sakit kepala, pegel linu, dsb)

 MEMPERBERAT Penyakit KRONIS Lainnya


• Memperberat penyakit Jantung
• Memperberat penyakit Paru
• Mencegah penderita Diabetes yang rentan terkena flu
• Dapat mengakibatkan kematian karena pneumonia
TONSILITIS
Radang amandel atau tonsilitis adalah kondisi ketika amandel mengalami inflamasi atau
peradangan. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak usia 3–7 tahun. Meski begitu, radang
amandel juga dapat terjadi pada orang dewasa, terutama lansia.

Amandel atau tonsil adalah dua kelenjar kecil di tenggorokan yang berfungsi untuk mencegah infeksi,
khususnya pada anak-anak. Namun, seiring bertambahnya usia dan makin kuatnya daya tahan tubuh,
fungsi amandel mulai tergantikan dan ukurannya secara perlahan akan menyusut.

Penyebab dan Gejala Radang Amandel


Radang amandel disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Beberapa jenis virus yang menjadi penyebab radang
amandel adalah virus yang juga menyebabkan batuk pilek atau flu.
Gejala utama radang amandel adalah pembengkakan amandel dan rasa sakit ketika menelan. Kondisi ini juga
dapat menimbulkan gejala lain, seperti suara serak, demam, bau mulut, batuk, dan sakit kepala.
TONSILITIS

Pengobatan dan Pencegahan Radang Amandel

Radang amandel dapat ditangani dengan terapi mandiri,


pemberian obat, atau operasi. Dokter akan menentukan
metode yang tepat, sesuai dengan hasil pemeriksaan kondisi
pasien.

Radang amandel merupakan kondisi yang dapat dicegah.


Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
penyakit ini adalah dengan menjaga kebersihan diri, agar
infeksi tidak menular ke orang lain.
FARINGITIS
Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan atau faring. Kondisi yang juga disebut
dengan radang tenggorokan ini ditandai dengan tenggorokan nyeri, gatal, dan sakit
saat menelan.

Faringitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Beberapa jenis virus yang bisa
menyebabkan faringitis adalah Influenza, Rhinovirus, dan Epstein-Barr. Walaupun lebih
sering disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri golongan Streptococcus juga bisa
menyebabkan faringitis.
Penyebab Faringitis
Faringitis atau radang tenggorokan paling sering disebabkan oleh infeksi virus. Jenis virus
penyebab faringitis bisa beragam, tetapi umumnya berasal dari golongan
virus Influenza, Adenovirus, Rhinovirus, Coronavirus, dan Epstein-Barr.
Faringitis juga bisa disebabkan oleh penyebaran infeksi dari penyakit lain, seperti pilek, flu,
pertusis, campak, cacar, dan mononukleosis.
Pada beberapa kasus, faringitis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri ini biasanya
berasal dari golongan Streptococcus A. Meski jarang, bakteri lain seperti Neisseria
gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, dan Corynebacterium diphtheriae, juga bisa
menyebabkan faringitis.
FARINGITIS

Pengobatan Faringitis

Pengobatan faringitis bertujuan untuk meredakan keluhan dan gejala,


mengatasi infeksi penyebab faringitis, dan mencegah terjadinya komplikasi.
Dua langkah penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan penanganan
mandiri dan pemberian obat-obatan.
FARINGITIS
Penanganan mandiri
Langkah penanganan mandiri yang bisa dilakukan untuk mengatasi faringitis adalah:
•Beristirahat yang cukup hingga kondisi terasa lebih baik
•Tidak terlalu banyak bicara, terutama bila suara sedang serak
•Minum air putih dalam jumlah yang cukup agar tidak mengalami dehidrasi
•Menggunakan pelembab udara (humidifier) jika udara dalam ruangan terasa kering
•Berkumur dengan air garam hangat untuk meredakan nyeri tenggorokan
•Menghindari paparan asap rokok dan polusi
Pemberian obat-obatan
Bila penanganan faringitis secara mandiri tidak membuat kondisi membaik dalam jangka waktu maksimal
7 hari, penderita perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter mungkin akan meresepkan beberapa jenis
obat, seperti:
•Antibiotik
Antibiotik diberikan pada faringitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Jenis antibiotik untuk radang
tenggorokan yang dipilih biasanya adalah penisilin, amoxicillin, cefaclor, clindamycin,  clarithromycin,
atau erythromycin.
•Benzocaine
Benzocaine diberikan untuk mengatasi sakit tenggorokan dan kesulitan menelan yang sering terjadi pada
faringitis. Bahan ini sering ada di obat kumur atau permen pelega tenggorokan(lozenges).
•Paracetamol atau ibuprofen
Paracetamoldan ibuprofen merupakan antidemam dan antinyeri. Obat-obat diberikan untuk meredakan
nyeri dan menurunkan demam, yang bisa terjadi selama faringitis.
PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia
bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umum
dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas.

Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pada kondisi ini, infeksi
menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua
paru-paru. Akibatnya, alveoli dipenuhi cairan atau nanah sehingga membuat penderitanya
sulit bernapas.

Pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. SARS-CoV-2 yang
menyebabkan COVID-19 adalah salah satu jenis virus yang bisa menyebabkan
pneumonia. Pneumonia terkadang juga bisa muncul beserta penyakit paru-paru lain,
misalnya TB paru.
Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak-anak di
seluruh dunia. Data dari World Health Organization menyebutkan bahwa pada tahun
2019, sebanyak 740.180 anak-anak meninggal akibat pneumonia.
PNEUMONIA

Pengobatan dan Pencegahan Penumonia

Pengobatan pneumonia akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat


keparahan yang dialami pasien. Pneumonia akibat infeksi bakteri akan
ditangani dengan obat antibiotik. Dokter juga dapat memberikan obat
pneumonia lain untuk meredakan gejala batuk, demam, atau nyeri.

Pneumonia dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya menjalani 


vaksinasi, menjaga kebersihan diri, misalnya rajin mencuci tangan dan
tidak menyentuh hidung atau mulut dengan tangan yang belum dicuci, dan
menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit
TUBERCULOSIS (TBC)

Tuberkulosis (TBC)  atau TB adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri. TBC


umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lain, seperti
ginjal, tulang belakang, dan otak.

Menurut WHO, sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020.
Penyakit ini merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak menyebabkan
kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang paling mematikan setelah 
COVID-19.
Penularan dan Gejala Tuberkulosis (TBC)
Penularan tuberkulosis (TBC) terjadi ketika seseorang tidak sengaja menghirup percikan
ludah (droplet) saat seseorang yang terinfeksi TBC bersin atau batuk. Oleh sebab itu, risiko
penularan penyakit ini lebih tinggi pada orang yang tinggal serumah dengan penderita TBC.

TBC pada paru-paru akan menimbulkan gejala berupa batuk lebih dari 3 minggu yang dapat
disertai dahak atau darah. Selain itu, penderita juga akan merasakan gejala lain, seperti
demam, nyeri dada dan berkeringat di malam hari.
TUBERCULOSIS (TBC)

Pengobatan dan Pencegahan Tuberkulosis (TBC)

Pengobatan TBC adalah dengan mengonsumsi obat sesuai


dosis dan anjuran dari  dokter. Jenis obat yang diresepkan
untuk mengatasi TBC antara lain rifampicin dan ethambutol

TBC dapat dicegah dengan vaksin BCG. Pemberian vaksin


ini disarankan sebelum bayi berusia 2 bulan. Pencegahan
juga dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan
orang yang sedang sakit dan memakai masker saat berada
di tempat ramai.
ASMA
Asma adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan sesak
akibat peradangan dan penyempitan pada saluran napas. Asma dapat diderita oleh
semua golongan usia, baik muda maupun tua.

Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif dibandingkan orang normal.
Ketika paru-paru terpapar pemicu asma, maka otot-otot di saluran pernapasan akan kaku
sehingga membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, produksi dahak juga meningkat.
Kombinasi dari kondisi tersebut membuat penderita mengalami gejala asma.
Penyebab dan Gejala Asma
Meskipun penyebabnya belum diketahui secara pasti, ada beberapa hal yang kerap menjadi pemicu asma, yaitu:
 Asap rokok
 Debu
 Bulu hewan
 Udara dingin
 Infeksi virus
 Paparan zat kimia
Sejumlah pemicu tersebut dapat menimbulkan keluhan pada penderita asma, seperti sulit bernapas, batuk, mengi,
dan rasa nyeri atau sesak di dada.
ASMA

Pengobatan dan Pencegahan Asma


Pengobatan asma dapat akan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Tujuannya adalah untuk meredakan gejala asma, mencegah kekambuhan
gejala, serta mengurangi pembengkakan dan penyempitan pada saluran
pernapasan. Metodenya bisa berupa pemberian obat-obatan atau operasi.

Meski sulit dicegah, ada upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari
terjadinya serangan asma, antara lain dengan:
 Menjalani vaksinasi influenza dan pneumonia secara teratur
 Mengetahui pemicu munculnya gejala asma dan menghindarinya
 Melakukan pemeriksaan ke dokter bila gejala tidak juga membaik setelah
menjalani pengobatan
KANKER PARU-PARU

Kanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di paru-paru.


Kanker ini merupakan salah satu kanker yang umum terjadi di
Indonesia. Secara global, kanker paru-paru merupakan
penyebab pertama kematian akibat kanker pada pria dan
penyebab kedua kematian akibat kanker pada wanita.

Meski sering terjadi pada perokok, kanker paru-paru juga bisa terjadi
pada orang yang bukan perokok. Pada orang bukan perokok, kanker
paru-paru terjadi akibat sering terpapar asap rokok dari orang lain (
perokok pasif) atau paparan zat kimia di lingkungan kerja.
KANKER PARU-PARU

Pengobatan dan Pencegahan Kanker Paru-Paru

Kanker paru-paru bisa diobati dengan berbagai cara, tergantung kondisi


penderita dan tingkat keparahan kanker. Penanganan utama terhadap
kanker paru-paru stadium awal adalah dengan operasi. Jika kanker telah
mencapai stadium lanjut, maka penanganan dapat dilakukan dengan
radioterapi dan kemoterapi.

Pencegahan kanker paru-paru dapat dilakukan dengan berhenti merokok


atau menghindari asap rokok. Bagi seseorang yang berisiko terkena kanker
paru-paru, pemeriksaan rutin sebaiknya dilakukan. Selain itu, disarankan
untuk berolahraga secara rutin dan mengonsumsi makanan sehat dan
bergizi seimbang.
KANKER PARU-PARU
Jenis Kanker Paru-Paru
Berdasarkan perkembangannya, kanker paru-paru dapat terbagi dalam dua jenis, yaitu:
1. Kanker paru-paru non-small cell
Kanker paru-paru jenis ini merupakan yang paling sering terjadi, yaitu sekitar 87% dari seluruh kasus
kanker paru-paru. Jenis ini memiliki tiga tipe utama, yaitu adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa,
dan large-cell carcinoma.

2. Kanker paru-paru small cell


Kanker paru-paru jenis ini jarang terjadi. Berbeda dengan kanker paru-paru non-small cell, kanker paru-
paru small-cell dapat menyebar dengan sangat cepat. Sebagian besar kasus kanker paru jenis ini
disebabkan oleh kebiasaan merokok.

3. Penyebab dan Gejala Kanker Paru-Paru


Kanker paru-paru paling sering terjadi akibat kebiasaan merokok. Meski demikian, orang yang tidak
merokok juga dapat menderita kanker paru-paru, terutama jika sering terpapar polusi udara, tinggal di
lingkungan yang tercemar zat berbahaya, atau memiliki keluarga yang menderita kanker paru-paru.
Kanker paru-paru sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul ketika
kanker sudah cukup besar atau telah menyebar ke jaringan dan organ sekitar. Beberapa gejala yang
dapat dirasakan penderita kanker paru-paru adalah batuk kronis, sesak napas, batuk darah, dan nyeri
dada.

Anda mungkin juga menyukai