Anda di halaman 1dari 7

KLIPING IPA

Materi:
Gangguan Pada Sistem Pernapasan Manusia

MUHAMMAD DFI SANTOSO


VIII A

1. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa
menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umum dialami penderita
pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas. Pneumonia juga dikenal dengan
istilah paru-paru basah. Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-
kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Akibatnya, alveoli dipenuhi cairan
atau nanah sehingga membuat penderitanya sulit bernapas. Pneumonia bisa disebabkan oleh
infeksi virus, bakteri, atau jamur.
SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 adalah salah satu jenis virus yang bisa
menyebabkan pneumonia. Pneumonia terkadang juga bisa muncul beserta penyakit paru-paru
lain, misalnya TB paru. Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada
anak-anak di seluruh dunia. Data dari World Health Organization menyebutkan bahwa pada
tahun 2019, sebanyak 740.180 anak-anak meninggal akibat pneumonia.
Pengobatan pneumonia akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan yang
dialami pasien. Pneumonia akibat infeksi bakteri akan ditangani dengan obat antibiotik. Dokter
juga dapat memberikan obat pneumonia lain untuk meredakan gejala batuk, demam, atau nyeri.
Pneumonia dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya menjalani vaksinasi, menjaga
kebersihan diri, misalnya rajin mencuci tangan dan tidak menyentuh hidung atau mulut dengan
tangan yang belum dicuci, dan menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit.

2. Covid

Corona Virus Disease 2019 atau yang biasa disingkat COVID-19 adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Penderita COVID-19 dapat
mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas. Sampai saat ini belum diketahui
penyebab dari virus Corona, tetapi diketahui virus ini disebarkan oleh hewan dan mampu
menjangkit dari satu spesies ke spesies lainnya, termasuk manusia.
Diketahui virus Corona berasal dari Kota Wuhan di China dan muncul pada Desember 2019.
Tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan infeksi antara lain tetap berada di rumah,
menghindari bepergian dan beraktivitas di tempat umum, sering mencuci tangan dengan sabun
dan air, tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang tidak dicuci

3. Bronkitis

Bronkitis adalah iritasi atau peradangan di dinding saluran bronkus, yaitu pipa yang
menyalurkan udara dari tenggorokan ke paru-paru. Bronkitis bisa terjadi dalam hitungan hari,
minggu, bahkan bulan. Bronkitis biasanya ditandai dengan batuk yang terkadang disertai dengan
keluarnya dahak atau lendir akibat iritasi di dinding bronkus. Bronkitis yang memburuk dan
tidak ditangani berisiko menyebabkan pneumonia. Pneumonia sendiri dapat ditandai
dengan nyeri dada, demam, dan penurunan kesadaran.
Pengobatan bronkitis adalah dengan mengonsumsi obat batuk berdahak. Pada bronkitis yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter juga akan meresepkan obat antibiotik. Penderita bronkitis
disarankan untuk banyak minum air putih dan beristirahat yang cukup guna membantu proses
pemulihan. Dokter juga mungkin akan menyarankan fisioterapi dada untuk mengurangi gejala.
Bronkitis dapat dicegah dengan tidak merokok, selalu mencuci tangan setiap usai beraktivitas,
dan selalu mengenakan masker untuk menghindari paparan senyawa berbahaya.

4. Faringitis

Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan atau faring. Kondisi yang juga disebut
dengan radang tenggorokan ini ditandai dengan tenggorokan nyeri, gatal, dan sakit saat menelan.
Faringitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan
faringitis adalah Influenza, Rhinovirus, dan Epstein-Barr. Walaupun lebih sering disebabkan
oleh infeksi virus, infeksi bakteri golongan Streptococcus juga bisa menyebabkan faringitis.
Pengobatan faringitis bertujuan untuk meredakan keluhan dan gejala, mengatasi infeksi
penyebab faringitis, dan mencegah terjadinya komplikasi. Dua langkah penanganan yang bisa
dilakukan adalah dengan penanganan mandiri dan pemberian obat-obatan.
Pencegahan faringitis dilakukan dengan menghindari penyebab dan pemicunya. Hal tersebut
dapat diupayakan dengan menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat, seperti:
 Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum dan sesudah
makan, setelah ke toilet, serta setelah batuk atau bersin.
 Hindari menyentuh area wajah dengan tangan yang tidak higienis.
 Selalu tutup mulut dan hidung dengan tangan atau tisu saat batuk.
 Jangan berbagi peralatan makan dan minum atau peralatan mandi dengan penderita
faringitis.
 Hentikan kebiasaan merokok.

5. Tonsilitis

Radang amandel atau tonsilitis adalah kondisi ketika amandel mengalami inflamasi atau
peradangan. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak usia 3–7 tahun. Meski begitu, radang
amandel juga dapat terjadi pada orang dewasa, terutama lansia. Radang amandel disebabkan oleh
infeksi virus atau bakteri. Beberapa jenis virus yang menjadi penyebab radang amandel adalah
virus yang juga menyebabkan batuk pilek atau flu. Gejala utama radang amandel adalah
pembengkakan amandel dan rasa sakit ketika menelan. Kondisi ini juga dapat menimbulkan
gejala lain, seperti suara serak, demam, bau mulut, batuk, dan sakit kepala.
Radang amandel dapat ditangani dengan terapi mandiri, pemberian obat, atau operasi.
Dokter akan menentukan metode yang tepat, sesuai dengan hasil pemeriksaan kondisi pasien.
Radang amandel merupakan kondisi yang dapat dicegah. Salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk mencegah penyakit ini adalah dengan menjaga kebersihan diri, agar infeksi tidak menular
ke orang lain.
6. Flu

Flu atau influenza adalah infeksi virus yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-
paru. Penderita flu dapat mengalami demam, sakit kepala, pilek, hidung tersumbat, serta batuk.
Banyak orang mengira flu sama dengan batuk pilek biasa (common cold). Walaupun gejalanya
mirip, kedua kondisi ini disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Gejala flu lebih parah dan
menyerang secara mendadak, sedangkan gejala batuk pilek biasa cenderung ringan dan muncul
secara bertahap.
Oleh karena itu, untuk menghindari terkena penyakit flu (apapun jenisnya), penting bagi kita
untuk melakukan langkah – langkah pencegahan seperti dibawah ini:
 Mencuci tangan setiap akan makan atau minum dan setelah bersentuhan dengan unggas
atau binatang ternak lainnya.
 Menjaga kesehatan badan dengan cukup tidur, lahraga, makan makanan yang bergizi
serta pintar mengendalikan stress.
 Sebisa mungkin hindari melakukan kontak dengan penderita flu dengan caramengurangi
pergi ke tempat-tempat umum saat flu sedang mewabah.
 Jangan menutup bersin atau batuk dengan tangan. Jika ingin bersin, tutup dengan tisue
lalu segera membuangnya.
 Jangan sering – sering menyentuh muka. Virus flu bisa masuk ke dalam tubuh melalui
mata, hidung, maupun mulut.
 Lakukan relaksasi atau santai. Ini dapat mengaktifkan sistem imunitas tubuh.

7. Laringitis

Laryngitis atau laringitis adalah peradangan yang terjadi pada laring, yaitu bagian dari
saluran pernapasan tempat pita suara berada. Kondisi ini dapat disebabkan oleh iritasi, infeksi,
atau penggunaan laring yang berlebihan. Laringitis biasanya ditandai dengan sakit tenggorokan,
batuk, demam, suara serak, bahkan kehilangan suara. Kebanyakan laringitis bisa pulih sendiri
sekitar 1 minggu tanpa diobati. Namun, pengobatan oleh dokter dapat meredakan gejala yang
mengganggu dan mempercepat kesembuhan.
Untuk menangani laringitis secara mandiri, ada beberapa cara yang dapat dilakukan di
rumah, di antaranya:
 Minum banyak air putih dan tidak mengonsumsi minuman yang berkafein atau
beralkohol
 Menghirup inhaler dengan kandungan mentol untuk melegakan saluran pernapasan yang
terasa tidak nyaman
 Menghindari penggunaan obat-obatan yang dapat membuat tenggorokan kering,
seperti dekongestan
 Menghindari paparan penyebab iritasi dan alergi, seperti asap rokok dan debu
 Berhenti merokok

8. Kanker paru-paru

Kanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di paru-paru. Kanker ini merupakan salah
satu kanker yang umum terjadi di Indonesia. Secara global, kanker paru-paru merupakan
penyebab pertama kematian akibat kanker pada pria dan penyebab kedua kematian akibat kanker
pada wanita. Meski sering terjadi pada perokok, kanker paru-paru juga bisa terjadi pada orang
yang bukan perokok. Pada orang bukan perokok, kanker paru-paru terjadi akibat sering terpapar
asap rokok dari orang lain (perokok pasif) atau paparan zat kimia di lingkungan kerja.
Kanker paru-paru bisa diobati dengan berbagai cara, tergantung kondisi penderita dan
tingkat keparahan kanker. Penanganan utama terhadap kanker paru-paru stadium awal adalah
dengan operasi. Jika kanker telah mencapai stadium lanjut, maka penanganan dapat dilakukan
dengan radioterapi dan kemoterapi. Pencegahan kanker paru-paru dapat dilakukan dengan
berhenti merokok atau menghindari asap rokok. Bagi seseorang yang berisiko terkena kanker
paru-paru, pemeriksaan rutin sebaiknya dilakukan. Selain itu, disarankan untuk berolahraga
secara rutin dan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
9. Asma

Asma atau sesak napas merupakan penyakit yang banyak dialami manusia. Asma adalah
penyakit akibat adanya penyempitan pada saluran napas. Itu terjadi karena otot polos pembentuk
dinding saluran terus berkontraksi. Sehingga menyebabkan gangguan atau kekurangan hormon
adrenalin. Asma bisa disebabkan oleh alergi pada debu, bulu atau asap rokok. Masuknya alergi
itu akan memicu tubuh untuk menghasilkan senyawa kimia, seperti prostaglandun dan histamin.
Biasanya penderita asma sulit untuk bernapas menghirup oksigen. Dada terasa sakit, mengalami
batuk, napas pendek atau napas berbunyi. Sehingga bagi penderita asma sebaiknya menghindari
keadaan atau benda-benda yang bisa memicu asma. Kemudian harus segera ditangani agar tidak
semakin parah.

10. Emfisema

Emfisema adalah penyakit akibat kerusakan jangka panjang pada alveolus, yaitu kantong
udara kecil pada paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya sesak atau sulit
bernapas. Penyebab utama emfisema adalah paparan zat yang dapat mengiritasi paru-paru dalam
jangka panjang, seperti:
 Asap rokok
 Polusi udara
 Asap atau debu bahan kimia dari lingkungan
Meski jarang terjadi, emfisema juga dapat disebabkan oleh kelainan genetik yang
disebut defisiensi alfa-1 antitripsin. Kondisi ini terjadi akibat kekurangan protein alfa-1
antitripsin, yaitu protein yang berfungsi melindungi jaringan elastis pada paru-paru. Emfisema
tidak bisa diobati sepenuhnya. Namun, beberapa penanganan dapat meredakan gejala,
memperlampat perkembangan penyakit, dan meningkatkan kemampuan pasien untuk dapat
beraktivitas dengan normal. Beberapa penanganan tersebut adalah:
 Perbaikan gaya hidup
 Pemberian obat-obatan
 Terapi
 Operasi

Anda mungkin juga menyukai