Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH MANAJEMEN PASIEN S

RINGKASAN DAN CONTOH HAIS

DOSEN :

DISUSUN OLEH :

KEMENKES POLTEKKES RIAU


D – III KEPERAWATAN
2023
A. Infeksi
Infeksi adalah masuknya mikroorganisme patogen dan bereplikasi di dalam
jaringan inang sehingga mengganggu fungsi normal dari inang serta memberikan
respon inflamasi atau peradangan misalnya munculnya luka kronik gangrene
kehilangan organ tubuh bahkan kematian,dan merupakan suatu keadaan yang
disebabkan oleh mikroorganisme patogen, dengan/tanpa disertai gejala klinik.
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi di dalam
jaringan ataupun cairan tubuh yang menimbulkan gejala klinis baik lokal maupun
sistemik .Dalam kamus keperawatan menyebutkan bahwa infeksi ialah invasi dan
multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh khususnya yang menimbulkan
cedera seluler setempat akibat metabolisme kompetitif,, replikasi intraseluler, atau
reaksi antigen antibody

B. HAIs (Healthcare Associated Infections)

infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak
dalam masa inkubasi,
termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang,
juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan
terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

C. Contoh kejadian yang berhubungan dengan HAIs

Infeksi Saluran Pernafasan Akut saat ini masih menjadi


masalah
kesehatan dunia. Tahun 2018 jumlah penderita ISPA terbanyak yaitu terjadi
di negara Amerika Serikat sebanyak 48.325 anak (WHO, 2018).
ISPA adalah peradangan yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran
pernapasan atas maupun bawah. Infeksi ini dapat menimbulkan gejala batuk, pilek,
dan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, termasuk
anak-anak dan lansia. penyakit saluran pernafasan yang bersifat akut dengan
berbagai macam gejala (Sindrom).
Disebabkan oleh berbagai sebab, meskipun organ saluran pernafasan
yang terlibat bagian atas dan bawah adalah hidung, laring, tenggorok,
bronkus, trakea, dan paru-paru, tetapi yang menjadi fokus adalah paru-paru,
penyebab ISPA yaitu bakteri, virus, jamur, dan aspirasi lainya seperti dari faktor
lingkungan kemudian akibat dari ISPA adalah batuk, bersin dan kongesti nasal,
pengeluaran mukus, sakit kepala, demam derajat ringan dan bisa mengakibatkan
pneumonia berat.
Berikut ini adalah contoh-contoh penyebab ISPA:
Infeksi virus
Penyebab ISPA yang paling umum adalah infeksi virus. Kondisi ini juga paling
sering terjadi di saluran pernapasan bagian atas. Beberapa jenis virus tersebut
adalah:

 Rhinovirus
 Respiratory syntical viruses (RSVs)
 Adenovirus
 Parainfluenza virus
 Virus influenza6

Infeksi bakteri
Selain diakibatkan oleh infeksi virus, ISPA juga bisa terjadi karena infeksi
bakteri. Jenis bakteri yang dapat menyebabkan ISPA di antaranya:

 Streptococcus
 Haemophilus
 Staphylococcus aureus
 Klebsiella pneumoniae
 Mycoplasma pneumoniae
 Chlamydia7

Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan
percikan air liur orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan liur akan
menyebar melalui udara, misalnya ketika penderita bersin, batuk, atau berbicara.
Selain melalui cara di atas, virus penyebab ISPA dapat menyebar melalui
sentuhan dengan benda yang terkontaminasi atau berjabat tangan dengan
penderita.

Faktor risiko ISPA


Walaupun penyebarannya mudah, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan
risiko terjadinya ISPA, yaitu:

1. Berusia di bawah 5 tahun atau lanjut usia


Anak usia di bawah 5 tahun dan orang lanjut usia memiliki daya tahan tubuh yang
rendah sehingga rentan terkena infeksi. Di samping itu, penyebaran virus atau
bakteri ISPA di kalangan anak-anak dapat terjadi sangat cepat, karena mereka
sering berinteraksi di tempat ramai, misalnya sekolah.
Selain itu, anak-anak umumnya juga kurang bisa menjaga kebersihan tangan. Hal
ini yang membuat kuman penyebab ISPA dengan mudah menular.

2. Memiliki daya tahan tubuh yang lemah


Sistem kekebalan tubuh sangat berperan penting dalam melawan infeksi virus atau
bakteri. Ketika daya tubuh menurun, misalnya karena menderita AIDS atau
kanker, maka risiko terkena infeksi, termasuk ISPA akan makin meningkat.

3. Menderita gangguan jantung dan paru-paru


ISPA lebih sering terjadi pada seseorang yang sudah menderita penyakit jantung
atau gangguan pada paru-paru sebelumnya.

4. Memiliki kebiasaan merokok atau menjadi perokok pasif


Perokok lebih berisiko mengalami gangguan fungsi paru dan saluran pernapasan.
Hal ini mengakibatkan perokok juga rentan mengalami ISPA dan cenderung lebih
sulit untuk pulih.Selain pada perokok, orang yang terpapar asap rokok (perokok
pasif) juga berisiko terkena ISPA.

5. Sering terpapar polusi udara


Sering terpapar polusi udara juga meningkatkan risiko terkena ISPA. Hal ini
karena zat beracun yang terkandung di dalam polusi apabila terhirup dapat
mengendap di saluran pernapasan bagian atas. Dalam jangka panjang,
pengendapan zat tersebut akan mengiritasi saluran pernapasan dan menyebabkan
ISPA.

Gejala ISPA

Gejala ISPA umumnya berlangsung sekitar 1–2 minggu. Keluhan-keluhan infeksi


saluran pernapasan akut di saluran pernapasan atas dan bawah bisa berbeda.
Pada penderita ISPA yang mengalami infeksi di saluran pernapasan atas, gejala
yang dapat timbul adalah:

 Batuk
 Bersin
 Hidung tersumbat
 Pilek
 Demam
 Mudah lelah
 Sakit kepala
 Sakit tenggorokan atau nyeri saat menelan
 Mengi
 Pembesaran kelenjar getah bening di leher

Sementara itu, gejala ISPA yang terjadi di saluran pernapasan bawah antara lain:

 Batuk berdahak
 Sesak napas
 Demam

Pencegahan ISPA
Pencegahan utama ISPA adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:

 Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat umum.


 Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata.
 Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika bersin atau
batuk, agar penyakit tidak menyebar ke orang lain.
 Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
 Bersihkan rumah dan lingkungan sekitar secara rutin.
 Lakukan olahraga secara rutin.
 Hentikan kebiasaan merokok.
 Dapatkan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, maupun pneumonia,
dan diskusikan dengan dokter mengenai keperluan, manfaat, serta risiko
dari vaksinasi ini.

Anda mungkin juga menyukai